IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN MENGGUNAKAN RECURRENT NEURAL NETWORK DAN ALGORITMA DEAD-ZONE KALMAN FILTER

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN REKUREN PADA IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN ALGORITMA OPTIMAL BOUNDED ELLIPSOID

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Pada Aplikasi Pengenalan Wajah Dengan Jarak Yang Berbeda Menggunakan MATLAB 7.0

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

III FUZZY GOAL LINEAR PROGRAMMING

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI POLA KODE DERAU PALSU

METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

ANALISIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

Restorasi Citra Dengan Menggunakan Metode Iteratif Lanczos Hybrid Regularization

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN

Analisis Variasi Parameter Backpropagation Artificial Neural Network dan Principal Component Analysis Terhadap Sistem Pengenalan Wajah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda

IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

KLASTERISASI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN INDIVIDU BERBASIS SUARA UCAPAN

Studi Perhitungan CCT Menggunakan Metode EEAC (Extended Equal Area Criterion) Dan Trajektori Kritis/ Critical Trajectory Untuk Kestabilan Transien

Perbandingan Masalah Optimasi TSP dengan Menggunakan Algoritma Ant Colony dan Jaringan Hopfield

BAB II LANDASAN TEORI

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN I-1

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

Pengolahan lanjut data gravitasi

BAB II DIMENSI PARTISI

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

PROSES UP-SCALING CITRA DIGITAL PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN MENGGUNAKANMETODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM

PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI

Penggunaan Model Regresi Tobit Pada Data Tersensor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

TEKNIK EKSTRAPOLASI RICHARDSON BERULANG PADA MODEL BINOMIAL FLEKSIBEL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI JUAL AMERIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN TAK LINIER

BAB IV HASIL ANALISIS

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

Lucas Theorem Untuk Mengatur Penyimpanan Memori yang Lebih Aman

Estimasi Posisi Magnetic Levitation Ball Menggunakan Metode Akar Kuadrat Ensemble Kalman Filter (AK-EnKF)

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi)

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

Inversi Tak-Linier Magnetotelurik Dua-Dimensi Menggunakan Algoritma Monte Carlo Rantai Markov

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

Implementasi Algoritma Radix Sort dalam Berbagai Kasus Bilangan Dibandingkan Algoritma Pengurutan yang lain

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK.

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

ANALISA UNJUK KERJA SISTEM V-BLAST PADA KANAL FREQUENCY SELECTIVE FADING DALAM RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MODULASI J-ary QAM

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

AKAR KUADRAT ENSEMBLE KALMAN FILTER (AK-EnKF) PADA ESTIMASI POSISI ROBOT MOBIL

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD

DesainKontrolFuzzy BerbasisPerformansiH dengan Batasan Input-Output untuk Sistem Pendulum-Kereta

Analisis Persebaran Seismisitas Wilayah Sumatera Selatan Menggunakan Metode Double Difference

Prosedur Komputasi untuk Membentuk Selang Kepercayaan Simultan Proporsi Multinomial

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

Studi Kasus di PT.Petrokimia Gresik

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengenalan Jenis Kelamin Berdasarkan Citra Wajah Menggunakan Metode Two-Dimensional Linear Discriminant Analysis

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

Pemodelan Anomali Magnetik Berbentuk Prisma Menggunakan Algoritma Genetika Antonius a, Yudha Arman a *, Joko Sampurno a

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

Transkripsi:

