BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS

BAB IV PEMBAHASAN. Perhitungan Laba Kena Pajak Berdasarkan Penerapan Akuntansi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Perpajakan 1. UAS Semester Genap 2014/2015

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Orang Pribadi - pembukuan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Laporan keuangan komersial PT. ERA Griya Selaras disusun dengan maksud

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ABS INDUSTRI INDONESIA

By Afifudin PSP FE Unisma 2

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

BAB II LANDASAN TEORI

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK SEBAGAI METODE UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN. (Studi Kasus pada Perum Pegadaian Pusat)

BAB IV ANALISIS PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA PT. TS INDONESIA. Analisis Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi alat laboratorium, reagen kimia klinik dan seluruh perlengkapan laboraturium. Sebagai Wajib Pajak, PT. PAS sudah melaksanakan kewajiban perpajakannya. Hal ini dapat dilihat bahwa PT. PAS sudah mendaftarkan dirinya sebagai Wajib Pajak dan telah mendapatkan NPWP. Selain itu, PT. PAS juga sudah melakukan pembukuan, membayar pajak, serta mengisi dan menyampaikan SPT, baik SPT Masa maupun SPT Tahunan. Pembukuan dan penyajian laporan keuangan PT. PAS dibuat berdasarkan Prinsip Akuntansi yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan. Laporan keuangan ini disebut sebagai laporan keuangan komersial. Dari kegiatan usahanya dapat dilihat laporan keuangan PT. PAS selama tahun 2010, 2011, dan 2012 yaitu: 47

48 Tabel 4.1 PT. PAS NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2011, dan 2012 (RUPIAH) 2010 2011 2012 AKTIVA AKTIVA LANCAR : Kas atau Setara Kas 62.523.801 228.708.351 53.956.876 Piutang Usaha 34.422.056 128.674.540 331.846.091 Persediaan Barang 62.493.700 107.980.000 111.530.000 Uang Muka Leasing 53.000.000 121.356.000 121.356.000 Uang Muka Pajak 364.877 0 0 Uang Jaminan Tender - 22.137.115 0 Piutang Karyawan - 3.450.000 2.350.000 Aktiva Lancar Lainnya - 0 21.162.335 TOTAL AKTIVA LANCAR 212.804.434 612.306.006 642.201.302 AKTIVA TETAP : Inventaris Kantor 29.730.000 36.015.000 42.005.000 Kendaraan 122.500.000 47.500.000 47.500.000 Peralatan 774.546.227 774.546.227 1.150.500.773 Akumulasi Penyusutan (186.783.481) (226.685.614) (367.456.336) TOTAL AKTIVA TETAP 739.992.746 631.375.613 872.549.437 TOTAL AKTIVA 952.797.180 1.243.681.619 1.514.750.739 PASIVA KEWAJIBAN LANCAR : Hutang Dagang 181.883.307 262.843.271 271.031.018 Hutang Pajak 42.131.638 36.656.439 31.710.645 Hutang Bank 430.555.555 334.888.887 85.222.219 Kewajiban Lancar Lain-lain 21.625.834 75.800.919 106.379.819 TOTAL KEWAJIBAN LANCAR 676.196.334 710.189.516 494.343.701 EKUITAS Modal Saham 50.000.000 353.195.411 1.014.292.103 Laba Ditahan 46.304.154 180.296.692 0 Laba Tahun Berjalan 180.296.692 0 6.114.936 TOTAL EKUITAS 276.600.846 533.492.103 1.020.407.039 TOTAL PASIVA 952.797.180 1.243.681.619 1.514.750.740 (Sumber : Laporan Keuangan PT. PAS)

49 Tabel 4.2 PT. PAS PERHITUNGAN RUGI LABA PER TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2011, dan 2012 (RUPIAH) 2010 2011 2012 PENGHASILAN Penjualan 2.940.979.320 3.655.724.384 3.523.674.847 Retur dan Koreksi - - - Penjualan Bersih 2.940.979.320 3.655.724.384 3.523.674.847 HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan Awal 88.228.665 62.493.700 107.980.000 Pembelian Barang 2.172.993.363 3.029.582.323 2.638.288.096 Persediaan Akhir (62.493.700) (107.980.000) (111.530.000) Jumlah Harga Pokok Penjualan 2.198.728.328 2.984.096.023 2.634.738.096 LABA KOTOR 742.250.992 671.628.361 888.936.751 BIAYA OPERASIONAL Biaya Gaji Karyawan 177.775.000 299.925.000 294.300.000 Biaya Bonus/THR - - 22.525.000 Biaya Perantara dan Komisi - 72.173.125 141.850.000 Biaya Listrik dan PDAM 5.565.240 4.153.115 8.555.998 Biaya Telepon dan Fax 13.584.295 8.655.022 9.894.468 Biaya Bahan Bakar Minyak 50.230.000 1.155.000 10.000 Biaya Spareparts/Suku Cadang 6.910.000 5.818.000 39.180.000 Biaya Parkir/Tol 5.897.000 104.250 20.863 Biaya Perjalanan Dinas 6.150.000 - - Biaya Website & Internet 2.581.500 2.733.425 350.000 Biaya Alat Tulis Kantor 2.878.324 1.795.800 300.000 Biaya Fotocopy/Cetakan 6.372.300 500.000 3.850.000 Biaya Materai 3.493.469 583.000 952.000 Biaya Transport/Taxi 1.200.000 11.275.000 13.100.000 Biaya Entertainment - 4.700.000 6.035.250 Biaya Service komputer - 2.150.000 - Biaya Angkut Barang 88.222.000 2.350.000 3.100.000 Biaya Pulsa Telepon - 4.485.000 5.235.000 Biaya Lain-lain 51.161.000 173.429.700 1.900.000 Jumlah Biaya Operasional 422.020.128 595.985.437 551.158.579 LABA OPERASI 320.230.864 75.642.924 337.778.172 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI Biaya Iklan 7.500.000 2.870.000 - Biaya Keperluan Rumah Tangga Kantor 2.388.500 250.000 2.666.220 Biaya Pemeliharaan/Perbaikan 6.500.000 6.249.800 1.932.950 Biaya Makan Bersama 1.563.000 1.666.000 - Biaya Pengobatan 5.881.500 57.600 2.500.000 Biaya Seminar/Pendidikan - 600.000 -

50 2010 2011 2012 Biaya Leasing 30.418.500 76.109.400 86.702.260 Biaya Sumbangan 5.655.000 4.900.000 4.100.000 Biaya Bunga Pinjaman 17.725.463 46.120.298 45.734.523 Biaya Penyusutan 77.865.981 112.167.758 140.770.722 Biaya Keperluan Kantor Lainnya 616.000-9.500.000 Biaya Akta/Perizinan - 4.000.000 - Biaya Administrasi Bank - - 415.000 Biaya Serba-serbi 4.878.650 46.171.000 6.756.527 Biaya Pajak Penghasilan - 33.160.725 13.593.668 Jumlah Biaya Umum dan Administrasi 160.992.594 334.322.581 314.671.870 LABA USAHA 159.238.270 (258.679.657) 23.106.302 PENDAPATAN DAN BIAYA LAIN-LAIN Pendapatan Bunga Bank (484.691) (651.832) (527.508) Pendapatan Lain-lain (29.500.000) (67.265.625) - Jasa Giro 79.738 129.573 107.468 Administrasi Bank 8.846.531 5.813.500 17.336.007 Selisih Kas - - 75.400 Jumlah Pendapatan/Biaya Lain-lain (21.058.422) (61.974.384) 16.991.367 Laba (Rugi) Perusahaan Sebelum Pajak 180.296.692 (196.705.273) 6.114.935 (Sumber : Laporan Keuangan PT. PAS) Untuk mendapatkan laba fiskal dalam menghitung Pajak penghasilan Badan, maka diperlukan suatu analisis atas biaya komersial untuk menentukan apakah biaya-biaya komersial tersebut termasuk dalam biaya fiskal atau biaya non fiskal, dimana biaya non fiskal perlu dilakukan koreksi positif dan koreksi negatif. Koreksi fiskal terdiri dari dua yaitu : koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif. Koreksi fiskal positif adalah koreksi yang mengakibatkan peningkatan penghasilan yang diakibatkan pengurangan biaya yang diakui dalam laporan laba rugi komersial. Sedangkan koreksi fiskal negatif adalah koreksi yang mengakibatkan penurunan penghasilan yang diakibatkan oleh penambahan biaya yang telah diakui dalam laporan laba rugi komersial. Sebelum koreksi fiskal dilakukan, maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap objek pajak penghasilan dan biaya-biaya yang terjadi pada PT. PAS. Berikut ini adalah biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh PT. PAS secara umum dari tahun 2010, 2011, dan 2012 adalah sebagai berikut:

51 1. Gaji karyawan adalah semua gaji yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawa, gaji tersebut dibagikan kepada karyawannya berdasarkan golongan dan jabatan masing-masing karyawan. 2. Bonus/THR, biaya ini merupakan jumlah yang dibayar PT. PAS kepada seluruh karyawan sesuai dengan golongan atau jabatan masing-masing karyawan dan juga berupa sembako. 3. Perantara/komisi adalah komisi yang diberikan perusahaan kepada karyawan. 4. Listrik merupakan biaya listrik yang digunakan untuk keperluan kantor selama 1 tahun 5. PDAM adalah biaya air minum yang dikeluarkan untuk membiayai air minum yang digunakan kantor selama 1 tahun. 6. Telepon dan fax adalah biaya yang digunakan untuk kepentingan selama di kantor. 7. Bahan Bakar Minyak merupakan pengeluaran berupa bensin yang penggunaannya berkaitan dengan kegiatan perusahaan, untuk mengirim barang atau pembelian untuk keperluan kantor. 8. Sparepart/Suku Cadang Kendaraan, biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk biaya pelumas dan lain-lain yang digunakan untuk menjalankan mesin bubut yang dimiliki perusahaan. 9. Parkir dan tol merupakan biaya yang dikenakan saat kendaraan operasional kantor melakukan pengiriman barang. 10. Biaya Perjalanan Dinas, biaya ini merupakan pengeluaran perusahaan atas perjalanan karyawannya ke luar kota dalam rangka perjalanan dinas untuk kegiatan operasional perusahaan. 11. Website dan Internet, biaya ini merupakan biaya yang dikelurkan perusahaan untuk iklan melalui website dan interne, biaya iklan ini dikeluarkan perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha. 12. Alat Tulis Kantor dan Materai, Alat tulis kantor dan materai merupakan pendukung yang digunakan dalam keperluan administrasi perusahaan seperti stempel, bolpoin, materai, dan lain-lain 13. Fotocopy, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan laporan yang diperlukan perusahaan dalam kegiatan usaha.

52 14. Transport/Taxi, perusahaan mengeluarkan biaya transport sehubung dengan transportasi karyawan yang menggunakan kendaraan umum ke kantor seperti taxi. Perusahaan memberikan dalam bentuk uang tunai kepada karyawan. 15. Entertainment, biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjamu mitra bisnis sehubungan dengan pemasaran produk perusahaan selama setahun. 16. Service komputer, biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar orang yang dibutuhkan untuk memperbaiki komputer perushaan yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. 17. Angkut barang, biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka pengiriman barang sampai kepada pelanggan, misalnya untuk melayani pemesanan di luar kota. 18. Pulsa telepon diberikan perusahaan kepada 2 orang karyawan dengan jabatan tertentu berupa biaya pulsa telepon. 19. Biaya Lain-lain merupakan biaya-biaya yang timbul diluar pos-pos yang sudah ada, termasuk didalamnya cadangan untuk pengeluaran tak terduga. 20. Iklan dikeluarkan dalam rangka memasarkan produk yang dimiliki perusahaan, iklan tersebut melalui brosur dan lain sebagainya. 21. Keperluan rumah tangga kantor, biaya ini terjadi karena adanya pembelian alat-alat rumah tangga misalnya biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan rumah tangga perusahaan seperti koran, majalah, bay fresh, alat-alat pembersih, pembelian sabun, tissu gulung untuk laboratorium, gas elpiji, snak untuk rapat. 22. Perbaikan/Pemeliharaan, biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka memelihara, mengganti, serta memperbaiki kantor. 23. Biaya perjamuan/makan bersama dikeluarkan oleh perusahaan berupa jamuan tamu dipakai perusahaan untuk menjamu pelanggan, maupun kolega-kolega bisnis perusahaan. 24. Pengobatan, perusahaan menanggung biaya pengobatan karyawannya yang sakit.

53 25. Seminar/Pendidikan biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk karyawan yang akan melakukan pelatihan dalam rangka menambah pengetahuan untuk memajukan kegiatan operasional perusahaan. 26. Leasing merupakan biaya yang dikeluarkan untuk sewa guna usaha untuk kegiatan operasional perusahaan. 27. Sumbangan yang dikeluarkan PT. PAS adalah untuk disekitar kantor seperti sumbangan ke acara HUT kemerdekaan RI, dan lain sebagainya. 28. Bunga Pinjaman, biaya bunga pinjaman ini berhubungan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan yang dimaksud biaya bunga pinjaman adalah biaya administrasi yang berhubungan dengan pinjaman yang dilakukan perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan 29. Penyusutan aktiva tetap PT. PAS menggunakan metode garis lurus dan perusahaan telah mengklasifikasikan aktiva tersebut menjadi beberapa kelompok sesuai dengan masa manfaat dari aktiva tersebut. 30. Keperluan Kantor Lainnya, biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keperluan kantor selama 1 tahun. 31. Perizinan dikeluarkan perusahaan untuk kepentingan izin yang berkaitan dengan berjalannya perusahaan tersebut. 32. Administrasi bank merupakan biaya administrasi bank atas pinjaman yang digunakan untuk kepentingan perusahaan. 33. Biaya Serba-serbi merupakan biaya-biaya yang timbul diluar pos-pos yang sudah ada dan jarang terjadi, termasuk didalamnya cadangan untuk pengeluaran tak terduga. 34. Pajak Penghasilan, pengeluaran perusahaan untuk membayar besarnya pajak terutang atas pajak penghasilan pasal 21 yang ditanggung perusahaan. 35. Pajak Jasa Giro merupakan Pajak Penghasilan Final atas Pendapatan Jasa Giro. 36. Selisih kas merupakan selisih antara kas menurut catatan dengan kas menurut perhitungan fisik.

