HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

dokumen-dokumen yang mirip
Hukum Iterasi Logaritma

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

EKSISTENSI SUPREMUM DAN INFIMUM DENGAN TEOREMA CANTOR DEDEKIND. Nursiya Bito. Staf Dosen Jurusan Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

PENGANTAR ANALISIS REAL

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

PROBABILITAS &STATISTIK. Oleh: Kholistianingsih, S.T., M.Eng.

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

STATISTIKA MATEMATIKA Probabilitas, Distribusi, dan Asimtosis dalam Statistika

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

Penentuan Daerah Kritis Terbaik dengan Teorema Neyman- Pearson

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap mendekati normal dengan mean μ = μ dan variansi

YOHANA SUWANDI NIM 83950

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

FUNGSI BERVARIASI TERBATAS DAN SIFAT-SIFATNYA SKRIPSI

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

PENYELESAIAN INTEGRAL DIMENSI-n DENGAN MENGGUNAKAN TEOREMA FUBINI

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

Distribusi Peubah Acak

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI

MA3231 Analisis Real

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

ANALISIS REAL 2 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT

SILABUS. 5. Evaluasi a. Kehadiran = 10% b. Tugas = 20% c. UTS = 30% d. UAS = 40%

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. August 18, Dosen FMIPA - ITB

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

II. LANDASAN TEORI ( ) =

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

INF-104 Matematika Diskrit

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

Dwi Lestari, M.Sc: Konvergensi Deret 1. KONVERGENSI DERET

SIFAT-SIFAT DASAR FUNGSI KARAKTERISTIK

PEUBAH ACAK DAN DISTRIBUSINYA

SIFAT KOMPAK PADA RUANG HAUSDORFF (RUANG TOPOLOGI TERPISAH)

BAB III PROSES POISSON MAJEMUK

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

Kajian Fungsi Metrik Preserving

BAB I PENDAHULUAN. Kata topologi berasal dari bahasa yunani yaitu topos yang artinya tempat

PERAN TEOREMA COHEN DALAM TEOREMA BASIS HILBERT PADA RING DERET PANGKAT

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN

Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

MA3231 Analisis Real

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

Pengantar Proses Stokastik

MA 2081 Statistika Dasar Utriweni Mukhaiyar. 11 September 2012

Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

BAB 2 LANDASAN TEORI

2 BARISAN BILANGAN REAL

HUBUNGAN LIMIT FUNGSI DAN LIMIT BARISAN PADA TOPOLOGI REAL

BAB II LANDASAN TEORI

Pendahuluan Statistika

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Pengantar Statistika Matematik(a)

Pengantar Proses Stokastik

HETEROSKEDASTISITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER SKRIPSI. Oleh: YOGIE DANA INSANI NIM

PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

Sarimah. ABSTRACT

Transkripsi:

HUKUM ITERASI LOGARITMA TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. 00290 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

ABSTRAK SORTA PURNAWANTI: Hukum Iterasi Logaritma Hukum iterasi logaritma merupakan teori yang sangat penting dalam perkembangan teori peluang. Hukum iterasi logaritma ini mengkaji tentang kekonvergenan dari deret variabel acak yang berdistribusi identik dan saling bebas. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi yang harus dipenuhi oleh deret variabel acak yang berdistribusi identik dan saling bebas, agar, sehingga pernyataan ini dikenal dengan hukum iterasi logaritma. Penelitian ini merupakan penelitian dasar. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis teori yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas dan berlandaskan pada studi kepustakaan. Berdasarkan hasil dari studi kepustakaan didapatkan bahwa misalkan merupakan barisan variabel acak berdistribusi identik yang saling bebas dengan dan untuk setiap, sedangkan, untuk., dan adalah barisan konstan yang positif sehingga untuk, jika memenuhi kondisi berikut: (i). (ii). a.s untuk setiap, maka.

