IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATED PADA PERKULIAHAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DI FKIP UM METRO

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATED PADA PERKULIAHAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DI FKIP UM METRO Bobi Hidayat & Kuswono Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak: Peneliti ini merupak peneliti tindak kelas yg termasuk kedalam peneliti kualitatif (kualitative research). Peneliti ini dilakuk pada mahasiswa program studi pendidik sejarah yg bertuju untuk memperbaiki kualitas pembelajar deng menerapk model pembelajar integrated pada mata kuliah pendidik ilmu sosial. Peneliti dilakuk berawal dari beberapa permasalah yg ditemuk oleh peneliti yg sekaligus dosen pengajar yaitu kualitas pembelajar yg kurg baik. Hal ini ditunjukk deng rendahnya aktivitas d prestasi belajar mahasiswa. Teknik pengumpul data yg digunak dalam peneliti ini adalah deng cara pengamat atau observasi, dokumentasi, wawcara, foto, d tes. Lgkah-lgkah peneliti yg diambil adalah sesuai deng lgkah-lgkah dalam peneliti tindak kelas yaitu perenca (plning), pelaksa (acting), observasi (observing), d refleksi (reflecting). Seljutnya data yg diperoleh dialisis deng menggunak pendekat deskriptif alitik yg bertuju untuk mencari gambar alamiah dari temu peneliti d divalidasi deng menggunak teknik trigulasi. Hasil peneliti menunjukk bahwa penerap model pembelajar integrated pada mata kuliah pendidik ilmu sosial mampu memperbaiki aktivitas d dapat meningkatk prestasi belajar mahasiswa. Keywords : Model Pembelajar Integrated, Aktivitas, d Prestasi Belajar I. Pendahulu Pendidik ilmu sosial merupak salah satu bidg ilmu pengetahu yg harus diberik kepada mahasiswa terutama mahasiswa yg mengambil jurus pendidik ilmu pengetahu sosial. Orientasi diberikya mata kuliah ini adalah untuk membekali d mendukung mahasiswa dalam menjalk tugasnya menjadi seorg guru yg profesional. Pendidik ilmu sosial tidak hya diberik kepada mahasisawa yg mengambil jurus pendidik ilmu sosial, ak tetapi mahasiwa yg mengambil jurus pendidik sosiologi, ekonomi, sejarah, geografi yg merupak bagi dari pendidik ilmu sosial lainya juga diberik. Hal ini juga dilakuk oleh Universitas Muhammadiyah Metro. Universitas Muhammadiyah Metro adalah salah satu Universitas yg memiliki jurus ilmu pengetahu sosial yg salah satunya adalah program studi pendidik sejarah. Program studi ini memiliki mata kuliah pendidik ilmu sosial. Dima salah satu pembahasya adalah mengenai pendidik ilmu sosial yg dipelajari di sekolah menengah pertama yg biasa disebut deng pendidik ilmu pengetahu sosial (IPS). Materi pendidik ilmu pengetahu sosial (IPS) di sekolah menengah petama HISTORIA, ISSN: Vol. 2,No. 2, Agustus

2 terdiri dari meteri sejarah, ekonomi, sosiologi, d geografi yg merupak bagi dari keilmu pendidik ilmu sosial. Hal ini sesuai yg diungkapk oleh Sapriya (2009:200) Pada jenjg SMP/MTs mata pelajar IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, d ekonomi. Dalam mempelajarinya adalah deng cara terpadu/terintegrasi tar keempat bidg ilmu tersebut. Sehingga mahasiswa dari program studi pendidik sejarah sgat perlu untuk mengetahui bagaima pembelajar pendidik IPS di SMP. Selain pentingya mahasiswa mempelajari materi pendidik ilmu pengetahu sosial di sekolah menengah pertama, peneliti yg sekaligus dosen pengampu mata kuliah pendidik ilmu sosial kerap kali menemuk proses pembelajar pendidik ilmu sosial yg masih kurg menarik. Hasil wawcara sebelumnya juga menunjukk mahasiswa merasa jenuh deng proses pembelajar yg diterapk sebelumnya, hal ini ditunjukk deng rendahnya prestasi belajar mahasiswa. Hal lain yg juga menunjukk kejenuh mahasiswa dalam belajar adalah mahasiswa cenderung diam d jarg bertya, ditemuk juga mahasiswa yg ngobrol bahk ngtuk saat proses pembelajar sedg berlgsung. Sehingga hal ini berdampak pada rendahnya aktivitas belajar mahasiswa, sehingga tuju pembelajar yg diingink belum sepenuhnya tercapai. Permasalah lain yg ditemuk dilapg oleh dosen pengajar yg pernah juga menjadi Dosen Pembimbing Lapg ketika mahasiswa mengikuti Program Pengalam Lapg (PPL) adalah Mahasiswa yg mengikuti PPL mengalami kesulit dalam mengajar yg tidak sesuai deng bidgnya ak tetapi hal itu sesuai deng kurikulum pembelajar ditingkat sekolah. Kurikulum ditingkat sekolah khususnya kurikulum sekolah menengah pertama (SMP) memaduk materi pendidik sejarah, ekonomi, sosiologi, d geografi menjadi mata pelajar IPS terpadu, sehingga mahasiswa yg berasal dari program studi pendidik sejarah mengalami kesulit dalam menyampaik materi ekonomi, sosiologi, atau geografi. Sehingga diperluk pembelajar d pemaham berkait deng muat materi pendidik Ilmu Pengetahu Sosial kepada mahasiswa program studi pendidik sejarah, agar mereka mampu d memiliki bekal ketika mereka melaksak program pengalam lapg (PPL) terutama yg ditempatk di sekolah menengah pertama (SMP). Berdasark beberapa permasalah di atas, maka perlu untuk melakuk perbaik dalam proses pembelajar deng memvariasik model pembelajar. Model HISTORIA, ISSN: Vol. 2,No. 2, Agustus

3 pembelajar yg ak digunak adalah model pembelajar integrated. Model pembelajar integrated adalah model pembelajar yg memaduk beberapa materi pelajar yg berasal dari berbagai bidg ilmu. Peneliti mengambil model pembelajar ini karena dirasa sesuai deng karakteristik pembelajar ilmu pengetahu sosial disekolah menengah pertama. II. Metode Peneliti Peneliti ini adalah peneliti tindak kelas. Peneliti tindak kelas (classroom action research) merupak bentuk peneliti yg bersifat reflektif deng melakuk tindak-tindak tertentu agar dapat memperbaiki d/atau meningkatk praktik-praktik pembelajar di kelas secara lebih profesional (Sukidin, 2008:28). Jadi peneliti ini merupak peneliti tindak kelas yg bersifat reflektif untuk meningkatk kualitas pembelajar agar lebih optimal. Prosedur peneliti yg digunak adalah prosedur dalam peneliti tindak kelas. Prosedur PTK adalah suatu tahap peneliti mulai dari perenca atau persiap tindak (plning), pelaksa tindak (acting), observasi (obseving) d refleksi (reflecting) yg dilakuk secara berulg-ulg sampai titik jenuh atau ditemukya model tidak yg paling tepat dalam mengatasi masalah yg ditemuk di sekolah atau di kelas atau prestasi belajar siswa sudah mencapai nilai yg diingink sesuia deng ketentu. Hal itu dapat dilihat pada gambar berikut ini. Teknik pengumpul data yg digunak tara lain : 1) Observasi digunak untuk mengumpulk data tentg aktivitas belajar mahasiswa. Observasi dilakuk berdasark pdu observasi yg sudah dibuat. 2) Dokumentasi dalam peneliti ini digunak untuk mengumpulk data berupa Refleksi Refleksi Perenca SIKLUS I Pengamat Perenca SIKLUS II Perenca Apabila permasalah belum selesai, diljutk ke siklus berikutnya Pelaksa Pelaksa catat dari hasil observasi serta data-data lain yg berupa tulis-tulis yg mendukung peneliti ini. 3) Wawcara dalam peneliti ini digunak untuk mengetahui sejauh ma pelaksa tindak yg telah dilakuk oleh dosen pengajar. Seljutnya hasil wawcara digunak untuk menentuk tindak apa HISTORIA, ISSN: Vol. 2,No. 2, Agustus

4 yg ak diambil seljutnya. 4) Foto digunak oleh peneliti adalah untuk meyakink bahwa data yg diperoleh atau terkumpul dalam peneliti lebih jelas, d data tersebut benar adya. Peneliti menggunak kamera digital dalam merekam proses pembelajar pada peneliti yg dilakuk. 5) Tes digunak untuk mengetahui sejauh ma kemampu mahasiswa setelah diberik tindak melalui penerap model pembelajar integrated. Tes digunak untuk mengetahui sejauh ma prestasi belajar mahasiswa. Selain metode pengumpul data, data perlu dilakuk validasi. Pada peneliti ini, validasi data akhir yg digunak adalah Trigulasi. Trigulasi adalah memeriksa kebenar hipotesis, konstruk atau alisis dari si peneliti deng membdingk hasil dari mitra peneliti. Trigulasi dilakuk berdasark tiga sudut pdg dosen sebagai peneliti, sudut pdg mahasiswa d sudut pdg mitra peneliti yg melakuk pengamat atau observasi dalam pembelajar di kelas (Kundar, 2008:107). Indikator keberhasil peneliti yg digunak dalam peneliti ini adalah apabila terjadi peningkat pada aktivitas d hasil balajar mahasiswa. Yg menjadi patok adalah proses pembelajar sebelumnya, d hasil refleksi dari setiap siklus pelaksa pembelajar. Deng mempertimbgk hal itu, maka ak dapat ditentuk tingkat keberhasil peneliti d ada tidaknya tindak pembelajar seljutnya. III. Pembahas Hasil Peneliti Tabel 1. Aktivitas Belajar Mahasiswa siklus 1 d 2 N o Kriteria 1 Sgat Rendah (SR) 2 Rendah (R) 3 Sedg (S) 4 Tinggi (T) 5 Sgat Tinggi (ST) Jumlah Mahasiswa/Persenta Ket se Siklus 1 Siklus 2 0/00 0/00 Tetap 14/40,00 0/00 Menurun 11/31,43 15/42,86 Meningkat 10/28,57 13/37,14 Meningkat 0/00 7/20,00 Meningkat Jumlah 35/100% 35/100% - Sumber : Hasil Peneliti Aktivitas Belajar Mahasiswa Siklus 1 d 2 Tabel 2. Prestasi Belajar Mahasiswa siklus 1 d 2 N o Rent Nilai Jumlah Mahasiswa/Persentas e Ket Siklus 1 Siklus /00 0/00 Tetap /5,71 0/00 Menurun /40,00 0/00 Menurun /42,86 14/40,00 Menurun /11,43 21/60,00 Meningkat Jumlah 35/100% 35/100% - Sumber : Hasil Peneliti Prestasi Belajar Mahasiswa Siklus 1 d 2 Berdasark tabel 1 tentg aktivitas belajar mahasiswa, dapat dilihat bahwa terdapat HISTORIA, ISSN: Vol. 2,No. 2, Agustus

