II. ANAMNESIS Anamnesis tanggal : 10 November 2015 Keluhan utama : Nyeri perut kanan bawah saat menstruasi

dokumen-dokumen yang mirip
Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENANGANNYA : Antibiotika cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 % dan irigasi

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Ovarian Cysts: A Review

Istilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan endometriosis dengan

tahun berhubungan suami isteri tanpa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB I. Pendahuluan. yang berasal dari implantasi endometriosis dan pertumbuhan jaringan. endometrium yang mencapai rongga peritoneal.

: Asuhan Kebidanan IV (PATOLOGI GSR) ENDOMETRIOSIS DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

Gambaran Karakteristik Penderita Endometriosis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Penyakit Radang Panggul. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL PENDERITA Endometriosis RS DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

Defenisi. endometrium kavum uteri tidak termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan

PERANAN LAPAROSKOPI PADA PENDERITA INFERTILITAS WANITA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

Karakteristik Pasien Endometriosis di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Selama Periode 1 Januari Desember 2005

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

Pengertian. Endometriosis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

Ni Ketut Alit A. Airlangga University. Faculty Of Nursing.

HUBUNGAN CADANGAN OVARIUM, AFC,AMH PADA KASUS ENDOMETRIOSIS

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal 1.Hamartoma ginjal 2. Adenokarsinoma ginjal / grawitz / hipernefroma / karsinoma sel ginjal Staging : Grading :

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PTIRIASIS VERSIKOLOR

ENDOMETRIOSIS. DR.Dr. Tedja Danudja O, SpOG

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah kondisi yang dialami oleh pasangan suami istri. yang telah menikah minimal 1 tahun, melakukan hubungan sanggama

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Folikel antral adalah folikel kecil - kecil berukuran 2-8 mm yang dapat

SATUAN ACARA PENGAJARAN

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

DEPARTMENT OF OBSTETRICS & GYNECOLOGY FACULTY OF MEDICINE, THE UNIV. OF NORTH SUMATRA MEDAN INDONESIA

menyerupai mioma, dimana kondisi ini disebut adenomioma. e. Fundus uteri merupakan tepat yang paling umum dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita. kesehatan reproduksi (Manuaba, 2008). Hal ini mencakup infeksi,

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

BAB II LANDASAN TEORI. infertil adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kista ovarium mempunyai permukaan rata dan hlus. Biasanya bertangkai, seringkali

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO INFERTILITAS WANITA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JANUARI 2011

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Transkripsi:

FAKULTAS KEDOKTERAN UKDW UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 5-5 Yogyakarta 55 Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Bethesda Yogayakarta Nama : Andre reynaldo Nim : 50037 Dokter Pembimbing : dr. Trianto Susetyo, Sp.OG I. IDENTITAS Nama : Ny. LY Tanggal lahir : 7 Maret 976 Umur : 39 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jagalan Grajen 36 RT 0/0, Semarang Tanggal MRS : 0 November 05 No RM : 0--0-79 II. ANAMNESIS Anamnesis tanggal : 0 November 05 Keluhan utama : Nyeri perut kanan bawah saat menstruasi Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke klinik Obstetri dan Ginekologi Bethesda pada tanggal 0 november 05 pada pukul 09.08 WIB dengan keluhan nyeri perut kanan pada saat menstruasi. Nyeri perut menjalar kepunggung pada anamnesa lebih lanjut didapati bahwa pasien memiliki riwayat pembedahan yaitu SC dengan indikasi kala lama, BAB dan BAK tidak ada keluhan. Riwayat merokok dan konsumsi alkohol disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu Alergi (-), Asthma (-), Hipertensi (-), DM (-), Jantung (-). Riwayat Penyakit Keluarga Bapak dan ibu dari pasien menderita diabetes melitus. Riwayat tekanan darah tinggi, asma dan riwayat alergi pada keluarga disangkal pasien. III. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Kepala : Normocephali. Wajah : Oedem (-) IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG - USG didapatkan masa polikistik hipoecho - Ca-5 didapatkan hasil,9 (<35) V. DIAGNOSA Endometriosis dengan kista ovarium kanan. VI. RENCANA TERAPI - Operasi histerektomi dengan pertimbangan pasien sudah memiliki anak, namun pasien menolak tindakan. - Terapi farmakologis diberikan dengan tujuan untuk menormalkan siklus menstruasi pasien. - Resep Cyclo Progynova No XXI Sdd tab (dikonsumsi pada hari ke-5 menstruasi) - Resep Biobran 50 mg No XV Sdd tab (suplemen) VII. PROGNOSIS dubia ad bonam DEFINISI ENDOMETRIOSIS

Endometriosis adalah adanya jaringan ikat endometrium yang masih berfungsi di luar kavum uteri yang bersifat jinak serta dapat menyebar ke organ dan jaringan sekitarnya. Di dalam miometrium disebut endometriosis interna atau adenomiosis dan jika diluar disebut endometriosis eksterna atau endometriosis sejati. Endometriosis eksterna ini dapat dijumpai di organ-organ genitalia interna, vesika urinaria, usus, peritoneum, paru, umbilikus, dan bahkan mata, ginjal serta otak.,5,6 Kista endometriosis atau endometrioma adalah suatu tumor dengan permukaan licin yang pada dinding dalamnya terdapat suatu lapisan sel-sel endometrium dan yang berisi cairan coklat yang terdiri dari sel-sel endometriosis, eritrosit, hemosiderin, serta sel-sel makrofag yang berisi hemosiderin sehingga sering juga disebut kista coklat. 5,6 Endometriosis ovarium adalah akibat adanya endometriosis pada ovarium akan terbentuk kista coklat. 5 INSIDENS Evers (996) mendapat angka kejadian endometriosis ini pada 60-80% penderita dismenorea, 30-50% penderita nyeri perut, 5-0% penderita dispareunia, 30-0% pasutri infertilitas, dan 0-0% pada penderita dengan siklus menstruasi tidak teratur. 7 Dalam dekade terakhir ini kelihatannya insidens endometriosis cenderung meningkat, terutama dengan semakin meluasnya penggunaan laparoskopi. Pada wanita yang dilakukan tindakan laparoskopi diagnostik ternyata 0-5% didiagnosa sebagai endometriosis. Di Indonesia ditemukan 5-5% wanita infertil yang disebabkan oleh endometriosis, sedang infertilitas idiopatik mencapai 70-80%. Sedangkan angka kejadian kista coklat ini adalah 30-0% dari semua populasi endometriosis. ETIOLOGI

Penyebab endometriosis masih belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Beberapa teori yang dapat menerangkan proses terjadinya endometriosis tersebut adalah :. Teori implantasi dan regurgitasi,7,8 Teori Sampson ini menyatakan bahwa darah menstruasi dapat mengalir dari kavum uteri melalui tuba fallopi ke rongga pelvis. Kelemahan teori tersebut adalah belum dapat menerangkan mengenai terdapatnya endometriosis di luar rongga pelvis.. Teori metaplasia sel-sel coelom,7,8 Mesotelium peritoneal dapat mengalami metaplasia berubah menjadi endometrium sebagai akibat iritasi dan infeksi. Secara embriologis hal ini benar karena epitel germinativum ovarium, endometrium, peritoneum berasal dari epitel coelom yang sama. 3. Teori imunologi,7,8 Para ahli berpendapat bahwa endometriosis termasuk penyakit autoimun, karena banyak memenuhi kriteria sebagai berikut : Lebih banyak ditemukan pada wanita Bersifat familier Menunjukkan aktivitas sel B poliklonal Melibatkan multi organ. Teori genetik,7,8 Teori ini menjelaskan bahwa kejadian endometriosis bersifat familier dan menunjukkan suatu pola multifaktorial yang diturunkan. Tetapi hingga saat ini belum jelas gen yang mana terkait dengan endometriosis ini. Diduga banyak lokus gen yang terkait dan bersama dengan faktor lingkungan barulah fenotip endometriosis ini muncul. 5. Teori faktor lingkungan 7 Teori ini menerangkan bahwa dioksin (senyawa atom karbon) suatu bahan polusi yang banyak dijumpai pada makanan, mempengaruhi kerja organ reproduksi dan reseptor beberapa hormon reproduksi seperti estrogen, progesteron, epidermal growth factor dan prolaktin. Pengaruh dioksin terhadap reseptor estrogen tergantung pada umur wanita dan jaringan akhir (target organ) Klasifikasi Endometriosis,0

Klasifikasi penting artinya, terutama untuk menetapkan cara pengobatan yang tepat untuk evaluasi hasil pengobatan. Banyak bentuk klasifikasi endometriosis yang dianjurkan, namun hanya dua jenis klasifikasi yang banyak digunakan dewasa ini, yaitu : Dianjurkan oleh American Fertility Society (AFS); terdiri dari AFS I-IV. ENDOMETRIOSIS Peritoneum Superficial Dalam Ovarium Kanan : - Superficial - Dalam Nilai cm 3 cm 3 cm 6 0 Perlengketan /3 /3 /3 /3 Ovarium Kanan - Tipis - Tebal 8 6 Kiri : - Tipis - Tebal Tuba Kanan - Tipis - Tebal 8 Kiri : - Tipis - Tebal 8 Kavum Douglas Sebagian Seluruhnya 0 8 6 6 6 6 Berdasarkan hasil laparoskopi diagnostik (LD) didapatkan jumlah skor : (). Stadium I (minimal) : - 5 (). Stadium II (mild) : 6 5 (3). Stadium III (moderate) : 6 0 (). Stadium IV (severe) : bila berkisar 0 9, 0 TANDA DAN GEJALA

Gejala maupun tanda yang disebabkan oleh endometriosis sangat bervariasi tergantung dari lokasi dimana lesi endometriosis berada. Terdapat pasien tanpa memiliki gejala apapun, meskipun cukup banyak dijumpai menimbulkan keluhan yang hebat.. Nyeri Nyeri pelvik kronik 70-80% disebabkan endometriosis. Yang dimaksud nyeri pelvik kronik adalah nyeri pelvik hebat yang dialami lebih 6 bulan. Siklik maupun asiklik, tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari dan memerlukan pengobatan. Mekanisme terjadinya nyeri mungkin disebabkan peradangan lokal, infiltrasi yang dalam dengan kerusakan jaringan, terlepasnya prostaglandin dan perlengketan.. Perdarahan abnormal Hal ini terjadi pada 3% penderita endometriosis yang diakibatkan oleh kelainan pada ovarium yang luas sehingga fungsi ovarium terganggu. 3. Dispareunia Disebabkan oleh adanya endometriosis di kavum Douglas.. Infertilitas Sebesar 30-0% wanita dengan endometriosis menderita infertilitas. Menurut Rubin kemungkinan untuk hamil pada wanita endometriosis adalah 50% dari wanita biasa. Bila terjadi endometriosis sedang atau berat yang mengenai ovarium dapat menyebabkan perlekatan dan gangguan motilitas tubo ovarial dan pengambilan ovum yang pada akhirnya menyebabkan infertilitas. Selain itu makrofag yang kadarnya cukup tinggi dalam cairan peritoneum memiliki kemampuan memfagositosis dan zygot. Diagnosis,5,6,8

Diagnosis biasanya dibuat atas dasar anamnesis dan pemeriksaan fisik dipastikan dengan laparoskopi.. Anamnesis Adanya riwayat nyeri yang berhubungan dengan siklus haid, nyeri pelvik kronik, nyeri senggama, infertilitas atau perdarahan yang tidak teratur.. Pemeriksaan ginekologi Pada pemeriksaan rektal ditemukan nodul-nodul di daerah kavum douglas dan ligamentum sakrouterina yang sangat nyeri. Kadang uterus retrofleksi dan sulit digerakkan di parametrium, dapat juga teraba massa kistik yang nyeri pada penekanan. 3. Ultrsonografi Dengan bantuan USG dapat terlihat adanya massa kistik pada salah satu atau kedua ovarium yang mengarah ke kista coklat. Terlihat gambaran yang khas dari endometrioma berupa jaringan yang homogen hipoechoic. Namun untuk tingkat endometriosis lainnya manfaat USG dan MRI sekalipun sangat terbatas.. Laparoskopi Laparoskopi tetap merupakan gold standard dalam menegakkan diagnosa pasti suatu endometriosis yaitu dengan cara melihat langsung ke dalam rongga abdomen. Disini akan tampak lesi endometriosis yang berwarna merah atau kebiruan dan berkapsul. 5. Pemeriksaan laboratorium Belum ada uji laboratorium yang dapat menegakkan diagnosa pasti endometriosis. Beberapa pasien mengalami lekositosis dan peningkatan LED. Pada penderita endometriosis yang berat akan ditemukan kadar CA-5 yang tinggi. Namun peningkatan kadar CA-5 saja tidak dapat menegakkan diagnosa endometriosis. 6. Uji fungsional GnRH-analog Ini merupakan cara pemeriksaan yang sederhana untuk mengetahui adanya endometriosis. Apabila laparoskopi belum ada atau tidak tersedia. Dimana dengan pemberian GnRHanalog satu kali saja dan gejala menghilang, maka dikatakan uji (+) dan dapat dianggap bahwa wanita tersebut 70-80% kemungkinan menderita endometriosis. Penatalaksanaan,0

. Farmakologi Pada kasus endometriosis aktif dapat diberikan terapi hormonal dengan obat-obatan GnRH analog, Progesteron, Anti-aromatase, dan Androgen. Pada endometriosis non-aktif (non-hormonal) terapi berupa simptomatik.. Tatalaksana operatif (Laparotomi) Tindakan operatif merupakan tatalaksana definitif pada endometriosis aktif maupun nonaktif. Pada awal dilakukan inspeksi secara teliti dari ovarium untuk mengidentifikasi endometriosis, kemudian ovarium dibebaskan dari perlekatan. Perlekatan yang tipis dieksisi dengan gunting (0-50%) perlekatan subovarium mengandung endometriosis, lesi superfisial dilakukan ablasi elektrokauter, dengan bipolar atau laser. Lesi harus diangkat dari jaringan korteks ovarium sebelum dilakukan ablasi sehingga tidak menimbulkan trauma pada jaringan ovarium yang sehat. Penatalaksanaan kista endometriosis dilakukan dengan tindakan pembedahan lebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pengobatan hormonal selama 6 bulan. Pengobatan hormonal dimaksudkan untuk mengobati endometriosis yang tidak terlihat secara makroskopik. Pengobatan bedah dengan mempertahankan fungsi reproduksi terhadap kelainan ini disebut pengobatan bedah konservatif. Dengan tindakan bedah konservatif, kehamilan yang didapat pada derajat ringan antara 66 75% derajat sedang 37 7%, sedangkan pada derajat berat 0 8%. Prosedur operasinya sendiri memerlukan ketelitian operator, waktu yang lama dan tidak semua jaringan endometriosis dapat diangkat. Kekambuhan penyakit paska bedah konservatif adalah %. Tindakan bedah (operatif) radikal merupakan pengobatan yang dilakukan dengan cara total abdominal histerektomi dan bilateral salpingo-ooferoktomi. Pada tindakan bedah radikal fungsi reproduksi akan terganggu (infertil). DAFTAR PUSTAKA

. Speroff L, Glass RH, kase NG. Endometriosis. In : Clinical Gynecology Endocrinology and Infertility, 7 th ed. William & Wilkins, Baltimore, USA, 005 : 03 5.. Baziad A, Jacoeb TZ. Endometriosis, Endokrinologi, Ginekologi, KSERI, Jakarta, 993 : 07. 3. Medical Management of Endometriosis. ACOG Practice Bulletin Int Jour Gynecol & Obstet 000, 7 : 83 96.. Campbell S. Monga A. Endometriosis and Adenomyosis In : Gynecology by Ten Teachers, 7 th Ed. Astra Zeneca, 000 : 9. 5. baziad A, Affandi B. Panduan Penanganan Endometriosis, Pokja Endokrinologi, Reproduksi, PB POGI, Jakarta, 997. 6. Hanafiah MJ, et al, Endometriosis. Kuliah pasca Sarjana FK-USU Sub Bagian FER, Medan, Nopember, 000. 7. Muzii L. MD, et al, Post Operatif Administration of Monophosit Combined Oral Conotraceptives After Laparoscopy TC Treatment of Ovarian Endometrioma S : A Pospectives, Randomized Trial. Am J Obstet Gynecol, 000 : 83 : 588 9. 8. Bumpers Harvey L, et al. Endometrioma of Abdominal Wall. Am I, Obstet Gynecol 00; 87 : 709 0. 9. Busacca M, et al, Recurrence of Ovarian Endometrioma After Laparoscopic Excision, Am I Obstet Gynecol 999 ; 80 : 59 3. 0. Vercellini p, MD, et al. Coagulation of Excision of Ovarian Endometrioma. Am I Obstet Gynecol 003 ; 88 : 606 0.