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, rahmat, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Hukum Iterasi Logaritma. Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Padang. Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Hj. Helma, M.Si, Pembimbing I, sekaligus Penasehat Akademis yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Dodi Vionanda, S.Si, M.Si Pembimbing II 3. Bapak Drs. Atus Amadi Putra, M.Si, Bapak Drs. Lutfian Almash, M.S, Ibu Dra. Nonong Amalita, M.Si sebagai dosen Penguji. 4. Ibu Dr. Armiati, M.Pd, Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNP. 5. Bapak Muhammad Subhan, S.Si., M.Si, Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNP. 6. Ibu Dra. Dewi Murni, M.Si, Ketua Jurusan Program Studi Matematika FMIPA UNP

7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu staf pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP. 8. Seluruh Staf Administrasi dan Staf Labor Komputer Matematika FMIPA UNP. 9. Ayah dan Ibu tercinta, adik tersayang beserta keluarga besar yang telah memberikan dorongan dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 10. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan pada penulis dapat menjadi amal ibadah dan memperoleh balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan Tugas Akhir ini dan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan arti dan manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca. Padang, Desember 2012 Penulis

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...iv GLOSARIUM...v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Perumusan Masalah...3 C. Tujuan Penelitian...3 D. Manfaat Penelitian...4 E. Metode Penelitian...4 BAB II KAJIAN TEORI A. Ruang Sampel dan Variabel Acak...6 B. Fungsi Peluang dan Fungsi Distribusi...7 C. Nilai Ekspektasi...9 D. Suprimum dan Infimum...10 E. Kekonvergenan...11 F. Lemma Cantelli-Borel...12 G. Lemma Toeplitz dan Lemma Ekivalen...13 H. Hukum Kolmogorov 0-1dan Hukum Bilangan Besar Kolmogorov...13 I. Batas Eksponensial...14 J. Ketaksamaan Levy...15 BAB III PEMBAHASAN A. Beberapa Hukum Iterasi Logaritma...17 B. Teorema Hukum Iterasi Logaritma...19 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan...26 B. Saran...26 DAFTAR PUSTAKA...27 LAMPIRAN...28

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Pembuktian Teorema 1...28 2. Pembuktian Lemma Cantelli-Borel...29 3. Pembuktian Lemma Toeplitz...30 4. Pembuktian Lemma Keekivalenan...31 5. Pembuktian Lemma Kolmogorov 0-1...32 6. Pembuktian Lemma Ketaksamaan Levy...33 7. Pembuktian Akibat 2 dari Lemma Ketaksamaan Levy...34 8. Pembuktian Teorema 2...35

GLOSARIUM = Konstanta Bilangan Riil (almost sure) = Hampir Pasti = Himpunan Semua Kejadian pada Ruang Sampel = Konstanta Bilangan Riil = Kejadian (infinitely often) = Sering tidak Berhingga = Barisan Konstan yang Positif = Median = Sampel = Ukuran Peluang = Deret Variabel Acak = Deret Variansi = Variabel Acak = Ruang Sampel = Titik atau Anggota-Anggota pada Ruang Sampel (elemen) = Bagian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teorema limit dalam teori peluang terbagi atas 2 bentuk yaitu teorema limit lemah dan teorema limit kuat. Teorema limit lemah berkaitan dengan kekonvergenan dalam peluang dari sebuah barisan variabel acak. Laha & Rohatgi (1979: 45) menyatakan bahwa, sebuah barisan dari variabel acak konvergen dalam peluang ke variabel acak X jika untuk setiap untuk atau ditulis, dimana barisan variabel acak terdefinisi pada ruang peluang. Sedangkan teorema limit kuat berkaitan dengan kekonvergenan hampir pasti dari sebuah barisan variabel acak. Menurut Laha & Rohatgi (1979: 42), barisan dari variabel acak dikatakan konvergen hampir pasti ke variabel acak X jika dan hanya jika terdapat himpunan, dengan, sedemikian sehingga untuk setiap, untuk atau ditulis. Hukum bilangan besar adalah hukum yang berkaitan dengan kekonvergenan dari sebuah barisan variabel acak. Apabila barisan variabel acak konvergen dalam peluang, maka dikenal dengan hukum bilangan besar lemah. Hukum bilangan besar lemah menyatakan bahwa misalkan barisan variabel acak yang berdistribusi identik dan, jika terdapat barisan konstanta real,, dan, maka untuk (Laha & Rohatgi, 1976: 67). Sedangkan apabila barisan variabel acak konvergen hampir

pasti, maka dikenal dengan hukum bilangan besar kuat, yaitu jika untuk. Jika, maka hukum bilangan besar kuat berubah menjadi untuk. Sedangkan menurut hukum bilangan besar Kolmogorov hal ini dapat diubah menjadi jika dan hanya jika dan (Laha & Rohatgi, 1979: 90). Hal di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut. Misalkan pada percobaan pelemparan satu buah dadu sebanyak n kali, jika r adalah frekuensi munculnya mata dadu dan p adalah konstanta peluang munculnya mata dadu dari n kali percobaan, maka p adalah, untuk n yang kecil maka, yang dikenal dengan hukum bilangan besar lemah dan untuk maka, yang dikenal dengan hukum bilangan kuat. hukum Iterasi Logaritma berkaitan dengan tingkat pertambahan r untuk. Hukum Iterasi Logaritma ini menyelidiki kekonvergenan dari dimana. Jika diasumsikan berdistribusi identik dengan, hukum bilangan besar kuat menyatakan bahwa hampir pasti, yaitu untuk setiap maka tingkat pertambahan lebih kecil dari n. Jika diasumsikan terbatas dan sama dengan 1, maka teorema pusat Levy menunjukkan bahwa tingkat pertambahan lebih besar dari. Sehingga tingkat pertambahan lebih besar dari dan lebih kecil dari n. Berdasarkan teorema limit pusat Levy, (Rohatgi, 1976: 280), maka

. Menurut Laha & Rohatgi (1976: 93) maka hal di atas berubah menjadi. Berdasarkan hukum Kolmogorov 0-1 a.s, dimana c adalah konstan. Sedangkan menurut hukum Iterasi Logaritma dinyatakan bahwa, sehingga (Laha & Rohatgi,1979: 93). Berdasarkan hal di atas, kondisi apa yang harus dipenuhi agar nilai dari dimana, dan untuk.. Oleh karena itu judul dari tugas akhir ini adalah Hukum Iterasi Logaritma". B. Perumusan Masalah Misalkan, merupakan barisan variabel acak yang saling bebas dengan,, dan merupakan barisan konstan yang positif sehingga untuk, kondisi apa yang harus dipenuhi agar? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan dari kajian ini adalah: untuk mengetahui kondisi yang harus dipenuhi oleh barisan variabel acak saling

bebas agar, dimana, untuk. D. Manfaat Penelitian Melalui kajian teori ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Peneliti, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang teori peluang khususnya teori tentang variabel acak, distribusi peluang, hukum bilangan besar, hukum bilangan besar Kolmogorov dan hukum Iterasi Logaritma. 2. Pembaca, untuk mendapatkan informasi tentang teori peluang khususnya pada hukum Iterasi Logaritma. 3. Peneliti, selanjutnya dapat menggunakannya sebagai salah satu referensi. E. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dasar. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis teori yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas dan berlandaskan pada studi kepustakaan. Penelitian ini diawali dengan meninjau permasalahan, mengumpulkan dan menghubungkan teori-teori yang didapat dengan permasalahan yang dihadapi sebagai penunjang untuk menyelesaikan permasalahan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan adalah sebagai berikut: 1. Mencari kemudian

. 2. Menghubungkan akibat ke-2 dari Ketaksamaan Levy dengan syarat-syarat yang ada pada hukum Iterasi Logaritma. 3. Menggunakan dalil dari Kolmogorov. 4. Menggunakan Lemma Cantelli-Borel untuk membuktikan dan. 5. Menghubungkan dalil dari Kolmogorov dengan Lemma Cantelli- Borel. 6. Mendapatkan kondisi untuk.

