B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL JL. A. YANI No.38 Telp.(0342) BLITAR

Pencapaian Kinerja Dan Anggaran

KONSISTENSI DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN 2016 SEMESTER I

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

USULAN PERUBAHAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN perkantoran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Kepala Seksi Informasi Kearsipan

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL

RENCANA KINERJA (RENJA) TAHUN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR PENGUKURAN KINERJA ESELON 3 - TAHUN 2017

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Created with XFRX, commercial use prohibited. Hal 1 dari 5

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ... i DAFTAR ISI. ... ii. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan...

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

Martapura, Januari 2017 KEPALA SKPD. Drs. H. ASPIHANI, M.AP NIP

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN. SKPD), adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah - Dinas Sosial Kabupaten Blitar Th

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA (LKj) INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN JOMBANG AKUNTABILITAS KINERJA

Catatan: dalam kesempatan ini akan disampaikan khusus untuk bidang Komunikasi dan Informatika

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN DAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

TAHUN ANGGARAN Kata Pengantar. TRANSMIGRASI KABUPATEN CIANJUR Jalan Raya Bandung KM. 4,5 Telp. (0263) Cianjur 43281

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

RENCANA KERJA TAHUN 2017

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 12 TAHUN 2013 SERI E.9 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014

URUSAN WAJIB SOSIAL. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

KATA PENGANTAR. Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS Tahun 2015

RENCANA KERJA (RENJA)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi

Pemerintah Kabupaten Blitar

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara selalu diikuti

BAB II PERENCANAAN KINERJA

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

RENCANA KERJA (RENJA) BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA SEKRETARIS DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BLITAR SEMESTER I TAHUN 2017

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. pada organisasi privat atau swasta. Anggaran menjadi suatu hal yang sangat

PENETAPAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

KETENAGAKERJAAN DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN SOSIAL Jumlah (Rp) Anggaran Setelah Perubahan

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

3 AKUNTABILITAS KINERJA

BERITA ACARA HASIL REVIU RENSTRA DAN IKU BAPPEDA KOTA BANJAR TAHUN Nomor : 050/367.1/Bappeda VISI

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TEBO PENETAPAN KINERJA DINAS PERKOTAAN PERTAMANAN DAN KEBERSIHAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI TAHUN ANGGARAN 2014

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM Berdasarkan Peraturan Bupati Blitar Nomor: 41 Tahun 207 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Blitar, Nomor: 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah, Nomor: 37 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Blitar, di jelaskan bahwa Dinas Sosial adalah unsur pelaksana teknis daerah yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang kesejahteraan sosial dalam wilayah Kabupaten. B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Sesuai dengan Peraturan Bupati Blitar No.48 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Sosial Kabupaten Blitar memiliki tugas pokok yaitu membantu Bupati melalui Sekretaris Daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang sosial. Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Dinas Sosial memiliki fungsi yaitu: 1) Memvalidasi dan menetapkan kebijakan teknis di bidang sosial. 2) Mengkoordinasi penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sosial. 3) Mengkoordinasikan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang sosial. 4) Memimpin pembinaan unit pelaksana teknis dinas. 5) Mengkoordinasi pelaksanaan urusan tata usaha dinas. 6) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 1

2

C. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED) Analisis isu- isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapantahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan. perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan OPD senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh di abaikan. Isu- isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi OPD adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan dan dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi Dinas Sosial di masa yang akan datang. Suatu kondisi/ kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar. Berlaku demikian juga sebaliknya, jika tidak dimanfaatkan maka akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang. Dari isu- isu strategis yang ada, dapatlah ditarik inti permasalahan yang harus dihadapi oleh Dinas Sosial karena terikat pada tupoksinya sebagai pelaksana teknis urusan sosial. Adapun permasalahan- permasalahan tersebut antara lain: 1) Tingginya jumlah PMKS. 2) Jumlah PMKS baru yang muncul lebih tinggi dari jumlah PMKS yang mampu ditangani dalam 1 tahun. 3) Rendahnya keterampilan PMKS. 4) Jumlah lapangan kerja yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah pencari kerja. 5) Tingginya frekuensi terjadinya bencana dalam satu tahun. 6) Terbatasnya akses ekonomi yang bisa dilakukan karena keterbatasan kondisi alam. 7) Kurangnya sarana sosial/ penampungan sementara/ rumah singgah/ tempat rehabilitasi PMKS. 8) Kurang tersedianya database PMKS untuk mengetahui jumlah PMKS secara akurat. 9) Rendahnya kualitas dan kuantitas bantuan dan penanganan PMKS. 10) Kurangnya SDM yang berkualitas sesuai dengan tupoksi Dinas Sosial untuk mengatasi permasalahan PMKS. 3

