BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 JADWAL PERTEMUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Diagram Persentase ketuntasan siswa pada prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS yang peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas III Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes pada tiap siklus. Selanjutnya data yang diperoleh diuraikan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada kelas XII jurusan TFL (Teknik Fabrikasi Logam) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi awal dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran dengan menggunakan media poster. Pada hasil penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. persiapan agar hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Beberapa persiapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Banyubiru 01 di Dusun Kampung Rapet, Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Banyubiru 01 tahun ajaran 2013 2014 sejumlah 24 siswa, yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. B. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru kelas IV SD Negeri Banyubiru 01 mengenai hasil menulis siswa kelas IV SD Negeri Banyubiru 01, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, dapat dilihat bahwa dalam hasil tulisan siswa masih ditemukan kesalahan penulisan ejaan, tanda baca, pilihan kata yang keliru dengan bahasa Jawa, hasil tulisan yang diunduh atau kopian dari internet, dan ide tulisan yang pada umumnya sudah tertulis di buku paket BSE yang sering digunakan guru untuk mengajar. Pendampingan guru dalam pemantauan kegiatan menulis siswa masih kurang. Guru mengingatkan siswa secara lisan tentang kesalahan yang dilakukan siswa tanpa memeriksa kembali atau meminta perbaikan dari siswa. Akibatnya, terdapat 10 dari 24 siswa atau 41,66% siswa yang belum tuntas KKM (75). Berikut ini kondisi awal kemampuan menulis siswa. Tabel 4.1 Persentase Hasil Menulis Siswa Kelas IV Pra Siklus No. Kriteria Jumlah siswa Persentase (%) 1 Tuntas 75 14 58,33 % 2 Tidak tuntas <75 10 41,66 % 3 Rata-rata 24 71,95 38

39 Berdasarkan tabel tersebut persentase siswa yang tuntas adalah 58,33% dan 41,66% siswa belum tuntas. Berdasarkan tabel 4.1 di atas maka dapat dibuat diagram sebagai berikut: 70 60 50 40 30 20 10 0 Diagram Persentase Kemampuan Menulis Siswa Pra Siklus Tuntas Tidak Tuntas 14 Siswa Tuntas 10 Siswa Tidak Tuntas Gambar 4.1. Diagram Persentase Kemampuan Menulis Siswa Pra Siklus C. Pelaksanaan Siklus I Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran (2 35 menit). Indikator pada siklus I ini adalah: a. Menentukan tema atau topik karangan. b. Membaca hasil karangan dengan notasi yang tepat. Berikut tahapan pelaksanaan siklus I: 1) Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan beberapa hal untuk dilakukan dalam penelitian, antara lain: a) Menetapkan sekolah yang digunakan untuk penelitian yaitu SD Negeri Banyubiru 01. b) Peneliti mengidentifikasi data dari observasi dan wawancara guru kelas IV dan kepala sekolah. c) Menentukan fokus penelitian (metode yang digunakan yaitu teknik silent card shuffle dan brainstorming, mata pelajaran bahasa Indonesia, kelas IV).

40 d) Menetapkan Standar Kompetensi (SK) yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak e) Menetapkan Kompetensi Dasar (KD) yaitu menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.) f) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan teknik silent card shuffle dan teknik brainstorming untuk 2 kali pertemuan dengan materi menentukan tema atau topik karangan dan membaca dengan intonasi yang tepat. g) Menyiapkan media pembelajaran berupa dua urutan kartu gambar, dan dua karangan. h) Membuat kisi-kisi soal mengenai tema karangan dan intonasi yang tepat untuk membaca bacaan. i) Menguji validitas dan reliabilitas soal di kelas V SD Negeri Banyubiru 01. j) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran. 2) Tindakan a) Pertemuan 1 Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Februari 2014 selama 2 jam pelajaran. Adapun rincian kegiatan yang peneliti lakukan adalah: (1) Kegiatan Awal Saat memasuki ruang kelas, peneliti memastikan semua siswa sudah masuk kelas dan sudah berdoa. Peneliti menyampaikan materi yang diajarkan yaitu mengenai cara menentukan tema karangan. (2) Kegiatan Inti Siswa menjelaskan pengertian tema karangan. Ada 2 siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru ini. Namun, mereka menjawab dengan meniru catatan dari guru. Siswa belum mampu menjelaskan dengan bahasa mereka sendiri. Peneliti menuliskan 2 kata di papan tulis yaitu kebersihan dan

