Simulasi Geometri Nanoserat Hasil Pemintalan Elektrik

dokumen-dokumen yang mirip
Pembuatan Jaring Serat Komposit PET/TiO2 Menggunakan Teknik Ekstrusi Rotasi

Tegangan Listrik dan Jarak Nozzle-Kolektor

Pembuatan Fiber Dengan Menggunakan Teknik Ekstrusi Rotasi

Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

Simulasi Fabrikasi Serat Nano (Nanofiber) dengan Metoda Pemintalan Elektrik (Electrospinning): Pengaruh Jarak Nozzle-Kolektor

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

Fisika Dasar. Pertemuan 11 Muatan & Gaya Elektrostatis

Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah. 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping.

FISIKA. Sesi DUA KEPING SEJAJAR DAN KAPASITOR A. DUA KEPING SEJAJAR

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

Pemodelan Matematika dan Metode Numerik

Teknik Pemintalan Elektrik untuk Pembuatan Nanoserat: dari Pemodelan hingga Eksperimen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik V dan

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rangkuman Listrik Statis

Induksi Elektromagnet

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

Bab II Model Lapisan Fluida Viskos Tipis Akibat Gaya Gravitasi

Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Bidang Inklinasi

ENERGI POTENSIAL. dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1 Energi Potensial Listrik

Medan dan Dipol Listrik

BIDANG STUDI : FISIKA

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

Listrik Statik. Agus Suroso

Listrik Statik. Agus Suroso

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

MEDAN LISTRIK OLEH DISTRIBUSI MUATAN. Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal. 1-7 ISSN : Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA. Jl. Ganesha No 10 Bandung Indonesia SOLUSI

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

INFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro

PERCOBAAN MILIKAN. Gaya gesek, gaya yang arahnya melawan gaya gravitasi, dalam hal ini sama dengan gaya Stokes. oil

Copyright all right reserved

Pertemuan 1 PENDAHULUAN Konsep Mekanika Fluida dan Hidrolika

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

Reproduksi Kurva Magnetisasi bagi Superkonduktor Mesoskopik Tipe II Berdasarkan Simulasi Numerik Persamaan TDGL

Pembahasan Simak UI Fisika 2012

Rheologi. Stress DEFORMASI BAHAN 9/26/2012. Klasifikasi Rheologi

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

Penulis : Fajar Mukharom Darozat. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Statika dan Dinamika

Bab 2 Hukum Coulomb A. Pendahuluan

Dualisme Partikel Gelombang

FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir

BAB 16. MEDAN LISTRIK

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP

MUATAN, MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK DEPARTEMEN FISIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

FISIKA. Sesi GELOMBANG BERJALAN DAN STASIONER A. GELOMBANG BERJALAN

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Sumber-Sumber Medan Magnetik

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 1. Muatan dan Materi. 1.1 Teori Elektromagnetisme Muatan listrik. (ref: Bab 23)

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Rudi Susanto

Catatan Kuliah MEKANIKA FLUIDA

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

BAB V KINEMATIKA FLUIDA

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi

Uraian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator

FISIKA 2015 TIPE C. gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. horisontal dan y: arah vertikal) karena pengaruh gravitasi bumi (g = 10 m/s 2 )

Pembahasan Soal SNMPTN 2012 SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

KISI-KISI PENULISAN SOAL (KODE A )

Medan Listrik, Potensial Listik dan Kapasitansi. Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

Fisika Dasar I (FI-321)

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman).

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

BAB III METODE PENELITIAN Alat Penelitian 1. Mesin electrospinning, berfungsi sebagai pembentuk serat nano.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

SILABUS PEMBELAJARAN

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

SILABUS. Mata Pelajaran : Fisika 2 Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

Persamaan Poisson. Fisika Komputasi. Irwan Ary Dharmawan

Studi Pengaruh Variasi Bentuk Geometri Potensial Penghalang pada Kasus Difusi Plasma dengan Metode Particle-In-Cell (PIC)

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Klasisifikasi Aliran:

Transkripsi:

Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-0880 Edisi Khusus, Agustus 2009 Simulasi Geometri Nanoserat Hasil Pemintalan Elektrik Sahrul Saehana (a), Mikrajuddin Abdullah, dan Khairurrijal (b) Kelompok Keahlian Fisika Material Elektronik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB Jalan Ganeca 10 Bandung 40132 (b) E-mail: krijal@fi.itb.ac.id Diterima Editor : 20 Mei 2009 Diputuskan Publikasi : 26 Mei 2009 Abstrak Simulasi untuk memprediksi geometri nanoserat hasil pemintalan elektrik (electrospinning) telah dibuat dengan menggunakan teknik beda hingga. Didapatkan bahwa ketidakstabilan pembengkokan jet berbeda meskipun kuat medan listrik sama. Karena itu, geometri serat hasil berbeda meskipun kuat medan listrik sama karena perbedaan ketidakstabilan jet. Kata Kunci: geometri serat, ketidakstabilan pembengkokan jet, kuat medan listrik, pemintalan elektrik, simulasi. 1. Pendahuluan Geometri serat hasil pemintalan sangat penting untuk diketahui karena terkait dengan aplikasi material tersebut [1]. Pada aplikasi material nanoserat untuk media filter dibutuhkan serat hasil yang memiliki tingkat keteraturan tinggi [1]. Dengan demikian, simulasi prediksi terhadap geometri serat sangat penting untuk dilakukan. Dalam makalah sebelumnya telah diselidiki pengaruh parameter simulasi pemintalan elektrik, seperti: tegangan permukaan, viskositas, modulus elastik, tegangan listrik, dan jarak nozzle-kolektor terhadap ketidakstabilan pembengkokan jet [2]. Hasil simulasi menunjukkan bahwa besarnya tegangan permukaan, tegangan listrik dan modulus elastik berbanding terbalik dengan ketidakstabilan pembengkokan jet, sedangkan viskositas dan jarak nozzle-kolektor sebanding dengan ketidakstabilan pembengkokan jet [2]. Akan tetapi, prediksi terhadap bentuk geometri serat hasil belum dibahas. Adanya informasi dan data tentang bentuk geometri serat hasil dalam proses ini akan sangat membantu proses eksperimen. Model matematis simulasi prediksi bentuk geometri serat hasil pemintalan dalam paper ini mengikuti model Kowalewsky, dkk. [3] karena model ini mendeskripsikan gaya yang terlibat dalam proses pemintalan dengan lebih baik. Selain melakukan simulasi bentuk geometri nanoserat hasil pemintalan elektrik, makalah ini juga membahas pengaruh ketidakstabilan pembengkokan jet terhadap geometri serat. 2. Metode Teoritis Pemintalan elektrik merupakan sebuah teknik pembuatan nanoserat dengan prekursor berupa larutan polimer yang dilewatkan melalui sebuah nozzle dengan ujung kecil dan ditarik dengan medan listrik seperti ditunjukkan dalam Gbr. 1. Larutan yang keluar dari ujung nozzle dan ditarik medan listrik tersebut berbentuk jet karena pengaruh tegangan permukaan. Jet tersebut bergerak menuju kolektor dan pada bagian ini nanoserat hasil terkumpul. Nozzle Ujung nozzle Larutan polimer Sumber tegangan DC Lintasan jet HV Kolektor Area deposisi Gambar 1. Skema proses pemintalan elektrik. Dinamika jet bermuatan listrik diperoleh dari tiga persamaan yaitu peregangan viskoelastik, kekekalan massa dan momentum [3]. Peregangan viskoelastik: 1 λ( G = G σ ( t λ( t µ dengan σ adalah tegangan, G modulus elastik, µ viskositas, λ peregangan, dan s parameter Lagrangian. Kekekalan massa: D Dt 2 [ λ( ( ] = 0 (1) (2) 4

dengan a adalah jejari serat, dan D/Dt adalah turunan material. Kekekalan momentum: 2 Dv λ ( ( ( = Dt s 2 2 2 kλ ( q λ( ( C 0 a( s, * 3 ds 2 2 + λ( ( q Φ + ( ( σ ( u( ) + ( 2 ( αu( ) (3) dengan ρ adalah massa jenis (massa per satuan volum) fluida, r koordinat posisi, v vektor kecepatan, q muatan per satuan volum, k konstanta Coulomb, C fungsi cut off untuk daerah interaksi yang sangat dekat (menuju nol), a jejari rata-rata, Φ potensial listrik, u vektor satuan sepanjang segment serat dan α tegangan permukaan. Terdapat empat suku gaya di sebelah kanan tanda sama dengan dalam Persamaan (3). Suku pertama hingga keempat berasal dari gaya Coulomb, gaya oleh medan listrik, gaya viskoelastik, dan gaya tegangan permukaan, secara berurut. Untuk melakukan simulasi, jet dipandang sebagai sejumlah besar segmen dan teknik beda hingga diterapkan pada segmen jet tersebut. Penurunan lebih lengkap dapat dilihat di tempat lain [2]. 3. Hasil Simulasi dan Diskusi Simulasi numerik dengan teknik beda hingga dilakukan menggunakan parameter-parameter yang diberikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Parameter yang digunakan dalam simulasi. Parameter Nilai Tegangan permukaan (α) 7 10-2 N/m Tegangan (V) 5 10 3 V Viskositas (µ) 10 N/m 2. s Modulus elastik (G) 10 5 N/m 2 Jejari ujung nozzle (a 0 ) 1,5 10-4 m Rapat massa (ρ) 2 10 2 kg/m 3 Jarak nozzle-kolektor (d) 2 10-1 m Debit aliran (D) 10-8 m 3 /s Amplitudo gangguan (ε) 10-10 Panjang node awal (L 0 ) 10-4 m Lintasan jet yang bergerak menuju kolektor ditunjukkan dalam Gbr 2. Pada awalnya, ketidakstabilan pembengkokan jet pada t untuk N sekitar 11. Sejalan dengan waktu, jumlah node bertambah dan ketidakstabilan pembengkokan jet meningkat seperti ditunjukkan Gbr 2.(b) s.d. 2.(d). Gambar 2. Simulasi gerak jet pada: (a) t untuk N sekitar 11, (b) t untuk N sekitar 22, (c) t untuk N sekitar 30, dan (d) t untuk N sekitar 36. Dalam proses simulasi, jet yang telah mencapai kolektor, akan berubah menjadi serat hasil pemintalan. Geometri serat ini sangat tergantung pada posisi node ketika mencapai kolektor. Di lain pihak, posisi serat berkaitan dengan ketidakstabilan pembengkokan jet. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa geometri serat dipengaruhi oleh ketidakstabilan pembengkokan jet seperti ditunjukkan Gbr. 3.

Gambar 3. Geometri serat hasil pemintalan selama 0,025 detik: (a) tampak samping dan (b) tampak atas. Hasil simulasi diperoleh dengan menggunakan sumber tegangan listrik 10 kv dan jarak nozzle-kolektor

20 cm dan tegangan listrik 5 kv dan jarak nozzle-kolektor 10 cm. Dengan demikian kedua kondisi tersebut memiliki kuat medan listrik yang sama. Melalui analisis Gbr. 3 diketahui bahwa ketidakstabilan jet pada kondisi kuat medan listrik yang sama adalah berbeda. Pada jarak nozzle-kolektor 20 cm, ketidakstabilan pembengkokan pada jet memiliki waktu yang cukup untuk berkembang. Sedangkan pada jarak nozzle-kolektor 10 cm, ketidakstabilan pembengkokan jet tidak memiliki waktu yang cukup untuk berkembang, walaupun memiliki kuat medan listrik yang sama dengan perlakuan sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan geometri serat hasil pemintalan pada Gbr. 3. Gambar 4. Geometri serat hasil pemintalan selama 0,5 detik. (a) dan (b) tampak atas dan (c) dan (d) tampak samping. Apabila simulasi tersebut dijalankan dalam rentang waktu yang lebih lama yaitu 0,5 detik, geometri serat hasil ditunjukkan pada Gbr. 4. Untuk jarak nozzlekolektor d = 20 cm dan tegangan 10 kv (Gbr. 4.(a)), geometri serat cenderung berbentuk lingkaran. Gambar 4.(b) memperlihatkan bahwa geometri serat cenderung berbentuk lonjong (elip bila jarak nozzle-kolektor d =

10 cm dan tegangan 5 kv. Hasil-hasil tersebut diperoleh karena ketidakstabilan jet pada dua kondisi tersebut berbeda seperti dijeluskan dalam paragraf sebelumnya. 4. Kesimpulan Geometri nanoserat hasil pemintalan elektrik telah berhasil diprediksi melalui simulasi. Didapatkan bahwa geometri serat tersebut dipengaruhi oleh ketidakstabilan pembengkokan jet. Meski pun kuat medan listrik sama, geometri serat hasil berbeda karena perbedaan ketidakstabilan jet. (a) Alamat tetap: Jurusan Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Tadulako, Palu. Referensi [1] S. Ramakrishna, F. Kazutoshi, W. Teo, T. Lim, Z. Ma, An Introduction to Electrospinning and Nanofibers, New York: Wiley (2005). [2] S. Saehana, M. Abdullah, Khairurrijal. J. Nano Saintek. 2, 74 (2009). [3] T. A. Kowalewsky, S. Blonski, S. Barral. Bul. Pol. Tech. 53, 385 (2005).