BAB II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan Kinerja yang sistematis sangat diperlukan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan selama satu tahun yang akan berjalan. Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan sangat bergantung pada kelengkapan dokumen perencanaan. Jika pelaksanaan kegiatan mengacu pada dokumen perencanaan yang benar, maka tujuan dilaksanakannya suatu kegiatan yang tertuang dalam output kegiatan akan tercapai. Pencapaian output kegiatan yang sesuai akan menjadikan outcome dari suatu program terealisasi dengan baik. Dengan demikian, visi Bupati/ Wakil Bupati terpilih akan dapat terwujud karena visi Bupati/ Wakil Bupati terpilih telah di breakdown menjadi tujuan dan sasaran OPD. Tujuan dan sasaran Dinas Sosial telah dirumuskan menjadi sasaran strategis yang di ukur melalui target indikator kinerja yang tertuang dalam dokumen penjanjian kinerja Dinas Sosial. Berikut adalah tabel perjanjian kinerja yang telah disepakati untuk tahun 2016 Tabel 1 Tabel Perjanjian Kinerja Tahun 2016 No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas Persentase ketercukupan administrasi 100% pelayanan administrasi perkantoran perkantoran 2 Meningkatnya tata kelola organisasi yang akuntabel dan profesional 3 Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur yang profesional 4 Meningkatnya dokumen perencanaan, pelaporan kegiatan dan keuangan yang terselesaikan tepat waktu 5 Meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah Persentase ketercukupan sarana 100% prasarana aparatur Persentase pemenuhan kinerja 100% berdasarkan perjanjian kinerja Persentase pemenuhan dokumen 100% perencaan, pelaporan kinerja dan keuangan Jumlah PMKS yang ditangani 1.586 4

kesejahteraan sosial (PMKS) 6 Meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 7 Meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat Jumlah PMKS yang dibantu Jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan kepada masyarakat 940 12 Kgt Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sasaran strategis yang pertama adalah meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase ketercukupan administrasi perkantoran sebesar 100%. Sasaran strategis yang kedua adalah meningkatnya tata kelola organisasi yang akuntabel dan professional yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase ketercukupan sarana prasarana aparatur sebesar 100%. Sasaran strategis yang ketiga adalah meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur yang professional yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase pemenuhan kinerja berdasarkan perjanjian kinerja sebesar 100%. Sasaran strategis yang keempat adalah meningkatnya dokumen perencanaan, pelaporan kegiatan dan keuangan yang terselesaikan tepat waktu yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase pemenuhan dokumen perencanaan, pelaporan kinerja dan keuangan sebesar 100%. Sasaran strategis yang kelima adalah meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang ditangani sebanyak 1586 orang. Sasaran strategis yang keenam adalah meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang dibantu sebanyak 940 orang. Sasaran strategis yang ketujuh adalah meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan kepada masyarakat sebanyak 12 kegiatan. 5

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA DINAS SOSIAL Untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja sasaran, program/ kegiatan dilakukan melalui media rencana kinerja yang kemudian dibandingkan dengan realisasinya. Pencapaian kinerja sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator kinerja kegiatan yang terdiri dari masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome). Berdasarkan Perencanaan Rencana Kinerja (Renja) Dinas Sosial Kabupaten Blitar Tahun 2016, upaya pencapaian tujuan dan sasaran dijabarkan dalam bentuk 11 (sebelas) program dan 31 (tiga puluh satu) kegiatan. Sebagai upaya untuk mengetahui keberhasilan kenerja instansi maka Dinas Sosial Kabupaten Blitar melakukan penilaian kinerja Tahun 2016, penilaian kinerja dimaksud dimulai dengan menentukan indikator kinerja dan variabelnya. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan indikator input (masukan), output (keluaran), outcome (hasil), benefit (manfaat) dan impact (dampak). Indikator input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Indikator output (keluaran) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa keluaran fisik dan non fisik. Indikator outcome (hasil) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Indikator benefit (manfaat) adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Sedangkan indikator impact (dampak) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan. Berdasarkan penetapan indikator kinerja tersebut (input, output, outcome, benefit dan impact) maka dilakukan pengukuran kinerja dengan jalan menghitung Nilai capaian indikator kinerja. sebagaimana telah dijelaskan di depan bahwa Dinas Sosial Kabupaten Blitar pada Tahun Anggaran 2015 melaksanakan 11 program. Oleh karenaya terhadap ke 11 program tersebut, masing-masing dilakukan pengukuran kinerjanya sesuai dengan perjanjian kinerja dan didapatkan persentase Pencapaian Tingkat Rencana Capaian, terinci sebagai berikut: 6

