F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

dokumen-dokumen yang mirip
VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK

ALIRAN MELALUI PIPA 15:21. Pendahuluan

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

BUKU AJAR HIDRAULIKA

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

1 Kapasitor Lempeng Sejajar


, serta notasi turunan total ρ

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

Aliran Melalui Sistem Pipa

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi

Bagian 3 Differensiasi

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)

BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

Kehilangan Energi Pada Pipa Baja Dan Pipa Pvc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aliran Fluida. Konsep Dasar

BAB II LANDASAN TEORI

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

Analisis Stabilitas Lereng

Bab III HIDROLIKA. Sub Kompetensi. Memberikan pengetahuan tentang hubungan analisis hidrolika dalam perencanaan drainase

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu penyediaan air bersih yang mampu menyediakan air yang dapat

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

PERENCANAAN EMBUNG GUNUNG RANCAK 2, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

1.1. Sub Ruang Vektor


BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

IV. ANALISA RANCANGAN

BAB IV PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND

MENENTUKAN NILAI KOEFISIEN GESEK PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC. Irsan Mustafid Halomoan

Relasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c

Aliran pada Saluran Tertutup (Pipa)

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut

ANALISA RESPON PENGENDALI FEEDFORWARD DAN PID PADA PENGENDALIAN TEMPERATUR HEAT EXCHANGER

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

BAB II LANDASAN TEORI

Sub Kompetensi. Bab III HIDROLIKA. Analisis Hidraulika. Saluran. Aliran Permukaan Bebas. Aliran Permukaan Tertekan

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER

MEKANIKA FLUIDA BAB I. SIFAT-SIFAT FLUIDA

TL2101 Mekanika Fluida I

3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial

SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT

Aplikasi Turunan. Applied Derivatives A. Menentukan kemiringan (gradien) garis singgung kurva. Persamaan garis singgung kurva y = f ( x)

FUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC

matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Persija Persib baris

Transkripsi:

Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat iseerhanakan menjai : r sin 0

Mengingat sin = h maka : ( h) ( r) r r 0 Persamaan i atas ikalikan engan r r an kemuian iintegrasikan terhaap r. rr ( h) ( r) ( h) rr ( r) 0 r atau ( h) r A r r A 0 ( h)

engana aalah konstanta integrasi. Dari persamaan Newton untuk kekentalan, tegangan geser iberikan oleh persamaan berikut = - v r tana negati menunjukkan bahwa v berkurang engan pertambahan. Substitusi persamaan (-0) ke alam persamaan (-9) iapat :

Konisi batas ari persamaan tersebut aalah v/r = 0 untuk r = 0, sehingga iapat kooisien A=0. Integrasi persamaan tersebut menghasilkan : v (p h) r 4 B Konisi batasnya aalah v = 0 untuk r = a. Apabila nilai tersebut imasukkan ke alam persamaan i atas akan iperoleh :

0 B a ( h B 4 ) a 4 ( h) Substitusi bentuk i atas ke alam persamaan (-) akan iapat : v ( p h) ( 4 a r ) v ( a r 4 ) ( h)

Geseran alam pipa bulat Suatu zat cair yang mengalir suatu biang batas seperti melalui pipa akan mengalami tegangan geser an kemiringan kecepatan (graien kecepatan) paa seluruh mean aliran akibat kekentalan. Tegangan geser tersebut akan mengakibatkan kehilangan energi selama pengaliran. Kehilangan energi ini isebut kehilangan energi primer yang itulis engan h. Paa aliran stey an seragam (steay-uniorm) i alam suatu pipa tegangan geser τ o aalah konstan sepanjang pipa, karena tebal lapisan batas aalah tetap. Laju kehilangan energi atau kemiringan energi (energy graient) aalah S h L

Kehilangan tekanan (Hea Loss) akibat geseran i alam aliran stei uniorm iberikan oleh Darcy-Weisbach engan persamaan h LV gd λ aalah koeisien tiak berimensi Untuk aliran turbulen : kekasaran relati (relative roughness) terhaap Bilangan atau Angka Reynol : R e vd

