BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan bagaimana pengujian dilaksanakan. Maka dari itu bab ini akan menjabarkan mengenai variabel-variabel yang digunakan yang terdiri atas variabel dependen dan independen, definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam pengujian ini adalah data sekunder yang berasal dari Laporan Keuangan Tahunan dan catatan atas Laporan Keuangan perusahaan sampel dan data lain yang telah diaudit dengan periode penelitian dari 2010 sampai dengan 2012. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung karena menggunakan media perantara untuk memperoleh data tesebut. Alasan penggunaan data sekunder antara lain: 1. Data lebih mudah diperoleh dibanding data primer 2. Tidak memakan banyak biaya Data sekunder yang digunakan berupa informasi yang diperoleh dari website perusahaan dan sumber lain. Sumber data penelitian ini diperoleh dari: 1. Laporan Keuangan perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Indonesia Capital Maket Directory (ICMD) 3. http://www.idx.co.id 4. Indonesian Capital Market Electronic Library (ICaMEL) 3.2 Penentuan Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2012. Dalam penelitian ini, jumlah sampel diambil dari perusahaan yang telah termasuk dalam kategori perusahaan Consumer Goods. 37
38 3.3 Metode Pengumpulan Sampel Sampel yang digunakan adalah perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2012 yang mempublikasikan Laporan Keuangannya di internet. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling yang mana dalam purposive yang akan dijadikan sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sektor Consumer Goods yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2012. 2. Mempublikasikan laporan tahunan 2010-2012, laporan tahunan ini digunakan sebagai sumber informasi untuk beberapa variabel independen. 3. Perusahaan sektor Consumer Goods tersebut menerapkan CIR periode 2010-2012. 4. Menggunakan mata uang rupiah dalam Laporan Keuangannya 3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan metode untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisa data kuantitatif secara deskriptif. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011: 19). Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan akan diketahui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, dan total (sum) dari setiap variabel. Sedangkan variabel penerbitan saham dan kualitas auditor tidak diikutsertakan dalam perhitungan statistik deskriptif karena variabel-variabel tersebut merupakan skala nominal. 3.4.2 Regresi Logistik Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Dan teknis analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2011: 225). Regresi logistik
39 digunakan untuk menguji pengaruh leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, penerbitan saham, dan kualitas auditor terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan di internet (CIRT). Pengujian dilakukan pada tingkat signifikansi (α) lima persen. Regresi logistik digunakan dalam penelitian ini karena variabel dependennya menggunakan variabel dummy. Persamaan regresi logistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Ln = CIRT 1 - CIRT = α 0 + β 1 Le + β 2 P + β 3 UP + β 4 PS + β 5 KAP + error Keterangan : CIRT Ln = 1 - CIRT α 0 Le P UP PS KAP β e : Dummy variabel ketepatan waktu CIR (kategori 1 untuk perusahaan yang melaporkan informasi keuangan di internet 90 hari dan 0 untuk perusahaan yang melaporkan informasi informasi keuangan di internet > 90 hari ). : Konstanta : Leverage : Profitabilitas : Ukuran perusahaan (size) : Dummy Penerbitan Saham : Dummy Kualitas Auditor : Koefisien X : Error 3.4.3 Uji Hipotesis Hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menggunakan uji secara parsial. Pengujian kemaknaan prediktor secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji Wald dan dengan pendekatan chi-square. Rumus untuk uji hipotesis sebagai berikut: 1. β 1 : H 0 0,05 Artinya, bahwa β 1 signifikan bila lebih kecil dari 0,05.
40 2. β 2 : H 0 0,05 Artinya, bahwa β 2 signifikan bila lebih kecil dari 0,05. 3. β 3 : H 0 0,05 Artinya, bahwa β 3 signifikan bila lebih kecil dari 0,05. 4. β 4 : H 0 0,05 Artinya, bahwa β 4 signifikan bila lebih kecil dari 0,05. 5. β 5 : H 0 0,05 Artinya, bahwa β 5 signifikan bila lebih kecil dari 0,05. 3.4.3.1 Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test Analisis pertama yang dilakukan yaitu dengan menilai kelayakan model regresi logistik yang akan digunakan. Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan nilai Chi-Square yaitu pada uji Homser and Lemeshow (Ghozali, 2011 : 341). Perhatikan output dari Hosmer and Lemeshow dengan hipotesis : H 0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data H 1 : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data Dasar pengambilan keputusan : Perhatikan nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi-square pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow : Jika probalitasnya (nilai sig) > 0,05 maka H 0 diterima Jika probalitasnya (nilai sig) < 0,05 maka H 0 ditolak 3.4.3.2 Overall Model fit (-2 log likelihood) Langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian terhadap keseluruhan model regresi (overall model fit). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan nilai antara