Tabel 2 Tabel Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian (1) (2) (3) (4) (5) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran Meningkatnya tata kelola organisasi yang akuntabel dan profesional Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur yang profesional Meningkatnya dokumen perencanaan, pelaporan kegiatan dan keuangan yang terselesaikan tepat waktu Meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat Persentase ketercukupan administrasi perkantoran 100% 100% 100% Persentase ketercukupan 100% 100% 100% sarana prasarana aparatur Persentase pemenuhan 100% 0% 0% kinerja berdasarkan perjanjian kinerja Persentase pemenuhan 100% 100% 100% dokumen perencaan, pelaporan kinerja dan keuangan Jumlah PMKS yang 1.586 2.820 177.8% ditangani Jumlah PMKS yang dibantu 940 2.549 271.1% Jumlah kegiatan OPD yang 12 Kgt 16 Kgt 133.3% di sosialisasikan kepada masyarakat 7

Berdasarkan data dari tabel tersebut, jika di uraikan satu per satu menurut sasaran strategis yang telah ditentukan (kecuali program rutin) maka akan diperoleh penjelasan sebagai berikut: Sasaran Strategis Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian (1) (2) (3) (4) (5) Meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Jumlah PMKS yang ditangani 1.586 2.820 177.8 % meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang ditangani, ditargetkan sebanyak 1586 orang. Pada akhir tahun 2016, realisasi kegiatan tersebut ternyata menunjukkan bahwa jumlah PMKS yang ditangani mencapai 2.820 orang. Hal ini berarti kegiatan tersebut terealisasi 177.8% atau 77.8% lebih banyak dari target yang telah ditetapkan di awal tahun. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk sasaran strategis meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) terpenuhi dengan sangat baik. Hal ini terjadi karena: 1. Jumlah PMKS yang perlu dan layak ditangani masih sangat banyak sehingga Dinas Sosial tetap memiliki sasaran PMKS yang akan dilayani. 2. Dinas Sosial Pemkab. Blitar mendapat bantuan dana dari APBN sehingga jumlah yang dilayani bisa lebih banyak dari target yang ditetapkan. 3. Terdapat kegiatan- kegiatan dengan ouput baru yang menyebabkan munculnya jumlah PMKS yang harus dilayani Sasaran Strategis Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian (1) (2) (3) (4) (5) Meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah Jumlah PMKS yang dibantu 940 2.549 271.1% 8

kesejahteraan sosial (PMKS) meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang dibantu, ditargetkan sebanyak 940 orang. Pada akhir tahun 2016, realisasi kegiatan tersebut ternyata menunjukkan bahwa jumlah PMKS yang dibantu mencapai 2.549 orang. Hal ini berarti kegiatan tersebut terealisasi 271.1% atau 171.1% lebih banyak dari target yang telah ditetapkan di awal tahun. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk sasaran strategis meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) terpenuhi dengan sangat baik. Hal ini terjadi karena: 1. Jumlah PMKS yang perlu dan layak dibantu masih sangat banyak sehingga Dinas Sosial tetap memiliki sasaran PMKS yang akan dibantu 2. Dinas Sosial Pemkab. Blitar mendapat bantuan dana dari APBN sehingga jumlah yang dibantu bisa lebih banyak dari target yang ditetapkan. 3. Terjadi beberapa bencana yang tergolong besar dan memakan banyak korban, contohnya: bencana sosial gafatar (10 orang), tanah longsor (18 orang), kebakaran (4 orang), banjir (5 orang), angin putting beliung (37 orang), sehingga jumlah bantuan yang diberikan kepada PMKS jadi bertambah Sasaran Strategis Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian (1) (2) (3) (4) (5) Meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat Jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan kepada masyarakat 12 Kgt 16 Kgt 133.3% meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan lepada masyarakat, ditargetkan sebanyak 12 kegiatan. Pada akhir tahun 2016, realisasi kegiatan tersebut ternyata menunjukkan bahwa jumlah kegiatan yang disosialisasikan mencapai 16 kegiatan. Hal ini berarti kegiatan tersebut 9

terealisasi 133.3% atau 33.3% lebih banyak dari target yang telah ditetapkan di awal tahun. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk sasaran strategis meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat terpenuhi dengan sangat baik. Hal ini terjadi karena: 1. Jumlah kegiatan di tahun 2016 yang dilaksanakan bertambah banyak sehingga jumlah kegiatan yang disosialisasikan pun lebih banyak 2. Perlunya himbauan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang program- program kesejahteraan sosial sehingga jumlah sosialisasipun meningkat. Tabel 3 Perbandingan Realisasi Kinerja Realisasi Sasaran Strategis Indikator kinerja Target 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran Meningkatnya tata kelola organisasi yang akuntabel dan profesional Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur yang profesional Meningkatnya dokumen perencanaan, pelaporan kegiatan dan keuangan yang terselesaikan tepat waktu Meningkatnya pelayanan terhadap Persentase ketercukupan administrasi perkantoran 100% 100% 100% 100% Persentase ketercukupan 100% 100% 100% 100% sarana prasarana aparatur Persentase pemenuhan 100% - - 0% kinerja berdasarkan perjanjian kinerja Persentase pemenuhan 100% 100% 100% 100% dokumen perencaan, pelaporan kinerja dan keuangan Jumlah PMKS yang 1.586 1.034 1.586 2.820 ditangani 10

penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat Jumlah PMKS yang dibantu Jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan kepada masyarakat 940 894 940 2.549 12 Kgt 12 Kgt 12 Kgt 16 Kgt Berdasarkan data dari tabel tersebut, jika di uraikan satu per satu menurut sasaran strategis yang telah ditentukan (kecuali program rutin) maka akan diperoleh penjelasan sebagai berikut: Sasaran Strategis Indikator kinerja Target Realisasi 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Jumlah PMKS yang ditangani 1.586 1.034 1.586 2.820 meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang ditangani, ditargetkan sebanyak 1586 orang. Pada akhir tahun 2014 realisasi dari kegiatan tersebut adalah sebanyak 1.034 orang. Pada akhir tahun 2015 realisasi dari kegiatan tersebut adalah sebanyak 1.586 orang. Pada akhir tahun 2016 realisasi kegiatan tersebut ternyata menunjukkan bahwa jumlah PMKS yang ditangani mencapai 2.820 orang. Hal ini berarti kegiatan tersebut terealisasi 177.8% atau 77.8% lebih banyak dari target yang telah ditetapkan di awal tahun. 11

Hal ini terjadi karena: 1. Jumlah PMKS yang perlu dan layak ditangani masih sangat banyak sehingga Dinas Sosial tetap memiliki sasaran PMKS yang akan dilayani. 2. Dinas Sosial Pemkab. Blitar mendapat bantuan dana dari APBN sehingga jumlah yang dilayani bisa lebih banyak dari target yang ditetapkan. 3. Capaian kinerja dari tahun ke tahun mulai di data dengan benar sehingga seluruh PMKS yang telah ditangani dapat tercatat dan terlaporkan secara akuntabel 4. Terdapat kebijakan- kebijakan yang pro PMKS sehingga pemberian penanganan kepada PMKS semakin lama dapat ditingkatkan 5. Terdapat kegiatan- kegiatan dengan ouput baru yang menyebabkan munculnya jumlah PMKS yang harus dilayani Sasaran Strategis Indikator kinerja Target Realisasi 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Jumlah PMKS yang dibantu 940 894 940 2.549 meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang dibantu, ditargetkan sebanyak 940 orang. Pada akhir tahun 2014 realisasi dari kegiatan tersebut adalah sebanyak 894 orang. Pada akhir tahun 2015 realisasi dari kegiatan tersebut adalah sebanyak 940 orang. Pada akhir tahun 2016, realisasi kegiatan tersebut ternyata menunjukkan bahwa jumlah PMKS yang dibantu mencapai 2.549 orang. Hal ini berarti kegiatan tersebut terealisasi 271.1% atau 171.1% lebih banyak dari target yang telah ditetapkan di awal tahun. Hal ini terjadi karena: 1. Jumlah PMKS yang perlu dan layak dibantu masih sangat banyak sehingga Dinas Sosial tetap memiliki sasaran PMKS yang akan dibantu 12

2. Dinas Sosial Pemkab. Blitar mendapat bantuan dana dari APBN sehingga jumlah yang dibantu bisa lebih banyak dari target yang ditetapkan. 3. Capaian kinerja dari tahun ke tahun mulai di data dengan benar sehingga seluruh bantuan yang diberikan kepada PMKS dapat tercatat dan terlaporkan secara akuntabel 4. Terdapat kebijakan- kebijakan yang pro PMKS sehingga pemberian bantuan kepada PMKS semakin lama dapat ditingkatkan Sasaran Strategis Indikator kinerja Target Realisasi 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat Jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan kepada masyarakat 12 Kgt 12 Kgt 12 Kgt 16 Kgt meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan lepada masyarakat, ditargetkan sebanyak 12 kegiatan. Pada akhir tahun 2104 realisasi dari kegiatan tersebut adalah 12 kegiatan sosialisasi. Pada akhir tahun 2015 realisasi dari kegiatan tersebut adalah 12 kegiatan. Pada kahir tahun 2016, realisasi kegiatan tersebut ternyata menunjukkan bahwa jumlah kegiatan yang disosialisasikan mencapai 16 kegiatan. Hal ini berarti kegiatan tersebut terealisasi 133.3% atau 33.3% lebih banyak dari target yang telah ditetapkan di awal tahun. Hal ini terjadi karena: 1. Jumlah kegiatan di tahun 2016 yang dilaksanakan bertambah banyak dari tahun 2015 dan tahun 2014 sehingga jumlah kegiatan yang disosialisasikan pun lebih banyak 2. Perlunya himbauan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang program- program kesejahteraan sosial sehingga jumlah sosialisasipun meningkat. 3. Terdapat kebijakan- kebijakan yang pro PMKS sehingga jumlah kegiatan yang difokuskan untuk meningkatkan kesejahteraan PMKS semakin lama semakin banyak. 13