41 liburan di Hari Minggu. Siswa menebak kebersihan adalah tema, sedangkan liburan di Hari Minggu merupakan judul. Peneliti memberi beberapa contoh lain mengenai beberapa kata sementara siswa menggolongkan yang termasuk tema. Peneliti membentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Peneliti memilih kelompok siswa berdasarkan tempat duduk (depan-belakang). Setelah itu, peneliti menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan siswa sebagai implementasi dari teknik silent card shuffle. Siswa diberi kesempatan bertanya jika belum paham. Setelah menjelaskan, peneliti mengecek pemahaman siswa dengan menyuruh siswa untuk menjelaskan kembali apa yang sudah ia katakan. Peneliti dan siswa menyepakati tanda bergantinya tahapan diskusi dengan tepukan dengan tempo yang ditentukan. Saat siswa sudah bergabung dengan kelompok masing-masing, peneliti memberikan 8 kartu gambar. Setelah semua siswa siap dan nyaman dengan posisi duduk masing-masing, peneliti memberi aba-aba tanda dimulainya aktivitas kelompok siswa. Pelaksanaan masing-masing tahapan teknik silent card shuffle dilakukan dalam waktu 5 menit. Setelah diskusi selesai, peneliti memberi tahu urutan kartu gambar yang tepat dan masing-masing kelompok mengecek hasil kerja mereka. Siswa juga menentukan tema dari kartu gambar yang diberikan peneliti. Siswa secara kelompok membuat cerita berdasarkan kartu gambar tersebut. Setiap siswa wajib membuat dan menuliskan dua kalimat di lembar kerja kelompok. (3) Kegiatan Penutup Siswa mengumpulkan kartu gambar dan tugas kelompok. Peneliti menanyakan kembali pemahaman siswa tentang pengertian tema. Siswa yang tunjuk jari mendefinisikan dengan kalimat mereka sendiri. Siswa juga menyebutkan beberapa contoh tema beserta contoh isi cerita dari tema tersebut. Pada akhir pertemuan, siswa juga memberi usul kepada guru agar kelompok yang dibuat sesuai dengan keinginan mereka.

42 b) Pertemuan 2 Tindakan ini dilakukan pada hari Senin, 17 Februari 2014. Adapun rincian tindakannya sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal Peneliti memastikan bahwa semua siswa sudah masuk kelas. Siswa mengingat kembali pengertian tema, dan contoh tema. Peneliti juga menyampaikan materi pada pertemuan tersebut yaitu mengenai membaca karangan dengan intonasi yang tepat. (2) Kegiatan Inti Peneliti mengenalkan pengertian dan bentuk brainstorming kepada siswa. Semua siswa memahami bahwa brainstorming menuntut mereka untuk kreatif. Peneliti memberi contoh satu judul karangan sebagai permasalahan dan ide-ide yang mungkin dituliskan. Setelah itu, siswa menyebutkan ide lain yang sesuai dengan tema tersebut untuk dijadikan isi cerita. Peneliti memberi dua bacaan kepada siswa. Siswa secara bergiliran membaca bacaan tersebut sesuai dengan intonasi, yaitu dengan nada rendah, meninggi atau datar. Setelah membaca selesai, siswa memverifikasi ide di papan tulis yang sesuai dengan isi bacaan. Siswa juga menentukan kalimat utama dalam paragraf bacaan melalui tanya jawab. Siswa menyebutkan nada membaca yang benar dan ditulis dalam bentuk brainstorming. Peneliti mereview materi pelajaran lalu siswa mengerjakan soal tes siklus I. (3) Kegiatan Penutup Pelajaran ditutup dengan mengoreksi jawaban soal siklus I bersama dengan guru dan mengumpulkan hasil kerja siswa di meja guru. 3) Pengamatan Dalam penelitian ini, guru kelas IV SD Negeri Banyubiru 01 mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan peneliti dan siswa. (1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama berjalan sesuai dengan RPP yang ditulis oleh peneliti. Siswa tertarik pada kegiatan yang akan dilakukan. Meskipun demikian, terdapat