IDENIFIKASI SISEM NONLINIE DENGAN MENGGUNAKAN ECUEN NEUAL NEOK DAN ALGOIMA DEAD-ZONE KALMAN FILE ully Soelaman, angga fa Faultas enolog Informas Insttut enolog Sepuluh Nopember Kampus Keputh, Suollo, Surabaya 6, Indonesa Emal : rully@s.ts.ac.d, ran@cs.ts.ac.d Abstra Identfas sstem nonlner telah terbut dapat dselesaan menggunaan jarngan saraf truan dengan berbaga algortma pembelajaran bobot. Algortma pembelajaran normal sepert bacpropagaton (BP), meml beberapa elemahan antara lan proses onvergens yang mash lambat, beban omputasonal yang menngat serng bertambahnya teras dan proses pembelajaran senstf terhadap nose. Oleh arena tu algortma pembelajaran extended Kalman flter (EKF) yang meml onvergens cepat dusulan walaupun perhtungannya lebh rumt dan mash senstf terhadap nose. Pada maalah n, algortma (EKF) dmplementasan pada state-space recurrent neural networ (NN) untu mengdentfas sstem nonlner. Algortma n dgunaan untu mengupdate bobot pada lapsan tersembuny dan lapsan eluaran dar jarngan saraf truan berdasaran dentfas error antara target dengan hasl estmas state. Algortma EKF dmodfas dengan algortma dead-zone untu memperba euatan Kalman flter. eor establan Lyapunov dgunaan untu membutan bahwa Algortma Kalman flter dengan dead-zone stabl. Untu membutan hasl dentfas yang ba dengan dead-zone Kalman flter (DKF) maa dgunaan algortma BP sebaga pembandng. Dar hasl uj coba dan evaluas, dapat dsmpulan bahwa hasl dentfas dengan DKF lebh aurat dan efsen serta lebh cepat onvergensnya dbandngan dengan algortma pembandng. Kata unc : sstem nonlner, dentfas sstem, recurrent neural networ, dead-zone Kalman flter.. Pendahuluan Serng perembangan zaman peran omputer seman mendomnas ehdupan. Saat n, suatu sstem sudah dapat melauan pembelajaran untu mengenal perlau lngungannya. Salah satunya dentfas sstem nonlner sepert permasalahan meana dan dnama dengan algortma pembelajaran tertentu. Identfas sstem mengatur suatu sstem agar eluaran dar sstem mampu mengut targetnya. Identfas sstem nonlner menjad sangat rumt arena omputer hanya dapat menyelesaan perhtungan yang lner. Metode yang tepat aan dapat memodelan sstem nonlner secara aurat mengngat solus esa dar permasalahan nonlner sangat sult. Identfas sstem nonlner dapat dselesaan dengan menggunan suatu metode yang dnamaan Jarngan Syaraf ruan (JS). Jarngan syaraf truan suatu ten pemrosesan nformas yang ternspras oleh sstem saraf bolog dengan melauan proses pembelajaran sepert pengenalan pola. en jarngan saraf truan sangat efetf untu mengdentfas sstem nonlner yang rumt. Menurut Smon Hayn (999), jarngan syaraf truan dapat dlasfasan menjad dua yatu feedforward dan recurrent. Dalam termnolog matemats, sstem nonlner sstem yang tda memenuh prnsp superposs. Sebuah sstem nonlner merupaan sstem yang tda bsa dpreds berdasaran perlau terdahulunya dan meml cuup besaran yang tda detahu. Sstem nonlner n merupaan onsep dar sstem dnam. Beberapa permasalahan tmbul saat dlauan preds pada bentu sstem yang belum pernah dlath sebelumnya. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lan preds sstem untu watu yang lama urang aurat. Hal n dsebaban jarngan belajar mengenal bentu sstem lewat pasangan nput-output dar ecepatan perubahan sstem. Sehngga jarngan syaraf truan yang basa tda dapat menangap perlau sstem untu watu yang lama dengan ba.

Peneltan-peneltan lebh lanjut telah berhasl dlauan untu memperenalan algortmaalgortma baru dalam pengdentfasan sstem nonlnear. Namun, arena adanya permasalahan yang mash muncul yatu proses onvergens yang lambat dan senstf terhadap nose maa hasl dar pengdentfasan sstem nonlnear tda selalu memuasan. Dalam jurnal lmah yang dtuls oleh Jose de Jesu s ubo dan en Yu pada tahun 6 dusulan suatu metode yang dapat memecahan masalah dentfas nonlner yatu NN dengan algortma DKF. NN yang menggabungan feedbac meml emampuan penggambaran yang sangat uat. EKF juga meml onvergens yang lebh cepat arena nteras yang terjad sedt dan learnng rate buan onstanta postf. Algortma EKF n aan dmodfas dengan algortma dead-zone agar lebh stabl. Algortma DKF n aan dgunaan untu mengubah bobot pada lapsan tersembuny dan lapsan eluaran dar state-space recurrent neural networ berdasaran dentfas error antara eluaran jarngan dengan target. Hal n aan dlauan secara terus-menerus hngga eluaran dar jarngan sesua dengan target atau plant sstem.. Dasar eor. Sstem Nonlner Sstem nonlner merupaan bagan dar sstem dnam. Sstem nonlner suatu sstem yang dnyataan dalam persamaan nonlner dan tda memenuh prnsp superposs atau eluaran dar sstem tda sebandng dengan masuannya. Kasus-asus sstem nonlner merupaan asus dmana varabel-varabel yang aan dselesaan tda dapat dtuls dalam ombnas lner dar omponen-omponen yang ndependen. Sstem nonlner yang ddentfas dalam maalah n sstem nonlnear dnam dengan ontrol nput atau vetor masuan yang dnotasan pada persamaan (). ) f [ ), )] () dmana u m ( ) ontrol nput, nla dar u ( ) u, x n ( ) vetor state, dengan f tda detahu. Contoh sstem nonlner dengan ontrol nput yang dgunaan sebaga berut : x ( ) ax sgn( x) u ) a. x sgn( x ) u u u.cos( s) +.cos(4 s)+.6cos( s) alaupun beberapa hubungan fss serngal dnyataan dengan persamaan lnear, tetap dalam ebanyaan asus hubungan yang sebenarnya tda benar-benar lnear.. Identfas Sstem Nonlner Identfas sstem pendeatan yang bersfat percobaan untu memodelan suatu proses atau plant dar parameter yang tda detahu. Pada ontes n memodelan berart membangun representas matemats dar perlau dnams suatu sstem atau proses ba dalam watu atau freuens doman.identfas sstem juga denal dengan proses evaluas dar pembangunan model dsetap watu atau freuens doman. Evaluas dapat dlauan dengan pengujan e dalam pendeatan model yang dpaa dengan memasuan data masuan yang ada. Dar hasl analsa data masuan e dalam pemodelan maa aan ddapatan hasl eluaran model. Hasl eluaran model n emudan dbandngan dengan data eluaran sstem sehngga dapat devaluas dengan memperba parameter tertentu dalam model yang dgunaan. Identfas sstem melput beberapa proses tahapan antara lan perencanaan yang bersfat percobaan, pemlhan strutur model yang aan dpaa, estmas parameter, dan valdas model. Langah-langah dentfas sstem aan terus berulang sampa ddapatan hasl pembangunan model yang memuasan. Untu membangun dentfas model yang parameternya coco pada suatu plant dar sstem nonlner yang dnam terdapat jens prosedur yatu. Model State-Space. Indentfas sstem nonlner dapat dlauan dengan menggunaan model state-space yang dnyataan dalam persamaan. ) f [ ), )] y( ) h( )) dmana fungs f (.) dan h (.) merupaan fungs nonlner bernla vetor yang dasumsan tda detahu. u () vetor masuan yang beruuran mx dan x () vetor eluaran dar lapsan hdden pada watu e yang beruuran qx.. Model Input-Output. Model nput-output dgunaan untu dentfas sstem nonlner yang hanya dapat detahu nla eluarannya. Model n tda menggunaan state. Sstem menggunaan satu masuan dan satu eluaran. y ()

eluaran sstem dan ) nla masuan untu watu e. Model n menggunaan sngle nput-sngle output yang salah satu modelnya NAX (nonlnear autoregressve wth exogenous nputs) model. yˆ ( ) ( y( )... y( q ), ),... q )). Identfas Sstem dengan State-Space ecurrent Neural Networ en JS sangat efetf dalam mengdentfas sstem nonlner yang omples eta model nformas yang lengap sudah tda bsa ddapatan. Jens model arstetur jarngan yang dgunaan dalam maalah n NN yang meml feedbac loop pada arstetur jarngannya. NN meml emampuan penggambaran yang sangat bagus dan dapat mengatas elemahan feedfoward. NN dapat memperraan ecepatan perubahan bentu sstem dengan ba pada sub jarngannya berdasaran nterpolas daerah doman dalam satu selang watu tertentu atau jumlah teras sehngga dapat mempreds bentu lntasan sstem untu watu yang lama. Selan tu dharapan NN n dapat memperraan jalannya sstem untu selang watu yang berbeda-beda. Model state-space recurrent neural networ yang dgunaan untu mengndentfas sstem nonlner pada persamaan () dengan n buah nput-output dan buah lapsan m hdden sebaga berut: xˆ( ) Axˆ( ) V V, dmana A [,, )] ) [, )] () n ˆ nternal state vetor, ) nxn matr tetap, ) m state vetor, ) vetor masuan. Nla u () dan x () detahu. mxn,,, bobot pada lapsan nxm hdden sedangan V, V,, bobot pada lapsan output. x ˆ( ) nla dar state vetor hasl perraan pada teras e. Fungs atfas yang dgunaan pada jarngan [... m, dan mxm m ]. Nla dan dhtung dengan menggunaan fungs sgmod. Fungs sgmod yang dgunaan fungs pada persamaan () dan (4). n ( g( x)) ( ) g e x.5 (). ( g( x)). ( g e x).5 (4) Gambar. Arstetur recurrent neural networ. Keluaran jarngan dapat dhtung dengan persamaan berut : y( ) ) A ) V [ V [. Metode )] ). )]. Pembelajaran dengan Algortma Bacpropagaton BP dgunaan dalam hal melath jarngan untu mendapatan esembangan antara emampuan jarngan untu mengenal pola yang dgunaan selama pelathan serta emampuan jarngan untu memberan respon yang benar terhadap pola masuan yang serupa. Namun BP mash meml elemahan antara lan proses onvergens yang mash lambat, beban omputasonal yang menngat serng bertambahnya teras dan proses pembelajaran senstf terhadap nose. Pembelajaran bobot dengan algortma BP dapat dhtung degan persamaan sebaga berut : V, V, [, )] e ( ) (5) ' [ )] V ) e ( ),,,, dmana, learnng rate dar jarngan.. Pembelajaran dengan Algortma Extended Kalman Flter en Kalman flter dgunaan untu melauan pembelajaran pada NN () dengan nla

dentfas error e () antara plant dengan hasl estmas JS yang dapat dbatas. e ( ) xˆ ( ) x ( ) Persamaan-persamaan yang dgunaan EKF untu pembelajaran NN antara lan : ˆ ˆ ( ) ( ) K yˆ ( ) B ˆ ( ), P K dmana P B,...,n P [ I K B ( B e ( ), ] P, P B ) P matr semdefnt. 4mx4m, ' ', V, x, u, dag ( u) V, ( ),..., n ( )] V,,,, V,,, B ) [ 4mx ( ), (), (6) state vetor yang merupaan bobot tap sub sstem. onstanta postf yang ecl. onstanta postf.. Pembelajaran dengan Algortma Dead-Zone Kalman Flter Algortma n merupaan modfas dar algortma EKF. Proses dentfas sstem nonlner dengan menggunaan algortma pembelajaran n dapat menghaslan pendeatan yang lebh stabl dengan ecepatan onvergens yang lebh cepat. eor establan Lyapunov dgunaan untu membutan bahwa algortma Kalman flter dengan dead-zone stabl untu dentfas sstem. Algotma EKF (6) aan dmodfas menjad DKF sebaga berut ˆ ( ) ˆ ( ) P B s, yˆ ( ) dmana B ˆ ( ), (7) B P B salar, e ( ), e ( ) dan P B B P s, e ( ) atau P B B P onstanta postf yang ecl. onstanta postf. parameter dead-zone dan sebaga batas tertngg dar nla tda past,,., yang Secara eseluruhan penerapan algortma DKF dalam NN dapat ddesan dengan langahlangah sebaga berut : Insalsas nla untu bobot () dan P. Membangun model dar NN () untu mengdentfas suatu sstem nonlner yang tda detahu (). Matr A matr stabl. uls JS e dalam bentu lner y( ) B ( ) dengan [ ( ),..., ( )] V,,, n, V,,, B ) ' ', V, x, u, dag ( u) V, Pembelajaran bobot dengan memperbaharu nla bobot lama dengan menggunaan persamaan (7). Nla P dperbaharu sesua algortma Kalman flter yatu P K P B [ I K B ( B 4 Uj Coba dan Analss ] P, P B ) Uj coba dlauan pada sebuah PC dengan prosesor Intel Pentum 4.6GHz, memor 5 MB AM. Sstem operas yang dgunaan ndows XP Professonal Verson SP. Bahasa omputas yang dgunaan untu mplementas metode Matlab 7..4. Uj coba dlauan dengan beberapa sstem nonlner dan senaro yang melbatan jumlah neuron pada lapsan tersembuny dan teras yang dgunaan. Uj coba dlauan dengan 5 Senaro antara lan : Senaro : lapsan tersembuny neuron dengan teras Senaro : lapsan tersembuny neuron dengan 6 teras Senaro : lapsan tersembuny neuron dengan teras Senaro 4 : lapsan tersembuny neuron dengan 6 teras. ˆ