Tabel 4 Perbandingan realisasi kinerja s.d akhir periode RPJMD/RENSTRA Target Tingkat Sasaran Strategis Indikator kinerja Akhir Kemajuan Realisasi RPJMD/ RENSTRA (1) (2) (3) (4) (5) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran Meningkatnya tata kelola organisasi yang akuntabel dan profesional Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur yang profesional Meningkatnya dokumen perencanaan, pelaporan kegiatan dan keuangan yang terselesaikan tepat waktu Meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada Persentase ketercukupan administrasi perkantoran 100% 100% 100% Persentase ketercukupan 100% 100% 100% sarana prasarana aparatur Persentase pemenuhan 100% 0% 0% kinerja berdasarkan perjanjian kinerja Persentase pemenuhan 100% 100% 100% dokumen perencaan, pelaporan kinerja dan keuangan Jumlah PMKS yang ditangani 1.586 2.820 177.8% Jumlah PMKS yang 940 2.549 271.1% dibantu Jumlah kegiatan OPD 12 Kgt 16 Kgt 133.3% yang di sosialisasikan kepada masyarakat 14

masyarakat Berdasarkan data dari tabel tersebut, jika di uraikan satu per satu menurut sasaran strategis yang telah ditentukan (kecuali program rutin) maka akan diperoleh penjelasan sebagai berikut: Target Tingkat Sasaran Strategis Indikator kinerja Akhir Kemajuan Realisasi RPJMD/ RENSTRA (1) (2) (3) (4) (5) Meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Jumlah PMKS yang ditangani 1.586 2.820 177.8% meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang ditangani, ditargetkan sebanyak 1586 orang. Pada akhir tahun 2016, realisasi kegiatan tersebut ternyata menunjukkan bahwa jumlah PMKS yang ditangani mencapai 2.820 orang. Hal ini berarti kegiatan tersebut terealisasi 177.8% atau 77.8% lebih banyak dari target yang telah ditetapkan di awal tahun. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa kegiatan tersebut berhasil dilaksanakan dengan baik. Target Tingkat Sasaran Strategis Indikator kinerja Akhir Kemajuan Realisasi RPJMD/ RENSTRA (1) (2) (3) (4) (5) Meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial Jumlah PMKS yang dibantu 940 2.549 271.1% 15

(PMKS) meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang dibantu, ditargetkan sebanyak 940 orang. Pada akhir tahun 2016, realisasi kegiatan tersebut ternyata menunjukkan bahwa jumlah PMKS yang dibantu mencapai 2.549 orang. Hal ini berarti kegiatan tersebut terealisasi 271.1% atau 171.1% lebih banyak dari target yang telah ditetapkan di awal tahun. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa kegiatan tersebut berhasil dilaksanakan dengan baik. Target Tingkat Sasaran Strategis Indikator kinerja Akhir Kemajuan Realisasi RPJMD/ RENSTRA (1) (2) (3) (4) (5) Meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat Jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan kepada masyarakat 12 Kgt 16 Kgt 133.3% meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan lepada masyarakat, ditargetkan sebanyak 12 kegiatan. Pada akhir tahun 2016, realisasi kegiatan tersebut ternyata menunjukkan bahwa jumlah kegiatan yang disosialisasikan mencapai 16 kegiatan. Hal ini berarti kegiatan tersebut terealisasi 133.3% atau 33.3% lebih banyak dari target yang telah ditetapkan di awal tahun. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa kegiatan tersebut berhasil dilaksanakan dengan baik. 16

