Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pengendalian Kualitas Kantong di PPI PT Semen Padang dengan Metode SQC (Statistical Quality Control)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MEMAHAMI ANALISIS POHON MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

STATISTICAL PROCESS CONTROL

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAJA TULANGAN SIRIP 25 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPC DI PT. KRAKATAU WAJATAMA Tbk.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi

Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

Kata kunci: Daya Saing, Peningkatan Kualitas yang Berkesinambungan, Kualitas Produk, Kapabilitas Proses (Cp), Indeks Kinerja Kane (Cpk)

DAFTAR ISI. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

Pengurangan Waste pada Bagian Persiapan Pabrik Tekstil: Studi Kasus

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Oleh : Dewi Taurusyanti 1) dan Anida Ovalia Kurniadewi 2) ABSTRAK

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGENDALIAN KUALITAS KAIN DENIM DT 650 PADA DEPARTEMEN WEAVING MENGGUNAKAN P-CHART

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang

Analisa Pengendalian Kualitas Assembly Internal Vessel Dengan Mengunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. VME Process

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri

Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB 2 LANDASAN TEORI

3.1 Persiapan Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ALAT BANTU STATISTIK (SEVEN TOOLS) DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Petunjuk Sitasi: Ardine, N., Lukodono, R. P., & Ardianwiliandri, R. (217). Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi. Prosiding SNTI dan SATELIT 217 (pp. D118-124). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi Nisrina Ardine (1), Rio Prasetyo Lukodono (2), Raditya Ardianwiliandri (3) (1), (2), (3) Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang 65145, Indonesia (1) nisrinaardine@gmail.com, (2) rio_pl@ub.ac.id, (3) raditya_ti_ub@ub.ac.id ABSTRAK PT. Safarijunie Textindo Industry pada saat ini menghasilkan kain. Dalam proses produksi tersebut, pada departemen warping dalam perusahaan ini masih terdapat banyak kendala yang terjadi karena pekerja, mesin, dan bahan benang yang tidak memenuhi standar. Sehingga, pada penelitian ini yang diamati adalah penyebab putus lusi per harinya dari 2 mesin warping yang berbeda untuk 2 jenis benang yang berbeda tersebut secara bersamaan dengan aktivitas penggulungan benang cones menjadi gulungan beam. Pengendalian kualitas dilakukan dengan menggunakan metode seven tools, yaitu membuat peta kendali C dari data penyebab putus lusi yang diketahui batas kendali atas, batas kendali bawah dan rata-rata. Dari peta kendali C didapatkan hasil bahwa yang sangat tidak terkontrol adalah jenis benang Agung Tex dan yang masih terkontrol adalah jenis benang Dunia Tex. Selain itu, membuat diagram pareto dari pengolahan data penyebab putus lusi. Dari diagram pareto didapatkan hasil bahwa pada Agung Tex jenis kerusakan yang tertinggi adalah Fly Waste dari Spinning yaitu 22,92%, sedangkan pada Dunia Tex jenis kerusakan yang tertinggi pada Ring Tension yaitu 19,7%. Setelah itu membuat diagram fish bone. Solusi permasalahan analisa dengan berdasarkan diagram sebab dapat digolongkan menjadi 5 yaitu pada manusia, mesin, material, metode dan lingkungan. Dengan solusi memberian kebijakan waktu untuk istirahat, memberikan ventilasi udara yang lebih banyak, melakukan pengawasan yang lebih teliti dan menyediakan kursi untuk operato, melakukan pergantian ring tension pada mesin, mengganti sisir pengait benang yang kasar, pembersihan kipas dan kecepatan maksimal 2 yard, memilih benang yang berkualitas, memberikan instruksi sejelas-jelasnya dan memberikan sanksi kepada karyawan yang melanggar SOP, membersihkan debu yang berada pada mesin, sekitar mesin dan lingkungan perusahaan dan memperbarui cat bangunan agar memberikan rasa nyaman karyawan saat bekerja. Kata kunci Defect putus lusi, diagram pareto, diagram fishbone, peta kendali C. I. PENDAHULUAN Kondisi dengan persaingan yang ketat baik di pasar lokal maupun internasional, menuntut produsen diharuskan membuat produk yang berkualitas baik. Karena pada dasarnya konsumen menginginkan produk yang berkualitas baik, baik barang ataupun jasa Hal itu dilakukan agar produk bia diterima oleh konsumen dan juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. (Ariani, 23). Pengendalian kualitas merupakan hal penting untuk mempertahankan kualitas dari produk yang dihasilkan. Apabila kualitas sudah baik atau memenuhi standar, maka produk dapat diproses ke proses selanjutnya. Sebaliknya, jika kualitas tidak memenuhi standar, maka produk tidak dapat diproses ke proses selanjutnya dan dapat merugikan perusahaan. (Reksohadiprojo, 2). Dalam pengendalian kualitas terdapat Statistic Process Control (SPC) atau statistik pengendalian kualitas merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik. (Cawley dan Harrold, 1999). D-118

Analisis Perbaikan Kualitas Pada Mesin Warping Terhadap Defect Putus Lusi Didalam SPC, terdapat seven tools yang dapat gunakan, diantaranya adalah peta kendali c yang untuk mengetahui jumlah defect dalam unit produk yang tetap. Lalu Diagram Pareto yang sering digunakan dalam hal pengendalian Mutu. Pada dasarnya, Diagram Pareto adalah grafik yang digunakan untuk melihat penyebab terbesar suatu masalah. (Soewarso, 24). Setelah itu, diagram fishbone adalah merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan (Scarvada, 24) PT. Safarijunie Textindo Industry merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan adalah kain gery dengan orientasi pasar nasional dan internasional, sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan produsen kain grey lainnya. Oleh karena itu perlu diadakannya pengendalian kualitas. PT. Safarijunie Textindo Industry pada saat ini menghasilkan kain. Untuk dapat menghasilkan produk yang baik PT. Safarijunie Textindo Industry menerapkan pengendalian kualitas agar kain yang dihasilkan mempunyai kualitas baik dan mampu bersaing di pasar internasional maupun domestik. Dalam studi kasus di PT. Safarijunie Textindo Industry pada departemen warping dalam perusahaan ini masih terdapat banyak kendala yang terjadi karena pekerja, mesin, dan bahan benang yang tidak memenuhi standar. Sehingga, dalam penelitian ini yang diamati adalah penyebab putus lusi per harinya dari 2 mesin warping yang berbeda untuk 2 jenis benang yang berbeda tersebut secara bersamaan dengan aktivitas penggulungan benang cones menjadi gulungan beam. Data yang diperlukan adalah data penyebab putus lusi pada proses warping. Data tersebut digunakan untuk membuat peta kendali c yang digunakan untuk menganalisis produk yang mengalami cacat atau ketidaksesuaian dan dapat diketahui banyaknya putus lusi pada hasil warping, setelah itu membuat diagram pareto untuk dapat mengetahui penyebab putus lusi yang terbesar dan yang terkecil, dan diagram fishbone untuk mengidentifikasi penyebab dari masalah dan hubungan sebab-akibat. (Badri,212). Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui kualitas hasil warpin terhadap putus lusi dari 2 jenis benang yang berbeda yaitu benang Dunia Tex dan Agung Tex. II. METODE PENELITIAN Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana mahasiswa secara langsung terjun pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam Field Research ini adalah sebagai berikut ini a. Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada supervisor/karyawan/manajer ataupun karyawan yang lain yang kompeten pada saat perusahaan menjalankan proyek yang bersangkutan. Interview yang dilakukan di PT. Safarijunie adalah interview pada manager, koordinator dan operator mesin warping. Interview dilakukan agar dapat mengetahui mengenai proses warping. b. Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data, dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan. Pengambilan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer untuk memperoleh banyaknya putus lusi yang terjadi pada gulungan beam pada mesin warping. Sedangkan, data sekunder untuk memperoleh sejarah perusahaan, struktur organisasi dan juga pengetahuan mengenai proses warping. Langkah yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. D-119

Jumlah Percent Ardine, Lukodono, Ardianwiliandri Mulai Identifikasi Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data: 1. Diagram Pareto 2. Diagram C-Chart 3. Diagram Fishbone Analisa Hasil Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1. Digram Alir Penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Data Dalam pengumpulan data, data yang diperlukan adalah data penyebab putus lusi yang diambil per harinya dari 2 mesin warping yang berbeda dan 2 jenis benang yang berbeda yaitu benang Dunia Tex dan Agung Tex tersebut secara bersamaan. Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya mengolah data untuk mendapatkan pengukuran dari pengumpulan data. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan Diagram Pareto, Diagram Tulang Ikan (Fish Bone) dan Peta Kendali C. Jenis Kerusakan 18 16 14 12 1 8 6 4 2 Ring Tension Diagram Pareto Dunia Tex Fly Waste dari Spinning Putus dari Gulungan Penghantar Ring Tension Serat Sudut Ring Tension Fly Waste Lilitan Tidak Kuat Jumlah 335 292 272 224 213 137 121 16 Percent 19,7 17,2 16, 13,2 12,5 8,1 7,1 6,2 Cum % 19,7 36,9 52,9 66,1 78,6 86,6 93,8 1, Gambar 2. Diagram Pareto Dunia Tex Dari gambar 2 dapat diketahui bahwa penyebab putus lusi terbesar adalah ring tension karena ring tension yaitu 335, memiliki total kumulatif sebesar 335 dan prosentase kumulatif 19,71% dan penyebab putus lusi terkecil lilitan tidak kuat yaitu 16, memiliki total kumulatif sebesar 17 dan prosentase kumulatif 1%. Untuk hasil analisis pareto pada Agung Tex dapat dilihat pada Gambar 3. 1 8 6 4 2 D-12

