digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN Proses pengambilan data dilakukan pada Oktober 2015 di SMP Negeri 1 Surakarta. Total populasi sebanyak 785 orang. Pengambilan sampel terpilih dengan menggunakan metode simple random sampling.setelah dihitung,jumlah sampel terpilih sebanyak 265 orang, namun setelah diseleksi kembali terdapat 12 orang siswa yang telah menginjak usia 15 tahun sehingga tidak termasuk ke dalam kelompok remaja awal, dan 7 orang siswa tidak lolos kuesioner L-MMPI, sehingga sampel terpilih yang sebanyak 246 orang siswa. A. Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik responden yang diteliti meliputi usia siswa,jenis kelamin, tingkatan kelas, gaya pola asuh orang tua, dan prestasi belajar. 1. Usia siswa Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik umur responden didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Siswa di SMP Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 No. Kelompok Usia Frekuensi (n) Presentase (%) 1. 12 80 32,5 2. 13 93 37,8 3. 14 73 29,7 53
digilib.uns.ac.id 54 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa usia siswa yang diteliti berada pada rentang usia remaja awal(12-14 tahun). Sebagian besar siswa berumur 13 tahun sebanyak 93 responden (37,8%), sedangkan paling sedikit berumur 14 tahun sebanyak 73 responden (29,7%). 2. Jenis kelamin siswa Berdasarkan hasil penelitian karakteristik kelaminn responden didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin Siswa di SMP Negeri 1 Surakarta Tahun 2015/2016 No. Jenis Kelamin Frekuensi (n) Presentase (%) 1. Laki-laki 108 43,9 2. Perempuan 138 56,1 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 138 orang (56,1%), sedangkan siswa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 108 orang (43,9%). 3. Tingkatan kelas Berdasarkan hasil penelitian terhadap remaja awal di SMPN 1 Surakarta, karakteristik tingkatan kelas responden adalah sebagai berikut :
digilib.uns.ac.id 55 Tabel 4.3. Distribusi frekuensi responden menurut tingkatan kelas di SMP Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 No. Kelas Frekuensi (n) Presentase (%) 1. 7 87 35,4 2. 8 80 32,5 3. 9 79 32,1 Tabel 4.3menunjukkan bahwa sebagian besar responden duduk di kelas 7, yaitu sebanyak 87 orang (35,4%), sedangkan paling sedikit duduk di kelas 9 sebanyak 79 orang (32,1%). 4. Gaya pola asuh orang tua Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden, didapatkan data gaya pola asuh orang tua sebagai berikut : Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gaya Pola Asuh Orang Tua No. Gaya pola asuh Frekuensi (n) Presentase (%) 1. Autoritatif / demokratif 124 50,4 2. Otoriter 60 24,4 3. Permisif 62 25,2 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian responden diasuh oleh orang tua dengan gaya pola asuh autoritatif / demokratif sebanyak 124 orang
digilib.uns.ac.id 56 (50,4%), sebagian yang lain diasuh dengan gaya pola asuh otoritatif sebanyak 60 orang (24,4%), dan yang diasuh dengan gaya pola asuh permisif sebanyak 62 orang (25,2%). Berdasarkan hasil di atas, maka dapat disimpulkan sebagian besar siswa responden diasuh dengan pola asuh autoritatif/demokratif. 5. Prestasi belajar Berdasarkan sumber data sekunder berupa rapor Ujian Tengah Semester 1 para siswa responden, didapatkan data prestasi belajar yang dibagi menjadi 2 kategori (baik dan kurang) sebagai berikut : Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar No. Prestasi Belajar Frekuensi (n) Presentase (%) 1. Baik 139 56,5 2. Kurang 107 43,5 (Sumber : Data Sekunder, 2015) Tabel 4.5 menunjukkan mayoritas siswa responden meraih prestasi belajar baik, yaitu sebanyak 139 orang (56,6 %). Sedangkan siswa yang prestasi belajar kurang sebanyak 107 orang (43,5%).
digilib.uns.ac.id 57 B. Analisis Statistika 1. Hasil analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan tujuan untukmengetahui adanya hubungan antara variabel dependen dan variabel independenyang diteliti. Pada penelitian ini digunakan uji Chi-Square. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang diteliti adalah prestasi belajar remaja awal yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu baik dan kurang. Sedangkan gaya pola asuh orang tua sebagai variabel independen dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori, yaitu pola asuh autoritatif/demokratif, otoriter, dan permisif. Adapun hasil uji Chi-Square dengan menggunakan SPSS versi 2.2 adalah sebagai berikut : Tabel 4.6. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Remaja di SMPN 1 Surakarta Tahun 2015 Chi-Square Test Value df Asymp. Sig (2-sided) Pearson Chi-Square 154,683 2.000 *chi-square test; p<0.05 (Sumber : Data Primer, 2015) Tabel 4.7. Hasil Crosstabulation Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Pola Asuh Orang Prestasi Belajar Total Baik Kurang Autoritatif 117 7 124 Otoriter 19 41 60 Permisif commit 3 to user 59 62
digilib.uns.ac.id 58 Total 139 107 246 (Sumber : Data Primer, 2015) Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji Chi-Square dengan nilai p=.000 (p<0.05) Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara pola asuh orang tua dan prestasi belajar remaja awal di SMPN 1 Surakarta. 2. Hasil analisis Logistic Regressions Analisis Logistic Regressions adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yang diteliti. Selain itu, pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui manakah di antara ketiga gaya pola asuh (autoritatif/demokratif, otoriter, dan permisif) yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel dependen yang diteliti. Tabel 4.8. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Remaja Awal di SMPN 1 Surakarta Tahun 2015 Pola Asuh Orang Tua Sig. Exp(B) Autoritatif / demokratif.000 75,974 Otoriter.000.255 Permisif.000.018 *Variable in the equation; p<0.05 Pada tabel 4.8 dipaparkan pula besar pengaruh masing-masing pola asuh orang tua berdasarkan besar nilai Odds Ratio atau Exp(B). Terlihat bahwa pola asuh demokratif memiliki pengaruh yang paling besar terhadap prestasi belajar. commit Siswa to user yang diasuh dengan pola asuh
digilib.uns.ac.id 59 autoritatif/demokratif memiliki peluang untuk mencapai prestasi belajar yang baik 75,974 kali lipat jika dibandingkan dengan yang diasuh secara otoriter atau permisif.