BAB II KAJIAN TEORI Adapun teori-teori yang diperlukan untuk pembahasan penelitian ini adalah: A. Ruang Sampel dan Variabel Acak Definisi 1 Himpunan semua kemungkinan hasil suatu percobaan disebut ruang contoh atau ruang sampel dan dilambangkan dengan Ω. (Walpole, 1982: 70) Definisi 2 Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh atau ruang sampel dan dilambangkan dengan E. (Walpole, 1982: 72) Definisi 3 Misalkan adalah ruang sampel dari suatu percobaan. P merupakan fungsi bernilai riil yang terdefinisi pada dengan daerah asal, maka P disebut fungsi peluang atau ukuran peluang dan peluang terjadinya kejadian, jika memenuhi : (i). untuk setiap (ii).

(iii). Jika,,... adalah sebarang kejadian yang saling lepas dengan dan, maka. (Galambos, 1995: 5) Berdasarkan definisi di atas, himpunan semua kemungkinan yang mungkin terjadi pada suatu percobaan disebut dengan ruang sampel yang dilambangkan dengan Ω dan himpunan bagian dari ruang sampel disebut dengan kejadian yang biasanya dilambangkan dengan E, sedangkan himpunan semua kejadian dalam ruang sampel dilambangkan dengan В. Defenisi 4 Jika Ω adalah sebuah ruang sampel yang memiliki ukuran peluang dan x adalah fungsi bernilai real yang terdefinisi pada anggota-anggota di Ω, maka X disebut dengan variabel acak. (Freund & Walpole, 1987: 75) B. Fungsi Peluang dan Fungsi Distribusi Variabel acak dalam statistika terdiri atas dua macam, yaitu variabel acak diskrit yang fungsi peluangnya dikenal dengan fungsi massa peluang, dan variabel acak kontinu yang fungsi peluangnya dikenal dengan fungsi padat peluang. Definisi 5 Jika X suatu variabel acak diskrit, maka dinamakan fungsi peluang bagi variabel acak X. (Walpole, 1987: 79) Definisi 6

Suatu fungsi dikatakan fungsi peluang dari variabel acak diskrit X jika dan hanya jika memenuhi kondisi sebagai berikut: (i)., untuk setiap (ii). (Walpole, 1987: 79) Definisi 7 Suatu fungsi dikatakan fungsi peluang dari variabel acak kontinu X jika dan hanya jika untuk setiap, dan. (Walpole, 1987: 92) Definisi 8 Suatu fungsi dikatakan fungsi padat peluang dari variabel acak kontinu X jika memenuhi kondisi sebagai berikut: (i)., untuk setiap. (ii). (Walpole, 1987: 93) Fungsi distribusi terbagi atas 2 macam yaitu fungsi distribusi yang berasal dari variabel acak diskrit dan fungsi distribusi yang berasal dari variabel acak kontinu. Di samping itu pada variabel acak juga terdapat variabel acak berdistribusi identik. Definisi 9 Misalkan X adalah sebuah variabel acak diskrit, fungsi untuk dimana adalah nilai dari distribusi peluang dari x ke t disebut fungsi distribusi.

(Freund & Walpole, 1987: 82) Definisi 10 Misalkan X adalah sebuah variabel acak kontinu, fungsi untuk dimana adalah nilai dari distribusi peluang dari x ke t disebut fungsi distribusi. (Freund & Walpole, 1987: 94) Fungsi distribusi disebut juga dengan distribusi kumulatif yang dapat dinotasikan dengan. Berdasarkan definisi berikut distribusi identik itu adalah: Definisi 11 Dua buah variabel acak X dan Y dikatakan berdistribusi identik jika X dan Y mempunyai distribusi peluang yang sama yaitu untuk setiap. Dimana dan adalah fungsi distribusi dari X dan Y. (Rohatgi, 1976: 123) C. Nilai Ekspektasi Nilai ekspektasi juga dikenal dengan rataan peubah acak X atau rataan distribusi peluang X, yang dinyatakan dengan. Hal ini dapat di lihat dari definisi ataupun teorema berikut ini: Definisi 12 Jika X adalah variabel acak diskrit, f(x) adalah fungsi massa peluang pada x, nilai ekspektasi dari X adalah Jika X adalah variabel acak kontinu, f(x) adalah fungsi padat peluang pada x, nilai ekspektasi dari X adalah

