(Studi Kasus pada Materi Pembelajaran Listrik Dinamis bagi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Adimulyo Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2009/2010)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN CD MULTIMEDIA DAN MODUL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD DAN TGT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DISKUSI

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains. Oleh NANIK SURYANTI S

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: IKA NOVIANTARI NIM S

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Zainal Arifin S

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Sains. Oleh:

TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh : Endang Lestari S

Oleh: IMAM SANTOSA S

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN LABORATORIUM VIRTUIL DAN RIIL MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN MEMPERHATIKAN EMOTIONAL SPIRITUAL

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN SIKLUS BELAJAR 5E DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN KEMAMPUAN MATEMATIS

(Materi Struktur Jaringan Tumbuhan Siswa Kelas VIII SMP BK Klego Pada Tahun Ajaran 2011/2012) TESIS

PEMBELAJARAN FISIKA DENG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN DAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh: July Trianita Widya Rahayu K

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh SUSMONO S

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh: Fatmawati Nur Hasanah S

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN STAD

TESIS Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh : SRI REJEKI NIM.

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KREATIVITAS VERBAL

Eksperimentasi Pembelajaran. Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Sains

HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII

(Studi Pembelajaran pada Materi Ekosistem Kelas X Semester II MA Negeri 1 Praya Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013)

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program studi Teknologi Pendidikan. Oleh. Istanto S

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Fisika

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING, TERSTRUKTUR, DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. (Studi Eksperimen di SMP Negeri 2 Kebakkramat) Tesis

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH (JUCAMA) DAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

TESIS. Program Studi Magister Pendidikan Sains OLEH : JOKO DWI SURANTO S FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI FLUIDA STATIS DITINJAU DARI KERJASAMA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

( Pembelajaran Fisika pada Materi Kinematika Gerak Lurus untuk Siswa Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013 SMK Negeri 1 Mojosongo) TESIS.

(Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas XI IPA Semester Gasal SMA Negeri 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ENQUIRING MINDS TERHADAP HASIL BELAJAR MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 5 SURAKARTA

EKSPERIMENTASI COOPERATIVE LEARNING PADA MATERI ELASTISITAS KELAS X TKR SMKN 2 SUKOHARJO DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Matematika

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(Eksperimentasi Pembelajaran Impuls, Momentum, dan Tumbukan Pada Siswa Kelas XI Semester Gasal SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016) TESIS

MOHAN TAUFIQ MASHURI NIM

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SETS DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN PROYEK DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

SKRIPSI. Oleh: Yoga Prastowo Mukti K

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ARCS PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMP/MTs BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA TESIS

TESIS. O l e h : NUR ROCHMAH S

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR PESERTA DIDIK SMP

PEMBELAJARANFISIKADENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITASDANKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

(Studi Pembelajaran Biologi Pada KD 3.2 Materi Sistem Peredaran Darah Kelas XI-IPA Semester Gasal SMA Negeri 1 Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

SKRIPSI OLEH ARINA MUSTIKA NIM

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION

Diajukan Oleh: DYAH RIZKI UTAMI A

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: INTAN NOVIA SARI S

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU TESIS

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI

Dosen Pembimbing: 1. Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA. Ph.D. 2. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd TESIS. Oleh : FUAD ABDI NIM : S

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Sains

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN PACITAN

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DENGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS FLASH DAN VIDEO DITINJAU DARI

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BAGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII DI SMP N 15 SURAKARTA

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

TESIS. Disusununtuk Memenuhi Sebagian Persyar atan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh KAMSUN S

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA PESERTA DIDIK SMP KELAS VII

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE PICTORIAL RIDDLE DAN PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN ANALISIS

Skripsi Oleh: Muhammad Taufik Akbar K

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN NHT

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMANDIRIAN SISWA

Skripsi diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: ASIH APRILIA A

Skripsi. Oleh: Yohanna Nawangsasih K

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA

Diajukan Oleh : DWI ROSITA AGUSYATI A

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Oleh: NURUL NA MATUL MUFIDA A

(Pembelajaran Kimia Materi Tata Nama Senyawa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Dagangan Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS

KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

KONTRIBUSI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

Transkripsi:

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN GAYA BELAJAR SISWA (Studi Kasus pada Materi Pembelajaran Listrik Dinamis bagi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Adimulyo Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2009/2010) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Oleh: INDRA YUNAN YUNIANTO S 830908205 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 i

PERSETUJUAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN GAYA BELAJAR SISWA (Studi Kasus pada Materi Pembelajaran Listrik Dinamis bagi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Adimulyo Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2009/2010) Disusun Oleh: INDRA YUNAN YUNIANTO NIM. S830908205 Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing Pada Tanggal: Februari 2010 Dewan Pembimbing : Jabatan Nama Tanda Tangan Pembimbing I 1. Prof. Dr. H. Widha Sunarno,M.Pd... NIP. 19520116 198003 1 001 Pembimbing II 2. Dr. Sarwanto, MSi... NIP. 19690901 199403 1 002 Mengetahui, Ketua Program Pendidikan Sains Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 19520116 198003 1 001 ii

PENGESAHAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN GAYA BELAJAR SISWA (Studi Kasus pada Materi Pembelajaran Listrik Dinamis bagi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Adimulyo Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2009/2010) Disusun Oleh: INDRA YUNAN YUNIANTO NIM. S830908205 Dewan Penguji Telah disahkan oleh Tim Penguji Jabatan N a m a Tanda Tangan Ketua Prof. Dr. H. Ashadi... NIP. 19510102 197501 1 001 Sekretaris Dra. Suparmi, MA, Ph.D... NIP. 19520915 197603 2 001 Anggota Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd... NIP. 19520116 198003 1 001 Anggota Dr. Sarwanto, M.Si... NIP. 19690901 199403 1 002 Mengetahui Direktur PPs UNS, Surakarta, Februari 2010 Ketua Program Pendidikan Sains Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D NIP. 19570820 198503 1 004 Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 19520116 198003 1 001 iii

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Indra Yunan Yunianto NIM : S.830908205 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul "PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN GAYA BELAJAR SISWA " (Studi Kasus pada Materi Pembelajaran Listrik Dinamis bagi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Adimulyo Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2009/2010) adalah benar-benar hasil karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi sitasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tesebut. Surakarta, 17 Februari 2010 Yang membuat pernyataan Indra Yunan Yunianto iv