Tabel 5 Alokasi Per Sasaran Pembangunan Anggaran % No. Sasaran Strategis Indikator kinerja (Rp) Anggaran (1) (2) (3) (4) (5) 1 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran 2 Meningkatnya tata kelola organisasi yang akuntabel dan profesional 3 Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur yang profesional 4 Meningkatnya dokumen perencanaan, pelaporan kegiatan dan keuangan yang terselesaikan tepat waktu 5 Meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 6 Meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 7 Meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat Persentase ketercukupan administrasi perkantoran 293.000.000 5.465 % Persentase ketercukupan 868.196.000 16.194 % sarana prasarana aparatur Persentase pemenuhan 72.100.000 1.345 % kinerja berdasarkan perjanjian kinerja Persentase pemenuhan 25.000.000 0.466 % dokumen perencaan, pelaporan kinerja dan keuangan Jumlah PMKS yang ditangani 334.400.000 6.237 % Jumlah PMKS yang dibantu 2.138.385.600 39.885 % Jumlah kegiatan OPD yang 1.752.738.650 32.692 % di sosialisasikan kepada masyarakat Berdasarkan data dari tabel tersebut, jika di uraikan satu per satu menurut sasaran strategis yang telah ditentukan (kecuali program rutin) maka akan diperoleh penjelasan sebagai berikut: 17

No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Anggaran % (Rp) Anggaran (1) (2) (3) (4) (5) 1 Meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Jumlah PMKS yang ditangani 334.400.000 6.237 % meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang ditangani, ditargetkan sebanyak 1586 orang. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 334.400.000 atau sebesar 6.237 % dari total anggaran Dinas Sosial dan yang terealisasi sebesar 98%. Anggaran tersebut selanjutnya digunakan untuk melaksanakan Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Anggaran % (Rp) Anggaran (1) (2) (3) (4) (5) 1 Meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Jumlah PMKS yang dibantu 2.138.385.600 39.885 % meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang dibantu, ditargetkan sebanyak 940 orang. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar 2.138.385.600 atau sebesar 39.885 % dari total anggaran Dinas Sosial dan yang terealisasi sebesar 77%. Anggaran tersebut selanjutnya digunakan untuk melaksanakan beberapa program, antara lain Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial yang terealisasi sebesar 82%, Program pembinaan para penyandang disabilitas dan eks trauma yang terealisasi sebesar 74%, Program 18

Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo yang terealisasi sebesar 74%, dan Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) yang terealisasi sebesar 55%. No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Anggaran % (Rp) Anggaran (1) (2) (3) (4) (5) 1 Meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat Jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan kepada masyarakat 1.752.738.650 32.692 % meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan lepada masyarakat, ditargetkan sebanyak 12 kegiatan. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar 1.752.738.650 atau sebesar 32.692 % dari total anggaran Dinas Sosial dan yang terealisasi sebesar 94%. Anggaran tersebut selanjutnya digunakan untuk melaksanakan beberapa program, antara lain Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial yang terealisasi sebesar 93%, dan Program kejasama dengan masmedia yang terealisasi sebesar 100%. 19

Tabel 6 Pencapaian Kinerja Dan Anggaran Sasaran/ Program Indikator Kinerja Anggaran (Rp) Target Realisasi Capaian Alokasi Realisasi Capaian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran Meningkatnya tata kelola organisasi yang akuntabel dan profesional Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur yang profesional Meningkatnya dokumen perencanaan, pelaporan kegiatan dan keuangan yang terselesaikan tepat waktu Meningkatnya pelayanan terhadap penyandang Persentase ketercukupan administrasi perkantoran 100% 100% 100% 293.000.000 290.126.909 99% Persentase ketercukupan 100% 100% 100% 868.196.000 705.637.807 95% sarana prasarana aparatur Persentase pemenuhan 100% 0% 0% 72.100.000 0 0% kinerja berdasarkan perjanjian kinerja Persentase pemenuhan 100% 100% 100% 25.000.000 0 100% dokumen perencaan, pelaporan kinerja dan keuangan Jumlah PMKS yang 1.586 2.820 177.8% 334.400.000 326.957.518 98% ditangani 20

masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat Jumlah PMKS yang dibantu 940 2.549 271.1% 2.138.385.600 1.640.323.000 77% Jumlah kegiatan OPD yang 12 Kgt 16 Kgt 133.3% 1.752.738.650 1.640.324.100 94% di sosialisasikan kepada masyarakat Berdasarkan data dari tabel tersebut, jika di uraikan satu per satu menurut sasaran strategis yang telah ditentukan maka akan diperoleh penjelasan sebagai berikut: 21

meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase ketercukupan administrasi perkantoran dengan target sebesar 100%, kemudian terealisasi sebesar 100% dengan capaian 100%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 293.000.000 yang terealisasi sebesar Rp. 290.126.909 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 99%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana dengan sangat baik. meningkatnya tata kelola organisasi yang akuntabel dan profesional yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase ketercukupan sarana prasarana aparatur dengan target sebesar 100%, kemudian terealisasi sebesar 100% dengan capaian 100%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 745.696.000 yang terealisasi sebesar Rp. 705.637.807 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana dengan sangat baik. meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur yang profesional yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase pemenuhan kinerja berdasarkan perjanjian kinerja dengan target sebesar 100%, kemudian terealisasi sebesar 0% dengan capaian 0%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 72.100.000 yang terealisasi sebesar Rp. 0 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut tidak terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan terjadi kesalahan dalam penyusunan dokumen rencana kerja dan anggaran sehingga kegiatan tersebut tidak dapat diserap. meningkatnya dokumen perencanaan, pelaporan kegiatan dan keuangan yang terselesaikan tepat waktu yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase pemenuhan dokumen 22