(Freund & Walpole, 1987: 135) Teorema 1 Misalkan X dan Y adalah dua variabel acak saling bebas. Jika dan, maka dan (Laha & Rohatgi, 1979: 55) Bukti pada lampiran 1. D. Suprimum dan Infimum Definisi 13 Misalkan S disebut subset tak kosong dari (i). Himpunan S disebut terbatas di atas jika terdapat sedemikian sehingga untuk setiap. Bilangan-bilangan disebut batas atas dari S. (ii). Himpunan S disebut terbatas di bawah jika terdapat sedemikian sehingga untuk setiap. Bilangan-bilangan disebut batas bawah dari S. (iii). Himpunan S disebut terbatas jika S terbatas di atas dan di bawah. Himpunan S dikatakan tidak terbatas jika S tidak terbatas di atas atau di bawah. (Bartle & Sherbert, 2000: 35) Definisi 14

Misalkan S disebut subset tak kosong dari (i). Jika S terbatas di atas, maka sebuah bilangan u dikatakan suprimum (batas atas terkecil) dari S jika u memenuhi kondisi berikut: a. u adalah batas atas dari S, dan b. jika v adalah sebarabg batas atas dari S, maka (ii). Jika S terbatas di bawah, maka sebuah bilangan w dikatakan infimum (batas bawah terbesar) dari S jika w memenuhi kondisi berikut: a. w adalah batas atas dari S, dan b. jika t adalah sebarang batas atas dari S, maka (Bartle & Sherbert, 2000: 35) Lemma Suprimum u merupakan batas atas dari himpunan tak kosong S dari R, u merupakan supremum dari S jika dan hanya jika untuk setiap terdapat sebuah sehingga (Bartle & Sherbert, 2000: 36) E. Kekonvergenan Kekonvergenan dalam teori peluang terdiri atas beberapa macam diantaranya yaitu konvergen lemah, konvergen hampir pasti dan konvergen dalam peluang, seperti definisi berikut ini: Definisi 15

Misalkan adalah sebuah barisan fungsi distribusi. dikatakan konvergen lemah untuk sebuah fungsi distribusi F jika untuk, untuk semua titik x kontiniu di F atau ditulis (Galambos, 1995: 131) Definisi 16 Barisan dari variabel-variabel acak dikatakan konvergen hampir pasti untuk variabel acak X jika dan hanya jika terdapat himpunan dengan, sedemikian sehingga untuk setiap, untuk atau ditulis (Laha & Rohatgi, 1979: 42) Definisi 17 Misalkan sebuah barisan dari variabel acak yang didefinisikan pada ruang peluang (Ω,B,P), acak X jika untuk setiap dikatakan konvergen dalam peluang untuk variabel untuk atau ditulis (Laha & Rohatgi, 1979: 45) F. Lemma Canteli-Borel Disamping digunakan untuk membuktikan hukum bilangan besar Kolmogorov, Lemma Cantelli-Borel juga digunakan untuk membuktikan hukum Iterasi Logaritma.

(i). Misalkan adalah sebuah barisan dari kejadian sedemikian sehingga maka P(A)=0 dimana (ii). Jika sehingga adalah sebuah barisan saling bebas dari kejadian sedemikian maka P(A)=1 dimana (Rohatgi, 1976: 264) Bukti pada lampiran 2. G. Lemma Toeplitz dan Lemma Ekivalen Lemma Toeplitz Misalkan adalah barisan bilangan real sedemikian sehingga untuk, maka untuk. (Laha & Rohatgi, 1979: 89) Bukti pada lampiran 3. Lemma Ekivalen Jika deret, barisan dan adalah ekivalen ujung, dan, adalah konvergen ekivalen maka barisan dan untuk konvergen pada himpunan yang sama dan limit yang sama kecuali himpunan kosong. (Rohatgi, 1976: 266) Bukti pada lampiran 4. H. Hukum Kolmogorov 0-1 dan Hukum Bilangan Besar Kolmogorov Hukum Kolmogorov 0-1