ABSTRAK Indra Yunan Yunianto. S.830908205, 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Menggunakan Lab Riil dan Lab Virtuil Ditinjau Dari Kemampuan Awal dan Gaya Belajar Siswa (Studi Kasus pada Materi Pembelajaran Listrik Dinamis Bagi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Adimulyo Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2009/2010). Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, Pembimbing II: Dr. Sarwanto, M.Si, Program Studi Pendidikan Sains, Program Pasacasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab virtuil, (2) perbedaan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan rendah, (3) perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik, (4) interaksi antara pembelajaran menggunakan laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa, (5) interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab virtuil dengan gaya belajar terhadap prestasi siswa, (6) interaksi antara kemampuan awal dan gaya belajar terhadap prestasi siswa, dan (7) interaksi antara pembelajaran menggunakan lab riil dan lab virtuil, kemampuan awal, dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan desember 2009. Populasi sampel adalah seluruh siswa kelas IX. Sampel diambil dengan teknik cluster random dari empat kelas, kelas IX D dan IX E diberi pembelajaran STAD menggunakan lab virtuil, sedangkan kelas IX F dan IX G diberi pembelajaran STAD menggunakan lab riil. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk mendapatkan data kemampuan awal dan data prestasi belajar, serta teknik non tes berupa angket untuk mendapatkan data gaya belajar siswa. Analisis data menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 dan dilanjutkan dengan Analysis of Means. Hasil penelitian diperoleh bahwa: (1) tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan lab riil dengan menggunakan lab virtuil (p-value = 0,117 > 0,050), (2) ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah (p-value = 0,000 < 0,050), dari hasil uji lanjut Anava didapatkan bahwa siswa dengan kemampuan awal tingi prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah, (3) tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai gaya belajar visual dengan siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik (p-value = 0,467 > 0,050), (4) tidak ada interaksi antara pembelajaran STAD menggunakan lab dan Kemampuan awal terhadap prestasi belajar (p-value = 0,233 > 0,050), (5) tidak ada interaksi interaksi antara pembelajaran STAD menggunakan lab dan gaya belajar terhadap prestasi belajar (pvalue = 0,233 > 0,050), (6) tidak ada interaksi antara kemampuan awal dan gaya belajar terhadap prestasi belajar (p-value = 0,381 > 0,050), dan (7) tidak ada interaksi antara pembelajaran STAD menggunakan lab, kemampuan awal, dan gaya belajar terhadap prestasi belajar (p-value = 0,875 > 0,050). v

ABSTRACT Indra Yunan Yunianto. S.830908205, 2010. Cooperative Learning Through the Student Team Achievement Division (STAD) Using the Real Lab And the Virtual lab Overviewed From the Prior Knowledge and The Student s Learning Style (Case Study of Electrics Dynamic For Student of Grade IX SMP Negeri 2 Adimulyo Kebumen Academic Year 2009 / 2010). Thesis. Advisor I: Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd, Advisor II: Dr. Sarwanto, M.Si, Science Education Program, Post Graduate Program Sebelas Maret University of Surakarta. The purposes of this research are to know: (1) the difference of student achievement between students who learn through STAD using real lab and virtual lab, (2) the difference of student achievement between students who have high and low prior knowledge, (3) the difference of student achievement between students who have visual and cynesthethyc learning styles, (4) the interaction between learning using real lab and virtual lab and prior knowledge, (5) the interaction between learning using real lab and virtual lab and learning styles, (6) the interaction between prior knowledge and learning styles, and (7) interaction between learning using real and virtual lab, prior knowledge, and learning style. This research used the experimental method and was conducted March December 2009. The population of the research was all students in grade IX. The sample was taken using cluster random sampling, consisted of four classes, grade IX D and E were treated using STAD with virtual lab and grade IX F and G were treated using STAD with real lab. The data was collected using test for student prior knowledge and student s achievement, and questionnaire for student learning styles. Analyzing the data used the three ways anova by 2x2x2 factorial design and continued by Analysis of Means. The Result of this research can be concluded: (1) there is no difference of student achievement between student who learn using real lab and virtual lab (pvalue = 0,117 > 0,050), (2) there is difference of student achievement between students who have high and low prior knowledge, (p-value = 0,000 < 0,050), from the next result test of Anova resulted that student who have high prior knowledge better than student who have low prior knowledge, (3) there is no difference of student achievement between students who have visual and cynesthethyc learning styles, (pvalue = 0,467 > 0,050), (4) there is no interaction between STAD learning using lab and the prior knowledge to the student achievement (p-value = 0,233 > 0,050), (5) there is no interactions between STAD learning using lab and learning style to the student achievement (p-value = 0,233 > 0,050), (6) there is no interaction between prior knowledge and learning styles to the student achievement (p-value = 0,381 > 0,050), and (7) there is no interaction between STAD learning using lab, prior knowledge, and learning styles to student achievement ( p-value = 0,875 > 0,050). vi

MOTTO Pembelajar Sejati Selalu Belajar Sepanjang Hayat vii

PERSEMBAHAN Tesis ini kupersembahkan kepada: 1. Ayahanda (Alm) dan Ibunda tercinta 2. Istri dan anak-anakku tersayang 3. Pembaca yang budiman viii

KATA PENGANTAR Alhamdulillahi robbil alamiin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik dan lancar untuk memenuhi sebagaian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan membantu penyelesaian tesis ini, terutama kepada: 1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan segala fasilitas kepada penulis dalam menempuh pendidikan pada program pascasarjana. 2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan pemikiran yang sangat berharga dalam penyusunan tesis ini. 3. Dr. Sarwanto, M.Si. Selaku dosen pembimbing II Program Pendidikan Sains yang telah memberi petunjuk dalam penyusunan tesis penelitian ini. 4. Para Dosen dan Guru Besar Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. ix

5. Rekan rekan mahasiswa Pascasarjana Program Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan motivasi, dorongan, dan semangat untuk selesainya tesis ini. 6. Kepala SMP Negeri 2 Adimulyo Kabupaten Kebumen yang telah memberikan ijin, fasilitas, serta pelayanan yang baik kepada penulis selama pelaksanaan penelitian. 7. Kepala SMP Negeri 2 Kebumen Kabupaten Kebumen yang telah memberikan ijin, fasilitas, serta pelayanan yang baik kepada penulis untuk melaksanakan ujicoba instrumen penelitian. 8. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberi imbalan yang terbaik atas amal baik yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi perbaikan penelitian ini dimasa yang akan datang. Surakarta, 17 Februari 2010 Penulis x

