BAB I PENDAHULUAN. Supervisi merupakan aktivitas penting dalam praktik penyelenggaraan

dokumen-dokumen yang mirip
PENULISAN JURNAL REFLEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius sesuai dengan kapasitas dan proporsinya.

PENULISAN ARTIKEL PENYELIDIKAN TINDAKAN

UNIT PRAKTIKUM IPGKBL REFLEKSI

1.0 Misi Pusat Pengajian Ilmu Pendidikan

PRAKTIKUM PROGRAM DIPLOMA PENDIDIKAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan persepsi tentang kepemimpinan

INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS BORANG BIMBINGAN PRAKTIKUM PDPLI

INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS BORANG BIMBINGAN PRAKTIKUM PDPLI MASALAH PEMBELAJARAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KUMPULAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (PdP) (JURULATIH)

PANDUAN MENULIS PERNYATAAN PROFESIONAL / KONTRAK AKTIVITI PENGALAMAN BERASASKAN SEKOLAH

BORANG PENILAIAN PRAKTIKUM UNISEL. Pengkhususan/Major: Penyeliaan 1 Penyeliaan 2 Penyeliaan 3. Sekolah :

FAKULTI PENDIDIKAN DAN SAINS SOSIAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KUMPULAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (PdP) (GURU AKADEMIK)

3. PRAKTIKUM menyepadukan teori dengan amali PdP mengaplikasikan pelbagai strategi dan kemahiran PdP.

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

9.0 PERBINCANGAN DAPATAN KAJIAN. kemahiran sifir darab 2 hingga 5? teknik ENIS. Ini dapat dibuktikan daripada Rajah 10 yang telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

4. PRAKTIKUM mengaplikasikan pelbagai strategi dan kemahiran P&P mengaplikasi kemahiran mentaksir dan menilai.

INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS BORANG BIMBINGAN PRAKTIKUM MASALAH PEMBELAJARAN

Instrumen Standard Penarafan Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT) dalam Pengajaran dan Pembelajaran (PdP)

INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS BORANG BIMBINGAN PRAKTIKUM PDPLI MASALAH PENDENGARAN

MANUAL PENGGUNA - PELAJAR -

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1 Hakcipta Terpelihara 2007 Universiti Teknologi Malaysia

Perluasan Kosa Kata Melalui Penggunaan Gaya Bahasa Perbandingan dalam Penulisan Deskriptif. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

3. PRAKTIKUM mengaplikasikan pelbagai strategi dan kemahiran P&P mengaplikasi kemahiran mentaksir dan menilai.

PENYELIDIKAN TINDAKAN: PROSES Sinopsis

1.0 Pengenalan. 2.0 Guru Pembimbing

PENGURUSAN BILIK DARJAH

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan penilai pembelajaran maka guru harus senantiasa berusaha

BAHAGIAN A 30 markah. 1. Bidang perguruan merupakan satu profesion kerana mempunyai ciri-ciri berikut kecuali

PERANAN GURU BIASA DALAM MEMBANTU PERKHIDMATAN BIMBINGAN DAN KAUNSELING DI SEKOLAH

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PENGAJARAN BERPASANGAN

INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS BORANG PENILAIAN PRAKTIKUM

BAB VI P E N U T U P

ESS 222 AKTIVITI KO-KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dengan urgensi

Khidmat Masyarakat dalam. Kegiatan Kokurikulum PENGENALAN HASIL PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

PENULISAN LAPORAN PENYELIDIKAN TINDAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

Objektif Umum. Peserta dapat mengetahui mengenai: Konsep refleksi Penilaian kendiri Jurnal reflektif

Pengurusan Masa & Gaya Pembelajaran

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, SARANA PRASARANA, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS BORANG BIMBINGAN PRAKTIKUM MASALAH PENDENGARAN

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

MATLAMAT KHIDMAT MASYARAKAT

GARIS PANDUAN AMALAN PROFESIONAL LATIHAN PERGURUAN PRAPERKHIDMATAN

Model Pembinaan Kurikulum (Model Objektif & Proses) Nordin Tahir JIP IPG Kampus Ipoh

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

PANDUAN PELAKSANAAN PROJEK INOVASI ( PEMBUATAN ATAU PERKHIDMATAN ) KELAB/PERSATUAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) Yoyo Mulyana. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7.0 KAEDAH PENGUMPULAN DATA. yang kukuh semasa menjawab soalan-soalan kajian tindakan ini.