54 4.2 Rekonsiliasi Laporan Laba/Rugi Fiskal Yang Telah Dilakukan PT. PAS Rekonsiliasi fiskal pada hakikatnya merupakan proses untuk mendapatkan laba fiskal atau laba kena pajak dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap laba komersial atau laporan laba rugi. Sebagai bahan baku dalam proses rekonsiliasi fiskal ini adalah laporan laba rugi komersial biasanya disusun berdasarkan Standar Akuntansi. Dua unsur utama dalam perhitungan laba rugi adalah Penghasilan dan Biaya. Penghasilan bisa berupa penghasilan usaha maupun penghasilan dari luar usaha. Begitu pula biaya, ada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan usaha ada juga biaya-biaya yang dikeluarkan diluar kegiatan usaha. Dalam konteks Pajak Penghasilan, unsur dalam perhitungan laba fiskal juga terdiri dari penghasilan dan biaya, baik penghasilan dan biaya usaha, maupun penghasilan dan biaya di luar usah. Namun demikian, tidak semua penghasilan dalam laporan laba rugi komersial merupakan objek pajak dalam perhitungan Pajak Penghasilan. Begitu pula, tidak semua biaya dalam laporan laba rugi komersial dapat dikurangkan dalam perhitungan Pajak Penghasilan. Perbedaan-perbedaan seperti ini disebabkan karena pajak Pajak Penghasilan tunduk kepada ketentuan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan, karena perbedaan seperti inilah maka perlu dilakukannya penyesuaian. Setelah dilakukan koreksi, terdapat selisih perhitungan antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal. Berikut hasil rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh PT. PAS dalam Laporan Keuangannya tahun 2010, 2011, dan 2012. Tabel 4.3 PT. PAS PERHITUNGAN RUGI LABA DAN REKONSILIASI FISKAL PER TANGGAL 31 DESEMBER 2010 (RUPIAH) KOMERSIAL KF. POSITIF KF. NEGATIF FISKAL PENGHASILAN Penjualan 2.940.979.320 2.940.979.320 Retur dan Koreksi - - Penjualan Bersih 2.940.979.320 2.940.979.320 HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan Awal 88.228.665 88.228.665

55 KOMERSIAL KF. POSITIF KF. NEGATIF FISKAL Pembelian Barang 2.172.993.363 2.172.993.363 Persediaan Akhir (62.493.700) (62.493.700) Jumlah Harga Pokok Penjualan 2.198.728.328 2.198.728.328 LABA KOTOR 742.250.992 742.250.992 BIAYA OPERASIONAL Biaya Gaji Karyawan 177.775.000 177.775.000 Biaya Listrik dan PDAM 5.565.240 5.565.240 Biaya Telepon dan Fax 13.584.295 13.584.295 Biaya Bahan Bakar Minyak 50.230.000 50.230.000 Biaya Spareparts/Suku Cadang 6.910.000 6.910.000 Biaya Parkir/Tol 5.897.000 5.897.000 Biaya Perjalanan Dinas 6.150.000 6.150.000 Biaya Website & Internet 2.581.500 2.581.500 Biaya Alat Tulis Kantor 2.878.324 2.878.324 Biaya Fotocopy/Cetakan 6.372.300 6.372.300 Biaya Materai 3.493.469 3.493.469 Biaya Transport/Taxi 1.200.000 1.200.000 Biaya Angkut Barang 88.222.000 88.222.000 Biaya Lain-lain 51.161.000 51.161.000 - Jumlah Biaya Operasional 422.020.128 370.859.128 LABA OPERASI 320.230.864 371.391.864 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI Biaya Iklan 7.500.000 7.500.000 Biaya Keperluan Rumah Tangga Kantor 2.388.500 2.388.500 Biaya Pemeliharaan/Perbaikan 6.500.000 6.500.000 Biaya Makan Bersama 1.563.000 1.563.000 - Biaya Pengobatan 5.881.500 5.881.500 - Biaya Leasing 30.418.500 30.418.500 Biaya Sumbangan 5.655.000 5.655.000 - Biaya Bunga Pinjaman 17.725.463 17.725.463 Biaya Penyusutan 77.865.981 9375000 68.490.981 Biaya Keperluan Kantor Lainnya 616.000 616.000 Biaya Serba-serbi 4.878.650 4.878.650 Jumlah Biaya Umum dan Administrasi 160.992.594 138.518.094 LABA USAHA 159.238.270 232.873.770 PENDAPATAN DAN BIAYA LAIN-LAIN Pendapatan Bunga Bank (484.691) 484.691 - Pendapatan Lain-lain (29.500.000) (29.500.000) Jasa Giro 79.738 79.738 - Administrasi Bank 8.846.531 8.846.531 Jumlah Pendapatan/Biaya Lain-lain (21.058.422) (20.653.469) Laba (Rugi) Perusahaan Sebelum Pajak 180.296.692 73.715.238 484.691 253.527.239 (Sumber : Laporan Keuangan PT. PAS)

56 Tabel 4.4 PT. PAS PERHITUNGAN RUGI LABA DAN REKONSILIASI FISKAL PER TANGGAL 31 DESEMBER 2011 (RUPIAH) URAIAN KOMERSIAL KF. POSITIF KF. NEGATIF FISKAL PENGHASILAN Penjualan 3.655.724.384 3.655.724.384 Retur dan Koreksi - - Penjualan Bersih 3.655.724.384 3.655.724.384 HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan Awal 62.493.700 62.493.700 Pembelian Barang 3.029.582.323 3.029.582.323 Persediaan Akhir (107.980.000) (107.980.000) Jumlah Harga Pokok Penjualan 2.984.096.023 2.984.096.023 LABA KOTOR 671.628.361 671.628.361 BIAYA OPERASIONAL Biaya Gaji Karyawan 299.925.000 114.000.000 185.925.000 Biaya Perantara dan Komisi 72.173.125 72.173.125 Biaya Listrik dan PDAM 4.153.115 4.153.115 Biaya Telepon dan Fax 8.655.022 8.655.022 Biaya Bahan Bakar Minyak 1.155.000 1.155.000 Biaya Spareparts/Suku Cadang 5.818.000 5.818.000 Biaya Parkir/Tol 104.250 104.250 Biaya Website & Internet 2.733.425 2.733.425 Biaya Alat Tulis Kantor 1.795.800 1.795.800 Biaya Fotocopy/Cetakan 500.000 500.000 Biaya Materai 583.000 583.000 Biaya Transport/Taxi 11.275.000 11.275.000 Biaya Entertainment 4.700.000 4.700.000 - Biaya Service Komputer 2.150.000 2.150.000 - Biaya Angkut Barang 2.350.000 2.350.000 Biaya Pulsa Telepon 4.485.000 2.242.500 2.242.500 Biaya Lain-lain 173.429.700 173.429.700 - Jumlah Biaya Operasional 595.985.437 299.463.237 LABA OPERASI 75.642.924 372.165.124 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI Biaya Iklan 2.870.000 2.870.000 - Biaya Keperluan Rumah Tangga Kantor 250.000 250.000 Biaya Pemeliharaan/Perbaikan 6.249.800 6.249.800 Biaya Makan Bersama 1.666.000 1.666.000 - Biaya Pengobatan 57.600 57.600 - Biaya Seminar/Pendidikan 600.000 600.000 Biaya Leasing 76.109.400 76.109.400 Biaya Sumbangan 4.900.000 4.900.000 -