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... ii iii iv v vi vii viii ix xi xv DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 7 C. Pembatasan Masalah... 10 D. Perumusan Masalah... 11 E. Tujuan Penelitian... 12 F. Manfaat Penelitian... 13 xi

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS... 14 A. Kajian Teori... 14 1. Tinjauan Tentang Belajar... 14 2. Pembelajaran Kooperatif... 23 3. Laboratorium... 29 4. Laboratorium Riil... 33 5. Laboratorium Virtual... 34 6. Kemampuan Awal... 37 7. Gaya Belajar... 39 8. Prestasi Belajar... 41 9. Materi Pembelajaran Listrik Dinamis... 45 B. Penelitian Yang Relevan... 52 C. Kerangka Berpikir... 53 D. Hipotesis... 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 62 A. Tempat dan Waktu Penelitian... 62 B. Metode dan Rancangan Penelitian... 63 C. Variabel Penelitian... 64 1. Variabel Bebas... 65 2. Variabel Moderator... 65 3. Variabel Terikat... 65 D. Sumber Data... 66 E. Instrumen Penelitian... 66 xii

F. Teknik Pengumpulan Data... 67 G. Uji Kelayakan Instrumen... 68 1. Uji Validitas... 69 2. Uji Reliabilitas... 72 3. Indeks kesukaran... 76 4. Daya Pembeda... 77 H. Teknik Analisis Data... 79 1. Uji Prasyarat... 79 2. Uji Hipotesis... 81 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 92 A. Deskripsi Data... 92 1. Prestasi Belajar IPA... 92 2. Data Kemampuan Awal Siswa... 94 3. Gaya Belajar Siswa... 96 B. Pengujian Prasyarat Analisis... 97 1. Uji Normalitas... 97 2. Uji Homogenitas... 98 C. Pengujian Hipotesis... 98 1. Analisis Variansi... 99 2. Uji Lanjut Analisis Variansi Tiga Jalan... 100 D. Pembahasan Hasil Analisis Data... 102 E. Keterbatasan... 116 xiii

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 118 A. Kesimpulan... 118 B. Implikasi... 121 1. Implikasi Teoretis... 121 2. Implikasi Praktis... 123 C. Saran-saran... 123 1. Saran untuk Guru... 123 2. Saran untuk sekolah... 124 3. Saran untuk para peneliti... 125 DAFTAR PUSTAKA... 127 LAMPIRAN... 130 xiv

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ujian Nasional IPA SMPN 2 Adimulyo... 2 Tabel 1. 2 Nilai Rata-rata UAS Mapel IPA SMPN 2 Adimulyo... 3 Tabel 2.1 Bentuk-bentuk belajar... 20 Tabel 2.2 Nilai Hambat Jenis Beberapa Bahan Penghantar... 48 Tabel 3.1 Jadual Penelitian... 63 Tabel 3.2 Rancangan Penelitian... 64 Tabel 3.3 Rangkuman hasil uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Awal... 70 Tabel 3.4 Rangkuman hasil uji Validitas Instrumen Tes Prestasi Belajar... 71 Tabel 3.5 Rangkuman hasil uji Validitas Angket Gaya Belajar Visual... 71 Tabel 3.6 Rangkuman hasil uji Validitas Angket Gaya Belajar Kinestetik... 72 Tabel 3.7 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Awal.. 73 Tabel 3.8 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Instrumen Tes Prestasi Belajar... 74 Tabel 3.9 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Angket Gaya Belajar Visual... 75 Tabel 3.10 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Angket Gaya Belajar Kinestetik... 75 Tabel 3.11 Rangkuman hasil uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Awal 76 Tabel 3.12 Rangkuman hasil uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Prestasi Belajar 77 Tabel 3.13 Rangkuman hasil uji daya pembeda Instrumen Kemampuan Awal.. 79 Tabel 3.14 Rangkuman hasil uji daya pembeda Instrumen Tes Prestasi... 79 Tabel 4.1 Deskripsi Data Nilai Prestasi Belajar IPA... 92 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Kelas Lab Riil... 93 xv

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Kelas Lab Virtuil... 93 Tabel 4.4 Deskripsi Data Kemampuan awal Siswa... 95 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan awal Kelas Lab Riil... 95 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan awal Kelas Lab Virtuil... 95 Tabel 4.7 Deskripsi Data prestasi dan kecenderungan Gaya Belajar Siswa... 97 Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Penelitian... 97 Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas... 98 Tabel 4.10 Rangkuman Anava Tiga Jalan Prestasi... 99 Tabel 4.11 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi vs Kemampuan Awal... 101 Tabel 4.12 Rangkuman Probabilistik Interaksi... 102 Tabel 4.13 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Riil dan Kemampuan awal... 110 Tabel 4.14 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Virtuil dan Kemampuan awal... 110 Tabel 4.15 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Riil dan Gaya Belajar... 112 Tabel 4.16 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Virtuil dan Gaya Belajar... 112 xvi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Cara Pemasangan Amperemeter... Halaman 46 Gambar 2.2 Cara Pemasangan Voltmeter.... 46 Gambar 2.3 Grafik Hubungan Kuat Arus dan Beda Potensial. 47 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Rangkaian Terbuka.. Rangkaian Tertutup Rangkaian Listrik Majemuk. Rangkaian Seri.. Rangkaian Paralel. Histogram Prestasi kelas Lab Riil. Histogram Prestasi kelas Lab Virtuil Histogram Kemampuan awal Kelas Lab Riil... Histogram Kemampuan awal Kelas Lab Virtuil... Grafik Analisis Mean Kemampuan awal terhadap Prestasi belajar IPA... Grafik Analisis Mean Lab terhadap Prestasi belajar IPA... Grafik Analisis Mean Gaya Belajar terhadap Prestasi belajar IPA... Grafik interaksi faktor Lab dan Kemampuan awal terhadap prestasi... Grafik interaksi faktor model Lab dan Gaya Belajar terhadap prestasi... 48 49 50 50 51 93 94 96 96 101 104 108 111 113 xvii