4. INTERNSHIP merancang dan melaksanakan aktiviti p&p dalam situasi sebenar di sekolah.

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KATA ADJEKTIF MELALUI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

Mengukuhkan Kemahiran Interaksi Penulisan. Abstrak

GARIS PANDUAN PELAKSANAAN AMALAN PROFESIONAL

PERISIAN TOONDOO MEMBINA KEMAHIRAN MENULIS MURID

KEMAHIRAN BELAJAR. Mendengar dengan berkesan. Mencatat Nota. Menulis Laporan Cepat. Mengingat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

TAJUK 7: TEKNIK-TEKNIK MEMBACA. NordinTahir IPG Kampus Ipoh

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

KAEDAH KUMPULAN KECIL DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN SEJARAH

2. PENGALAMAN BERASASKAN SEKOLAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Dr Tajularipin Sulaiman

OBJEKTIF PENGENALAN

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

PENGALAMAN BERASASKAN SEKOLAH PANDUAN MENULIS PERNYATAAN PROFESIONAL/KONTRAK AKTIVITI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab empat, maka. kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

INSTRUMEN PENILAIAN BERSEPADU PEGAWAI PERKHIDMATAN PENDIDIKAN (PBPPP) INSTRUMEN FUNGSIONAL GURU AKADEMIK

I. PENDAHULUAN. memjawab tantangan-tantangan yang terjadi dimasyarakat. Tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

HARUN HAJI SARAIL SETIAUSAHA AKADEMIK IPG KAMPUS KENT TUARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengenalan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KUMPULAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (PdP) (GURU BIMBINGAN & KAUNSELING)

Taklimat untuk Guru BM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengangkat harkat dan

PENJANAAN RANCANGAN BAGI PELAKSANAAN PROJEK/ PROGRAM: PENYELESAIAN MASALAH / PENAMBAHBAIKAN / PERUBAHAN Oleh Abdul Razak bin Alias, IAB Bandar Enstek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Supervisi merupakan aktivitas penting dalam praktik penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan supervisi dimaksudkan sebagai kegiatan kontrol terhadap seluruh kegiatan pendidikan untuk mengarahkan, mengawasi, membina dan mengendalikan dalam pencapaian tujuan, lebih jauh kegiatan ini juga mempunyai tanggung jawab dalam peningkatan mutu pendidikan, baik proses maupun hasilnya, sehingga kegiatan supervisi dilakukan sejak dari tahap perencanaan sampai pada tahap evaluasi yang akan berfungsi sebagai tindak lanjut (feedback) dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Guru memiliki peranan yang sangat penting, semuanya diperankan dan dilaksanakan oleh guru melalui kegiatan pembelajaran yang berinteraksi langsung dengan siswa yang nantinya siswa itu akan menjadi out put produk didik dari kerja guru. Dengan demikian keberhasilan out put produk didik sebagian besar dan dominan ditentukan oleh kinerja guru. Melihat strategisnya peran guru dalam keberhasilan proses pendidikan tersebut maka guru perlu mendapat arahan, bimbingan, petunjuk, dan pembinaan melalui supervisi oleh seorang supervisor yang dalam hal ini dilakukan oleh Pengawas, dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa proses kepengawasan dari seorang pengawas terhadap guru belum maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

Pertama, persepsi negatif pengawas sekolah yang melihat bahwa tupoksi pengawas sekolah dirasakan sebagai beban yang sangat memberatkan guru. Kedua, persepsi sebagian besar pengawas yang berperan sebagai seorang inspektur yang mencaricari kesalahan, bukan sebagai mitra kerja untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui sejumlah kegiatan pengarahan, pembinaan, pembimbingan dan mitra dialog untuk memecahkan masalah. Hasil pengamatan oleh peneliti menunjukkan bahwa masih banyak pengawas yang belum terbuka pemahamannya (openminded) terhadap perkembangan baru di dunia pendidikan baik menyangkut konsep dan teori pendidikan, regulasi bidang pendidikan serta aplikasinya. Masalah kinerja pengawas selama ini menjadi permasalahan yang cukup penting dan mendasar dalam praktik penyelenggaraan pendidikan karena masih banyaknya pengawas yang kurang optimal dalam menjalankan tugas dari ketentuan yang dipersyaratkan, padahal dunia pendidikan selalu berkembang dinamis agar mampu memenuhi kebutuhan tuntutan zaman. Hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa pengawas sekolah dan guru, diperoleh fakta bahwa ada dua pola pikir yang saling bertolak belakang antara pengawas dan guru, contohnya guru berpikir pengawas hanya berusaha mencaricari kesalahan guru, sehingga guru selalu ketakutan jika disupervisi oleh pengawas. Posisi pengawas dipersepsikan sebagai seorang pimpinan. Pada hal jika diperhatikan regulasi yang ada, tugas pengawas seharusnya adalah keberadaan

