BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia, suatu objek atau kondisi, suatu sistem pemilihan atau peristiwa pada masa-masa saat ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan secara internal dan eksternal pada CV. Soelastri Catering, sehingga akan diperoleh strategi yang sangat tepat bagi perusahaan untuk beroperasi dan berkembang secara efektif dan efisen. Tabel 3.1. Desain Penelitian Tujuan Jenis Metode yang Unit analisis Time Penelitian penelitian digunakan horizon T-1 Deskriptif Studi kasus Organisasi Cross section T-2 Deskriptif Studi kasus Organisasi Cross section T-3 Deskriptif Studi kasus Organisasi Cross section Keterangan:
T-1 = Bagaimanakah mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal pada CV. Soelastri Catering T-2 = Mengidentifikasi kondisi daya saing CV. Soelastri Catering T-3 = Bagaimana ususlan strategi bisnis yang akan diimplementasikan oleh CV. Soelastri Catering 3.2. Operasionalisasi Variable Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006, p32). Definisi operasional variabel merupakan penjelasan pengertian dari teori variabel, sehingga dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dari suatu objek, dan mampu memberikan macam-macam nilai atau beberapa kategori (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p11). Skala pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala ordinal yang kemudian ditransformasikan menjadi skala interval. Hal ini dikarenakan peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner yang memiliki alternatif jawaban dengan skala ordinal, padahal peneliti akan menganalisis data dengan statistic parametric. Akibatnya, data dengan skala ordinal tersebut harus ditransfer menjadi skala interval. Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data lain yang mempunyai bobot yang sama (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p18). Instrumen pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Riduwan dan Kuncoro (2007,p20), mengemukakan bahwa Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indicator-indikator yang dapat diukur. Mengenai operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada table 3.2 dibawah ini. Tabel 3.2. Operasional Variable Penelitian Variabel Konsep variable Indikator Faktor eksternal dan Faktor internal dan Lingkungan eksternal internal CV. Soelastri eksternal apa saja yang dari faktor sosial, Catering dimiliki oleh CV. Soelastri politik, ekonomi, Catering teknologi, kebijakan pemerintah, lingkungan industri, lingkungan operasi dan persaingan dari industri advertising. Lingkungan perihalnya keuangan, internal laporan pelayanan, sumber daya, harga yang kompetitif, daya
konsumen dan kebijakan-kebijakan CV. Soelastri Catering Daya saing profitabilitas, aset dan kapabilitas perushaaan - harga yang di tawarkan - kualitas pelayanan jasa - keuangan - pangsa pasar - pelayanan konsumen - pengalaman manajemen 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang penulis kumpulkan ada dua yaitu data primer, yang diperoleh melalui hasil wawancara dan pengisian kuisioner. Data sekunder, yang diperoleh melalui studi pustaka, studi internet dan literature yang berkaitan dengan penelitian ini. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang di peroleh dengan melakukan pengisian kuisioner dan wawancara dengan pihak internal CV. Soelastri Catering yang merupakan pihak yang berpengaruh dan memahami kondisi internal dan eksternal perusahaan.
Wawancara bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi internal dan eksternal CV. Soelastri Catering. Pengisian kuisioner berisikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan yang dilakukan secara tertutup (pilihan jawaban telah disajikan). 3.5. Metode Analisis Data yang diperoleh dari penelitian akan dianalisis dengan beberapa alat bantu antara lain menggunakan matriks Internal Faktor Evalution (IFE), matriks External Faktor Evaluation (EFE). Kedua matriks tersebut berfungsi sebagai alat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sebagai input dalam perumusan strategi. Matriks CPM/Matriks Profil Kompetitif guna mengetahui posisi perusahaan terhadap pesaing. Selain itu juga digunakan matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) untuk mengetahui alternatif strategi bagi perusahaan, selain itu juga digunakan matriks Internal-External (IE) untuk melihat posisi perusahaan berdasarkan skor evaluasi dari matriks EFE dan IFE, matriks Grand Strategy untuk menentukan alternatif strategi korporasi yang akan dijalankan perusahaan bergantung dari posisi perusahaan di dalam kuadran dan matriks Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) yang berfungsi untuk mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif yang telah diproses berdasarkan faktor-faktor keberhasilan dari sisi eksternal dan internal yang telah diidentifikasi dalam analisis sebelumnya pada CV. Soelastri Catering. 3.5.1. Analisis Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan utama dalam perusahaan atau organisasi. Pada prinsipnya langkah kerja matriks IFE sama dengan matriks EFE, yaitu :
1. Membuat daftar faktor faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha untuk aspek internal yang mencakup perihal kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan. 2. Menentukan bobot dari faktor-faktor utama tersebut dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. 3. Menentukan rating setiap faktor antara 1 sampai 4. Dalam penelitian ini, nilai rating : 1=Kelemahan Utama 2=Kelemahan Kecil 3=Kekuatan Kecil 4=Kekuatan Utama 4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor semua faktorfaktor utama tersebut. 5. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. 3.5.2. Analisis Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal untuk mengevaluasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Lagkah kerja dalam matriks EFE yaitu : 1. Membuat daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha untuk aspek eksternal yang mencakup perihal peluang dan ancaman bagi perusahaan. 2. Menentukan bobot dari faktor-faktor utama tersebut dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0.
3. Menentukan rating setiap faktor antara 1 sampai 4. Dalam penelitian ini, nilai rating : 1=Ancaman Utama 2=Ancaman Kecil 3=Peluang Kecil 4=Peluang Utama 4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor semua faktorfaktor utama tersebut. 5. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. 3.5.3. Analisis Matriks CPM Matriks Profil Kompetitif mencakup baik isu isu internal maupun eksternal karenanya peringkat mengacu kepada kekuatan dan kelemahan. Dimana 4 = Sangat Kuat, 3 = Kuat, 2 = Lemah dan 1 = Sangat Lemah. Faktor faktor keberhasilan penting dalam matriks ini lebih luas karena tidak mencakup data spesifik atau faktual dan mungkin bahkan berfokus pada isu internal. Peringkat dan skor bobot total perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan sampel. 3.5.4. Analisis Matriks SWOT Matriks Strength-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) merupakan alat perumusan strategi pada tahap kedua yaitu tahap pencocokan. Matriks tersebut terdapat sembilan sel yang terdiri atas empat sel faktor kunci, empat sel strategi diberi nama SO, WO, ST dan WT serta satu sel yang selalu dibiarkan kosong. Langkah-langkah dalam membuat matriks SWOT. ( David 2009, p.286 ) antara lain yaitu :
1. Menuliskan peluang kunci perusahaan. 2. Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan. 3. Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan. 4. Menuliskan kelemahan internal perusahaan. 5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasil strategi SO dalam sel yang ditentukan. 6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan. 7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan. 8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan. 3.5.5. Analisis Matriks IE Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci : Total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu Y. Dari total nilai yang diberi bobot dari setiap divisi dapat disusun Matriks IE pada tingkat korporasi. Total nilai IFE pada sumbu X Matriks IE sebagai berikut : Nilai 1,0 1,99 = posisi internal lemah Nilai 2,0 2,99 = posisi internal sedang Nilai 3,0 4,00 = posis internal kuat Total nilai EFE pada sumbu Y Matriks IE sebagai berikut : Nilai 1,0 1,99 = posisi eksternal rendah
Nilai 2,0 2,99 = posisi eksternal sedang Nilai 3,0 4,00 = posisi eksternal tinggi Matriks Internal-Eksternal memosisikan berbagai divisi perusahaan dalam tampilan Sembilan sel. Matriks IE serupa dengan Matriks BCG, kedua Matriks ini menempatkan berbagai divisi dan organisasi dalam diagram skematis, sehingga kedua Matriks ini disebut Matriks Portfolio. Organisasi-organisasi yang sukses adalah yang berhasil mencapai portfolio bisnis di atau sekitar sel 1 dalam Matriks IE. Tiga implikasi dalam Matriks IE, yaitu: 1) Divisi I Pada divisi pertama dalam sel 1, 2, dan 4 disebut kukuh dan membangun strategi intensif dapat dilakukan dengan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk. Strategi integrasi dapat dilakukan dengan integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. 2) Divisi II Pada divisi kedua dalam sel 3, 5, dan 7 paling baik dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara. Dapat dilakukan dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3) Divisi III Pada divisi ketiga dalam sel 6, 8, dan 9 paling baik dikelola dengan strategi panen atau divestasi.