57 URAIAN KOMERSIAL KF. POSITIF KF. NEGATIF FISKAL Biaya Bunga Pinjaman 46.120.298 46.120.298 Biaya Penyusutan 112.167.758 4.101.563 108.066.195 Biaya Akta/Perizinan 4.000.000 4.000.000 - Biaya Serba-serbi 46.171.000 33.850.024 12.320.976 Biaya Pajak Penghasilan 33.160.725 33.160.725 - Jumlah Biaya Umum dan Administrasi 334.322.581 249.716.669 LABA USAHA (258.679.657) 122.448.455 PENDAPATAN DAN BIAYA LAIN-LAIN Pendapatan Bunga Bank (651.832) 651.832 - Pendapatan Lain-lain (67.265.625) (67.265.625) Jasa Giro 129.573 129.573 - Administrasi Bank 5.813.500 5.813.500 Jumlah Pendapatan/Biaya Lain-lain (61.974.384) 129.573 (61.452.125) Laba (Rugi) Perusahaan Sebelum Pajak (196.705.273) 381.387.258 651.832 183.900.580 (Sumber : Laporan Keuangan PT. PAS) Tabel 4.5 PT. PAS PERHITUNGAN RUGI LABA DAN REKONSILIASI FISKAL PER TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (RUPIAH) KOMERSIAL KF. POSITIF KF. NEGATIF FISKAL PENGHASILAN Penjualan 3.523.674.847 3.523.674.847 Retur dan Koreksi - - Penjualan Bersih 3.523.674.847 3.523.674.847 HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan Awal 107.980.000 107.980.000 Pembelian Barang 2.638.288.096 2.638.288.096 Persediaan Akhir (111.530.000) (111.530.000) Jumlah Harga Pokok Penjualan 2.634.738.096 2.634.738.096 LABA KOTOR 888.936.751 888.936.751 BIAYA OPERASIONAL Biaya Gaji Karyawan 294.300.000 114.000.000 180.300.000 Biaya Bonus/THR 22.525.000 9.500.000 13.025.000 Biaya Perantara dan Komisi 141.850.000 141.850.000 Biaya Listrik dan PDAM 8.555.998 3.432.657 5.123.341 Biaya Telepon dan Fax 9.894.468 3.090.311 6.804.157 Biaya Bahan Bakar Minyak 10.000 10.000 Biaya Spareparts/Suku Cadang 39.180.000 39.180.000 Biaya Parkir/Tol 20.863 20.863

58 URAIAN KOMERSIAL KF. POSITIF KF. NEGATIF FISKAL Biaya Website & Internet 350.000 350.000 Biaya Alat Tulis Kantor 300.000 300.000 Biaya Fotocopy/Cetakan 3.850.000 3.850.000 Biaya Materai 952.000 952.000 Biaya Transport/Taxi 13.100.000 13.100.000 Biaya Entertainment 6.035.250 6.035.250 - Biaya Angkut Barang 3.100.000 3.100.000 Biaya Pulsa Telepon 5.235.000 2.617.500 2.617.500 Biaya Lain-lain 1.900.000 1.900.000 - Jumlah Biaya Operasional 551.158.579 410.582.861 LABA OPERASI 337.778.172 478.353.890 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI Biaya Keperluan Rumah Tangga Kantor 2.666.220 2.666.220 Biaya Pemeliharaan/Perbaikan 1.932.950 1.932.950 Biaya Pengobatan 2.500.000 2.500.000 - Biaya Leasing 86.702.260 86.702.260 Biaya Sumbangan 4.100.000 4.100.000 - Biaya Bunga Pinjaman 45.734.523 45.734.523 Biaya Penyusutan 140.770.722 140.770.722 Biaya Keperluan Kantor Lainnya 9.500.000 9.500.000 Biaya Administrasi Bank 415.000 415.000 Biaya Serba-serbi 6.756.527 6.756.527 - Biaya Pajak Penghasilan 13.593.668 13.593.668 - Jumlah Biaya Umum dan Administrasi 314.671.870 287.721.675 LABA USAHA 23.106.302 190.632.215 PENDAPATAN DAN BIAYA LAIN-LAIN Pendapatan Bunga Bank (527.508) 527.508 - Jasa Giro 107.468 107.468 - Administrasi Bank 17.336.007 17.336.007 Selisih Kas 75.400 75.400 - Jumlah Pendapatan/Biaya Lain-lain 16.991.367 17.336.007 Laba (Rugi) Perusahaan Sebelum Pajak 6.114.935 167.708.781 527.508 173.296.208 (Sumber : Laporan Keuangan PT. PAS)

59 4.3 Evaluasi Biaya yang Dikoreks Fiskal Akibat Perbedaan Tetap (Permanent Difference) dan Perbedaan Waktu (Timing Difference) Dari hasil evaluasi terhadap Laporan Laba Rugi PT. PAS, biayabiaya yang harus dilakukan koreksi dapat diklarifikasikan kedalam dua perbedaan yaitu : Perbedaan Tetap (Permanent Difference) Terjadi karena peraturan perpajakan menghitung laba fiskal berbeda dengan perhitungan menurut SAK. Menurut akuntansi komersial merupakan beban (biaya) sedangkan menrut ketentuan Pajak Penghasilan tidak dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto (Pasal 9 Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008) Seperti koreksi diatas : 1. Gaji Karyawan, biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. PAS selama tahun 2010, 2011, dan 2012 untuk mencatat pengeluaran berupa pembayaran gaji karyawan sesuai dengan golongan atau jabatan masing-masing karyawan. Namun pada tahun 2011 dan 2012 dari biaya ini dimasukkan biaya yang dikeluarkan untuk direktur, atas biaya tersebut dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp. 114.000.000 pada tahun 2011, Rp. 114.000.000 pada tahun 2012. Menurut penulis koreksi fiskal yang dilakukan sudah tepat karena biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota tidak dibenarkan untuk menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat 1 huruf (b) dan (i). 2. Biaya Bonus/THR, biaya ini merupakan jumlah yang dibayar PT. PAS kepada seluruh karyawan sesuai dengan golongan atau jabatan masing-masing karyawan dan juga pemberian sembako untuk karyawan. Perusahaan melakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 9.500.000 pada tahun 2012 untuk biaya sembako yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Menurut penulis perusahaan telah benar dalam melakukan

60 koreksi fiskal positif atas pemberian sembako karena itu sama seperti pemberian natura kepada karyawan sehingga tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 9 ayat 1. Pada tahun 2010 dan 2011 perusahaan tidak mengeluarkan biaya bonus/thr sehingga tidak ada nama akun atas biaya tersebut. 3. Biaya Listrik, biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya listrik untuk operasional perusahaan selama tahun 2010, 2011, dan 2012. Namun karena pada awal tahun 2012 ada karyawan yang tinggal di kantor selama beberapa bulan sehingga perusahaan melakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 3.432.657 pada tahun 2012, karena biaya ini tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 9 ayat1 huruf (b). 4. Biaya Telepon dan Fax, biaya telepon yang dikeluarkan pada tahun 2010, 2011, dan 2012 untuk kantor merupakan biaya yang boleh menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan dalam mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. Tetapi dalam beban telepon, perusahaan harus melakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 3.090.311 pada tahun 2012, karena dalam biaya ini dimasukan biaya perbaikan telepon seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya. Sehingga tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. Menurut penulis perusahaan telah benar dalam melakukan koreksi fiskal positif atas biaya tersebut sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 Pasal 9 ayat 1 huruf (b). 5. Biaya Entertainment, biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjamu mitra bisnis sehubungan dengan pemasaran produk perusahaan selama

