BAB I PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan ini merupakan suatu paparan mengenai hal hal yang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan ini merupakan suatu paparan mengenai hal hal yang melandasi pentingnya penelitian mengenai upaya memperoleh gambaran karakteristik fasade bangunan disepanjang ruang jalan Koridor Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes ini dilakukan, yang tercakup dalam latar belakang permasalahan; perumusan masalah; tujuan penelitian; dan keaslian penelitian LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pertumbuhan dan perkembangan sebuah ruang kota dengan berbagai permasalahan di dalamnya merupakan ekspresi dari perkembangan kegiatan manusia sebagai pelaku aktivitas perkotaan yang berintegrasi dengan lingkungannya. Ruang kota sendiri merupakan obyek yang mudah terkena tekanan tekanan ekonomi, sosial, dan budaya yang membawa dampak pada perubahan terutama dalam bentuk kualitas lingkungan fisik dan kehidupan sosial. Hal ini berarti secara fisik dan fungsional suatu ruang kota akan selalu berkembang. Untuk itu, suatu ruang kota harus dapat merespon sejumlah perubahan yang diperlukan agar dapat menyediakan tempat yang menarik dan mampu memfasilitasi berbagai kegiatan. Seiring pola pembangunan perkotaan yang dinamis, kebutuhan akan ekonomi mendesak adanya perubahan perubahan fungsi dan fisik bangunan. Hal ini mendorong sang pemilik melakukan segala upaya untuk kepentingan komersial, bangunan yang awalnya hanya berupa rumah tinggal berubah menjadi warung makan, toko, apotik, dan fungsi lain yang secara komersial menjadi terbuka untuk umum dan menguntungkan secara ekonomi namun cenderung tidak selaras dengan karakter tempat sehingga cenderung mengaburkan identitas kawasan. 1

2 Lokasi yang akan diamati dalam penelitian ini adalah ruang jalan Koridor Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes yang secara administratif terbagi dalam wilayah Kabupaten Sleman (Jalan Sagan) dan Kota Yogyakarta (Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes), Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Hasil Observasi Lapangan, 2012) Pertumbuhan dan perkembangan fungsi komersial serta keberadaan beberapa magnet aktivitas disekitarnya seperti komersial (Koridor Jalan Oerip Sumohardjo Jalan Jenderal Sudirman), historis (kawasan Sagan), fasilitas pendidikan (Universitas Gadjah Mada; Universitas Negeri Yogyakarta; dan Universitas Kristen Duta Wacana); fasilitas kesehatan (Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Bethesda); dan fungsi pelayanan lainnya telah mengakibatkan semakin beragam dan padatnya aktivitas publik yang diwadahi Koridor Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes. Fungsi fungsi tersebut diatas menjadikan kawasan ini sebagai kawasan mixed uses dengan berbagai macam aktifitas pengguna hampir sepanjang waktu. Dinamika 2

3 pertumbuhan dan perkembangan aktivitas komersial yang cukup cepat seakan akan cenderung memaksa kawasan ini menjadi terlalu komersial yang bila tidak disikapi dengan baik pada akhirnya akan memunculkan beragam konflik bagi lingkungan tempat aktivitas komersial tersebut berlangsung. Dalam konteks Koridor Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes, salah satu masalah yang muncul adalah tatanan visual ruang jalan yang sulit untuk dikenali dan dipahami. Tumbuh dan berkembangnya beragam bangunan baru pada kedua sisi ruang jalan Koridor Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes yang muncul dengan gaya arsitektur yang berbeda beda seakan saling berlomba menunjukkan identitas masing masing ini cenderung tidak selaras dengan karakter tempat sehingga pada akhirnya berdampak pada penurunan karakter visual kawasan. Disisi lain, pengendalian pembangunan yang terjadi diruang jalan Koridor Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes tidak dapat dilakukan karena tidak adanya design guidelines untuk tetap menjaga karakter visual yang ada. Apabila perubahan yang dilakukan tidak mengacu pada arahan yang tepat, dikhawatirkan pada akhirnya penurunan kualitas visual yang terjadi akan membuat ruang jalan Koridor Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes sulit untuk dikenali dan dipahami dengan nyaman dan aman oleh penggunanya. Gambar Beberapa Perubahan Bentuk Bangunan yang Terjadi Disepanjang Koridor Amatan (Sumber Gambar: Koleksi Penulis, 2007 dan 2012) 3

