PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

Oleh : Hissyam I

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque)

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

BAB I. Perencanaan Atap

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

Semarang, Nopember Penyusun

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RS. GRHA KEDOYA, JAKARTA BARAT. Oleh : MARTINUS SATRIYO HADIWIBOWO NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM :

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

Transkripsi:

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : EKA YUDHA IRAWAN NIM : I 8513015 HARGUNA JALU WINANDA NIM : I 8513019 PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 016

MOTTO Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (Q. S. Al-Insyirah : 6) Jangan takut jatuh karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal yang tidak pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan baru dan mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua (Buya Hamka Ulama, Sastrawan & Filsuf ) Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan (Tan Malaka Aktivis Perjuangan Kemerdekaan Indonesia ) Jika A adalah kesuksesan dalam hidup, maka A = x + y + z. Bekerja adalah x, bermain adalah y dan z adalah menjaga mulutmu untuk diam (Albert Einstein Ilmuwan Fisika Teoritis ) iv

PERSEMBAHAN Tulisan ini sepenuhnya saya persembahkan kepada : 1. Allah SWT, Sang Pemilik dan Pencipta alam semesta, tempat terbaik untuk menggantungkan segala urusan, Maha Perkasa lagi Bijaksana, Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Kuat yang menguatkan, pemilik rencana terbaik atas hamba-nya.. Junjungan dan suri tauladan terbaik sepanjang masa, Rasulullah Muhammad SAW. Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau SAW juga kepada keluarga, sahabat, pengikut dan pengikut dari pengikut Beliau SAW. 3. Ibu dan ayah juara dunia. 4. Kakak dan adik tersayang. v

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN.... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... xix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.. Maksud dan Tujuan... 1 1.3. Kriteria Perencanaan... 1.4. Peraturan-Peraturan yang Berlaku... 3 1.5. Dasar Perencanaan... 3 1.5.1. Jenis Pembebanan... 3 1.5.. Sistem Kerja Beban... 6 1.5.3. Provisi Keamanan... 7 1.5.4. Perencanaan Atap... 9 1.5.5. Perencanaan Tangga... 10 1.5.6. Perencanaan Plat Lantai... 11 1.5.7. Perencanaan Balok Anak... 1 1.5.8. Perencanaan Portal... 13 1.5.9. Perencanaan Pondasi... 14 vii

BAB PERENCANAAN ATAP.1. Rencana Atap... 16.1.1. Dasar Perencanaan... 16.. Perencanaan Gording... 18..1. Perencanaan Pembebanan... 18... Hitungan Pembebanan... 19..3. Kontrol Terhadap Tegangan... 1..4. Kontrol Terhadap Lendutan....3. Perencanaan Seperempat Kuda-Kuda... 3.3.1. Hitungan Panjang Batang Seperempat Kuda-Kuda... 4.3.. Hitungan Luasan Seperempat Kuda-Kuda... 5.3.3. Hitungan Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda... 7.3.4. Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda... 34.3.5. Hitungan Alat Sambung... 36.4. Perencanaan Setengah Kuda-Kuda... 39.4.1. Hitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda... 39.4.. Hitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda... 41.4.3. Hitungan Pembebanan Setengah Kuda-Kuda... 43.4.4. Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda... 48.4.5. Hitungan Alat Sambung... 50.5. Perencanaan Jurai... 54.5.1. Hitungan Panjang Batang Jurai... 54.5.. Hitungan Luasan Jurai... 55.5.3. Hitungan Pembebanan Jurai... 57.5.4. Perencanaan Profil Jurai... 63.5.5. Hitungan Alat Sambung... 65.6. Perencanaan Kuda-Kuda Utama (KK1)... 69.6.1. Hitungan Panjang Batang Kuda-Kuda... 69.6.. Hitungan Luasan Kuda-Kuda Utama (KK1)... 70.6.3. Hitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1)... 7.6.4. Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK1)... 77 viii

.6.5. Hitungan Alat Sambung... 79.7. Perencanaan Kuda-Kuda Utama (KK)... 83.7.1. Hitungan Panjang Batang Kuda-Kuda... 83.7.. Hitungan Luasan Kuda-Kuda Utama (KK)... 84.7.3. Hitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK)... 85.7.4. Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK)... 91.7.5. Hitungan Alat Sambung... 93.8. Perencanaan Konsul... 97.8.1. Hitungan Panjang Batang Konsul... 97.8.. Hitungan Luasan Konsul... 98.8.3. Hitungan Pembebanan Konsul... 99.8.4. Perencanaan Profil Konsul... 10.8.5. Hitungan Alat Sambung... 105 BAB 3 PERENCANAAN TANGGA 3.1. Uraian Umum... 108 3.. Data Perencanaan Tangga Dalam... 108 3.3. Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan... 110 3.3.1. Hitungan Tebal Plat Equivalen... 110 3.3.. Hitungan Beban... 111 3.4. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes... 11 3.4.1. Hitungan Tulangan Tumpuan... 11 3.4.. Hitungan Tulangan Lapangan... 114 3.5. Perencanaan Balok Bordes... 116 3.5.1. Pembebanan Balok Bordes... 117 3.5.. Hitungan Tulangan Lentur... 118 3.5.3. Hitungan Tulangan Geser... 119 3.6. Hitungan Pondasi Tangga... 10 3.6.1. Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi... 11 3.6.. Hitungan Tulangan Lentur... 1 ix

BAB 4 PERENCANAAN PLAT LANTAI DAN PLAT ATAP 4.1. Perencanaan Plat Lantai dan Plat Atap... 14 4.. Plat Lantai... 14 4..1. Hitungan Pembebanan Plat Lantai... 14 4... Hitungan Momen pada Plat Lantai... 15 4..3. Penulangan Plat Lantai... 16 4..4. Penulangan Lapangan Arah x... 17 4..5. Penulangan Lapangan Arah y... 18 4..6. Penulangan Tumpuan Arah x... 19 4..7. Penulangan Tumpuan Arah y... 130 4.3. Plat Atap... 131 4.3.1. Hitungan Pembebanan Plat Atap... 131 4.3.. Hitungan Momen pada Plat Atap... 13 4.3.3. Penulangan Plat Atap... 133 4.3.4. Penulangan Lapangan Arah x... 134 4.3.5. Penulangan Lapangan Arah y... 135 4.3.6. Penulangan Tumpuan Arah x... 135 4.3.7. Penulangan Tumpuan Arah y... 136 4.4. Rekapitulasi Tulangan Plat Lantai... 137 BAB 5 PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA 5.1. Pembebanan... 138 5.1.1. Perencanaan Dimensi... 138 5.1.. Denah Pembebanan Tributari Area... 139 5.1.3. Beban Balok Anak... 14 5.1.4. Beban Balok Portal... 144 5.1.5. Beban Ring Balk... 147 5.1.6. Beban Sloof... 149 5.1.7. Beban Kuda-Kuda yang dipikul oleh Kolom... 151 x

5.. Analisis Struktur... 151 5.3. Analisis Tampang... 155 5.3.1. Hitungan Tulangan Balok Anak Tipe A (BA 1)... 155 5.3.. Hitungan Tulangan Balok Portal Tipe B 1... 167 5.3.3. Hitungan Tulangan Balok Portal Tipe B... 177 5.4. Penulangan Kolom... 183 5.4.1. Hitungan Tulangan Lentur Kolom... 184 5.4.. Hitungan Tulangan Geser Kolom... 186 5.5. Rekapitulasi Tulangan Balok Anak dan Portal... 187 5.5.1. Tulangan Balok Anak... 187 5.5.. Tulangan Balok Induk... 188 5.5.3. Tulangan Ring Balk dan Sloof... 188 5.5.3. Tulangan Kolom... 188 BAB 6 PERENCANAAN PONDASI 6.1. Data Perencanaan... 190 6.. Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi... 193 6.3. Perencanaan Tulangan Pondasi... 194 6.3.1. Hitungan Tulangan Lentur... 194 6.3.. Hitungan Tulangan Geser... 195 BAB 7 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) 7.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)... 199 7.. Cara Hitungan... 199 7.3. Hitungan Volume... 199 7.3.1. Pekerjaan Persiapan... 199 7.3.. Pekerjaan Tanah... 00 7.3.3. Pekerjaan Pondasi... 01 7.3.4. Pekerjaan Dinding... 01 xi

7.3.5. Pekerjaan Plesteran... 0 7.3.6. Pekerjaan Kayu... 0 7.3.7. Pekerjaan Beton... 0 7.3.8. Pekerjaan Penutup Atap... 04 7.3.9. Pekerjaan Langit-Langit... 04 7.3.10. Pekerjaan Sanitasi... 04 7.3.11. Pekerjaan Besi dan Alumunium... 05 7.3.1. Pekerjaan Kunci dan Kaca... 07 7.3.13. Pekerjaan Penutup Lantai dan dinding... 08 7.3.14. Pekerjaan Cat/Pelitur... 08 7.3.15. Pekerjaan Instalasi Listrik... 09 7.4. Harga Satuan Dasar... 10 7.4.1. Daftar Harga Satuan Upah... 10 7.4.. Daftar Harga Satuan Bahan... 11 7.5. Analisa Harga Satuan Pekerjaan... 1 7.6. Analisa Rencana Anggaran Biaya (RAB)... 67 7.7. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB)... 71 DAFTAR PUSTAKA... 7 PENUTUP.... 73 LAMPIRAN xii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar.1. Rencana Atap... 16 Gambar.. Rencana Kuda-Kuda... 17 Gambar.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik)... 19 Gambar.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup... 19 Gambar.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin... 0 Gambar.6. Panjang Batang Seperempat Kuda-Kuda... 3 Gambar.7. Luasan Atap Seperempat Kuda-Kuda... 5 Gambar.8. Luasan Plafond... 6 Gambar.9. Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Akibat Beban Mati.. 7 Gambar.10. Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Akibat Beban Angin 3 Gambar.11. Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda... 39 Gambar.1. Luasan Atap Setengah Kuda-Kuda... 40 Gambar.13. Luasan Plafond Setengah Kuda-Kuda... 41 Gambar.14. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Mati... 4 Gambar.15. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Angin... 45 Gambar.16. Panjang Batang Jurai... 53 Gambar.17. Luasan Atap Jurai... 54 Gambar.18. Luasan Plafond Jurai... 55 Gambar.19. Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati... 56 Gambar.0. Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin... 60 Gambar.1. Panjang Batang Kuda-Kuda Utama (KK1)... 67 Gambar.. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK1)... 68 Gambar.3. Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK1)... 69 Gambar.4. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1) Akibat Beban Mati... 70 Gambar.5. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1) Akibat Beban Angin... 73 Gambar.6. Panjang Kuda-Kuda Utama (KK)... 8 Gambar.7. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK)... 83 xiii

Gambar.8. Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK)... 84 Gambar.9. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK) Akibat Beban Mati... 85 Gambar.30. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK) Akibat Beban Angin... 87 Gambar.31. Panjang Batang Konsul... 96 Gambar.3. Luasan Atap Konsul... 97 Gambar.33. Luasan Plafond... 98 Gambar.34. Pembebanan Konsul Akibat Beban Mati... 99 Gambar.35. Pembebanan Konsul Akibat Beban Angin... 100 Gambar 3.1. Tampak Atas... 106 Gambar 3.. Detail Tangga... 107 Gambar 3.3. Tebal Equivalen... 108 Gambar 3.4. Rencana Tumpuan Tangga... 110 Gambar 3.5. Hasil Perhitungan SAP 000 14 Momen Terbesar... 111 Gambar 3.6. Rencana Balok Bordes... 114 Gambar 3.7. Hasil Perhitungan SAP 000 14 Joint Reaction... 115 Gambar 3.8. Pondasi Tangga... 118 Gambar 4.1. Denah Plat Lantai dan Plat Atap... 1 Gambar 4.. Plat Tipe A (VII A)... 13 Gambar 4.3. Perencanaan Tinggi Efektif... 14 Gambar 4.4. Denah Plat Atap... 19 Gambar 4.5. Plat Tipe H (III)... 130 Gambar 4.6. Perencanaan Tinggi Efektif... 131 Gambar 5.1. Area Pembebanan Balok Anak... 137 Gambar 5.. Area Pembebanan Portal... 138 Gambar 5.3. Lebar Equivalen Balok Anak Tipe A... 140 Gambar 5.4. Lebar Equivalen Balok Induk Tipe 1 A-B... 143 Gambar 5.5. Tipe Ring Balk... 145 Gambar 5.6. Tipe Sloof... 147 Gambar 5.7. Struktur Portal 3 Dimensi... 149 Gambar 5.8. Pembebanan Balok Anak As B 1-10... 150 xiv

Gambar 5.9. Pembebanan Balok Induk As B 1-10... 150 Gambar 5.10. Momen Balok As Balok Anak As B 1-10... 151 Gambar 5.11. Momen Balok Induk As B 1-10... 151 Gambar 5.1. Momen Balok Induk As 5 A-F... 151 Gambar 5.13. Gaya Geser Balok Anak As B 1-10... 15 Gambar 5.14. Gaya Geser Balok Induk As B 1-10... 15 Gambar 5.15. Gaya Geser Balok Induk As 5 A-F... 15 Gambar 5.16. Gaya Aksial Balok As 5 A-F... 153 Gambar 5.17. Potongan Balok Anak Tipe A... 161 Gambar 5.18. Potongan Balok Induk B 1... 180 Gambar 5.19. Potongan Balok Induk B... 180 Gambar 5.0. Bidang Aksial Kolom... 181 Gambar 5.1. Bidang Momen Kolom... 18 Gambar 5.. Bidang Geser Kolom... 18 Gambar 5.3. Detail Tulangan Kolom K1... 185 Gambar 6.1. Denah Pondasi... 187 Gambar 6.. Perencanaan Pondasi untuk Kolom... 188 Gambar 6.3. Bidang Joint Reaksi Portal As 3 B... 189 Gambar 6.4. Bidang Momen Terbesar Portal As 4 D... 190 xv

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Beban Hidup... 5 Tabel 1.. Koefisien Reduksi Beban Hidup... 5 Tabel 1.3. Faktor Pembebanan U... 7 Tabel 1.4. Faktor Reduksi Reduksi Kekuatan... 8 Tabel.1. Kombinasi Gaya Dalam pada Gording... 1 Tabel.. Data Panjang Batang pada Seperempat Kuda-Kuda... 4 Tabel.3. Data Luas Atap Seperempat Kuda-Kuda... 5 Tabel.4. Data Luas Plafond Seperempat Kuda-Kuda... 6 Tabel.5. Rekapitulasi Beban Mati Seperempat Kuda-Kuda... 31 Tabel.6. Hitungan Beban Angin... 33 Tabel.7. Rekapitulasi Gaya Batang Seperempat Kuda-Kuda... 33 Tabel.8. Rekapitulasi Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda... 38 Tabel.9. Data Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda... 39 Tabel.10. Data Luas Atap Setengah Kuda-Kuda... 41 Tabel.11. Data Luas Plafond Setengah Kuda-Kuda... 4 Tabel.1. Data Hasil Hitungan Beban Mati (SK1)... 43 Tabel.13. Rekapitulasi Beban Mati Setengah Kuda-Kuda... 45 Tabel.14. Hitungan Beban Angin Setengah Kuda-Kuda... 46 Tabel.15. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda... 46 Tabel.16. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda... 5 Tabel.17. Data Panjang Batang pada Jurai... 53 Tabel.18. Data Luasan Atap Jurai... 55 Tabel.19. Data Luasan Plafond Jurai... 56 Tabel.0. Data Hasil Hitungan Beban Mati Jurai... 57 Tabel.1. Rekapitulasi Pembebanan Jurai... 59 Tabel.. Data Hasil Hitungan Beban Angin Jurai... 60 Tabel.3. Beban Reaksi Perletakan Jurai... 61 Tabel.4. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai... 61 Tabel.5. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai... 66 xvi

Tabel.6. Data Panjang Batang Pada Kuda-Kuda Utama (KK1)... 67 Tabel.7. Data Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK1)... 68 Tabel.8. Data Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK1)... 69 Tabel.9. Data Hasil Hitungan Beban Mati (KK1)... 70 Tabel.30. Rekapitulasi Beban Mati... 7 Tabel.31. Data Hasil Hitungan Beban Angin (KK1)... 73 Tabel.3. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama (KK1)... 74 Tabel.33. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK1)... 81 Tabel.34. Hitungan Panjang Batang pada Kuda-Kuda Utama (KK)... 8 Tabel.35. Data Luas Atap Kuda-Kuda Utama (KK)... 83 Tabel.36. Data Luas Plafond Kuda-Kuda Utama (KK)... 84 Tabel.37. Data Hasil Hitungan Beban Mati (KK)... 85 Tabel.38. Rekapitulasi Beban Mati... 87 Tabel.39. Data Hasil Hitungan Beban Angin (KK)... 88 Tabel.40. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama (KK)... 88 Tabel.41. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK)... 95 Tabel.4. Data Panjang Batang Pada Konsul... 97 Tabel.43. Data Luasan Atap Konsul... 97 Tabel.44. Data Luasan Plafond Konsul... 98 Tabel.45. Data Hasil Hitungan Beban Mati Konsul... 99 Tabel.46. Rekapitulasi Beban Mati Konsul... 100 Tabel.47. Hitungan Beban Angin Konsul... 101 Tabel.48. Rekapitulasi Gaya Batang Konsul... 101 Tabel 4.1. Hitungan Momen Plat Lantai... 14 Tabel 4.. Hitungan Momen Plat Atap... 131 Tabel 4.3. Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai dan Plat Atap... 135 Tabel 5.1. Hitungan Lebar Equivalen Balok Anak... 139 Tabel 5.. Hitungan Lebar Equivalen Balok Induk... 139 Tabel 5.3. Hitungan Pembebanan Balok Anak... 141 Tabel 5.4. Hitungan Pembebanan Balok Induk... 144 Tabel 5.5. Hitungan Pembebanan Ring Balk... 146 Tabel 5.6. Hitungan Pembebanan Sloof... 148 xvii

Tabel 5.7. Hitungan Tulangan Lentur (Lapangan)... 16 Tabel 5.8. Hitungan Tulangan Lentur (Tumpuan)... 163 Tabel 5.9. Hitungan Tulangan Geser (Lapangan)... 164 Tabel 5.10. Hitungan Tulangan Geser (Tumpuan)... 165 Tabel 5.11. Rekapitulasi Penulangan Balok Anak... 185 Tabel 5.1. Rekapitulasi Penulangan Balok Induk... 186 Tabel 5.13. Rekapitulasi Penulangan Ring Balk dan Sloof (Tumpuan)... 186 Tabel 5.14. Rekapitulasi Penulangan Kolom... 17 Tabel 7.1. Daftar Harga Satuan Upah... 08 Tabel 7.. Daftar Harga Satuan Bahan... 09 Tabel 7.3. Analisa Harga Satuan Pekerjaan... 1 Tabel 7.4. Analisa Rencana Anggaran Biaya... 67 Tabel 7.5. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB)... 71 xviii

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL Satuan A = Luas penampang batang baja cm² B = Luas penampang m² As = Luas tulangan tekan mm² As = Luas tulangan tarik mm² C = Baja profil canal D = Diameter tulangan mm Def = Tinggi efektif mm E = Modulus elastisitas m e = Eksentrisitas m F c = Kuat tekan beton yang disyaratkan Mpa Fy = Kuat leleh yang disyaratkan Mpa g = Percepatan gravitasi m/dt h = Tinggi total komponen struktur cm H = Tebal lapisan tanah m I = Momen inersia mm² L = Panjang batang Kuda-Kuda m M = Harga momen kgm Mu = Momen berfaktor kgm N = Gaya tekan normal kg Nu = Beban aksial berfaktor P = Gaya batang pada baja kg q = Beban merata kg/m q = Tekanan pada pondasi kg/m S = Spasi dari tulangan mm Vu = Gaya geser berfaktor kg W = Beban angin kg Z = Lendutan yang terjadi pada baja cm = Diameter tulangan baja mm = Faktor reduksi untuk beton = Ratio tulangan tarik As/bd = Tegangan yang terjadi kg/cm³ = Faktor penampang xix