Misalkan adalah barisan variabel acak yang saling bebas. Maka peluang kejadian ekornya adalah 0 atau 1. Selain itu, setiap fungsi ekornya adalah hampir pasti konstan, yaitu jika adalah variabel acak sehingga, maka, dimana c adalah konstan. (Laha & Rohatgi, 1979: 77) Bukti pada lampiran 5. Hukum Bilangan Besar Kolmogorov Untuk membuktikan konvergen ke-, digunakan hukum bilangan besar kolmogorov. Berikut ini teorema hukum bilangan besar kolmogorov: Misalkan adalah variabel acak berdistribusi identik dengan maka terdapat jika dan hanya jika maka dengan peluang 1. (Laha & Rohatgi, 1979: 101) I. Batas eksponensial Misalkan adalah barisan variabel acak yang saling bebas dengan dan untuk, dan untuk. Berikut ini proposisi dari batas eksponensial: Miisalkan a.s, dimana adalah konstan, untuk setiap k, dan andaikan (i). Jika maka untuk didapatkan

Jika maka untuk didapatkan (ii). Diberikan mak terdapat konstan (yang cukup besar) dan (yang cukup kecil) sedemikian sehingga untuk dan (Laha & Rohatgi, 1976: 93) J. Ketaksamaan Levy Ketaksamaan Levy berguna sebagai langkah awal dari pembuktian hukum Iterasi Logaritma. Berikut ini Lemma Ketaksamaan Levy: Misalkan adalah variabel acak independen, dan maka dan. (Laha & Rohatgi, 1976:98) Bukti pada lampiran 6. Akibat 1 Adapun Akibat dari Ketaksamaan Levy di atas adalah sebagai berikut: Jika adalah independen dan variabel acak simetrik. Maka dan. (Laha & Rohatgi, 1976:99)

Akibat 2 Misalkan adalah variabel acak yang saling bebas dengan dan untuk. Maka. (Laha & Rohatgi, 1976:99) Bukti pada lampiran 6. Untuk menentukan kenaikkan barisan bilangan real yang positif, di gunakan teorema berikut ini: Teorema 2 Misalkan adalah barisan naik bilangan real positif yang memenuhi dan untuk. Maka untuk setiap terdapat barisan bilangan bulat positif sedemikian sehingga untuk (Laha & Rohatgi, 1976: 100)

BAB III PEMBAHASAN A. Beberapa Hukum Iterasi Logaritma Berikut ini adalah beberapa hukum iterasi logaritma yang dikutip dari beberapa sumber yang berbeda. 1. Menurut Laha & Rohatgi (1976: 101) Misalkan merupakan barisan variabel acak yang saling bebas dengan dan untuk setiap, sedangkan, untuk., dan adalah barisan konstan yang positif sehingga untuk. Jika memenuhi kondisi berikut: (i). (ii). a.s untuk setiap maka. 2. Menurut Billingsley (1994:154) Misalkan, dimana adalah variabel acak berdistribusi identik yang saling bebas dengan rata-rata=0 dan variansi=1, maka Ekivalen untuk yang positif

3. Menurut Galambos (1995: 277) Misalkan dan tak terbatas dan berdistribusi identik, dengan. Maka Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat dilihat bahwa: 1. Laha & Rohatgi (1976: 101) menyatakan bahwa, dan kondisi yang harus dipenuhi adalah (i). (ii). 2. Billingsley (1994:154) menyatakan bahwa rata-rata=0, variansi=1 dan ekivalen untuk setiap yang positif dengan bentuk berikut: Sedangkan kondisi yang harus dipenuhi tidak dinyatakannya. 3. Galambos (1995: 277) menyatakan bahwa dan saja, sedangkan kondisi yang harus dipenuhi juga tidak dinyatakan.

Berdasarkan hal yang demikian, teorema pada pendapat pertama lebih lengkap dan lebih rinci menjelaskan teoremanya. Sehingga teorema yang akan di buktikan adalah teorema pada pendapat pertama. B. Teorema Hukum Iterasi Logaritma Adapun teorema yang akan dibuktikan tersebut adalah sebagai berikut misalkan merupakan barisan variabel acak yang saling bebas dengan dan untuk setiap, sedangkan, untuk., dan adalah barisan konstan yang positif sehingga untuk. Jika memenuhi kondisi berikut: (i). (ii). a.s untuk setiap maka. Bukti: Misalkan maka untuk setiap (1) (2) a. Pandang Misalkan dan berdasarkan lemma cantelli-borel (i) yaitu

, untuk setiap (3) Langkah selanjutnya adalah menggunakan akibat ke-2 dari Ketaksamaan Levy dimana, sehingga di dapatkan (4) Karena, maka ruas kanan persamaan diatas menjadi sebagai berikut: untuk setiap dan k yang cukup besar (5) Oleh karena dan k yang cukup besar, maka (6) Selanjutnya dari kondisi (ii), maka untuk setiap Misalkan Maka Sehingga Untuk, subsitusikan dalil Kolmogorov (Batas Eksponensial) ke persamaan (6) sehingga didapatkan, untuk dan k yang cukup besar (7) Pilih, sedemikian sehingga

Selanjutnya karena, sehingga dari kondisi (ii). Didapatkan bahwa (8) Jadi (9) (10) Karena dan untuk, hal ini berarti untuk. Dari lemma 5 didapatkan untuk setiap maka ada barisan naik,, sedemikian sehingga untuk (11) Dan (12) Jadi karena dan didapatkan Sehingga berlaku persamaan (3). (13) Selanjutnya untuk setiap didapatkan:

(14) Berdasarkan persamaan (11) maka untuk k yang cukup besar (15) Sehingga (16) Misalkan, pilih dan andaikan bahwa memenuhi (17) Maka (18) Jadi, maka. b. Pandang. berlaku untuk setiap dan barisan Pilih dan, misalkan, (19) dan (20) Selanjutnya, (21) sehingga dapat ditujukkan bahwa Karena adalah variabel acak yang saling bebas. Maka dapat ditunjukkan bahwa.

Dengan catatan: untuk, dan untuk (22) Oleh karena dapat diaplikasikan dengan memilih sedemikian sehingga. Sehingga didapatkan (23) Dimana Karena adalah konstanta yang saling bebas dari k. Sehingga (24) Jadi Selanjutnya misalkan (25) Bukti tetap berlaku jika diganti dengan. Hal itu juga berarti bahwa, untuk bukti tersebut juga berlaku dengan Sehingga didapatkan:

, dimana (26) Oleh karena itu peluang dari. Maka untuk dan untuk setiap kecuali untuk himpunan kosong. Selanjutnya jika maka berlaku. Selanjutnya didapatkan Dimana (27) (28) Jika dipilih dan yang cukup besar, sehingga (29) Maka (30) Dan untuk setiap maka berlaku (31)

Sehingga dari penyelesaian di atas terbukti bahwa, jika memenuhi kondisi: (i). (ii). a.s untuk setiap

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penyelesaian dari permasalahan maka dapat disimpulkan bahwa: misalkan merupakan barisan variabel acak berdistribusi identik yang saling bebas dengan dan untuk setiap, sedangkan, untuk., dan adalah barisan konstan yang positif sehingga untuk, dan jika memenuhi kondisi berikut: (i). (ii). a.s untuk setiap, maka. B. Saran Pembahasan pada tugas akhir ini hanya memperkenalkan Hukum Iterasi Logaritma dan pembuktiannya saja. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk membahas aplikasi Hukum Iterasi Logaritma pada proses Gauss dan pada gerak Brown.