61 tahun 2011 dan 2012. Pengeluaran berupa entertainment ini sangat mendukung dalam meningkatkan penjualan perusahaan menurut pejabat perusahaan terkait. PT. PAS tidak memiliki daftar nominatif atas pengeluaran tersebut dan telah melakukan koreksi fiskal positif terhadap akun biaya ini. Biaya ini dapat dikurangi dari penghasilan bruto, namun dengan syarat dibuatkan daftar nominatif, seperti : nomor urut, jenis, nama, tempat, alamat, dan jumlah entertainment yang diberikan, relasi : nama, posisi, nama dan jenis perusahaan, serta dilampirkan dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan 1771 hal ini sesuai dengan SE-27/PJ.22/1986. Tetapi karena pihak perusahaan tidak membuat bukti norminatif, maka dari itu penulis berpendapat bahwa apa yang telah dilakukan PT. PAS telah sesuai dengan peraturan perpajakan dengan melakukan koreksi fiskal positif sebesar biaya yang dikeluarkan yaitu Rp. 4.700.000 pada tahun 2011, Rp. 6.035.250 pada tahun 2012. Pada tahun 2010 perusahaan tidak mengeluarkan biaya entertainment sehingga tidak ada nama akun atas biaya tersebut. 6. Biaya Service komputer, biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka memperbaiki komputer. Dimana pada tahun 2011, perusahaan melakukan perbaikan komputer yang biasa digunakan untuk operasional perusahaan. Dalam melakukan perbaikan, perusahaan menggunakan jasa IT yang dilakukan oleh pihak ketiga, namun perusahaan belum melakukan pemotongan atas jasa perbaikan tersebut. Perusahaan melakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 2.150.000 pada tahun 2011. Menurut penulis perusahaan telah benar dalam melakukan koreksi fiskal positif atas biaya ini. 7. Biaya Pulsa Telepon, PT. PAS harus melakukan koreksi positif atas biaya pulsa telepon yang terdapat pada rincian biaya operasional. Sedangkan untuk tahun 2010 perusahaan tidak mengeluarkan biaya pulsa telepon sehingga tidak ada akun untuk biaya ini pada tahun 2010. Besarnya koreksi yang

62 dilakukan sebesar Rp. 2.242.500 pada tahun 2011, Rp. 2.617.500 pada tahun 2012. karena didalam biaya tersebut biaya untuk pengisian ulang pulsa yang diberikan untuk kedua direktur. Koreksi atas biaya pengisian ulang pulsa ini dilakukan berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak KEP- 220/PJ/2002. Besarnya koreksi yang dilakukan berdasarkan perhitungan sebagai berikut: Biaya pulsa/bulan x 12 x 50% = Koreksi Positif Tahun 2011 Rp. 373.750 x 12 x 50% = Rp. 2.242.500 Tahun 2012 Rp. 436.250 x 12 x 50% = Rp. 2.617.500 8. Biaya Lain-lain, merupakan biaya yang tidak dapat mengurangi penghasilan bruto karena tidak diketahui pengeluarannya untuk apa, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 6 ayat 1 biaya yang dapat dijadikan pengurangan hanya biaya yang digunakan untuk mendapatkan, memelihara dan menagih penghasilan. Pada tahun 2010 perusahaan tidak melakukan koreksi dan seharusnya dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 51.161.000 dan untuk tahun 2011 dan 2012 perusahaan telah benar dalam melakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 173.429.700 pada tahun 2011, Rp. 1.900.000 pada tahun 2012. 9. Biaya Iklan/Promosi, di dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan, biaya promosi boleh menjadi pengurang tercantum pada pasal 6 ayat (1) huruf a angka 7. Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka melakukan promosi atas produk-produk perusahaan pada tahun 2010 dan 2011. Kegiatan promosi tersebut dilakukan oleh pihak ketiga tidak dilakukan oleh perusahaan sendiri. Biaya promosi ini meliputi biaya pembuatan brosur

63 maupun spanduk yang digunakan untuk melakukan promosi produk perusahaan. Namun pada tahun 2011 perusahaan kurang teliti atas pengeluaran biaya tersebut dikarenakan perusahaan tidak memiliki bukti-bukti atas pengeluaran biaya tersebut sehingga dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 2.870.000 pada tahun 2011, pada tahun 2012 perusahaan tidak melakukan iklan atau promosi, sehingga tidak terdapat akun biaya iklan/promosi pada tahun 2012. 10. Biaya Penjamuan/Makan Bersama, Perusahaan harus melakukan koreksi fiskal positif atas biaya penjamuan pada tahun 2010 dan 2011 karena atas biaya yang dibebankan tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang memadai terkait dengan biaya tersebut. Dalam hal ini perusahaan tidak membuat daftar nominatif atas biaya penjamuan tersebut sehingga biaya-biaya tersebut dianggap fiktif. Berdasarkan SE-27/PJ.22/1986 yang menyatakan bahwa biaya entertainment, representasi, jamuan tamu dan sejenisnya untuk mendaptkan, menagihan dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek PPh dan tidak terkena PPh Final dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, dengan syarat dibuatnya daftar norminatif dan dilamirkan dalam SPT Tahunan PPh. Oleh karena itu, biaya penjamuan atau entertainment harus dikoreksi adalah sebesar Rp. 1.563.000 pada tahun 2010, Rp.1.666.000 pada tahun 2011, pada tahun 2012 perusahaan tidak ada penjamuan, sehingga tidak terdapat akun biaya makan bersama pada tahun 2012. 11. Biaya Pengobatan, perusahaan menanggung biaya pengobatan karyawannya yang sakit pada tahun 2010, 2011, dan 2012. Biaya ini tidak termasuk dalam biaya fiskal berdasarkan peraturan undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat 1 huruf (e) karena dari sisi perpajakan menganggap hal ini sebagai natura/kenikmatan yang diberikan perusahaan, serta tidak terkait dengan kegiatan menagih, mendapatkan, dan memelihara penghasilan.