KATA PENGANTAR Berawal dari rasa syukur tiada terkira kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan berkah-nya. Atas ijin-nya, Tugas Akhir dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI telah terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sekaligus keluarga, sahabat dan pengikut beliau SAW. Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.) di Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tugas Akhir ini dapat terselesaikan tentu karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, terutama kepada: 1. Segenap pimpinan beserta staff Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Segenap pimpinan beserta staff Program Diploma III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ir. Endang Rismunarsi, MT., selaku pembimbing yang selalu bijaksana dan sabar memberikan bimbingan kepada kami dan tak kenal lelah memotivasi. 4. Seluruh dosen dan karyawan serta rekan-rekan mahasiswa FT UNS, khususnya mahasiswa jurusan Diploma III Teknik Sipil angkatan 013 yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini. 5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini. Tidak dipungkiri, bahwa kekurangan sangat dimungkinkan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk memperbaiki dan menyempurnakan Tugas Akhir ini. Akhir kata, penulis berharap, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan berkah bagi kita semua dan bagi penulis pada khususnya. Surakarta, Juni 016 Penulis vi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi masa depan yang semakin modern, kehadiran seorang Ahli Madya Teknik Sipil siap pakai yang menguasai di bidangnya sangat diperlukan. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan, bertujuan untuk menghasilkan Ahli Madya Teknik Sipil yang berkualitas, bertanggung jawab, dan kreatif dalam menghadapi tantangan masa depan dan ikut serta menyukseskan pembangunan nasional. Semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kami sebagai bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kami akan semakin siap menghadapi tantangannya. Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan struktur gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja. 1.. Maksud dan Tujuan Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Khususnya dalam bidang teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas 1

Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggung jawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Program Studi DIII Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret memberikan tugas akhir dengan maksud dan tujuan : a. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat secara ekonomis dan efisien. b. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. c. Mahasiswa dapat mengembangkan daya pikirnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan struktur gedung. 1.3. Kriteria Perencanaan a. Spesifikasi Bangunan 1) Fungsi Bangunan : Toko elektronik ) Luas Bangunan : ± 1536,5 m 3) Jumlah Lantai : lantai 4) Elevasi Lantai : 4 m 5) Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja 6) Penutup Atap : Metal roof 7) Pondasi : Foot plat b. Spesifikasi Bahan 1) Mutu Baja Profil : BJ-37 ) Mutu Beton (f c) : 0 MPa 3) Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos : 40 MPa Ulir : 30 MPa

3 1.4. Peraturan-Peraturan yang Berlaku a. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-179- 00). b. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-847- 00). c. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (1983). d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (1971). 1.5. Dasar Perencanaan 1.5.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, beban-beban tersebut adalah : 1. Beban Mati (qd) Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung. Untuk merencanakan gedung, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah : a) Bahan Bangunan 1. Beton bertulang... 400 kg/m 3. Pasir... 1800 kg/m 3 3. Beton biasa... 00 kg/m 3

4 b) Komponen Gedung 1. Langit langit dan dinding (termasuk rusuk rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari : - Semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4 mm...11 kg/m - Kaca dengan tebal 3 4 mm...10 kg/m. Penggantung langit- langit (dari kayu), dengan bentang maksimum 5 m dan jarak s.k.s. minimum 0,80 m 7 kg/m 3. Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan) per cm tebal...4 kg/m 4. Adukan semen per cm tebal...1 kg/m 5. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk...50 kg/m 6. Dinding pasangan batu merah setengah bata...1700 kg/m. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan ( PPIUG 1983). Untuk merencanakan gedung ini beban hidup yang kita gunakan sesuai acuan PPIUG 1983, yang dijelaskan pada Tabel 1.1.

5 Tabel 1.1. Beban hidup 1 Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang disebut 00 kg/m dalam b Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudanggudang 15 kg/m tidak penting yang bukan untuk toko, pabrik, atau bengkel 3 Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, 50 kg/m hotel, asrama dan rumah sakit 4 Tangga, bordes, dan gang yang disebut dalam c 300 kg/m Sumber : PPIUG 1983 Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel 1.. Tabel 1.. Koefisien reduksi beban hidup No. Penggunaan Gedung 1. PERUMAHAN/HUNIAN Rumah Sakit, Poliklinik. PERTEMUAN UMUM Ruang Rapat, R. Pagelaran, Musholla 3. PENYIMPANAN Perpustakaan, Ruang Arsip 4. PERDAGANGAN Toko, Toserba, Pasar 5. TANGGA Rumah Sakit, Poliklinik 6. KANTOR Kantor, Bank Sumber : PPIUG 1983 Koefesien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,75 0,90 0,80 0,80 0,75 0,60

6 3. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983). Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien-koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 5 kg/m, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m. Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup : 1. Dinding Vertikal a) Di pihak angin...+ 0,9 b) Di belakang angin...- 0,4. Atap segitiga dengan sudut kemiringan a) Di pihak angin : < 65...0,0-0,4 65 < < 90...+ 0,9 b) Di belakang angin, untuk semua...- 0,4 1.5.. Sistem Kerja Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem kerjanya beban untuk elemen elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut; Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi.

7 1.5.3. Provisi Keamanan Dalam pedoman beton SNI 03-847-00, struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi ( ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan. Tabel 1.3. Faktor Pembebanan U KOMBINASI BEBAN D 1,4 D FAKTOR U D, L, A,R 1, D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) D, L,W, A, R 1, D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 (A atau R) D, W 0,9 D 1,6 W D, L, E 1, D + 1,0 L 1,0 E D, E 0,9 D 1,0 E Sumber : SNI 03-847-00 Keterangan : D L R W E A = Beban mati = Beban hidup = Beban air hujan = Beban angin = Beban gempa = Beban atap

8 Tabel 1.4. Faktor Reduksi Kekuatan GAYA Lentur tanpa beban aksial 0,8 Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur 0,8 Komponen dengan tulangan spiral 0,7 Komponen lain > Geser dan torsi 0,65 > Tumpuan beton 0,75 Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga rongga pada beton. Sedangkan untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama pada pedoman beton SNI 03-847-00 adalah sebagai berikut : a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d b atau 5 mm, dimana d b adalah diameter tulangan b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 5 mm Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor ditempat adalah: a. Untuk pelat dan dinding = 0 mm b. Untuk balok dan kolom = 40 mm c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca. = 50 mm

9 1.5.4. Perencanaan Atap 1. Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : Beban mati Beban hidup Beban angin. Asumsi Perletakan Tumpuan sebelah kiri adalah Sendi. Tumpuan sebelah kanan adalah Rol. 3. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-179-00. Dan untuk perhitungan dimensi profil rangka kuda-kuda: a. Batang tarik Tarik Leleh ; Pn = 0,9. Ag. Fy Tarik Fraktur ; Pn = 0,75.Ag.U. fu An = Ag n dt U = 1 - L x x = jarak titik berat penampang dengan bidang sambungan L = jarak antara dua baut terjauh b. Batang tekan periksa syarat kelangsingan ; b tw 00 fy Pn = 0,85. Ag. fy λs = lk.r fy E

10 Apabila = λs 0,5 ω = 1 0,5 < λs < 1, ω 1,43 1,6 0,67. s λs 1, ω 1,5. s kontrol tegangan : Pu Pn 1...Aman 1.5.5. Perencanaan Tangga Untuk perhitungan penulangan tangga dipakai kombinasi pembebanan akibat beban mati dan beban hidup yang disesuaikan dengan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung ( PPIUG 1989) dan SNI 03-847-00 dan analisis struktur mengunakan perhitungan SAP 000. Sedangkan untuk tumpuan diasumsikan sebagai berikut : Tumpuan bawah adalah Jepit. Tumpuan tengah adalah Sendi. Tumpuan atas adalah Jepit. Perhitungan untuk penulangan tangga M n M u dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd c = 1 1 m 1.m.Rn fy 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy

11 max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = xbxd 1.5.6. Perencanaan Pelat Lantai 1. Pembebanan : Beban mati Beban hidup : 50 kg/m. Asumsi Perletakan : jepit penuh 3. Analisa struktur menggunakan tabel 13.3. PPIUG 1983 4. Analisa tampang menggunakan SNI 03-847-00 Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut : 1. Jarak minimum tulangan sengkang 5 mm. Jarak maksimum tulangan sengkang 40 atau h Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : M n M dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd u c = 1 1 m 1.m.Rn fy 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy

1 max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = xbxd 1.5.7. Perencanaan Balok Anak 1. Pembebanan. Asumsi perletakan : Jepit-jepit 3. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 000 4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-847-00 Perhitungan tulangan lentur : M n M dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd u c = 1 1 m 1.m.Rn fy 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 1,4 f ' y

13 Perhitungan tulangan geser : = 0,75 V c = 1 x f ' cxbxd 6 Vc = 0,75 x Vc.Vc Vu 3 Vc Vu < Vc < 3 Vc Vs perlu = Vu Vc ( Av. fy. d) Vs ada = s (perlu tulangan geser) (tidak perlu tulangan geser) (pilih tulangan terpasang) (pakai Vs perlu) 1.5.8. Perencanaan Portal 1. Pembebanan. Asumsi Perletakan Jepit pada kaki portal Bebas pada titik yang lain 3. Analisa struktur pada perencanaan atap ini menggunakan program SAP 000 Perhitungan tulangan lentur : M n M dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd u c = 1 1 m 1.m.Rn fy 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy max = 0,75. b

14 min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = Perhitungan tulangan geser : = 0,75 V c = 1 x f ' cxbxd 6 Vc = 0,75 x Vc 1,4 f ' y.vc Vu 3 Vc Vu < Vc < 3 Vc Vs perlu = Vu Vc ( Av. fy. d) Vs ada = s (perlu tulangan geser) (tidak perlu tulangan geser) (pilih tulangan terpasang) (pakai Vs perlu) 1.5.9. Perencanaan Pondasi 1. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban mati dan beban hidup. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-847-00 Perhitungan kapasitas dukung pondasi : yang terjadi = Vtot Mtot A 1.b.L 6 = σ tan ahterjadi < ijin tanah ( AMAN ) Sedangkan pada perhitungan tulangan lentur Mu = ½. qu. t f y m = 0,85xf ' c

15 M Rn = n bxd = 1 1 m 1.m.Rn fy 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,0036 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = xbxd Perhitungan tulangan geser : Vu = x A efektif = 0,75 V c = 1 x f ' cxbxd 6 Vc = 0,75 x Vc.Vc Vu 3 Vc Vu < Vc < 3 Vc Vs perlu = Vu Vc ( Av. fy. d) Vs ada = s (perlu tulangan geser) (tidak perlu tulangan geser) (pilih tulangan terpasang) (pakai Vs perlu)

BAB PERENCANAAN ATAP.1. Rencana Atap Gambar.1. Rencana Atap Keterangan : KK1 = Kuda-kuda utama KK = Kuda-kuda utama G = Gording KT = Kuda-kuda trapesium R = Reng SK1 = Setengah kuda-kuda besar U = Usuk SK = Seperempat kuda-kuda N = Nok J = Jurai luar K = Konsul B = Bracing D = Dak Beton.1.1. Dasar Perencanaan Dasar perencanaan yang dimaksud di sini adalah data dari perencanaan atap itu sendiri, seperti perencanaan kuda-kuda dan gording, yaitu : a. Bentuk rangka kuda-kuda : Seperti tergambar b. Jarak antar kuda-kuda : 4,50 m 16

17 c. Kemiringan atap () : 30 d. Bahan gording : Baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) e. Bahan rangka kuda-kuda : Baja profil double siku sama kaki () f. Bahan penutup atap : Metal roof g. Alat sambung : Baut-mur h. Jarak antar gording :,08 m i. Mutu baja profil : BJ-37 ( ijin = 1600 kg/cm ) ( leleh = 400 kg/cm ) f u = 370 MPa f y = 40 Mpa Gambar.. Rencana Kuda-Kuda ( Satuan cm )

18.. Perencanaan Gording..1. Perencanaan Pembebanan Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels in front to front arrangement ( )100 x 100 x 0 x,3 dengan data sebagai berikut : a. Berat gording = 8,1 kg/m b. I x = 161 cm 4 c. I y = 140 cm 4 d. H = 100 mm e. B = 100 mm f. t s =,3 mm g. t b =,3 mm h. Z x = 3, cm 3 i. Z y = 8 cm 3 Kemiringan atap () Jarak antar gording (s) Jarak antar kuda-kuda utama (L) Jarak penggantung = 30 =,08 m = 4,50 m = 1,80 m Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan (PPIUG) 1987, sebagai berikut : a. Berat penutup atap = 0 kg/m b. Beban angin = 5 kg/m c. Beban hidup (pekerja) = 100 kg d. Beban penggantung dan plafond = 18 kg/m Indonesia Untuk Gedung

19... Hitungan Pembebanan a. Beban mati (titik) Beban mati (titik), seperti terlihat pada Gambar.3. : Gambar.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik). Berat gording = 8,1 kg/m Berat plafond = 1,80 m x 18 kg/m = 3,4 kg/m Penutup atap =,08 m x 0 kg/m = 41,6 kg/m q = 8,1 kg/m q x = q sin = 8,1 x sin 30 = 41,06 kg/m q y = q cos = 8,1 x cos 30 = 71,1 kg/m M x1 = 1 / 8. q y. L = 1 / 8 x 71,1 x (4,5) = 180,0 kgm M y1 = 1 / 8. q x. L = 1 / 8 x 41,06 x (4,5) = 103,93 kgm + b. Beban hidup Beban hidup, seperti terlihat pada Gambar.4. : Gambar.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup

0 P diambil sebesar 100 kg. P x = P sin = 100 x sin 30 = 50 kg P y = P cos = 100 x cos 30 = 86,60 kg M x = 1 / 4. P y. L = 1 / 4 x 86,60 x 4,5 = 97,45 kgm M y = 1 / 4. P x. L = 1 / 4 x 50 x 4,5 = 56,5 kgm c. Beban angin Beban angin, seperti terlihat pada Gambar.5. : ANGIN TEKAN ANGIN HISAP Gambar.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien kemiringan atap () = 30 1) Koefisien angin tekan = (0,0 0,4) = (0,0. 30 0,4) = 0, ) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : 1) Angin tekan (W 1 ) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/ x (s 1 +s ) = 0, x 5 x ½ x (,08+,08) = 10,4 kg/m ) Angin hisap (W ) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/ x (s 1 +s ) = 0,4 x 5 x ½ x (,08+,08) = -0,8 kg/m Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : 1) M x (tekan) = 1 / 8. W 1. L = 1 / 8 x 10,4 x (4,5) = 6,35 kgm ) M x (hisap) = 1 / 8. W. L = 1 / 8 x -0,8 x (4,5) = -50,65 kgm

1 Kombinasi = 1,D + 1,6L ± 0,8W 1) M x M x (max) = 1,D + 1,6L + 0,8W = 1, (180,0) + 1,6 (97,45) + 0,8 (6,35) = 39,97 kgm M x (min) = 1,D + 1,6L - 0,8W = 1, (180,0) + 1,6(97,45) - 0,8(50,65) = 39,79 kgm ) M y M y (max) = M y(min) = 1,(103,93) + 1,6(56,5) = 14,7 kgm Tabel.1. Kombinasi Gaya Dalam pada Gording Momen Beban Mati Beban Hidup Beban Angin Kombinasi Tekan Hisap Minimum Maksimum (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) Mx 180,0 97,45 6,35 50,65 39,79 39,97 My 103,0 56,5,5 - - 14,7 14,7..3. Kontrol Terhadap Tegangan a. Kontrol terhadap Tegangan Minimum Mx = 39,7 kgm = 397 kgcm My = 14,7 kgm = 147 kgcm σ = M Z X X M Z Y Y = 397 3, 147 8 = 179,4571 kg/cm < σ ijin = 1600 kg/cm (OK) b. Kontrol terhadap Tegangan Maksimum Mx = 39,97 kgm = 3997 kgcm My = 14,7 kgm = 147 kgcm

σ = M Z X X M Z Y Y = 3997 3, 147 8 = 1441,34 kg/cm < σ ijin = 1600 kg/cm (OK)..4. Kontrol Terhadap Lendutan Di pakai profil : 100 x 100 x 0 x,3 E =,1 x 10 6 kg/cm I x = 161 cm 4 I y = 140 cm 4 q x q y P x P y = 0,4106 kg/cm = 0,711 kg/cm = 50 kg = 86,60 kg 1 Zijin L 180 1 Zijin 450,5 cm 180 4 5. qx. L Zx = 384. E. I y 3 Px. L 48. E. I 4 3 5.0,4106.(450) 50.450 = 6 384.,1.10.140 6 48.,1.10..140 = 1,0686 cm y Zy = 4 5. qy. L 384. E. I Py. L 48. E. 3 x I x 4 3 5.0,711.(450) 86,60.450 = 6 6 384.,1 10.161 48.,1.10.161 = 1,6094 cm

3 Z = Zx Zy = 1,0686 1,6094 1, 9319 z z ijin 1,9319 cm <,77 cm (AMAN) Jadi, baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) dengan dimensi 100 x 100 x 0 x,3 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording..3. Perencanaan Seperempat Kuda-Kuda Gambar.6. Panjang Batang Seperempat Kuda-Kuda ( Satuan cm )

4.3.1. Hitungan Panjang Batang Seperempat Kuda-Kuda Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.. Data Panjang Batang pada Seperempat Kuda-Kuda Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,8 1,8 3 0,9 4,08 5,08 6 1,04 7 1,04 8,08 9,08 10,6 11,6

5.3.. Hitungan Luasan Seperempat Kuda-Kuda A. Luas Atap Gambar.7. Luasan Atap Seperempat Kuda-Kuda Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.3. Data Luas Atap Seperempat Kuda-Kuda Area Luas Satuan P1 4,44 m P 7,48 m P3 4,39 m P4 1,3 m

6 B. Luas Plafond Gambar.8. Luasan Plafond Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.4. Data Luas Plafond Seperempat Kuda-Kuda Area Luas Satuan P5 3,85 m P6 6,48 m P7 3,8 m P8 1,06 m

7.3.3. Hitungan Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Data pembebanan : Berat gording = 8,1 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,50 m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 8,86 kg/m Gambar.9. Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Akibat Beban Mati 1. Hitungan Beban a. Beban Mati 1) Beban P 1 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 8,1 x 4,5 = 36,54 kg

8 b) Beban atap = Luasan P1 x Berat atap = 4,44x 0 = 88,8 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 1 + 4 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,80+,08) x 8,86 = 17,19 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 17,19 = 5,16 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 17,19 = 1,7 kg ) Beban P a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 8,1 x 3,60 = 9,3 kg b) Beban atap = Luasan P x Berat atap = 7,48 x 0 = 149,60 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (4+5+7+8) x berat profil kuda kuda = ½ x (,08 +,08 + 1,04 +,08) x 8,86 = 3,5 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 3,5 = 9,68 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 3,5 = 3,3 kg

9 3) Beban P 3 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 8,1 x,7 = 1,9 kg b) Beban atap = Luasan P3 x Berat atap = 4,39 x 0 = 87,80 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (5+6+9+10) x berat profil kuda-kuda = ½ x (,08 + 1,04 +,08 +,6) x 8,86 = 33,05 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 33,05 = 9,91 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 33,05 = 3,30 kg 4) Beban P 4 a) Beban atap = Luasan P4 x berat atap = 1,3 x 0 = 4,60 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (6+11) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,04 +,60) x 8,86 = 16,13 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 16,13 = 4,84 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 16,13 = 1,61 kg

30 5) Beban P 5 a) Beban plafond = Luasan P5 x berat plafond = 3,85 x 18 = 69,30 kg 6) Beban P 6 a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (1 + + 7 )x berat profil kuda kuda = ½ x (1,80 + 1,80 + 1,04) x 8,86 = 0,56 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 0,56 = 6,17 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 0,56 =,06 kg d) Beban plafond = Luasan P6 x berat plafond = 6,48 x 18 = 116,64 kg 7) Beban P 7 a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( +3+8+9)x berat profil kuda kuda = ½ x (1,80+0,90+,08+,08) x 8,86 = 34,38 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 34,38 = 10,31 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 34,38 = 3,44 kg d) Beban plafond = Luasan P7 x berat plafond = 3,8 x 18 = 68,40 kg

31 8) Beban P 8 a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (3+10+11) x berat profil kuda kuda = ½ x (0,9+,6+,60) x 8,86 = 9,50 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 9,50 = 8,85 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 9,50 =,95 kg d) Beban plafond = Luasan P8 x berat plafond = 1,06 x 18 = 19,08 kg Tabel.5. Rekapitulasi Beban Mati Seperempat Kuda-Kuda Beban Beban Atap Beban gording Beban Kuda - kuda Beban Bracing Beban Plat Penyambung Beban Plafond Jumlah Beban Input SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P 1 88.80 36.54 17.19 5.16 1.7-149.40 150 P 149.6 0 9.3 3.5 9.68 3.3-3.98 4 P 3 87.80 1.9 33.05 9.91 3.30-155.99 156 P 4 4.60-16.13 4.84 1.61-47.18 48 P 5 - - - - - 69.30 69.30 70 P 6 - - 0.56 6.17.06 116.64 145.4 146 P 7 - - 34.38 10.31 3.44 68.40 116.53 117 P 8 - - 9.50 8.85.95 19.08 60.39 61

3 c. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P 4 = 100 kg d. Beban Angin Hitungan beban angin : W1 W W3 W4 6 5 4 8 9 10 11 7 1 3 Gambar.10. Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, 1) W 1 = luasan P1 x koef. angin tekan x beban angin = 4,44 x 0, x 5 =,0 kg ) W = luasan P x koef. angin tekan x beban angin = 7,48 x 0, x 5 = 37,40 kg 3) W 3 = luasan P3 x koef. angin tekan x beban angin = 4,39 x 0, x 5 = 1,95 kg 4) W 4 = luasan P4 x koef. angin tekan x beban angin = 1,3 x 0, x 5 = 6,15 kg

33 Tabel.6. Hitungan Beban Angin Beban Angin Beban (kg) Wy W.Cos Input SAP 000 Wx W.Sin Input SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) W 1,0 19,3 0 11,10 1 W 37,40 3,39 33 18,70 19 W 3 1,95 19,01 0 10,98 11 W 4 6,15 5,33 6 3,08 4 Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang seperempat kuda-kuda sebagai berikut: Tabel.7. Rekapitulasi Gaya Batang Seperempat Kuda-Kuda Batang Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) Kg kg 1 60.0 60.0 3 86.67 4 308.6 5 308.9 6 564.9 7 04.4 8 631.38 9 456.7 10 574.98 11 0 0

34.3.4. Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda a. Hitungan Profil Batang Tarik P maks. L = 564,9 kg = 1,04 m = 104 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 50.50.6 Dari tabel didapat Ag = 11,8 cm i = 1,5 cm t = 0,6 cm x = 1,44 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L 40 104 0,4333 cm 40 Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 11,8. 400 = 4364,8 kg Kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang An = Ag - n.d.t = 11,8 (1.1,47.0,6) = 10,398 cm U = 1 l x = 1 - = 0,76 1,44 6 = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm

35 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 10,398.0,76. 3700 = 199,38 kg Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 199,38 kg ( kondisi fraktur-tarik ) Digunakan 50.50.6 maka, Pn > P maks = 199,38 kg > 564,9 kg (Aman) Inersia = 1,50 > 0,4333 (Aman) b. Hitungan Profil Batang Tekan P maks. = 631,38 kg L =,6 m = 60 mm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 50.50.6 Dari tabel didapat nilai nilai : 50.50.6 Ag =. 5,64 = 11,8 cm r = 1,5 cm = 15 mm b = 50 mm t = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f y 50 00 = 8,3333 1,9099 6 40 f y λ c kl r E 1.(60) 15 3,14 40 x,1x10 5 = 1,61

36 Karena c > 1, maka : = 1,5 x c = 1,5 x 1,61 = 3,891 f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = 118. 3,891 = 8308,4039 N = 830,84039 kg P max Pn 631,38 0,85x830,84039 0,09 < 1 (Aman).3.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,7938 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = nx0, 5xf xa u b b = 0,75 x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) )

37 = 5875,61 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,61 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 631,38 5875,61 Digunakan : buah baut 0,11 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,7938 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) Rn = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458, kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b b = 0,75 x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) )

38 = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,61 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,61 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 564,9 5875,61 Digunakan : buah baut 0,10 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm Tabel.8. Rekapitulasi Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 50.50.6 1,7 50.50.6 1,7 3 50.50.6 1,7 4 50.50.6 1,7 5 50.50.6 1,7 6 50.50.6 1,7 7 50.50.6 1,7 8 50.50.6 1,7 9 50.50.6 1,7 10 50.50.6 1,7 11 50.50.6 1,7

39.4. Perencanaan Setengah Kuda-Kuda Gambar.11. Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda ( Satuan cm ).4.1. Hitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.9. Data Panjang Batang pada Setengah Kuda-Kuda Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,80 1,80 3 1,80 4 1,80 5 1,80 6,08 7,08 8,08 9,08 10,08

40 Nomor Batang Panjang Batang(m) 11 1,04 1,08 13,08 14,75 15 3,1 16 3,6 17 4,16 18 4,53 19 5,

41.4.. Hitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda A. Luas Atap Gambar.1. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.10. Data Luas AtapSetengah Kuda-Kuda Area Luas Satuan P1 4,67 m P 9,35 m P3 9,36 m P4 7,48 m P5 3,74 m P6 0,47 m

4 B. Luas Plafond Gambar.13. Luasan Plafond Setengah Kuda-Kuda Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.11. Data Luas Plafond Setengah Kuda-Kuda Area Luas Satuan P1 4,05 m P7 8,1 m P8 8,1 m P9 6,48 m P10 3,4 m P11 0,41 m

43.4.3. Hitungan Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Data pembebanan : Berat gording = 8,1 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,50 m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 8,86 kg/m P6 P1 6 1 P5 10 P4 9 P3 19 8 P 18 7 16 17 14 15 13 11 1 3 4 5 P7 P8 P9 P10 P11 Gambar.14. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Mati

44 1. Hitungan Beban a. Beban Mati Rekapitulasi hitungan pembebanan beban mati Setengah Kuda-Kuda sebagai berikut : Tabel.1. Data Hasil Hitungan Beban Mati (SK1) Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban gording 36,54 kg beban atap 93,40 kg P1 beban kuda-kuda 17,19 kg beban plat sambung 5,16 kg beban bracing 1,7 kg beban plafond 7,90 kg Beban gording 36.54 kg beban atap 187.00 kg P beban kuda-kuda 3.5 kg beban plat sambung 9.68 kg beban bracing 3.3 kg Beban gording 36.54 kg beban atap 187.0 kg P3 beban kuda-kuda 38.59 kg beban plat sambung 11.58 kg beban bracing 3.86 kg Beban gording 9.3 kg beban atap 149.60 kg P4 beban kuda-kuda 48.0 kg beban plat sambung 14.46 kg beban bracing 4.8 kg

45 Beban Jenis Beban Hasil Satuan Beban gording 14.6 kg beban atap 74.80 kg P5 beban kuda-kuda 56.93 kg beban plat sambung 17.08 kg beban bracing 5.69 kg beban atap 9,40 kg P6 beban kuda-kuda 3,5 kg beban plat sambung 9,68 kg beban bracing 3,3 kg beban kuda-kuda 0,56 kg P7 beban plat sambung 6,17 kg beban bracing,06 kg beban plafond 145,80 kg beban kuda-kuda 34,38 kg P8 beban plat sambung 10,31 kg beban bracing 3,44 kg beban plafond 145,80 kg beban kuda-kuda 41,95 kg P9 beban plat sambung 1,59 kg beban bracing 4,0 kg beban plafond 116,64 kg beban kuda-kuda 50,3 kg P10 beban plat sambung 15,10 kg beban bracing 5,03 kg beban plafond 58,3 kg beban kuda-kuda 51,08 kg P11 beban plat sambung 15,3 kg beban bracing 5,11 kg beban plafond 7,38 kg

46 Tabel.13. Rekapitulasi Beban Mati Setengah Kuda-Kuda Beban Beban Atap (kg) Beban Gording (kg) Beban Kuda-kuda (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plafond (Kg) Jumlah Beban (Kg) Input SAP 000 (Kg) P 1 93,40 36,54 17.19 5.16 1.7 7.90 6.90 7 P 187,00 36,54 3.5 9.68 3.3-68.69 69 P 3 187,00 36,54 38.59 11.58 3.86-77.76 78 P 4 149,60 9,3 48.0 14.46 4.8-46.31 47 P 5 74,80 14,6 56.93 17.08 5.69-169.11 170 P 6 9,40-3.5 9.68 3.3-54.55 55 P 7 - - 0.56 6.17.06 145.80 174.58 175 P 8 - - 34.38 10.31 3.44 145.80 193.93 194 P 9 - - 41.95 1.59 4.0 116.64 175.37 176 P 10 - - 50.3 15.10 5.03 58.3 18.77 19 P 11 - - 51.08 15.3 5.11 7.38 78.89 79 b. Beban Hidup Bebanhidup yang bekerja pada P, P 4, P 6 = 100 kg c. Beban Angin Hitungan beban angin : W6 W1 W 6 1 11 W3 7 W4 W5 10 9 8 18 19 16 17 14 15 1 13 3 4 5 Gambar.15. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Angin

47 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, Hitungan beban angin menggunakan program M.S EXCEL Tabel.14. Hitungan Beban Angin Setengah Kuda-kuda BebanAngin Beban Wy W.Cos Input SAP 000 Wx W.Sin Input SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) W 1 3,35 0, 1 11,68 1 W 46,75 40,49 41 3,38 4 W 3 46,80 40,53 41 3,40 4 W 4 37,40 3,39 33 18,70 19 W 5 18,70 16,19 17 9,35 10 W 6,35,04 3 1,18 Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang setangah kuda-kuda sebagai berikut: Tabel.15. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) kg kg 1 974.5-974.5-3 371.4-4 - 7.87 5-814.6 6-1136.6 7-48.75 8 18.6-9 867.41-10 1415.4-11 45-1 - 736.8

48 Batang Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) kg kg 13 601.15-14 - 86.81 15 894.13-16 - 1173.43 17 1171.1-18 - 114.6 19 0 0.4.4. Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda a. Hitungan profil batang tarik P maks. = 1415,4 kg L =,08 m = 08 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 50.50.6 Dari tabel didapat Ag = 11,8 cm i = 1,5 cm t = 0,6 cm x = 1,44 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L 40 08 0,86 cm 40 Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 11,8. 400 = 4364,8 kg

49 Kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang An = Ag - n.d.t = 11,8 (1.1,47.0,6) = 10,398 cm U = 1 l x = 1 - = 0,76 1,44 6 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 10,398.0,76. 3700 = 199,38 kg = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 199,38 kg ( kondisi fraktur-tarik ) Digunakan 50.50.6 maka, Pn > P maks = 199,38 kg > 1415,4 kg (Aman) Inersia = 1,50 > 0,86 (Aman) b. Hitungan profil batang tekan P maks. L = 114,6 kg = 4,53 m = 453 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 50.50.6 Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 5,64 = 11,8 cm r = 1,50 = 15 mm b = 50 mm t = 6 mm

50 Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f y 50 00 =8,33 1,91 6 50 f y λ c kl r E 1.(4530) 15 3,14 40 x,1x10 5 = 0,33 Karena c < 1, maka : 1,43 1,43 1,01 1,63 0,67lc 1,63 0,67.0,33 f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = 118. = 68039,60 N = 6803,96 kg 1,01 P max P n 114,6 0,85x6803,96 0,053 < 1 (Aman).4.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut

51. Tegangan geser penyambung Rn = mx 0, 5xf xa u b b = 0,75 x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,61 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,61 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 114,6 5875,61 Digunakan : buah baut 0,1 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7= 0,794 cm

5 Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx 0, 5xf b u xa b = 0,75 x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,61 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,61 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 1415,4 5875,61 Digunakan : buah baut 0,4 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm

53 Tabel.16. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 50.50.6 1,7 50.50.6 1,7 3 50.50.6 1,7 4 50.50.6 1,7 5 50.50.6 1,7 6 50.50.6 1,7 7 50.50.6 1,7 8 50.50.6 1,7 9 50.50.6 1,7 10 50.50.6 1,7 11 50.50.6 1,7 1 50.50.6 1,7 13 50.50.6 1,7 14 50.50.6 1,7 15 50.50.6 1,7 16 50.50.6 1,7 17 50.50.6 1,7 18 50.50.6 1,7 19 50.50.6 1,7

54.5. Perencanaan Jurai Gambar.16. Panjang Batang Jurai ( Satuan cm ).5.1. Hitungan Panjang Batang Jurai Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.17. Data Panjang Batang Pada Jurai Nomor Panjang Batang Batang (m) 1,55,55 3 1,7 4 1,7 5,55 6,55 7,75 8,75 9 1,37 10 1,37 11,75 1,75

55 Nomor Batang Panjang Batang (m) 13 1,04 14,75 15,08 16,44 17,6 18,6 19,89 0 3,1 1 4,03 4,16 3 4,88 4 5,.5.. Hitungan Luasan Jurai A. Luas Atap Gambar.17. Luasan Atap Jurai

56 Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.18. Data Luasan Atap Jurai Area Luas Satuan P1 4,1 m P 5,6 m P3 1,75 m P4 0,1 m P5,3 m P6 5,7 m P7 3,7 m P8 0,46 m B. Luas Plafond Gambar.18. Luasan Plafond Jurai

57 Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.19. Data Luasan Plafond Jurai Area Luas Satuan P9 3,65 m P10 4,86 m P11 1,5 m P1 0,13 m P13 1,9 m P14 4,56 m P15 3,4 m P16 0,41 m.5.3. Hitungan Pembebanan Jurai Data pembebanan : Berat gording = 8,1 kg/m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 8,86 kg/m P8 P1 7 P7 1 P6 P4 P5 P3 11 10 P 9 3 17 8 19 0 1 15 16 14 18 13 1 3 4 5 6 4 P9 P10 P11 P1 P13 P14 P15 P16 Gambar.19. Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati

58 1. Hitungan Beban a. Beban Mati Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL Tabel.0. Data Hasil Hitungan Beban Mati Jurai Menggunakan M.S EXCEL Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban gording 36.54 Kg P1 beban atap 84,0 Kg panjang batang kuda 3.48 Kg beban plat sambung 7.04 Kg beban bracing.35 Kg beban gording 1.9 Kg beban atap 11,40 Kg P panjang batang kuda 41.15 Kg beban plat sambung 1.35 Kg beban bracing 4.1 Kg beban gording 7.31 Kg beban atap 35,00 Kg P3 panjang batang kuda 38.8 Kg beban plat sambung 11.48 Kg beban bracing 3.83 Kg beban atap,40 Kg panjang batang kuda 17.59 Kg P4 beban plat sambung 5.8 Kg beban bracing 1.76 Kg Reaksi kuda-kuda 1003.80 Kg beban atap 44,60 Kg P5 panjang batang kuda 30.39 Kg beban plat sambung 9.1 Kg beban bracing 3.04 Kg beban gording 9.3 Kg beban atap 105,40 Kg P6 panjang batang kuda 49.93 Kg beban plat sambung 14.98 Kg beban bracing 4.99 Kg beban gording 14.6 Kg beban atap 74,40 Kg P7 panjang batang kuda 64.41 Kg beban plat sambung 19.3 Kg beban bracing 6.44 Kg

59 Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban atap 9.0 kg P8 panjang batang kuda 35. kg beban plat sambung 10.57 kg beban bracing 3.5 kg P9 beban plafond 65.70 kg panjang batang kuda 7.0 kg P10 beban plafond 87.48 kg beban plat sambung 8.16 kg beban bracing.7 kg panjang batang kuda 38.3 kg P11 beban plafond 7.36 kg beban plat sambung 11.50 kg beban bracing 3.83 kg panjang batang kuda 7.95 kg beban plafond.34 kg P1 beban plat sambung 8.39 kg beban bracing.80 kg reaksi kuda-kuda 101.80 kg panjang batang kuda 17.14 kg P13 beban plafond 34.56 kg beban plat sambung 5.14 kg beban bracing 1.71 kg panjang batang kuda 43.55 kg P14 beban plafond 8,08 kg beban plat sambung 13.06 kg beban bracing 4.35 kg panjang batang kuda 58.87 kg P15 beban plafond 58,3 kg beban plat sambung 17.66 kg beban bracing 5.89 kg panjang batang kuda 55.95 Kg P16 beban plafond 7,38 Kg beban plat sambung 16.79 Kg beban bracing 5.60 Kg

60 Tabel.1. Rekapitulasi Pembebanan Jurai Beban Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Input Atap Gording Kudakuda Bracing Penyambung Plafond Beban SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P 1 84.0 36.54 3.48.35 7.04-153.61 154 P 11.40 1.9 41.15 4.1 1.35-191.94 19 P 3 35.00 7.31 38.8 3.83 11.48-95.89 96 P 4.40-17.59 1.76 5.8-1057.84 1058 P 5 44.60-30.39 3.04 9.1-87.15 88 P 6 105.40 9.3 49.93 4.99 14.98-04.53 05 P 7 74.40 14.6 64.41 6.44 19.3-179.19 180 P 8 9.0-35. 3.5 10.57-58.51 59 P 9 - - - - - 65.70 65.70 66 P 10 - - 7.0.7 8.16 87.48 15.56 16 P 11 - - 38.3 3.83 11.50 7.36 81.01 8 P 1 - - 7.95.80 8.39.34 184.75 185 P 13 - - 17.14 1.71 5.14 34.56 58.56 59 P 14 - - 43.55 4.35 13.06 8.08 143.05 144 P 15 - - 58.87 5.89 17.66 58.3 140.74 141 P 16 - - 55.95 5.60 16.79 7.38 85.71 86 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P 4, P 6, P 8 = 100 kg

W8 61 c. Beban Angin Hitungan beban angin : W1 10 9 3 8 17 7 14 15 19 0 1 16 18 13 1 3 4 5 6 W W3 W4 W5 W6 11 W7 1 4 Gambar.0. Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angina tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x ) 0,40 = 0,04 Hitungan beban angin menggunakan program M.S EXCEL Tabel.. Data Hasil Hitungan Beban Angin Jurai Beban Angin Beban Wy W.Cos Input SAP 000 Wx W.Sin Input SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) W 1 4,1 3,90 4,00 1,58,00 W 5,6 5,1 5,00,11,00 W 3 1,75 1,6,00 0,66 1,00 W 4 0,1 0,11 0,10 0,04 0,10 W 5,3,07,00 0,84 1,00 W 6 5,7 4,89 4,00 1,97,00 W 7 3,7 3,45 3,00 1,39,00 W 8 0,46 0,43 1,00 0,17 0,50

6 Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut (Tabel.4) : Tabel.4. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) Kg kg 1 307.88-307.88-3 - 361.80 4-171.47 5 70.45-6 33.9-7 334.3 8 387.8-9 644.5-10 - 145.44 11-96.6 1 155.69-13 176.40-14 - 73.4 15 371.53-16 - 457.49 17 - - 18 - - 19 545.00-0 - 316.90 1-89.83 38.75-3 - 443.30 4 0 0

63.5.4. Perencanaan Profil Jurai a. Hitungan Profil Batang Tarik P maks. L = 644,5 kg = 1,37 m = 137 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 50.50.6 Dari tabel didapat Ag = 11,8 cm i = 1,5 cm t = 0,6 cm x = 1,44 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L 40 137 40 0,57 cm Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 11,8. 400 = 4364,8 kg Kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang An = Ag - n.d.t = 11,8 (1.1,47.0,6) = 10,398 cm U = 1 l x = 1 - = 0,76 1,44 6 = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm

64 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 10,398.0,76. 3700 = 199,38 kg Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 199,38 kg ( kondisi fraktur-tarik ) Digunakan 50.50.6 maka, Pn > P maks = 199,38 kg > 644,5 kg (Aman) Inersia = 1,50 > 0,57 (Aman) b. Hitungan Profil Batang Tekan P maks. L = 73,4 kg = 4,88 m = 4880 mm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 50.50.6 Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 5,64 = 11,8 cm r b t = 1,50 cm = 15 mm = 50 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f y f y λ c kl r 50 00 =8,33 1,91 6 40 E 1(4880) 15 3,14 40 x,1x10 5 = 3,57

65 Karena c > 1, maka : = 1,5. c = 1,5. 3,57 = 15,97 f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = 118. = 17653,08 N = 1765,30 kg 15,97 P max P n 73,4 0,85x1765,30 0,48 < 1... (Aman).5.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 30, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx 0, 5xf b u xa b = 0,75 x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut

66 P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 73,4 5875,6 Digunakan : buah baut 0,1 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F u b = 85 N/mm ) Diameter baut () Diamater lubang = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx 0, 5xf = 0,65. 1,7= 0,794 cm b u xa b = 0,75xx0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut

67 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 644,5 5875,6 Digunakan : buah baut 0,11 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm Tabel.5. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 50.50.6 1,7 50.50.6 1,7 3 50.50.6 1,7 4 50.50.6 1,7 5 50.50.6 1,7 6 50.50.6 1,7 7 50.50.6 1,7 8 50.50.6 1,7 9 50.50.6 1,7 10 50.50.6 1,7

68 11 50.50.6 1,7 1 50.50.6 1,7 13 50.50.6 1,7 14 50.50.6 1,7 15 50.50.6 1,7 16 50.50.6 1,7 17 50.50.6 1,7 18 50.50.6 1,7 19 50.50.6 1,7

69.6. Perencanaan Kuda-Kuda Utama (KK1).6.1. Hitungan Panjang Batang Kuda-Kuda Gambar.1. Panjang Batang Kuda-Kuda Utama ( Satuan cm ) Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.6. Data Panjang Batang Pada Kuda-Kuda Utama (KK1) Nomor Batang Panjang Batang (m) Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,8 19,08 1,8 0,08 3 1,8 1 1,04 4 1,8,08 5 1,8 3,08 6 1,8 4,75 7 1,8 5 3,1 8 1,8 6 3,6 9 1,8 7 4,16 10 1,8 8 4,53 11,08 9 5, 1,08 30 4,53 13,08 31 4,16 14,08 3 3,6 15,08 33 3,1 16,08 34,75 17,08 35,08 18,08 36,08 37 1,04

70.6.. Hitungan Luasan Kuda-Kuda Utama (KK1) A. Luas Atap Gambar.. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK1) Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.7. Data Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK1) Area Luas Satuan P1 4,67 m P 9,35 m P3 9,36 m P4 8,4 m P5 6,55 m P6 5,15 m P7 6,55 m P8 8,4 m P9 9,36 m P10 9,35 m P11 4,67 m

71 B. Luas Plafond Gambar.3. Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK1) Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.8. Data Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK1) Area Luas Satuan P1 4,05 m P13 8,1 m P14 8,1 m P15 7,9 m P16 5,67 m P17 4,46 m P18 5,67 m P19 7,9 m P0 8,1 m P1 8,1 m P 4,05 m

7.6.3. Hitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1) Data pembebanan : Jarak antar kuda-kuda utama = 4,5 m Berat gording = 8,1 kg/m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 13,7 kg/m Gambar.4. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1) Akibat Beban Mati 1. Hitungan Beban a. Beban Mati Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL Tabel.9. Data Hasil Hitungan Beban Mati (KK1) M.S EXCEL Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban gording 36.54 Kg beban atap 93,40 Kg P1,P11 beban kuda-kuda 6.58 Kg beban plat sambung 7.97 Kg beban bracing.66 Kg beban gording 36.54 Kg beban atap 187,00 Kg P,P10 beban kuda-kuda 49.87 Kg beban plat sambung 14.96 Kg beban bracing 4,73 Kg

73 Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban gording 36.54 kg beban atap 187,0 kg P3,P9 beban kuda-kuda 61.58 kg beban plat sambung 18.47 kg beban bracing 6.16 kg beban gording 3.89 kg beban atap 168,40 kg P4,P8 beban kuda-kuda 64.1 kg beban plat sambung 19.3 kg beban bracing 6.41 kg beban gording 5.58 kg beban atap 131,00 kg P5,P7 beban kuda-kuda 88.0 kg beban plat sambung 6.41 kg beban bracing 8.80 kg beban gording 18.7 kg beban atap 103,00 kg P6 beban kuda-kuda 64.1 kg beban plat sambung 19.3 kg beban bracing 6.41 kg reaksi jurai 1517.19 kg P1,P beban plafon 7,90 kg beban kuda-kuda 31.78 kg P13,P1 beban plafon 145,80 kg beban plat sambung 9.54 kg beban bracing - kg beban kuda-kuda 53.16 kg P14,P0 beban plafon 145.80 kg beban plat sambung 15.95 kg beban bracing - kg beban kuda-kuda 64.87 kg P15,P19 beban plafon 131, kg beban plat sambung 19.46 kg beban bracing - kg

74 Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban kuda-kuda 77.8 Kg P16,P18 beban plafon 10,06 Kg beban plat sambung 3.34 Kg beban bracing - Kg beban kuda-kuda 1.34 Kg beban plafon 80,6 Kg P17 beban plat sambung 36.70 Kg beban bracing - Kg reaksi jurai 148.44 Kg Beban Tabel.30. Rekapitulasi Beban Mati Beban Input Beban Beban Beban Beban Plat Beban Reaksi Jumlah Kuda- SAP Atap Gording Bracing Penyambung Plafond Kuda-Kuda Beban Kuda 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P 1 =P 11 93.40 36.54 6.58.66 7.97-167.15 168 P =P 10 187.00 36.54 49.87 4.99 14.96-93.36 94 P 3 =P 9 187.0 36.54 61.58 6.16 18.47-309.95 310 P 4 =P 8 168.40 3.89 64.1 6.41 19.3-91.05 9 P 5 =P 7 131.00 5.58 88.0 8.80 6.41-79.81 80 P 6 103.00 18.7 64.1 6.41 19.3-1517.19 178. 179 P 1 =P - - - - - 7.90 7.90 73 P 13 =P 1 - - 31.78 3.18 9.54 145.80 190.30 191 P 14 =P 0 - - 53.16 5.3 15.95 145.80 0. 1 P 15 =P 19 - - 64.87 6.49 19.46 131..04 3 P 16 =P 18 - - 77.8 7.78 3.34 10.06 11.00 1 P 17 - - 1.34 1.3 36.70 80.8 148.44 400.00 400 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P 4, P 6, P 8, P 10, P 1 = 100 kg

75 c. Beban Angin Hitungan beban angin : W6 W7 W1 W 15 16 14 9 17 30 13 7 8 18 1 5 6 31 3 19 3 4 33 34 11 35 36 0 1 37 1 3 4 5 6 7 8 9 10 W3 W4 W5 W8 W9 W10 W11 W1 Gambar.5. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1) Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 Koefisien angin hisap = - 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, Hitungan beban angin menggunakan softwere M.S EXCEL Tabel.31. Data Hasil Hitungan Beban Angin Jurai Menggunakan M.S EXCEL Beban Angin Beban Wy W.Cos Input SAP 000 Wx W.Sin Input SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) W 1 3,35 0, 18,00 11,68 11,00 W 46,75 40,49 37,00 3,38 1,00 W 3 46,8 40,53 37,00 3,40 1,00 W 4 4,1 36,46 33,00 1,05 19,00 W 5 3,75 8,36 7,00 16,38 16,00 W 6 1,875 11,15 11,00 6,44 7,00 W 7-5,75 -,30 -,00-1,88 13,00 W 8-65,5-56,7-53,00-3,75 31,00 W 9-84, -7,9-66,00-4,10 38,00 W 10-93,6-81,06-73,00-46,80 4,00 W 11-93,5-80,97-73,00-46,75 4,00 W 1-46,7-40,44-36,00-3,35 1,00

76 Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama (KK1) sebagai berikut : Tabel.3. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama (KK1) Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) Kg Kg 1 9904.33-9904.33-3 9316.73-4 8691.98-5 8067.63-6 8067.63-7 8691.98-8 9316.73-9 9904.33-10 9904.33-11 -11438.65 1 - -10760.03 13-10038.49 14 - -9317.43 15 - -8609.4 16 - -8609.4 17 - -9317.43 18 - -10038.49 19 - -10760.03 0 - -11438.65 1 67.4 - - -780.87 3 655.85-4 - -954.73 5 1034.13-6 - -130.1 7 1397.87 8 - -1543.74 9 6193.6 30 - -1543.74 31 1379-3 - -155.6 33 1034.13 -

77 Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) Kg kg 34-954.73 35 648.9 36-741.59 37 67.4.6.4. Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK1) a. Hitungan Profil Batang Tarik (Rangka Bawah) P maks. = 9904,33 kg L = 1,8 m = 180 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 75.75.6 Dari tabel didapat Ag = 13,7 cm i =,3 cm t = 0,6 cm x =,06 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L 40 180 0,75 cm 40 Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 13,7. 400 = 959 kg Kondisi fraktur Diameter baut = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm Diameter lubang = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm An = Ag - n.d.t = 13,70 (1.1,47.0,6)

78 = 1,818 cm U = 1 l x = 1 - = 0,65,06 6 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 1,818.0,65. 3700 = 310,47 kg Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 310,47 kg ( kondisi fraktur-tarik ) Digunakan 75.75.6 maka, Pn > P maks = 310,47 kg > 9904,33 kg (Aman) Inersia =,30 > 0,75 (Aman) b. Hitungan Profil Batang Tekan P maks. = 11438,65 kg L =,08 m = 080 mm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 75.75.6 Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 13,7 cm r b t =,3 cm = 30 mm = 75 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f f y λ c y kl r 75 00 = 1,5 1,91 6 40 E

79 1.(080) 3 3,14 40 x,1x10 5 = 0,97 Karena c < 1, maka 1,43 1,63 0,67lc 1,43 1,63 0,67.0,97 1,46 f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = 1370. = 505,48 N = 50,55 kg 1,46 P max P n 11438,65 0,85x50,55 0,59 < 1... (Aman).6.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700x1,7x1) = 8458, kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,15 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung b Rn = 0,75xf b u xa n = 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut

80 P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 11438,65 1,95 ~ buah baut 5875,6 Digunakan : buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 850 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700x1,7x1) = 8458, kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b n = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa n

81 = 0,75x0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 9904,33 5875,6 Digunakan : buah baut 1,69 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm Tabel.33. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK1) Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 75.75.6 1,7 75.75.6 1,7 3 75.75.6 1,7 4 75.75.6 1,7 5 75.75.6 1,7 6 75.75.6 1,7 7 75.75.6 1,7 8 75.75.6 1,7 9 75.75.6 1,7 10 75.75.6 1,7 11 75.75.6 1,7 1 75.75.6 1,7 13 75.75.6 1,7 14 75.75.6 1,7 15 75.75.6 1,7

8 16 75.75.6 1,7 17 75.75.6 1,7 18 75.75.6 1,7 19 75.75.6 1,7 0 75.75.6 1,7 1 75.75.6 1,7 75.75.6 1,7 3 75.75.6 1,7 4 75.75.6 1,7 5 75.75.6 1,7 6 75.75.6 1,7 7 75.75.6 1,7 8 75.75.6 1,7 9 75.75.6 1,7 30 75.75.6 1,7 31 75.75.6 1,7 3 75.75.6 1,7 33 75.75.6 1,7 34 75.75.6 1,7 35 75.75.6 1,7 36 75.75.6 1,7 37 75.75.6 1,7

83.7. Perencanaan Kuda-Kuda Utama (KK).7.1. Hitungan Panjang Batang Kuda-Kuda Gambar.6. Panjang Batang Kuda-Kuda ( Satuan cm ) Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.34. Hitungan Panjang Batang pada Kuda-Kuda Utama (KK) Nomor Batang Panjang Batang (m) Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 = 10 1,8 1=37 1,04 = 9 1,8 =36,08 3 = 8 1,8 3=35,08 4 = 7 1,8 4=34,75 5 = 6 1,8 5=33 3,1 11=0,08 6=3 3,6 1=19,08 7=31 4,16 13=18,08 8=30 4,53 14=17,08 9 5, 15=16,08

84.7.. Hitungan Luasan Kuda-Kuda Utama (KK) A. Luas Atap Gambar.7. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK) Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.35. Data Luas Atap Kuda-Kuda Utama (KK) Area Luas Satuan P1=P11 4,67 m P=P10 9,35 m P3=P9 9,35 m P4=P8 9,35 m P5=P7 9,35 m P6 9,35 m

85 B. Luas Plafond Gambar.8. Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK) Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.36. Data Luas Plafond Kuda-Kuda Utama (KK) Area Luas Satuan P1=P11 4,05 m P1=P0 8,1 m P13=P19 8,1 m P14=P18 8,1 m P15=P17 8,1 m P16 8,1 m.7.3. Hitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK) Data pembebanan : Jarak antar kuda-kuda utama = 4,5 m Berat gording = 8,1 kg/m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 13,7 kg/m

86 P1 P6 P5 P7 P4 15 16 P8 P3 14 9 17 P9 30 13 7 8 P 18 P10 1 5 6 31 3 19 11 3 4 33 34 35 36 0 1 37 1 3 4 5 6 7 8 9 1 0 P11 P1 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P0 Gambar.9. Pembebanan Kuda- Kuda Utama (KK) Akibat Beban Mati 1. Hitungan Beban a. Beban Mati Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL Tabel.37. Data Hasil Hitungan Beban Mati (KK) Menggunakan M.S EXCEL Beban Jenis Beban Hasil Satuan Beban gording 36.54 kg beban atap 93.40 kg P1=P11 beban kuda-kuda 6.58 kg beban plat sambung 7.97 kg beban bracing.66 kg beban plafond 7.90 kg Beban gording 36.54 kg beban atap 187.00 kg P=P10 beban kuda-kuda 49.87 kg beban plat sambung 14.96 kg beban bracing 4.99 kg Beban gording 36.54 kg beban atap 187.00 kg P3=P9 beban kuda-kuda 61.58 kg beban plat sambung 18.47 kg beban bracing 6.16 kg

87 Tabel.37. Data Hasil Hitungan Beban Mati (KK) (Lanjutan) Beban Jenis Beban Hasil Satuan Beban gording 36.54 Kg beban atap 187.00 Kg P4=P8 beban kuda-kuda 74.53 Kg beban plat sambung.36 Kg beban bracing 7.45 Kg Beban gording 36.54 Kg beban atap 187.00 Kg P5=P7 beban kuda-kuda 88.0 Kg beban plat sambung 6.41 Kg beban bracing 8.80 Kg Beban gording 36.54 Kg beban atap 187.00 Kg P6 beban kuda-kuda 64.1 Kg beban plat sambung 19.3 Kg beban bracing 6.41 Kg beban kuda-kuda 31.78 Kg P1=P0 beban plat sambung 9.54 Kg beban bracing 3.18 Kg beban plafond 145.80 Kg beban kuda-kuda 53.16 Kg P13=P19 beban plat sambung 15.95 Kg beban bracing 5.3 Kg beban plafond 145.80 Kg beban kuda-kuda 64.87 Kg P14=P18 beban plat sambung 19.46 Kg beban bracing 6.49 Kg beban plafond 145.80 Kg beban kuda-kuda 77.8 Kg P15=P17 beban plat sambung 3.34 Kg beban bracing 7.78 Kg beban plafond 145.80 Kg beban kuda-kuda 1.34 Kg P16 beban plat sambung 36.70 Kg beban bracing 1.3 Kg beban plafond 145.80 Kg

88 Tabel.38. Rekapitulasi Beban Mati Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Beban Input Jumlah Atap Gording Kuda- Penyambung Plat Plafond SAP Beban Kuda Bracing 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (Kg) (Kg) (Kg) P1=P11 93.40 36.54 6.58 7.97.66 7.90 40.05 41 P=P10 187.00 36.54 49.87 14.96 4.99-93.36 94 P3=P9 187.00 36.54 61.58 18.47 6.16-309.75 310 P4=P8 187.00 36.54 74.53.36 7.45-37.88 38 P5=P7 187.00 36.54 88.0 6.41 8.80-346.77 347 P6 187.00 36.54 64.1 19.3 6.41-313.30 314 P1=P0 - - 31.78 9.54 3.18 145.80 190.30 191 P13=P19 - - 53.16 15.95 5.3 145.80 0. 1 P14=P18 - - 64.87 19.46 6.49 145.80 36.6 37 P15=P17 - - 77.8 3.34 7.78 145.80 54.74 55 P16 - - 1.34 36.70 1.3 145.80 317.08 318 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P 4, P 6, P 8, P 10 = 100 kg c. Beban Angin Hitungan beban angin : W6 W7 W1 W 15 16 14 9 17 30 13 7 8 18 1 5 6 31 3 19 11 3 4 33 34 35 36 0 1 37 1 3 4 5 6 7 8 9 10 W3 W4 W5 W8 W9 W10 W11 Gambar.30. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK) Akibat Beban Angin

89 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, Koefisien angin hisap = - 0,40 Hitungan beban angin menggunakan softwere M.S EXCEL Tabel.39. Data Hasil Hitungan Beban Angin (KK) Menggunakan M.S EXCEL Input Input Beban Wy SAP Wx SAP Beban Angin W.Cos 000 15 W.Sin 000 15 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) W 1 3,35 0, 1,00 11,68 1,00 W 46,75 40,49 41,00 3,38 4,00 W 3 46,75 40,49 41,00 3,38 4,00 W 4 46,75 40,49 41,00 3,38 4,00 W 5 46,75 40,49 41,00 3,38 4,00 W 6 3,35 0, 1,00 11,68 1,00 W 7-46,70-40,44-41,00-3,35-4,00 W 8-93,50-80,97-81,00-46,75-47,00 W 9-93,50-80,97-81,00-46,75-47,00 W 10-93,50-80,97-81,00-46,75-47,00 W 11-93,50-80,97-81,00-46,75-47,00 W 1-46,70-40,44-41,00-3,35-4,00 Y X Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama (KK) sebagai berikut : Tabel.40. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama (KK) Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) kg kg 1 613.65 613.65

90 Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) Kg kg 3 5109.09 4 451.65 5 5467.67 6 484.9 7 4188.9 8 4188.9 9 484.9 10 5467.67 11-6993.3 1-6314.69 13-5593.16 14-4837.11 15-4046.55 16-4046.55 17-4837.11 18-5593.16 19-6314.69 0-6993.3 1 67.4-784.07 3 657.45 4-954.73 5 1053.73 6-1381.18 7 150.36 8-173.74 9 3609. 30-173.74 31 1491.7 3-1310 33 1053.73 34-954.73 35 648.9 36-741.59 37 67.4

91.7.4. Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK) a. Hitungan Profil Batang Tarik P maks. L = 613,65 kg = 1,8 m = 180 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 75.75.6 Dari tabel didapat Ag = 13,7 cm i =,3 cm t = 0,6 cm x =,06 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L 40 180 0,75 cm 40 Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 13,7. 400 = 959 kg Kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang An = Ag - n.d.t = 13,70 (1.1,47.0,6) = 1,818 cm U = 1 l x = 1 - = 0,65,06 6 = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm

9 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 1,818.0,65. 3700 = 310,47 kg Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 310,47 kg ( kondisi fraktur-tarik ) Digunakan 75.75.6 maka, Pn > P maks = 310,47 kg > 613,65 kg (Aman) Inersia =,30 > 0,75 (Aman) b. Hitungan Profil Batang Tekan P maks. L = 6693,3 kg =,08 m = 080 mm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 75.75.6 Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 13,7 cm r b t =,3 cm = 3 mm = 75 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f y 75 00 = 1,5 1,91 6 40 f y λ c kl r E 1.(080) 3 40 3,14 x,1x10 5 = 0,97

93 Karena c < 1, maka 1,43 1,63 0,67lc 1,43 1,63 0,67.0,97 0,74 f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = 1370. = 44434,3 N = 4443,43 kg 0,74 P max P n 6993,3 0,85x4443,43 0,19 < 1... (Aman).7.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700x1,7x1) = 8458, kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b n = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa = 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut n

94 P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 6993,3 5875,6 Digunakan : buah baut 1,19 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm 3. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700x1,7x1) = 8458, kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b n = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa n

95 = 0,75x0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. geser 613,65 1,04 5875,6 Digunakan : buah baut ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm Tabel.41. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK) Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1.75.75.6 1,7.75.75.6 1,7 3.75.75.6 1,7 4.75.75.6 1,7 5.75.75.6 1,7 6.75.75.6 1,7 7.75.75.6 1,7 8.75.75.6 1,7 9.75.75.6 1,7 10.75.75.6 1,7 11.75.75.6 1,7 1.75.75.6 1,7 13.75.75.6 1,7 14.75.75.6 1,7 15.75.75.6 1,7

96 Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) 16.75.75.6 1,7 17.75.75.6 1,7 18.75.75.6 1,7 19.75.75.6 1,7 0.75.75.6 1,7 1.75.75.6 1,7.75.75.6 1,7 3.75.75.6 1,7 4.75.75.6 1,7 5.75.75.6 1,7 6.75.75.6 1,7 7.75.75.6 1,7 8.75.75.6 1,7 9.75.75.6 1,7 30.75.75.6 1,7 31.75.75.6 1,7 3.75.75.6 1,7 33.75.75.6 1,7 34.75.75.6 1,7 35.75.75.6 1,7 36.75.75.6 1,7 37.75.75.6 1,7