43 beberapa kendala diantaranya beberapa siswa perempuan cenderung menolak untuk satu kelompok dengan siswa laki-laki, dan pemberian instruksi dalam pelaksanaan teknik silent card shuffle yang perlu diulang sampai masing-masing siswa mengerti langkah kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan perhitungan lembar observasi yang telah diisi oleh observer diperoleh data pencapaian tujuan pembelajaran sebagai berikut: Tabel 4.2. Aktivitas Siswa dan Guru Pertemuan 1 Siklus I Tingkat Keberhasilan Skor Aktivitas Skor Persentase Kualifikasi aktivitas dalam Maks pembelajaran Siswa 28 36 78% Baik (B) Berhasil Sangat Baik Guru 63 72 88% Berhasil (SB) Jumlah skor aktivitas siswa pada pertemuan 1 siklus I dilihat dari lembar observasi adalah 28 dari skor maksimal (36). Dalam bentuk persentase maka dihasilkan 78% sebagai pencapaian keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan skor aktivitas guru adalah 63 dari skor maksimal (72) atau sebanyak 88%. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa masuk kategori baik, sedangkan aktivitas guru termasuk sangat baik dan berhasil dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran. (2) Pertemuan kedua Siswa belum terbiasa mengungkapkan ide atau pendapat mengenai tema karangan. Sehingga peneliti perlu memberikan contoh ide-ide yang sesuai tema. Akan tetapi, setelah siswa memahami bagaimana pelaksanaan teknik brainstorming, mereka cenderung ramai dan mengutarakan pendapat tanpa tunjuk jari. Pada akhir pertemuan, siswa mengerjakan soal tes siklus I. Namun, terdapat beberapa siswa yang bertanya kepada teman sebangku sehingga peneliti perlu menegur. Berikut ini adalah skor lembar observasi aktivitas siswa dan guru pada pertemuan kedua siklus I:

44 Aktivitas Skor Tabel 4.3. Aktivitas Siswa dan Guru Pertemuan 2 Siklus I Skor Maks Persentase Kualifikasi Tingkat Keberhasilan aktivitas dalam pembelajaran Siswa 28 36 78% Baik (B) Berhasil Guru 52 64 81% Baik (B) Berhasil Berdasarkan data diatas, aktivitas siswa dan guru masuk ke dalam kategori baik dan berhasil. Peningkatan kemampuan menulis siswa dapat dilihat dari hasil tes siklus I yang meliputi langkah awal siswa untuk menentukan tema dan membaca dengan intonasi yang tepat. Berikut ini adalah tabel peningkatan kemampuan menulis siswa dari pra siklus ke siklus I. Tabel 4.4 Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa Pra Siklus ke Siklus I Kriteria Pra Siklus Siklus I Rata-Rata 74,95 80,41 Nilai Tertinggi 91 90 Nilai Terendah 50 50 Persentase Ketuntasan 58,33% 79,17% Peningkatan rata-rata nilai menulis siswa dari 74,95 menjadi 80,41. Begitu pula persentase ketuntasan kemampuan menulis siswa meningkat sebanyak 20,84% dari 58,33% menjadi 79,17%. Meskipun demikian, masih terdapat nilai terendah yang sama yaitu 50. Berikut disajikan pula diagram peningkatan kemampuan menulis siswa pada siklus I dengan teknik silent card shuffle dan brainstorming tentang peningkatan hasil belajar siswa dari tahap pra siklus ke siklus I.

45 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Diagram Peningkatan Siklus I 80.42 79.17 74.95 58.33 19 14 10 5 rata-rata tuntas tidak tuntas persentase pra siklus siklus I Gambar 4.2. Diagram Peningkatan Siklus I i. Refleksi Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, teknik silent card shuffle dan brainstorming dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Hal-hal yang perlu ditekankan dalam pelaksanaan kedua teknik tersebut adalah memberikan pemahaman kepada siswa untuk menghargai pendapat orang lain, dan memotivasi mengungkapkan ide atau pendapat. Peneliti perlu menggunakan cara tertentu untuk mengontrol perilaku siswa di dalam kelas agar mengurangi keramaian yang terjadi di dalam kelas. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 75. Berdasarkan hasil belajar siklus I, masih terdapat 5 siswa yang belum tuntas memenuhi KKM karena tidak dapat menentukan tema dari cerita atau urutan cerita serta kurang mengerti arti kata seperti kata lirih. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan teknik silent card shuffle dan brainstorming belum mencapai tingkat ketuntasan 85%. Persentase ketuntasan sebanyak 79,17%. D. Pelaksanaan Siklus II Siklus II dilakukan selama tiga kali pertemuan yang terdiri dari dua pertemuan 2 x 35 menit dan satu pertemuan 1x35 menit.

46 Indikator siklus II ini adalah: a. Menyusun karangan dengan memperhatikan penulisan ejaan yang (huruf kapital, dan tanda baca). Adapun tahapan pelaksanaan siklus II sebagai berikut: a. Perencanaan 1) Membuat RPP dengan materi menulis karangan dengan melakukan perbaikan dari siklus I 2) Membuat indikator pencapaian hingga 85% siswa tuntas dari KKM (75) dalam aspek menulis 3) Menganalisis soal uji instrumen yang valid untuk 4) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru siklus II b. Tindakan 1) Pertemuan 1 a) Kegiatan awal Peneliti memulai kegiatan belajar mengajar dengan berdoa bersamasama dengan siswa ketika semua siswa sudah berada di kelas. Penelti menyampaikan bahwa pertemuan ini berkaitan dengan kegiatan menulis karangan. Siswa melakukan kegiatan dengan kartu gambar untuk membantu mereka menulis karangan singkat. b) Kegiatan inti Siswa bergabung dengan kelompok yang sudah dibentuk pada dua pertemuan sebelumnya. Peneliti membagikan kartu gambar. Siswa mengelompokkan kartu gambar tanpa berbisik. Dilanjutkan dengan diskusi anggota kelompok, perwakilan kelompok melihat hasil kerja kelompok lain dan berdiskusi kembali di kelompok masing-masing. Peneliti dan siswa menyimpulkan urutan kartu gambar yang benar. Setelah diketahui urutan yang benar, masing-masing siswa memilih salah satu urutan kartu gambar yang diceritakan menggunakan kalimat mereka masing-masing.

47 Saat kegiatan menulis berlangsung, peneliti selalu mengingatkan siswa untuk memperhatikan ejaan yang mereka tulis, memperhatikan tanda baca dan keterpaduan antar kalimat. Sebelum pekerjaan siswa dikumpulkan, peneliti menyuruh siswa untuk mengecek ulang pekerjaan mereka dan menambahkan tanda baca yang kurang. c) Kegiatan Penutup Pada akhir pertemuan, siswa mengumpulkan hasil karangan. Selanjutnya, peneliti menjelaskan apa yang perlu disiapkan untuk pertemuan selanjutnya. Siswa harus melakukan teknik brainstorming secara individu dengan urutan memilih satu tema, kemudian menyebutkan ide-ide yang akan diceritakan dalam karangan yang ia buat. Tema dan ide tersebut dituangkan dalam bentuk brainstorming. Siswa memperkirakan ide tersebut dapat dijadikan 2 paragraf atau 10 kalimat. 2) Pertemuan 2 a) Kegiatan awal Peneliti menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Ada siswa yang belum membuat ide dan tema yang seharusnya disusun menjadi karangan. Meskipun demikian, peneliti tidak memberi hukuman kepada siswa yang belum menentukan tema dan ide untuk karangan. Peneliti memberikan waktu yang sama kepada semua siswa untuk menulis selama 45 menit. b) Kegiatan inti Siswa yang sudah membuat brainstorming berkonsultasi dengan peneliti sebelum melanjutkannya ke dalam karangan. Dengan berkeliling kelas, peneliti memantau kegiatan menulis siswa dan membantu siswa dalam penulisan beberapa kata, penulisan tanda baca, dan ejaan. c) Kegiatan Penutup Peneliti dan siswa mereview hal-hal yang diperlukan untuk menyusun karangan. Setelah itu, siswa mengumpulkan karangan yang sudah dibuat.

48 Sebelum siswa keluar kelas untuk beristirahat, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tes yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. 3) Pertemuan 3 a) Kegiatan awal Siswa membantu guru membagikan hasil kerja kelompok dan individu. Setelah semua lembar kerja siswa dibagi, guru mereview materi yang sudah dipelajari bersama-sama. b) Kegiatan inti Siswa membagikan lembar soal dan jawaban tes siklus II. Kemudian, guru menjelaskan maksud dari setiap soal tersebut. Siswa yang belum paham diperbolehkan bertanya. Setelah itu, siswa mengerjakan soal selama 25 menit. c) Kegiatan penutup Ketika waktu pengerjaan soal berakhir, siswa mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab di meja guru. Dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada kelompok yang berdiskusi menggunakan teknik silent card shuffle dengan mematuhi aturan yang sudah ditentukan dan pemberian kenangkenangan dari siswa ke guru maupun sebaliknya. b. Pengamatan 1) Pertemuan pertama Selama pelaksanaan sintaks teknik silent card shuffle, siswa sudah lebih mematuhi aturan dan kesepakatan yang dibuat. Pada saat konfirmasi mengenai urutan kartu gambar, semua kelompok memiliki urutan kartu gambar yang sama. Meskipun demikian, saat masing-masing siswa menulis, peneliti masih perlu mengingatkan penulisan tanda baca, ejaan dan pemilihan kata yang tepat. Ada beberapa siswa yang menuliskan kata bahasa Jawa dalam karangan yang dibuat.

49 Untuk siswa yang selesai lebih cepat, peneliti belum menyiapkan aktivitas lain. Sehingga peneliti menyuruh siswa untuk mengerjakan latihan yang ada di buku BSE. Data keaktifan siswa dan guru selama pembelajaran 1 siklus II sebagai berikut: Tabel 4.5. Aktivitas Siswa dan Guru Pertemuan 1 Siklus II Aktivitas Skor Tingkat Keberhasilan Skor Persentase Kualifikasi aktivitas dalam Maks pembelajaran Siswa 33 36 91.66% Sangat Baik (SB) Berhasil Guru 69 72 95.83% Sangat Baik (SB) Berhasil Keaktifan siswa pada pertemuan 1 siklus II dinilai dari lembar observasi adalah 33 dari skor maksimal (36) atau sebanyak 91.66%. Sedangkan skor aktivitas guru adalah 69 dari skor maksimal (72) atau sebanyak 95.83%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan guru masuk kategori sangat baik dan berhasil dalam pelaksanaan pembelajaran. 2) Pertemuan kedua Peneliti tidak melakukan brainstorming secara klasikal, melainkan secara individu yang dilakukan siswa. Terjadi perubahan pelaksanaan pembelajaran dari RPP yang sudah dibuat, karena siswa membutuhkan waktu untuk menulis selama 45 menit. Pada pertemuan ini, peneliti menggunakan kartu berwarna sebagai poin untuk meningkatkan keaktifan siswa dan mengontrol perilaku siswa agar dapat menjaga ketenangan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. 3) Pertemuan ketiga Peneliti masih memberlakukan penggunaan poin dengan kartu berwarna sekalipun pertemuan tersebut hanya tes siklus II. Penggunaan kartu

50 berwarna ini berfungsi untuk mengurangi kerjasama siswa selama tes berlangsung. Aktivitas Skor Tabel 4.6. Aktivitas Siswa dan Guru Pertemuan 2 dan 3 Siklus II Skor Maks Persentase Kualifikasi Tingkat Keberhasilan aktivitas dalam pembelajaran Siswa 31 36 86% Sangat Baik (SB) Berhasil Guru 62 72 86% Sangat Baik (SB) Berhasil Peningkatan kemampuan menulis siswa dilihat dari hasil tes siklus II mengenai menulis karangan dengan memperhatikan ejaan yang tepat (sesuai EYD). Hasilnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.7. Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II Rata-Rata 74,95 80,42 88,23 Nilai Tertinggi 91 90 100 Nilai Terendah 50 50 62,50 Persentase Ketuntasan 58,33% 79,17% 91,66% Berdasarkan tabel 4.7. diatas, dapat dilihat peningkatan rata-rata kelas dari 80,42 menjadi 88,23. Nilai terendah dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan dari 50 menjadi 62,50. Selain itu juga terjadi peningkatan persentase ketuntasan kemampuan menulis siswa dari 79,17% dan 91,66%. Artinya, masih terdapat dua siswa yang belum memenuhi ketuntasan kemampuan menulis. Untuk lebih jelasnya, berikut diagram peningkatan siklus II.

