ENDOMETRIOSIS. DR.Dr. Tedja Danudja O, SpOG
|
|
- Hartono Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ENDOMETRIOSIS DR.Dr. Tedja Danudja O, SpOG DEFINISI Endometriosis : jaringan endometrium di luar cavum uteri, berhubungan siklus haid, jinak, dapat menyerbu ke organ lain dan bersifat progresif. ANGKA KEJADIAN Prevalensi endometriosis pada tahun-tahun terakhir nampak meningkat. Untuk membuat diagnosa diperlukan tindakan operatif sehingga angka kejadian ini hanya mencerminkan endoemtriosis pada populasi tertentu yaitu wanita yang menjalani operasi bukan hasil populasi wanita keseluruhannya. Angka yang tepat sampai saat ini belum diketahui dengan pasti tetapi berbagai penelitian frekuensi berkisar antara 1-2 % dari seluruh populasi wanita. Pada wanita yang emngalami infertilitas kekerapan endometriosis berkisar antara % sedangkan pada kasus dengan infertilitas yang belum jelas sebabnya angka ekmatian menajdi %. GEJALA DAN TANDA Gejala dan tanda pada endometriosis sangat bervariasi. Pasien dengan endoemtriosis berat kadang-kadang tanpa egjala, sedangkan endometriosis minimal dapat menimbulkan keluhan yang berat. Gejala-gejala yang sering ditemukan pada endometriosis adalah sebagai berikut : Dismenorhea Infertilitas dengan laparoskopi diagnostik berkisar antara 30% - 40%. Sedangkan pada infertilitas dengan sebab belum ejlas berkisar antara 70% - 80%. Nyeri panggul Dispareunia timbul pada saat koitus yang dirasakan di daerah kavum douglasi Perdarahan uterus disfungsional Nyeri perut merata atau nyeri pinggang Nyeri supra pubik, disuria, hematuria. Tidak ada gejala. PATOGENESIS Van Rokitansky merupakan orang pertama yang merinci dan memperkenalkan endometriosis pada tahun Sejak saat itu bermunculan berbagai teori mengenai patogenesis endometriosis yang pada prinsipnya bersepakat menganggap sebagai penyakit yang bersifat invasif non-neoplastik, serta mengandung unsur stroma yang kelenjar endometrium yang bersifat responsif terhadap pengaruh siklik hormonal (dikutip dari Donnez). Bermacam-macam teori mengenai histogeensis kelainan ini antara lain : 1. Teori dari Sampson tentang regurgitasi haid, dimana darah menstruasi mengalir dan keluar dari tuba disertai serpihan endometrium, diikuti implantasi dan pertumbuhan pada ovaria dan
2 ditempat lain di rongga panggul. Adanya defek imunologis, kemungkinan keterlibatan keterlibatan faktor herediter, serta rendahnya angka kejadian endometriosis (2-4 %) pada seluruh populasi wanita, memebri kontribusi positif terhadap teori histogenesis ini. 2. Diseminasi introgenik. Peneybaran langsung jaringan endometrium dapat terjadi saat operasi, misalnya endoetriosis yang terjadi pada tempat insisi setelah seksio sesaria, histerektomi, atau episiotomi. 3. fenoemna induksi. Telah diketahui bahwa endometriosis melepaskan xat-zat tertentu ke aliran darah dan mengaktifkan endometriosis. 4. Metaplasia selomik. Menurut teori ini endoemtrium yang menyimpang dari perkembangan biasa sebagai akibat perubahan-perubahan diferensiasi yang abnormal dalam epitel germinal dan berbagai bagian dari peritoneum, rongga panggul yang secara embriologi berasal dari epitel selomik. 5. Teori penyebaran limfatik (Halbin). Jaringan yang menyimpang dari biasa berasal dari endometrium yang memasuki pembuluh-pembuluh limfe dari uterus pada waktu menstruasi, kemudian menyebar ke seluruh panggul. 