97.8. Perencanaan Konsul Gambar.31. Panjang Batang Konsul.8.1. Hitungan Panjang Batang Konsul Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.4. Data Panjang Batang pada Konsul Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 0,5 0,5 3 0,58 4 0,58 5 0,39 6 0,58 7 0,58

98.8.. Hitungan Luasan Konsul A. Luas Atap Gambar.3. Luasan Atap Konsul Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.43. Data Luasan Atap Konsul Area Luas Satuan P,57 m

99 B. Luas Plafond Gambar.33. Luasan Plafond Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.44. Data Luasan Plafond Konsul Area Luas Satuan P4,54 m.8.3. Hitungan Pembebanan Konsul Data pembebanan : Berat gording = 8,1 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,50 m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 8,94 kg/m

100 P P3 P1 P4 P5 Gambar.34. Pembebanan Konsul Akibat Beban Mati. Hitungan Beban b. Beban Mati Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL Tabel.45. Data Hasil Hitungan Beban Mati Konsul Menggunakan M.S EXCEL Beban Jenis Beban Hasil Satuan Beban gording 0,00 kg beban atap 0,00 kg P1 beban kuda-kuda 4,83 kg beban plat sambung 1,45 kg beban bracing 0,00 kg beban plafond 0,00 kg Beban gording 36,54 kg beban atap 51,40 kg P beban kuda-kuda 9,5 kg beban plat sambung,86 kg beban bracing 0,00 kg Beban gording 0,00 kg beban atap 0,00 kg P3 beban kuda-kuda 5,19 kg beban plat sambung 1,56 kg beban bracing 0,00 kg

101 Beban Jenis Beban Hasil Satuan Beban gording 0,00 kg beban atap 0,00 kg P4 beban kuda-kuda 6,1 kg beban plat sambung 1,86 kg beban plafond 45,7 kg Beban gording 0,00 kg beban atap 0,00 kg P5 beban kuda-kuda 7,4 kg beban plat sambung,3 kg beban bracing 0,00 kg Tabel.46. Rekapitulasi Beban Mati Konsul Beban Beban Beban Beban Plat Beban Beban Atap Gording Kudakuda Penyambung Bracing (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Jumlah Beban (Kg) Input SAP 000 (Kg) P1 - - 4,83 1,45-6,8 7,00 P 51,40 36,54 9,5,86-100,3 101,00 P3 - - 5,19 1,56-6,74 7,00 P4 - - 6,1 1,86 45,7 53,80 54,00 P5 - - 7,4,3-9,65 10,00 e. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P = 100 kg f. Beban Angin Hitungan beban angin : Gambar.35. Pembebanan Konsul Akibat Beban Angin

10 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, Koefisien angin tekan = 0,40 Hitungan beban angin menggunakan program M.S EXCEL Tabel.47. Hitungan Beban Angin Wx Input SAP Wy Beban Beban (kg) W.Sin 000 W.Cos Angin (kg) (kg) (kg) Input SAP 000 (kg) W 1 1,85 11,13 1,00 6,43 7,00 Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 gaya batang yang bekerja pada batang konsul sebagai berikut: diperoleh Tabel.48. Rekapitulasi Gaya Batang Konsul Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) kg Kg 1-57,74-98,80 3 71,78-4 49,90-5 78,80-6 - 30,06 7 - -.8.4. Perencanaan Profil Konsul a. Hitungan Profil Batang Tarik P maks. L = 49,90 kg = 0,58 m = 58 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm

103 Dicoba, menggunakan baja profil 50.50.6 Dari tabel didapat Ag = 11,8 cm i = 1,5 cm t = 0,6 cm x = 1,44 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L 40 58 40 0,4 cm Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 11,8. 400 = 4364,8 kg Kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang An = Ag - n.d.t = 11,8 (1.1,47.0,6) = 10,398 cm U = 1 l x = 1 - = 0,76 1,44 6 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 10,398.0,76. 3700 = 199,38 kg = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 199,38 kg ( kondisi fraktur-tarik )

104 Digunakan 50.50.6 maka, Pn > P maks = 199,38 kg > 49,90 kg (Aman) Inersia = 1,50 > 0,4 (Aman) b. Hitungan Profil Batang Tekan P maks. = 30,06 kg L = 1,15 m = 115 mm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil 50.50.6 Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 5,69 = 11,38 cm r b t = 1,5 cm = 15 mm = 50 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f y 50 00 = 8,33 1,91 6 40 f y λ c kl r E 1.(1150) 15 3,14 40 x,1x10 5 = 0,83 Karena c < 1, maka : = = f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = 1138. = 199964,19 N = 19996,4 kg 1,37

105 P max P n 30,06 0,85x19996,4 0,01883 <1 (Aman).8.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur (A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) Rn = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b n = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa n = 0,75x0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 30,06 5875,6 Digunakan : buah baut 0,05 ~ buah baut

106 Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur (A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) Rn = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = xmx0, 5xf xa u b = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf u xab = 0,75x0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg b b

107 Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 49,90 5875,6 Digunakan : buah baut 0,07 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35cm = 6 cm. 1,5 d S (4t +100 mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm Tabel.49. Rekapitulasi Perencanaan Profil Konsul Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 50. 50.6 1,7 50. 50.6 1,7 3 50. 50.6 1,7 4 50. 50.6 1,7 5 50. 50.6 1,7 6 50. 50.6 1,7 7 50. 50.6 1,7

BAB 3 PERENCANAAN TANGGA 3.1. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan tangga harus mudah diketahui dan strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut. 3.. Data Perencanaan Tangga Dalam Gambar rencana tangga dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan 3.. 310 150 +.08 13 360 + 1.9 1 + 1.76 11 + 1.60 10 + 1.44 9 + 1.8 8 + 1.1 7 + 0.96 6 + 0.80 5 + 0.64 4 + 0.48 3 + 0.3 + 0.16 1 +.4 14 +.40 15 +.56 16 +.7 17 +.88 18 + 3.04 19 + 3.0 0 + 3.36 1 + 3.5 + 3.68 3 + 3.84 4 + 4.00 5 150 150 Gambar 3.1. Tampak Atas 108

109 Gambar 3.. Detail Tangga Data - data tangga : Tinggi tangga = 400 cm Lebar tangga = 150 cm Lebar datar = 360 cm dan 360cm Tebal plat tangga = 15 cm Tebal plat bordes tangga = 15 cm Dimensi bordes = 150 310 cm Lebar antrade = 30 cm Jumlah antrade = 4 buah Jumlah optrade = 5 buah Tinggi optrade = 400 / 5 = 16 cm = Arc.tg ( 400/(360+360) ) = Arc.tg ( 400/70) = 9,05 0 = 9,05 0 <35 0 (OK)

110 3.3. Hitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan 3.3.1. Hitungan Tebal Plat Equivalen Gambar rencana tebal equivalen tangga dapat dilihat pada Gambar 3.3. 0.16 Gambar 3.3.Tebal Equivalen BD BC = AB AC BD = AB BC AC 16 30 = 16 = 14,85 cm Teq = /3 BD = /3 14,85 = 9,9 cm 30 Jadi total equivalent plat tangga Y = Teq + ht = 9,9+ 15 = 4,9 cm = 0,49 m

111 3.3.. Hitungan Beban 1. PembebananTangga (SNI 03-847-00) a. Akibatbebanmati (q D ) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 1,5 1700 = 5,5 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 1,5 100 = 63,0 kg/m Berat plat tangga = 0,49 1,5 400 = 896,4 kg/m Berat sandaran tangga = 0,7 x 0,1 x 1000 x = 140,0 kg/m+ b. Akibat beban hidup (q L ) q L = 1,5 300 kg/m = 450 kg/m c. Beban ultimate (q U ) q U = 1,. q D + 1,6. q L = ( 1, 114,9) + ( 1,6 450 ) = 069,88 kg/m q D =114,9 kg/m. Pembebanan pada Bordes (SNI 03-847-00) a. Akibatbebanmati (q D ) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 3,1 1700 = 5,7 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 3,1 100 = 130, kg/m Berat plat bordes = 0,15 3,1 400 = 1116 kg/m Berat sandaran tangga = 0,7 0,1 1000 = 140 kg/m + b. Akibatbebanhidup (q L ) q L = 3,1 300 kg/ m = 930 kg/m c. Beban ultimate (q U ) q U = 1,. q D + 1.6. q L = ( 1, 1438,9 ) + ( 1,6 930 ) = 314,68 kg/m q D =1438,9 kg/m

11 Hitungan analisa struktur tangga menggunakan program SAP 000 tumpuan di asumsikan jepit, sendi dan jepit, seperti pada Gambar3.4. dibawah ini. Gambar 3.4. Rencana Tumpuan Tangga 3.4. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes 3.4.1. Hitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan D13 mm h =150 mm ( tebal bordes ) d = p + 1/ D tul = 0 + (1/ x 13) = 6,5 mm d = h d = 150 6,5 = 13,5 mm

113 Dari hitungansap 000 14 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1: Gambar 3.5. Hasil Perhitungan SAP 000 14 Momen Terbesar M u = 3904,75 kgm = 3,904.10 7 Nmm Mn = Mu 7 3,904.10 0,8 4,880.10 7 Nmm fy 30 m = 18, 84 0,85. fc 0,85 0 0,85. fc 600 b =.. fy 600 fy 0,85.0 600 =.0,85. 30 600 30 = 0,094 max = 0,75. b = 0,01 min = 0,005 Mn Rn = b.d 4,880.10 1500 7 13,5,133 N/mm

114 ada = 1 1 m 1.m.Rn fy = 1 18,84 = 0,0071 ada < max (OK) ada > min (OK). 1 di pakai ada = 0,0071 As = ada. b. d 1 = 0,0071 1500 13,5 = 134,13 mm 18,84,133 30 Dipakai tulangan D 13 mm = ¼.. 13 = 13,67 mm 134,13 Jumlah tulangan = = 9,98 10 buah 13,67 As yang timbul = n. 0,5. 3,14. 13 = 10. 0,5. 3,14. 13 = 136,65mm > 134,13 mm (As) (OK) 13,67 x 1000 Jarak tulangan = = 100,19 mm 100 mm 134,13 Jarak maksimum tulangan = h Dipakai tulangan D13 mm 100 mm = x 150 = 300 mm 3.4.. Hitungan Tulangan Lapangan Dari hitungansap 000 14 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1: M u = 1791,89kgm = 1,791.10 7 Nmm 1,791.10 7 Mn =,39.10 7 Nmm 0,8 m = 18,84 b = 0,094 max = 0,01

115 min = 0,005 Rn =,39.10 1500 7 13,5 0,979 N/mm ada = 1 18,84 = 0,003 ada < max (OK) ada > min (OK). 1 di pakai ada = 0,003 As = ada. b. d 1 = 0,003 1500 13,5 = 584,10 mm.18,84.0,979 30 Dipakai tulangan D 13 mm = ¼.. 13 = 13,67 mm 584,10 Jumlah tulangan = = 4,40 5 buah 13,67 As yang timbul = n. 0,5. 3,14. 13 = 5. 0,5. 3,14. 13 = 6663,33mm > 584,10 mm (As) (OK) 13,67 x 1000 Jarak tulangan = = 7,13 mm 00 mm 584,10 Jarak maksimum tulangan = h = 150 = 300 Dipakai tulangan D 13 mm 00 mm

116 3.5. Perencanaan Balok Bordes Gambar perencanaan balok bordes dapat dilihat pada Gambar 3.6. Gambar 3.6. Rencana Balok Bordes Data perencanaan balok bordes: h = 400 mm b = 50 mm Dtul = 16 mm (Ulir) sk = 8 mm (Polos) d = p + sk + ½ Dtul = 40 + 8 + 8 = 56 mm d = h d` = 300 56 = 44mm

117 3.5.1. Pembebanan Balok Bordes 1. Bebanmati (q D ) Berat sendiri = 0,4x 0,5 x 400 = 88kg/m Berat dinding = 0,15 x 1,9 x 1700 = 489,6kg/m Berat pelat bordes = 0,15 x 1,5 x 400 = 540 kg/m+ q D. Akibatbebanhidup (q L ) q L = 3,1 300 kg/m = 930 kg/m 3. Beban ultimate (q U ) q U = 1,. q D + 1,6. q L = (1,. 1317,6) + (1,6.930) = 3069,1kg/m =1317,6kg/m Gambar 3.7. Hasil Perhitungan SAP 000 14 Joint Reaction

118 4. Beban reaksi bordes q U = = Re aksi bordes lebar bordes 170,43 3,1 = 549,17 kg/m 5. q U Total = 3069,1+ 549,17 = 3618,9kg/m 3.5.. Hitungan Tulangan Lentur M u = 6105 kgm = 6,105.10 7 Nmm Mn = m = 18,8 b = 0,094 max = 0,01 1, 4 min = fy 6,105.10 7 = 7,631.10 7 Nmm 0,8 = 0,0044 7 6,105.10 Rn =, 579N/mm 50 (344) ada = 1 1 m 1.m.Rn fy = 1 18,8 = 0,0088 ada < max (OK) ada > min (OK) As 1 = ada. b. d 1 18,8,579 30 = 0,0088 50 344 = 755,75 mm Dipakai tulangan D16 mm

119 As = ¼.. (16) = 00,96 mm 755,75 Jumlahtulangan = = 3,76 4buah 00,96 As yang timbul = 4. ¼.π. d = 4 ¼ 3,14 (16) = 803,84 mm >755,75(As) (OK) Dipakai tulangan 4 D16 mm 3.5.3. HitunganTulanganGeser Vu = 8141,15kg =81411,5N Vc = 1/ 6. b.d. f' c = 1/6 50 344 0 = 64100,6 N Vc = 0,75. Vc = 0,75 64100,6N = 48075,46 N 3 Vc = 3. Vc = 3. 48075,46 = 1446,38 N Vc< Vu < 3 Vc Jadi diperlukan tulangan geser Vs = Vu - Vc = 81411,5 48075,46= 33336,03 N Vs perlu = 6754,5 0,75 =44448,05 N Av =. ¼ (8) =. ¼. 3,14. 64 = 100,48 mm s = Av fy d Vs perlu 100,48 40 44 = = 186,64 mm 44448,05

10 d 344 S max = 17 mm 150 mm Jadi dipakai sengkang 8 150 mm 3.6. Hitungan Pondasi Tangga RencanaPondasiTanggasepertiterlihatpadagambar3.8. Gambar 3.8. Pondasi Tangga Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1,30 m dan dimensi 1,5 x 1,5 m Tebal footplat = 300 mm Ukuran alas = 1500 x 1500 mm tanah = 1,7 t/m 3 = 1700 kg/m 3 tanah = kg/cm = 0000 kg/m, D tulangan = 13 mm d = 300 (40+6,5+13)= 40,5 mm

11 Dari Hitungan SAP 000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor 1: Pu = 8531,0 kgm Mu = 3487,19kgm 3.6.1. Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi = 1,5 x 1,5x 0,3 x 400 = 160 kg Berat tanah = x (0,675 x 1 x 1,5) x 1700 = 344,5 kg Berat kolom = 0,15 x 1,5x 1 x 400 = 540 kg Pu = 8531,0 kg P = 14133,5 kg + M e = P 3487,19 14133,5 = 0,46 kg < 1/6.B = 0,46 kg < 1/6. = 0,46 kg < 0,5... ok yang terjadi = A Mu 1.b.L 6 14133,5 tanah max = 1,5.1,5 14133,5 tanah min = 1,5.1,5 3487,19 1/ 6.1,5. 1,5 3487,19 1/ 6.1,5. 1,5 = σ max yang terjadi < ijin tanah (OK) = 1481,01< 0000 kg/m = 8,115 > 0kg/m

1 3.6.. Hitungan Tulangan Lentur Mu = ½. σ. l = ½. 1481,01. (0,675) = 843,33kg/m =,843.10 7 Nmm Mn = Mu,843.10 0,8 7 3,55.10 7 m = 1, 18 b = 0,094 max = 0,01 1,4 min = fy 1,4 360 0,0038 a. Untuk arah sumbu pendek Mn Rn = b.d = 0,409 3,55.10 1500. 7 40,5 1 ada =. 1,18 = 0,001 1 1.1,18.0,409 360 ada < min ada < max dipakai min = 0,0038 As perlu = min. b. d = 0,0038. 1500. 40,5 = 1370,85mm Digunakan tul D 13 = ¼.. d Jarak tulangan = = ¼. 3,14. (13) = 13,665 mm 13,665.1000 = 96,77mm ~95mm 1370,85 Sehingga dipakai tulangan D 13 95 mm

13 b. Untuk arah sumbu panjang Mn Rn = b.d = 0,409 3,55.10 1500. 7 40,5 1 ada =. 1,18 = 0,001 1 1.1,18.0,409 360 ada < min ada < max dipakai min = 0,0044 As perlutungan = 1370,85mm Digunakan tul D 13 = 13,665 mm Jarak tulangan = 96,77 mm ~ 95mm Sehingga dipakai tulangan D 13 95 mm

BAB 4 PERENCANAAN PLAT LANTAI DAN PLAT ATAP 4.1. Perencanaan Plat Lantai dan Plat Atap 1 3 4 5 6 7 8 9 10 4050 450 450 450 450 450 450 450 450 450 493 408 A C C C C C C C A 5 A B B B B B B A D D D B B D C D D D C C C G D D D B B D D E D D D D D D D E D D D D D D D E G D D D D D D C 300 D D D D D D C B B B B B B A 133 5 5 5 5 5 5 5 300 100 B C D E H F F F H 00 F 00 450 450 450 00 Gambar 4.1. Denah Plat Lantai dan Plat Atap 4.. Plat Lantai 4..1. Hitungan Pembebanan Plat Lantai a. Beban Hidup ( q L ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 yaitu : Beban hidup fungsi gedung untuk pertokoan = 50 kg/m 14

15 b. Beban Mati ( q D ) tiap 1 m Berat plat sendiri = 0,1 x 400 = 88 kg/m Berat keramik ( 1 cm ) = 0,01 x 1700 = 17 kg/m Berat Spesi ( cm ) = 0,0 x 100 = 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m Berat Pasir ( cm ) = 0,0 x 1800 = 36 kg/m + q D = 408 kg/m c. Beban Ultimate ( q U ) Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka : q U = 1, q D + 1,6 q L = 1,.408 + 1,6. 50 = 889,6 kg/m 4... Hitungan Momen pada Plat Lantai Tipe Plat A Tipe plat A seperti terlihat pada Gambar 4.. 5 A 450 Gambar 4.. Plat Tipe A Ly Lx 4.5,5 Mlx = 0,001.q u. Lx. x = 0.001. 889,6. (,5). 88 = 396,3 kgm Mly = 0,001.q u. Lx. x = 0.001. 889,6. (,5). 49 = 0,68 kgm Mtx = - 0,001.q u. Lx. x = - 0.001. 889,6. (,5). 118 = -531,4 kgm Mty = - 0,001.q u. Lx. x = - 0.001. 889,6. (,5). 79 = -355,78 kgm

16 Hitungan momen plat lantai selanjutnya menggunakan program M.S. EXCEL Tabel 4.1. Hitungan Momen Plat Lantai Tipe Plat Ly Lx Ly/Lx x MLx MLy Mtx Mty MLx MLy Mtx Mty A (III) 4.5.5 88 49 118 79 396.3 0.68 531.4 355.78 B (VIB) 4.5.5 6 34 83 57 79. 153.1 373.80 56.71 C (VIA) 4.5.5 85 50 114 78 38.81 5.18 513.41 351.8 D (II) 4.5.5 6 35 83 57 79. 157.63 373.80 56.71 B-1 (VIB-1) 4.08.5 1.8 6 35 83 57 79. 157.63 373.80 56.71 C-1 (VIA-1) 4.93 1.31 3.8 63 33 83 57 96.18 50.38 16.71 87.0 396,3 5,18 531,4 355,78 4..3. Penulangan Plat Lantai Dari hitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 396,3 kgm Mly = 5,18 kgm Mtx = -531,4 kgm Mty = -355,78 kgm Data : Tebal plat ( h ) Tebal penutup (p) Diameter tulangan ( ) b fy f c = 1 cm = 10 mm = 0 mm = 8 mm = 1000 mm = 40 MPa = 0 MPa Rencana tinggi efektif dapat dilihat pada Gambar 4.3. h d y d x d ' Gambar 4.3. Perencanaan Tinggi Efektif