-2LL awal dengan nilai 2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesakan fit dengan data (Ghozali, 2011: 340). 41 3.4.3.3 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) Nagelkerke R Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan dan mempengaruhi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel independen yang terdiri dari leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, penerbitan saham, dan kualitas auditor mampu menjelaskan variabel dependen yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan di internet. Pengujian ini dilihat dari nilai Nagelkerke s R Square (Ghozali, 2011: 346). 3.4.4 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui konsistensi hasil pengujian yang telah dilakukan. Dan juga analisis sensitivitas ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan dari hasil pengujian. sampel yang digunakan merupakan perusahaanperusahaan yang berada di sektor Consumer Goods yang melaporkan informasi perusahaannya di internet, baik selama tiga tahun berturut-turut maupun tidak, sedangkan sampel untuk analisis sensitivitas dilakukan terhadap perusahaan Consumer Goods yang melaporkan informasi perusahaannya di internet selama tiga tahun berturut-turut. Hasil yang didapatkan dari analisis sensitivitas ini diharapkan dapat membantu dalam pengujian-pengujian berikutnya. 3.5 Operasionalisasi Variabel 3.5.1 Variabel Dependen Variabel dependen yang diujikan adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan di internet yang diukur menggunakan skala pengukuran dummy. Perusahaan yang melaporkan informasi keuangannya di internet 90 hari diberi angka 1, sedangkan perusahaan yang melaporkan informasi keuangannya di internet > 90 hari diberi angka 0. Hal ini sesuai dengan peraturan Bapepam Nomor X.K.6 yang menyebutkan bahwa penyampaian Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal Laporan Keuangan Tahunan perusahaan
42 publik tersebut. Informasi ketepat waktuan CIR didapat dari situs www.idx.co.id atau Bursa Efek Indonesia (BEI). Dan juga sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (3) huruf b dan c Undangundang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan adalah paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak. 3.5.2 Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen, selain itu variabel independen juga merupakan variabel yang nilainya tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel independen yang diujikan adalah leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, penerbitan saham, dan kualitas auditor. 1. Leverage Suatu perusahaan yang memiliki leverage keuangan yang tinggi berarti memiliki banyak hutang pada pihak luar dan memiliki risiko keuangan yang tinggi berpotensi mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Kesulitan keuangan juga merupakan berita buruk (bad news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung tidak tepat waktu dalam pelaporan keuangannya pada situs web nya. Leverage diukur dengan menggunakan leverage ratio yaitu perbandingan antara total debt dengan total asset (Amr Ezat dan El-Masry, 2008). Dan leverage ratio dapat dirumuskan sebagai berikut : Leverage = Total Debt Total Asset Keterangan : Total Debt = Hutang lancar dan hutang jangka panjang Total Asset = Aset lancar dan aset tetap
43 2. Profitabilitas Profitabilitas dapat memberikan gambaran bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Widaryanti (2011) jika dikaitkan dengan teori keagenan dan teori sinyal, manajer dari perusahaan yang memiliki laba besar cenderung untuk menyebarkan informasi lebih banyak pada situs web perusahaan untuk mencapai keuntungan pribadi. Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Equity (ROE). ROE dapat dirumuskan sebagai berikut : ROE= Net Income After Tax Stockholder Equity Keterangan : Net Income = Laba bersih pajak Stockholder Equity = Ekuitas pemegang saham total 3. Ukuran Perusahaan Adanya tekanan pasar saham memaksa perusahaan-perusahaan besar untuk mengungkapkan informasi lebih banyak pada situs web mereka untuk membantu mereka dalam hal pemasaran surat berharga dan untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, perusahaan besar mungkin lebih mampu mengakses pasar keuangan jika mereka mengungkapkan informasi secara online (Amr Ezad dan El-Masry, 2008) Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007) dalam Rahma (2008: 47) ukuran perusahaan dapat diukur melalui total aktiva. Total aktiva dipilih dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan penjualan. SIZE = Total Asset Perusahaan 4. Penerbitan Saham Kebanyakan perusahaan memiliki keinginan untuk meningkatkan modal mereka dengan mencari lebih dari satu sumber pembiayaan, dan salah
44 satu sumber pembiayaan ini adalah dengan cara menerbitkan saham yang lebih banyak (Amr Ezat dan El-Masry, 2008). Oleh karena itu tujuan perusahaan melakukan go public adalah mencari sumber pendanaan lainnya sehingga perusahaan dapat menerbitkan saham di pasar modal. Kemudian perusahaan akan meningkatkan kualitas informasi mereka pada website mereka untuk menarik investor. Penerbitan saham pada pengujian ini menggunakan variabel dummy, dimana diberi angka 1 jika perusahaan melakukan penerbitan saham dan angka 0 jika perusahaan tidak melakukan penerbitan saham. 5. Kualitas Auditor Reputasi auditor dapat digunakan sebagai gambaran dari kualitas hasil audit karena reputasi auditor didasarkan pada kepercayaan pemakain jasa auditor. Menurut Rini (2010: 53) auditor berskala besar cenderung mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka siap untuk menghadapi risiko seperti proses pengadilan. Atas anggapan tersebut dapat diartikan bahwa auditor berskala besar memiliki inisiatif yang tinggi untuk mendeteksi dan melaporkan masalah yang ada pada perusahaan yang diaudit. Natawidnyana (2008) menyebutkan klasifikasi auditor yang termasuk dalam The Big Four sejak tahun 2002 adalah : 1. Ernst & Young 2. Deloitte Touche Tohmatsu 3. KPMG Peat Marwick 4. Price Waterhouse Coopers. Adapun Kantor Akuntan Publik (KAP) Indonesia yang bermitra dengan The Big Four adalah : 1. KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) 2. KAP Osman Bing Satrio (Deloitte & Touche Tohmatsu) 3. KAP Siddarta Siddharta Widjaja (KPMG Peat Marwick) 4. KAP Drs Haryanto Sahari (Price Waterhouse Coopers) Kualitas auditor pada pengujian ini menggunakan variabel dummy, dimana diberi angka 1 jika untuk perusahaan yang merupakan klien KAP the big four dan angka 0 jika perusahaan tidak untuk perusahaan yang merupakan klien KAP the big four.