BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu.

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 : Refleksi Pembelajaran Pra Siklus REFLEKSI PEMBELAJARAN PRA SIKLUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VC SDN 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kewarganegaraan (PKn). Dari observasi awal yang telah dilakukan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui keadaan nyata dan kondisi awal di tempat penelitian. Tahap pratindakan dilakukan pada bulan Desember 2015 yang meliputi kegiatan wawancara, observasi, dan pretest. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Observasi dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa yang meliputi aspek minat, keaktifan, kerja sama, dan kreativitas. Pretest dilakukan pada siswa kelas V dengan menilai aspek-aspek keterampilan berbicara siswa yang meliputi lafal, intonasi, kelancaran, ekspresi berbicara, dan pemahaman isi. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat permasalahan yaitu rendahnya keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Adapun hasil wawancara, observasi, dan pretest pada pratindakan ini dijabarkan sebagai berikut. a. Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa Kelas V Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada Senin, 21 Desember 2015 dengan guru kelas V (lampiran 16 halaman 310) yaitu Bibiana Sri Mulyani, diketahui bahwa masih terdapat siswa yang belum berani mengeluarkan pendapatnya saat pembelajaran. Selain itu, siswa belum terampil dalam menerapkan aspek-aspek keterampilan berbicara. Hal ini terlihat ketika siswa berbicara belum dilakukan dengan lancar dan menggunakan lafal yang jelas, sehingga berbicara siswa masih sering terputus-putus dan memberikan sisipan emmmm. Intonasi dan ekspresi berbicara yang digunakan belum tepat, sehingga terkesan kaku 73

74 dan datar. Hal yang disampaikan terkadang juga belum sesuai dengan perintah, sehingga isi pembicaraan siswa keluar dari topik yang dibahas. Rendahnya kualitas proses pembelajaran berbicara dan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016 disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari siswa dan guru. Faktor dari siswa karena kurangnya pemahaman siswa terhadap materi atau konsep yang disampaikan serta perasaan malu dan takut pendapatnya salah. Faktor dari guru adalah penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat. Hal ini dikarenakan guru terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa pasif dan hanya belajar tentang pengetahuan bahasa saja tanpa menggunakan bahasa tersebut. Keadaan pembelajaran yang seperti itu mengakibatkan siswa kesulitan untuk menggunakan bahasa secara lisan dan membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga siswa terlihat tidak memperhatikan pelajaran dengan baik namun bermain dengan temannya. Data yang hampir sama diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa kelas V (lampiran 17 halaman 317) yang dilakukan setelah wawancara dengan guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa tersebut dapat diketahui bahwa walaupun siswa telah dibiasakan untuk berbicara di depan kelas, namun siswa masih merasa kesulitan, malu, dan takut untuk mengungkapkan pendapatnya. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu pembelajaran akibat model pembelajaran konvensional yang digunakan guru. Waktu lebih banyak digunakan oleh guru untuk menerangkan materi sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, tidak semua mendapat kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Akibatnya, siswa menjadi kesulitan untuk berbicara dengan lancar. Selain itu, ketika sedang berbicara siswa terkesan kaku dan datar karena tidak memperhatikan intonasi dan ekspresi berbicara. b. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Kualitas proses pembelajaran berbicara diperoleh berdasarkan hasil

SKOR 75 pengamatan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berbicara berlangsung. Aspek yang diamati meliputi minat, keaktifan, kerja sama, dan kreativitas. Kegiatan observasi pratindakan dilakukan pada Selasa, 22 Desember 2016 ketika proses pembelajaran berbicara sebelum menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) berlangsung. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada pratindakan dapat disajikan dalam tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pratindakan No. Aspek yang Diamati Frekuensi Persentase 1. Minat 17 58,62% 2. Keaktifan 7 24,14% 3. Kerja sama 8 17,24% 4. Kreativitas 10 34,48% Berdasarkan tabel 3 di atas, maka dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan klasikal pada pratindakan aspek minat berada pada interval 50%-79% (kategori cukup), sedangkan keaktifan, kerjasama, dan kreativitas berada pada interval dibawah 49% (kategori kurang). Dengan demikian, kualitas proses pembelajaran berbicara sebelum menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) dapat dikatakan cukup kurang atau belum berhasil dan berkualitas. Data di atas juga dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4 di bawah ini. 20 15 10 5 0 17 10 7 5 Minat Keaktifan Kerja sama Kreativitas KETERANGAN Gambar 4. Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pratindakan

76 Berdasarkan gambar 4 di atas, maka dapat diketahui bahwa aspek pengamatan aktivitas belajar siswa yang memiliki distribusi frekuensi tertinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berbicara sebelum menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE), yaitu minat dengan jumlah siswa adalah 17. Aspek yang memiliki distribusi frekuensi terendah yaitu kerja sama dengan jumlah siswa adalah 5. Adapun hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada pratindakan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 34 dan 35 halaman 361 dan 363. c. Hasil Pretest Keterampilan Berbicara Kondisi awal keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang masih sangat rendah diperkuat dengan hasil pretest. Pretest dilakukan berdasarkan kisi-kisi soal dan soal tes unjuk kerja keterampilan berbicara pada pratindakan (lampiran 10 dan 11 halaman 300 dan 301). Penilaiannya berdasarkan pedoman penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara (lampiran 20 dan 21 halaman 331 dan 335). Kegiatan pretest dilaksanakan pada Selasa, 22 Desember 2015. Data hasil pretest keterampilan berbicara siswa dapat diamati pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Pratindakan No. Interval Frekuensi Nilai Tengah f i.x i Persentase Keterangan Nilai (f i ) (x i ) (100%) 1. 55-59 1 57 57 3,45% Tidak Tuntas 2. 60-64 10 62 620 34,48% Tidak Tuntas 3. 65-69 8 67 536 27,59% Tidak Tuntas 4. 70-74 3 72 216 10,34% Tidak Tuntas 5. 75-79 1 77 77 3,45% Tidak Tuntas 6. 80-84 6 82 492 20,69% Tuntas Jumlah 29 417 1998 100% Rata-rata nilai 68,97 Ketuntasan klasikal 20,69% Nilai tertinggi 84 Nilai terendah 56