3.5.6. Analisis Matriks Grand Strategy Selain matriks SWOT dan matriks IE, matriks Grand Strategy adalah salah satu teknik untuk merumuskan strategi. Matriks Grand Strategy didasarkan pada dua dimensi evaluatif : posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar. Semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran dalam matriks Grand Strategy. Perusahaan dalam kuadran I Matriks Grand Strategy berada dalam posisi yang baik sekali. Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan bagi semua perusahaan ini. Perusahaan yang bearada dalam kuadran I dapat melakukan strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dan mampu memanfaatkan peluang eksternal dalam banyak bidang. Perusahaan dalam kuadran II Matriks Grand Strategy perlu menilai pendekatan pasar yang digunakan saat ini dengan serius. Walaupun industri yang sedang tumbuh, industry tidak bisa bersaing dengan efektif, sehingga perlu meningkatkan keunggulan kompetitif. Perusahaan kuadran II berada pada industri yang pasarnya tumbuh secara cepat, strategi insentif (bukan integratif atau diversifikasi) biasanya menjadi pilihan pertama yang harus dipertimbangkan. Perusahaan yang berada dalam kuadran ini merupakan perusahaan yang berpeluang sukses untuk memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Perusahaan dalam kuadran III Matriks Grand Strategy bersaing dalam industri lambat dan mempunyai posisi bersaing yang lemah. Perusahaan ini harus membuat perubahan drastis dengan cepat untuk menghindari kebangkrutan dan kemungkinan likuidasi. Strategi penting yang dapat dilakukan dengan mencegah biaya yang besar atau penjualan sebagian asset perusahaan.
Alternatif strategi lain adalah mengalihkan sumber daya dari bisnis lain (diversifikasi). Jika semua gagal, pilihan terakhir untuk bisnis kuadran III adalah divestasi dan likuidasi. Perusahan dalam kuadran IV Matriks Grand Strategy mempunyai posisi bersaing yang kuat namun berada dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaan ini mempunyai kekuatan untuk meluncurkan program diversifikasi ke dalam area bisnis yang sedang tumbuh dan menjanjikan. Perusahaan kuadran IV ini dapat menjalankan diversifikasi konsentrik, horizontal, atau konglomerat dengan sukses. Perusahaan dikuadran ini dapat melakukan usaha patungan. 3.5.7. Analisis Matriks QSPM (Quantitave Strategic Planning Matrix) Konsep matriks QSPM adalah menetukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Kolom kiri matriks QSPM terdiri atas faktor internal faktor eksternal yang diperoleh langsung dari matriks IFE dan EFE. Terdapat enam langkah dalam pembuatan matriks QSPM, antara lain : 1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/ kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri. 2. Memberikan Bobot untuk masing masing faktor internal dan eksternal. 3. Mengevaluasi matriks tahap kedua (pencocokan) dan mengidentifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk diimplementasikan. 4. Menentukan nilai daya tarik ( Attractiveness Scores-AS ) jangkauan nilai daya tarik adalah : 1 = Tidak Menarik 2 = Agak Menarik
3 = Cukup Menarik 4 = Sangat Menarik 5. Menghitung total nilai daya tarik yaitu dengan mengalikan bobot (langkah 2) dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam masing-masing baris. 6. Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik.