BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Yenny Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 2.1 Defenisi Kista Ovarium BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kista Ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang beisi cairan, yang tumbuh di indung telur. Cairan ini bisa berupa air, darah, nanah, atau cairan coklat kental seperti darah menstruasi. Kista banyak terjadi pada wanita usia subur atau usia reproduksi (Dewi, 2010). Kista ovarium juga merupakan rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista ini disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah sel telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista fungsional akan mengerut dan menyusut setelah beberapa waktu (1-3 bulan), demikian pula yang terjadi bila seseorang perempuan sudah menopause, kista fungsional tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas indung telur (Yatim, 2005). 2.2 Anatomi Ovarium Ovarium merupakan organ yang kecil berbentuk seperti buah kenari berwarna putih dan konsistensinya agak padat. Ukuran ovarium 3 cm x 2 cm x 1cm dan beratnya 5-8 gram. Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Bagian ovarium kecil berada di dalam ligamentum latum (hilus ovarii). Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum dengan ovarium dinamakan mesovarium. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita, hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalanya dari sel dan organ tertentu (Wiknjosastro,2008). 7
2 8 2.3 Patofisiologi Kista Ovarium Setiap indung telur berisi ribuan telur yang masih mudah atau folikel yang setiap bulannya akan membesar dan satu diantaranya membesar sangat cepat sehingga menjadi telur matang. Pada peristiwa ovulasi telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak ke rahim melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini dibuahi, folikel akan mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang sesuai siklus haid pada seorang wanita. Namun jika terjadi gangguan pada proses siklus ini bisa membentuk kista. Kista juga dapat terbentuk jika fungsi ovarium yang abnormal menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tidak mengalami ovulasi karena kadar hormon FSH rendah dan hormon LH tinggi pada keadaan yang tetap ini menyebabkan pembentukan andorogen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal yang mengakibatkan folikel anovulasi, folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium (Corvin, 2008).
3 9 2.4 Klasifikasi Kista Ovarium Menurut Wiknjosastro ( 2008) klasifikasi kista ovarium antara lain: Kista Ovarium Non Neoplastik Kista ovarium non neoplastik, antara lain: 1. Kista Folikel Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel. Kista ini berdiameter 1-1 cm. Kista ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista jernih dan sering kali mengandung estrogen, oleh sebab itu kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lama kelamaan mengecil dan dapat menghilang, atau bisa terjadi ruptur dan kista menghilang. 2. Kista Korpus Luteum Korpus luteum disebut kista korpus luteum jika berukuran > 3 cm, kadangkadang diameter kista ini dapat sebesar 10 cm, rata-rata 4 cm (Benson, 2008). Dalam keadaan normal korpus luteum lama kelamaan mengecil dan menjadi korpus albikans. Perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, kista ini berisi cairan yang berwarna merah coklat. Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel- sel teka. Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amonorea diikuti oleh pendarahan yang tidak teratur. Adanya kista dapat
4 10 menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah. Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis. Penanganan kista luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. 3. Kista Teka Lutein Kista teka lutein biasanya bilateral, kecil dan jarang terjadi dibandingkan kista folikel atau kista korpus luteum. Kista teka lutein berisi cairan berwarna kekuning-kuningan. Berhubungan dengan penyakit trofofoblastik kehamilan (misalnya mola hidatidosa, koriokarsioma), penyakit ovarium polikistik dan pemberian zat perangsang ovulasi. Gejala yang timbul biasanya rasa penuh atau menekan pada pelpis (Benson, 2008). Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogononadotropin yang berlebihan, dan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium yang mengecil secara spontan. 4. Kista Inkusi Germinal Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita usia lanjut, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. kista ini terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel, berisi cairan jernih. 5. Kista Endometrium Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavun uteri. Jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium atau pun di luar uterus. Endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita pada umur muda, dan
5 11 wanita yang tidak mempunyai banyak anak. Gambaran mikroskopik dari endometriosis yaitu pada ovarium tampak kista-kista biru kecil sampai kista besar berisi darah tua menyerupai coklat (kista coklat atau endometrioma) (Wiknjosastro, 2008). Gejala klinis endometriosis terjadi karena pengaruh hormonal estrogen dan progesteron sehingga terjadi siklus menstruasi. Gejala klinis endometriosis dalam bentuk : dismenorea (nyeri abdomen/perut sesuai dengan waktu menstruasi), disparunia (nyeri saat hubungan seksual), nyeri saat defekasi (pada endometriosis dinding rektosigmoid), menoragia (perubahan menstruasi dalam bentuk polimenorea atau hipermenorea), infertilitas (gangguan saluran tuba falopii sehingga tidak berfungsi sebagai saluran ovum spermatozoa dan tempat konsepsi). Endometriosis dijumpai secara kebetulan pada pasangan yang memeriksakan diri karena kemandulan (Manuaba, 2009). Penaganan endometriosis terdiri atas pencegahan, pengawasan, terapi hormonal, pembedahan, dan radiasi (Wiknjosastro, 2008). 6. Kista Stein Leventhhal Pada tahun 1955 Stein dan Leventhal meminta perhatian dengan terhadap segolongan wanita muda dengan gejala-gejala infertilitas, amenorea. Kista ini disebabkan oleh gangguan hormonal.