FREKUENSI 77 Berdasarkan tabel 4 di atas, maka dapat diketahui bahwa dari 29 siswa terdapat 6 siswa atau 20,69% yang mencapai nilai 80 (KKM), sedangkan 23 siswa atau 79,31% belum mencapai KKM. Persentase ketuntasan klasikal tersebut berada pada interval dibawah 49%, sehingga termasuk dalam kategori sangat rendah. Dengan demikian, siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016 pada pratindakan sangat kurang terampil dalam berbicara. Data hasil pretest keterampilan berbicara siswa di atas juga dapat disajikan dalam bentuk gambar 5 sebagai berikut: 12 10 8 6 10 8 6 4 3 2 1 1 0 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 INTERVAL NILAI Gambar 5. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Pratindakan Berdasarkan gambar 5 di atas, maka dapat diketahui frekuensi dari masing-masing interval nilai. Frekuensi tertinggi terdapat pada interval nilai 60-64 yang berjumlah 10 siswa, sedangkan frekuensi terendah terdapat pada interval nilai 55-59 dan 75-79 yang berjumlah 1 siswa. Selain itu, data tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah frekuensi siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM lebih banyak dibandingkan jumlah frekuensi siswa yang mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari KKM 80. Data ketuntasan keterampilan berbicara siswa selengkapnya dijelaskan pada tabel 5 di bawah ini.

78 Tabel 5. Ketuntasan Keterampilan Berbicara Siswa Pratindakan No. Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) 1. Tuntas 6 20,69% 2. Tidak Tuntas 23 79,31% Total 29 100% Berdasarkan tabel 5 di atas, maka data dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 6 di bawah ini. KETUNTASAN KETERAMPILAN BERBICARA 20.69% Tuntas Tidak Tuntas 79.31% Gambar 6. Ketuntasan Keterampilan Berbicara Siswa Pratindakan Berdasarkan tabel 5 dan gambar 6 di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tidak tuntas lebih banyak daripada jumlah siswa yang tuntas. Tuntas berarti mencapai nilai KKM 80 dan termasuk kategori terampil. Dengan demikian, data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016 pada pratindakan memiliki keterampilan berbicara yang sangat rendah. Hal ini dikarenakan siswa merasa malu dan takut salah apabila diminta untuk mengeluarkan pendapatnya. Akibatnya kegiatan pembelajaran menjadi kurang komunikatif karena kebanyakan siswa lebih memilih diam. Apabila keadaan ini dibiarkan maka keterampilan berbicara siswa dapat semakin sangat rendah.

79 Oleh karena itu, berdasarkan data dan fakta di atas, maka diperlukan tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti dan guru kelas V berkolaborasi untuk mencari solusi agar keterampilan berbicara siswa meningkat. Usaha yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan perbaikan dan inovasi pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) pada siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Adapun data hasil pretest keterampilan berbicara siswa secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 337. 2. Hasil Tindakan Siklus I Siklus I terdiri dari dua pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada Rabu, 20 April 2016. Pertemuan kedua dilaksanakan pada Kamis, 21 April 2016. Kegiatan pada siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu: a) perencanaan tindakan, b) pelaksanaan tindakan, c) pengamatan tindakan, dan d) refleksi tindakan. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut. a. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini, peneliti bersama guru kelas V melakukan perencanaan untuk mempersiapkan pelaksanaan siklus I. Perencanaan tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai harapan yaitu meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara dan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE). Adapun langkah-langkah pada tahap perencanaan tindakan meliputi: 1) Menetukan Pokok Bahasan Pokok bahasan berkaitan dengan materi pembelajaran. Adapun materi yang dipelajari pada pertemuan 1 adalah mengomentari persoalan faktual tentang fauna langka, yaitu Komodo dan Harimau

80 Sumatera. Pertemuan 2 adalah mengomentari persoalan faktual tentang flora langka, yaitu Cendana dan Damar. 2) Mengkaji Silabus Pembelajaran dan Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam silabus pembelajaran bahasa Indonesia Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kelas V Sekolah Dasar (SD) semester II. Peneliti kemudian menyusun RPP pembelajaran berbicara berdasarkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE). Adapun SK yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada poin 6 yang isinya mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama. KD yang digunakan yaitu pada poin 6.1. yang isinya mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Adapun bagian-bagian RPP dalam penelitian ini diadaptasi dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses. Bagian-bagian tersebut meliputi: identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/semester, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, media, dan sumber pembelajaran serta teknik penilaian. Penjabaran dari masing-masing bagian-bagian RPP siklus I tersebut dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5 halaman 159 dan 183. 3) Menyiapkan Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes dan nontes untuk memperoleh data mengenai kualitas proses pembelajaran berbicara dan keterampilan berbicara siswa. Tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja keterampilan berbicara terhadap siswa. Nontes

81 yang digunakan adalah pengamatan kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. 4) Menyiapkan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang diperlukan pada siklus I diantaranya: a) Media pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan pada pertemuan 1 yaitu gambar berseri tentang Komodo dan Harimau Sumatera yang terancam punah. Pertemuan 2 menggunakan gambar seri tentang Cendana dan Damar yang terancam punah. Setiap pertemuan dibantu dengan Power Point (PPT) yang ditayangkan menggunakan laptop dan lcd. b) Menyiapkan Nomor Punggung Siswa Siswa mengenakan nomor punggung pada setiap pelaksanaan tindakan. Nomor punggung tersebut dibuat dari kertas karton yang diberi tali. Tujuan penggunaan nomor punggung tersebut untuk memudahkan peneliti saat mengamati aktivitas belajar dan menilai keterampilan berbicara siswa. c) Ruang kelas Ruang kelas yang digunakan adalah ruang kelas V SDN Sumber IV Surakarta. Ruang kelas tersebut kemudian diatur sesuai dengan kebutuhan, yaitu meja siswa dibuat menjadi empat baris dengan setiap baris terdiri dari empat bangku ke belakang. Antarbaris diberi jarak sehingga memudahkan guru untuk menguasai kelas. Dengan demikian, penataan ruang kelas tersebut dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tindakan. 5) Melakkan Koordinasi dengan Guru Kelas Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas V pada hari Senin, 18 April 2016 bertempat di ruang kelas V SDN Sumber IV Surakarta. Koordinasi tersebut membahas tentang tempat dan waktu pelaksanaan tindakan serta langkah-langkah tindakan yang telah dibuat sebelumnya yaitu penerapan model pembelajaran Student Facilitator

82 and Explaining (SFE) untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara dan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016. b. Pelaksanaan Tindakan Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V untuk menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) pada pembelajaran berbicara dengan menggunakan media gambar berseri. Guru kelas bertindak sebagai pengajar, sedangkan peneliti sebagai pengamat. Adapun penjabaran pelaksanaan pembelajaran berbicara pada siklus I sebagai berikut: 1) Pertemuan 1 a) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilakukan selama 5 menit, pada kegiatan ini guru menyiapkan fisik dan psikis siswa dengan melakukan apersepsi, orientasi, dan motivasi. Apersepsi dilakukan melalui kegiatan tanya jawab dengan siswa tentang pengertian dan contoh persoalan faktual. Orientasi dilakukan dengan menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran berbicara yaitu mengomentari persoalan faktual mengenai hewan langka dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE). Motivasi dilakukan dengan mengajak siswa untuk menirukan suara Kera dan Babi. Guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin di depan kelas. b) Kegiatan Inti Kegiatan inti dilaksanakan selama 50 menit. Kegiatan inti terdiri tiga tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Ketiga tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut. (1) Eksplorasi Guru menayangkan dua gambar hewan langka yaitu Komodo dan Harimau Sumatera, kemudian meminta siswa untuk mengamati dan menyebutkan nama hewan tersebut. Guru

83 juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang ciri-ciri dan jumlah populasi hewan yang ada pada gambar. Guru melanjutkan kegiatan dengan memberitahukan bahwa akan diadakan kegiatan kelompok, kemudian membagi kelas menjadi enam kelompok sesuai kelompok belajar dan meminta setiap kelompok untuk duduk saling berhadapan. Guru menyampaikan garis-garis besar materi berupa penjelasan tentang tugas yang harus dikerjakan yaitu mengomentari persoalan faktual yang diterima oleh kelompoknya, setelah semua siswa mendapat kelompok. Guru juga menjelaskan tentang aspek-aspek keterampilan berbicara yang harus diperhatikan. Guru mengakhiri kegiatan elaborasi dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (2) Elaborasi Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok. Guru meminta siswa berdiskusi untuk mengumpulkan informasi terkait persoalan faktual yang diterima oleh kelompoknya dan menyelesaikan tugas. Guru memantau kinerja setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. Guru meminta setiap kelompok secara bergantian maju ke depan untuk menyampaikan hasil diskusinya, ketika siswa telah selesai menyelesaikan tugas kelompok. Kelompok lain diberi tugas untuk memperhatikan dan menanggapi. (3) Konfirmasi Guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi dari setiap kelompok. Guru kemudian memberikan reward berupa bintang atas penyampaian hasil diskusi kelompok. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk

84 menyatakan kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung. c) Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilaksanakan selama 15 menit. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Guru kemudian membagikan lembar soal tes formatif dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara individu. Guru meminta siswa mengumpulkannya ke meja guru, ketika siswa telah selesai mengerjakan soal tes formatif. Guru melakukan penilaian hasil belajar dan menyampaikan hasilnya kepada siswa. Guru melanjutkan kegiatan dengan memberikan tindak lanjut berupa tugas kepada siswa untuk melatih kembali tentang aspek-aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara. Guru mengakhiri kegiatan penutup dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan 2 a) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilakukan selama 5 menit, pada kegiaan ini guru menyiapkan fisik dan psikis siswa dengan melakukan apersepsi, orientasi, dan motivasi. Apersepsi dilakukan melalui kegiatan tanya dengan siswa tentang contoh persoalan faktual yang mereka ketahui. Orientasi dilakukan dengan menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran berbicara pada hari ini yaitu mengomentari persoalan faktual mengenai tumbuhan langka dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE). Motivasi dilakukan dengan mengajak siswa untuk melakukan tepuk semangat. b) Kegiatan Inti Kegiatan inti dilaksanakan selama 50 menit. Kegiatan inti terdiri tiga tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Ketiga tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut.

85 (1) Eksplorasi Guru menayangkan dua gambar tumbuhan langka yaitu Cendana dan Damar, kemudian meminta siswa untuk mengamati dan menyebutkan nama tumbuhan tersebut. Guru juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang ciri-ciri dan jumlah populasi tumbuhan yang ada pada gambar. Guru melanjutkan kegiatan dengan memberitahukan bahwa akan diadakan kegiatan kelompok kemudian meminta siswa duduk secara berhadapan dengan kelompok yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan garis-garis besar materi berupa penjelasan tentang tugas yang harus dikerjakan yaitu mengomentari persoalan faktual yang diterima oleh kelompoknya, setelah semua siswa mendapat kelompok. Guru juga menjelaskan tentang aspek-aspek keterampilan berbicara yang harus diperhatikan. Guru mengakhiri kegiatan eksplorasi dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (2) Elaborasi Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok. Guru kemudian meminta siswa berdiskusi untuk mengumpulkan informasi terkait persoalan faktual yang diterima oleh kelompoknya dan menyelesaikan tugas. Guru memantau kinerja setiap kelompok ketika mengomentari persoalan faktual yang diterima dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. Guru meminta setiap kelompok secara bergantian maju ke depan untuk menyampaikan hasil diskusinya, ketika siswa telah selesai menyelesaikan tugas kelompok. Kelompok lain diberi tugas untuk memperhatikan dan menanggapi hasil diskusi kelompok yang maju.

86 (3) Konfirmasi Guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi dari setiap kelompok. Guru kemudian memberikan reward berupa bintang atas penyampaian hasil diskusi kelompok. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung. c) Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilaksanakan selama 15 menit. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Guru kemudian membagikan lembar soal tes formatif dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara individu. Guru meminta siswa mengumpulkannya ke meja guru, ketika siswa telah selesai mengerjakan soal tes formatif. Guru melakukan penilaian hasil belajar dan menyampaikan hasilnya kepada siswa. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas kepada siswa untuk melatih kembali tentang aspek-aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara. Guru mengakhiri kegiatan penutup dengan mengucapkan salam. c. Pengamatan Tindakan Tahap pengamatan tindakan dilakukan oleh peneliti selama proses kegiatan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016 berdasarkan pedoman yang telah disiapkan sebelumnya, yaitu meliputi pengamatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran berbicara, pengamatan aktivitas belajar siswa, dan pengamatan aspek-aspek keterampilan berbicara siswa. Pengamatan tindakan ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran berbicara pada kelas V dengan RPP yang telah dibuat. Dengan demikian, diketahui seberapa besar pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and

87 Explaining (SFE) dapat menghasilkan perubahan pada peningkatan kualitas proses pembelajaran berbicara dan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil pengamatan, maka diperoleh data pada siklus I sebagai berikut: 1) Hasil Pengamatan Kinerja Guru Pengamatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) difokuskan pada beberapa aspek kemampuan guru dalam mengajar. Terdapat sembilan aspek yang diamati dengan empat indikator pada setiap aspek. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I No. Indikator/Aspek yang Diamati Skor Pertemuan 1 2 1. Membuka pembelajaran 3 3 2. Kejelasan dan sistematika dalam penyampaian materi pembelajaran 3 3 3. Menggunakan sumber belajar dan media pembelajaran yang efektif dan efisien 2 3 4. Melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students 2 3 Facilitator and Explaining (SFE) 5. Menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran 3 3 6. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara runtut 3 3 7. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancar, baik, dan benar 2 2 8. Melakukan penilaian/ evaluasi 3 3 9. Menutup pembelajaran 2 2 Jumlah 23 25 Rata-rata skor 2,56 2,78 Rata-rata skor siklus I 2,67

SKOR 88 Berdasarkan tabel 6 di atas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata skor kinerja guru pada siklus I berada pada interval 2,01 3,00, sehingga termasuk dalam kategori baik. Kategori tersebut menunjukkan bahwa guru dapat dikatakan mampu dalam melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE). Berdasarkan hasil pengamatan kinerja guru di atas, maka dapat disusun rekapitulasi data siklus I pada tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I No. Keterangan Hasil Rata-rata 1. Pertemuan 1 2,56 2,67 2. Pertemuan 2 2,78 Data di atas juga dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 7 di bawah ini. 2.8 2.75 2.7 2.65 2.6 2.55 2.5 2.45 2.56 2.78 Pertemuan Pertemuan 1 2 2.67 Rata-rata KETERANGAN Gambar 7. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Berdasarkan tabel 7 dan gambar 7 di atas, maka dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kinerja guru antara hasil pada pertemuan 1 dan 2 di siklus I sebesar 0,22. Dengan demikian, guru telah

89 memperbaiki kinerjanya dalam melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE). Adapun data hasil pengamatan kinerja guru secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 47-49 halaman 389-394. 2) Hasil Kualitas Proses Pembelajaran Berbicara Kualitas proses pembelajaran berbicara diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) berlangsung. Aspek yang diamati meliputi minat, keaktifan, kerja sama, dan kreativitas. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dapat disajikan dalam tabel 8 sebagai berikut. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No. Aspek yang Diamati Frekuensi Persentase 1. Minat 19 65,51% 2. Keaktifan 16 55,18% 3. Kerja sama 15 51,72% 4. Kreativitas 16 55,17% Berdasarkan tabel 8 di atas, maka dapat diketahui bahwa persentase skor masing-masing aspek aktivitas belajar siswa pada siklus I berada pada interval 50%-79%, sehingga termasuk dalam kategori cukup. Dengan demikian, kualitas proses pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) dapat dikatakan cukup berhasil dan berkualitas. Data di atas juga dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 8 di bawah ini.