Gambar 4.10 Grafik interaksi faktor Kemampuan awal dan Gaya Belajar terhadap prestasi... 114 Gambar 4.11 Grafik main efek faktor Lab, Kemampuan awal dan Gaya Belajar terhadap prestasi... 116 xviii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus dan RPP Materi Pembelajaran Listrik Dinamis Lampiran 2. LKS... Lampiran 3. Kisi-kisi Soal Kemampuan Awal... Lampiran 4. Soal Try Out Kemampuan awal... Lampiran 5. Kisi-kisi Angket Gaya Belajar... Lampiran 6. Angket Gaya Belajar....... Lampiran 7. Kisi-Kisi Soal Test Prestasi Belajar... Lampiran 8. Soal Try Out Prestasi Belajar... Lampiran 9. Soal Tes Kemampuan Awal... Lampiran 10. Soal Tes Prestasi Belajar... Lampiran 11. Data Tes Uji Coba Kemampuan Awal... Lampiran 12. Data Uji Coba Angket Gaya Belajar Visual... Lampiran 13. Data Uji Coba Angket Gaya Belajar Kinestetik... Lampiran 14. Data Tes Uji Coba Prestasi Belajar... Lampiran 15. Data Hasil Penelitian......... Lampiran 16. Deskripsi Data.......... Lampiran 17. Uji Prasyarat Analisis........ Lampiran 18. Uji Hipotesis... Lampiran 19. Perijinan Penelitian... xix

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan dan permasalahan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan ini diatur melalui seperangkat peraturan perundang-undangan yang intinya mengharapkan agar mutu pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu semakin baik. Salah satu usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan menaikkan nilai minimal kelulusan dan nilai rata-rata minimalnya. Namun usaha menaikkan nilai minimal kelulusan ini pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia saat ini masih dibawah negara lain sesama negara berkembang. Hal ini bisa dilihat dari hasil Ujian Nasional tahun pelajaran 2007/2008 yang lalu bahwa dengan standar kelulusan nilai rata-rata 5,00 saja, terdapat 237.644 siswa yang tidak lulus atau 7,24% dari seluruh peserta UN se-indonesia, padahal tingkat kesulitan soal tidak terlalu tinggi (BSNP, 2008). Jawa Tengah sebagai salah satu propinsi di pulau Jawa yang menjadi barometer pendidikan di Indonesia dan memiliki banyak sekolah baik negeri maupun swasta, serta memiliki fasilitas pendukung yang lebih memadai dan tenaga pendidik yang berlimpah dibanding daerah diluar pulau Jawa ternyata memiliki mutu pendidikan yang memprihatinkan. Hal ini bisa dilihat dari laporan hasil UN tahun pelajaran 2008/2009 untuk jenjang SMP/MTs yang dikeluarkan oleh BNSP secara 1

2 umum rata-rata jumlah nilai UN Propinsi Jawa Tengah hanya 28,81 dan menempati peringkat 24 dari 33 propinsi se-indonesia dengan 10,74% siswa tidak lulus UN. Keadaan lebih memprihatinkan lagi terjadi di kabupaten Kebumen karena menempati peringkat 35 dari 35 kabupaten se-propinsi Jawa Tengah dengan persentase siswa yang tidak lulus sebesar 25,21%. Secara khusus untuk SMP Negeri 2 Adimulyo yang merupakan salah satu sekolah SSN di kabupaten Kebumen juga mengalami hal yang sama karena hanya menempati peringkat 33 se-kabupaten dengan rata-rata jumlah nilai UN 24,83 masih jauh dibawah rata-rata jumlah nilai propinsi namun sedikit di atas rata-rata jumlah nilai kabupaten (BSNP, 2008). Khusus untuk nilai UN pada Mapel IPA SMP N 2 Adimulyo menempati peringkat 56 se-kabupaten Kebumen. Berikut ini adalah tabel nilai rata-rata Ujian Sekolah/UN IPA SMPN 2 Adimulyo pada 3 tahun terakhir: Tabel 1.1 Nilai rata rata Ujian IPA SMP Negeri 2 Adimulyo Nilai Rata Rata No. Tahun Pelajaran Kelas Ujian Sekolah Ujian Nasional 1. 2005/2006 IX 5,39-2. 2006/2007 IX 5,66-3. 2007/2008 IX - 5,93 Sumber: Dokumen SMP Negeri 2 Adimulyo, Kebumen. Dari tabel 1.1 terlihat kecenderungan nilai rata rata IPA walupun berada di atas nilai minimum 4,25 namun masih di bawah standar ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh sekolah pada mata pelajara IPA yaitu 64, rendahnya perolehan hasil belajar ujian tersebut mengindikasikan bahwa penguasaan materi esensial atau

3 konsep konsep IPA yang dipahami para siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan pula dalam tabel nilai mata pelajaran IPA pada tiap akhir semester seperti yang diperlihatkan pada tabel 1.2 sebagai berikut: Tabel 1.2 Nilai rata rata Ulangan Akhir Semester (UAS) mata pelajaran IPA SMP Negeri 2 Adimulyo, 3 (tiga) tahun terakhir No. Tahun Pelajaran Kelas Nilai Rata Rata Semester 1 Semester 2 1. 2005/2006 IX 56,8 57,2 2. 2006/2007 IX 58,2 58,6 3. 2007/2008 IX 59,2 60,4 Sumber: Dokumen SMP Negeri 2 Adimulyo, Kebumen. Prestasi belajar dalam materi pembelajaran listrik dinamis juga mengalami hal yang sama karena berdasarkan dokumen di SMP Negeri 2 Adimulyo, nilai ulangan pada materi listrik dinamis pada tiga tahun terakhir yaitu pada tahun pembelajaran 2006/2007 sampai dengan tahun pembelajaran 2008/2009 masing-masing diperoleh rata-rata 58,5, 60,4, dan 59,3. Perolehan nilai ini masih jauh dari KKM yang di tentukan sekolah pada Komptensi Dasar Listrik Dinamis yaitu sebesar 67. Rendahnya minat siswa untuk belajar IPA juga ikut berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar siswa, terlebih lagi untuk mata pelajaran fisika, karena selama ini fisika merupakan salah satu momok yang ditakuti siswa selain matematika, apalagi sejak tahun pelajaran 2008/2009, IPA termasuk di dalamnya fisika merupakan mata pelajaran yang diujikan secara nasional melalui UN dan menjadi penentu kelulusan. Motivasi siswa untuk belajar fisika pun rendah, hal ini diperparah lagi karena dalam mengajar di kelas, guru jarang memberikan motivasi kepada siswanya.