51 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Diagram Peningkatan Siklus II 88.23 91.66 80.42 74.95 79.17 58.33 14 19 22 10 5 2 rata-rata tuntas tidak tuntas persentase Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 4.3. Diagram Peningkatan Siklus II Meskipun persentase kemampuan menulis siswa selalu meningkat, terdapat 1 siswa yang mengalami penurunan nilai dari pra siklus hingga siklus II. Dilansir penyebabnya adalah siswa terlambat masuk kelas saat tes siklus II dilaksanakan, sehingga siswa tersebut memiliki waktu yang sedikit untuk mengerjakan soal tes siklus II. c. Refleksi Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran di kelas, peneliti dan guru kelas mendapatkan hasil yang telah memenuhi indikator pencapaian. Hasil belajar pada siklus II, menunjukkan peningkatan persentase ketuntasan kemampuan menulis siswa dari 79,17% menjadi 91,66%. Permasalahan yang muncul pada siklus I juga sudah ditemukan solusinya, seperti latihan menggunakan urutan gambar yang disusun sebelum dilakukan pembelajaran sehingga siswa dapat mengetahui tema dari cerita atau urutan gambar, dan penggunaan brainstorming sebagai alat bantu siswa memahami arti kata tertentu. Berdasarkan dari hasil belajar siswa yang telah mencapai ketuntasan, peneliti dan guru melakukan kesepakatan tentang akhir dari tindakan perbaikan

52 pembelajaran. Siklus yang dilaksanakan sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka tidak diadakan siklus selanjutnya. E. Pembahasan 1. Pelaksanaan Siklus I a. Pertemuan 1 Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ini sesuai dengan RPP. Indikator pada pertemuan ini adalah siswa menentukan tema untuk karangan. Pertemuan tersebut diawali dengan siswa membedakan tema dan judul bacaan dari kalimat yang ditulis di papan tulis oleh peneliti. Selanjutnya peneliti menjelaskan langkah kegiatan yang dilaksanakan. Dalam pembagian kelompok, beberapa siswa perempuan enggan berada satu kelompok dengan siswa laki-laki. Mereka juga berteriak saat menolak sekelompok dengan siswa laki-laki sehingga peneliti perlu diam beberapa saat agar kondisi kelas kembali tenang. Peneliti membagi kelompok berdasarkan tempat duduk mereka (depan-belakang) dengan pertimbangan dapat lebih cepat dalam pembentukan kelompok. Pada menit pertama pelaksanaan teknik silent card shuffle terdapat 4 kelompok yang tidak mematuhi aturan silent card shuffle dengan berbisik sehingga peneliti perlu menegur. Sebelum tahapan circulate and observe dimulai, peneliti memberi instruksi mengenai arah peputaran kelompok. Peneliti mengulang instruksi hingga tiga kali, lalu meminta beberapa siswa menjelaskan kembali petunjuk yang diberikan peneliti. Hal ini cukup efektif sehingga tidak ada keributan saat perputaran kelompok. Pada saat konfirmasi, terdapat satu kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda dari kelompok lain. Siswa kelompok menjelaskan urutan cerita dari urutan yang mereka buat. Peneliti mengajarkan kepada siswa lain untuk menghargai pekerjaan kelompok tersebut. Setelah tahapan teknik silent card shuffle selesai, masing-masing kelompok menulis dua karangan berdasarkan dua urutan kartu gambar. Saat menulis secara kelompok, siswa perempuan dalam 4 kelompok lebih dominan

53 daripada siswa laki-laki. Siswa perempuan menganggap tulisan siswa laki-laki tidak bagus. Oleh karena itu, peneliti menekankan pentingnya kerjasama anggota kelompok, dan setiap siswa wajib menulis dua kalimat. Pencarian ide untuk menceritakan kartu gambar memerlukan waktu tambahan, sehingga peneliti menambah waktu 10 menit. b. Pertemuan 2 Peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan sintaks dalam RPP. Pengenalan teknik brainstorming merupakan hal baru bagi siswa. Pada awalnya siswa belum memahami maksud dari teknik ini, yaitu mengenai pengutaraan ide, dan penggolongan ide yang sesuai dengan tema. Siswa kurang aktif dan masih malu untuk mengungkapkan pendapat. Setelah siswa lebih paham dan mampu mengungkapkan ide dari permasalahan yang diberikan, mereka mengucapkannya dengan tanpa tunjuk jari sehingga kelas lebih ramai. Tepukan tangan yang dipakai peneliti kadang tidak berfungsi secara efektif, karena terdapat siswa yang berpendapat dengan berteriak. Peneliti perlu berdiam diri dan menunggu agar siswa kembali tenang. Saat bergiliran membaca bacaan, banyak siswa yang berebut untuk membaca. Meskipun demikian, peneliti tetap menunjuk beberapa siswa yang tidak tunjuk jari. Dilihat dari data peningkatan kemampuan menulis siswa pada tabel 4.4 masih terdapat nilai terendah yang sama antara pra siklus dan siklus I. siswa yang mendapatkan nilai 50 juga sama. Setelah peneliti diskusikan dengan observer, dari pengamatan, siswa tersebut sering tidak berkonsentrasi saat pembelajaran berlangsung. Ia sering menyibukkan diri sendiri dengan cara menggambar anime di buku tulisnya. 2. Siklus II a. Pertemuan 1 Pelaksanaan teknik silent card shuffle berjalan lebih baik karena siswa tidak memprotes pengelompokan. Meskipun demikian, saat siswa mulai menulis, siswa masih kurang percaya diri dengan ide yang akan ditulis. Kerancuan