SKOR 90 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 19 Minat 16 15 16 Keaktifan Kerja sama Kreativitas KETERANGAN Gambar 8. Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Berdasarkan gambar 8 di atas, maka dapat diketahui bahwa aspek pengamatan aktivitas belajar siswa yang memiliki distribusi frekuensi tertinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) pada siklus I, yaitu minat dengan jumlah siswa adalah 19. Aspek yang memiliki distribusi frekuensi terendah yaitu kerja sama dengan jumlah siswa adalah 15. Adapun hasil pengamatan aktivitas belajar siswa secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 36-39 halaman 365-370. 3) Hasil Penilaian Tes Unjuk Kerja Keterampilan Berbicara Siswa Penilaian terhadap keterampilan berbicara siswa ketika sedang mengomentari persoalan faktual dilaksanakan dengan menggunakan pedoman penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara. Penilaian difokuskan pada aspek-aspek keterampilan berbicara yang meliputi lafal, intonasi, kelancaran, ekspresi berbicara, dan pemahaman isi. Data hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.

FREKUENSI 91 Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I No. Interval Frekuensi Nilai f i.x i Persentase Keterangan Nilai (f i ) Tengah (x i ) (100%) 1. 65-69 2 67 134 5,96% Tidak Tuntas 2. 70-74 7 72 504 22,42% Tidak Tuntas 3. 75-79 7 77 539 23,98% Tidak Tuntas 4. 80-84 12 82 984 43,77% Tuntas 5. 85-89 1 87 87 3,87% Tuntas Jumlah 29 385 2248 100% Rata-rata nilai 77,38 Ketuntasan klasikal 44,83% Nilai tertinggi 86 Nilai terendah 66 Berdasarkan tabel 9 di atas, maka dapat diketahui bahwa dari 29 siswa terdapat 13 siswa atau 44,83% yang mencapai nilai 80 (KKM), sedangkan 16 siswa atau 55,17% belum mencapai KKM. Persentase ketuntasan klasikal tersebut berada pada interval dibawah 49%, sehingga termasuk dalam kategori sangat kurang. Dengan demikian, siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016 pada siklus I sangat kurang terampil dalam berbicara. Data hasil keterampilan berbicara siswa di atas juga dapat disajikan dalam gambar 9 sebagai berikut. 14 12 10 8 6 4 2 0 12 7 7 2 1 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 INTERVAL NILAI Gambar 9. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I

92 Berdasarkan gambar 9 di atas, maka dapat diketahui frekuensi dari masing-masing interval nilai. Frekuensi tertinggi terdapat pada interval nilai 80-84 yang berjumlah 12 siswa, sedangkan frekuensi terendah terdapat pada interval nilai 85-89 yang berjumlah 1 siswa. Selain itu, data tersebut menunjukkan bahwa jumlah frekuensi siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM lebih banyak dibandingkan jumlah frekuensi nilai sama dengan atau lebih dari KKM yaitu 80. Data ketuntasan keterampilan berbicara siswa selengkapnya dijelaskan pada tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Ketuntasan Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I No. Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) 1. Tuntas 13 44,83% 2. Tidak Tuntas 16 55,17% Total 29 100% Berdasarkan tabel 10 di atas, maka data dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 10 di bawah ini. KETUNTASAN KETERAMPILAN BERBICARA 55.17% 44.83% Tuntas Tidak Tuntas Gambar 10. Ketuntasan Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I Berdasarkan tabel 10 dan gambar 10 di atas, maka dapat diketahui bahwa antara persentase jumlah siswa yang tuntas lebih sedikit

93 dibandingkan siswa yang tidak tuntas. Tuntas berarti siswa telah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan. Dengan demikian, data tersebut menunjukkan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% atau 24 siswa mendapatkan nilai 80 (KKM) belum tercapai. Adapun untuk hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara siswa pada siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 23-25 halaman 339-344. d. Refleksi Tindakan Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dan tes unjuk kerja yang dilakukan pada siklus I, maka diperoleh beberapa temuan-temuan. Temuan tersebut berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan selama pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining Explaining (SFE). Adapun temuan tersebut terdapat pada kinerja guru, kualitas proses pembelajaran berbicara dan keterampilan berbicara siswa, sebagai berikut: 1) Kinerja Guru Berdasarkan hasil pengamatan tindakan siklus I guru telihat telah melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining Explaining (SFE). Langkah-langkah pembelajaran berbicara yang dilaksanakan oleh guru sebagian besar juga sudah sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Namun, masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE). Adapun kekurangan-kekurangan tersebut yaitu: (a) guru kurang memberikan contoh tentang cara mengucapkan lafal yang jelas, berbicara yang lancar, serta isi pembicaraan, intonasi, dan ekspresi berbicara yang tepat; (b) guru menyampaikan semua materi pembelajaran pada tahapan penyampaian garis-garis besar materi pembelajaran; dan (c) guru belum mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran.

94 2) Aktivitas Belajar Siswa Pengamatan aktivitas belajar siswa meliputi aspek minat, keaktifan, kerja sama, dan kreativitas. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I penggunaan media gambar berseri yang warnanya beragam dan ditayangkan menggunakan PPT membuat siswa tertarik untuk mendengarkan penjelasan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, adanya kegiatan diskusi memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas. Namun secara keseluruhan, hasil tersebut masih termasuk dalam kategori kualitas proses pembelajaran yang cukup. Hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE). Adapun kekurangan-kekurangan tersebut yaitu: a) terdapat siswa yang masih sibuk bermain dengan teman terdekatnya, b) masih terdapat siswa yang merasa malu dan takut untuk mengungkapkan pendapat dan pertanyaan ketika proses pembelajaran berbicara berlangsung, serta c) pada kegiatan diskusi siswa masih bekerja secara individu dan tidak membantu teman yang masih mengalami kesulitan. 3) Keterampilan Berbicara Siswa Keterampilan berbicara siswa dinilai berdasarkan lima aspek yang meliputi lafal, intonasi, kelancaran, ekspresi berbicara, dan pemahaman isi. Berdasarkan hasil penilaian keterampilan berbicara pada siklus I diketahui bahwa siswa terlihat telah mampu berbicara dengan benar-benar dibedakan antara bunyi konsonan dan vokal. Selain itu, isi pembicaraan siswa juga tidak menyimpang dari topik yang dibahas, namun komentar yang diberikan belum cukup luas. Berbicara siswa masih sering terputus-putus serta terkesan kaku dan datar. Oleh karena itu, hasil tersebut belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% atau 24 siswa mendapatkan nilai 80 (KKM).

95 Berdasarkan hasil temuan-temuan tersebut, peneliti kemudian melakukan diskusi dengan guru kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Diskusi dilakukan untuk mencari solusi, sehingga pada siklus selanjutnya dapat mencapai hasil yang lebih baik. Adapun solusi yang diperoleh dari hasil diskusi meliputi: a) guru kembali mengkaji secara seksama dan berlatih menggunakan langkah-langkah pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) pada RPP untuk siklus selanjutnya; b) guru memberikan contoh penerapan aspek-aspek keterampilan berbicara pada siswa secara lebih jelas, c) guru mengoptimalkan kegiatan diskusi dengan cara menekankan kepada siswa untuk saling bekerja sama dalam melatih aspek-aspek keterampilan berbicara sebelum tampil di depan kelas, d) guru menekankan kepada siswa untuk tidak menghafalkan tetapi memahami hasil diskusi, dan e) mengganti media pembelajaran yang digunakan dengan video. 3. Hasil Tindakan Siklus II Siklus II terdiri dari dua pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pertemuan 1 dilaksanakan pada Sabtu, 23 April 2016. Pertemuan 2 dilaksanakan pada Rabu, 27 April 2016. Kegiatan pada siklus II terdiri dari 4 tahapan, yaitu: a) perencanaan tindakan, b) pelaksanaan tindakan, c) pengamatan tindakan, dan d) refleksi tindakan. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut. a. Perencanaan Tindakan Peneliti bersama guru kelas V melakukan perencanaan untuk mempersiapkan pelaksanaan siklus II. Perencanaan tersebut berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Oleh karena itu pada siklus II berisi langkahlangkah perbaikan pelaksanaan siklus I. Hal tersebut dilakukan untuk mempeloleh hasil yang lebih meningkat. Adapun langkah-langkah pada tahap perencanaan tindakan meliputi: 1) Mengidentifikasi Kekurangan pada Siklus I dan Mencari Solusi Perbaikan yang Diperlukan

96 Mengidentifikasi kekurangan pada siklus I merupakan langkah yang harus dilakukan, sehingga diketahui kendala-kendala yang menghambat pencapaian indikator kinerja. Identifikasi tersebut diperoleh dari hasil pengamatan dan refleksi siklus I yang meliputi kinerja guru, aktivitas belajar siswa, dan nilai keterampilan berbicara siswa. Hasil identifikasi tersebut kemudian didiskusikan dengan guru, sehingga diperoleh solusi perbaikan yang diperlukan. Solusi tersebut kemudian diimplementasikan pada pelaksanaan tindakan di siklus II. Langkah ini dilakukan dengan tujuan lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara dan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016. 2) Menetukan Pokok Bahasan Pokok bahasan berkaitan dengan materi pembelajaran. Adapun materi yang dipelajari pada pertemuan 1 adalah mengomentari persoalan faktual tentang pencemaran tanah dan suara. Pertemuan 2 adalah mengomentari persoalan faktual tentang pencemaran udara dan air. 3) Mengkaji Silabus Pembelajaran dan Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan silabus bahasa Indonesia Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kelas V Sekolah Dasar (SD) semester II dan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) sebagai hasil refleksi siklus I. Adapun SK yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada poin 6 yang isinya mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama, sedangkan KD yang digunakan yaitu pada poin 6.1. yang isinya mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Adapun bagian-bagian RPP dalam penelitian ini diadaptasi dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 65

97 Tahun 2013 Tentang Standar Proses. Bagian-bagian tersebut meliputi: identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/semester, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, media, dan sumber pembelajaran serta teknik penilaian. Penjabaran dari masing-masing bagian-bagian RPP siklus II tersebut dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7 halaman 208 dan 230. 4) Menyiapkan Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan berupa penilaian tes dan nontes untuk memperoleh data mengenai kualitas proses pembelajaran berbicara dan keterampilan berbicara siswa. Tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja keterampilan berbicara terhadap siswa. Nontes yang digunakan adalah pengamatan kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. 5) Menyiapkan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang diperlukan pada siklus II diantaranya: a) Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan pada pertemuan 1 yaitu video tentang pencemaran tanah dan suara. Pertemuan 2 menggunakan video tentang pencemaran udara dan air. Setiap pertemuan dibantu dengan speaker dan PPT yang ditayangkan menggunakan laptop dan lcd. b) Ruang Kelas Ruang kelas yang digunakan adalah ruang kelas V SDN Sumber IV Surakarta. Ruang kelas tersebut kemudian diatur sesuai dengan kebutuhan, yaitu meja siswa dibuat menjadi empat baris dengan setiap baris terdiri dari empat bangku ke belakang. Antarbaris diberi jarak sehingga memudahkan guru dalam menguasai kelas. Dengan demikian, penataan tersebut dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tindakan.

98 6) Melakukan Koordinasi dengan Guru Kelas Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas V pada hari Jumat, 22 April 2016 bertempat di ruang kelas V SDN Sumber IV Surakarta. Koordinasi tersebut membahas tentang tempat dan waktu pelaksanaan tindakan serta langkah-langkah tindakan yang telah dibuat sebelumnya. Koordinasi dilakukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tindakan sehingga diperoleh hasil yang lebih meningkat. b. Pelaksanaan Tindakan Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V untuk menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) pada pembelajaran berbicara dengan menggunakan media video sebagai hasil refleksi dari siklus I. Guru kelas bertindak sebagai pengajar, sedangkan peneliti sebagai pengamat. Adapun penjabaran pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut. 1) Pertemuan 1 a) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilakukan selama 5 menit, pada kegiatan ini guru melakukan kegiatan rutin yang meliputi: mengucapkan salam, mengabsen siswa, dan meminta siswa untuk duduk dengan rapi. Guru kemudian menyiapkan fisik dan psikis siswa dengan melakukan motivasi, apersepsi, dan orientasi. Motivasi dilakukan dengan mengajak siswa melakukan tepuk the best. Apersepsi dilakukan melalui kegiatan tanya jawab dengan siswa tentang persoalan faktual yang mereka ketahui. Orientasi dilakukan dengan menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran berbicara pada hari ini yaitu mengomentari persoalan faktual mengenai pencemaran tanah dan suara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE). b) Kegiatan Inti Kegiatan inti dilaksanakan selama 50 menit. Kegiatan inti

99 terdiri tiga tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Ketiga tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut. (1) Eksplorasi Guru melakukan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang penyebab dan dampak pencemaran tanah dan suara. Guru melanjutkan kegiatan dengan memberitahukan bahwa akan diadakan kegiatan kelompok kemudian meminta siswa berhitung satu sampai dengan enam. Siswa yang memiliki nomor yang sama menjadi satu kelompok dan duduk secara berhadapan. Guru menyampaikan garis-garis besar materi pembelajaran berupa penjelasan tentang tugas yang harus dikerjakan yaitu mengomentari persoalan faktual yang diterima oleh kelompoknya, setelah semua siswa mendapat kelompok. Guru juga menjelaskan dan mendemontrasikan contoh penerapan aspek-aspek keterampilan berbicara yang harus diperhatikan. Guru mengakhiri kegiatan eksplorasi dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (2) Elaborasi Guru menayangkan dua video pencemaran yaitu pencemaran tanah dan suara. Guru meminta siswa untuk mengamati dan mencatat hal-hal penting yang ada pada video. Guru kemudian membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan meminta siswa berdiskusi untuk mengumpulkan informasi terkait persoalan faktual yang diterima oleh kelompoknya. Guru memantau kinerja setiap kelompok dan menekankan siswa untuk saling bekerja sama dengan teman satu kelompok dalam mengomentari persoalan faktual yang diterima. Selain itu, guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. Guru meminta setiap kelompok secara bergantian maju ke depan untuk menyampaikan hasil

100 diskusinya, ketika siswa telah selesai menyelesaikan tugas kelompok. Kelompok lain diberikan tugas untuk memperhatikan dan menanggapi. (3) Konfirmasi Guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi dari setiap kelompok. Guru kemudian memberikan reward berupa bintang atas penyampaian hasil diskusi kelompok. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung. c) Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilaksanakan selama 15 menit. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Guru kemudian membagikan lembar soal tes formatif dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara individu. Guru meminta siswa mengumpulkannya ke meja guru, ketika siswa telah selesai mengerjakan soal tes formatif. Guru melakukan penilaian hasil belajar dan menyampaikan hasilnya kepada siswa. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas kepada siswa untuk melatih kembali tentang aspek-aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara. Guru mengakhiri kegiatan penutup dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan 2 a) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilakukan selama 5 menit, pada kegiatan ini guru menyiapkan fisik dan psikis siswa dengan melakukan motivasi, apersepsi, dan orientasi. Motivasi dilakukan dengan melakukan tepuk semangat. Apersepsi dilakukan melalui kegiatan tanya jawab dengan siswa tentang persoalan faktual yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya. Orientasi dilakukan dengan menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran berbicara yaitu mengomentari persoalan faktual

101 mengenai pencemaran udara dan air dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE). b) Kegiatan Inti Kegiatan inti dilaksanakan selama 50 menit. Kegiatan inti terdiri tiga tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Ketiga tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut. (1) Eksplorasi Guru melakukan kegiatan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang penyebab dan dampak pencemaran udara dan air. Guru melanjutkan kegiatan dengan memberitahukan bahwa akan diadakan kegiatan kelompok, kemudian meminta siswa duduk secara berhadapan dengan kelompok yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan garis-garis besar materi berupa penjelasan tentang tugas yang harus dikerjakan yaitu mengomentari persoalan faktual yang diterima oleh kelompoknya, setelah semua siswa mendapatkan kelompok. Guru juga menjelaskan dan mendemonstrasikan contoh penerapan aspek-aspek keterampilan berbicara yang harus diperhatikan. Guru mengakhiri kegiatan eksplorasi dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (2) Elaborasi Guru menayangkan dua video pencemaran yaitu pencemaran udara dan air. Guru meminta siswa untuk mengamati dan mencatat hal-hal penting yang ada pada video. Guru kemudian membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan meminta siswa berdiskusi untuk mengumpulkan informasi terkait persoalan faktual yang diterima oleh kelompoknya. Guru memantau kinerja setiap kelompok dan menekankan siswa untuk saling bekerja sama dengan teman satu kelompok dalam mengomentari persoalan faktual yang

102 diterima. Selain itu, guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. Guru meminta setiap kelompok secara bergantian maju ke depan untuk menyampaikan hasil diskusinya, ketika siswa telah selesai menyelesaikan tugas diskusi. Kelompok lain diberi tugas untuk memperhatikan dan menanggapi kelompok yang maju. (3) Konfirmasi Guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi dari setiap kelompok. Guru kemudian memberikan reward berupa bintang atas penyampaian hasil diskusi kelompok. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung. c) Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilaksanakan selama 15 menit. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Guru kemudian membagikan lembar soal tes formatif dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara individu. Guru meminta siswa mengumpulkannya ke meja guru, ketika siswa telah selesai mengerjakan soal tes formatif. Guru melakukan penilaian hasil belajar dan menyampaikan hasilnya kepada siswa. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas kepada siswa untuk melatih kembali tentang aspek-aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara. Guru mengakhiri kegiatan penutup dengan mengucapkan salam. c. Pengamatan Tindakan Tahap pengamatan tindakan dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016 berdasarkan pedoman yang telah disiapkan sebelumnya, yaitu meliputi pengamatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran,

103 pengamatan aktivitas belajar siswa, dan pengamatan aspek-aspek keterampilan berbicara siswa. Pengamatan tindakan ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran berbicara pada kelas V dengan RPP yang telah dibuat. Oleh karena itu, diketahui seberapa besar pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) dapat menghasilkan perubahan pada peningkatan kualitas proses pembelajaran berbicara dan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan siklus II maka diperoleh data hasil observasi sebagai berikut: 1) Hasil Pengamatan Kinerja Guru Pengamatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) difokuskan pada beberapa aspek kemampuan guru dalam mengajar. Terdapat sembilan aspek yang diamati dengan empat indikator pada setiap aspek. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini. Tabel 11. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II No. Indikator/Aspek yang Diamati Skor Pertemuan 1 2 1. Membuka pembelajaran 4 4 2. Kejelasan dan sistematika dalam penyampaian materi pembelajaran 3 3 3. Menggunakan sumber belajar dan media pembelajaran yang efektif dan efisien 3 3 4. Melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) 3 4 5. Menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme siswa dalam proses 4 4 pembelajaran 6. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara runtut 3 4

SKOR 104 7. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancar, baik, dan benar 3 3 8. Melakukan penilaian/ evaluasi 3 3 9. Menutup pembelajaran 4 4 Jumlah 30 32 Rata-rata skor 3,33 3,56 Rata-rata skor siklus II 3,45 Berdasarkan tabel 11 di atas, maka dapat diketahui bahwa ratarata skor kinerja guru pada siklus II berada pada interval 3,01-4,00, sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Kategori tersebut menunjukkan bahwa guru dapat dikatakan sangat mampu dalam melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE). Berdasarkan hasil pengamatan kinerja guru di atas, maka dapat disusun rekapitulasi data siklus II pada tabel 12 sebagai berikut. Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II No. Keterangan Hasil Rata-rata 1. Pertemuan 1 3,33 3,45 2. Pertemuan 2 3,56 Data di atas juga dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 11 di bawah ini. 3.6 3.4 3.2 3.33 Pertemuan 1 3.56 3.45 Pertemuan 2 Rata-rata KETERANGAN Gambar 11. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Berdasarkan tabel 12 dan gambar 11 di atas, maka dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kinerja guru antara hasil pada

105 pertemuan 1 dan 2 di siklus II sebesar 0,23. Dengan demikian, terlihat bahwa guru telah memperbaiki kinerjanya dalam melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE). Adapun data hasil pengamatan kinerja guru secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 50-52 halaman 395-400. 2) Hasil Kualitas Proses Pembelajaran Berbicara Kualitas proses pembelajaran berbicara diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) berlangsung. Aspek yang diamati meliputi minat, keaktifan, kerja sama, dan kreativitas. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus II dapat disajikan dalam tabel 13 sebagai berikut. Tabel 13. Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No. Aspek yang Diamati Frekuensi Persentase 1. Minat 23 79,31% 2. Keaktifan 21 72,41% 3. Kerja sama 22 75,86% 4. Kreativitas 23 79,31% Berdasarkan tabel 13 di atas, maka dapat diketahui bahwa persentase skor masing-masing aspek aktivitas belajar siswa pada siklus II berada pada interval 50%-79%, sehingga termasuk dalam kategori cukup. Dengan demikian, kualitas proses pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) dapat dikatakan cukup berhasil dan berkualitas. Data di atas juga dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 12 sebagai berikut.