6. Penyebaran endoetrium secara hematogen. Beberapa kasus endoemtriosis yang jarang dan sulit untuk diterangkan dengan teori lain, dan mungkin dapat diterangkan dengan teori ini. 7. Sisa-sisa sel embrionik. Sel-sel dari paramesonefron (Muller) mungkin terdapat pada suatu tempat di dalam badan. Diabwah rangsang hormon ovarium, sel sisa ini diaktiva membentuk endometrium. 8. Ekstensi langsung. Telah diduga bahwa endometriosis berasal dari invasi yang jinak melalui miometrium menembus lapisan-lapisannya dan merusak susunan anatomi rongga panggul. 9. Sisa mesonefron (Wolf). Sisa mesonefron disebutkan oleh Recklinghausen dalam tahun 1895 sebagai sumber endoemtriosis. Beberapa kasus endoemtriosis mungkin terjadi dari ekstensi langsung melalui dinding tuba dan keluar ke kavum peritoneum. Menurut penelitian Nisolle dan Donnez. Ternyata terdapat perebdaan patogenesis dari berbagai lokasi dari endometriosis. Dibedakan tempat lokasi daerah peritonium, ovarium dan rectovaginalis. Lesi peritoneal berupa elsi merah dari darah haid yang mengalir lewat tuba falopi disertai dengan serpihan endometrium dan disertai implantasi dan pertumbuhan. Kemudian terjadi reaksi inflamasi yang menimbulkan skarifikasi dan kemudian lesi menjadi hitam karena menjadi fibrotik berubah opak keputihan yang menjadi tidak aktif. Lesi pada ovarium lebih mendekati teori metaplasia, sedangkan lesi pada rectovaginalis lebih mungkin berasal dari mesodermal Mullery. PATOLOGI Endometriosis adalah jaringan ektopik yang mempunyai susunan histologis, kelenjar stroma atau kedua-duanya, dengan lesi/susukan yang dapat dengan atau tidak termuati hemosiderin, dan fungsi seperti endometrium, emmepunyai aktifitas siklik yang berhubungan dengan siklus haid, bersifat non-neoplastik, akan tetapi invasif terhadap organ dan susunan lainnya. Di dalam miometrium disebut sebagai adenomiosis endometriosis eksterna, dan di luar uterus disebut sebagai
3 endometriosis septum rektovaginal mempunyai asal patogenesis yang berbeda maka yang dimaksud dengan endometriosis pada makalah ini adalah endometriosis pelvik. Lesi atau susukan / implan endometriosis masing-masing memilikki karakteristik tersendiri dan perlu dikenali dalam konteks meramal prognosis progesivitas penyakit (Lesi konvensional Black puckerd) lazimnya mudah dan dapat segera dikenali karena warnanya yang kontras terhadap jaringan peritoneum sekitar, akibat mengandung bintik-bintik pigmen. Secara histologis lesi ini terdiri dari komponen kelenjar, stroma, jaringan fibrotik, pigmen hemosiderin. Dalam proses evolusi, jenis lesi ini diduga merupakan bentuk akhir dari lesi-lesi lain. Jansen & Russel pad atahun 1986 memperkenalkan jenis lesi nonpigmen yang berbeda baik gambaran maupun sifat-sifatnya terhadap lesi konvensional. Tampilan pada temuan laparoskopi dapat berupa lesi opak keputihan (white opacification), lesi merah (red flame-like lesion), dan sebagainya. Elsi demikian diidentifikasi sebagai lesi awal yang memilikki potensi ekspansi besar, sebelum pada akhirnya berubah menjadi elsi konvensional / membedak hitam. Lesi non-pigmentasi lainnya adalah : Lesi opak keputihan (White opacification). Lesi ini tampil dalam bentuk skarifikasi, dapat berbata tegas maupun tidak, mengadakan penonjolan serta penebalan pada permukaan peritoneum. Histologis merupakan struktur kelenjar retroperitonel yang berbaur dengan sedikit stroma serta dikelilingi jaringan fibrotik. Lesi merah (red flame-like lesion, red vesiculer excrecenses) Lesi ini sering dijumpai pada daerah bawah uterus berbatasan dengan ligaemntum sakrouterina dan kardinale. Suatu predileksi yang emmang lazim bagu susukan endometriosis eksterna. Warna merah yang tampil, secara histologis disebabkan banyaknya endometriosis eksterna. Warna merah yang tampil, secara histologis disebabkan banyaknya endometriosis aktif yang dikelilingi stroma. Glandular, excrecenses Memberi tampilan selaput mukosa layaknya endometrium, yang translusen dan banyak terdiri dari komponen kelenjar. Adhesi subovarium Perlekatan antara ovarium dengan peritoneum daerah fosa ovarika terkadang luput dari observasi laparoskopis. Di daerah itu perlu diwaspadai adanya lesi non-pigmentasi yang keberadaanyya dapat dieknali berupa jerat-jerat jaringan perekatan. Secara histologis akan tampak sebagai jaringan ikat penghubung serta komponen kelenjar. Lesi kuning kebiruan (Yellow Brown) Lesi ini merupakan lesi opak keputihan yang sudah mengalami deposisi hemosiderin diantara unsur storma. Defek sirkuler peritoneum
4 Merupakan lesi peritoneum pada daerah sakro uteria atau ligamentum kardiale, yang kajian histologisnya lebih sering menunjukkan adanya dominasi unsur komponen kelenjar. Petekhie dan reaksi hipervaskularisasi peritoneum Lesi ini dididentifikasikan oleh Donnez dan terutama banyak ditemukan dalam bentuk hamparan bercak lebam did aerah buli-buli. Histologis terdiri dari banyak butiran sel darah merah dengan sedikit unsur kelenjar. Dari seluruh lesi/susukan non-pigmentasi terbukti bahwa lesi merah merupakan jenis yang paling aktif serta memilikki potensi tumbuh kembang terbesar. Ketrampilan dalam emngenali jenis lesi ini penting artinya disaat melakukan laparoskopi, mengingat prognosis perekmbangan penyakit erat berkaitan dengan elsi awal yang dijumpai. Walaupun belum sepenuhnya diterima klasifikasi revisi AFS dapat memberi manfaat bagi keseragaman penelitian dimasa mendatang. LOKASI IMPLANTASI FREKUENSI KEJADIAN Pada penelitian maka terlihat di daerah pelvik bahwa ovarium merupakan daerah tersering untuk endometriosis pelvik, yaitu pada ovarium kiri sebesar 62% dan pada ovarium kanan 63%. Dan daerah sering lainnya berturut-turut ligamentum sakrouterina kiri 7%, kanan 8% dan kavum douglasi 8% (Yacoeb, 1998) Hal ini menunjukkan kejadian yang hampir sama dengan yang ditemukan oleh Jenskin yaitu tempat implatansi yang tersering adalah ovarium (31,3% dan 44,0%) yang diikuti oleh ligamentum latum sebanyak (35,2%) dan kavum douglasi (34,0%) serta ligamentum sakrouterina (28,8%) KLASIFIKASI ENDOMETRIOSIS Perkumpulan fertilitas di Amerika dalam tahun 1995 mmebuat klasifikasi dengan menyempurnakan klasifikasi dari AFS. Klasifikasi tersebut mempergunakan sistem skoring dengan memperhatikan kelainan pada ovarium berupa kista diameter < 12 mm, adhesi pada dinding pelvis dan ligaemntum latum, endometriosis pada permukaan ovarium dan terdapat cairan berwarna coklat pada ovarium. Kelainan pada kavum Douglasi : obligasi parsial bilamana endometriosis atau adhesi menutup sebagian dari kavum Douglasi tetapi masih melihat peritoneumyang normal dibawah ligaemntum sakro uterina. Oblitersi komplit sudah tidak terlihat peritonium yang normal lagi dibawah liagemntum sakro uterina. Implantasi pada peritoenal dikategorikan sebagai : warna merah (merah, merah jambu, lesi jernih), warna putih (putih, putih coklat dan defek peritoneal), warna hitam (hitam dan lesi biru) Kemudian dibuat tabulasi dan disertai dengan skor pada masing-masing kelainan tersebut maka didapatkan : Stadium I Endometriosis (minimal) dengan skor : 1-5 Stadium II Endometriosis (mild) dengan skor : 6 15 Stadium III Endometriosis (moderate) dengan skor : Stadium IV Endometriosis (severe) dengan skor : > 40 HUBUNGAN ENDOMETRIOSIS DENGAN INFERTILITAS 1. Faktor mekanik
