BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan produk dari peradaban manusia, yang merupakan hasil ciptaan manusia yang mendemonstrasikan satu taraf perkembangan yang khas di dalam evolusi kehidupan. Kota akan berkembang sebagai organisme hidup sesuai dengan sifat dan taraf dinamika masyarakatnya beserta kegiatankegiatan di dalamnya. Dari kota akan terlihat refleksi tingkah laku serta sifatsifat manusia sebagai makhluk bermasyarakat. Jadi suatu kota bukanlah hanya semata-mata merupakan suatu tempat terpusatnya sejumlah penduduk saja tetapi juga merupakan konsentrasi daripada kegiatan-kegiatan manusia yang sangat kompleks dengan latar belakang sosial yang beraneka ragam serta mempunyai tata cara kehidupan yang urbanized. Perkembangan terakhir Kota Makassar telah bergeser ke arah timur dan utara kota, yang mengakibatkan kawasan lama pusat Kota Makassar menjadi sebuah kawasan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan perkantoran di samping itu juga sebagai kawasan tujuan wisata oleh sebagian turis dikarenakan terdapat beberapa bangunan heritage peninggalan jaman Kolonial antara lain bangunan Kantor Walikota Makassar, Benteng Fort Rotterdam dan Gedung Societet de Harmony. Secara geografis, jalan Ahmad Yani menghubungkan 3 magnet penting dalam kawasan 0 kilometer kota makassar yaitu Lapangan Karebosi sebagai 1
pusat kegiatan komersial dan sosial, Benteng Fort Rotterdam dan kawasan Pecinan. Di samping itu di sepanjang jalan jalan dipenuhi oleh deretan bangunan komersial dengan karakter yang menerus. Kondisi setting fisik (bangunan, street furniture, jalur pedestrian dan vegetasi) dan setting aktivitas (PKL, parkir, pejalan kaki dan pengguna kendaraan) merupakan faktor pendukung untuk menghidupkan kawasan ini. Namun kondisi yang terjadi pada kawasan ini kurang berkembang dengan baik dikarenakan kecenderungan pejalan kaki tidak tertarik untuk beraktivitas di sepanjang jalan Ahmad Yani akibat dari jalur pedestrian yang saat ini orang hanya melewati jalan ini saja baik pejalan kaki maupun pengguna kendaraan. Dari latar belakang permasalahan yang terjadi di koridor jalan Ahmad Yani, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : a. Kurangnya daya tarik setting fisik di koridor jalan Ahmad Yani mengakibatkan rendahnya aktivitas pengguna jalan khususnya pejalan kaki di koridor ini. b. Kurangnya elemen street furniture sebagai salah satu faktor yang dapat mendukung hidupnya kawasan ini. c. Aktivitas pejalan kaki di jalur pedestrian terhambat oleh setting fisik antara lain oleh aktivitas PKL dan parkir kendaraan sehingga mengurangi kenyamanan dan keamanan pejalan kaki dalam beraktivitas. 2
1.2 Pertanyaan Penelitian a. Bagaimana pengaruh setting fisik terhadap pengguna jalur pedestrian dalam beraktivitas di jalur pedestrian? b. Kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh pengguna jalur pedestrian di kawasan jalan Ahmad Yani kota Makassar? c. Bagaimana arahan perencanaan dan penataan jalur pedestrian di kawasan jalan Ahmad Yani kota Makassar? 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian yang membahas seperti tesis ini belum ada, namun ada penelitian sebelumnya pernah dilakukan yang hampir sama antara lain : a. Fungsi Laten Jalur Pejalan Kaki, Studi kasus Trotoar jalan Malioboro (Hartanti, 1997). Penelitian ini membahas tentang identifikasi kegiatan jalan untuk mendapatkan gambaran diskriptif idiografis dengan menggunakan analisis dilakukan dengan cara induktif pembentukan abstraksi data dengan cara menjelaskan dan mengkonfirmasikan. b. Elemen-elemen Urban Yang Signifikan Pada Jalur Pedestrian Di Penggal Jalan Achmad Yani, Wonosobo (Purwanto, 2002). Penelitian ini membahas tentang alternatif solusi konflik kepentingan di jalur pedestrian dengan menggunakan metoda studi kasus (case study) dengan menilai dan menganalisis suatu kawasan dengan permasalahan yang terjadi. c. Penataan Pedestrian di Jalan Utama Pangeran Diponegoro (Ekajaya, 2003). Penelitian ini membahas tentang kebijakan penataan terhadap 3
pedestrian dalam kaitannya dengan fungsi yang selayaknya dengan menggunakan metoda deskriptif kualitatif dengan cara mendiskripsikan permasalahan yang ada. d. Arahan penataan jalur pedestrian koridor kota Depok (Prautama, 2006). Penelitian ini membahas tentang identifikasi faktor dalam rangka mengusulkan solusi dalam pemecahan masalah tentang konflik yang terjadi dan pengaruhnya terhadap fungsi di jalur pedestrian dengan menggunakan metoda deskriptif kualitatif dengan cara mendiskripsikan permasalahan yang ada. Penelitian yang akan dilakukan ini menekankan pada pengamatan aktivitas pejalan kaki yang dipengaruhi oleh setting fisik dalam melakukan kegiatan di jalur pedestrian, yaitu dengan mengidentifikasi kondisi terkini melalui hal-hal yang dirasa kurang manusiawi atau juga konflik yang terjadi di jalur pedestrian. Penelitian ini berupaya untuk menganalisa dengan metoda deskriptif kualitatif melalui pengamatan setting fisik dan setting aktivitas dengan pendekatan dari teori dan pengamatan lapangan sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pejalan kaki di jalur pedestrian yang dirasakan kurang manusiawi dapat dihindari atau dikurangi melalui arahan penataan jalur pedestrian jalan Ahmad Yani berdasarkan setting fisik dan setting aktivitas. Melihat dari penelitian yang ada dan dibandingkan dengan locus dan focus terlihat bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya. 4
1.4 Tujuan Penelitian a. Mengkaji pola kegiatan terhadap setting ruang yang ada di jalur pedestrian, untuk mengarahkan penataan ruang yang aman dan nyaman bagi para penggunanya. b. Untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah / konflik berbagai kepentingan di jalur pedestrian jalan Ahmad Yani kota Makassar. c. Untuk meningkatkan kualitas fisik dan aktifitas di jalan sebagai ruang publik di kawasan komersial. 1.5 Manfaat Penelitian a. Sebagai arah rancangan/guideline penataan jalur pedestrian penggal jalan Ahmad Yani kota Makassar. b. Menjadi pertimbangan pemerintah kota dalam pembentukan peraturanperaturan, penataan, pengembangan, serta pengendalian ruang jalan kota dengan memperhatikan aspek manusiawi. c. Bagi ilmu pengetahuan : sebagai bahan referensi mengenai arahan setting ruang jalan sebagai ruang publik di kawasan kota lama. 5