64 Sehingga biaya pengobatan dikoreksi fiskal positif sesuai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan pada tahun 2010 yaitu Rp. 5.881.500, pada tahun 2011 Rp. 57.600, Rp. 2.500.000 pada tahun 2012. 12. Biaya Sumbangan, Menurut Pasal 9 ayat 1 huruf (g) Undang- Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan tidak dapat dijadikan biaya pengurang penghasilan bruto. Dalam hal ini perusahaan memberikan sumbangan untuk acara HUT RI sehingga perusahaan harus mengkoreksi positif biaya sumbangan, dan dalam prakteknya perusahaan telah benar melakukan koreksi fiskal atas biaya sumbangan pada tahun 2010 sebesar Rp. 5.655.000, 2011 sebesar Rp. 4.900.000, dan Rp. 4.100.000 pada tahun 2012. 13. Biaya Akta/Perizinan, biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk melancarkan kegiatan operasional perusahaan dalam melaukan perizinan dan perusahaan menggunakan jasa konsultan oleh pihak ketiga. Namun atas pemakaian jasa konsultan tersebut, pada tahun 2011 perusahaan belum melakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. Perusahaan melakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 4.000.000 pada tahun 2011. Menurut penulis perusahaan telah benar dalam melakukan koreksi fiskal positif atas biaya ini. 14. Biaya Serba-serbi, Pada tahun 2010 tidak dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 4.878.650 karena biaya serba-serbi yang dimaksud dikeluarkan untuk pembelian cat dan bahan material lainnya dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada kantor, menurut undang-undang pajak penghasilan pasal 6 ayat 1 biaya yang digunakan untuk memelihara, mendapatkan dan menagih penghasilan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto. Sama seperti pada tahun 2011 namun yang memiliki bukti hanya sebesar Rp. 12.320.976 sehingga dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 33.160.725 dan pada tahun 2012 karena tidak memiliki

65 bukti secara keseluruhan dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 6.756.527. 15. Biaya Pajak Penghasilan, PT. PAS harus melakukan koreksi positif atas Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar Rp. 33.160.725 pada tahun 2011, Rp. 13.593.668 pada tahun 2012. Koreksi ini dilakukan karena PT. PAS menanggung Pajak Penghasilan Pasal 21 karyawannya. Dimana beban ini memang harus dikoreksi karena Pajak Penghasilan Pasal 21 ditanggung pemberi kerja bukan merupakan pengurang (non deductible expense) sesuai dengan Pasal 9 ayat 1 huruf h Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. 16. Pendapatan Bunga Bank, Pendapatan lain-lain pada Laporan Laba Rugi, merupakan pendapatan yang berasal dari jasa giro dan bunga deposito. Berdasarkan PP 131 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri Keuangan No.51/KMK.04/2000, jasa giro dan bunga deposito merupakan penghasilan yang dikenakan final, maka PT. PAS harus melakukan koreksi negatif terhadap pendapatan lain-lain. Besarnya koreksi yang harus dilakukan adalah pendapatan bunga bank sebesar Rp. 484.691 pada tahun 2010, Rp. 651.832 pada tahun 2011, Rp. 527.508 pada tahun 2012. 17. Biaya Pajak Atas Giro, PT. PAS melakukan koreksi fiskal positif atas pajak jasa giro selama tahun 2010 sebesar Rp. 79.738, Rp. 129.573 pada tahun 2011, dan Rp. 107.468 pada tahun 2012 yang merupakan Pajak Penghasilan Final atas Pendapatan Jasa Giro dan tidak bisa dijadikan beban dalam laporan laba rugi fiskal dengan berlandaskan Pasal 4 ayat 2 Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 dan PP.No.131/2000. Menurut penulis yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan peraturan perpajakan mengacu pada Undang-Undang Perpajakan.

66 Perbedaan Waktu (Timing Difference) Beda waktu adalah perbedaan yang bersifat sementara karena adanya ketidaksamaan waktu pengakuan penghasilan dan beban antara peraturan perpajakan dan SAK. Seperti : 1. Biaya penyusutan, pembebanan biaya penyusutan kepada inventaris kantor, kendaraan dan Peralatan dilakukan berdasarkan harga perolehan. Metode penyusutan yang diterapkan adalah garis lurus (straight line method). Kebijakan perusahaan telah menetapkan bahwa umur produktif untuk mebel dan peralatan dari logam dan Ac 8 tahun (kelompok 2), inventaris kantor/mebel dan peralatan dari kayu 4 tahun (kelompok 1), kendaraan mobil sedan dan motor 4 tahun (kelompok 1) sesuai dengan ketentuan perpajakan. Dalam biaya penyusutan dalam rincian biaya administrasi dan umum, termasuk biaya penyusutan untuk kendaraan sedan. Berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP- 220/PJ/2002, atas biaya penyusutan kendaraan sedan harus dilakukan koreksi sebesar 50%. Hasil perhitungan penyusutan atas kendaraan sedan : Penyusutan Fiskal Tahun 2010 25% x Rp. 75.000.000 = Rp. 18.750.000 Yang diperkenankan secara pajak hanya : 50% x Rp. 18.750.000 = Rp. 9.375.000 Penyuautan Fiskal Tahun 2011 7/12 x 25% x Rp. 56.250.000 = Rp. 8.203.125 Yang diperkenankan secara pajak hanya : 50% x Rp. 8.203.125 = Rp. 4.101.563 4.4 Perhitungan Pajak Penghasilan Badan Pasal 29 Yang Mengacu Pada Ketentuan Perpajakan Yang Berlaku Setelah dilakukan rekonsiliasi fiskal terdapat perbedaan pada laba/(rugi) perusahaan sebelum pajak, antara laporan keuangan komersial dan

67 laporan keuangan fiskal. Dimana pada tahun 2010 menurut laporan keuangan komersial perusahaan laba sebelum pajak sebesar Rp. 180.296.692 berubah menjadi Rp. 202.366.239 menurut laporan keuangan fiskal, namun ada kesalahan pada perhitungan dikarenakan pada akun biaya lain-lain tidak dikoreksi fiskal positif dan menurut penulis harus dikoreksi fiskal positif sehingga laba sebelum pajaknya menjadi Rp. 253.527.239. Pada tahun 2011 menurut laporan keuangan komersial perusahaan rugi sebelum pajak sebesar Rp. (196.705.272) berubah menjadi laba sebesar Rp. 183.900.580 menurut laporan keuangan fiskal, pada tahun 2012 menurut laporan keuangan komersial laba perusahaan sebelum pajak sebesar Rp. 6.114.936 berubah menjadi Rp. 173.296.208 menurut laporan keuangan fiskal. Dikarenakan peredaran bruto PT. PAS di tahun 2010, 2011, dan 2012 tidak lebih dari Rp.4,8 Milyar maka perusahaan mendapatkan fasilitas pengurangan tarif 50%. Berikut ini merupakan rincian koreksi fiskal yang dilakukan oleh perusahaan untuk penghasilan kena pajak berakhir tanggal 31 Desember 2010, 2011 dan 2012 : PPh Badan Tahun 2010 yang terutang setelah dikoreksi fiskal didapat dari : Laba Komersial = RP. 180.296.692 Jumlah Koreksi Positif = Rp. 73.715.238 Jumlah Koreksi Negatif = Rp. (484.691) Penghasilan Neto Fiskal = Rp. 253.527.239 Kompensasi Kerugian Fiskal = 0 Penghasilan Kena Pajak (dibulatkan) = Rp. 253.527.000 PPh Pasal 29 Yang Terutang PPh terutang : 25% x 50% x 253.527.000 = Rp. 31.690.875 Kredit Pajak Penghasilan (PPh 22/23/24) = 0 PPh Yang Harus Dibayar Sendiri = Rp. 31.690.875 PPh Yang Dibayar Sendiri = Rp. (364.877) PPh Yang Kurang Dibayar = Rp. 31.325.998 PPh Badan Tahun 2011 yang terutang setelah dikoreksi fiskal didapat dari : Rugi Komersial = Rp.(196.705.272)

68 Jumlah Koreksi Positif = Rp. 381.257.685 Jumlah Koreksi Negatif = Rp. (651.832) Penghasilan Neto Fiskal = Rp. 183.900.581 Kompensasi Kerugian Fiskal = 0 Penghasilan Kena Pajak (dibulatkan) = Rp. 183.900.000 PPh Pasal 29 Yang Terutang PPh terutang : 25% x 50% x 183,900,000 = Rp. 22.987.500 Kredit Pajak Penghasilan (PPh 22/23/24) = Rp.(5.975.476) PPh Yang Harus Dibayar Sendiri = Rp. 17.012.024 PPh Yang Dibayar Sendiri = Rp. (9.080.600) PPh Yang Kurang Dibayar = Rp. 7.931.424 PPh Badan Tahun 2012 yang terutang setelah dikoreksi fiskal didapat dari : Laba Komersial = Rp. 6.114.935 Jumlah Koreksi Positif = Rp. 167.708.781 Jumlah Koreksi Negatif = Rp. (527.508) Penghasilan Neto Fiskal = Rp. 173.296.208 Kompensasi Kerugian Fiskal = 0 Penghasilan Kena Pajak (dibulatkan) = Rp. 173.296.000 PPh Pasal 29 Yang Terutang PPh terutang : 25% x 50% x 173,296,000 = Rp. 21.662.000 Kredit Pajak Penghasilan (PPh 22/23/24) = Rp. (1.388.735) PPh Yang Harus Dibayar Sendiri = Rp. 20.273.265 PPh Yang Dibayar Sendiri = Rp.(19.773.600) PPh Yang Kurang Dibayar = Rp. 499.665 Pajak Penghasilan Badan Pasal 29 yang dibayarkan oleh PT. PAS adalah sebesar Rp. 24.930.873 untuk tahun 2010 seharusnya Rp. 31.325.998, untuk itu perusahaan harus membayarkan atas kekurangan sebesar Rp. 6.395.125 beserta denda administrasi bunga 2% apabila melakukan pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan, seperti menurut Undang- Undang KetentuanUmum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009

69 Pasal 8 ayat 2, Dalam hal wajib pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi besar, kepadanya dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan 2% x 24 x Rp. 6.395.125 = Rp. 3.069.660. Rp. 7.931.424 untuk tahun 2011, dan Rp. 499.665 untuk tahun 2012. Hal ini tertera dalam Surat Pemberitahuan Badan Form 1771 Wajib Pajak Badan PT. PAS. Menurut penulis, dalam hal ini PT. PAS telah benar terhadap pembulatan, berdasarkan pasal 17 ayat 4 Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, dibulatkan kebawah dalam ribuan rupiah penuh terhadap jumlah pajak penghasilan terutang, sebelum pengenaan tarif pajak. Pada Tahun 2010 PT. PAS melakukan pelaporan SPT Tahunan Badan pada bulan April. Sedangkan pada Tahun 2011 dan 2012 PT. PAS terlambat melaporkan SPT Tahunan Badan, namun pada bulan April perusahaan tetap melaporkan dengan laporan keuangan sementara (draft), yang kemudian disampaikan kembali SPT pada bulan Juni. Perusahaan Tidak mendapatkan SKP, karena perusahaan telah mendapat perpanjangan waktu dalam rangka perbaikan SPT Tahunan dan melaporkan kembali, sesuai dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 3 ayat 4 dan 5, dan Peraturan DJP Nomor : PER-21/PJ/2009 tentang Tata Cara Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan. 4.5 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 Yang Mengacu Pada Ketentuan Perpajakan Yang Berlaku Pajak Penghasilan Pasal 25 = PPh terutang (PPh Pasal 22, 23, 24) 12 PPh Pasal 22 : Transaksi PT. PAS yang berkaitan dengan PPh Pasal 22 selama beroperasi tahun 2011 dan 2012 adalah hal-hal yang

70 berhubungan dengan pemungutan pajak yang dilakukan oleh bendaharawan pemerintah, seperti bendahara pengeluaran dinas kesehatan kota, bendahara pengeluaran RS. Ketergantungan Obat (RSKO). Seluruh pihak pemungut pajak terkait pasal 22 telah tercantum di dalam SPT Tahunan Badan 1771 lampiran III. PPh Pasal 23 : Transaksi PT. PAS yang berkaitan dengan PPh Pasal 23 yang terjadi selama Tahun 2012 yang dapat di kreditkan adalah pendapatan yang berasal dari penggunaan jasa sehubung dengan diagnostika. PPh Pasal 24 : PT. PAS tidak memiliki penghasilan yang berasal dari Luar Negeri, sehingga tidak dikenakan PPh Pasal 24. Tahun 2010, Perhitungan atas angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah sebagai berikut : Laba Fiskal = Rp. 253.527.239 Kompensasi Kerugian Fiskal = 0 Penghasilan Kena Pajak = Rp. 253.527.239 Penghasilan Kena Pajak (dibulatkan) = Rp. 253.527.000 Pajak Penghasilan Terutang (25%x50%x253.527.000) = Rp. 31.690.875 Angsuran PPh Pasal 25 (31.690.875-0/12bulan) = Rp. 2.610.500 Tahun 2011, Perhitungan atas angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah sebagai berikut : Laba Fiskal = Rp. 183.900.581 Kompensasi Kerugian Fiskal = 0 Penghasilan Kena Pajak = Rp. 183.900.581 Penghasilan Kena Pajak (dibulatkan) = Rp. 183.900.000 Pajak Penghasilan Terutang (25%x50%x183.900.000) = Rp. 22.987.500 Angsuran PPh Pasal 25 (22.987.500 5.975.476/12bulan) = Rp. 1.417.668

71 Tahun 2012, Perhitungan atas angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah sebagai berikut : Laba Fiskal = Rp. 173.296.208 Kompensasi Kerugian Fiskal = Rp. 0 Penghasilan Kena Pajak = Rp. 173.296.208 Penghasilan Kena Pajak (dibulatkan) = Rp. 173.296.000 Pajak Penghasilan Terutang (25%x50%x173.296.000) = Rp. 21.662.000 Angsuran PPh Pasal 25 (21.662.000 1.388.735/12bulan) = Rp. 1.689.438 Sebelumnya angsuran pajak penghasilan pasal 25 adalah Rp. 2.107.979 menjadi Rp.2.610.500, sehingga perusahaan mengalami kekurangan pembayaran dalam angsuran pajak penghasilan pasal 25 sebesar Rp.502.521 setiap bulan dalam 12 bulan dan harus disetor dan dilaporkan kembali oleh perusahaan. Dikenakan sanksi denda administrasi sebesar 2% apabila melakukan pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan, menurut Undang-Undang KetentuanUmum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 8 ayat 2a, Dalam hal wajib pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang pajak menjadi besar, kepadanya dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan 2% x 24 x Rp. 502.521 = Rp. 241.210 Untuk Penyetoran dan Pelaporan atas angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 PT. PAS selalu membayar dan melakukan pelaporan tepat waktu yaitu pembayaran dilakukan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya sedangkan pelaporan dilakukan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. Ini dilakukan supaya perusahaan dapat terhindar dari sanksi denda dan bunga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 7 ayat 1 dan Pasal 8 ayat 2 huruf (a).