5 2. Disfungsi hormon dan ovarium 3. Gangguan implatansi dan embriogenesis 4. Fungsi tuba terganggu 5. Perubahan lingkungan zalir peritoneal. FAKTOR RISIKO 1. Umur subur sampai awal menopause 2. Ras kulit putih lebih banyak dari kulit hitam. Asia lebih banyak dari kulit putih. 3. Sosial Ekonomi sedang / baik resiko lebih tinggi daripada rendah 4. Keturunan ibu / saudara menderita endometriosis kejadian endometriosis tinggi 5. Penundaan kehamilan memperbesar terjadinya endometriosis 6. Perkawinan usia tidak muda mempermudah terjadi endometriosis 7. Sedikit anak Mempermudah terjadinya endometriosis 8. Menarche lebih muda mempermudah endometriosis 9. Haid : nyeri, lama, banyak mempermudah endometriosis 10. Hormon endogen wanita estrogen tinggi (gemuk) mempermudah terjadinya endometriosis 11. Lain-lain kebiasaan koitus pada masa haid memperbesar endoemtriosis DIAGNOSA 1. Keluhan dismenorhe, nyeri panggul perlu dicurgai endometriosis 2. Pemeriksaan dalam : terdapat nodul daerah cavum Douglasi dan daerah liagemntum sacrouterina yang sagat nyeri 3. Uterus : retrofleksi, sulit digerakkan 4. Parameter : kadang teraba massa yang terasa nyeri pada penekanan 5. Pemeriksaan laproskopi : tampak pulau endoemtriosis berwarna kebiruan tersebar pada peritoneum pelvis, ovarium, tuba, uterus, ligamentum rotundum, ligamentum sacrouterina, usus besar, usus kecil, permukaan fesica urinaria dan cavum Douglasi. Pada penelitian diperoleh kadar CA-125 ternyata menunjukkan kadar yang tinggi pada penderita dengan endometriosis, akan tetapi ini masih perlu pengkajian lebih lanjut guna menjadikan CA 125 sebagai parameter terhadap penyakit endomteriosis PENGOBATAN a. Medikamentosa b. Operatif c. Kombinasi operatif dan medikamentosa MEDIKAMENTOSA Hilangnya lesi endometriosis disebabkan oleh karena peristiwa an ovulasi dan amenorhea, yang mengakibatkan penekanan terhadap adenohipofisis. Ini sangat rasional wanita dibuat mengalami anovulasi/amenorhea dengan menggunakan preparat estrogen, androgen, progesteron dan kombinasi.
6 1. Estrogen Tidak dipergunakan lagi o.k bisa menyebabkan hiperplasi adenomatosa/kistik dan dapat terjadi perdarahan hebat. 2. Estrogen progesteron Sepertinya pil KB. Pemakaiannya selama 6-12 bulan ternyata dapat menghilangkan nyeri pelvis 75%, akan tetapi kehamilan rendah sekitar 10%. Efek sampingnya : kembung, nyeri payudara, oedem, perdarahan bercak. 3. Progesteron Medroxi progesteron asetat (Depoprovera/DMPA) dengan dosis 100 mg tiap minggu untuk 4 x pemberian diteruskan 200 mg tiap 4 minggu selama 6-9 bulan. Provera tab. 2 x 50 mg/hari dimulai ke 3-5 siklus haid 1 seri memakan waktu 3 bulan. Kehamilan terjadi sekitar 71%. Kekambuhan sekitar 10-15%. 4. Danazol Keluhan hilang sekitar 70-90%. Obat ini mempunyai keunggulan karena dapat menekan aktifitas makrofag sehingga dapat dihindarkan fagositosis terhadap gamet maupun zigot. Efek samping : acne, semburan panas, perdarahan spotting, berat badan meningkat, libido menurun, buah dada mengecil, suara berubah. 5. GnRH Agonis Menyebabkan terjadi keadaan hipogonadotropin ovarium tidak mampu menghasilkan hormon steroid atau terjadi hipogonadism sehingga terjadi hipoestrogenisme yang menyebabkan regresi jaringan endometriosis sehingga keluhan maupun gejala menghilang. Preparat yang dipergunakan : - Tapros : 3,75 mg terdiri dari Leuprorelin - Zoladex : 3,6 mg terdiri dari goserelin Pemberiannya secara injeksi dimulai hari ke-5 haid diberikan secara subkutan atau intramuskuler dengan interval 4 minggu dan diberikan sampai 6 bulan. Efek sampingnya : semburan panas, nausea, fungitus, oedem, sakit seluruh badan, pusing, mialgia, mammae mengecil. PEMBEDAHAN 1. Pembedahan definitif Dilakukan dengan laparotomi, dikerjakan ovariektomi bilateral dan histerektomi. Hal ini menyebabkan estrogen rendah yang bersifat permanen. Hal ini menyebabkan estrogen rendah yang bersifat permanen Tujuan histerektomi : a. Mencegah penyakit rahim di kemudian hari b. Terapi subsitusi dengan estrogen menghindarkan perdarahan tidak teratur dan hiperplasia endometrium. c. Rasa nyeri akibat perlekatan rahim tidak ada. 2. Konservatif Dijalankan dengan laprotomi (bedah mikro), laparoskopi operatif. Tujuan dari oeprasi ini :
7 a. Menghilangkan sarang-sarang endoemtriosis semaksimal mungkin b. Menyebabkan fungsi reproduksi dikembalikan c. Mencegah kerusakan jaringan atau perlekatan akibat pembedahan PEMBEDAHAN DAN MEDIKAMENTOSA Tindakan ini dikerjakan pemebrian medikamentosa terlebih dahulu dan kemudian dilakukan pembedahan agar supaya pemebdahan dapat dilaksanakan dengan mudah. Adapun pembedahan dapat dilakukan secara definitif maupun konservatif. 6.
Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Tumor jinak pelvik Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Massa pelvik merupakan kelainan tumor pada organ pelvic yang dapat bersifat jinak maupun ganas Tumor jinak pelvik
Lebih terperinciSYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL
SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai satu kesatuan yang berarti apabila istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan ini tidak diperiksa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Endometriosis sudah diketahui sejak masa lampau yaitu 1600 SM. Publikasi lengkap yang pertama dibuat oleh Sampson pada tahun 1921. Namun demikian hingga kini etiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Endometriosis merupakan salah satu penyakit jinak ginekologi yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di negara-negara maju maupun berkembang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma) abnormal mirip endometrium (endometrium like tissue) diluar kavum uterus. Terutama pada
Lebih terperinci: Asuhan Kebidanan IV (PATOLOGI GSR) ENDOMETRIOSIS DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3
Mata Kuliah Dosen : Asuhan Kebidanan IV (PATOLOGI GSR) : Andi Cahyadi Sari S.ST ENDOMETRIOSIS DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3 Andi yuliana Mulmaharani (NH04130004) Asnia Mahmud Kadatua (NH0413026) Dasriani (NH0413
Lebih terperinciII. ANAMNESIS Anamnesis tanggal : 10 November 2015 Keluhan utama : Nyeri perut kanan bawah saat menstruasi
FAKULTAS KEDOKTERAN UKDW UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 5-5 Yogyakarta 55 Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Bethesda Yogayakarta Nama : Andre reynaldo
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Endometriosis Endometriosis merupakan penyakit yang terjadi pada masa belasan tahun sampai mencapai usia menopause, yang berarti dapat diderita sepanjang
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. yang berasal dari implantasi endometriosis dan pertumbuhan jaringan. endometrium yang mencapai rongga peritoneal.
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian. Endometriosis merupakan penyakit yang timbul pada 10% wanita reproduktif dan memiliki gejala nyeri pelvis, dismenorea, dan infertilitas. 1 Endometriosis
Lebih terperinciIstilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11
Skenario gangguan MENSTRUASI Rukmono Siswishanto SMF/Bagian Obstetri & Ginekologi RS Sardjito/ Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta Anita, wanita berumur 24 tahun datang ke tempat praktek karena sejak 3
Lebih terperinciPenyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
ASKEP CA OVARIUM A. Pengertian Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan
24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kehamilan Ektopik Terganggu Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi diluar rongga uteri. Lokasi tersering
Lebih terperinciGangguan Hormon Pada wanita
Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang
Lebih terperinciPENANGANNYA : Antibiotika cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 % dan irigasi
RADANG GENITALIA SERVISITIS Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. karena epitel selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris sehingga
Lebih terperinciBeberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya
Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan, dan menstruasi. Seorang perempuan
Lebih terperincitahun berhubungan suami isteri tanpa
INFERTILITAS WANITA Dr SYAMSUL A.NST.SpOG DEFINISI Infertilitas secara umum didefinisikan sebagai 1 tahun berhubungan suami isteri tanpa pencegahan a tidak tda mendapat konsepsi /hamil. Fertilitas : Kemampuanp
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. infertil adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Infertilitas Infertilitas mempunyai pengertian sangat beragam. Pasangan infertil adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Endometriosis merupakan suatu keadaaan ditemukannya jaringan endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini dideskripsikan sejak 1860 dan menjadi salah
Lebih terperinciPengertian. Endometriosis
Endometriosis Pengertian Endometriosis Suatu penyakit jinak yang didefinisikan dengan adanya kelenjar endometrium atau pun stroma ektopik (diluar uterus) yang sering dihubungkan dengan nyeri panggul dan
Lebih terperinci1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.
Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma uteri adalah tumor jinak daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Tumor ini pertama kali ditemukan oleh Virchow pada tahun
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Neni Rusnita*, Estu Lovita.P Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya ABSTRAK Mioma Uteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur adalah timbulnya mioma uteri (20-25%). Biasanya penyakit ini ditemukan secara tidak sengaja
Lebih terperinciOvarian Cysts: A Review
Ovarian Cysts: A Review Cheryl Horlen, BCPS University of the Incarnate Word Feik School San Antonio, Texas 7/20/2010 US Pharm. 2010;35(7):HS-5-HS-8 Kista ovarium adalah penyebab umum dari prosedur bedah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat penting untuk management nyeri yang efektif dan berkualitas dalam perawatan pasien (Patricia 2010).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kista coklat ovarium adalah salah satu entitas atau jenis kista ovarium yang paling sering ditemukan para klinisi dalam bidang obstetri dan ginekologi.
Lebih terperinciPil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif.
Pil kombinasi Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progesteron sinteik. Pil diminum seiap hari selama iga minggu diikui dengan satu minggu tanpa pil atau plasebo. Estrogennya adalah einil estradiol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lima besar karsinoma di dunia adalah karsinoma paru-paru, karsinoma mamae, karsinoma usus besar dan karsinoma lambung
Lebih terperinciTatalaksana Tujuan terapi o mengontrol perdarahan o mencegah perdarahan berulang o mencegah komplikasi o mengembalikan kekurangan zat besi dalam
Tatalaksana Tujuan terapi o mengontrol perdarahan o mencegah perdarahan berulang o mencegah komplikasi o mengembalikan kekurangan zat besi dalam tubuh o menjaga kesuburan. Tatalaksana awal dari perdarahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma adalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos. Mioma yang berasal dari sel-sel otot polos miometrium disebut mioma uteri (Achadiat, 2004). Mioma uteri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan mengeluh menoragia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Infertilitas dalam arti klinis didefinisikan sebagai Ketidakmampuan seseorang atau pasangan untuk menghasilkan konsepsi setelah satu tahun melakukan hubungan seksual
Lebih terperinciKontrasepsi Hormonal (PIL)
Kontrasepsi Hormonal (PIL) A.KONTRASEPSI HORMONAL Adalah: kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron Bentuk kontrasepsi hormonal, antara lain: 1. Kontrasepsi oral 2. Kontrasepsi suntik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Endometriosis merupakan salah satu penyakit ginekologi yang sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan (sel-sel kelenjar dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Menurut kamus besar bahasa indonesia (2005) pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah (dijalani, dirasakan, ditanggung). Menurut Notoatmodjo (2005) pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma, merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot rahim dan jaringan ikat di rahim. Tumor
Lebih terperinciPend h a uluan Etiologi PUD B l e dik um t e h a i u t pas iti Beberapa pilihan terapi
TERAPI HORMONAL & NONHORMONAL DALAM PENATALAKSANAAN PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI (PUD) Pendahuluan Etiologi PUD Belum diketahui i pasti Beberapa pilihan terapi Pendahuluan Pembagian : PUD akut kronis Perimenarcheal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Gangguan Reproduksi Gangguan reproduksi berawal dari tidak normalnya siklus haid dan banyak darah yang keluar saat haid. Siklus menstruasi normal berlangsung selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak permasalahan salah satunya adalah gangguan haid, gangguan haid ini mempunyai manifestasi klinis yang bermacam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak hamil, terjadi secara siklik dan periodik akibat peluruhan dinding endometrium sebagai
Lebih terperinciPerdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan
BAB XXII Perdarahan dari Vagina yang tidak normal Beberapa masalah terkait dengan menstruasi Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan Perdarahan setelah aborsi atau keguguran Perdarahan setelah
Lebih terperinciMENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL??
