Jurnalllu Perti Indonesia, Deseber 9, hi. 1- ISSN 8-17 Vol. 1 No. ESTIMASI NILAI EKONOMI AIR IRIGASI PADA USAHA TANI PADI SAWAH Dl DAERAH IRIGASI VANDER WIJCE, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA (ESTIMATING THE ECONOMIC VALUE OF IRRIGATION WATER ON RICE FARMING SYSTEM IN VANDER WIJCEIRRIGATION AREAS, DISTRICT OF SLEMAN, YOGYAKARTA} Yus Syaukat 1 >, Anggara Ajeng Nila Siwi > ABSTRACT Ded for rice increases with population d over tie. However, the challenges to eet the increasing ded for rice are constrained by soe factors: conversion of agricultural wetld (paddy field) to nonagricultural uses, deterioration of irrigation chnals, increase scarcity of water, d increase intersectoral copetition of water use. These conditions have raised the concern of water irrigation distribution efficiency in rice production. Agricultural sector has to produce ore rice with less irrigation water. In addition, water irrigation charges (IPAIR) are also probleatic in the area, since there is no water charge. The purpose of this research is to estiate the econoic value of water irrigation at Vder Wijce irrigation areas in Yogyakarta, to deterine the ore appropriate water charges; d to evaluate the differences in water values with respect to their locations (upper, iddle, d lower areas), cropping intensity, d rice productivity. Farers at the upper irrigation areas could plt rice up to three ties a year, while at the lower areas only twice a year. The productivities of rice were also different between these two areas, where the upper areas used ore water d resulted in higher yields copared to the lower ones. Water values was estiated using Wicksteed's product exhaustion approach. These results iplied that the values of water were higher at the upper areas copared to the lower ones. The estiated value of water was about Rp / in the upper areas, while in the iddle d lower areas were about Rp /ha d Rp /ha, respectively. Since there is no water charge in the area, there is no fund to cover the costs of water distribution d aintence. This could lead to unsustainable irrigation ageent. The above estiated water values could be used as benchark, the axiu level, by the local governent of Sle d the farers groups in the irrigation areas in deterining the irrigation water charges d aintaining the sustainability of irrigation water services. However, this water charge has to be followed by the iproveent in water ageent syste to aintain effective d efficient water distribution aong the farers. Keywords: Rice production, efficient water use, water value d tariff, sustainable irrigation services. ABSTRAK Ekonoi d Majeen, Institut Perti Bogor. ) Aluni, Progra Studi Ekonoi Perti Suberdaya, Dep. SOSEK Perti, Fakultas Perti, Institut Perti Bogor. d Perinta beras terus engalai peningkat deng seakin eningkatnya julah d penghasilar penduduk. Naun, upaya untuk peenuh kebutuh beras tersebut dihadapk pada berbagai ttg tara lain: adya konversi lah perti ke non-perti, kerusak jaring irigasi, seakin lgkya suberdaya air, serta kopetisi tar sektor d tar wilayah dala pengguna air. Kondisi-kondisi in engisyaratk perlunya peningkat efisiensi pengguna air dala produksi padi. Sektor perti harus apu eningkatk produksi padi deng lebih sedikit air. Selain itu, hingga saat ini, iur pengguna ai irigasi (IPAIR) bagi peti pengguna air belu diipleentasik. Tuju peneliti ini adalah untu~ engestiasi nilai ekonoi air irigasi di Daerah Irigasi V der Wijce di Yogyakarta untuk enentuk iura r lay air secara lebih akurat, serta untuk ebdingk nilai air irigasi pada daerah hulu, tengah d hil1 Daerah Irigasi Vder Wijce. Peti di daerah hulu apu ena padi hingga tiga kali, seentara di bagiar hilir hya dua kali per tahun. Tingkat produktivitas padi juga berbeda ditara kedua daerah ini, dia petar di daerah hulu enggunak lebih byak air daenghasilk output yg lebih tinggi ll Dep. Ekonoi Suberdaya d Lingkung, Fakultas dibdingkadeng daerah hilir. Kondisi ini enunjukk bah.,., nilai air irigasi seestinya lebih tinggi di daerah h u I_ dibdingk deng daerah hilirnya. Pendekat nila sisa Wickstead digunak dala enentuk nilai a
Vol. 1 No. J.IIu Pert. Indonesia irigasi ini. Pengguna air juga bervariasi tar usi ta. Pada usi huj pertaa ebutuhk sekitar 1,8 /ha, sedgk usi kedua d ketiga asing-asing enggunak 1, d, /ha. Estiasi nilai ekonoi air adalah Rp / di daerah hulu, sedgk di daerah tengah d hilir asing-asing Rp / d Rp / Mengingat pada saat ini pengguna air belu dikenak iur, aka tidak tersedia da untuk kebutuh distribusi d perawat. Kondisi ini ak engarah pada ketidakberljut pengelola siste irigasi. Untuk engatasi hal ini, aka nilai-nilai air di atas dapat digunak sebagai referensi, tingkat iur tertinggi, bagi Peerintah Daerah Sle d Kelopok Ti setepat. Penerap bisa dilakuk secara bertahap d harus diikuti deng peningkat kualitas pengelola air, sehingga siste distibusi air irigasi secara efektif d efisien dapat direalisasik. Kata kunci: Produksi padi, efisiensi pengguna air, nilai d tariff air, siste pelay irigasi yg berkeljut. g - tl n ~r s :o :o 1e ld ct to ld a, le ly to er 1n, va ini us ~ir uk lir i rva Jlu lai air PENDAHULUAN Kopetisi tar sektor dala eenuhi kebutuh air yg terus engalai peningkat telah engakibatk perubah proporsi dala pengalokasi air dari sektor perti ke sektor 1ndustri d doestik (pengguna air baku oleh perusaha daerah air inu untuk diolah enjadi air inu). Deng lah beririgasi seluas 7, juta hektar, pada tahun diperkirak kebutuh air 1rigasi encapai 9,7 ilyar, seentara pengguna air untuk industri d doestik asingrnasing sebesar, d 1,19 ilyar, sehingga sektor perti erupak pengguna air terbesar - sekitar 8,1% dari total pefaat air di Indonesia (Bakosurtal, 1, Bappenas, appenas 7, Syaukat, ). Irito (7) juga 11eperkirak bahwa pengguna air oleh sektor Jerti di Indonesia pada tahun encapai 1,%, seentara ruahtgga,9%, perkota -\,1% d industri,%. Sebagai pebding, di :1ngkat dunia, IWMI () elapork bahwa Pengguna air tawar untuk produksi perti 11encapai sekitar 7%. Walaupun pada saat ini perinta air untuk 11eenuhi kebutuh sektor doestik d industri di :ndonesia asih relatif rendah (tara 1% hingga :9%), naun tingkat d laju perinta air bagi -;eduya terus engalai peningkat sejal :Jeng pertabah julah penduduk d Pertubuh ekonoi. Hasil peneliti International ::ood Policy Research Institute (IFPRI) d :nternational Water Mageent Institute (IWMI) -renunjukk, apabila laju kebutuh air bagi industri : perkota berljut, aka pada tahun ak -renek ketersedia air bagi sektor perti, yg :iperkirak ak kehilg produksi pg ;ebesar juta ton per tahun (IWMI, ). Intensitas perasalah peenuh air bagi oektor perti di Indonesia terus engalai ::eningkat, disaping akibat asalah alokasi air ~1tar sektor sebagaia disebutk di atas, juga karena sebagi Jng 1ngasi engalai kerusak d efisiensi alokasi air irigasi yg rendah (sekitar %). Kunci untuk engatasi kelgka air (water scarcity) ini adalah elalui peningkat produktivitas air dala proses produksi perti: bagaia agar setiap tetes air enghasilk output yg lebih tinggi untuk endukung food security, d pada saat yg saa apu enyediak air bagi lingkung, serta sektor industri d perkota. Disaping pengebg teknologi irigasi yg lebih efisien, untuk engatasi asalah kelgka air perlu pengena harga ekonoi bagi seua pengguna suberdaya air, untuk enjain efisiensi dala penggunanya d endorong peerata (equity) dala pefaat air tar pengguna. Daerah Irigasi V der Wijce, Kecaat Minggir, Kabupaten Sle, Yogyakarta erupak salah satu daerah yg enghadapi asalah alokasi air tar-pengguna d tar-daerah (inter- sectoral d regional water allocation). Disaping perasalah alokasi tar sektor sebagaia disapaik di atas, persaing dala pefaat air sektor perti tar daerah juga terjadi. Daerah hulu (persawah yg paling dekat deng salur irigasi tersier) cenderung efaatk air secara berlebih, sehingga engurgi ketersedianya untuk daerah persawah yg lebih rendah, yaitu daerah tengah d hilir. Kondisi ini ak berpengaruh pada tingkat produksi ta (khususnya padi), pola ta, d intensitas ta tar daerah. Mengingat ketersedia air yg seakin terbatas, seentara kopetisi pengguna air tar daerah 1ngasi seakin eningkat, aka pengelola perinta air (water ded ageent) deng enentuk harga ekonoi (water pricing) bagi suberdaya air irigasi enjadi penting. Naun, nilai kontribusi ekonoi air irigasi dala suatu proses produksi perti d nilai air irigasi itu sendiri perlu untuk dikaji sebagai dasar dala penentu harga air irigasi. Peneliti 1n1 ebahas tiga research questions terkait deng ketersedia d
Vol. 1 No. J.IIu Pert. Indonesia perinta air irigasi, serta iplikasinya terhadap kontribusi ekonoi d nilai ekonoi air irigasi. Ketiga pertya peneliti tersebut adalah: pertaa, bagaia hubung tara ketersedia air irigasi d pola ta, intensitas ta d tingkat produksi padi di daerah hulu, tengah d hilir. Kedua, berapa besar nilai kontribusi ekonoi air irigasi (water rent) dala enghasilk produk perti di ketiga da~rah tersebut. Ketiga, berapa besar nilai air irigasi dala eproduksi produk perti di daerah hulu, tengah d hilir. Tuju peneliti tnt adalah: (1) engidentifikasi keterkait tara ketersedia air irigasi d pola ta, intensitas ta d tingkat produksi perti di di daerah hulu, tengah d hilir; () engestiasi nilai kontribusi ekonoi air irigasi (water rent) dala usahati padi di daerah hulu, tengah d hilir; d () eruusk tarif air irigasi yg layak bagi peti di ketiga daerah tersebut. BAHAN DAN METODE Lokasi d Waktu Peneliti Peneliti ini dilakuk di Desa Sendgaru d Desa Sendgulyo, Kecaat Minggir, Kabupaten Sle, Daerah Istiewa Yogyakarta yg terasuk Daerah Irigasi V der Wijce. Peilih lokasi ini dilakuk secara sengaja (purposive) karena didasark pada wilayah perti yg cukup luas d kelebaga kelopok ti yg lebih aktif. Peneliti di lapg dilaksak pada bul Mei sapai Juni. Metode Pengabil Sapel Kergka pengabil sapel (sapling frae) peti dilakuk secara purposive didasark pada lokasi sawah peti terhadap salur irigasi, yaitu di daerah hulu, tengah d hilir; seentara penentu peti sapel ditentuk secara acak sederha (siple rdo sapling) pada ketiga daerah tersebut. Julah peti sapel pada asingasing kategori (hulu, tengah d hilir) adalah sebyak peti contoh, sehingga total peti contoh adalah org. Teknik Pengupul Data Data yg digunak dala peneliti ini eliputi data prier d data sekunder. Data prier diperoleh elalui wawcara lgsung deng responden d infor-infor lainnya deng enggunak kuesioner yg telah disiapk. Data usahati yg diabil adalah usi ta tahun /, yg terdiri atas: usi ta (MT) III bul Juni-Agustus, MT I bul Oktober-Juari d MT II bul Februari-Mei. Data sekunder diperoleh deng engupulk data yg diperoleh dari Dinas Pengaat Pengair Kecaat Minggir, Dinas Pengair Kabupaten Sle, Dinas Perti Provinsi DIY, Ktor Desa Sendgaru d Sendgulyo serta instsi-instsi lain yg terkait peneliti ini. Metode Analisis Data Data yg diperoleh dialisis secara kutitatif d kualitatif. Analisis kutitatif dilakuk deng pendekat, yaitu: (1) identifikasi keraga fisik usahati, encakup aspek pola ta, intensitas ta d produksi yg dihasilk diketiga wilayah peneliti, () alisis usahati untuk enngestiasi nilai ekonoi kontribusi air irigasi (water rent}, d () penentu nilai ekonoi (harga bayg) air irigasi elalui pendekat RIA (Residual Iputation Approach). Pengolah data dilakuk deng enggunak progra Microsoft Office Excel/. Hasil dari perhitung tersebut dijelask secara kualitatif deskriptif deng eperhatik tuju dari peneliti yg dilakuk. a) Analisis Pola Ta, Intensitas Ta d Tingkat Produksi Usahati Padi Pola ta yg dilakuk peti pada tiap daerah irigasi adalah jenis ta apa saja yg dita pada periode pengaat. Intensitas ta diukur berdasark berapa kali lah diusahak dala satu tahun, deng ruus: dia: IT = Intensitas Ta, P; = Luas ta pada usi ta ke-i, T = luas baku lah, i = indeks usi ta, dia i =1,, (usi penghuj I, usi penghuj II, d usi kering). b) Estiasi Nilai Ekonoi Air Irigasi Estiasi nilai ekonoi air irigasi dala suatu proses produksi perti dapat digunak residual iputation approach (RIA - etode penghitung nilai sisa). Prinsip RIA adalah engestiasi harga bayg. Metode RIA didekati deng
Vol. 1 No. J.IIu Pert. Indonesia enggunak pnns1p product exhaustion theore yg dikebgk oleh Philip Wicksteed pada akhir abad 19 (Young, ). Product exhaustion theore enunjukk bahwa total nilai produk (total value product- lvp) dapat dibagi-habis terhadap kontribusi asing-asing input, sehingga setiap input "dihargai" enurut produktivitas arginalnya. Untuk enghitung harga bayg air irigasi, harus ditentuk fungsi produksinya terlebih dahulu. Fungsi produksi enggabark hubung fisik tara output deng input yg digunak dala proses produksi. Misalnya, untuk enghasilk produk padi (Y) digunak epat jenis input, yakni odal (K), tenaga kerja (L), suberdaya ala lain - seperti lah (R), d air irigasi (W). Fungsi produksi padi tersebut dapat ditulisk:.. -,.. -.. -' () - i",..,... ;j., i';... Deng asusi pasar input d pasar output bersaing sepurna, aka harga diasusik tetap (konst). Deng enggunak fungsi produksi tersebut, aka total value productdapat ditulisk: -- - :...,-.... - ~t- -- t-. -- 1 """.: "",:; X...,. "":. '.:.,..., I ~... ~... =. r'"1,... ~ () dia Y adalah total produk yg dihasilk d Pv adalah harga per unit produk tersebut. Perkali tara Y d Pv enghasilk total nilai produk atau total value of the product (lvpv), yg pada dasarnya saa deng total peneria (total revenue, TR) apabila produk tersebut dijual. lvpy 11erupak kontribusi dari seluruh input pebentuk Jroduk tersebut. Nilai produk arjinal (value of arginal :xoduct - VMP) dari suatu input i erupak hasil Jerkali tara harga output Pv deng arjinal Jroduk fisik (arginal physical product- MPP) akibat Jerubah pengguna input i. VMPi 11enggabark kontribusi ekonoi dari peakai 'lput i. VMPK, VMPL, VMPR d VMPw asing-asing ~dalah nilai produk arginal K, L, R d W, sedgk Xi erupak kutitas asing-asing 1put tersebut. Deng engasusik bahwa peti Jerupaya eaksiuk peneria (R) deng 11epertibgk kendala ggar (C) yg jiilikinya (Maksiisasi,-;;, P; r -,r; ~.?..;:-,: deng o::endala ( =.:r,,:.\',,,. ~ fi~ ;,<~ ~.:rr,.1:=. ~.:r.. ~.--.), the first xder condition (kondisi turun pertaa) 11ensyaratk bahwa harga input i harus saa jeng nilai arginal produk yg dihasilk dari Jengguna input i tersebut, Pi = VMPi, sehingga persaa () dapat dinyatak sebagai persaa (). Artinya, kontribusi nilai ekonoi air erupak selisih tara total nilai produk deng biaya pengguna ketiga input lainnya. Apabila volue pengguna air irigasi untuk suatu usi ta tertentu (Xw) dapat ditentuk, aka harga bayg air irigasi atau nilai air irigasi (value of water) (Pw*) dapat ditentuk deng forula berikut: p,, = f '!t ".... h I' ". i' (,-,... _..::.~.-.. :!-- -[.... -:.. -r.:i:.-:~ Volue pengguna air 1ngasi pada suatu usi ta tertentu (Xw) dihitung deng enggunak ruus: X f'(xi*h***)... (7) w = L.. 'I dia Xi = rata-rata alir air irigasi dala satu bul ( /detik), H = Julah hari dala satu bul, i = Julah bul dala satu Musi Ta. ( ) HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik peti sapel berdasark lokasi Daerah Irigasi disajik pada Tabel 1. Sebagai inforasi dasar, karakteristik utaa responden yg ditapilk terdiri dari: uur, tingkat pendidik, julah tggung keluarga, pengala berusaha ti, luas lah garap peti d status kepeilik lah. Karena keterbatas rug, aka penjelas tabel tidak disapaik di dala teks. Kondisi Usahati Pola Ta Deng ketersedia air yg relatif terjain sepjg usi di daerah hulu, peti secara keseluruh dapat ena padi tiga kali dala satu tahun; deiki pula deng bagi tengah dari Daerah Irigasi. Naun, pada daerah hilir, hya sekitar 17 org (8%) hya dapat ena padi dua kali, sedgk pada MT ketiga tidak ditai (pola ta padi-padi-bera) karena ketersedia air yg tidak encukupi.
Vol. 1 No. J.IIu Pert. Indonesia Tabel 1. Karakteristik Peti sapel enurut lokasi daerah irigasi. Karakteristik Peti Uur Peti < - > HULU TENGAH HILIR Julah Persentase Julah Persentase Julah Persentase (org) (%) (org) (%) (org) (%) 9 8 Tingkat Pendidik SD 1 1 1 1 (dekat deng suber air) dala enggunak air irigasi. Tingkat Produksi Padi Total produksi padi per hektarnya di daerah hulu paling tinggi dibding daerah lain yaitu sebesar 18 kwintal/ha/tahun, sedgk daerah tengah d hilir asing-asing sebesar 1 d 1 kwintaljha/tahun. Rata-rata produksi (produktivitas) lah per usi ta di daerah hulu, tengah d hilir adalah sebesar 9, 7, d kwintal per hektar. SLTP SLTA 11 1 Peneria Usahati Padi Diploa Sarja Julah Anggota Keluarga < org 1 - org 7 > org Pengala Berusahati < tahun - tahun > tahun Luas Lah Garap <, Ha,-, Ha 1 8 11 1 1 1 9 9 7 Rata-rata peneria usaha ti padi per hektar bervariasi tar wilayah d usi. Tabel enunjukk bahwa ada variabilitas produksi d peneria yg relatif besar tar usi d tar daerah irigasi. Secara uu, peti di daerah hulu endapatk total peneria per tahun yg paling tinggi, karena: (1) pola ta d intensitas ta yg tinggi d () tingkat produksi per hektar (produktivitas) yg juga lebih tinggi. Tingkat peneria peti di daerah tengah sebenarnya relatif tidak berbeda jauh dibdingk peneria peti di daerah hulu, naun tingkat peneria peti di daerah hilir erupak yg terendah, karena pada MT III diberak. >, Ha 7 Status Kepeilik Lah Tabel. Rata-rata peneria usahati padi per hektar pada tiap usi ta, /. Peilik Penggarap Peilik d Penggarap Peilik d Pen ewa 18 9 17 8 1 7 HULU Total Daerah MTI MT II MTIII Peneria (R~/Tahun) <,.81..8... 17.17., -, 7.7.1.19.19 8.7..87. Intensitas Ta Intensitas ta dala setahun pada daerah hulu sebesar % artinya setiap usi ta seluruh lah dapat ditai padi seluruhnya. Untuk daerah tengah total intensitas tanya adalah 99 persen, karena sekitar, hektar diberak oleh peiliknya pada MT III. Pada daerah hilir, intensitas ta dala setahun sebesar persen, dia 7, hektar (9%) tidak diusahak (diberak) pada MT III. Perbeda intensitas ta ini karena kurgnya ketersedia air irigasi. Hal ini bisa disebabk kurg efisiennya peti daerah hulu >,.9.8.19. 7.. 71 19.1. Rata-rata (Rp) 7.87.7.9.7 7.999..78.97 TENGAH <,.8..8. 7.81..7.,-, 7..8.89. 7.8.81 1.1.8 >,.799.7.7.111 7..7 19.8.9 Rata-rata (Rp) 7.1..91. 7.9.17.1.7 HILIR <,.9.7.799.71 11.79.1.9.7,-,.9.7.988.7.. 1.891.77 >,.18.91.89.11.. 1.8. Rata-rata (Rp).77..99..79.7 1.88.18
Vol. 1 No. J.IIu Pert. Indonesia 7 r h r n ) n r er ar lu ng a tar kat 1ya 1 1 ah, a _!Ill) u: 7.;. ).: 1,97 s.c: s.s-- J.c:.. 7-: 9. - 1 -. S c_ Biaya Produksi Usahati Padi Sebagaia disebutk di atas, input usahati diklasifikasik sebagai odal (K), tenaga kerja (L), suberdaya lain - seperti lah (R), d air irigasi (W). Input odal eliputi: sewa traktor d biaya peelihara d penyusut alat; tenaga kerja eliputi: biaya tenaga kerja keluarga d luar keluarga; suberday.p lain encakup: sara produksi (benih, pupuk d obat-obat, pengguna lah, serta biaya tunai usahati seperti pajak lah. Biaya pengguna air irigasi sengaja tidak diperhitungk, karena untuk enentuk besarnya kontribusi ekonoi air irigasi dala enghasilk padi (nilai water rent). Data biaya produksi usahati padi di tiap-tiap daerah irigasi secara uu disajik pada Tabel. Dari Tabel tersebut tapak bahwa rata-rata biaya yg dikeluark peti pada setiap usi ta di ketiga daerah tersebut tidak terlalu jauh berbeda. Dala perhitung biaya, biaya sewa lah d biaya lain-lain sudah diperhitungk setiap usinya. Dari Tabel tersebut tapak bahwa secara keseluruh total biaya per hektar sedikit lebih tinggi (.%) di daerah tengah dibdingk deng daerah hulu; seentara biaya produksi di daerah hilir 1.7% lebih rendah dibdingk deng biaya usahati di daerah hulu. Hal ini terjadi karena pada MT III sebagi besar peti di daerah hulu tidak bisa elakuk budidaya padi, sehingga diberak. Tabel. Rata-rata biaya produksi usahati padi per hektar setiap usi ta, /. HULU Daerah MTI MTII MTIII Total Biaya (Rj!/Tahun} <,.8.9.8.9.9.7 1.9.1,-, 7.8.7.8.899 7..91..97 >,.97.1.7.7.8.978 1.8.81 Rata-rata Biaya..1.... 18.. Rp) TENGAH <,.1.87.7.9.87.8 18.99.1,-, 7.1.7.987.8.8.8 19.9.87 >,..7.87.71..118 17.8.19 ~ata-rata Biaya Rp) '1ILIR.7.17..1.71.8 18.88.191 <,..71.97. 11.17.8.7.,-,..7.8.89.18.8 1.7.9 >,....9.97..1.179 ~ata-rata Biaya.....81.9 1.7.1 ~!') Nilai Ekonoi Air Irigasi Kontribusi Ekonoi Air Irigasi (Water Rent) Deng engurgk total biaya dari total peneria usahati, aka ak diperoleh rata-rata nilai kontribusi ekonoi air irigasi per hektar di setiap daerah irigasi, sebagaia disajik pada Tabel. Dari tabel tersebut tapak bahwa rata-rata water rent di daerah hulu paling tinggi, eskipun rata-rata biaya per hektarnya untuk tiap usi lebih tinggi di daerah tengah. Deng deiki dapat dikatak bahwa besarnya kontribusi air irigasi di daerah hulu lebih tinggi daripada daerah tengah d hilir. Nilai water rent ini digunak sebagai gabar dasar untuk enentuk tarif air/biaya pengair yg bersifat adil untuk dikenak di daerah hulu, tengah d hilir agar pengguna air irigasi yg tersedia dapat difaatk secara efisien sehingga cukup kebutuhnya untuk tiga kali usi ta. Walaupun pada saat ini sebagi besar peti belu ebayar!pair (iur pengguna air irigasi), naun keberada water rent yg cukup besar tersebut, tara Rp 17.7 hingga Rp 1.88.7 per ha per usi ta, enunjukk bahwa air eiliki kontribusi ekonoi yg cukup tinggi dala enghasilk padi. Tabel. Rata-rata nilai kontribusi ekonoi air per hektar per usi ta pada usahati padi, / Peneria, Daerah Biaya d MT I MT II MT III Total Water Rent Water Rent (R[>/ha) (R[>/ha/MT) (R[l/ha/MT) (R[J/ha/MT) (R[J/ha;tahun) Hulu Tengah Hilir Peneria 7.87.7.9.7 7.999..78.97 Biaya..1.... 18.. Water Rent.7. 1.88.7.9. Peneria 7.1..91. 7.9.17.1.7 Biaya.7.17..1.71.8 18.88.191 Water Rent 1.8.1 1.. 1.8. Peneria.77..99..79.7 1.88.18 Biaya.....81.9 1.7.1 Water Rent 99.97 17.7 78.1 1..89 Harga Air Irigasi Tabel enunjukk bahwa rata-rata nilai ekonoi (harga bayg) air irigasi per usi d total nilai air irigasi per tahun di daerah hulu lebih tinggi daripada daerah tengah d hilir. Hal ini dikarenak pengguna air irigasi untuk usahati padi di daerah hulu cenderung bersifat boros, daerah tengah sedikit lebih rendah; seentara daerah hilir
8 Vol. 1 No. J.IIu Pert. Indonesia paling rendah. Karenak ketersedia air yg kurg inilah yg enyebabk daerah eiliki harga bayg yg lebih kecil. Dala perhitung julah air yg dibutuhk untuk setiap usinya didapatk julah air pada MT I sebesar 1.8, /ha, MT II sebesar 1., /ha d MT III sebesar.,8 /ha. Deng pengguna air sebesar itu, aka rata-rata kebutuh air irigasi untuk ~etiap kilogra padi yg dihasilk di Daerah Irigasi V der Wijce enjadi relatif tinggi, yakni, /kg di daerah hulu, seentara di daerah tengah d hilir sebesar,7 d,87 /kg. Sebagai pebding, rata-rata kebutuh air irigasi untuk setiap kilogra padi yg dihasilk di Indonesia adalah sebesar,1 /kg (Haryi, 8). Hal ini enggabark bahwa pengguna air irigasi di Daerah Irigasi V der Wtjce asih kurg efisien. Tabel. Rata-rata nilai ekonoi air irigasi dala usahati padi (Rp/ ) HULU MTI MTII MT III Rata-rata Nilai Daerah (Rj>/ ) (Rj>/ ) (R(I/ ) Air (Rj>/ ) <, 7,-, 7 >, so 1 8 Nilai Air (Rp/ ) 8 8 TENGAH <, 17 7 9,-, 9 17 9 >, 1 17 Nilai Air (Rp/ ) 8 17 HILIR <, 18 7 1 1,-, 19 1 >, 1 1 Nilai Air (Rj>/ ) 1 1 Rata-rata nilai air irigasi (water value) dipengaruhi oleh water rent d tingkat pengguna air dala proses produksi padi. Pefaat air yg kurg efisien ak enyebabk rendahnya nilai air irigasi. Tabel enunjukk nilai air irigasi (Rp/ ) enurut usi ta d wilayah. Hasil estiasi enunjukk bahwa: (1) nilai air irigasi di wilayah hulu lebih tinggi dibdingk deng wilayah tengah d hilir, d () nilai air relatif tinggi pada usi kearau (MT III) dibdingk deng usi penghuj (MT I d MT II). Secara uu nilai air irigasi bervariasi tara Rp 1 hingga Rp 8 per ; deng rata-rata sebesar Rp, Rp d Rp per di wilayah hulu, tengah d hilir. Hasil valuasi air irigasi tersebut dapat dijadik acuar di lapg dala enentuk tarif/harga aksiu air irigasi yg layak dibayar pet1 berdasark julah kebutuh air per usinya. Hasil perhitung tesebut juga enunjukk bahwa di wilayah hulu eghasilk water rent d water value yg relatif besar dibdingk deng wilayah hilirnya, sehingga berpotensi dikenak iur/biaya air irigasi lebih tinggi dibdingk lainnya. Pelug Penentu Tarif Air Irigasi Air irigasi asih sering diggap sebagai barg bebas (free goods) bagi peti, sehingga dapat difaatk sebesar-besarnya tpa ada pihak yg enghalgi. Pdg deiki justru enibulk asalah bagi peti di derah hilir yg lokasinya lebih jauh dari suber air. Konflik pengguna air irigasi di tara peti daerah hulu, tengah d hilir tidak jarg terjadi di berbagai Daerah Irigasi di Indonesia, terasuk di DI V der Wijce. Hasil wawcara di lapg deng petugas pengatur peberi air irigasi, ereka engatak bahwa sebelu air irigasi didistribusik ke salursalur sekunder (keudi ak engalir ke salur tersier d kuarter) di tiga wilayah tersebut, telah dilakuk perhitung ak kebutuh air berdasark luas lah sawah yg diairi - deng batas stdar julah air sebesar 1, liter/ detik/hektar. Ak tetapi kondisi di lapg sering terjadi kekurg air terutaa di daerah hilir. Keberada d aktivitas Perkupul Peti Pengguna Air (PA) sebenarnya penting dala enak kesadar kepada peti bahwa kontribusi peti penting dala enjaga keberljut penyalur air irigasi ke sawah ereka. Naun, PA yg ada ternyata tidak aktif, bahk pada kenyatanya hya sekedar foralitas. Sebagi besar peti responden pun (%) tidak eahai adya lur Pengguna Air (IPAIR), sehingga praktis ereka tidak ebayar saa sekali atas air yg digunaknya. Deng deiki, efisiensi d keadil dala pengguna air irigasi tidak ungkin dicapai tpa adya upaya-upaya aktif dari orgisasi PA setepat. Dari aspek ekonoi, water rent enggabark seberapa besar kontribusi pengguna air irigasi dala enghasilk padi (Rp/ha/MT) d water value enggabark harga bayg (Rp/) dari air tersebut, deng engasusik keberada water arket Inforasi yg dihasilk dari peneliti ini paling tidak dapat dijadik dasar apabila ak dikenak tarif lay air irigasi, seaca IPAIR, yg lebih II ~ d c d s ti p p 1 p kl t ir bl pi dt hl hir se da de da ha De: let iric ek' di da sa1 tin da1 nil< bel per da1 a be1
K b Ji CE (l 8 hi pi 7~ SE. E. II p c K c K Vol. 1 No. J.IIu Pert. Indonesia Johsson, R.C.. Pricing Irrigation Water: A Literature Survey. The World Bk. Washington, D.C. 8 p. Suaryto.. lur Irigasi Berbasis Kooditas Sebagai Instruen Peningkat Efisiensi Pengguna Air Irigasi Pendekat d Analisis Faktor-Faktor yg Mepengaruhinya. Disertasi. Sekolah Pasca Sarja. Institut Perti Bogar Syaukat, Y.. Maging Indonesia's Water Resources. Asia Views Vol III No, February March pp.-ll. Yelni. 1999. Faktor-Faktor yg Mepengaruhi Produksi d Pendapat Usahati Padi Sawah pada Jering Irigasi Teknis d Irigasi Sederha (Studi Kasus di Desa Tinggar Jaya, Kecaat Jatilawg d Desa Losari, Kecaat Rawalo, Kabupaten Byuas, Jawa Tengah). Skripsi. Jurus Ilu-llu Sosial Ekonoi Perti, Fakultas Perti - Institut Perti Bogar. Young, R.A. 199. Measuring Econoic Benefits for Water Investents d Policies. The World Bk Technical Paper No.8. Washington D.C. Young, R.A.. Deterining the Econoic Value of Water Concepts d Methods. Resources for the Future. Washington D.C. USA. t ( y a d,. cl Kc: su: sej Jel