4 1.2. PERUMUSAN MASALAH Jane Jacobs (1996 dalam Moughtin, 1992; 130) pernah mengatakan: Street and their sidewalks, the main public spaces of a city, are most vital organ. Think of a city and what comes to mind? Its street.if a city s street look interesting, the city look interesting; if they look dull,the city look dull. Ungkapan diatas menegaskan peran tampilan ruang jalan yang sangat mempengaruhi tanggapan pengamat terhadap sebuah kawasan termasuk diruang jalan Koridor Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes. Saat mengakses suatu ruang kota, pengguna ruang kota sangat memerlukan kemudahan akses yang menawarkan pilihan pilihan terhadap aktivitas, obyek, dan tempat yang beragam serta berbeda. Dalam konteks ini, kemudahan pengguna dalam berorientasi dan berkegiatan di ruang perkotaan juga menjadi prasyarat bagi ruang perkotaan yang baik. Dengan kata lain, ruang perkotaan yang terstruktur dan mudah dikenali menjadi salah satu kebutuhan ketika orang mengakses ruang kota tersebut. Pengenalan dan pemahaman yang baik terhadap karakter suatu ruang publik kota diharapkan dapat menjadi pijakan yang kuat dalam pengelolaan ruang publik yang akomodatif terhadap perubahan dengan tetap merawat identitas. Dalam konteks ruang jalan Koridor Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes, kurangnya pengontrolan dalam penataan fasade bangunan menimbulkan ketidakselarasan antara bangunan yang satu dengan bangunan lain disekitarnya sehingga pada akhirnya cenderung menimbulkan kebingungan pada pengguna yang mengaksesnya. Hal ini seringkali menyebabkan pengguna mengalami kesulitan mencari arah untuk mencapai suatu tempat yang ingin dituju. Akibatnya, sering timbul perasaan tidak nyaman, bingung, dan kesal apabila seseorang harus menghabiskan waktu dan tenaga untuk menemukan suatu tempat. Disinilah terjadi konflik antara pentingnya menjaga agar suatu ruang kota mudah dikenali dan dipahami dengan kepentingan komersial. 4

5 Persoalan yang muncul kemudian adalah bagaimana menjembatani antara tuntutan kegiatan komersial dengan upaya upaya menjadikan agar suatu ruang kota lebih mudah untuk dikenali dan dipahami. Oleh karena itu, perlulah kiranya dirumuskan suatu pengaturan mengenai penataan fasade bangunan yang lebih jelas dan spesifik berdasarkan tahapan tahapan yang mengacu pada pertanyaan penelitian berikut ini: 1. Sejauh mana tingkat keselarasan visual (visual appropriateness) fasade bangunan disepanjang ruang jalan koridor komersial Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes? 2. Faktor faktor dominan apa saja yang membentuk tingkat keselarasan visual (visual appropriateness) fasade bangunan disepanjang koridor komersial Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes? 3. Arahan desain seperti apa yang sebaiknya diperhatikan dalam mengakomodasi perubahan koridor komersial Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes agar tetap memiliki keselarasan visual (visual appropriateness)? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat keselarasan visual (visual appropriateness) tatanan fasade bangunan yang membentuk ruang jalan Koridor Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes beserta faktor faktor dominan yang membentuknya KEASLIAN PENELITIAN Berkaitan dengan hal hal diatas, beberapa penelitian yang terkait dengan karakter visual yang membentuk suatu ruang kota dapat dilihat pada tabel berikut: 5

6 Tabel Keaslian Penelitian No Nama Judul dan Tahun Lokasi Fokus Metodologi 01 M. I. Ririk Winandari Identitas Elemen Arsitektur Lokal Yang Sesuai Untuk Bangunan Di Jalan Malioboro Yogyakarta Tinjauan Dari Persepsi Masyarakat, Ronim Azizah Karakteristik Fasad Pertokoan Penggal Jalan Yos Sudarso Di Surakarta, Istiana Adianti Acuan Rancangan Untuk Memperkuat Karakter Koridor Pariwisata Melalui Kualitas Visual, 04 Hendi Warlika Sedo Putra 05 Octavianus Henry Setiawan 2009 Arahan Penataan Ruang Jalan Sebagai Ruang Publik Pada Kawasan Komersial Kajian Pada Setting Elemen Fisik dan Aktivitas, 2012 Faktor Faktor Dominan Pembentuk Tingkat Visual Appropriateness Fasad Bangunan Pada Koridor Komersial Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes, 2013 (Sumber: Disarikan dari Berbagai Sumber, 2013) Bangunan ruko, toko, mal, dan pasar disepanjang Jalan Malioboro dan Jalan A. Yani Jalan Yos Sudarso, Surakarta Jalan Parangtritis, Yogyakarta Jalan Depaten Baru Jalan Ki Gede Ing Suro, Sekanak, Palembang Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes, Yogyakarta Identifikasi elemen fasad dan bentuk arsitektur lokal yang sesuai untuk bangunan yang ditinjau dari persepsi masyarakat Identifikasi karakteristik fasade bangunan komersial Identifikasi karakter visual suatu kawasan pariwisata Identifikasi karakter visual dan elemen dominan pembentuk karakter visual Identifikasi tingkat visual appropriateness dan elemen dominan pembentuk karakter visual rasionalis Rasionalistik kualitatif kualitatif rasionalis rasionalis Penelitian ini berupaya melihat seberapa jauh keberadaan layout fasade bangunan yang ada disepanjang ruang jalan koridor komersial Jalan Sagan Jalan Prof. DR. Ir. Herman Yohanes dapat mempengaruhi pengenalan dan pemahaman pengguna saat mengaksesnya. Cara yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pendekatan melalui pengamatan langsung dilapangan, dimana hasilnya akan didapat melalui analisis berdasarkan teori teori yang ada. Unit analisis utama menggunakan dasar pendekatan elemen elemen dominan pembentuk keselarasan visual (visual appropriateness) ruang kota menurut Bentley., et. al. (2001). Melihat dari penelitian yang ada dan dibandingkan dengan focus dan locus yang akan dibahas terlihat bahwa usulan penelitian ini baru pertama kali dilakukan KERANGKA ALUR PIKIR PENELITIAN Secara skematik, keseluruhan proses penelitian ini dapat digambarkan dalam diagram alur pikir penelitian berikut ini: 6

7 Gambar Skematik Alur Pikir Penelitian (Sumber: Analisis Penulis, 2013) 7