17 d x d y = h p ½ Ø = 10 0 5 = 96 mm = h p Ø ½ Ø = 10 0 10 ½. 10 = 88 mm untuk plat digunakan 0,85. fc 600 b =.. fy 600 fy 0,85.0 600 =.0,85. 40 600 40 = 0,0430 max min = 0,75. b = 0,033 = 0,005 (berlaku untuk plat) 4..4. Penulangan Lapangan Arah x Mu = 396,3 kgm = 3,963.10 6 Nmm Mn 6 Mu 3,963.10 = = 6 4,95.10 Nmm 0,8 Mn 4,95.10 Rn = b d 1000. 96. x 6 0,538 N/mm fy 40 m = 14, 118 0,85. f ' c 0,85.0 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = < max 1 14,118 = 0,003. 1 1 < min, dipakai min = 0,005.14,118.0,549 40

18 As = min. b. d x = 0,005. 1000. 96 = 40 mm Digunakan tulangan 8 = ¼.. (8) = 50,4 mm Jumlah tulangan = 40 4, 78 5 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m 1 1000 = 00 mm 00 mm 5 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan 8 00 mm = x h = x 10 = 40 mm = 4. ¼..(10) = 51,0 > 40 (As) OK 4..5. Penulangan Lapangan Arah y Mu = 5,18 kgm =,5.10 6 Nmm Mn 6 Mu,5.10 = = 6,81.10 Nmm 0,8 Mn,81.10 Rn = b d 1000. 88. y m = 14,118 6 0,36 N/mm perlu = < max 1. 1 14,118 = 0,0015 1.14,118.0,36 40 < min, dipakai perlu = 0,005 As = min. b. d y = 0,005. 1000. 88 = 0 mm Digunakan tulangan 10 = ¼.. (8) = 50,4 mm Jumlah tulangan = 0 4, 38 5 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m 1 1000 = 00 mm 00 mm 5

19 Jarak maksimum = x h = x 10 = 40 mm As yang timbul = 3. ¼..(8) = 51,0 > 0,00 (As) OK Dipakai tulangan 8 00 mm 4..6. Penulangan Tumpuan Arah x Mu = 531,4 kgm = 5,31.10 6 Nmm 6 Mu 5,31.10 Mn = = 6,64.10 6 Nmm 0,8 Mn Rn = b d. x m = 14,118 6,64.10 1000.96 6 0,71 N/mm 1 perlu =. 14,118 < max = 0,0031 1 < min, dipakai perlu = 0,0031 As = min. b. d.14,118.0,71 1 40 = 0,0031. 1000. 96 = 94,70 mm Digunakan tulangan 8 = ¼.. (8) = 50,5 mm 94,70 Jumlah tulangan = 5, 87 6 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m 1 = 1000 166, 67 mm 150 mm 6 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan 8 150 mm = x h = x 10 = 40 mm = 4. ¼..(8) = 301,44 > 94,70 (As) OK

130 4..7. Penulangan Tumpuan Arah y Mu = 355,78 kgm = 3,55.10 6 Nmm 6 Mu 3,55.10 Mn = = 4,44.10 6 Nmm 0,8 Mn Rn = b d. y m = 14,118 4,44.10 1000. 88 6 0,574 N/mm 1 perlu =. 14,118 < max = 0,004 1 1 < min, dipakai min = 0,005 As = min. b. d y.14,118.0,574 40 = 0,005. 1000. 88 = 0,00 mm Digunakan tulangan 8 = ¼.. (8) = 50,4 mm 0,00 Jumlah tulangan = 4, 38 5 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m 1 1000 = 00 mm 00 mm 5 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan 8 00 mm = x h = x 10 = 40 mm = 3. ¼..(8) = 51,0 > 0,00 (As) OK

131 4.3. Plat Atap 1 3 4 5 6 7 8 9 10 4050 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 A 5 5 B G E E E G 300 300 5 5 5 5 5 5 100 C D E H F F F H 00 F 00 450 450 450 00 Gambar 4.4. Denah Plat Atap 4.3.1. Hitungan Pembebanan Plat Atap a. Beban Hidup ( q L ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 yaitu : Beban hidup atap gedung tiap 1 m = 100 kg/m b. Beban Mati ( q D ) Berat plat sendiri = 0,10 x 400 = 40 kg/m Berat akibat genangan = 0,1x1000 = 100 kg/m Beban akibat instalasi listrik + plafon = 5 kg/m q D = 365 kg/m

13 c. Beban Ultimate ( q U ) Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka : q U = 1, q D + 1,6 q L = 1,.365 + 1,6. 100 = 598 kg/m 4.3.. Hitungan Momen pada Plat Atap Tipe Plat H Tipe plat H seperti terlihat pada Gambar 4.5. H 00 00 Gambar 4.5. Plat Tipe H Ly Lx 1 Mlx = 0,001.qu. Lx. x = 0.001. 598. ().48 Mly = 0,001.qu. Lx. x = 0.001. 598. ().48 Mtx = - 0,001.qu. Lx. x = - 0.001. 598. ().68 Mty = - 0,001.qu. Lx. x = - 0.001. 598. ().68 = 114,8 kgm = 114,8 kgm = - 16,66 kgm = - 16,66 kgm

133 Hitungan momen plat atap selanjutnya menggunakan program M.S. EXCEL Tabel 4.. Hitungan Momen Plat Atap Tipe Plat Ly Lx Ly/Lx x MLx MLy Mtx Mty MLx MLy Mtx Mty E (II) 4.5 3 1.5 56 37 76 57 301.39 199.13 409.03 306.77 F (VI A) 4.5.3 88 48 118 78 10.50 114.8 8.6 186.58 G (VIA-1) 3 1.5 69 51 94 76 165.05 11.99 4.85 181.79 H (III) 1 48 48 68 68 114.8 114.8 16.66 16.66 301.39 199.13 409.03 306.77 4.3.3. Penulangan Plat Atap Dari hitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 301,39 kgm Mly = 199,13 kgm Mtx = -409,03 kgm Mty = -306,77 kgm Data : Tebal plat ( h ) = 10 cm = 100 mm Tebal penutup (p) = 0 mm Diameter tulangan ( ) = 8 mm b = 1000 mm fy = 40 Mpa f c = 0 Mpa Rencana tinggi efektif dapat dilihat pada Gambar 4.6. h d y d x d ' Gambar 4.6. Perencanaan Tinggi Efektif

134 dx = h p - ½ Ø = 100 0 4 = 76 mm dy = h p Ø - ½ Ø = 100 0-8 - ½. 8 = 68 mm Untuk plat digunakan b = 0,0430 max = 0,033 min = 0,005 ( berlaku untuk plat ) 4.3.4. Penulangan Lapangan Arah x Mu = 301,39 kgm = 3,01.10 6 Nmm Mn 6 Mu 3,01.10 = = 6 3,78.10 Nmm 0,8 Mn 3,78.10 Rn = b d 1000. 76. x m = 14,118 6 0,65 N/mm perlu = < max 1 14118 = 0,008. 1.14,118.0,65 1, 40 > min, dipakai perlu = 0,008 As = perlu. b. d x = 0,008. 1000. 76 = 10,67 mm Digunakan tulangan 10 = ¼.. (8) = 50,4 mm 10,67 Jumlah tulangan = 4, 19 5 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m 1 1000 = 00 mm 00 mm 5 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan 8 00 mm = x h = x 100 = 00 mm = 4. ¼..(8) = 51,0 > 10,67 (As) OK

135 4.3.5. Penulangan Lapangan Arah y Mu = 199,13 kgm = 1,99.10 6 Nmm Mn 6 Mu 1,99.10 = = 6,48.10 Nmm 0,8 Mn,48.10 Rn = b d 1000. 68. x m = 14, 118 6 0,538 N/mm perlu = < max 1 14,118 = 0,03. 1 1,.14,118.538 40 < min, dipakai min = 0,005 As = min. b. d x = 0,005. 1000. 68 = 170 mm Digunakan tulangan 10 = ¼.. (8) = 50,4 mm Jumlah tulangan = 170 3, 38 4 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m 1 1000 = 50 mm 00 mm 4 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan 8 00 mm = x h = x 100 = 00 mm = 4. ¼..(8) = 00,96 > 170 (As) OK 4.3.6. Penulangan Tumpuan Arah x Mu = 409,03 kgm = 4,09.10 6 Nmm 6 Mu 4,09.10 Mn = = 5,11.10 6 Nmm 0,8 Mn Rn = b d. x m = 14, 118 5,11.10 6 1000. 76 0,885 N/mm

136 perlu = < max > min 1 14,118 = 0,0038. 1 dipakai perlu = 0,0038 As = perlu. b. d y 1.14,118.0,885 40 = 0,0038. 1000.76 = 88,0 mm Digunakan tulangan 10 = ¼.. (8) = 50,4 mm 88,0 Jumlah tulangan = 5, 73 6 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m 1 1000 = 166 mm 150 mm 6 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan 8 150 mm = x h = x 100 = 00 mm = 6. ¼..(8) = 301,44 > 88,0 (As) OK 4.3.7. Penulangan Tumpuan Arah y Mu = 306,77 kgm = 3,06.10 6 Nmm 6 Mu 3,06.10 Mn = = 3,83.10 6 Nmm 0,8 Mn Rn = b d. x m = 14, 118 3,83.10 6 1000. 68 0,89 N/mm perlu = < max > min, 1 14,118 = 0,0035. 1 dipakai perlu = 0,0035 1.14,118.0,89 40

137 As = perlu. b. d y = 0,0035. 1000.68 = 41,00 mm Digunakan tulangan 10 = ¼.. (8) = 50,4 mm 41,00 Jumlah tulangan = 4, 80 5 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m 1 1000 = 00 mm 00 mm 5 Jarak maksimum = x h = x 100 = 00 mm As yang timbul Dipakai tulangan 8 00 mm = 5. ¼..(8) = 51, > 41,00 (As) OK 4.4. Rekapitulasi Tulangan Plat Lantai Rekapitulasi penulangan plat lantai seperti tersaji dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3. Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai dan Plat Atap Berdasarkan Hitungan TIPE Tulangan Lapangan Tulangan Tumpuan PLAT Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) A 8-00 8-00 8-150 8-00 B 8-00 8-00 8-150 8-00 C 8-00 8-00 8-150 8-00 D 8-00 8-00 8-150 8-00 E 8-00 8-00 8-150 8-00 F 8-00 8-00 8-150 8-00 G 8-00 8-00 8-150 8-00 H 8-00 8-00 8-150 8-00

BAB 5 PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA 5.1. Pembebanan 5.1.1. Perencanaan Dimensi Data yang digunakan untuk hitungan recana portal adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka portal : Seperti tergambar b. Model hitungan : SAP 000 ( 3 D ) c. Perencanaan dimensi rangka : b (mm) h (mm) Dimensi kolom 1 : 450 mm 450 mm Dimensi kolom praktis : 150 mm 150 mm Dimensi sloof : 50 mm 00 mm Dimensi balok anak : 300 mm 00 mm Dimensi balok induk : 450 mm 50 mm Dimensi ring balk : 50 mm 00 mm d. Kedalaman pondasi : m e. Mutu beton : fc = 0 MPa f. Mutu baja tulangan : fy = 30 MPa g. Mutu baja sengkang : fy = 40 MPa 138

139 5.1.. Denah Pembebanan Tributari Area 5.1..1. Denah pembebanan Tributari Area Balok Anak dan Portal 1 3 4 5 6 7 8 9 10 4050 450 450 450 450 450 450 450 450 450 493 408 A A A A A A A A A A C A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A 133 5 5 5 5 5 5 5 5 100 A B C D E F 1 3 4 5 6 7 8 9 10 4050 A B C 100 D D F D E E E F 300 00 00 E F F' 00 450 450 450 00 Gambar 5.1. Area Pembebanan Balok anak

140 5 5 5 5 5 5 5 5 4050 100 1 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C D E 493 300 F 133 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 4 5 408 450 450 450 450 450 450 450 450 450 6 6 7 7 6 6 7 7 6 6 7 7 8 9 9 8 9 9 8 9 9 10 9 9 9 9 10 00 450 450 450 00 300 00 3 Gambar 5.. Area Pembebanan Portal 5.1... Hitungan Luas Equivalen Untuk Plat Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari plat menjadi beban merata pada bagian balok, maka beban plat harus diubah menjadi beban equivalen yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut : a. Lebar Equivalen Tipe segitiga : Leq = 1/3 Lx b. Lebar Equivalen Tipe Leq = 1/6 Lx.Ly Lx 4. 3

141 Lebar equivalen plat tersaji dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1.Hitungan Lebar Equivalen Balok Anak Tipe Balok Anak Lx Ly Leq Leq (m) (m) (Segitiga) (Trapesium) A,5 4,5-1,03 B,5 4,08-1,01 C 1,33 4,93-0,65 D 3-0,85 E 4,5-0,93 F 0,67 - Tabel 5..Hitungan Lebar Equivalen Balok Portal Tipe Balok Portal Lx Ly Leq Leq (m) (m) (Segitiga) (Trapesium) 1,5 4,5 0,75 -,5 4,5-1,03 3,5 4,08-1,01 4 1,33 4,93 0,44-5 1,33 4,93-0,65 6 3 4,5 1,8 7 3 4,5 1-8 4,5-0,93 9 0,67-10 3-0,85

14 5.1.3. Beban Balok Anak Tipe balok anak dan area pembebanan terlihat dalam gambar 5.1 Pembebanan Plat Lantai Beban Plat Lantai ( q D ), t = 10 mm Berat plat sendiri = 0,1 x 400 = 88 kg/m Berat keramik ( 1 cm ) = 0,01 x 1700 = 17 kg/m Berat Spesi ( cm ) = 0,0 x 100 = 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m Berat Pasir ( cm ) = 0,0 x 1800 = 36 kg/m q D = 408 kg/m Beban Plat Atap ( q D ), t = 100 mm Berat plat sendiri = 0,10 x 400 = 40 kg/m Berat akibat genangan air = 100 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m q D = 365 kg/m Pembebanan Balok Anak Type A 1 1 Gambar 5.3. Lebar Equivalen Balok Anak Type A

143 Perencanaan Dimensi Balok Anak h dipakai = 300 mm, b = 00 mm a. Beban Mati (q D ) Pembebanan balok anak type A Berat sendiri = 0,0x(0,30 0,1)x400 kg/m 3 = 86,4 kg/m Beban plat tipe A = x 1,03 x 408kg/m = 840,48 kg/m q D1 = 96,88 kg/m b. Bebanhidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m q L1 = x 1,03 x 50 kg/m = 515 kg/m c. Beban berfaktor balok type A(q U ) q U1 = (1,qD 1 )+ (1,6qL 1 ) = (1,.96,88)+ (1,6. 869,8) = 1936,56 kg/m Untuk hitungan pembebanan selanjutnya menggunakan program M.S EXCEL Tabel 5.3. Hitungan Pembebanan Balok Anak Tipe Balok Dimensi Berat Sendiri Beban Plat Beban Mati Beban Hidup Beban Berfaktor Beban Lain Keterangan Anak (cm) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) Beban A 30 x 0 B 30 x 0 C 30 x 0 D 30 x 15 E 30 x 15 F 30 x 15 86.4 840.48 96.88 515 1936.6 86.4 84.16 910.56 505 1900.67 86.4 65. 351.6 16.5 681.9 7 310.5 38.5 85 594.70 7 339.45 411.45 93 64.54 7 44.55 316.55 67 487.06 - - - - - - - - - - - -

144 5.1.4. Beban Balok Portal Tipe balok induk dan area pembebanan terlihat dalam gambar 5. Rencana tipe balok induk adalah a. 1A-B=1 B-C = 1 C-D = 1 D-E = 10 A-B = 10 B-C = 10 C-D = 10 D-E, b. A-B = B-C = C-D = D-E =5 A-B = 5 B-C = 5 C-D = 5 D-E =6 A-B = 6 B-C = 6 C-D = 6 D-E = 7A-B = 7 B-C = 7 C-D = 7 D-E = 8 A-B = 8 B-C = 8 C-D =8 D-E =9 A-B= 9 B-C = 9 C-D = 9 D-E = 3 B-C =3D-E =4A-B =4B- C=4D-E, c. 3 A-B, d. 3C-D = 4 C-D, e. 3C-C =4 C-C, f. 1-A = -3 A =3-4 A =4-5 A =5-6 A= 6-7 A=7-8A =8-9 A=9-10 A =1-E =-3 E =4-5 E = 5-6 E= 6-7 E=8-9 E=9-10 E, g. 3-4 B =4-5 B =5-6 B=6-7 B =7-8 B =8-9 B =9-10 B =1- C = -3 C = 5-6C=6-7 C =7-8 C =8-9 C =9-10 C = 1- D = -3 D =5-6D=6-7 D =7-8 D =8-9 D=9-10 D, h. 1- B= -3 B, i. 3-4 C, j. 4-5C = 4-5 D, k. 3-4D, l. 3-4 E = 7-8E, m. C3-4, n. C4-5, o. 4 E-F = 7 E-F, p. 5E-F = 6 E-F, q. E4-5 = E5-6 =E 6-7, r. F4-5 =F5-6 =F 6-7, s. E3-4=E7-8, t. F3-4=F7-8, u. 4F-F = 5F-F = 6 F-F = 7F-F

145 Pembebanan Balok Induk Tipe 1A-B Lebar equivalen balok induk tipe 1 A-B dapat dilihat pada Gambar 6.4. 1 1 Gambar 5.4. Lebar Equivalen Balok Induk Tipe 1 A-B Perencanaan Dimensi Balok h dipakai = 450 mm, b = 50 mm a. Beban Mati (q D ) Pembebanan Balok Tipe 1A-B Berat sendiri = 0,5x(0,45 0,1)x400 = 198 kg/m Beban plat tipe 1 = x 0,75 x 408 = 61 kg/m Beban dinding 15x375 = 0,15 x 3,75 x 1700 = 956,5 kg/m qd = 1766,5kg/m b. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = 0,75 x 50 = 187,5kg/m c. Beban berfaktor (qu) qu = 1,. qd + 1,6. ql = 1,.x 1766,5 + 1,6 x 187,5 = 419,5 kg/m

146 Untuk hitungan pembebanan selanjutnya menggunakan program M.S EXCEL Tabel 5.4. Hitungan Pembebanan Balok Induk Tipe Balok Dimensi Berat Sendiri Beban Plat Beban Dinding Beban Mati Beban Hidup Beban Berfaktor Beban Lain Keterangan Induk (cm) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) Beban 1 A-B 45 x 5 198 61 956.5 1766.5 187.5 419.50 A-B 45 x 5 198 14 14 375 306.40 3 A-B 45 x 5 198 14 956.5 378.5 750 4053.90 3 C-D 45 x 5 198 61 810 375 157.00 11639.6 3 C-C' 45 x 5 198 179.5 377.5 110 69.0 Beban tangga 1- A 45 x 5 198 40.4 956.5 1574.49 57.5 301.39 3-4 B 45 x 5 198 840.48 1038.48 515 070.18 1- B 45 x 5 198 840.48 956.5 1994.73 515 317.68 3-4 C 45 x 5 198 40.4 618.4 57.5 1153.89 C 3-4' 45 x 5 198 65. 463. 16.5 815.84 C 4'-5 45 x 5 198 41.08 610.08 5.5 1136.10 4 E-F 45 x 5 10 675.5 885.5 185 1358.30 5 E-F 45 x 5 10 730 940 00 1448.00 E 4-5 45 x 5 10 467. 677. 18 1017.44 F 4-5 45 x 5 10 806.65 1016.65 1 1573.58 E 3'-4 45 x 5 10 44.55 454.55 67 65.66 F 3'- 4 45 x 5 10 489.1 699.1 134 1053.3 4 F-F' 45 x 5 10 489.1 699.1 134 1053.3

147 5.1.5. Beban Ring Balok Tipe ring balok terlihat dalam gambar 6.5. 1 3 4 5 6 7 8 9 10 4050 450 450 450 450 450 450 450 450 450 493 408 5 A 300 00 133 5 5 5 5 5 5 5 300 100 B C D E F 00 450 450 450 00 Gambar 5.5. Tipe Ring Balk Rencana tipe ring balk adalah: a. 1A-B = 1B-C =1C-D =1D-E = 10A-B = 10B-C =10C-D =10D-E =A 1- = A -3 = A 3-4 = A 4-5 = A 5-6 = A 6-7 = A 7-8 = A 8-9 = A 9-10 = E 1- = E - 3 = E 3-4 = E 4-5= E 5-6 = E 6-7 = E 7-8 = E 8-9 = E 9-10.

148 Pembebanan Ring Balk Perencanaan Dimensi Ring Balk h dipakai = 50 mm, b = 00 mm a. Beban Mati (q D ) Pembebanan Ring Balk Berat sendiri = 0,5 x 0,0 x400 = 10 kg/m b. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 100 kg/m c. Beban berfaktor (qu) qu = 1,. qd + 1,6. ql = 1,.x 10 + 1,6 x 100 = 304kg/m Untuk hitungan pembebanan selanjutnya menggunakan program M.S EXCEL Tabel 5.5. Hitungan Pembebanan Ring Balk Tipe Berat Beban Beban Beban Beban Dimensi Ring Sendiri Mati Hidup Berfaktor Lain Keterangan Balk (cm) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) Beban 1 A-B 5 x 0 10 10 100 304

149 5.1.6. Beban Sloof Tipe sloof terlihat dalam gambar 5.6. 1 3 4 5 6 7 8 9 10 4050 450 450 450 450 450 450 450 450 450 493 408 5 A 300 133 5 5 5 5 5 5 5 300 100 B C D E F 450 450 450 Gambar 5.6. Tipe Sloof Rencana tipe sloof adalah: a. A 1- = A -3 = B 5-6 = B 6-7 = B 7-8 = B 8-9 = B 9-10 = C 1- = C -3 = C 3-4 = C 4-5 = C 5-6 = C 6-7 = C 7-8 = C 8-9 = C 9-10= D 3-4 = D4-5 = D 5-6 = D 6-7 = D 7-8 = D 8-9 = D 9-10 = E 4-5 = E 5-6 = E 6-7 = F4-5 = F 5-6 = F 6-7 = 1 A-B = A-B = B-C = C-D = D-E = 3 D-E = 4 B-C = 4 D-E = 4 E-F = 5 B-C = 5 C-D = 5 D-E = 5 E-F = 6 A-B = 6 B-C = 6 C-D = 6 D-E = 6 E-F = 7 A-B = 7 B-C = 7 C-D = 7 D-E = 7 E-F = 8 A-B = 8 B-C = 8 C-D = 8 D-E = 9 A-B =9 B-C = 9 C-D = 9 D-E, b. A3-4=A4-5 = A5-6 = A6-7=A7-8 = A8-9= A 9-10 = B3-4 = B4-5= D1- = D -3=E1- = E -3 = E 3-4 = E7-8 = E 8-9 = E 9-10 = 1 B-C = 1 C-D =1D-E= 3A-B =3B-C = 3 C-D =4A-B=5A-B =10A-B=10B-C =10 C-D =10 D-E c. B1-=B-3

150 Pembebanan Sloof Perencanaan Dimensi Sloof h dipakai = 50 mm, b = 00 mm a. Beban Mati (q D ) Pembebanan Sloof Berat sendiri = 0,5 x 0, x 400 = 10 kg/m Berat dinding = 0,15 x 3,6 x 1700 = 918 kg/m q D = 1038 kg/m b. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 100 kg/m Tipe Sloof c. Beban berfaktor (qu) q U = 1,. q D + 1,6. q L = 1,.x 1038 + 1,6 x 100 = 1405,6 kg/m Untuk hitungan pembebanan selanjutnya menggunakan program M.S EXCEL Tabel 5.6. Hitungan Pembebanan Sloof Dimensi Berat Sendiri Beban Dinding Beban Mati Beban Hidup Beban Berfaktor Beban Lain Keterangan (cm) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) Beban A1-5 X 0 10 10 100 304 A3-4 5 X 0 10 918 1038 100 1405,6 B1-5 X 0 10 785 905 100 146

151 5.1.7. Beban Kuda Kuda yang dipikul oleh Kolom Atap Kuda-kuda utama A = 6059,9 kg (SAP 000) Kuda-kuda utama B = 3836 kg (SAP 000) Kuda-kuda Jurai = 41,47 kg (SAP 000) Setengah kuda-kuda = 857,65 kg (SAP 000) Seperempat kuda-kuda = 438,17 kg (SAP 000) 5.. Analisis Struktur Struktur Portal 3 Dimensi Gambar 5.7. Struktur Portal 3 Dimensi

15 Pembebanan pada Struktur Rangka Gambar 5.8. Pembebanan Balok Anak As B 1-10 Gambar 5.9. Pembebanan Induk As B 1-10

153 Momen pada Struktur Rangka Gambar 5.10. Momen Balok Anak As B 1-10 Gambar 5.11. Momen Balok Induk As B 1-10 Gambar 5.1. Momen Balok Induk As 5 A-F

154 Gaya Geser pada Struktur Rangka Gambar 5.13. Gaya Geser Balok Anak As B 1-10 Gambar 5.14. Gaya Geser Balok Induk As B 1-10 Gambar 5.15. Gaya Geser Balok As Induk As 5 A F

155 Gaya Aksial pada Struktur Rangka Gambar 5.16. Gaya Aksial Balok As 5 A-F 5.3. Analisis Tampang 5.3.1. Perhitungan Tulangan Balok Anak Tipe A (BA 1) Data Perencanaan : h = 300 mm b = 00 mm p = 40 mm fy = 30 MPa f c = 0 Mpa Ø t = 16 mm Ø s = 8 mm d = h - p - ½.Ø t - Ø s = 300 40 ½.16 8 = 44 mm 0,85f'c 600 b = β fy 600 fy 0,85.0 600 = 0,85 = 0,094 30 600 30

156 max = 0,75b = 0,75. 0,094 = 0,01 1,4 1,4 min = 0, 0044 fy 30 1. Daerah Lapangan Tulangan Lentur Balok Anak Dari perhitungan SAP 000 14 diperoleh : Mu = 163,41 kgm =,163.10 7 Nmm 7 Mu,163.10 Mn = = 0, 8 =,704.10 7 Nmm Rn = Mn b.d,704.10 7 0044,71 m = fy 0,85f'c 30 0,85.0 18,8 perlu = 1 1 m mrn 1 fy = 1 18,8. 1 18,8,71 1 30 = 0,0076 < max (OK) > min (OK) Digunakan perlu = 0,0076 As = bd = 0,0076.00.44= 373,1mm Digunakantulangan D 16= ¼(16) =00,96 mm

157 373,1 Jumlahtulangan = 1, 85 00,96 ~buah. As ada = ¼ 16 = 401,9 mm >373,1mm (As)(OK) a = Asadafy 401,930 = 37,83 0,85f'cb 0,85000 Mn ada = As ada fy (d a/) = 401,9 30 (44 37,83/) =,894.10 7 Nmm>,704.10 7 Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p -.Ø sengkang - n. Ø tulangan S = n -1 00- (. 40) - (.8) - (.16) = 1 = 7mm > 5 mm (S min )(dipakai tulangan 1 lapis) Jadi dipakai tulangan D 16 mm Tulangan Geser Balok Anak Dari perhitungan SAP 000 14 diperoleh : Vu f c fy d = 905,91 kg = 9059,10 N = 0 Mpa = 30 Mpa = 44 mm

158 Vc = 1/6 f ' c b d = 1/6. 0.00.44 = 36373,37 N Vc = 0,75 36373,37= 786,03 N 0,5. Vc = 0,5 786,03= 13640,01 N Syarat tulangan geser : Vu <0,5 Vc : 9059,10 N <13640,01 N Tanpa Tulangan geser d 44 S max = 1mm Dipakai sengkang dengan jarak 10 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 10 mm. Daerah Tumpuan Tulangan Lentur Balok Anak Dari perhitungan SAP 000 14 diperoleh : Mu = 376,55 kgm = 3,76.10 7 Nmm 7 Mu 3,76.10 Mn = = 0, 8 = 4,703.10 7 Nmm Mn Rn = bd 4,703.10 7 00 44 3,950 mm fy 30 m = 18,8 0,85f'c 0,85.0 perlu = 1 1 m m. Rn 1 fy = 1 18,8 1 18,8 3,950 1 30 = 0,0143

159 < max > min, di pakai perlu = 0,0143 As = b d = 0,0143. 00. 44 = 695,70 mm Digunakan tulangan D 16= ¼.(16) =00,96 mm 695,70 Jumlah tulangan = 3, 461 ~ 4 buah. 00,96 As ada = 4 ¼ 16 = 803,84 mm > 695,53 mm (As) (OK) a = As ada fy 803,84 30 = 75,66 0,85f'cb 0,85 0 00 Mn ada = As ada.fy (d a/) Kontrol Spasi: = 695,53 30 (44 75,66/) = 5,303.10 7 Nmm > 4,70.10 7 Nmm (Mn) (OK) b - p - nø tulangan - Ø sengkang S = n -1 00 -. 40-4.16 -.8 = 4 1 = 13,33 mm > 5 mm (S min ) Tidak memenuhi syarat sehingga dibuat lapis dengan d baru Lapis pertama D 16 d 1 = h - p - ½.Ø t1 - Ø s = 300 40 ½.16 8

160 = 44 mm Lapis kedua 4 D 16 d = h - p - Ø t1 - Ø s ½.Ø t - 5 = 300 40 16 8 ½.16 5 = 03 mm d A d A A 1 1 d baru 44 401,9 03 401,9 3,5mm 803,84 Perhitungan tulangan lentur dengan d baru Mu = 376,55 kgm = 3,76.10 7 Nmm 7 Mu 3,76.10 Mn = = 0, 8 = 4,703.10 7 Nmm Mn Rn = bd 7 4,703.10 003,5 4,708 mm fy 30 m = 18,8 0,85f'c 0,85.0 perlu = 1 1 m m. Rn 1 fy = 1 18,8 1 18,8 4,708 1 30 = 0,0176 < max > min, di pakai perlu = 0,0176 As = b d = 0,0176. 00.3,5= 788,5 mm

161 Digunakan tulangan D 16= ¼.(16) =00,96 mm 788,5 Jumlah tulangan = 3, 9 00,96 ~ 4 buah. As ada = 4 ¼ 16 = 803,84 mm > 788,5 mm (As) (OK) a = As ada fy 803,84 30 = 75,66 0,85f'cb 0,85 0 00 Mn ada = As ada.fy (d a/) Kontrol Spasi : = 803,84 30 (3,5 75,66/) = 5,303.10 7 Nmm > 4,703.10 7 Nmm (Mn) (OK) b - p - nø tulangan - Ø sengkang S = n -1 00 -. 40 -.16 -.8 = 1 = 7mm > 5 mm (S min ) Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm Tulangan Geser Balok Anak Dari perhitungan SAP 000 14 diperoleh: Vu f c fy d = 4778,43 kg = 47784,3 N = 0 Mpa = 30 Mpa = 44 mm

16 Vc = 1/6 f ' c b d = 1/6. 0.00.44 = 36373,37 N Vc = 0,75 36373,37= 786,03 N 0,5 Vc= 0,5 786,03= 13640,01 N Syarat tulangan geser : Vc< Vu < 3 Vc Jadi diperlukan tulangan geser : 780,03 < 47784,3 < 81840,09 Vs = Vu - Vc = 47784,3 780,03= 0504,7 N Vs perlu = Vs 0501,97 = = 7339,03 N 0,75 0,75 Av =.¼. 3,14. d s =. ¼. 3,14. 8 = 100,48 mm Av. fy. d 100,48 40 44 S = 15, 3mm Vsperlu 7335,96 d 44 S max = 1mm Dipakai sengkang dengan jarak 100 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 100 mm

163 Detail Potongan Balok Anak TIPE BALOK ANAK TUMPUAN TIPE A LAPANGAN PENAMPANG 300 300 00 00 b x h 00 x 300 00 x 300 TOTAL TUL. ATAS 4 D 16 D 16 TOTAL TUL. BAWAH SENGKANG D 16 D 16 Ø 8-100 Ø 8-10 Gambar 5.17. Potongan Balok Anak Type A

164 Tabel 5.7.Hitungan Tulangan Lentur (Lapangan) Parameter Mu (Nmm) Mn (Nmm) M rb Tipe Balok Anak B (BA 1) C (BA 1) D (BA ) E (BA ) F (BA ) 17391400 6354800 73400 5450400 73.65 173950 7943500 91750 6813000 736500 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8 0.094 0.094 0.094 0.094 0.094 r max 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 r min 0.0044 0.0044 0.0044 0.0044 0.0044 Rn 1.857 0.6671 0.0099 0.736 0.0990 r ada 0.0060 0.001 0.0000 0.003 0.0003 As (mm ) As (tul) (mm ) Jumlah Tulangan Pembulatan As ada (mm ) A Mn ada (Nmm) S (mm) 95.3 103.81 1.15 87.43 11.59 00.96 00.96 78.5 78.5 78.5 1.47 0.5 0.01 1.11 0.15 401.9 401.9 157 157 157 37.83 37.83 19.70 19.70 19.70 8949316 8949316 1014847 1014847 1014847 7 7 38 38 38

165 Tabel 5.8.Hitungan Tulangan Lentur (Tumpuan) Parameter Mu (Nmm) Mn (Nmm) M Rb Tipe Balok Anak B (BA 1) C (BA 1) D (BA ) E (BA ) F (BA ) 3855700 19431400 69600 11995600 11097300 48196500 48950 8657750 14994500 1387165 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8 0.094 0.094 0.094 0.094 0.094 r max 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 r min 0.0044 0.0044 0.0044 0.0044 0.0044 Rn 4.650.0399 0.9309 1.613 1.4915 r ada 0.0174 0.0068 0.0030 0.0053 0.0049 As (mm ) As (tul) (mm ) Jumlah Tulangan Pembulatan As ada (mm ) A Mn ada (Nmm) S (mm) 791.17 33.39 111.81 198.07 18.48 00.96 00.96 78.5 78.5 78.5 3.94 1.65 1.4.5.3 4 3 3 803.84 401.9 157 35.5 35.5 75.66 37.83 19.70 9.55 9.55 48814884 8893911 337197 34186981 34186981 8 7 38 38 38

166 Tabel 5.9. Hitungan Tulangan Geser (Lapangan) Parameter Vu (N) Vc (N) Tipe Balok Anak B (BA 1) C (BA 1) D (BA ) E (BA ) F (BA ) 11758.70 5380.10 15.00 197.73 545.18 36373 36373 7839 7839 7839 Vc (N) 780 780 0879 0879 0879 0,5 Vc (N) 13640 13640 10440 10440 10440 3 Vc (N) 81840 81840 6638 6638 6638 5 Vc (N) 136400 136400 104396 104396 104396 Syarat Vu < Vc Tanpa Tulangan Geser Vs (N) - - - - - Vs perlu (N) Av (mm) S (mm) S Max Jarak - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 14.5 14.5 14.5 10 10 10 10 10 Vs ada (N) - - - - -

167 Tabel 5.10.Hitungan Tulangan Geser (Tumpuan) Parameter Tipe Balok Anak B (BA 1) C (BA 1) D (BA ) E (BA ) F (BA ) Vu (N) 464.0 18800.30 907.05 148.81 103.4 Vc (N) 36373 36373 7839 7839 7839 Vc (N) 780 780 0879 0879 0879 0,5 Vc (N) 13640 13640 10440 10440 10440 3 Vc (N) 81840 81840 6638 6638 6638 5 Vc (N) 136400 136400 104396 104396 104396 Syarat 0.5 Vc < Vu < Vc Vc < Vu < 3 Vc Vu < Vc Vs (N) 18944.17 1666.67 Vs perlu(n) 558.89 1688.89 Av (mm) 100.48 77.78 S (mm) 3.95 750.00 S Max 1 1 14.5 14.5 14.5 Jarak 100 10 10 10 10 5.3.. Perhitungan Tulangan Balok Portal Tipe B1 a. Tulangan Lentur Balok Induk Tipe B1 Data Perencanaan : h = 450 mm b = 50 mm p = 40 mm fy = 30 MPa f c = 0 MPa D t Ø s = mm = 8 mm

168 d = h - p - ½.D t - Ø s = 450 40 ½. 8 = 391 mm 0,85.f'c 600 b = β fy 600 fy 0,85.0 600 = 0,85 = 0,094 30 600 30 max = 0,75. b = 0,75. 0,094 = 0,01 1,4 1,4 min = 0, 0044 fy 30 1. Daerah Lapangan Dari hitungan SAP 000 14 diperoleh : Mu = 13757,76 kgm = 13,758.10 7 Nmm 7 Mu 13,758.10 Mn = = 0, 8 Rn = m = Mn b.d fy 0,85.f'c 17,1975.10 50391 30 0,85.0 =17,1975.10 7 Nmm 7 18,8 4,50 mm perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = < max > min 1 18,8. 1 Digunakan perlu = 0,0167 A s =. b.d 18,8 4,50 1 30 = 0,0167 = 0,0167. 50. 391 = 1630,43 mm

169 As (tul) D = ¼.. () =379,94 mm 1630,43 Jumlah tulangan = 4, 9 ~ 5 buah. 379,94 A s ada = n. ¼. 3,14.D = 5. ¼. 3,14. = 1899,7 mm > 1630,43 mm (As)(OK) a = Asadafy 1899,7730 = 143,04 0,85f'cb 0,85050 Mn ada = As ada fy (d a/) = 1899,77 30 (391 143,04/) = 19,41.10 7 Nmm > 17,197.10 7 Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n -1 50- (. 40)- (5. )- (.8) = 5 1 = 11 mm < 5 mm (S min ) (Tidak OK) Tidak memenuhi syarat sehingga dibuat lapis dengan d baru Lapis pertama 3 D d 1 = h - p - ½.Ø t1 - Ø s = 450 40 ½. 8 = 391 mm Lapis kedua D d = h - p - Ø t1 - Ø s ½.Ø t - 5

170 = 450 40 8 ½. 5 = 344 mm d A d A A 1 1 d baru 3911139,8 344759,88 37,mm 1899,7 Perhitungan tulangan lentur dengan d baru Mu = 13757,95 kgm = 13,758.10 7 Nmm 7 Mu 13,758.10 Mn = = 0, 8 =17,1975.10 7 Nmm Rn = m = Mn b.d fy 0,85.f'c 17,1975.10 5037, 30 0,85.0 7 4,966 mm 18,8 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = 1. 1 18,8 18,8 4,966 1 30 = 0,0189 < max > min, di pakai perlu = 0,0189 As =. b.d = 0,0189. 50. 37, = 1755,68 mm As (tul) D = ¼.. () =379,94 mm 1755,68 Jumlah tulangan = 4, 6 ~ 5 buah 379,94 A s ada = n. ¼. 3,14. D = 5. ¼. 3,14. = 1899.7 mm > 1755,68 mm (As)(OK)

171 a = Asadafy 1899,730 = 143,04 0,85f'cb 0,85050 Mn ada = As ada fy (d a/) = 1899,7 30 (37, 143,04/) = 19,41.10 7 Nmm > 17,197.10 7 Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n -1 = 50- (. 40) - (3. ) - (.8) 31 = 44 mm > 5 mm (S min )(OK) Jadi dipakai tulangan 5 D mm. Daerah Tumpuan Dari hitungan SAP 000 14 diperoleh : Mu = 1440,84 kgm = 1,441.10 7 Nmm 7 Mu 1,441.10 Mn = = 0, 8 Rn = m = Mn b.d fy 0,85.f'c 15,551.10 50 391 30 0,85.0 =15,551.10 7 Nmm 7 4,069 mm 18,8 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = 1. 1 18,8 18,8 4,069 1 30 = 0,0148 < max > min, di pakai perlu = 0,0148

17 As =. b.d = 0,0148. 50. 391 = 1443,5 mm As (tul) D = ¼.. () =379,94 mm Jumlah tulangan 1443,5 = 3, 79 ~ 4 buah 379,94 A s ada = n. ¼. 3,14. D = 4. ¼. 3,14. = 1519,76 mm > 1443,5 mm (As)(OK) a = Asadafy 1519,7630 = 114,43 0,85f'cb 0,85050 Mn ada = As ada fy (d a/) = 11519,76 30 (391 143,04/) = 16,3.10 7 Nmm > 15,547.10 7 Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n -1 = 50- (. 40) - (4. ) - (.8) 4 1 = mm < 5 mm (S min ) (Tidak OK) Tidak memenuhi syarat sehingga dibuat lapis dengan d baru Lapis pertama 3 D d 1 = h - p - ½.Ø t1 - Ø s = 450 40 ½. 8 = 391 mm

173 Lapis kedua D d = h - p - Ø t1 - Ø s ½.Ø t - 5 = 450 40 8 ½. 5 = 344 mm d A d A A 1 1 d baru 3911139,8 344759,88 37,mm 1899,7 Mu = 1440,84 kgm = 1,441.10 7 Nmm 7 Mu 1,441.10 Mn = = 0, 8 Rn = m = Mn b.d fy 0,85.f'c 7 15,551.10 5037, 30 0,85.0 =15,551.10 7 Nmm 4,490 mm 18,8 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = 1. 1 18,8 18,8 4,490 1 30 = 0,0166 < max > min, di pakai perlu = 0,0166 As =. b.d = 0,0166. 50. 37, = 1548,07 mm As (tul) D = ¼.. () =379,94 mm Jumlah tulangan 1548,07 = 4, 07 ~ 5 buah 379,94 A s ada = n. ¼. 3,14. D = 5. ¼. 3,14.

174 = 1899,7 mm > 1548,07 mm (As)(OK) a = Asadafy 1899,730 = 143,04 0,85f'cb 0,85050 Mn ada = As ada fy (d a/) = 1899,7 30 (37, 143,04/) = 18,78.10 7 Nmm > 15,551.10 7 Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n -1 = 50- (. 40) - (3. ) - (.8) 31 = 44 mm > 5 mm (S min )(OK) Jadi dipakai tulangan 5 D mm b. Tulangan Geser Balok Induk Tipe B1 1. Daerah Lapangan Dari hitungan SAP 000 14 diperoleh : Vu f c fy d = 9364,63 kg = 93646,3 N = 0 MPa = 40 MPa = 391 mm Vc = 1/6. f ' c.b.d = 1/6. 0.50.391 = 7858,55 N Vc = 0,75 7858,55 = 54643,91 N 3 Vc = 3 54643,91 = 163931,73 N Syarat tulangan geser : Vc < Vu < 3 Vc : 54643,91 < 93646,3 N <163931,73N

175 Jadi diperlukan tulangan geser Vs Vs perlu = = Vu- Vc = 93646,3 54643,91 = 3900 N Vs 0,75 Av =.0,5.3,14.d s S = 3900 = = 5003,19 N 0,75 =.0,5.3,14.8 = 100,48 mm A v. Fysengkang. Vs perlu d 100,48.40.391 = 500,79 = 181,3 mm d 391 S max = 195, 5 mm Dipakai sengkang dengan jarak 180 mm Vs ada = = A. Fy Jarak v sengkang. d 100,48.40.391 180 = 5383,57 N > 5003,19 N (Vs perlu ) (OK) Jadi dipakai sengkang dengantulangan Ø 8 180 mm. Daerah Tumpuan Dari hitungan SAP 000 14 diperoleh : Vu f c fy d = 17108,6 kg = 17108,6 N = 0 MPa = 40 MPa = 391 mm Vc = 1/6. f ' c.b.d = 1/6. 5.50.391 = 7858,55 N Vc = 0,75 7858,55 = 54643,91 N

176 3 Vc = 3 54643,91= 163931,73 N 5 Vc = 5 54643,91= 7319,56 N Syarat tulangan geser : 3 Vc < Vu < 5 Vc Jadi diperlukan tulangan geser Vs Vs perlu = = Vu - Vc : 163931,73 < 17108,6 N < 7319,56 N = 17108,6 54643,91 = 116438,89 N Vs 0,75 Av =.0,5.3,14.d s 116438,89 = = 15551,59 N 0,75 =.0,5.3,14.8 = 100,48 mm S = A v. Fysengkang. Vs perlu d 100,48.40.391 = 15551,85 = 60,73 mm d 391 S max = 97, 75mm 4 4 Dipakai sengkang dengan jarak 60 mm Vs ada = = A. Fy Jarak v sengkang. d 100,48.40.391 60 = 157150,7 N > 15551,59 N (Vs perlu ) (OK) Jadi dipakai sengkang dengantulangan Ø 8 60 mm

177 5.3.3. Perhitungan Tulangan Balok Portal Tipe B c. Tulangan Lentur Balok Induk Tipe B Data Perencanaan : h = 450 mm b = 50 mm p = 40 mm fy = 30 MPa f c = 0 MPa D t Ø s = 19 mm = 8 mm d = h - p - ½.D t - Ø s = 450 40 ½.19 8 = 39,5 mm 0,85.f'c 600 b = β fy 600 fy 0,85.0 600 = 0,85 = 0,094 30 600 30 max = 0,75. b = 0,75. 0,094 = 0,01 1,4 1,4 min = 0, 0044 fy 30 3. Daerah Lapangan Dari hitungan SAP 000 14 diperoleh : Mu = 41,8 kgm =,41.10 7 Nmm 7 Mu,41.10 Mn = = 0, 8 =,80.10 7 Nmm Rn = Mn b.d 7,80.10 5039,5 0,77 mm

178 m = fy 0,85.f'c 30 0,85.0 18,8 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = < max < min 1. 1 18,8 Digunakan min = 0,0044 A s = min. b.d 18,8 0,77 1 30 = 0,003 = 0,0044. 50. 39,5 = 49,30 mm As (tul) D = ¼.. (19) = 83,385 mm 49,30 Jumlah tulangan = 1, 51 ~ buah. 83,85 A s ada = n. ¼. 3,14.D =. ¼. 3,14. 19 = 566,77 mm > 49,30 mm (As) (OK) a = Asadafy 566,7730 = 4,67 0,85f'cb 0,85050 Mn ada = As ada fy (d a/) = 566,77 30 (39,5 4,67/) = 6,7316.10 7 Nmm >,80.10 7 Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n -1 = 50- (. 40) - (.19) - (.8) 1

179 = 116 mm < 5 mm (S min ) (OK) Jadi dipakai tulangan D 19 mm 4. Daerah Tumpuan Dari hitungan SAP 000 14 diperoleh : Mu = 7805,6 kgm = 7,805.10 7 Nmm 7 Mu 7,805.10 Mn = = 0, 8 Rn = m = Mn b.d fy 0,85.f'c 9,757.10 50 39,5 30 0,85.0 =9,757.10 7 Nmm 7,533 mm 18,8 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = 1. 1 18,8 18,8,533 1 30 = 0,0086 < max > min, di pakai perlu = 0,0086 As =. b.d = 0,0086. 50. 39,5 = 845,38 mm As (tul) D = ¼.. (19) =83,385 mm 845,38 Jumlah tulangan =, 98 ~ 3 buah 83,385 A s ada = n. ¼. 3,14. D = 3. ¼. 3,14. 19 = 850,155 mm > 845,38 mm (As)(OK) a = Asadafy 1850,155 30 = 64,01 0,85f'cb 0,85050

180 Mn ada = As ada fy (d a/) = 850,155 30 (39,5 64,01/) = 9,807.10 7 Nmm > 9,757.10 7 Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n -1 = 50- (. 40) - (3.19) - (.8) 31 = 48,5 mm > 5 mm (S min )(OK) Jadi dipakai tulangan 3 D 19 mm d. Tulangan Geser Balok Induk Tipe B 3. Daerah Lapangan Dari hitungan SAP 000 14 diperoleh : Vu f c fy d = 3907,68 kg = 39076,8 N = 0 MPa = 40 MPa = 39,5 mm Vc = 1/6. f ' c.b.d = 1/6. 0.50.39,5 = 7858,55 N Vc = 0,75 7858,55 = 54853,54 N 0,5 Vc = 0,5 54853,54 = 746,77 N Syarat tulangan geser : 0,5 Vc < Vu < Vc Karena Vu < Vc (Tanpa tulangan geser) d 39,5 S max = 196, 5 mm Dipakai sengkang dengan jarak 190 mm : 746,77 N < 39076,8 N < 54853,54 N

181 Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 190 mm 4. Daerah Tumpuan Dari hitungan SAP 000 14 diperoleh : Vu f c fy d = 496100 kg = 49610 N = 0 MPa = 40 MPa = 39,5 mm Vc = 1/6. f ' c.b.d = 1/6. 5.50.39,5 = 73138,06 N Vc = 0,75 73138,06 = 54853,54 N 0,5 Vc = 0,5 54853,54 = 746,77 N Syarat tulangan geser : 0,5 Vc < Vu < Vc : 746,77 < 49610 N < 54853,54 N Karena Vu < Vc (Tanpa tulangan geser) d 39,5 S max = 196, 5 mm Dipakai sengkang dengan jarak 190 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 190 mm

18 Detail Potongan Balok Portal T IP E B A L O K IN D U K T U M P U A N B 1 L A P A N G A N P E N A M P A N G 4 5 0 4 5 0 5 0 5 0 b x h 5 0 x 4 5 0 5 0 x 4 5 0 T O T A L T U L. A T A S 5 D D T O T A L T U L. B A W A H S E N G K A N G D 5 D Ø 8-6 0 Ø 8-1 8 0 Gambar 5.18. Potongan Balok Induk B1 T IP E B A L O K IN D U K T U M P U A N B 1 L A P A N G A N P E N A M P A N G 4 5 0 4 5 0 5 0 5 0 b x h 5 0 x 4 5 0 5 0 x 4 5 0 T O T A L T U L. A T A S 3 D 1 9 D 1 9 T O T A L T U L. B A W A H S E N G K A N G D 1 9 D 1 9 Ø 8-1 9 0 Ø 8-1 9 0 Gambar 5.19. Potongan Balok Induk B

183 5.4. Penulangan Kolom Bidang aksial kolom dapat dilihat pada Gambar 5.0. kgm35846,04 kg Gambar 5.0. Bidang Aksial Kolom Bidang momen kolom dapat dilihat pada Gambar 5.1. 8409,61 Gambar 5.1.Bidang Momen Kolom

184 Bidang geser kolom dapat dilihat pada Gambar 5.. 761,67 kg Gambar 5..Bidang Geser Kolom D18 5.4.1. Hitungan Tulangan Lentur Kolom Gaya aksial terbesar kolom terletak pada As D-4 Data perencanaan : b = 450 mm Ø tulangan = mm h = 450 mm Ø sengkang = 10 mm f c = 0 MPa s (tebal selimut) = 40 mm h kolom = 4 m Dari hitungan SAP 000 14 diperoleh gaya aksial terbesar pada As B-,dan momen terbesar pada As B-1 Berat kolom = 400 x 0,45 x 0,45 x 4 = 19440 kg/m Pu = Bidang aksial kolom + Berat kolom = 35846,04 + 19440 = 5586,04 kg = 55860,4 N Mu = 8409,61 kgm = 8,409.10 7 Nmm d = h s Ø sengkang ½ Ø tulangan utama = 450 40 10 ½.

185 = 389 mm d = h d = 400 339 = 61 mm e = Mu Pu = 15,11 mm 8,409,61 10 55860,4 e min = 0,1.h = 0,1. 450 = 45 mm 600 600 Cb =. d. 389 600 fy 600 30 7 = 53,70 ab Pn b Cc = β1.cb = 0,85 53,70 = 15,64 = 0,85 f c ab b = 0,85 0 15,64 450 = 1649655,98 N = 0,1 f c Ag = 0,1 0 450 450 = 405000 N karena Pu = 55843 N > Cc =405000 N, maka Ø= 0,65 Pn Perlu = Pu 55860,4 = 850554,46 N 0,65 Pn perlu > Pn b analisis keruntuhan tarik Pn perlu 850554,46 a = 111, 18 0,85. f ' c. b 0,85.0.45 As = h a 450 111,18 Pn perlu e 850554,46. 7,61 140,17 mm fy d d' 30389 61 Jumlah dan diameter tulangan: As t = As + As = 140,17 + 140,17 = 80,34 mm Dipakai luas memanjang 1%Ag: As t = 1% Ag = 0,01. 450. 450 = 05 mm SyaratTulangan :0,01 < As t /Ag < 0,08 0,01 < 05/0500 /< 0,08 0,01 < 0,01 < 0,08

186 Sehingga, As = As Ast 05 As = = = 1013 mm Menghitung jumlah tulangan : As n = 1..( ) 4 D As ada = 3.¼.π. 1 4 1013..() =,66 ~ 3 tulangan = 1139,8 mm > 1013 mm (As perlu) (OK) Jadi dipakai tulangan 3 D 5.4.. Hitungan Tulangan Geser Kolom Dari hitungan SAP 00014 diperoleh gaya geser terbesar pada As D-4 Vu = 761,67 kg = 7616,7 N Berat kolom = 19440 kg/m Pu = 55860,4 N 0,30. Pu Vc = 1 Ag f ' c. b. d 6 0,30.5586 0,4 0 1 581353,85N 450 45 6 = 450 389 Vc = 0,75 Vc = 436015,388 N 0,5 Vc = 18007,69 N Syarat tulangan geser : Vu < 0,5 Vc : 764,5 N < 18007,69 N => tidak diperlukan tulangan geser. S max = d/ = 339/ = 169,5 mm ~150 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 10 150 mm

187 Detail Tulangan Kolom TIPE KOLOM TUMPUAN K 1 TUMPUAN PENAMPANG 450 450 450 450 b x h 450 x 450 TULANGAN UTAMA 3 D 450 x 450 3 D SENGKANG Ø 10-150 Ø 10-150 Gambar 5.3.Detail Tulangan Kolom K1 5.5. Rekapitulasi Tulangan Portal 5.5.1. Tulangan Balok Anak Rekapitulasi penulangan balok induk seperti tersaji dalam Tabel 5.11. Tabel 5.11. Rekapitulasi Penulangan Balok Anak Tipe Dimensi (mm) Tul Lentur Tul Geser Balok Diameter Jumlah Tulangan Diameter Jarak Sengkang (mm) h b Aanak (mm) Lapangan Tumpuan (mm) Lapangan Tumpuan BA 1 300 00 16 4 8 10 100 BA 300 150 10 3 6 10 10

188 5.5.. Tulangan Balok Induk Tipe Balok Induk Rekapitulasi penulangan balok induk seperti tersaji dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1. Rekapitulasi Penulangan Balok Induk Dimensi (mm) h b Tul Lentur Tul Geser Diameter Jumlah Tulangan Diameter Jarak Sengkang (mm) (mm) Lapangan Tumpuan (mm) Lapangan Tumpuan B1 450 50 5 5 8 180 60 B 450 50 19 3 8 190 190 5.5.3. Tulangan Ring Balk dan Sloof Rekapitulasi penulangan ring balk dan sloof seperti tersaji dalam Tabel 5.13. Tabel 5.13. Rekapitulasi Penulangan Ring Balk dan Sloof Tipe Dimensi (mm) Tul Lentur Tul Geser Balok h b Diameter Jumlah Tulangan Diameter Jarak Sengkang (mm) (mm) Lapangan Tumpuan (mm) Lapangan Tumpuan RB 50 00 13 8 90 90 SLOOF 1 50 00 13 8 90 90 SLOOF 50 00 16 3 8 90 90 SLOOF 3 50 00 16 3 8 90 90 5.5.4. Tulangan Kolom Rekapitulasi penulangan kolom seperti tersaji dalam Tabel 5.14. Tabel 5.14. Rekapitulasi Penulangan Kolom Dimensi Tipe Tul Lentur Tul Geser (mm) Diameter Diameter Kolom h b Jumlah Tulangan Jarak Sengkang (mm) (mm) (mm) K1 450 450 3 10 150

BAB 6 PERENCANAAN PONDASI Gambar denah pondasi terlihat dalam Gambar 6.1 1 3 4 5 6 7 8 9 10 4050 450 450 450 450 450 450 450 450 450 A B C 450 450 450 D 450 E 300 100 F Gambar 6.1. Denah Pondasi 189

190 6.1. Data Perencanaan 45 50 40 Gambar 6.. Perencanaan Pondasi untuk Kolom Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman m dengan panjang m dan lebar m. f, c fy P Berat kolom Pu Mu = 0 MPa = 30 Mpa = 48,105 ton =,4 x 0,45 x 0,45 x 4 = 1,94 ton = 1,94 + 48,105 = 50,085 ton =,03 tm σ tanah =,0 kg/cm = 0000 kg/m tanah = 1,7 t/m 3 = 1700 kg/m 3 γ beton =,4 t/m = 400 kg/m d = h p ½ D tul.utama = 500 50 (½ x 16) = 44 mm

191 Dari hitungan SAP 000 14 diambil pada joint reaksi terbesar diperoleh : 48104,7 kg Gambar 6.3. Bidang Joint Reaksi Portal As 3 B

19 031,59 kg Gambar 6.4. Bidang Momen Terbesar Portal As 4 D

193 Dimensi Pondasi tanah = A Pu A = Pu 50,085 = =,50 m² tanah 0 B = L = A =, 50= 1,58 ~ m Direncanakan dimensi = x m Tebal plat = 0,50 m Tebal selimut = 0,05 m 6.. Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi = 0,5,4 = 4,8 ton Berat tanah = (( )-(0,45 0,45)) 1,5 1,7 = 9,68 ton Pu = 50,085 ton + M e = N yang terjadi =,03 64,565 = 0,0314 < ( 1/6 B) = 0,0314 < 0,333 (OK) Ntot Mtot A 1.b.L 6 64,565 tanah 1 = x,03 1 6 = 17,665 t/m = 17665 kg/m < 0000 kg/m ( tanah ) σ yang terjadi < ijin tanah (OK) N total = 64,565 ton 64,5 tanah = x 030 1 6 = 14617 kg/m > 0 kg/m (OK)

194 6.3. Perencanaan Tulangan Pondasi 6.3.1. Hitungan Tulangan Lentur P d σ u σ u - - Mu = ½. σ u.b.l σ l = ½ (L c 1 ) l = ½ (L c 1 ) B c 1 l = ½ (L c 1 ) c 1 l = ½ (L c 1 ) L a = ½ (L-c) = 0,5(-0,45) = 0,78 m u = Nu / BL + 6 Mu / BL = (64,565 / x ) + (6 x,03 / x ) = 17,665 t/m M max = ½ B a u = ½ x x 0,78 x 17,665 = 10,747 tm

195 Direncanakan : Diameter tulangan, Ø Jarak tulangan, s d = 16 mm = 00 mm = h - p - 1/ Ø = 500 50 0,5 x 16 = 44 mm As = 1/4 π Ø B/s = ¼. 3,14 x 16 x 000 / 00 = 011,43 mm T = As. Fy = 011,43 x 30 = 643657,14 N a = T/(0,85 fc' B) = 64365,14/(0,85 x 0 x 000) = 18,93 mm Mn = T (d-a/) = 0,8 x 643657,14 (44 18,93/) = 375964 Nmm =,375 tm > 10,747 (Mmax) (OK) Jadi tulangan lentur Ø 16 00 memenuhi syarat. Dipakai tulangan D 16 00 mm 6.3.. Hitungan Tulangan Geser Tulangan geser tinjauan satu arah P d d d σ u d d σ u c 1 B ½ ( L (c 1 + d )) c 1 + d ½ ( L (c 1 + d )) L

196 u = Nu / BL + 6 Mu / BL = (64,565 / x ) + (6 x,03 / x ) = 17,665 t/m d = 1000 h - p ½ diameter tul. = 1000. 0,4 50 ½ (10) = 445 mm Ditinjau pelat selebar 1 meter u = 17,65 t/m Vu = 1/ B σu ( L-(c1+d) ) = 0,5 x x 17,665 ( -(0,45+ ( x 0,445) ) = 11,659 t Direncanakan : Diameter tulangan, Ø = 10 mm Vc = 1/6 fc' B d = 1/6 x 0 x 000 x 445 = 663367 N Vs = 0 N (Tanpa tulangangeser) Vn = Vc + Vs = 663367 N Vn = 0,75 x 663367 N = 49755 N = 49,755 t > 11,65 t (Vu) (OK) Jadi Vn > Vu (Pelat tanpa tulangan geser)

197 Tulangan geser tinjauan dua arah P d/ d/ d σ u d/ d/ σ u d/ c + d c 1 c d/ B c 1 + d L u = Nu / BL + 6 Mu / BL d Luas efektif = (64,565 / x ) + (6 x,03 / x ) = 17,665 t/m = 1000 h - p ½ diameter tul. = 1000. 0,4 50 ½ (10) = 445 mm = 0,445 m = (B L) ((c 1 + d) (c + d)) = ( x ) ((0,45+0,445) (0,45+0,445)) Vu = 3,81 m = σu Luas efektif = 17,665 3,81 = 64,498 t