DAFTAR PUSTAKA Bartle, R.G dan Sherbert. 2000. Introduction to Real Analysis. York: John Willey & Sons. edition. New Billingsley, Patrick. 1995. Probability and Measure. New York: John Wiley & Sons. Freund, John E, & Ronald E. Walpole. 1987. Mathematical Statistics. Jersey: Prentice-Hall, Inc.. New Galambos, Janos. 1995. Advanced Probabilty Theory. New York: Marcel Dekker, Inc. Laha, R. G. & V. K. Rohatgi. 1979. Probability Theory. New York: John Wiley & Sons. Rohatgi, V.K. 1976. An Introduction to Probability Theory and Mhatematical Statistics. New York: John Wiley & Sons. Teicher, Henry. 1974. On The Law Of The Iterated Logaritma. The Annals Of Probability. 2 4 714-728. Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Lampiran 1. Bukti Teorema 1 1. Misalkan X dan Y adalah 2 variabel acak non negatif Sedangkan dan Karena X dan Y saling bebas, maka kelas dan juga saling bebas, sehingga untuk dan 2. XY juga variabel acak Oleh karena itu, Terbukti

Lampiran 2. Bukti Lemma Cantelli-Borel a. Pandang Misalkan, sehingga Untuk setiap bilangan bulat positif n berlaku untuk. Selain itu, untuk sehingga. b. Pandang dan Sehingga Untuk dipenuhi supaya, karena adalah barisan saling bebas dari kejadian. Dengan menggunakan ketaksamaan berikut: Sehingga disimpulkan bahwa Karena adalah divergen maka untuk setiap n. Hal ini mengakibatkan dan.

Lampiran 3. Bukti Lemma Toeplitz Pandang, artinya untuk terdapat sedemikian sehingga untuk,. Selanjutnya pilih bilangan bulat sedemikian sehingga, sehingga untuk berlaku Karena, menurut definisi limit barisan maka

Lampiran 4. Bukti Lemma Keekivalenan Perhatikan, berdasarkan lemma cantelli-borel. Hal ini berarti, dengan kata lain bahwa dan adalah tail-ekivalen. Dengan mengggunakan definisi tail-ekivalen yaitu untuk hampir semua terdapat sedemikian sehingga untuk barisan dan adalah sama. Berdasarkan hal di atas hanya untuk nilai n batas. Berdasarkan sifat kekonvergenan hampir pasti. Selanjutnya, untuk hanya untuk yang jumlahnya terbatas. Karena dan terbatas dan merupakan konvergen ekivalen maka atau sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dan konvergen pada himpunan yang sama dan limit yang sama.

Lampiran 5. Bukti Lemma kolmogorov 0-1 Misalkan adalah -ekor dari barisan, dan misalkan. Maka, Berdasarkan proposisi berikut: misalkan acak yang saling bebas. Maka, untuk setiap adalah barisan variabel dan adalah kelas kejadian yang saling bebas. Didapatkan bahwa untuk setiap dan untuk setiap n. Karena untuk setiap. Karena,, dan ambil, dapat dillihat bahwa, yaitu.

Lampiran 6. Bukti Lemma Ketaksamaan Levy Pandang: (1) Misalkan: dan untuk untuk Dimana, sedangkan beririsan dengan. dan adalah saling bebas dan untuk Hal itu berarti bahwa Pandang. (2) Misalkan maka didapatkan

Dengan menggabungkan persamaan 1 dengan persamaan diatas didapatkan: Lampiran 7. Bukti Akibat 2 dari Lemma Ketaksamaan Levy Untuk setiap variabel acak X dengan variansi terbatas Sehingga berikut ini definisi median (2) Selanjutnya mengaplikasikan persamaan (2) ke, dengan catatan bahwa. Maka didapatkan Sehingga Dari persamaan ketaksamaan levy (1)..

(1) Sehingga terbukti Akibat 2 Lemma Ketaksamaan Levy Lampiran 8. Bukti Teorema 2 Karena untuk maka ada bilangan bulat, sedemikian sehingga untuk setiap interval dari, memuat paling kurang. Sebaliknya untuk Misalkan adalah bilangan bulat paling kecil sedemikian sehingga maka untuk semua dan, karena, sehingga