4 Metode mengajar guru yang monoton dan kurang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran juga memberikan andil pada rendahnya prestasi belajar siswa karena dalam hal ini guru sering memposisikan dirinya sebagai Teacher Centered Learning. Ini bisa dilihat dalam pengajaran menggunakan metode ceramah dan mencatat. Siswa kurang diajak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, interaksi antar siswa kurang diperhatikan, padahal banyak penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar dari satu teman ke teman lainnya dari pada belajar dengan guru. Apalagi dalam pembelajaran materi listrik dinamis yang merupakan materi aplikatif, memerlukan metode yang tepat dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Pembelajaran yang terpusat pada guru tidak tepat dilaksanakan pada materi pembelajaran listrik dinamis. Sesuai dokumentasi SMP Negeri 2 Adimulyo tahun 2008 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada materi pembelajaran listrik dinamis mempunyai standar deviasi yang tinggi yaitu sebesar 19,7, ini menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan yang terlalu ekstrim antara siswa dengan nilai tinggi dengan siswa dengan nilai rendah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tiap kelas terdapat siswa yang tergolong superior dan siswa yang tergolong cacat akademik ringan yang kinerja akademiknya dibelakang para siswa yang taraf perkembangannya normal. Kesenjangan ini juga menunjukkan bahwa selama ini siswa tidak saling bekerjasama dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar. Metode mengajar guru juga turut andil dalam hal ini, karena selama ini guru jarang menggunakan metode yang memungkinkan siswa untuk saling bekerjasama mempelajari materi

5 pembelajaran secara berkelompok, metode yang dimaksud adalah metode pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (2009:9), ide yang melatarbelakangi bentuk pembelajaran kooperatif ini adalah apabila para siswa ingin agar timnya berhasil, mereka akan mendorong timnya untuk lebih baik dan akan membantu mereka melakukannya. Jadi dalam metode kooperatif siswa dalam kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil duduk bersama saling membantu dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa dengan kemampuan rendah akan belajar banyak dari rekan yang lebih tinggi kemampuannya dalam kelompoknya. Kesenjangan prestasi belajar IPA di SMP Negeri 2 Adimulyo yang ekstrim ini terjadi pada hampir pada semua materi pembelajaran yang diajarkan, padahal dalam IPA terdapat materi pembelajaran yang saling berhubungan satu sama lain, bahkan terdapat suatu materi pembelajaran yang merupakan prasyarat pada materi pembelajaran yang lain. Seperti halnya materi pembelajaran listrik statis merupakan materi prasyarat pada listrik dinamis. Hal ini bisa dikatakan bahwa tingkat penguasaan materi pembelajaran listrik statis siswa merupakan kemampuan awal siswa tersebut pada materi pembelajaran listrik dinamis. Menurut Winkel (1996:134), pada setiap awal proses belajar mengajar, guru seharusnya meneliti terlebih dahulu tingkah laku awal siswa, karena dari tingkah laku inilah tergantung bagaimana proses belajar mengajar sebaiknya diatur dan apakah tujuan instruksional khusus yang mulamula ditetapkan harus mengalami perubahan. Uraian tersebut mengeaskan bahwa kemampuan awal siswa harus mendapatkan perhatian dari guru karena akan mempengaruhi proses belajar mengajar dan pencapaian prestasi belajar siswa pada

6 materi pembelajaran lain yang relevan. Selama ini guru di SMP Negeri 2 Adimulyo tidak memperhatikan kemampuan awal siswa, dalam arti siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah diperlakukan sama dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi, ini dibuktikan dengan tidak adanya materi tambahan untuk siswa yang kemampuan awalnya rendah. Akibatnya siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah semakin tertinggal dalam mengikuti pembelajaran dari siswa lain yang mempunyai kemampuan awal tinggi. Selama ini guru-guru di SMP Negeri 2 Adimulyo juga kurang memperhatikan potensi dan gaya belajar siswanya. Gaya belajar menurut DePorter dan Hernacki (1999:109-124) dibagi menjadi tiga macam yaitu, visual (belajar dengan cara melihat), auditorial (belajar dengan cara mendengar), dan kinestetik (belajar dengan bergerak, banyak melakukan aktivitas fisik, interaksi kelompok). Metode mengajar guru selama ini yang memposisikan guru sebagai Teacher Centered learning tentu saja hanya cocok bagi salah satu gaya belajar saja. Sedangkan bagi gaya belajar yang lain akan membuat siswa kurang berminat pada pelajaran tersebut. Padahal menurut DePorter dan Hernacki (1999:50), menciptakan minat merupakan jalan untuk menciptakan motivasi demi mencapai tujuan. Apalagi selama ini banyak yang menganggap bahwa anak yang gaduh di kelas, banyak bergerak, dan mengganggu proses belajar mengajar adalah anak yang nakal sehingga harus dikeluarkan dari kelas. Padahal sebenarnya anak tersebut adalah anak dengan gaya belajar kinestetik, namun metode mengajar guru tidak memuaskan anak untuk memahami materi sehingga anak menjadi bosan. Efeknya siswa merasa tidak diperhatikan guru, sehingga berusaha mencari perhatian dengan caranya sendiri.

7 Penyebab lain adalah guru-guru di SMP Negeri 2 Adimulyo kurang inovatif dalam penggunaan media, padahal mata pelajaran fisika selain menuntut keaktifan siswa, guru juga dituntut untuk menggunakan media yang bisa menjembatani pengetahuan fisika yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkret. Dengan media sesuatu yang dilihat, dibaca, didengar, dirasa, dan dikerjakan bisa sekaligus dilakukan oleh siswa. Menurut Rose dan Nicholl (2002:192) pelajaran diingat rata-rata 20% dari yang dibaca, 30% dari yang didengar, 40% dari yang dilihat, 50% dari yang dikatakan, 60% dari yang dikerjakan dan 90% dari yang dilihat, didengar, dikatakan, dan dikerjakan sekaligus. Dalam pembelajaran listrik dinamis, selama ini guru hanya memakai laboratorium riil saja, itupun tidak maksimal, praktikum hanya dilaksanakan pada beberapa sub komptensi saja sehingga pelaksanaan yang tidak kontinyu ini mengakibatkan pengetahuan siswa tidak terbangun secara runut dan teratur. Praktikum yang menggunakan lab riil saja juga menyebabkan kurang bervariasinya kegiatan praktikum, padahal ada media lain yang bisa dijadikan media interaktif seperti halnya lab riil yang biayanya murah, aman, variatif, dan menyenangkan. Media yang dimaksud diantaranya adalah media komputer. Media komputer yang dimiliki SMP Negeri 2 Adimulyo yang berjumlah 20 unit dapat dijadikan sebagai laboratorium virtuil, namun selama ini guru tidak memanfaatkannya sebagai laboratorium alternatif dalam pembelajaran, padahal dengan adanya lab virtuil ini diharapkan siswa menjadi tertarik dan berminat untuk belajar fisika. B. Identifikasi Masalah Dari uraian pada latar belakang masalah, diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