perencanaan, pelaporan kinerja dan keuangan dengan target sebesar 100%, kemudian terealisasi sebesar 100% dengan capaian 100%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 25.000.000 yang terealisasi sebesar Rp. 0 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 0%. Walaupun demikian, capaian dari indikator sasaran strategis ini tetap mencapai 100% dikarenakan biaya untuk melaksanakan kegiatan ini dialokasikan dari kegiatan lain yang memiliki kesamaan indikator kinerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana dengan sangat baik. meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang ditangani dengan target sebesar 1.586 orang, kemudian terealisasi sebesar 2.820 orang dengan capaian 177.8%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 334.400.000 yang terealisasi sebesar Rp. 326.957.518 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 98%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana dengan sangat baik. meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang dibantu dengan target sebesar 940 orang, kemudian terealisasi sebesar 2.549 orang dengan capaian 271.1%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 2.138.385.600 yang terealisasi sebesar Rp. 1.640.323.000 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 77%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana dengan sangat baik. meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah kegiatan SKPD yang di sosialisasikan kepada masyarakat dengan target sebesar 12 kegiatan, kemudian terealisasi sebesar 16 kegiatan dengan capaian 133.3%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 1.752.738.650 yang terealisasi 23

sebesar Rp. 1.640.324.100 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 94%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana dengan sangat baik. Tabel 7 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya % Tingkat % Capaian No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Penyerapan Efisiensi Kinerja Anggaran (1) (2) (3) (4) (5) 1 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran 2 Meningkatnya tata kelola organisasi yang akuntabel dan profesional 3 Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur yang profesional 4 Meningkatnya dokumen perencanaan, pelaporan kegiatan dan keuangan yang terselesaikan tepat waktu 5 Meningkatnya pelayanan terhadap penyandang Persentase ketercukupan administrasi perkantoran 100% 99% 1% Persentase 100% 95% 5% ketercukupan sarana prasarana aparatur Persentase 0% 0% 0% pemenuhan kinerja berdasarkan perjanjian kinerja Persentase 100% 0% 100% pemenuhan dokumen perencaan, pelaporan kinerja dan keuangan Jumlah PMKS 177.8% 98% 79.8% yang ditangani 24

masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 6 Meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 7 Meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat Jumlah PMKS yang dibantu Jumlah kegiatan OPD yang di sosialisasikan kepada masyarakat 271.1% 77% 194.1% 133.3% 94% 39.3% Berdasarkan data dari tabel tersebut, jika di uraikan satu per satu menurut sasaran strategis yang telah ditentukan maka akan diperoleh penjelasan sebagai berikut: meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase ketercukupan administrasi perkantoran dengan target sebesar 100%, kemudian terealisasi sebesar 100% dengan capaian 100%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 293.000.000 yang terealisasi sebesar Rp. 290.126.909 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 99%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana 100% dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar 99% sehingga memiliki tingkat efisiensi anggaran sebesar 1%. meningkatnya tata kelola organisasi yang akuntabel dan profesional yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase 25

ketercukupan sarana prasarana aparatur dengan target sebesar 100%, kemudian terealisasi sebesar 100% dengan capaian 100%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 745.696.000 yang terealisasi sebesar Rp. 705.637.807 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana 100% dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar 95% sehingga memiliki tingkat efisiensi anggaran sebesar 5%. meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur yang profesional yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase pemenuhan kinerja berdasarkan perjanjian kinerja dengan target sebesar 100%, kemudian terealisasi sebesar 0% dengan capaian 0%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 72.100.000 yang terealisasi sebesar Rp. 0 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut tidak terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan terjadi kesalahan dalam penyusunan dokumen rencana kerja dan anggaran sehingga kegiatan tersebut tidak dapat diserap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana 0% dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar 0% sehingga memiliki tingkat efisiensi anggaran sebesar 0%. meningkatnya dokumen perencanaan, pelaporan kegiatan dan keuangan yang terselesaikan tepat waktu yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu persentase pemenuhan dokumen perencanaan, pelaporan kinerja dan keuangan dengan target sebesar 100%, kemudian terealisasi sebesar 100% dengan capaian 100%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 25.000.000 yang terealisasi sebesar Rp. 0 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 0%. Walaupun demikian, capaian dari indikator sasaran strategis ini tetap mencapai 100% dikarenakan biaya untuk melaksanakan kegiatan ini dialokasikan dari kegiatan lain yang memiliki kesamaan indikator kinerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana 100% dengan realisasi 26

penyerapan anggaran sebesar 0% sehingga memiliki tingkat efisiensi anggaran sebesar 100%. meningkatnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang ditangani dengan target sebesar 1.586 orang, kemudian terealisasi sebesar 2.820 orang dengan capaian 177.8%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 334.400.000 yang terealisasi sebesar Rp. 326.957.518 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 98%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana 177.8% dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar 98% sehingga memiliki tingkat efisiensi anggaran sebesar 79.8%. meningkatnya jumlah bantuan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah PMKS yang dibantu dengan target sebesar 940 orang, kemudian terealisasi sebesar 2.549 orang dengan capaian 271.1%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 2.138.385.600 yang terealisasi sebesar Rp. 1.640.323.000 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 77%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana 271.1% dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar 77% sehingga memiliki tingkat efisiensi anggaran sebesar 194.1%. meningkatnya jumlah kegiatan yang disosialisasikan kepada masyarakat yang dapat diukur keberhasilannya dengan menggunakan indikator kinerja yaitu jumlah kegiatan SKPD yang di sosialisasikan kepada masyarakat dengan target sebesar 12 kegiatan, kemudian terealisasi sebesar 16 kegiatan dengan capaian 133.3%. Anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 1.752.738.650 yang terealisasi sebesar Rp. 1.640.324.100 yang jika dikonversi dalam persentase realisasi anggaran mencapai 94%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana 133.3% dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar 94% sehingga memiliki tingkat efisiensi anggaran sebesar 39.3%. 27

B. REALISASI ANGGARAN Untuk Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Kabupaten Blitar didukung dengan dana yang memadai, baik jumlahnya maupun kelancaran pencairannya. Pada tahun 2016, Dinas Sosial memperoleh anggaran sebesar Rp. 7.613.661.150 yang digunakan untuk membiayai kegiatan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 Uraian Anggaran Realisasi (%) Realisasi 2016 2016 2015 Belanja 7.613.661.150 6.732.091.706 88.42 5.704.127.921..Belanja Operasi 7.010.940.150 3.137.544.706 87.54 5.376.959.921.Belanja Pegawai 2.252.340.900 2.128.722.344 94.51 1.798.856.395.Belanja Barang dan Jasa 4.758.599.250 4.008.822.362 84.24 3.458.662.526.Belanja Hibah 0 0 0 119.441.000..Belanja Modal 602.721.000 594.547.000 98.64 327.168.000.Belanja Modal Peralatan dan Mesin.Belanja Modal gedung dan Bangunan 415.671.000 187.050.000 408.836.000 185.711.000 98.36 99.28 153.525.000 173.643.000 SILPA (7.613.661.150) (6.732.091.706) 88.42 (5.704.127.921) 28

BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan bentuk laporan OPD dalam melaksanakan kegiatannya selama satu tahun. Dengan adanya LKjIP ini, maka capaian sasaran kinerja OPD dapat diamati dengan terperinci sehingga bisa digunakan sebagai mahan acuan evaluasi kegiatan selama satu tahun kebelakang, sekaligus bahan pertimbangan untuk menyusun program kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan. Setelah dilakukan evaluasi, maka berhasil tidaknya suatu kegiatan dapat diketahui sehingga perwujudan visi misi OPD yang mengacu pada visi misi Bupati/ Wakil Bupati terpilih dapat terlaksana dengan baik dan terarah. 1. Berdasarkan hasil yang dicapai, seperti tercantum dalam LKjIP yaitu nilai prosentase pencapaian target dari kegiatan Dinas Sosial Kabupaten Blitar dapat dilaksanakan sesuai rencana. 2. Dengan adanya LKjIP ini dapat meningkatkan pegawai yang profesional, jujur, disiplin dan mempunyai etos kerja yang tinggi sebagai aparatur Pemerintah, sebagai pelayan masyarakat yang dituntut untuk mampu melaksanakan pelayanan dengan baik dan diharapkan mampu melaksanakan pelayanan dengan baik dan diharapkan tercapainya visi dan misi dari Dinas Sosial Kabupaten Blitar. B. SARAN Dengan adanya LKjIP diharapkan sebagai bahan evaluasi program dan kegiatan pada tahun berikutnya untuk meningkatkan kualitas kinerja OPD Kepala Dinas Sosial Kabupaten Blitar ROMELAN, S.Pd, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19620101 198803 1 028 29