Untuk aliran laminer ( R e 000 ), persamaan kehilangan enersi h yang iberikan oleh Hagen Pouiseuille : h 3LV gd Koeisien gesekan pipa tergantung paa parameter aliran. Apabila pipa mempunyai siat hiraulis halus, parameter tersebut aalah :. Kecepatan aliran. Diameter pipa 3. Kekentalan zat cair alam R e Rumus empiris untuk aliran turbulen alam pipa halus aalah : 0,36 0,5 R e Rumus i atas berlaku untuk Angka Reynol 4.000 <R e <0 5

Hasil percobaan terakhir oleh Prantl an Nikurae paa ibeakan menjai tiga zona aliran turbulen sebagai berikut:. Zona turbulen halus, inyatakan alam persamaan : pipa halus R log e,5. Zona transisi turbulen, λ aalah ungsi ari k/d an R e 3. Zona turbulen kasar inyatakan oleh persamaan log 3,7D k

Persamaan untuk zona satu an tiga i atas ikenal engan Persamaan Karman-Prantl. Paa tahun 939, Colebrook an White menapatkan persamaan : k, log 5 3,7D Re Persamaan Darcy Weisbach engan Persamaan Colebrook an White menghasilkan persamaan explisit untuk V sebagai berikut V gds k log 3,7D D,5 gds

Nilai k untuk berbagai bahan No. Jenis pipa (baru) k (mm) Kaca 0,005 Besi ilapis aspal 0,06 0,4 3 Besi tuang 0,8 0,90 4 Plester semen 0,7.0 5 Beton 0,30 3,00 6 Baja 0,03 0,09 7 Baja ikeling 0,90 9,00 8 Pasangan batu 6

ALIRAN DALAM SISTEM PIPA Sistem jaringan pipa berungsi untuk mengalirkan zat cair ari satu tempat ke tempat lain. Aliran terjai karena aanya perbeaan tinggi tekanan i keua tempat, yang bisa terjai karena aanya perbeaan elevasi muka air atau karena aanya tambahan energi ari pompa. Sistem jaringan pipa biasanya igunakan untuk menistribusikan air i aerah perkotaan (air minum), mengalirkan minyak ari lokasi pengeboran ke lokasi pengolahan an lain lain. Sistem istribusi jaringan pipa paa aerah perkotaan atau kawasan inustri yang besar bisa sangat komplek. Paa bab ini akan ibahas sistem jaringan pipa yang seerhana, yang apat ibagi menjai empat, yaitu :. Aliran alam pipa seri. Aliran alam pipa paralel 3. Aliran alam pipa bercabang 4. Aliran alam jaringan pipa

. Aliran Dalam Pipa Seri Bila ua buah pipa atau lebih yang mempunyai iameter atau kekasaran berbea ihubungkan sehingga zat cair apat mengalir alam pipa yang satu ke pipa lainnya, maka pipa-pipa tersebut ikatakan ihubungkan secara seri. Gambar iatas menunjukkan suatu sistem yang teriri ari ua buah reservoir yang ihubungkan engan ua buah pipa yang ihubungkan secara seri.

Persoalan paa pipa seri paa umumnya aalah menentukan besarnya ebit aliran Q bila karakteristik masing-masing pipa, yaitu : panjang : L, L ; iameter : D, D ; koeisien gesekan, an bea tinggi elevasi muka air paa keua reservoir iketahui atau menentukan perbeaan elevasi muka air H bila ebit an karakteristik pipa iketahui. Persamaan yang igunakan untuk menyelesaikan aliran alam pipa seri aalah : Persamaan Kontinuitas : Q Q Q

Dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach an persamaan kehilangan energi sekuner, maka persamaan (3-) menjai : H v L v L v v v v g D g D g ( ) 0, 5 g g Kecepatan alam masing-masing pipa aalah : v Q D 4 v Q D 4