8 1. Mutu pendidikan di Indonesia masih rendah yang ditandai dengan persentase siswa yang tidak lulus Ujian Nasional tinggi padahal standar nilai rata-rata kelulusan hanya sebesar 5,00. 2. Jawa Tengah sebagai salah satu propinsi di pulau Jawa memiliki fasilitas pendukung pendidikan yang lebih memadai dan tenaga pendidik yang berlimpah dibanding daerah diluar pulau Jawa, namun kenyataannya mutu pendidikannya masih memprihatinkan, yang ditandai dengan peringkat Jawa Tengah hanya menempati urutan 24 dari 33 propinsi. 3. Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kabupaten yang memiliki banyak sekolah baik negeri maupun swasta, namun mutu pendidikan di Kebumen masih rendah bahkan menempati peringkat paling bawah se-propinsi Jawa Tengah. 4. SMP Negeri 2 Adimulyo Kab. Kebumen sebagai sekolah favorit di kecamatan Adimulyo seharusnya mempunyai nilai semester yang tinggi, namun kenyataannya prestasi belajar IPA pada UAS/UN maupun nilai raport tiap semester masih dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan sekolah. 5. Perolehan nilai ulangan pada materi pembelajaran listrik dinamis masih belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. 6. Minat dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya Fisika rendah, bahkan Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi momok bagi siswa apa lagi sejak tahun pelajaran 2008/2009 IPA di ujikan secara nasional. 7. Metode mengajar guru monoton, siswa kurang diajak berpartisispasi aktif dalam pembelajaran, dan interaksi antar siswa tidak diperhatikan.

9 8. Di SMP Negeri 2 Adimulyo terjadi kesenjangan nilai yang ekstrem antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai, dan Guru tidak pernah menggunakan metode kooperatif dalam mengajar agar siswa dengan kemampuan rendah ikut terangkat kemampuan akademiknya. 9. Kesenjangan prestasi belajar juga terjadi pada kemampuan awal siswa, namun Guru tidak pernah memperhatikan kemampuan awal siswa, hal ini ditandai dengan tidak adanya pendalaman materi bagi siswa yang kemampuannya rendah. 10. Dalam satu kelas siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda sehingga akan menyenangi tipe mengajar guru sesuai dengan gaya belajarnya, namun selama ini Guru tidak memperhatikan gaya belajar yang dimiliki siswa dalam mengajar, bahkan guru cenderung tidak menyukai siswa yang banyak bergerak seperti ciri-ciri siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik. 11. Media pembelajaran sangat banyak jenisnya dan tersedia di sekitar lingkungan sekolah, namun selama ini Guru di SMP Negeri 2 Adimulyo kurang inovatif dalam penggunaan media pembelajaran sehingga tidak memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung. 12. SMP Negeri 2 Adimulyo Kab. Kebumen merupakan salah satu sekolah yang mempunyai laboratorium lengkap termasuk laboratorium komputer, namun dalam praktikum Guru hanya memakai laboratorium riil saja dan tidak pernah menggunakan media alternatif untuk praktikum yang hemat biaya, aman, variatif, menyenangkan, media yang dimaksud adalah komputer yang merupakan laboratorium virtuil.

10 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian tentang identifikasi masalah, maka dalam penelitian perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian lebih jelas dan terarah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini meliputi: 1. Subyek Penelitian Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas IX SMP Negeri 2 Adimulyo, tahun pelajaran 2009 / 2010 yang berjumlah 139 siswa. 2. Obyek Penelitian a. Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), yaitu pembelajaran yang membagi siswa-siswa berkemampuan berbeda, suku, ras, dan agama yaang berbeda kedalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 4-5 orang ditugasi untuk mempelajari konsep yang telah diajarkan oleh guru. b. Laboratorium yang digunakan dalam pembelajaran adalah lab riil dan lab virtuil, Pembelajaran fisika menggunakan laboratorium riil adalah pembelajaran listrik dinamis menggunakan komponen dan peralatan sesungguhnya yang ada dalam lab IPA SMP Negeri 2 Adimulyo. Sedangkan pembelajaran fisika menggunakan lab virtuil adalah pembelajaran listrik dinamis menggunakan komputer yang telah diinstal software Edison4 yang menyajikan komponen dan peralatan bukan sesungguhnya yang ditampilkan dalam monitor komputer. Siswa mempraktekkan langkah-langkah yang ada dalam LKS. c. Kemampuan awal adalah penguasaan konsep atau materi pelajaran sebelumnya yang merupakan materi prasyarat dalam pembelajaran. Kemampuan awal

11 didapatkan dari nilai tes pada materi prasyarat. Kemampuan awal dibedakan menjadi kemampuan awal tinggi dan rendah. Kemampuan awal dikategorikan tinggi jika nilai tes prasyarat di atas nilai rata-rata seluruh sampel, dan kemampuan awal dikategorikan rendah jika nilai hasil tes prasyarat di bawah nilai rata-rata seluruh sampel. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan materi prasyarat adalah materi pembelajaran pada pokok bahasan Listrik Statis. d. Gaya belajar adalah cara siswa menyerap pelajaran dan informasi. Gaya belajar ada tiga macam yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Dalam penelitian ini gaya belajar dibatasi hanya dua cara yaitu visual dan kinestetik. e. Prestasi belajar siswa merupakan nilai yang diperoleh siswa dari test hasil belajar pada materi pelajaran listrik dinamis yang dalam hal ini hanya mencakup pada ranah kognitif. D. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dengan siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab virtuil? 2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah? 3. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik?

