BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan"

Teguh Suparman Hartono
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB V KESIMPULAN Dari hasil analisis, peneliti menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana kondisi sistem setting dan livabilitas di ruang terbuka publik di Lapangan Puputan dan bagaimana bentuk persepsi pengguna terhadap sistem seting dan livabilitas serta bagaimana hubungan hubungan keduanya melalui pendekatan persepsi yang kemudian memberikan arahan penataan ruang terbuka publik di Lapangan Puputan. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 5.1 Kondisi SistemSetting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan a Kondisi sistem setting khususnya street furniture berupa sarana olah raga dan bermain yang kondisi dan jumlahnya belum mampu mencukupi kebutuhan penggunanya. Hal ini juga dijumpai pada kapasitas tempat duduk yang tersedia yang tidak optimal. Penataan posisi tempat sampah pun belum mempertimbangkan radius-radius pencapaian sehingga ada kecenderungan pengguna membuang sampah sembarangan sebagai akibat jauhnya jarak yang harus ditempuh untuk membuang sampah dan keberadaanya yang masih tidak mudah terlihat. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingkat kebersihan belum optimal.kondisi penerangan dibeberapa titik aktifitas tidak berfungsi dan secara keseluruhan cenderung dapat dikategorikan minim, hal ini dapat mempengaruhi aktifitas pengguna namun tidak secara signifikan.kondisi vegetasi yang baik khususnya pada fungsi peneduh, menjadi salah satu alasan yang menarik bagi pengguna untuk beraktifitas.kondisi sirkulasi jalan di ketiga sisi Utara, Barat dan Selatan cenderung ramai lancar, aktifitas lalu lintas cenderung ramai pada waktu jam aktifitas kerja hingga pulang kerja. Kondisi area parkir onstreet di sisi Utara lapangan yang hanya difungsikan untuk kendaraan roda dua, sewaktu-waktu bertambah luas area cakupannya hingga ke tengah badan jalan, hal ini menghambat arus lalu lintas pada saat itu, hal ini terjadi umumnya saat terjadi aktifitas- 124

2 b aktifitas penting seperti aktifitas keagamaan khususnya pada jadwal persembahyangan umat Hindu di Pura Jagadnatha. Kondisi pedestrian secara umum berada pada kondisi baik, namun pada penggunaan fungsi guiding block bagi para disabilitas belum optimal, sebab keberadaan pintu jaringan kabel bawah tanah berada bersampingan dengan jalur guiding block sehingga membahayakan bagi pengguna disabilitas. Aktifitas puncak di Lapangan Puputan terjadi pada sore hari hingga malam hari. Aktifitas ini cenderung meningkat khususnya pada saat hari libur. Sebagian besar pengguna yang datang adalah dari kalangan remaja dengan berbagai aktifitas yang dilakukan seperti berolah raga futsal, bersepeda, bermain di area play gound, rekreasi hingga mengobrol. Aktifitas dari waktu ke waktu yang lebih dominan adalah aktiftas olahraga dan mengobrol, yang mana aktifitas olah raga dilakukan mulai pagi hingga sore hari, sedangkan aktifitas mengobrol lebih banyak dilakukan pada waktu sore hingga malam hari.bertambahnya jumlah pengguna yang beraktifitas dipengaruhi oleh adanya fungsi bangunan yang mendukung tingkat keramaian sebagai faktor penarik bagi pengunjung, seperti keberadaan Museum Bali dan Pura Jagadnatha. Aktifitas rekreasi, bermain dan mengobrol pada umumnya dimulai di sisi Barat lapangan pada sore hari, aktifitas sangat dipengaruhi oleh arah orientasi matahari, pengguna memanfaatkan vegetasi sebagai teduhan saat matahari terbenam di sisi Barat, sehingga awal aktifitas biasanya dimulai di sisi Barat kemudian menyebar ke Utara dan Selatan hingga matahari telah sedikit terbenam barulah ke sisi Timur yang digunakan. Hal ini merupakan bagian dari cara adaptasi pengguna yakni dengan cara mengubah perilaku diri agar sesuai dengan kondisi lingkungan di Lapangan Puputan (adaptation by reaction). 125