54 pemilihan kata dalam menulis masih tercampur dengan bahasa Jawa. Kondisi kelas cukup ramai karena siswa berdiskusi dengan siswa lain mengenai hal-hal yang perlu ditulis dalam cerita yang ia buat. Hal ini berakibat pekerjaan sebagian besar siswa tidak cepat selesai. b. Pertemuan 2 Terjadi perubahan pelaksanaan pembelajaran dimana peneliti menyuruh siswa melakukan teknik brainstorming secara individu (di rumah). Pada akhir pertemuan pertama, peneliti sudah berpesan kepada siswa untuk melakukan brainstorming secara individu. Setiap siswa wajib memilih satu tema lalu menyebutkan ide-ide dan menyusun kalimat utama untuk setiap paragraf. Namun, pada pertemuan kedua, 11 siswa tidak mengerjakannya di rumah, sehingga mereka membuat brainstorming individu di kelas. Kelas menjadi sedikit bergemuruh karena mereka cenderung berdiskusi dengan teman. Selain itu terdapat satu siswa yang menyelesaikan karangan di rumah tanpa membuat brainstorming terlebih dahulu. Peneliti menegaskan bagi siswa yang sudah membuat karangan dari rumah harus membuat karangan lagi yang berbeda tema dari yang sudah dibuat. Bagi siswa yang membuat brainstorming perlu mengecek ide yang mereka tulis dengan peneliti terlebih dahulu. Peneliti juga memberlakukan kertas berwarna untuk mengontrol perilaku siswa. c. Pertemuan 3 Kegiatan pada pertemuan 3 adalah tes siklus II terdiri dari 8 soal uraian. Soal nomor 8 meminta siswa untuk membuat karangan minimal terdiri dari lima kalimat. Dalam membuat karangan seharusnya skor nilai lebih banyak, akan tetapi peneliti tidak memberikan skor lebih dalam soal tersebut karena uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan SPSS 16.00 tidak memungkinkan untuk dilakukan perbedaan total skor di setiap nomor. Saat membuat soal uraian yang meminta siswa untuk mengarang sebaiknya uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan pendapat ahli.

55 Selama tes berlangsung, peneliti memberlakukan kertas poin untuk mencegah kerjasama antarsiswa. Peneliti memberi kertas warna hijau kepada siswa yang tidak bekerjasama, sedangkan siswa yang masih bertanya kepada teman mendapat kertas warna merah jambu. Dalam hasil tes siklus II, masih terdapat 2 siswa belum tuntas. Keduanya adalah siswa yang pada pra siklus dan/ atau pada siklus I sudah tuntas. Faktor yang mempengaruhi adalah siswa datang terlambat 30 menit saat dilaksanakan tes siklus II, tolok ukur pra siklus yang berupa nilai siswa dalam menulis pantun yang dinilai oleh guru kelas IV bukan peneliti, siswa tidak teliti dalam mengerjakan soal uraian dan tidak mau mengecek ulang jawaban. Selain itu, kedua siswa ini salah menjawab pada soal nomor 3 yaitu Sebutkan 5 kegunaan huruf kapital dalam kalimat! Dari soal tersebut diharapkan siswa menulis kegunaan huruf kapital seperti menulis nama tempat, nama orang, menulis singkatan, dll. Akan tetapi, kedua siswa ini memberikan contoh nama orang atau nama tempat atau singkatan.