12 4. Apakah ada interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab virtuil dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa? 5. Apakah ada interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab virtuil dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa? 6. Apakah ada interaksi antara kemampuan awal dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa? 7. Apakah ada interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe menggunakan lab riil dan lab virtuil, gaya belajar, dan kemampuan awal terhadap prestasi siswa? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: 1. Perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab virtuil. 2. Perbedaan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan rendah. 3. Perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik. 4. Interaksi antara pembelajaran menggunakan laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa. 5. Interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab virtuil dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa. 6. Interaksi antara kemampuan awal dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.

13 7. Interaksi antara pembelajaran menggunakan lab riil dan lab virtuil, kemampuan awal, dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa. F. Manfaat Penelitian Penulis memandang bahwa penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoretis: a. penulis melakukan penelitian sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah, b. menambah wawasan keilmuan karena penelitian ini didukung dengan teori-teori dari para pakar pendidikan, c. sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini. 2. Manfaat praktis: a. memberi masukan kepada guru agar selalu berinovasi mengembangkan media pembelajaran agar menarik minat siswa untuk belajar, b. hasil penelitian diharapkan dijadikan acuan bagi guru dalam pembelajaran menggunakan laboratorium atau media pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, c. memberi masukan kepada guru agar dalam mengajar guru harus memperhatikan gaya belajar dan kemampuan awal siswa.

14 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Tinjauan Tentang Belajar a. Definisi Belajar Sebagaian besar orang beranggn bahwa belajar adalah mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk materi pelajaran, ada juga yang memandang belajar sebagai latihan membaca dan menulis. Pemahaman ini tentu saja kurang lengkap karena pada kenyataannya banyak sekali perbuatan yang termasuk dalam belajar. Menurut Gagne dalam Slameto (2003:13), (1) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku, (2) belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari interaksi. Menurut Winkel (1996:53), belajar dirumuskan sebagai: Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuanpemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Menurut Muhibbin Syah (2001:64) secara umum belajar dipahami sebagai Tahapan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognisi. Sedangkan menurut Mohamad Surya (2003:11), Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku 14

15 yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan definisi belajar adalah aktivitas mental/psikis individu dengan bekerjasama dalam kelompoknya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. b. Teori Belajar 1) Teori Belajar Gagne Robert M. Gagne mengemukakan sebuah model belajar yang terkenal dengan model pemrosesan informasi, Gagne dalam Ratna Wilis Dahar (1989:141-143) mengemukakan bahwa suatu tindakan belajar atau learning act meliputi delapan fase belajar yang merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru. Setiap fase belajar tersebut dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran siswa. Kedelapan fase tersebut adalah fase motivasi, pengenalan, perolehan, retensi, pemanggilan, generalisasi, penampilan, dan umpan balik. Dalam fase motivasi melibatkan motivasi yang dimiliki oleh siswa. Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai semangat untuk belajar. Menurut Ratna Wilis Dahar (1989:141), siswa harus diberi motivasi dengan harapan bahwa belajar akan memperoleh hadiah, selaras dengan hal tersebut, pada penelitian dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memungkinkan siswa untuk termotivasi karena pada langkah/fase terakhir dari sintak dalam STAD adalah

16 rekognisi tim atau penghagaan tim, artinya siswa diberi motivasi agar belajar dengan sebaik-baiknya agar berperan dalam kelompoknya untuk mendapatkan rekognisi. Dalam fase pengenalan, siswa harus memperhatikan bagian-bagian yang relevan yaitu aspek-aspek yang berhubungan dengan materi pelajaran. Dalam penelitian ini, fase ini terjadi pada sintak dalam STAD yaitu pada presentasi kelas, dalam presentasi kelas, guru menyampaikan materi pelajaran, memperkenalkan kepada siswa peralatan lab maupun software dalam lab virtuil ataupun langkah-langkah dalam LKS. Dalam fase perolehan, siswa dikatakan telah siap memperoleh pelajaran bila memperhatikan informasi yang relevan. Informasi yang diterima tidak langsung disimpan dalam memori tetapi diubah menjadi informasi yang bermakna yang dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam memori siswa. Dalam penelitian ini, fase perolehan didapatkan karena siswa langsung berhubungan dengan peralatan laboratorium, dengan cara meyentuh, memasang peralatan lab, melihat langsung efek dari rangkaian yang telah dibuatnya sehingga memungkinkan siswa mendapatkan gambaran-gambaran mental dari informasi/konsep yang didapatkan sebelumnya. Dalam fase retensi terjadi proses pemindahan informasi agar informasi yang diperoleh tidak mudah hilang. Caranya yaitu dengan memindahkan informasi baru yang diperoleh oleh siswa dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Menurut Ratna Wilis Dahar, hal ini dapat terjadi melalui pengulangan kembali, praktek, ataupun elaborasi. Dalam penelitian ini, fase retensi terjadi karena pembelajaran dilengkapi dengan praktikum dalam laboratorium, dengan adanya praktikum memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan yang tidak hanya sekedar hafalan, namun mendalam dan bermakna.

17 Dalam fase pemanggilan, ada kemungkinan siswa dapat kehilangan hubungan informasi dalam memori jangka panjangnya. Untuk menghindari hal tersebut siswa harus memperhatikan informasi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu dengan cara mengelompokkan informasi menjadi kategori-kategori atau konsep-konsep dan memperhatikan kaitan antara konsep-konsep tersebut. Dalam penelitian ini, fase pemanggilan terjadi pada saat siswa menjawab latihan soal yang mengarah pada kesimpulan ataupun rumus seperti yang terdapat dalam LKS. Fase generalisasi merupakan fase pengubah informasi. Siswa dapat berhasil dalam belajar apabila dapat menerapkan hasil belajarnya ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya. Siswa dapat menggunakan keterampilan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah-masalah nyata, yaitu masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi pembelajaran listrik dinamis. Dalam fase penampilan, siswa telah mampu memperlihatkan secara nyata dengan penampilan yang tampak atau respon dari apa yang telah dipelajari. Dalam penelitian ini, fase ini terjadi pada saat siswa mengerjakan kuis yang merupakan bagian dari STAD. Kuis yang dikerjakan secara individual ini akan memperlihatkan tingkat respon yang telah dipelajari siswa. Dalam fase umpan balik, siswa memberikan respon tentang hal-hal yang telah diperolehnya melalui proses pembelajaran. Dengan memberikan respon, maka siswa mendapat kesempatan untuk memperoleh umpan balik dari apa yang telah dipelajarinya. Pembelajaran fisika pada materi pembelajaran listrik dinamis dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan virtuil pada penelitian

18 ini membutuhkan pemrosesan informasi agar dapat berlangsung dengan optimal. Siswa diharapkan akan mudah memproses, mengenal, mudah memperoleh, mudah menyimpan konsep dalam memori otak dalam jangka waktu panjang, serta mudah mengingat kembali konsep listrik dinamis. 2) Teori Belajar Piaget Menurut Piaget semua individu melalui empat tingkat perkembangan kognitif yaitu: a) tahap sensorimotor (0 2 tahun), selama periode ini anak mengatur alam dengan indera-inderanya (sensori) dan dengan tindakan-tindakan (motor), b) tahap pra-operasional (2 7 tahun), pada tahap ini anak belum mampu melakukan operasi matematika seperti menambah, mengurangi, dan lain sebagainya, c) tahap operasional (7 11 tahun), tahap ini merupakan permulaan anak mulai berpikir secara rasional, akan tetapi belum dapat berurusan dengan materi-materi abstrak seperti hipotesis. Pada periode ini sifat egosentris dalam berkomunikasi berubah menjadi sosiosentris, d) tahap operasional formal (11 tahun keatas), anak pada periode ini tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa konkret. Anak sudah mempunyai kemampuan untuk berfikir secara abstrak. Perkembangan intelektual itu dipengaruhi oleh faktor kedewasaan, pengalaman fisik, pengalaman logikomatematik, transmisi sosial, dan proses ekuilibrasi. Menurut Piaget ada tiga bentuk pengetahuan yaitu pengetahuan fisik, pengetahuan logiko-matematik, dan pengetahuan sosial. Pengetahuan sosial dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa, sedangkan pengetahuan fisik dan pengetahuan logiko-matematik harus dibangun sendiri oleh anak sehingga dalam mengajar harus diperhatikan pengetahuan yang telah diperoleh oleh anak.

19 Pada penelitian ini, seluruh siswa SMP Negeri 2 Adimulyo masuk dalam kategori perkembangan kognitif tahap operasional formal. Pada tahap ini siswa mampu menerima pembelajaran dengan menggunkan model atau tiruan benda, sehingga pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab virtuil dalam pembelajaran dapat dilaksanakan dalam penelitian ini. 3) Teori Belajar Ausubel Seorang ahli psikologi pendidikan, Ausubel dalam Ratna Wilis (1989:110) menyatakan bahwa: Belajar diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi disajikan kepada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut bagaimana cara siswa mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Kedua dimensi tidak menunjukkan dikotomi sederhana melainkan merupakan suatu kontinum. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dikomunikasikan pada siswa dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final maupun bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengkaitkan informasi tersebut pada pengetahuan (berupa konsep-konsep atau lain-lain) yang telah dimilikinya. Dalam hal ini terjadi belajar bermakna yaitu suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep yang relevan dengan struktur kognitif seseorang. Penerapan teori Ausubel dalam mengajar perlu diperhatikan prinsip pengatur awal, diferensisi progresif, penyesuaian integratif, dan belajar superordinat. Bentuk-bentuk belajar menurut Ausubel disajikan dalam tabel 2.1:

20 Tabel 2.1 Bentuk-bentuk belajar No Belajar Hafalan Secara Secara penerimaan penemuan 1 Materi disajikan Materi dalam bentuk ditemukan final oleh siswa 2 Siswa menghafal Siswa materi yang menghafal disajikan materi Belajar berupa Belajar bermakna Secara penerimaan Secara penemuan Materi disajikan Materi ditemukan dalam bentuk final oleh siswa Siswa memasukkan Siswa memasukkan materi kedalam matri kedalam struktur kognitifnya struktur kognitifnya Selaras dengan teori belajar Ausubel, materi pembelajaran dalam penelitian ini yaitu listrik dinamis seperti materi pembelajaran fisika yang lain bukan merupakan materi hafalan, listrik dinamis merupakan materi yang berhubungan dengan materi sebelumnya yaitu listrik statis. Konsep-konsep dalam listrik dinamis dapat dikaitkan dengan konsep-konsep dalam listrik statis, karena materi pembelajaran listrik statis merupakan materi prasyarat dalam materi pembelajaran lisrik dinamis. Penggunaan lab dalam pembelajaran memungkinkan siswa mendapatkan pengalaman nyata dan memunkinkan terjadinya proses penemuan, sehingga pembelajaran tidak hanya dihafalkan saja tetapi siswa memasukkan materi kedalam struktur kognitifnya. Jadi dalam penelitian ini penggunaan penggunaan lab dengan memperhatikan kemampuan awal dalam penelitian memungkinkan terjadinya belajar bermakna seperti apa yang diungkapkan oleh Ausubel. 4) Teori Belajar Bruner Menurut Bruner dalam teori Free Discovery Learning, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

21 menemukan suatu aturan (termasuk teori, konsep, definisi, dan sebagainya) melalui contoh-contoh yang menggambarkan atau mewakili sumbernya. Untuk memahami suatu konsep, siswa tidak menghafal definisi dari konsep tersebut, tetapi langsung mempelajai contoh-contoh kongkret dari konsep tersebut, baru kemudian dibimbing untuk memahami definisi dari konsep tersebut. Menurut Bruner dalam Ratna Wilis (1989:101), proses belajar akan melibatkan tiga hal sekaligus yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi, dan menguji relevansi serta ketepatan pengetahuan. Suatu pengajaran atau teori instruksi menurut Bruner hendaknya meliputi pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan belajar, penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal, perincian urutan penyajian materi pelajaran secara optimal, dan bentuk pemberian reinforcement. Dalam menerapkan belajar penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya beriring, tujuan mengajar hanya dirumuskan secara garis besar, cara yang digunakan para siswa untuk menci tujuan tidak perlu sama, guru tidak begitu mengendalikan proses mengajar, dan penilaian hasil belajar meliputi pemahaman tentang prinsipprinsip dasar bidang studi dan aplikasi prinsip-prinsip itu pada situasi baru. Menurut Bruner belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Kebaikan belajar penemuan adalah pengetahuan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya, meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian yang ditunjang dengan lab riil dan lab virtuil ini sangat memungkinkan terjadinya belajar penemuan karena siswa