MSE Senaro 5 : lapsan tersembuny neuron dengan teras Hasl estmas yang palng mendeat plant ddapatan pada senaro yang jumlah neuron lapsan tersembunynya dan jumlah teras jarngan sebesar 6 al. Sstem nonlner sebaga berut : x ( ) ) x( ) x ( ) ) x ( ) x ( ) x ( ) x ( ) x ( ) x ( ) x ( ) ).sn(s ).sn(4s).6sn( s) Beberapa nla parameter yang dgunaan untu uj coba sstem nonlner yatu nla nxn A dag(.), A merupaan matr dagonal stabl dan nla awal bobot mxn,,,, nxm V,, V, dnsals antara [,]. Nla parameter untu algortma EKF yang dgunaan antara lan nla matr semdefnt nxn P dag ( ) pada saat nsalsas atau teras e, nla dag (.) dan nla.. Parameter pada algortma DKF yang dgunaan sama pada algortma EKF hanya dtambah dengan nla parameter dead-zone. nxn. Sedangan untu algortma BP hanya memerluan parameter learnng rate.. Hasl dentfas sstem nonlner dengan menggunaan neuron pada lapsan tersembuny dan 6 al teras dtamplan pada gambar sedangan graf perbandngan MSE dentfas sstem nonlner dar semua algortma dtamplan pada gambar. (a) (b) (c) Gambar. Kurva hasl dentfas sstem nonlner (a) Identfas dengan DKF ; (b) EKF ; (c) BP,4,5,,5,,5,,5 Perbandngan Sstem Nonlner pada Semua Senaro 4 5 Senaro DKF EKF BP Gambar 4. Dagram perbandngan nla MSE dentfas sstem nonlner untu semua senaro Gambar 4 merupaan dagram perbandngan MSE hasl uj coba seluruh senaro sstem nonlner. Dar dagram datas dapat detahu bahwa nla MSE yang palng ecl terdapat pada senaro 4. Gambar. Kurva perbandngan nla MSE dentfas sstem nonlner untu semua algortma Sstem nonlner sebaga berut : x ( ) ax sgn( x ) u x ( ) a. x sgn( x ) u dengan ontrol nput yatu u u.cos( s) +.cos(4 s)+.6cos( s), a.5, a.,.,.5..

MSE Insalsas nla parameter sama dengan sstem nonlner. (a),,5,,5,,5 Perbandngan Sstem Nonlner pada Semua Senaro 4 5 Senaro DKF EKF BP (b) (c) Gambar 5. Kurva hasl dentfas sstem nonlner (a) Identfas dengan DKF ; (b) EKF ; (c) BP Gambar 5 urva hasl uj coba dentfas sstem nonlner dengan menggunaan neuron pada lapsan tersembuny dan 6 al teras sedangan graf perbandngan MSE dentfas sstem nonlner dar semua algortma dtamplan pada gambar 6. Gambar 7. Dagram perbandngan nla MSE dentfas sstem nonlner untu semua senaro Gambar 7 merupaan dagram perbandngan MSE hasl uj coba seluruh senaro sstem nonlner. Dar dagram datas dapat detahu bahwa nla MSE dar algortma DKF palng ecl dbandngan dengan algortma EKF dan BP untu seluruh senaro. Sstem nonlner sebaga berut : x ( ) mx ( ) nx ( ) x ( ). ) x ( ) mx x ( ) mx ( ) ox ( ) x ( ) ox ( ) x ( ).5 ) ( ). ) u =.sn( /) +.5sn(/4) dengan m.5, n., o. 5. Nla nsalsas parameter dsamaan dengan nsalsas pada sstem nonlner. Graf perbandngan MSE dentfas sstem nonlner dar semua algortma dtamplan pada gambar 8. Gambar 6. Kurva perbandngan nla MSE dentfas sstem nonlner untu semua algortma Gambar 8. Kurva perbandngan nla MSE dentfas sstem nonlner untu semua algortma Hasl dentfas sstem nonlner dengan menggunaan neuron pada lapsan tersembuny dan 6 al teras dtamplan pada gambar 9.

MSE (a) (b) (c) Gambar 9. Kurva hasl dentfas sstem nonlner (a) Identfas dengan DKF ; (b) EKF ; (c) BP,5,,5,,5 Perbandngan Sstem Nonlner pada Semua Senaro 4 5 Senaro DKF EKF Gambar. Dagram perbandngan nla MSE dentfas sstem nonlner untu semua senaro Dar gambar datas dapat detahu bahwa nla MSE dar algortma DKF palng ecl dbandngan dengan algortma EKF dan BP untu seluruh senaro. 5. Kesmpulan Setelah dlauan uj coba dan analss terhadap perangat luna yang dbuat, maa dapat dambl esmpulan sebaga berut: BP. Aplas NN dengan algortma pembelajaran DKF dapat melauan dentfas terhadap sstem nonlner. Algortma n dapat djadan alternatf untu menyelesaan persoalan sstem nonlner. Sstem nonlner yang dgunaan persoalan nonlner yang mempunya ontrol nput.. Hasl dentfas sstem nonlner dengan menggunaan algortma Kalman flter lebh aurat dbandngan dengan algortma BP. Hal n dapat dsmpulan berdasaran hasl analsa dar asus yang dujcobaan.. Algortma DKF meml emampuan dentfas yang cepat. Hal n dapat dlhat dar state awal yang dplh merupaan nla sembarang namun pengenalan selanjutnya bsa dlauan dengan mengdentfas plant dengan cepat. 4. Algortma DKF mampu beerja dengan ba dalam melauan pencocoan urva dentfas (proses tranng jarngan), terlhat dar hasl mnmum MSE sebesar.8 pada asus pertama,.546 pada asus yang edua serta.7 pada asus yang etga. 5. Hasl dentfas sstem nonlner yang palng mendeat dcapa pada saat jarngan menggunaan buah neuron pada lapsan tersembuny dan 6 al teras 6. Algortma DKF meml emampuan onvergens yang cepat arena seman lama hasl dentfas seman mendeat plant. 6. Daftar Pustaa [] Hayn, Smon (999). Neural Networ A Comprehensve Foundaton Second Edton. New Jersey: Prentce-Hall, Inc. [] ubo, Jose de Jesu s, Yu, dan en. (7). Nonlner system dentfcaton wth recurrent neural networ and dead-zone Kalman flter algorthm. ScenceDrect, Neurocomputng 7, 46-466. [] ubo, Jose de Jesu s, Yu, en dan L, Xaoou. (5). ecurrent Neural Networs ranng wth Stable s-senstve Kalman Flter Algorthm. IEEE. [4] ubo, Jose de Jesu s, dan Yu, en.(7). ecurrent neural networs tranng wth optmal bounded ellpsod algorthm, Proc.of the 7 Amercan Control Conference Marrot Marqus Hotel at mes Square New Yor Cty,USA. [5] Yu, en.(5). State-Space ecurrent Fuzzy Neural Networs for Nonlner

System Identfcaton. Neural Processng letter :9-44 [6] Yu dan Xaoou L.(). Dscrte-tme Nonlnear System Identfcaton Usng ecurrent Neural Networs. IEEE Internatonal Conference on Decson and Control Mau, Hawa USA, December.