http://rohmadi.info/web MENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL?? 1 / 5 Author : rohmadi Sudah pasti pertanyaan inilah yang terus terlintas di benak anda, saat anda belum juga diberkahi buah hati. Perasaan sedih,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Poin ke 5 dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Poin ke 5 dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah meningkatkan kesehatan ibu, salah satu upaya yang dilakukan adalah menurunkan angka kematian ibu. Angka kematian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak sedikit pula wanita yang sudah berumah tangga, memilih sebagai ibu rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini masyarakat Indonesia dituntut untuk serba cepat diantaranya dalam hal ekonomi, kesehatan, maupun informasi. Tidak sedikit pula
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan, walaupun
Lebih terperinciKESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes**
KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes** A. Pengantar Sistem reproduksi pada manusia dapat dibedakan menjadi sistem reproduksi laki-laki dan wanita sesuai jenis kelaminnya. 1. Sistem
Lebih terperinciJENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI
JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN MAL KONDOM AKDR TUBEKTOMI VASEKTOMI PIL INJEKSI IMPLAN JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN NON HORMONAL 1. Metode Amenore Laktasi (MAL) 2. Kondom 3. Alat Kontrasepsi Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Keluarga Berencana a. Pengertian Keluarga Berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi
Lebih terperinciSistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;
Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
Lebih terperinciBAB II. Uterus (rahim) 7-7,5 cm lebar di. ini pada. estrogen. estrogen Menopause, uterus. normal 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI FISIOLOGI UTERUS Uterus (rahim) merupakan organ yang tebal, berotot, bentuknya menyerupai buah pir, yang sedikit gepeng kearah muka belakang, terletak di dalam pelvis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause adalah periode menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita. Periode ini terjadi karena adanya penurunan sekresi hormon estrogen dan progesteron dalam
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau. melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Kontrasepsi 2.1.1 Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang
Lebih terperinci... Tugas Milik kelompok 8...
... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui program Keluarga Berencana (BKKBN,2010). pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang-Undang No.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka pertambahan penduduk di Indonesia saat ini sekitar 6,6 juta jiwa atau 1,3% pertahun yang diprediksikan pada tahun 2015 total penduduk Indonesia berjumlah 270 juta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua. Menopause yang dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, sering menjadi ketakutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu neoplasma ganas serviks uterus, neoplasma ganas ovarium, neoplasma ganas kandung kemih (buli-buli), leiomioma
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Gangguan Reproduksi Gangguan reproduksi adalah kegagalan seorang wanita dalam manajemen kesehatan reproduksinya (Manuaba, 2008). Masalah kesehatan reproduksi pada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kontrasepi Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
Lebih terperincimenyerupai mioma, dimana kondisi ini disebut adenomioma. e. Fundus uteri merupakan tepat yang paling umum dari
PATOFISIOLOGI ADENOMIOSIS a. Pertumbuhan endometrium menembus membrana basalis. b. Pada pemeriksaan histologis sebagian menunjukkan pertumbuhan endometrium menyambung ke dalam fokus adenomiosis, di mana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 2.1 Defenisi Kista Ovarium BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kista Ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang beisi cairan, yang tumbuh di indung telur. Cairan ini bisa berupa air, darah, nanah,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jiwa berkebangsaan Australia bernama Von Rokitansky. Keadaan khusus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endometriosis ditemukan pertama kali pada tahun 1824 oleh seorang ahli jiwa berkebangsaan Australia bernama Von Rokitansky. Keadaan khusus histopatologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan masalah kesehatan reproduksi yang menjadi ancaman bagi wanita yang berkeinginan untuk hamil dengan pasangannya. Kondisi ini dialami oleh sekitar 10-15% pasangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keluarga Berencana a. Pengertian 1) Kontrasepsi Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Hanafi Winkjosastro, 2007). Kontrasepsi adalah
Lebih terperinciBagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang
Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
0 LAMPIRAN LEMBAR INFORMASI PASIEN JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN KADAR CA 125 PRE OPERATIF DENGAN STADIUM ENDOMETRIOSIS Assalamu alaikum Wr Wb Salam Sejahtera bagi kita semua, Nama saya Dr. Rizka Heriansyah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Disfungsi dasar panggul merupakan salah satu penyebab morbiditas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Disfungsi dasar panggul merupakan salah satu penyebab morbiditas yang dapat menurunkan kualitas hidup wanita. Disfungsi dasar panggul memiliki prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari jaringan miometrium uterus. Nama lainnya adalah leiomioma uteri, fibroid, fibromioma. Kelainan jinak uterus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
Lebih terperinciReferat Fisiologi Nifas
Referat Fisiologi Nifas A P R I A D I Definisi Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV) sampai 42 hari/ 6 bulan setelah itu. Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual, serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sindroma Ovarium Polikistik Sejak 1990 National Institutes of Health mensponsori konferensi Polikistik Ovarium Sindrom (PCOS), telah dipahami bahwa sindrom meliputi suatu spektrum
Lebih terperinciDefenisi. endometrium kavum uteri tidak termasuk
Defenisi Normal blastokis nidasi (implantasi) pada endometrium kavum uteri tidak termasuk serviks dan kornu uteri. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi diluar endometrium
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Mioma Uteri Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. 3 Mioma uteri disebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kista ovarium mempunyai permukaan rata dan hlus. Biasanya bertangkai, seringkali
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kista ovarium adalah bentuk / jenis yang paling sering terjadi kista yang sederhana memiliki struktur dinding yang tipis mengandung cairan serasa dan sering terjadi
Lebih terperinciCARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Oleh : Debby dan Arief Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel yang berubah, tetapi masih dalam batas
Lebih terperinciObat-obat Hormon Hipofisis anterior
Obat-obat Hormon Hipofisis anterior Gonadotropin korionik (Chorex) Menstimulasi produksi testosteron dan progesteron untuk mengobati hipogonadisme pada pria. Menginduksi ovulasi pada wanita dengan ovarium
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dismenore 2.1.1 Definisi Dismenore Dismenore berasal dari bahasa Yunani yaitu dys yang berarti sulit atau menyakitkan atau tidak normal. Meno berarti bulan dan rrhea yang berarti
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. umumnya dan penduduk Indonesia khususnya. Dengan semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program KB (Keluarga Berencana) merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan melembagakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Program
Lebih terperinciHUBUNGAN CADANGAN OVARIUM, AFC,AMH PADA KASUS ENDOMETRIOSIS
HUBUNGAN CADANGAN OVARIUM, AFC,AMH PADA KASUS ENDOMETRIOSIS I Gde Sastra Winata, Ketut Suwiyoga Divisi Onkologi Ginekologi, SMF/Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar Oleh: I Gede
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdarahan uterus abnormal merupakan perdarahan dari uterus yang disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak berdarah (Manuaba,
Lebih terperinciKONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)
1. Pengertian KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE) Kontrasepsi injeksi adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi suntikan di Indonesia semakin
Lebih terperinciSiklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12
Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka
Lebih terperinciREPRODUKSI KESEHATAN REMAJA CREATED BY: MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009
KESEHTN REPRODUKSI REMJ CRETED BY: MHSISW PROGRM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009 PUBERTS SYIIK?!! SEMOG BERMNFT Y BOOKLETNY!!! Sobat muda!!! Tau gak pubertas tuh apaan? Pubertas itu adalah suatu masa ketika
Lebih terperinci