pengawas dan kegiatan supervisi menjadi suatu hal yang dirindukan dan dinantikan oleh guru dan sekolah. Selain itu kebutuhan informasi demi peningkatan mutu pengajaran untuk guru, pengawas, ataupun stakeholder sekolah terlihat masih banyak yang tersembunyi sehinggga intervensi pembinaan/pendampingan menjadi kurang optimal. Untuk membuktikan fakta di atas peneliti menyebar instrumen prasurvey. Instrumen prasurvey disebar kepada pengawas sekolah Dikmen yang bertugas di kota Binjai, dengan jumlah 34 orang pengawas yang masih aktif. Data menunjukkan bahwa dari 34 orang pengawas dikmen di kota Binjai hanya delapan orang pengawas atau 23,53 % pengawas yang memiliki kualifikasi pendidikan S-2. Dari 34 orang pengawas sekolah dikmen yang bertugas di kota Binjai tersebut dipilih secara acak 26 orang pengawas untuk mengisi instrumen prasurvey besamasama dengan peneliti. Setelah dianalisis diperoleh data sebagai berikut : 1. Dua puluh orang atau 76,92 % pengawas sekolah dikmen di kota Binjai tidak pernah mendengar istilah jurnal reflektif, 23,08% pernah mendengar istilah jurnal reflektif. 2. Dari 23,08 % yaitu enam orang pengawas dikmen di kota Binjai yang pernah mendengar istilah jurnal reflektif, ada tiga orang atau 11,53 % pengawas sekolah dikmen di kota Binjai yang memahami pengertian jurnal reflektif dengan baik. 3. Belum diterapkannya jurnal reflektif oleh pengawas dikmen di kota Binjai dalam kegiatan supervisi akademik.

Oleh karena itu, optimalisasi pengawasan proses pendidikan harus dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk mencari terobosan improvisasi pelaksanaan pembelajaran, disamping dalam upaya menghindari kejenuhan rutinitas yang cenderung stagnan, sehingga tidak ada dinamisasi implementasi proses pendidikan yang pada gilirannya akan mengakibatkan melemahnya kinerja guru. Berdasarkan dari hasil analisis kondisi terkait dengan model pengawasan terhadap kinerja guru oleh pengawas, mendasari peneliti untuk mengembangkan sebuah model pengawasan yaitu dengan mengembangkan jurnal reflektif. Penelitian oleh Lt Kol (B) Hamid bin Awang menjelaskan bahwa: Penulisan Jurnal Reflektif adalah suatu catatan atau log peristiwa yang dialami oleh guru semasa melaksanakan sesuatu proses pengajaran dan pembelajaran. Pengajaran dan pembelajaran yang dimaksudkan tidaklah hanya tertumpu di dalam bilik darjah sahaja, malahan ia boleh juga berlaku di luar bilik darjah khususnya ketika mengendalikan aktiviti kokurikulum. Ketika melaksanakan aktiviti kokurikulum banyak perkara atau peristiwa yang dihadapi oleh guru sama ada yang bersifat positif ataupun negatif. Keupayaan guru menganalisis dan menterjemahkan kembali setiap peristiwa tersebut dalam bentuk perancangan serta tindakan susulan akan memberikan impak kepada wawasan ataupun harapan baru dalam konteks pengajaran dan pembelajaran. Dalam jurnal EPIC dengan judul Panduan Menulis Jurnal Reflektif memaparkan: Jurnal reflektif adalah log pembelajaran kendiri yang bertujuan merekod pembelajaran yang anda lalui. Di dalamnya anda dikehendaki merekod dan berfikir secara reflektif tentang apa yang anda perhatikan dan situasi yang anda lalui. Ini boleh digunakan untuk meneliti pemikiran dan idea yang anda gunakan di dalam konteks tertentu. Jurnal sebegini biasanya mengandungi tulisan, imej, lakaran dan berbagai lagi bahan rujukan.

Menurut McAlpine dalam Kerka, Sandra (1996 : 3) The reflective dialog journal becomes a professional conversation between the mentoring teacher educator and the preservice teacher trainee. Jurnal reflektif diprediksi memberikan kontribusi positif dalam pengembangan mutu pembelajaran dan memberikan intervensi pembinaan dan pendapingan lebih optimal. Jurnal reflektif menjadi penting sebagaimana semboyan ilmuwan-ilmuwan Amerika Publish or Perish (menulis atau lenyap) diharapkan dapat dijadikan pemicu agar para pendidik di negeri tercinta ini memiliki kesadaran untuk menulis. Berdasarkan Fakta-fakta yang telah dideskripsikan dan penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa jurnal reflektif dipandang efektif untuk kegiatan supervisi akademik. Hal inilah yang menjadi dasar peneliti untuk mengembangkan sebuah model jurnal reflektif dalam supervisi akademik yang mampu memotret kebutuhan, permasalahan, tujuan dan komitmen bersama antara pengawas sekolah dan guru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan pentingnya pengembangan yang telah dideskripsikan maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana Pengembangan Model Jurnal Reflektif dalam Supervisi Akademik? C. Tujuan Penelitian Pengembangan penelitian ini diharapan mampu memberikan hasil tersusunnya sebuah model jurnal reflektif dalam supervisi akademik yang natinya juga berimplikasi untuk memberikan wawasan dan informasi yang luas bagi

praktisi pendidikan dan mampu mewujudkan keinginan bersamaan antara pengawas sekolah dan guru yang sama-sama punya cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menyelenggarakan pendidikan secara optimal sesuai dengan peraturan yang ada. D. Manfaat Penelitian 1. Teoretis Jika tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka secara teoretis penelitian ini bermanfaat sebagai penguatan terhadap khasanah teori-teori supervisi yang ada, khususnya teori supervisi akademik dalam mengembangkan sebuah model jurnal reflektif. Melalui pengembangan model jurnal reflektif dalam supervisi akademik ini mampu memproyeksikan isu-isu dan masalah dalam dunia pendidikan terutama dalam supervisi pendidikan 2. Praktis a. Kepala Dinas Pendidikan Bagi Kepala Dinas Pendidikan penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu sumber informasi untuk menyusun kebijakan baru tenatang pentingnya penerapan model jurnal reflektif dalam supervisi akademik yang berfungsi untuk meningkatkan mutu sekolah. b. Pengawas Sekolah Bagi Pengawas Sekolah penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi tentang pentingnya model jurnal reflektif dalam supervisi akademik sekaligus sebagai refleksi diri untuk meningkatkan peran dan

fungsi dalam melakukan pembinaan di sekolah. Selain itu juga sebagai ilmu baru dalam menjalankan rutinitasnya dan dapat dijadikan sebagai salah satu model yang bisa digunakan dalam menunjang kegiatan-kegiatan kepengawasan terutama tugasnya dalam supervisi akademik. c. Kepala Sekolah Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai sumber informasi tentang pentingnya model jurnal reflektif dalam supervisi akademik sekaligus implementasi fungsi supervisi kepala sekolah melalui penerapan model jurnal reflektif dalam supervisi akademik untuk peningkatan kompetensi guru. Manfaat lainnya diharapkan melalui ajuran kepala sekolah untuk menerapkan model jurnal reflektif dalam supervisi akademikyang natinya akan mampu menciptakan hubungan kerjasama yang baik antara pengawas sekolah dan guru. d. Guru Bagi guru penelitian ini bermanfaat sebagai sumber pengetahuan baru sekaligus sebagai alat untuk merefleksi dirinya sendiri. Manfaat lain yang diharapkan agar guru menyadari pentingnya bekerjasama dengan pengawas dalam meningkatkan mutu pendidikan. e. Peneliti Penelitian ini bermafaat sebagai bandingan informasi untuk melakukan penelitian-penelitian yang sejenis.

E. Batasan Istilah Penelitian Istilah model jurnal reflektif dalam supervisi akademik pada penelitian ini adalah sebuah catatan refleksi terhadap pembelajaran dalam proses kegiatan supervisi akademik. Catatan refleksi ini didokumenkan menjadi sebuah rekaman yang bisa dilihat dan ditinjau ulang pada masa yang akan datang oleh siapa saja yang membutuhkannya. Model jurnal reflektif dalam supervisi akademik dirancang secara sederhana agar efektif dan efisien dalam memproyeksikan suasana pembelajaran oleh guru dan pengawas sekolah dalam kegiatan supervisi akademik. Untuk mewujudkan sebuah refleksi yang maksimal dibutuhkan kejasama yang baik antara pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, praktisi pendidikan. Pengembangan Model Jurnal Reflektif dalam supervisi akademik ini nantinya akan didukung oleh instrumen reflektif yang juga akan dirancang dalam membangun Model Jurnal Reflektif Dalam Supervisi Akademik ini. Dalam pengisisan Instrumen reflektif nantinya juga di butuhkan sikap ikhlas dan jujur untuk mengungkapkan hal-hal apa saja yang terjadi secara detail, baik atau buruk pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan. Model Jurnal reflektif dalam Supervivi Akdemik ini dirancang dalam upaya perbaikan mendasar yang diawali dari perbaikan diri sendiri. Selanjutnya Model Jurnal reflektif dalam Supervivi Akdemik akan berimbas pada peningkatkan kompetensi para praktisi pendidikan dalam hal ini pengawas sekolah dan guru yang sekaligus mampu meningkatkan mutu pendidikan.