BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 : Desain penelitian oleh Newman dalam Endang mulyatiningsih (2011:89) Keterangan: R = Random Assigment X 1

Grafik Frekuensi Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I I METODOLOGI 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Todanan. Alasan memilih SD Negeri 1 Todanan karena letaknya terjangkau di jalur Todanan-Blora alamat lengkapnya adalah Jalan Raya Todanan-Blora Km. 05 Todanan. SD Negeri 1 Todanan merupakan sekolah inti yang berada di Kecamatan Todanan. Sekolah ini memiliki kelas berjumlah 12 kelas, 1 laboratorium komputer, 1 laboratorium IPA dan 1 ruang perpustakaan. Alasan lain karena SD Negeri 1 Todanan memiliki kelas paralel disetiap tingkatnya, sehingga memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Pembagian antara kelas A dan B merata (heterogen) antara siswa tingkat kecerdasan tinggi, sedang maupun rendah. Rata-rata pekerjaan orang tua siswa rata-rata adalah pedagang, wiraswasta, dan sebagian petani, sehingga orangtua tidak memiliki cukup waktu untuk memperhatikan kegiatan siswa dalam hal pendidikan. Orangtua lebih percaya kepada guru bahwa guru harus mampu membuat anak-anak pintar dalam berbagai hal. Pemahaman yang sempit dari orangtua ini menuntut bahwa guru harus mampu mengajar dengan sebaik-baiknya. Latar belakang pendidikan para guru dari kedua kelompok memiliki tingkat, level dan derajat seimbang, yaitu sarjana. 4.2 Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan pada SD Negeri 1 Todanan dengan jumlah 64 siswa. Kelas 5 terbagi menjadi 2 kelas, yaitu Kelas 5A dan Kelas 5B yang keduanya sama-sama memiliki 32 siswa. Kelas A sebagai variabel kontrol dan Kelas B sebagai kelas eksperimen. Kedua kelompok telah diuji kesamaan varian dan menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan keduanya memiliki kemampuan awal yang sama. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi 33

34 DePorter dan Mike Hernacki. Baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen masing-masing kelas mendapat pembelajaran 3x pertemuan. Pertemuan pertama, pelaksanaan Pretest selama 30 menit. Pertemuan kedua merupakan pertemuan pertama sesuai dengan RPP. Pertemuan ketiga, pertemuan kedua sesuai dengan RPP dengan Posttest. Berikut tabel 5 yang merupakan jadwal pelaksanaan penelitian. Tabel 5 Pelaksanaan Penelitian Tanggal Kelas Pre Test Pertemuan 1 Peretemuan 2 Post Test Kontrol 5/4/2013 6/4/2013 12/4/2012 12/4/2012 Eksperimen 5/4/2013 6/4/2013 10/4/2013 10/4/2012 4.3 Hasil Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, Sugiyono (2010:207) menyimpul analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau suber data lain terkumpul. Oleh karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu, melakukan uji normalitas, homogenitas, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata antara kedua variabel. Berikut merupakan penjelasan dari penghitungan dengan berbantuan SPSS for windows version 18 secara rinci. 1) Uji itas itas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji tiap item soal yang akan diberikan kepada kedua variabel setelah keduanya mendapatkan treatmen/perlakuan. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Menggunakan analisis Corrected Item-Total Correlation. Untuk mengetahui validitas alat evaluasi, instrumen terlebih dahulu di uji cobakan di SD Negeri Dalangan dengan jumlah 22 siswa. Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa dari 40 soal terdapat 29 soal valid dan 11 soal tidak valid. Indeks item soal yang valid menunjukkan bahwa r hitung > 0,3 (Sugiyono, 2010).

35 Tabel 6 Hasil itas Instrument soal Nomor Soal Corrected Item-Total Correlation Keputusan Nomor Soal Corrected Item-Total Correlation Keputusan 1,302 21,505 2,418 22,198 Tidak valid 3,119 Tidak valid 23,413 4,351 24,418 5,505 25,176 Tidak valid 6,335 26,382 7,172 Tidak valid 27,491 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20,382 28,647 29,505 30,444 31,672 32,350 33,125 Tidak valid 34,368 35,516 36,732 37,122 Tidak valid 38,318 39,608 40,647 -,280 Tidak valid,444,198 Tidak valid,206 Tidak valid,608,247 Tidak valid,413,405,048 Tidak valid,598,318,672

36 Setelah uji validitas terpenuhi sebagai syarat untuk mengukur variabel penelitian maka kisi-kisi akhir instrumen soal dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut. Tabel 7 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Indikator Nomor Item Soal 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. a) Siswa dapat menyebutkan jenis dan unsur bangun ruang. 1, 20 b) Siswa dapat menjelaskan masing-masing sifat bangun ruang (kubus, prisma, limas, kerucut, dan tabung). 5, 9, 11, 12, 15, 17, 21, 24, 26, 27, 28, 30, 33, 35, 36, 38, 39, 40 c) Siswa dapat menyebutkan contoh benda realistik dari masing-masing bangun ruang. 2, 4, 6, 8, 10, 13, 16, 19, 23 2) Uji Reliabilitas Analisis reliabitas instrumen menggunakan Cronbach s Alpha yang dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut. Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach s Alpha,907 29 N of Item

37 Nilai Cronbach s Alpha adalah angka 0,908 berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa instrumen yang telah divaliditas memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Sehingga instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian. 3) Indeks kesukaran Soal Dalam uji kesukaran terdapat 11 soal mudah, 11 soal sedang, dan 7 soal sulit. Instrumen penelitian ini dikategorikan cukup seimbang karena sebagian persebaran soal mudah, sedang, dan sukar persebarannya hampir merata. Tabel 9 Kriteria Kesukaran Soal Kriteria Jumlah Nomor soal Mudah 11 1, 2, 4, 6, 13, 16, 19, 23, 24, 35, 39 Sedang 11 5, 9, 10, 15, 20, 21, 27, 28, 33, 36, 38 Sukar 7 8, 11, 12, 17, 26, 30, 40 4.4 Deskriptif Data Variabel Penelitian 4.4.1 Deskriptif Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Distribusi frekuensi skor pretest kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut: Tabel 10 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Kontrol Skor Frekuensi Persentase 56 1 3,1 63 1 3,1 66 6 18,8 70 3 9,4 73 3 9,4 76 5 15,6 80 5 15,6 83 2 6,3 86 5 15,6 93 1 3,1 Total 32 100,0

38 Data pada tabel 10 diperoleh melalui statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS 18 for windows version, hasil pretest menunjukkan bahwa skor tertinggi 93 (satu), skor terendah 56 (satu), dan skor rata-rata 75,41. Ada dua siswa yang belum memenuhi KKM. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dapat dibuat diagaram batang atau histrogram seperti pada grafik 1 berikut: Gambar 11 Grafik Skor Pretest Kelas Kontrol Distribusi frekuensi skor pretest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut: Tabel 11 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen Skor Frekuensi Persentase 53 1 3,1 60 3 9,4 63 2 6,3 66 5 15,6 70 2 6,3 73 3 9,4 76 6 18,8 80 1 3,1 83 4 12,5 86 2 6,3 90 3 9,4 Total 32 100,0

39 Data pada tabel 11 diperoleh melalui statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS 18 for windows version, hasil pretest menunjukkan bahwa skor tertinggi 90 (tiga), skor terendah 53 (satu), dan skor rata-rata 73,69. Dapat dilihat pada tabel 4.6 ada enam siswa yang belum memenuhi KKM, yaitu 53 (satu), 60 (tiga), dan 63 (dua). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dapat dibuat diagaram batang atau histrogram seperti pada grafik berikut: Gambar 12 Grafik Skor Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil deskripsi data, dapat diketahui bahwa rata-rata awal kelas kontrol 75,41 dan rata-rata awal kelas eksperimen 73,69. Selisih rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 1,72. Jadi rata-rata awal diantara kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak jauh berbeda sehingga dapat disimpulkan memiliki kemampuan awal yang sama. 4.4.2 Deskriptif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Distribusi frekuensi skor posttest kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut:

40 Tabel 12 Distribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Kontrol Skor Frekuensi Persentase 53 1 3,1 66 2 6,3 73 2 6,3 76 3 9,4 80 4 12,5 83 3 9,4 86 4 12,5 90 5 15,6 93 2 6,3 96 4 12,5 100 2 6,3 Total 32 100,0 Data pada tabel 12 diperoleh melalui statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS 18 for windows version, hasil posttest menunjukkan bahwa skor tertinggi 100 (dua), skor terendah 53 (satu), dan skor rata-rata 84,13. Ada satu siswa yang belum memenuhi KKM. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dapat dibuat diagaram batang atau histrogram seperti pada grafik 3 berikut: Gambar 13 Grafik Skor Posttest Kelas Kontrol

41 Distribusi frekuensi skor posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut: Tabel 13 Distribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Eksperimen Skor Frekuensi Persentase 60 1 3,1 63 1 3,1 66 2 6,3 70 3 9,4 73 1 3,1 76 1 3,1 80 2 6,3 83 6 18,8 86 2 6,3 90 2 6,3 93 5 15,6 96 5 15,6 100 1 3,1 Total 32 100,0 Data pada tabel 13 diperoleh melalui statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS 18 for windows version, hasil posttest menunjukkan bahwa skor tertinggi 100 (dua), skor terendah 60 (satu), dan skor rata-rata 83,41. Ada dua siswa yang belum memenuhi KKM. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dapat dibuat diagaram batang atau histrogram seperti pada grafik berikut:

42 Gambar 14 Grafik Skor Postest Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil deskripsi data, dapat diketahui bahwa rata-rata setelah perlakuan pada kelas kontrol 84,13 dan kelas eksperimen 83,41. Jadi rata-rata hasil belajar diantara kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak jauh berbeda setelah memperoleh perlakuan sehingga dapat disimpulkan memiliki rata-rata yang sama. Dari data hasil posttest tidak terdapat perbedaan yang cukup berarti. Keduanya hanya memiliki selisih 0,72. Berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Tingkat ketuntasan nilai Matematika siswa adalah 65. Terlihat bahwa di kelas kontrol terdapat 1 siswa yang belum tuntas. Sedangkan dikelas kontrol terdapat 2 siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum. Untuk standar deviasi nilai posttest pada kelas kontrol sebesar 10,71 dan pada kelas eksperimen sebesar 11,523. Jadi kedua tidak memiliki perbedaan yang cukup berarti. Berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam menyampaikan pokok bahasan sifatsifat bangun ruang pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Todanan.

43 4.5 Analisis Hasil Penelitian 4.5.1 Uji Normalitas 1) Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pengambilan keputusan uji normalitas yaitu jika signifikansi pada kolom Kolmogrov-Smirnov kriterianya adalah signifikansi hasil perhitungan >0,05 berarti berdistribusi normal (Priyanto, 2010). Data yang dianalisis adalah nilai dari pretest pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Todanan sebelum dilakukan perlakuan baik pada kelas eksperimen atau kelas kontrol. Berikut pada tabel 14 adalah hasil Uji Normalitasnya: Tabel 14 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol PRETEST KONTROL EKSPERIMEN Kolmogorov-Smirnov Df Sig. 32 0,200 32 0,200 Ket. Normal Normal Hasil analisis uji normalitas pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa data kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar 0,200 > 0,05 dan data kelas Eksperimen nilai signifikansinya sebesar 0,200 > 0,05. Jadi, data kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal. 2) Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji normalitas pada tahap akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai posttest setelah diberikan perlakuan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji normalitas pada tahap akhir ini juga menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Test. Pada data akhir kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan. Sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. Hasil uji normalitas posttest kedua kelas dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini:

44 Tabel 15 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol PRETEST KONTROL EKSPERIMEN Kolmogorov-Smirnov Df Sig. 32 0,200 32 0,077 Ket. Normal Normal Dari tabel 15 hasil uji normalitas posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan bahwa data kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar 0,200 > 0,05 dan data kelas eksperimen menunjukkan bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,077 > 0,05. Karena nilai signifikasi kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih dari 0,05 jadi data keduanya berdistribusi normal. 4.5.2 Uji Homogenitas 1) Uji Homegenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pengambilan keputusan pada uji homogenitas yaitu jika signifikasi > 0,05 maka data yang diuji adalah homogen (Priyanto, 2010). Data yang diuji tidak normal apabila signifikansi Levene Satistik < 0,05. Uji homogenitas data awal kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai pretest sebelum dlaksanakan perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui tingkat varian data yang sama atau tidak. Analisis ini menggunakan program SPSS for windows version 18 yaitu One Way Anova dapat dilihat pada tabel 16 berikut. Tabel 16 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen PRETEST Levene Statistic df1 df2 Sig.,893 1 62,348 Hasil uji homogenitas awal pada tabel 16 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi adalah 0,348 > 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa antara kelas

45 kontrol dan kelas eksperimen memiliki tingkat varian yang sama atau homogen sebelum keduanya mendapat perlakuan. 2) Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji homogenitas data pada tahap akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai posttest setelah dilaksanakan perlakuan baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pada uji homogenitas data awal kelas kontrol dan kelas eksperimen berfungsi untuk mengetahui tingkat varian data sama atau tidak. Uji homogenitas tahap akhir menggunakan program SPSS for windows version 18 yaitu One Way Anova pada nilai pottest setelah dilaksanakan perlakuan. Data yang diuji normal apabila signifikansi Levene s Satistik > 0,05. Uji homogenitas data tahap akhir dawal kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai pretest dapat dilihat pada tebel 17 berikut. Tabel 17 Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen POSTTEST Levene Statistic df1 df2 Sig.,217 1 62,643 Dari data homogenitas posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 17, Levene Statistic menunjukkan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,643 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa nilai posttest kedua varian (kelas kontrol dan kelas eksperimen) tidak jauh berbeda maka kedua varian tersebut homogen. 4.6 Hasil Analisis Data Penelitian Uji t-test memilki tujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar Matematika antara kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan dengan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. Analisis data t- test dengan menggunakan SPSS for windows version 18 yaitu Independent Sample

46 T-test atau uji sampel bebas digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen nilai posttest. Tabel 18 menunjukkan hasil dari uji t-test beda rata-rata hasil belajar Matematika antara kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dengan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan. Tabel 18 Uji T-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference,217,643,262 62,794,71875,262 61,849,794,71875 Berdasarkan tabel 18 uji beda rata-rata hasil belajar kelompok kontrol yaitu kelas 5A yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dengan hasil belajar kelompok eksperimen yaitu kelas 5B yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan maka dapat dilihat bahwa F hitung Levene s Test sebesar 0,217 dengan nilai signifikansi sebesar 0,643 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variansi yang sama atau homogen. Dari tabel 18 terlihat bahwa nilai t adalah 0,262 dengan signifikansi 0,749 > 0,05, berarti Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Keduanya hanya memiliki selisih 0,71875 atau 0,72. Dimana kelas kontrol memiliki rata-rata hasil belajar Matematika 84,13 dan kelas eksperimen memiliki rata-rata hasil belajar matematika 83,41.

47 4.7 Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan tabel 18 maka dapat dirumuskan hasil uji hipotesis sebagai berikut: 1) Ho: µ 1 = µ 2 tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. 2) Ha:µ 1 µ 2 ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. Tabel 18 menunjukkan bahwa Sig (2 tailed) (0,749) > α (0,05), sehingga Ho diterima. Keputusannya berarti Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hasil uji hipotesis menyatakan tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. Hal ini diperkuat dengan perbedaan rata-rata hasil belajar Matematika kelas kontrol (5A) yaitu 84,13 dan rata-rata hasil belajar Matematika kelas eksperimen (5B) 83,41. Dimana keduanya hanya memiliki selisih rata-rata hasil belajar Matematika 0,72, sehingga dapat digolongkan keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hipotesis kedua dan ketiga pada penelitian ini dinyatakan tidak diterima karena kedua variabel penelitian tersebut tidak memiliki perbedaan rata-rata hasil belajar Matematika pada uji t-test menyatakan bahwa signifikansi sebesar 0,749 > 0,005, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Maka generalisasi hipotesis selanjutnya tidak diberlakukan. 4.8 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan nilai pretest antara kelas 5A dan 5B SD Negeri 1 Todanan menunjukkan bahwa kedua sampel ini homogen. Dalam artian bahawa data berdistribusi normal dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan.

48 Pertemuan dilaksanakan 3x pada masing-masing kelas. dimana pertemuan pertama untuk mengadakan pretes, pertemuan kedua pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama pada RPP, dan pertemua ketiga pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua pada RPP sekaligus posttest. Pada bagian ini penulis akan menjabarkan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. Pada hasil uji beda/ t-test menunjukkan bahwa signifikansi sebesar 0,749 lebih besar dari 0,05 atau 0,749 > 0,05. Selain itu nilai t hitung tabel 18 adalah 0,262 kurang dari t tabel 0,2000 atau 0,262 < 0,2000. Berati tidak ada perbedaan hasil belajar Matematika kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini diperkuat dengan informasi yang memaparkan bahwa nilai ratarata hasil belajar Matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Rata-rata untuk kelas kontrol (5A) yaitu sebesar 84,13 dan rata-rata kelompok kontrol (5B) yaitu sebesar 83,41. Dimana keduanya hanya memiliki selisih rata-rata 0,72 sehingga digolonggakan tidak memiliki perbedaan antara kedua sampel. Berarti model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan dengan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki keduanya efektif untuk digunkan dalam pembelajaran matematika dalam pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang. Model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan maupun model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki sama-sama memudahkan siswa dalam mencatat. Dengan melibatkan penggunaan warna dan imajinasi siswa akan mendorong siswa untuk lebih berminat dalam mencatat karena kreatifitas yang mereka miliki dapat dituangkan dalam Mind Map. Kesederhanaan Mind Map memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami catatanya. Hal ini karena pengorganisasian antar berbagai unit maupun sub unit tersusun rapi. Mind Map memudahkan siswa untuk menghubungkan adanya keterkaitan antar unit-unit sehingga mendorong siswa untuk belajar yang

49 bermakna dan berbekas sehingga memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Mind Map Tony Buzan pada kelas eksperimen terlihat nyaman karena siswa sangat antusias dalam menggambar. Kreativitas dan imajinasi yang mereka miliki mereka gunakan untuk menggambar benda-benda yang berkaitan dengan berbagai bangun datar agar catatan terlihat indah dan menarik. Sehingga akan membuat mereka tertarik untuk mempelajari catatan/mind Map yang mereka buat. Mind Map DePorter dan Hernacki pada kelas kontrol tidak kalah menarik dari Mind Map Tony Buzan. Penggunaan simbol dan kata kunci semakin menyederhanakan catatan yang mereka buat. Sehingga catatan menjadi lebih mudah untuk diingat dan dipahami. Berbagai macam bentuk untuk melingkupi judul dengan berbagai model, ada beberapa yang menggunakan lampu bohlam, bintang, simbol senyuman, buku, awan, dan model lainnya. Kedua model Mind Map baik Tony Buzan maupun Bobbi DePorter dan Mike Hernacki terasa nyaman dalam pembelajaran mereka mengembangkannya dengan gambar dan simbol yang diberi warna dengan indah. Selain kenyamanan dalam proses pembelajaran, hal ini juga efektif dalam hasil belajar kognitif Matematika hal ini dibuktikan dengan naiknya rata-rata posttest dari rata-rata pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol memiliki rata-rata pretest sebesar 75,41 meningkat pada rata-rata posttest menjadi 84,13, namun ada satu siswa yang belum memenuhi KKM. Kelas eksperimen rata-rata pretest sebesar 73,69 meningkat pada rata-rata posttest menjadi 83,41 dan ada dua siswa yang belum mencapai KKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan dengan model pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki efektif untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.