72 4.6 Perencanaan Pajak yang Dapat Diterapkan Oleh PT. PAS Seiring dengan seringnya terjadi perubahan pada peraturan perpajakan yang diakibatkan karena semakin berkembangnya perekonomian negara yang juga selalu berubah-ubah. Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak selalu berusaha mempersempit celah bagi wajib pajak untuk melakukan penghindaran pajak, baik secara legal maupun tidak legal dengan cara melakukan perubahan pada Undang-Undang dan peraturan perpajakan yang ada. Oleh sebab itu, penghindaran pajak yang secara legal dapat dilakukan dengan cara wajib pajak harus paham dan mengerti benar-benar peraturan perpajakan yang berlaku sebelum melakukan perencanaan pajak agar terhindar dari sanksi-sanksi perpajakan. Setelah dilakukan koreksi positif terdapat perbedaan laba sebelum pajak, dimana jumlah yang dihasilkan semakin meningkat. Untuk dapat mengatasi kenaikan laba maka biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan harus dapat dijadikan sebagai biaya pengurang bruto (biaya fiskal). Perencanaan pajak yang akan dilakukan tentu saja menggunakan caracara yang legal dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. cara yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari sanksi-sanksi perpajakan maupun dengan melihat setiap celah-selah yang ada didalam peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Perencanaan-perencanaan yang mungkin dapat diterapkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Biaya Bonus/THR, atas fasilitas/kenikmatan sembako yang diberikan perusahaan kepada karyawannya, sebaiknya perusahaan mengganti fasilitas tersebut dengan memberikan tunjangan bagi karyawan. Hal ini dimaksudkan agar biaya tersebut dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto perusahaan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto, salah satunya adalah tunjangan dalam bentuk uang tunai. 2. Biaya Telepon/Fax dari permasalahan atas biaya perbaikan telepon tersebut perencanaan pajak yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan biaya perbaikan tersebut dengan tunjangan komunikasi berupa uang, dimana tunjangan ini dapat dijadikan sebagai pengurang

73 penghasilan bruto perusahaan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto, salah satunya adalah tunjangan dalam bentuk uang tunai. 3. Pengeluaran atas biaya entertainment, makan bersama/perjamuan dan sejenisnya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, dengan syarat dibuatkan daftar nominatif. Maka perencanaan pajak yang dapat dilakukan perusahaan adalah membuat daftar nominaif untuk biaya entertainment, makan bersama/penjamuan agar biaya tersebut bisa dijadikan pengurang penghasilan bruto atau tidak dianggap fiktif. Daftar norminatif harus dibuat secara lengkap dan jelas atas transaksi yang terjadi dan dilampirkan dalam SPT Tahunan Badan Pajak Penghasilan. Isi dari dari daftar norminatif sesuai dengan Surat Edaran Direktorat Jendral Pajak Nomor SE-27/PJ.22/1986 sebagai berikut : Tabel 4.6 Daftar Norminatif Biaya Perjamuan dan Sejenisnya Tahun Pajak: No. Pemberian perjamuan dan sejenisnya Tanggal Tempat Alamat Jenis Jumlah Relasi usaha yang diberikan perjamuan dan sejenisnya NPWP Nama Posisi Nama Jenis Keterangan (Rp) Perusahaan Usaha 4. Biaya service komputer untuk memperbaiki komputer perusahaan yang rusak yang biasa digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan pada dasarnya merupakan biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto karena biaya tersebut termasuk ke dalam

74 biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (3M). Atas pemakaian jasa tenaga ahli, perusahaan harus melakukan pemotongan pembayaran jasa Pajak Penghasilan Pasal 23. Perencanaan pajak yang dilakukan adalah dengan melakukan gross up atas Pajak Penghasilan Pasal 23. Dengan ini, perusahaan dapat menambah biaya jasa konsultan ke dalam laporan keuangan fiskal sebesar biaya tenaga ahli ditambah Rp. 43.877 untuk tahun 2011. Dari perhitungan metode gross up : DPP x 1/(1-Tarif Pajak) Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = Rp. 2.150.000 Tarif PPh 23 = 2% DPP setelah gross up = Rp. 2.150.000 x1/(1-2%) = Rp. 2.193.877 Pajak PPh Pasal 23 = Rp. 2.193.877 x 2% = Rp. 43.877 5. Biaya pulsa telepon pada dasarnya merupakan biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto jika biaya tersebut dikeluarkan perusahaan dalam rangka kegiatan operasional perusahaan. Biaya pulsa telepon ini dikoreksi positif dikarenakan biaya telepon yang dikeluarkan perusahaan untuk biaya voucher/pulsa para pemegang saham. Jadi biaya ini hanya dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan hanya sebesar 50% dari jumlah biaya perolehan sebagaimana dimaksudkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 tentang pelakuan Pajak Penghasilan atas biaya pemakaian telepon seluler. Atas biaya tersebut, perusahaan dapat mengganti biaya voucher/pulsa handphone para pemegang saham menjadi tunjangan komunikasi dalam bentuk uang tunai kepada para pemegang saham tersebut. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto, salah satunya adalah tunjangan dalam bentuk uang tunai. 6. Biaya Iklan, biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka melakukan promosi atas produk-produk

75 perusahaan. Biaya promosi ini meliputi biaya pembuatan brosur maupun spanduk yang digunakan untuk melakukan promosi produk perusahaan. Biaya ini dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto, karena tidak mengandung unsur sumbangan dan biaya promosi tersebut didukung oleh bukti-bukti berupa dokumen pembayaran kepada pihak ketiga atas promosi yang dilakukan, namun PT. PAS kurang teliti atas pengeluaran biaya tersebut dikarenakan perusahaan tidak memiliki bukti-bukti atas pengeluaran biaya tersebut sehingga dilakukan koreksi fiskal positif pada tahun 2011. Untuk itu sebaiknya perusahaan lebih teliti dengan mengumpulkan bukti-bukti atas pengeluaran biaya iklan sehingga dapat dijadikan pengurangan penghasilan bruto diperkuat dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a (7). 7. PT. PAS sebaiknya mengganti pemberian natura berupa fasilitas pengobatan menjadi tunjangan kesehatan karyawan dan diberikan dalam bentuk uang tunai, agar dapat dijadikan sebagai biaya bagi perusahaan sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a (2). 8. Pada beban administrasi dan umum terdapat biaya sumbangan atau bantuan karena sumbangan dalam bentuk apapun tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto perusahaan karena hal tersebut tidak berhubungan dengan kegiatan uasaha perusahaan atau sehubungan dengan biaya 3M (mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan). Hal ini diaturdalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 9 Nomor 36 Tahun 2008. Perencanaan yang dapat dilakukan perusahaan atas biaya sumbangan tersebut agar dapat dibiayakan adalah dengan memberikan sumbangan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 76/PMK/.03/2011 tentang Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional, Sumbangan Penelitian dan Pengembangan, Sumbangan Fasilitas Pendidikan, Sumbangan Pemmbinaan Olahraga dan Biaya Pembangunan Infrakstruktur Sosial yang dapat dikurangi dari penghasilan bruto