6 Kista Ovarium Neoplastik Kista ovarium neoplastik, antara lain: 1. Kistoma Ovarii Simpleks Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubungan adanya tangkai dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejalgejala mendadak. Terapi yang dilakukan dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan. 2. Kistadenoma Ovarii Musinosum Tumor musinosum merupakan 15 %- 25% dari semua neeoplasma ovarium dan menyebabkan 6%-10% kanker ovarium. Sekitar 8%-10% adalah bilateral. Tumor ini bisa sangat besar (>70 kg) tetapi rata-rata berdiameter cm saat didiagnosis dan terutama ditemukan pada dua kelompok umur (10-30 tahun dan >40 tahun). Biasanya tidak menimbulkan gejala selain rasa penuh akibat adanya massa dalam perut. Tumor musinosum berdinding licin halus dan berisi cairan kental, tebal, kecoklatan (Benson, 2008). Bila terjadi keganasan terapi yang dilakukan adalah melakukan pembedahan. 3. Kistadenoma Ovarii Serosum Kista jenis ini tidak mencapai ukuran yang sangat besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin dan berwarna keabuabuan. Ciri khas kista ini ialah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista
7 13 sebesar 50 % dan keluar pada permukaan kista sebesar 5 %. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. 4. Kista Endometrioid Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini ditemukan oleh Sartesson tahun 1969, kista ini tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii. 5. Kista Dermoid Tidak ada ciri-ciri khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih dan keabu-abuan, dan agak tipis. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat. Kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai (komplikasi) dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan jarang terjadi, kira-kira 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya terjadi pada wanita sesudah menopause. Kista dermoid penaganannya dengan pengangkatan seluruh ovar Adapun tumor-tumor ovarium padat yang jinak antara lain: 1. Fibroma Ovarii Tumor ini merupakan 5 % dari semua neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan pada penderita dalam masa menopause dan sesudah menopause. Tumor ini dapat mencapai diameter 2-30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20 kg. Potensi keganasan pada fibroma ovarii sangat rendah, kurang dari 1 %. 2. Tumor Brenner
8 14 Tumor brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas. Jika kista ini membesar, beratnya sampai beberapa kilogram dan memberi gejala seperti fibroma (benjolan). Meskipun tumor brenner biasanya jinak, namun telah dilaporkan beberapa kasus tumor jenis ini yang histopatologik maupun klinis menunjukan keganasan. 3. Maskulinovoblastoma Tumor ini sangat jarang terjadi, tumor ini biasanya unilateral dan besar diameternya antara 0,5-16 cm. Penanganan dengan pengangkatan tumor bersama ovarium. Menurut Carlo livoti dan Elisabeth topp, (2006) Kista fungsional di bagi menjadi beberapa tipe sebagai berikut: a. Kista Fungsional Persisten Kadang-kadang sebuah folikel atau beberapa folikel akan menolak pecah, dan tetap berada di pinggiran ovarium menghasilkan hormon. Ini disebut kista fungsional persiste. Kista ini membuat kadar estrogen dalam tubuh di atas normal dan menghambat menstruasi karena hormon yang ada terus mencegah lapisan uterus untuk lepas. Sering wanita yang mengalami hal ini berpikir bahwa mereka mungkin hamil sebab menstruasinya terlambat dan mereka mengalami efek akibat peningkatan hormon. USG tidak cukup untuk mendiagnosis hal ini, karena selama masa trimester pertama kehamilan, folikel yang pecah tetap berada di permukaan ovarium untuk menghasilkan hormon yang mempertahankan kehamilan. Jadi, pertama-tama dokter akan melakukan tes kehamilan untuk menghilangkan kemungkinan itu dan kemudian melakukan USG untuk memeriksa kista.
9 15 b. Kista Fungsional Hemhorrahagic Gejala dari kista ini yaitu nyeri perut dan perut terasa kembung. Bila pada lokasi terjadi arteri atau vena pecah akan terjadi pendarahan di dalam tubuh penderita. Pada saat mengalami pendarahan, penderita akan merasa melayang dan sering pingsan, gejala ini menyerupai kehamilan ektopik yang pecah. Hal ini sangat jarang terjadi dan ini merupakan satu dari beberapa kista fungsional yang membutuhkan operasi. c. Kista Fungsional Besar Sembilan puluh lima persen (95 %) kista yang berdiameter < 5 cm merupakan kista fungsional. Tetapi ketika kista lebih besar dari 5 cm menjadi %. Dokter menyarankan melakukan operasi, kista fungsional besar selalu ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan USG atau pemeriksaan panggul karena kista ini tidak bergejala. d. Ovarium Polikistik Ovarium polikistik adalah kelainan fungsional dari ovarium, yang tidak menyebabkan terlalu banyak kekhawatiran medis. Ovarium polikistik merupakan ovarium yang membuat banyak folikel yang tidak pernah terjadi ovulasi, sementara itu setiap folikel tetap bertahan di permukaan ovarium dan membuat hormon. Kelebihan hormon pria dan wanita menyebabkan kegemukan, timbul jerawat, dan pertumbuhan rambut yang belebihan dan mempengaruhi status haid pada wanita.
10 Gejala-gejala Kista Ovarium Gejala Kista Secara Umum Menurut Yatim Faisal, (2005) gejala kista secara umum, antara lain : a. Rasa nyeri di rongga panggul disertai rasa gatal. b. Rasa nyeri sewaktu bersetubuh atau nyeri rongga panggul kalau tubuh bergerak. c. Rasa nyeri saat siklus menstruasi selesai, pendarahan menstruasi tidak seperti biasa. Mungkin perdarahan lebih lama, lebih pendek atau tidak keluar darah menstruasi pada siklus biasa, atau siklus menstruasi tidak teratur. d. Perut membesar Gejala Klinis Kista Ovarium Ada pun gejala klinis kista ovarium: 1. Pembesaran, tumor yang kecil mungkin diketahui saat melakukan pemeriksaan rutin. Tumor dengan diameter sekitar 5 cm, dianggap belum berbahaya kecuali bila dijumpai pada ibu yang menopause atau setelah menopause. Besarnya tumor dapat menimbulkan gangguan berkemih dan buang air besar terasa berat di bagian bawah perut, dan teraba tumor di perut. 2. Gejala gangguan hormonal, indung telur merupakan sumber hormon wanita yang paling utama sehingga bila terjadi pertumbuhan tumor dapat mengganggu pengeluaran hormon. Gangguan hormon selalu berhubungan dengan pola menstruasi yang menyebabkan gejala klinis berupa gangguan pola menstruasi dan gejala karena tumor mengeluarkan hormon.
11 17 3. Gejala klinis karena komplikasi tumor. Gejala komplikasi tumor dapat berbentuk infeksi kista ovarium dengan gejala demam, perut sakit, tegang dan nyeri, penderita tampak sakit. Mengalami torsi pada tangkai dengan gejala perut mendadak sakit hebat dan keadaan umum penderita cukup baik (Manuaba, 2009). 2.6 Epidemiologi Kista Ovarium Distribusi Frekuensi Kista Ovarium Berdasarkan Orang Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif dan jarang sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun (Winkjosastro, 2008). Berdasarkan data catatan medik di RSUD Margono Soekardjo Purwokerto tahun 2008, wanita yang mengalami kista ovarium sekitar 58% terjadi pada wanita yang berumur di bawah 30 tahun. Kista ovarium di RSUD Banjarnegara tahun , mayoritas berumur tahun sebanyak 34,38%, multiparitas sebanyak 65,6% dan jenis kista ovarium berupa kistoma ovari simpleks sebanyak 96,87% (Khamidah, 2011) Distribusi Frekuensi Kista Ovarium Berdasarkan Tempat dan Waktu Kista Ovarium di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau tahun sebanyak 690 orang ( Pratama, 2012). Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang, pada tahun 2012 penderita kista ovarium terdapat 38 orang, pada tahun 2013 penderita kista ovarium terdapat 94 orang, pada tahun 2014 sampai bulan Juni penderita kista ovarium terdapat 116 orang (Fitriana, 2014). Berdasarkan penelitian Gidia (2013), penderita kista ovarium di RSUD Sekarwangi Sukabumi,
12 18 Jawa Barat tahun 2013 paling banyak ditemukan pada umur tahun sebanyak 62 orang (82.7%) Determinan Kista Ovarium Penyebab pasti dari penyakit kista Ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi salah satu pemicunya adalah faktor hormonal. Penyebab terjadinya kista ovarium ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berhubungan. Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kista ovarium adalah sebagai berikut: a. Faktor Umur Kista sering tejadi pada wanita usia subur atau usia reproduksi, keganasan kista ovarium bisa terjadi pada usia sebelum menarche dan usia di atas 45 tahun (Manuaba, 2009). Menurut penelitian Azhar (2014), kista ovarium di Peshawar, Pakistan, penderita kista ovarium paling banyak terjadi pada wanita umur tahun (46,0 %). b. Faktor Genetik Riwayat keluarga merupakan faktor penting dalam memasukkan apakah seseorang wanita memiliki risiko terkena kista ovarium. Resiko wanita terkena kista ovarium adalah sebesar 1,6%. Apabila wanita tersebut memiliki seorang anggota keluarga yang mengindap kista, risikonya akan meningkat menjadi 4% sampai 5% (Rasjidi, 2009). Dalam tubuh kista ada terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker yaitu protoonkogen. Karena faktor pemicu seperti pola hidup yang kurang sehat, protoonkogen bisa berubah menjadi onkogen yaitu gen yang dapat memicu timbulnya sel kanker. c. Faktor Reproduksi
13 19 Riwayat reproduksi terdahulu serta durasi dan jarak reproduksi memiliki dampak terbesar pada penyakit kista ovarium, paritas (ketidaksuburan) yang rendah dan infertilitas, serta menarche dini dan menopause terlambat meningkatkan resiko untuk berkembang menjadi kista ovarium (Rasjidi, 2009). Kista ovarium sering terjadi pada wanita dimasa reproduksi, menstruasi di usia dini (menarche dini) yaitu usia 11 tahun atau lebih muda (< 12 tahun) merupakan faktor risiko berkembangnya kista ovarium, karena faktor asupan gizi yang jauh lebih baik, rata-rata anak perempuan mulai memperoleh haid pada usia tahun. Siklus haid yang tidak teratur juga merupakan faktor risiko terjadinya kista ovarium (Manuaba, 2010). Pada wanita usia subur dan sudah menikah serta memiliki anak, biasanya mereka menggunakan alat kontrasepsi hormonal merupakan faktor resiko kista ovarium, yaitu pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal implant, akan tetapi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa pil cenderung mengurangi resiko untuk terkena kista ovarium (Henderson, 2005). Berdasarkan penelitian Pratama (2012), Kista Ovarium di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau tahun , penderita kista ovarium banyak terjadi pada wanita dengan paritas < 2 ada sebanyak 36 orang (50,1 %). Penderita kista ovarium berdasarkan riwayat menarche paling banyak terjadi pada wanita menarche dini sebesar 42 orang (58,3%).
14 20 d. Faktor Hormonal Kista ovarium dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, misalnya akibat penggunaan obat-obatan yang merangsang ovulasi dan obat pelangsing tubuh yang bersifat diuretik. Kista fungsional dapat terbentuk karena stimulasi hormon gonadotropin atau sensitivitas terhadap hormon gonadotropin yang berlebihan. Hormon gonadotropin termasuk FSH (Folikel Stimulating) dan HCG (Human Chorionik Gonadotropin) (Wiknjosastro, 2008 ). e. Faktor Lingkungan Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberikan andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi. Perubahan gaya hidup juga mempengaruhi pola makan yaitu konsumsi tinggi lemak dan rendah serat, merokok, konsumsi alkohol, zat tambahan pada makanan, terpapar polusi asap rokok atau zat berbahaya lainya, stress dan kurang aktivitas atau olahraga bisa memicu terjadinya suatu penyakit ( Bustam, 2007). 2.7 Komplikasi Kista Ovarium Komplikasi kista ovarium diantaranya: Torsi kista ovarium Torsi kista ovarium biasanya terjadi saat hamil/pascapartum. Keluhannya nyeri perut mendadak, mual dan muntah, torsi menahun tidak dirasakan karena perlahan-lahan sehingga tidak banyak menimbulkan rasa nyeri abdomen, timbulnya torsi karena ada tumor dalam perut. Terapi yang dilakukan adalah tindakan laparotomi.
15 Perdarahan Perdarahan dapat terjadi trauma abdomen, langsung pada kistanya. Keluhan seperti trauma diikuti rasa nyeri mendadak. Perdarahan menimbulkan pembesaran kista dan memerlukan tindakan laparotomi. Tidak ada patokan mengenai ukuran besar kista yang berpotensi pecah. Ada kista yang berukuran 5 cm sudah pecah, namun ada pula yang sampai berukuran 20 cm belum pecah. Pecahnya kista menyebabkan pembuluh darah robek dan menimbulkan terjadinya perdarahan Infeksi kista ovarium Infeksi pada kista terjadi akibat infeksi asenden dari serviks, tuba dan menuju lokus ovulasi, sampai abses. Keluhan infeksi kista ovarii yaitu badan panas, nyeri pada abdomen, perut terasa tegang, diperlukan pemeriksaan laparotomi dan laboratorium untuk mengetahui adanya infeksi pada kista Ruptura kapsul kista Ruptur kapsul kista terjadi karena akibat dari perdarahan mendadak, infeksi kista dengan pembentukan abses membesar ruptura. Diperlukan tindakan laparotomi untuk mengetahui terjadinya ruptura kapsul kista Degenerasi ganas Degenerasi ganas berlangsung pelan silent killer. Terdiagnosa setelah stadium lanjut, diagnosa dini karsinoma ovarium menggunakan pemeriksaan tumor marker CA 125 untuk mengetahui terjadinya degenerasi ganas (Manuaba, 2010).
16 Pencegahan Kista Ovarium Pencegahan Primer Pencegahan primer yaitu tindakan pencegahan bila penyakit kista ovarium belum muncul. Upaya pencegahan primer dapat dilakukan dengan memberikan informasi mengenai kista ovarium. Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu terjadinya penyakit kista ovarium. Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok. Risiko dari merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan indeks massa tubuh menurun. Selain dikarenakan merokok pola makan yang tidak sehat seperti konsumsi tinggi lemak, rendah serat, konsumsi zat tambahan pada makanan, konsumsi alkohol dapat juga meningkatka risiko penderita kista ovarium (Bustam, 2007) Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi penyakit kista melalui upaya diagnosa dini serta pengobatan yang tepat (Asmadi, 2008). Kista nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala - gejala ke arah peradangan genital. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri. Jika kista ovarium itu bersifat neoplastik, maka perlu pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala - gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis diferensial. Penegakan diagnosis dapat dibantu dengan pemeriksaan yang berupa: 1. Anamnesa lengkap merupakan bagian penting dari diagnosis tumor adneksa. Pertanyaan tentang rasa nyeri, lokasi, dan derajat nyeri serta kapan mulai
17 23 timbulnya rasa nyeri tersebut akan memudahkan penegakan diagnosis. Anamnesa seperti keluhan klinik kista ovarium ringan karena besarnya tumor dan keluhan mendadak akibat komplikasi kista ovarium. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik, antara lain: a) Fisik umum sebagai tanda vitalnya. b) Pemeriksaaan palpasi: teraba tumor di abdomen (bentuk kista padat), bergerak, terasa nyeri atau tidak nyeri. c) Pemeriksaan dalam: melihat letak tumor apakah melekat dengan uterus. d) Pemeriksaan spekulom : melihat servik dilakukan biopsi atau PAP smear. e) Pemeriksaan rektal : memberikan konfirmasi jelas tentang keberadaan tumor (Manuaba, 2010 ). Kista ovarium dapat dilakukan pemeriksan lanjut yang dapat dilaksanakan dengan : 1. Laparoskopi : pemeriksaan ini Sangat berguna untuk mengetahui apakah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu. 2. Ultrasonografi : dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak. 3. Foto rontgen : pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
18 24 4. CA-125 : memeriksa kadar protein di dalam darah yang disebut CA-125. Kadar CA-125 juga meningkat pada perempuan subur, meskipun tidak ada proses keganasan. Tahap pemeriksaan CA-125 biasanya dilakukan pada perempuan yang berisiko terjadi proses keganasan, kadar normal CA-125 (0-35 u/ml). 5. Parasentensis pungsi asites : berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk (Wiknjosastro,2008). Adapun penatalaksanaan kista ovarium dibagi atas dua metode: 1. Terapi Hormonal Pengobatan dengan pemberian pil KB (gabungan estrogen- progresteron) boleh ditambahkan obat anti androgen progesteron cyproteron asetat yang akan mengurangi ukuran besar kista. Untuk kemandulan dan tidak terjadinya ovulasi, diberikan klomiphen sitrat. Juga bisa dilakukan pengobatan fisik pada ovarium, misalnya melakukan diatermi dengan sinar laser. 2. Terapi Pembedahan /Operasi Pengobatan dengan tindakan operasi kista ovarium perlu mempertimbangkan beberapa kondisi antara lain, umur penderita, ukuran kista, dan keluhan. Apabila kista kecil atau besarnya kurang dari 5 cm dan pada pemeriksaan Ultrasonografi tidak terlihat tanda-tanda proses keganasan, biasanya dilakukan operasi dengan laparoskopi dengan cara, alat laparoskopi dimasukkan ke dalam rongga panggul dengan melakukan sayatan kecil pada dinding perut.
19 25 Apabila kista ukurannya besar, biasanya dilakukan pengangkatan kista dengan laparatomi. Teknik ini dilakukan dengan pembiusan total. Dengan cara laparatomi, kista bisa diperiksa apakah sudah mengalami proses keganasan atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan, dilakukan operasi sekalian mengangkat ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar dan kelenjar limpe (Yatim, 2005) Pencegahan Tersier Pencegahan tersier dilakukan bertujuan untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi supaya penderita kista ovarium melakukan aktivitasnya kembali. Upaya rehabilitasi dilakukan dengan dukungan moril dari orang-orang terdekat terhadap penderita kista ovarium pasca operasi karena penderita akan kehilangan harga diri sebagai seorang wanita. Berdasarkan penelitian Triyanto (2009), terdapat hubungan antara dukungan suami dengan tingkat stres istri (Wanita) yang menderita kista ovarium. Dukungan suami atau keluarga diperlukan sepanjang kehidupan seorang wanita. Apabila tidak ada tindakan atau dukungan dari keluarga, maka wanita yang menderita kista ovarium akan mengalami stres bahkan dapat terjadi depresi.
20 Kerangka Konsep Karakteristik Penderita Kista Ovarium 1. Sosiodemografi Umur Suku Agama Pendidikan Pekerjaan Status Perkawinan 2. Ukuran Diameter Kista 3. Jenis Kista 4. Keluhan 5. Status Haid 6. Riwayat Menarche 7. Hasil pemeriksaan CA Penatalaksanaan Medis 9. Lama Rawatan 10. Sumber Biaya Pengobatan 11. Asal Penderita 12. Keadaan Sewaktu Pulang Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ovarium.tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tumor Indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium.tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik, yang menjadi sumber pengetahuan dan juga merupakan suatu cara untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Pengalaman merupakan guru yang baik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm
Lebih terperinciTumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Tumor jinak pelvik Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Massa pelvik merupakan kelainan tumor pada organ pelvic yang dapat bersifat jinak maupun ganas Tumor jinak pelvik
Lebih terperinciGangguan Hormon Pada wanita
Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,
Lebih terperinci1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.
Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kista ovarium mempunyai permukaan rata dan hlus. Biasanya bertangkai, seringkali
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kista ovarium adalah bentuk / jenis yang paling sering terjadi kista yang sederhana memiliki struktur dinding yang tipis mengandung cairan serasa dan sering terjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan
24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kehamilan Ektopik Terganggu Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi diluar rongga uteri. Lokasi tersering
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori 1. Kista Ovarium a. Definisi Kista ovarium adalah suatu benjolan yang berada di ovarium yang dapat mengakibatkan pembesaran pada abdomen bagian bawah dimana pada
Lebih terperinciOvarian Cysts: A Review
Ovarian Cysts: A Review Cheryl Horlen, BCPS University of the Incarnate Word Feik School San Antonio, Texas 7/20/2010 US Pharm. 2010;35(7):HS-5-HS-8 Kista ovarium adalah penyebab umum dari prosedur bedah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Menurut kamus besar bahasa indonesia (2005) pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah (dijalani, dirasakan, ditanggung). Menurut Notoatmodjo (2005) pengalaman
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
23 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Prevalensi: Data Demografi Usia
Lebih terperinciSYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL
SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai satu kesatuan yang berarti apabila istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan ini tidak diperiksa.
Lebih terperinciPenyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
ASKEP CA OVARIUM A. Pengertian Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan, walaupun
Lebih terperinciBeberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya
Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut
Lebih terperinciSiklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12
Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(depkes RI, 2011)Kista
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kista Ovarium Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(depkes RI, 2011)Kista ovarium
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan mengeluh menoragia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat penting untuk management nyeri yang efektif dan berkualitas dalam perawatan pasien (Patricia 2010).
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan
Lebih terperinciSistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;
Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini masyarakat di Indonesia dituntut untuk serba cepat diantaranya dalam hal ekonomi, kesehatan, maupun informasi. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi dan memiliki peluang untuk terjadi pada semua ibu hamil. Komplikasikomplikasi ini bila dapat dideteksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Neni Rusnita*, Estu Lovita.P Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya ABSTRAK Mioma Uteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur adalah timbulnya mioma uteri (20-25%). Biasanya penyakit ini ditemukan secara tidak sengaja
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Negara Indonesia merupakan Negara berkembang yang saat ini sedang dalam proses pembangunan untuk menjadi Negara yang makmur. Proses pembangunan yang dilakukan diantaranya
Lebih terperinciKanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap
Lebih terperinciPerdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan
BAB XXII Perdarahan dari Vagina yang tidak normal Beberapa masalah terkait dengan menstruasi Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan Perdarahan setelah aborsi atau keguguran Perdarahan setelah
Lebih terperinciBAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut
BAB XXI Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah Nyeri perut hebat yang mendadak Jenis nyeri perut Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut 460 Bab ini membahas berbagai jenis nyeri di perut bawah (di bawah
Lebih terperinciMENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL??
http://rohmadi.info/web MENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL?? 1 / 5 Author : rohmadi Sudah pasti pertanyaan inilah yang terus terlintas di benak anda, saat anda belum juga diberkahi buah hati. Perasaan sedih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari jaringan miometrium uterus. Nama lainnya adalah leiomioma uteri, fibroid, fibromioma. Kelainan jinak uterus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Gangguan Reproduksi Gangguan reproduksi adalah kegagalan seorang wanita dalam manajemen kesehatan reproduksinya (Manuaba, 2008). Masalah kesehatan reproduksi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang
Lebih terperinciIstilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11
Skenario gangguan MENSTRUASI Rukmono Siswishanto SMF/Bagian Obstetri & Ginekologi RS Sardjito/ Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta Anita, wanita berumur 24 tahun datang ke tempat praktek karena sejak 3
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada
Lebih terperinciBagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang
Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium (kanker indung telur) merupakan penyebab nomor satu dari seluruh kematian yang disebabkan kanker pada saluran reproduksi. Penderita kanker ini umumnya
Lebih terperinciNi Ketut Alit A. Airlangga University. Faculty Of Nursing.
Ni Ketut Alit A Faculty Of Nursing Airlangga University Pasangan yg melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa perlindungan selama 12 bulan --- tidak terjadi kehamilan Tidak adanya konsepsi setelah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2005), sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang
Lebih terperinciBAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur
BAB XXIV Kanker dan Tumor Kanker Masalah pada leher rahim Masalah pada rahim Masalah pada payudara Masalah pada indung telur Jenis kanker lain yang sering ditemukan Ketika kanker tidak dapat disembuhkan
Lebih terperinciPenyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15
Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdarahan uterus abnormal merupakan perdarahan dari uterus yang disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak berdarah (Manuaba,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kontrasepi Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lima besar karsinoma di dunia adalah karsinoma paru-paru, karsinoma mamae, karsinoma usus besar dan karsinoma lambung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman bagi setiap orang. Di antara berbagai jenis kanker, ada beberapa yang khas menyerang pada kaum wanita diantaranya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Gangguan Reproduksi Gangguan reproduksi berawal dari tidak normalnya siklus haid dan banyak darah yang keluar saat haid. Siklus menstruasi normal berlangsung selama
Lebih terperinciUpaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana (KB) Menurut WHO pengertian keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sindroma Ovarium Polikistik Sejak 1990 National Institutes of Health mensponsori konferensi Polikistik Ovarium Sindrom (PCOS), telah dipahami bahwa sindrom meliputi suatu spektrum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma adalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos. Mioma yang berasal dari sel-sel otot polos miometrium disebut mioma uteri (Achadiat, 2004). Mioma uteri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam siklus kehidupan setiap manusia terdapat suatu masa yang disebut dengan masa remaja. Setiap anak ketika memasuki masa remaja akan mengalami perubahan fisik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi untuk wanita disebut juga sebagai oklusi tuba atau sterilisasi. Indung telur akan menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause adalah periode menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita. Periode ini terjadi karena adanya penurunan sekresi hormon estrogen dan progesteron dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan masalah kesehatan reproduksi yang menjadi ancaman bagi wanita yang berkeinginan untuk hamil dengan pasangannya. Kondisi ini dialami oleh sekitar 10-15% pasangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kista coklat ovarium adalah salah satu entitas atau jenis kista ovarium yang paling sering ditemukan para klinisi dalam bidang obstetri dan ginekologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan, dan menstruasi. Seorang perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Infertilitas dalam arti klinis didefinisikan sebagai Ketidakmampuan seseorang atau pasangan untuk menghasilkan konsepsi setelah satu tahun melakukan hubungan seksual
Lebih terperinciTUMOR JINAK OVARIUM A.
TUMOR JINAK OVARIUM A. Epidemiologi 3 Tumor jinak ovarium kira-kira 15% dari jumlah seluruh kanker epithel ovarium. Biasanya terjadi pada usia
Lebih terperinciKANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS
KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mioma uteri adalah tumor jinak kandungan (uterus) yang terjadi pada otot polos dan jaringan ikat. Mioma dikenal juga dengan istilah leiomyoma uteri, fibromioma uteri,
Lebih terperinciMasa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun
KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE
Lebih terperinciMENYOAL INFERTILITAS PADA PASANGAN SUAMI ISTRI. Oleh : Andang Muryanta
MENYOAL INFERTILITAS PADA PASANGAN SUAMI ISTRI Oleh : Andang Muryanta Sebuah keluarga dimanapun mereka berada dipastikan ada keinginan untuk mendapatkan buah hati dari hasil pernikahannya, itu wajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada laki-laki. Jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita. kesehatan reproduksi (Manuaba, 2008). Hal ini mencakup infeksi,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita Organ-organ reproduksi wanita membentuk suatu sistem kompleks yang dapat menimbulkan berbagai masalah atau gangguan pada setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2 1. Pasangan antara bagian alat reproduksi laki-laki dan fungsinya berikut ini benar, kecuali... Skrotumberfungsi sebagai pembungkus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual, serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti
Lebih terperinciTANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -
Ada banyak pertanda yang menyertai kehamilan, berdasarkan pengalaman para wanita yang telah hamil, tanda dan gejala kehamilan biasanya muncul pada minggu-minggu awal kehamilan. Berikut ini 9 tanda-tanda
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Folikel antral adalah folikel kecil - kecil berukuran 2-8 mm yang dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Folikel Antral Folikel antral adalah folikel kecil - kecil berukuran 2-8 mm yang dapat dilihat di ovarium dengan menggunakan USG transvaginal. Folikel antral disebut
Lebih terperinciPerawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin
Lebih terperinci... Tugas Milik kelompok 8...
... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana (KB) 2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana Berdasarkan UU no 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG A. Definisi Ca ovarium adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel cepat disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma uteri adalah tumor jinak daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Tumor ini pertama kali ditemukan oleh Virchow pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal
Lebih terperinciDefenisi. endometrium kavum uteri tidak termasuk
Defenisi Normal blastokis nidasi (implantasi) pada endometrium kavum uteri tidak termasuk serviks dan kornu uteri. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi diluar endometrium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim) sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) a. Pengertian 1) Kontrasepsi Kontrasepsi atau anti kontrasepsi (Conseption Control) adalah cara untuk mencegah terjadinya
Lebih terperinci