5 peningkat tara siklus pertama d kedua. Hal ini menunjukk terdapat perbaik proses pembelajar pada siklus 2. Aktivitas belajar mahasiswa pada kisar sgat rendah tetap tidak ada, sedgk pada kisar rendah mengalami penurun hingga 0, bahk terdapat mahasiswa yg mencapai aktivitas belajar pada kisar sgat tinggi yaitu sebyak 7 mahasiswa pada proses pembelajar siklus 2. Aktivitas belajar mahasiswa pada siklus 2 menunjukk peningkat yg baik sehingga berdasark hasil diskusi deng dosen mitra dapat diperoleh bahwa pada peneliti aktivitas belajar mahasiswa pada siklus 2 dapat dikatak sudah baik. Sedgk pada prestasi belajar mahasiswa, berdasark tabel 2 telah menunjukk prestasi belajar yg memuask. Prestasi belajar mahasiswa pada siklus 2 tidak ada yg berada dibawah 60, semua hasil belajar yg diperoleh mahasiswa diatas 60. Melihat hasil peneliti tentg prestasi belajar mahasiswa pada siklus 2 disimpulk bahwa peneliti prestasi belajar mahasiswa sudah dapat dikatak berhasil. Melihat data tabel 1 d 2 yg merupak data hasil dari proses pembelajar menggunak model pembelaar integrated, menunjukk bahwa penerap model pembejar ini dapat meningkatk aktivitas belajar mahasiswa. Peningkat aktivitas mahasiswa selain didukung oleh kerja secara berkelompok, materi d lembar kerja mahasiswa juga menuntut mahasiswa untuk melakuk aktivitas yg lebih. Mereka saling mencari d memberi informasi terkait tugas yg diberik. Memahami d menerapk konsep integrated yg dipdu menggunak bah baca d lembar kerja mahasiswa menuntut kerjasama d tentu aktivitas berupa bertya, menjawab berargumen d aktivitas-aktivitas belajar lainya dapat secara alamiah dilakuk oleh mahasiswa. Selain aktivitas belajar yg mengalami perbaik, prestasi belajar mahasiswa juga mengalami perbaik d peningkat. Deng aktivitas belajar yg tinggi, mahasiswa ak lebih menguasai materi pembelajar sehingga ketika mengerjak tes sebagai ukur penguasa materi, mahasiswa dapat menjawab deng baik. Model pembelajar integrated dari hasil peneliti ini cocok digunak untuk menyampaik materi tentg pendidik IPS di SMP. Dima materi pendidik IPS di SMP memuat materi dari konsep geografi, sosiologi, ekonomi d sejarah. Sehingga dalam mempelajarinya model pembelajar ini mampu mengintegrasik konsep tersebut. Dari keseluruh proses peneliti d hasil diskusi deng dosen mitra serta berkomunikasi deng mahasiswa melalui HISTORIA, ISSN: Vol. 2,No. 2, Agustus

6 wawcara tentg proses pembelajar yg telah dilaksak pada siklus dua, maka proses pembelajar tidak diljutk pada siklus seljutnya. Hasil wawcara menunjukk bahwa proses pembelajar yg dilakuk pada siklus dua sudah dapat meningkatk aktivitas belajar mahasiswa d dapat memperbaiki prestasi belajar mahasiswa. IV. Simpul Berdasark hasil peneliti mengenai implementasi model pembelajar integrated pada perkuliah pendidik ilmu sosial pokok bahas pendidik ilmu pengetahu sosial Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat diambil simpul bahwa implementasi model pembelajar integrated pada perkuliah pendidik ilmu sosial pokok bahas pendidik ilmu pengetahu sosial Sekolah Menengah Pertama (SMP) terbukti dapat memperbaiki aktivitas d meningkatk prestasi belajar mahasiswa V. Sar 2. Bagi Dosen Pengajar Implementasi model pembelajar integrated pada perkuliah pendidik ilmu sosial dirasa cocok untuk menyampaik pokok bahas pendidik ilmu pengetahu sosial Sekolah Menengah Pertama (SMP) sehingga dosen lain dapat menggunak model pembelajar ini dalam menyampaik materi tersebut. 3. Bagi Program Studi Pendidik Sejarah Bagi program studi pendidik sejarah disark untuk dapat mendukung dosen d mengarahk dosen untuk dapat menggunak model pembelajar yg bervariasi guna memperbaiki d meningkatk prestasi belajar mahasiswa. 1. Bagi Mahasiswa Bagi mahasiswa disark untuk aktif d kreatif membtu serta mendukung dosen dalam menggunak model pembelajar yg bervariasi guna memperbaiki aktivitas d meningkatk prestasi belajar mahasiswa. HISTORIA, ISSN: Vol. 2,No. 2, Agustus

7 Daftar Referensi Kundar Lgkah Mudah Peneliti Tindak Kelas sebagai Pengembg Profesi Guru. Jakarta.PT Rajagrafindo Persada. Sapriya Pendidik IPS Konsep d Pembelajar. Bdung. PT Remaja Rosdakarya Somtri, M. Num Menggagas Pembaharu Pendidik IPS. PT Remaja Rosdakarya. Bdung Sukidin Majemen Peneliti Tindak kelas. Ins Cendikia. Surabaya HISTORIA, ISSN: Vol. 2,No. 2, Agustus