Jumlah Percent Analisis Perbaikan Kualitas Pada Mesin Warping Terhadap Defect Putus Lusi Jenis Kerusakan 14 12 1 8 6 4 2 Diagram Pareto Agung Tex Fly Waste dari Spinning Ring Tension Penghantar Ring Tension Putus dari Gulungan Serat Sudut Ring Tension Fly Waste Other Jumlah 29 263 252 19 117 92 81 16 Percent 22,3 2,2 19,4 14,6 9, 7,1 6,2 1,2 Cum % 22,3 42,5 61,9 76,5 85,5 92,5 98,8 1, Gambar 3. Diagram Pareto Agung Tex 1 8 6 4 2 Dari Gambar 3. dapat diketahui bahwa Penyebab putus terbesar terdapat pada Fly Waste dari Spinning yakni sebesar 29 atau setara dengan 22,92 % dari jumlah putus lusi secara keseluruhan, diikuti dengan Ring Tension dan Penghantar Ring Tension sebagai ketiga terbesar dan untuk penyebab putus lusi terendah terdapat pada lilitan tidak kuat. Untuk mengevaluasi stabilitas proses pada proses produksi kain dapat digunakan salah satu alat pengendali proses yang biasa dikenal dengan Peta Kendali Kontrol (Control Chart). Pada metode ini menggunakan peta kendali jenis C. Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat dibuat peta kendali C pada Gambar 4. 8 6 4 2 Control Chart Dunia Tex 1 4 7 1 13 16 19 22 25 28 31 34 Jumlah Putus UCL ( Up Control Limit ) Gambar 4. Peta Kendali C Pada Dunia Tex Setelah menghitung dan membuat peta kendali c untuk data Dunia Tex, maka dilakukan perhitungan dan membuat peta kendali untuk data Agung Tex sebagai pembanding. C-Bar LCL ( Lower Control Limit ) 8 7 6 5 4 3 2 1 Control Chart Agung Tex 1 3 5 7 9 111315171921232527293133 Jumlah Putus UCL ( Upper Control Limit ) C- Bar LCL ( Lower Control Limit ) Gambar 5. Peta Kendali Pada Agung Tex Dari peta control C diatas dapat terlihat bahwa data jumlah putus lusi terdapat 6 data yang diluar batas kendali yaitu pada data beam ke 2,5,1,11,15,21. D-121

Ardine, Lukodono, Ardianwiliandri Langkah selanjutnya adalah dengan menganalisis sebab-sebab terjadinya putus lusi tersebut, maka dapat membantu operator dalam melakukan perbaikan berkelanjutan untuk putus lusi yang terjadi. Dengan begitu dapat mengurangi produk cacat produk Dunia Tex sebesar 52,88 % dan untuk produk Agung Tex Sebesar 61,87 % dari jumlah putus lusi secara keseluruhan. Gambar 6 merupakan Diagram tulang ikan (Fish Bone Diagram). Gambar 6. Diagram Tulang Ikan (Fish Bone) Berdasarkan pada Gambar 6 diketahui penyebab putus lusi tinggi antara lain sebagai berikut : 1. Dari segi manusia a. Kinerja operator menurun Kinerja operator dapat menurun karena adanya operator yang jenuh terhadap pekerjaannya. Operator juga merasa lelah dan merasa mengantuk karena jam kerja yang cukup lama dan operator harus berjalan secara terus menerus jika terdapat benang yang putus. b. Operator yang menjalankan tugas kurang Semangat. Semangat kerja berpengaruh terhadap bagaimana operator dalam menjalankan pekerjaan, khususnya saat melakukan inspeksi. Operator yang memiliki semangat akan melakukan pekerjaan secara sungguh-sungguh, begitu sebaliknya. Kurangnya semangat kerja operator bisa disebabkan karena kurangnya motivasi yang diberikan kepada pekerja baik itu fisik maupun nonfisik. c. Kurang pengawasan Kurangnya pengawasan dari atasan atau koordinator lapangan bagian warping menjadikan operator menjadi bermalas-malasan dan kurang teliti. 2. Dari segi Mesin a. Ring Tension. Ring Tension pada mesin banyak yang sudah tidak sesuai standar (aus) dan harus dilakukan pengecekan secara rutin dan mengganti spare part, karena mengakibatkan banyaknya putus benang. b. Penghantar Ring Tension. Pada penghantar Ring Tension yang berbentuk lempengan terasa kasar karena alat tersebut sudah cukup lama, maka harus dilakukan pengecekan dan diganti secara rutin. c. Kecepatan yang tidak sesuai. Kecepatan mesin warping di naikan secara perlahan hingga batas maksimal kecepatan 25 yard. Pada kenyataannya, kecepatan mesin warping sering melampaui batas kecepatan maksimal yang berakibat banyaknya jumlah putus lusi. 3. Dari Segi Material a. Kerusakan benang dalam Cones. Kerusakan benang dapat terjadi dikarenakan adanya kerusakan pada spinning b. Kerusakan pada Beam. D-122

Analisis Perbaikan Kualitas Pada Mesin Warping Terhadap Defect Putus Lusi Kerusakan pada Beam dapat terjadi karena Beam yang sudah kurang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 4. Dari Segi Metode a. Cara setting mesin oleh mekanik kurang sesuai standar. Setting mesin yang kurang sesuai dengan standar operasi dapat menyebabkan proses terganggu. b. Sisir Expansi mesin warping yang tidak sesuai. Sisir Expansi pada mesin warping merupakan alat yang digunakan untuk memasukkan helai benang ke helai lain ke dalam lubang sisir dan dalam keadaan lurus. c. Pengaturan jarak antara ujung benang dengan Ring Tension. Pengaturan jarak antara ujung benang dengan Ring Tension dengan alatnya harus sesuai standar, jarak maksimal 25cm. Jarak harus di sesuaikan terus menerus hingga cones habis dengan jarak 15cm. d. Ukuran sudut Ring Tension tidak sesuai Ukuran pada sudut Ring Tension harus tegak lurus dengan Ring Tension, karena jika sudut miring dan tidak tegak lurus dapat menyebabkan putus lusi. 5. Dari Segi Lingkungan a. Kebersihan mesin kurang. Kebersihan di sekitar mesin masih dikatakan kurang, maka dapat menyebabkan proses warping terkendala. Hal ini terjadi karena debu yang menumpuk dan tidak dibersihkan dengan rutin. B. Usulan Perbaikan Berdasarkan hasil analisa permasalahan diatas didapatkan usulan perbaikan untuk mengurangi kerusakan produk dengan memperbaiki proses warping dan meningkatkan mutu pada faktor manusia, mesin, material, metode dan lingkungan untuk membuat proses produksi dalam warping menjadi lebih baik. Berikut adalah usulan perbaikan berdasarkan analisis dengan diagram sebab-akibat untuk mengurangi putus lusi, yaitu: 1. Dari segi Manusia a. Perusahaan perlu memberikan ventilasi udara yang lebih banyak agar karyawan tidak merasa pengap dan lebih bersemangat dalam bekerja b. Perusahaan memberikan kebijakan waktu untuk istirahat 1-15 menit ditengah waktu down time dalam setiap shift agar operator dapat beristirahat. c. Perusahaan perlu meningkatkan pengawasan agar karyawan menjadi lebih teliti dan tidak bermalas-malasan dengan cara adanya melakukan pengawasan kepada operator agar tetap fokus dan dapat berkonsentrasi terhadap jalannya mesin warping. d. Perusahaan perlu menyediakan kursi untuk operator agar saat down time operator dapat duduk untuk beristirahat. e. Perusahaan perlu mengevaluasi kinerja karyawan, bagi karyawan yang masih banyak melakukan kesalahan perlu dilakukan training kembali dan juga terkhusus bagi karyawan baru. 2. Dari Segi Mesin a. Perlu melakukan pergantian ring tension pada mesin warping agar dapat mengurangi terjadinya putus lusi. b. Perlu melakukan pembersihan kipas pada mesin warping. c. Mengganti sisir pengait benang yang kasar pada mesin warping d. Menggunakan mesin warping dengan kecepatan maksimal 25 yard agar tidak cepat rusak. 3. Dari Segi Material a. Material bahan baku Perusahaan perlu memilih benang yang berkualitas baik dan menjalankan proses dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prosedur. Dengan menggunakan benang yang berkualitas dapat menghasilkan produk yang berkualitas, kuat dan tahan gesekan saat masuk ke proses selanjutnya. 4. Dari segi Metode D-123

Ardine, Lukodono, Ardianwiliandri a. Memberikan instruksi sejelas-jelasnya kepada pekerja baik secara lisan maupun tulisan dan memastikan pekerja melaksanakannya dengan baik. b. Pemberian sanksi atau tindakan tegas kepada karyawan agar tidak melanggar SOP pada proses warping. 5. Dari segi lingkungan a. Meningkatkan kebersihan lingkungan, baik itu mesin maupun sekitar mesin dan juga lingkungan perusahaan, dengan begitu dapat mendukung proses produksi dan kenyamanan pekerja. Menciptakan lingkungan perusahaan yang menyenangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak hal, bisa dengan memperbarui cat bangunan, menata ulang gambar-gambar dan tulisan dan juga dengan menambah gambar-gambar atau tulisan motivasi di tempat yang sesuai, hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi dari sisi psikologis pekerja, yang memberikan rasa nyaman saat bekerja. IV. PENUTUP Dari diagram pareto data penyebab putus lusi pada Dunia Tex dan Agung Tex, didapatkan hasil yang berbeda dalam jenis kerusakan yang paling banyak terjadi. Pada Dunia Tex ada 8 jenis kerusakan atau penyebab putus lusi terdapat 3 jenis kerusakan yang paling banyak terjadi, yaitu pada Ring Tension dengan jumlah kerusakan 335 atau setara dengan 19,71 % dari jumlah putus lusi secara keseluruhan,, kemudian diikuti dengan Fly Waste dari Spinning dan Penghantar Ring Tension. Sedangkan pada Agung Tex ada 8 jenis kerusakan atau penyebab putus lusi terdapat 3 jenis kerusakan yang paling banyak terjadi, yaitu Fly Waste dari Spinning dengan jumlah kerusakan 29 atau setara dengan 22,92 %, kemudian diikuti dengan Ring Tension dan Penghantar Ring Tension. Dari diagram pareto, maka dalam meningkatkan kualitas hasil warping dengan cara memilih benang cones (bahan baku) dari spinning yang kuat, tidak tipis dan juga bahan tidak banyak fly waste. Solusi permasalahan analisa dengan berdasarkan diagram sebab dapat digolongkan menjadi 5 yaitu pada manusia, mesin, material, metode dan lingkungan. Dari segi manusia yaitu salah satunya bisa dapat dengan memberian kebijakan waktu untuk istirahat, memberikan ventilasi udara yang lebih banyak agar tidak merasa pengap, melakukan pengawasan yang lebih teliti dan menyediakan kursi untuk operator. Dari segi mesin yaitu dengan melakukan pergantian ring tension pada mesin, mengganti sisir pengait benang yang kasar, pembersihan kipas dan kecepatan maksimal 2 yard. Dari segi material adalah memilih benang yang berkualitas baik yaitu dengan memilih benang yang kuat, tahan gesekan dan tidak tipis. Dari segi metode yaitu memberikan instruksi sejelas-jelasnya dan memberikan sanksi kepada karyawan yang melanggar SOP. Dari segi lingkungan dengan membersihkan debu yang berada pada mesin, sekitar mesin dan lingkungan perusahaan dan memperbarui cat bangunan agar memberikan rasa nyaman karyawan saat bekerja. DAFTAR PUSTAKA Badri, Sutrisno & Romadhon, 213, Pengendalian Kualitas Produk Dengan Pendekatan Model SQC (Statistical Quality Control) (Aplikasi Model Pada Perusahaan Furniture). http://journal.unwidha.id/index.php/penelitian/article/view/211 Cawley, dan Harold. 1999. Statistical Process Control(SPC) Education. Jakarta: Gramedia Dorothea,Wahyu Ariani, 23, Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Dorothea,Wahyu Ariani, 23, Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Jakarta: Ghaiia Indonesia. Hardjosoedarmo, Soewarso, 24, Total quality management. Yogyakarta: Penerbit Andi Reksohadiprojo, 2, Pengendalian Kualitas Statistik. Jakarta: Gramedia Scarvada, A.J., Tatiana Bouzdine-Chameeva, Susan Meyer Goldstein, Julie M. Hays, Arthur V. Hill. 24. A Review of the Causal Mapping Practice and Research Literature. Second World Conference on POM and 15 th Annual POM Conference, Cancun, Mexico, April 3 May 3, 24. D-124