3 5.2 Persepsi Pengguna Mengenai Sistem Setting dan Persepsi Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan a Persepsi mengenai sistem setting secara umum adalah baik, artinya adalah rata-rata pengguna masih merasakan nyaman untuk beraktifitas dikarenakan beberapa hal-hal dasar terpenuhi seperti kondisi vegatasi yang baik, namun perlu dioptimalkan perihal penerangan yang masih minim. Perihal kondisi pencahayaan yang minim, pengguna cenderung tidak setuju dengan keadaan yang ada saat ini sehingga sebagian pengguna masih merasa tidak nyaman untuk beraktifitas, hal ini dengan ditandai oleh adanya penilaian persepsi dalam kategori sedang. Faktor yang sangat mempengaruhi penilaian persepsi dan mengurangi penilaian persepsi terhadap sistem seting adalah perihal penerangan yang secara keseluruhan tidak optimal. b Persepsi mengenai livabilitas pun secara umum adalah baik, artinya pengguna masih merasakan dampak legibilitas, aksesibilitas, keamanan dan kontrol yang baik.tingkat livabilitas lebih terlihat pada hari libur dengan jumlah pengunjung lebih banyak dan waktu aktifitas yang dibutuhkan juga jauh lebih lama bahkan hingga tengah malam. Aktifitas di Lapangan Puputan terjadi hingga pukul WITA (jam 12 malam). Livabilitas pengguna sangat dipengaruhi oleh 4 faktor utama yakni kenyamanan, keamanan, legibilitas, aksesibilitas dan kontrol. Kenyamanan dalam hal ini adalah saat pengguna beraktifitas baik pasif maupun aktif. Adanya rasa nyaman terhadap kondisi elemen fisik yang ada mampu membentuk penilaian persepsi livabilitas dalam kategori baik. Keamanan dalam artian adanya perasaan bebas beraktifitas yang terkontrol dengan baik membentuk persepsi yang baik pula sehingga mendukung keberlangsungan aktifitas dari waktu ke waktu.. Legibilitas dalam arti adanya kesan baik yang ditemukan saat beraktifitas sehingga ada hal-hal fisik maupun non fisik yang mudah mengingat. Kemudahan menemukan lokasi sebagai efek dari landmark Patung Perang Puputan dan patung Catur wajah yang menjadi salah satu pembentuk legibilitas itu sendiri. 126

4 Aksesibilitas dalam arti kemudahan menemukan jalur menuju lokasi, ketersediaan sarana parkir, dan kondisi pedestrian yang relatif baik mampu membentuk persepsi baik bagi pengguna. Kontrol dalam arti adanya perasaan saling menjaga dan mengormati aktifitas sesama pengguna sebagai bentuk rasa memiliki lapangan Puputan itu untuk kebutuhan bersama pun dirasakan baik. 5.3 Hubungan SistemSetting dangan Livabilitas Hubungan sistem setting dengan livabilitas memiliki hubungan kuat dan searah, artinya adalah adanya pengaruh yang ditimbulkan oleh elemen sistem setting dapat mempengaruhi tingkat livabilitas kawasan dan begitupun sebaliknya. Jika kondisi elemen sistem setting baik khususnya pada elemen fisik utama seperti tempat duduk, sarana olahraga dan rekreasi, vegetasi dan penerangan maka akan meningkatkan variabel livabilitas khususnya kenyamanan pengguna saat beraktifitas sehingga meningkatkan penilaian persepsi livabilitas dan sebaliknya. 5.4 Arahan Desain Ruang Terbuka Publik 1) Menata dan menambah jumlah fasilitas tempat duduk, fasilitas bermain dan olahraga bagi pengunjung guna meningkatkan faktor penarik yang dapat menunjang livabilitas di ruang terbuka publik Lapangan Puputan. 2) Perlu perletakkan kotak sampah dan desain yang baik dengan mempertimbangkan radius pencapaian dan letak yang mudah terlihat. Penataan posisi tempat sampah perlu mempertimbangkan radius nyaman meter dari titik-titik aktifitas yang dominan dan desain yang melindungi pengguna dari polusi bau serta didesain menarik sehingga mudah terlihat dan nyaman digunakan dari waktu ke waktu. 3) Menyediakan fasilitas makan dan minum yang terintegrasi dengan fasilitas duduk yang lebih tertata. Sistem managemen kontrol pengamanan terhadap PKL senantiasa dilakukan secara berkala guna menertibkan PKL sesuai aturan yang berlaku, namun kebutuhan pengguna terhadap ketersediaan sarana makan dan minum juga perlu diwadahi, ditata dan 127

5 diposisikan di sisi Timur lapangan yang dapat dibongkar pasang sesuai kebutuhan, agar terbentuk ruang terbuka publik yang fleksibel yang mampu mewadahi kebutuhan pengguna akan makanan dan minuman. 4) Optimalisasi fungsi lampu lalu lintas dan perletakkan zebra cross di titiktitik penyeberangan aktif disetiap perempatan jalan untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan sekaligus menciptakan jalur pejalan kaki yang nyaaman yang menghubungkan lapangan Puputan dengan jalur pejalan kaki di kawasan sekitar. 5) Perlu penambahan fasilitas teduhan fisik (tenda) untuk memfasilitasi kebutuhan pengguna khususnya kebutuhan berteduh pada saat terik dan hujan. 6) Optimalisasi dan penataan penerangan di area aktifitas yang minim penerangan seperti pada area berolahraga dan bermain sehingga kawasan terlihat menarik dan nyaman pada waktu malam serta menjadi tarikkan bagi pengguna untuk datang dan beraktifitas. 128

6 ` 129

7 130

8 131

9 132

10 133

11 134

12 135

13 136

14 137

15 138

16 139

17 140

18 141

19 142

20 143

21 144

22 145

23 146

24 147

25 148

dokumen-dokumen yang mirip

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang