PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

2 PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan suatu kelompok individu dalam masyarakat yang memperoleh statusnya melalui perguruan tinggi tempat mereka menuntut i

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain.

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB III METODE PENELITIAN. empiric mengenai hubungan dalam masalah tersebut. Rancangan penelitian

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerical (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya,

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

DAFTAR LAMPIRAN. A. Kuesioner / Skala Prokrastinasi Skripsi, Orientasi Pada Kesempurnaan, dan Efikasi diri. Kata Pengantar

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berorientasi pada pengembangan, pembelajaran dan pengajaran al-qur an,

ABSTRACT. Keywords: Parenting parenting, School Physical Environment, Emotional Intelligence And Learning Motivation PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti

BABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan (kausal) antara dua variabel. Hubungan kausalitas dalam hal ini mengacu

Educational Psychology Journal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN PITURUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB II KAJIAN TEORI. kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB V HASIL PENELITIAN. analisis korelasi product moment untuk mencari hubungan antara. melakukan pengujian terhadap korelasi antar variabel.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian. tahap -tahap lain yang akan harus dilakukan yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES

BAB V PEMBAHASAN. 1) Prokrastinasi Akademik. Kolmogorov Smirnov Z dengan bantuan Statistcal. Packages for Social Sciences (SPSS) Release 16.0.

HUBUNGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN KONSENTRASI BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

Transkripsi:

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Sarah Devina Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Kecerdasan emosional sangat berpengaruh pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik, akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan untuk berkonsentrasi pada tugas atau pekerjaannya. Tetapi seseorang yang mampu mengelola perasaan dengan baik, maka akan mampu memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuannya untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik skala. Untuk mengukur kecerdasan emosional adalah dengan menggunakan skala kecerdasan emosional yang didasarkan dari komponen-komponen kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Goleman (2008), sedangkan untuk mengukur prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi adalah dengan menggunakan skala prokrastinasi yang didasarkan dari ciri-ciri prokrastinasi yang dikemukakan oleh Ferrari dan McCown (2008). Subjek pada penelitian adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan 2006 sebanyak 118 subjek. Hasil pengujian validitas item dalam penelitian ini untuk skala kecerdasan emosional bergerak dari 0.314 0.673 dengan reliabilitas sebesar 0.918. Sedangkan korelasi skor total item pada skala sikap prokrastinasi bergerak antara 0.324 0.705 dengan reliabilitas sebesar 0.941. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson (1-tailed) diketahui nlai koefisien korelai sebesar r = - 0.503 dengan taraf signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.01). Artinya terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, dimana semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi. Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Prokrastinasi, Mahasiswa, Skripsi

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempuh seluruh mata kuliah dan dinyatakan lulus seluruhnya, diwajibkan membuktikan kematangannya dengan membuat skripsi yang disusun berdasarkan kegiatan penelitian (Ganda, 2004). Dalam menyusun skripsi, pada umumnya mahasiswa mengalami berbagai kendala atau hambatan. Kendala yang seringkali dialami oleh para mahasiswa diantaranya; kesulitan mencari bahan reverensi, dana yang terbatas, dan takut bertemu dosen pembimbing. Kendala-kendala tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan stres, rendah diri, dan frustasi, sehingga mahasiswa memilih untuk menunda-nunda tugasnya dalam menyelesaikan skripsi (Mutadin, 2002). Dalam dunia akademik perilaku menunda-nunda tugas adalah hal yang umum terjadi, perilaku ini disebut dengan istilah prokrastinasi (Steel, dalam Kartadinata & Tjundjing, 2008). Suatu penundaan dikatakan prokrastinasi, apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting. Dilakukan berulang-ulang secara sengaja dan menimbulkan perasaan tidak nyaman (Solomon & Rothblum, dalam Tondok, Ristyadi, dan kartika, 2008). Salah satu konsekuensi dari prokrastinasi pada mahasiswa adalah tertundanya memperoleh gelar sarjana karena terlambat menyelesaikan skripsi (Muszynski & Akamatsu, dalam Surijah & Tjundjing, 2007). Adapun data kelulusan yang diperoleh penulis dari sekretariat Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma (2010), diketahui bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan 2006 yang lulus tepat waktu adalah 15% dari jumlah keseluruhan mahasiwa yaitu 168 mahasiswa. Menurut Tondok, Ristyadi, dan kartika (2008), salah satu faktor mahasiswa memiliki kecenderungan prokrastinasi adalah karena kondisi psikologis seperti rendahnya kontrol

diri yang merupakan cakupan dari kecerdasan emosional menurut Aristoteles (dalam Goleman, 2000). Menurut Achir (dalam Armiyanti, 2008), kecerdasan emosional adalah kemampuan individu untuk menguasai situasi yang penuh tantangan dan biasanya dapat menimbulkan kecemasan. Sehingga apabila individu memiliki kecerdasan pada dimensi kehidupan emosionalnya, maka akan mampu mengendalikan perilakunya hingga tidak terpengaruh oleh kegagalan. Sehingga apabila seorang mahasiswa yang sedang menyusun skripsi memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka mahasiswa tersebut juga dapat mengontrol perilaku prokrastinasi dalam menyusun skripsi dan terhindar dari kegagalan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma pada Angkatan 2006? TINJAUAN PUSTAKA Prokrastinasi Prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinare yang berarti menunda hingga esok hari, istilah ini tersusun dari kata pro yang artinya bergerak maju dan crastinus yang berarti esok hari (Desimone, dalam Surijah & Tjundjing, 2007). Secara umum didefinisikan bahwa prokrastinasi adalah kecenderungan perilaku untuk memulai sesuatu dengan lambat dan membawa konsekuensi yang buruk pada pelakunya (Dewitte & Schouwenburg, dalam Surijah & Tjundjing, 2007). Dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi adalah perilaku menunda tugas atau pekerjaan yang diinginkan atau harus dilakukan dengan sengaja, meskipun mengetahui akibat buruk perilaku tersebut. Jenis-jenis Prokrastinasi Peterson (dalam Jerry & Newcombe, 2005) menambahkan

bahwa prokrastinasi akademik sering menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas di atas menjadi: a. Prokrastinasi akademik Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formula yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. b. Prokrastinasi non-akademik Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Menurut Tondok, Ristyadi dan Kartika (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu: a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktorfaktor tersebut meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari individu. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu yang mempengaruhi prorakstinasi. Faktorfaktor tersebut berupa faktor SES (Status Ekonomi Sosial), keluarga atau pola asuh orang tua, peer group, dan lain-lan. Ciri-ciri Prokrastinasi Menurut Ferrari dan McCown (dalam Tondok, Ristyadi & Kartika, 2008), prokrastinas dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dari ciri-ciri berikut: a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja actual d. Melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan

Dampak Prokrastinasi Menurut Letham (2007), dampak perilaku prokrastinasi dapat dibagi menjadi dua yaitu: a. Dampak Positif b. Dampak Negatif Cara Mengatasi Prokrastinasi Banyak ahli berusaha memberikan penyelesaian bagi masalah prokrastinasi. Beberapa ahli atau penulis buku menyarankan penggunaan manajemen waktu (misalnya, Cox & Read, 1989; Frings, 1999; Van Eerde, 2003), sebab prokrastinasi dianggap sebagai pemboros waktu terbesar, dan prokrastinasi merupakan siklus jahat yang dapat meningkatkan tekanan waktu. Kecerdasan Emosional Ahli yang pertama kali mengungkapkan konsep kecerdasan emosional adalah Goleman. Menurut Goleman (dalam Melianawati, Prihanto, & Tjahjoanggoro, 2001) kecerdasan emosional adalah kecakapan emosional yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir, mampu berempati serta berharap. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi Menurut Goleman (2005) faktorfaktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional meliputi : a. Faktor yang bersifat bawaan genetik b. Faktor yang berasal dari lingkungan Komponen-komponen Kecerdasan Emosi Menurut Goleman (dalam Armiyanti, 2008) kecerdasan emosional terdiri dari lima komponen utama yaitu : a. Mengenali Emosi Diri b. Mengelola Emosi c. Memotivasi Diri d. Mengenali Emosi Orang Lain e. Membina Hubungan Dengan Orang

lain Ciri-ciri Individu Yang Memiliki Kecerdasan Emosi Tinggi Goleman (2007) mengemukakan ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosi tinggi, yaitu : a. Memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan dapat bertahan dalam menghadapi frustrasi. b. Dapat mengendalikan dorongandorongan hati sehingga tidak melebihlebihkan suatu kesenangan. c. Mampu mengatur suasana hati dan dapat menjaganya agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir seseorang. d. Mampu untuk berempati terhadap orang lain dan tidak lupa berdoa. Mahasiswa Menurut Kail dan Cavanaugh (2000), seseorang dikatakan mahasiswa jika sudah melewati bangku sekolah dan biasanya berada pada usia 18 sampai dengan usia 25 tahun. Adapun menurut Sudarman (2004) mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada suatu perguruan tinggi. Dinamika Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Sedang Menyusun Skripsi Dalam Studi perguruan tinggi strata satu, skripsi merupakan tugas akhir bagi mahasiswa sebagai salah satu syarat kelulusan. Sehubungan dengan hal tersebut, pada umumnya setiap mahasiswa yang akan menempuh ujian sarjana strata satu dan diwajibkan untuk menyusun suatu tulisan ilmiah yang disebut skripsi. Namun, penundaan dalam mengerjakan tugas pada kalangan mahasiswa adalah suatu hal yang umum terjadi. Penundaan tugas dalam menyelesaikan skripsi oleh pelaku prokrastinasi (prokrastinator) membawa konsekuensi yang kurang menyenangkan bagi prokrastinator. Salah satu konsekuensi yang kurang menyenangkan tersebut adalah tekanan psikologis yang dapat berasal dari diri

sendiri maupun dari lingkungan, yaitu berupa tuntutan untuk segera menyelesaikan skripsi. Sedangkan kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan non kognitif, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi tuntutan dari diri sendiri dan orang lain. Dalam hal ini, jika seorang mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka mahasiswa tersebut akan memiliki kemampuan untuk mengatasi tuntutan tanpa melakukan prokrastinasi, yaitu menyelesaikan skripsi tepat waktu. Selain itu, kecerdasan emosional juga dapat diartikan sebagai keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang lain, serta kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuan kehidupan. Apabila seorang mahasiswa yang sedang menyusun skripsi memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka mahasiswa tersebut akan mampu memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuannya yaitu menyelesaikan skripsi dengan baik tanpa melakukan penundaan atau prokrastinasi. Seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik, maka akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan untuk berkonsentrasi pada tugas atau pekerjaannya. Dalam hal ini, jika seorang mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional yang kurang baik, maka mahasiswa tersebut akan sulit berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, dalam hal ini menyelesaikan skripsi tanpa melakukan prokrastinasi. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan negatif antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi, yaitu semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi. Hipotesis Berdasarkan uraian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kecerdasan emosional dengan

prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan 2006. METODOLOGI PENELITIAN Adapun sampel pada penelitian ini terdiri atas 118 mahasiswa yang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan 2006. Teknik pengumpulan data Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan kuesioner berbentuk skala Likert yaitu skala dari variabel kecerdasan emosional dan skala dari variabel prokrastinasi yang bersumber dari data mahasiswa angkatan 2006 yang tidak lulus tepat waktu yang didapatkan dari sekretariat Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma. Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, beberapa persiapan dilakukan, yaitu penyiapan bahan penelitian, penyusunan alat ukur yang berupa skala kecerdasan emosional dan skala prokrastinasi, kemudian kedua skala tersebut diujicobakan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Uji coba dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Pengambilan data uji coba (try out) berlangsung pada hari sabtu tanggal 20 November 2010 dan hari Selasa tanggal 23 November 2010 yang berlokasi di Universitas Gunadarma kampus E Depok. Adapun jumlah angket yang disebar sebanyak 30 eksemplar. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian berlangsung pada tanggal 6 Desember 2010-13 Desember 2010. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma yang sedang menyusun skripsi angkatan 2006. Untuk pengambilan data, peneliti menyebarkan 118 eksemplar angket. b. Uji Reliabilitas Hasilnya diketahui bahwa koefisien reliabilitas sebesar 0, 941 sehingga skala dinyatakan reliabel. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional a. Uji Valditias Dalam penelitian ini, dari 50 item yang diujicobakan, terdapat 41 item yang valid. Korelasi skor total pada item-item valid bergerak antara 0,314 sampai dengan 0,673. b. Uji Reliabilitas Hasilnya diketahui bahwa koefisien reliabilitas sebesar 0, 918 sehingga skala dinyatakan reliabel. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Prokrastinasi a. Uji Valditias Dalam penelitian ini, dari 42 item yang diujicobakan, terdapat 38 item yang valid. Korelasi skor total pada item-item valid bergerak antara 0,324 sampai dengan 0,705 Uji Hipotesis Dari hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment Pearson (1- tailed) diketahui nlai koefisien korelasi sebesar r = - 0.503 dengan taraf signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.01). Hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi, dimana semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi pada mahasiswa yang menyususn skripsi dan begitu juga sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin tinggi prokratinasi. Dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima. PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk untuk menguji hubungan antara

kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi. Berdasarkan hasil analisis korelasi yang diketahui nilai signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.01) yang artinya terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, dimana semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi pada mahasiswa yang menyususn skripsi. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi. Dengan demikian diketahui bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Pada perhitungan perbandingan Mean empirik dan Mean hipotetik diketahui bahwa secara umum subjek penelitian memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Hal ini mungkin dikarenakan faktor genetik yaitu bawaan atau bisa juga karena faktor lingkungan, baik itu lingkungan tempat tinggal ataupun lingkungan kampus universitas Gunadarma (Goleman, 2005). Sedangkan prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan 2006 memiliki sikap prokrastinasi yang sedang. Hal ini mungkin dikarenakan faktor internal prokrasrtinasi yaitu kondisi fisik dan psikologis subjek, atau eksternal seperti pola asuh orang tua di rumah dan hubungan pertemanan di lingkungan kampus Universitas Gunadrama (Tondok, Ristyadi, & Kartika, 2008). Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi. Berdasarkan hasil analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi, dimana semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi pada mahasiswa yang menyususn skripsi. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi. Dengan

demikian hipotesis pada penelitian ini diterima. Dilihat dari perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik diketahui bahwa responden penelitian memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dan prokrastinasi yang sedang atau ratarata. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran yang dapat diberikan, diantaranya: 1. Bagi Mahasiswa yang menyusun skripsi Peneliti menyarankan kepada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi untuk mengolah emosi dengan baik, agar dapat mengerjakan skripsi dengan baik dan mampu mengatasi hambatanhambatan dalam penyelesaian skripsi. 2. Dosen dan Dosen Pembimbing Penulis menyarankan agar para dosen memberikan motivasi, dan membimbing mahasiswa yang sedang menyusun skripsi agar dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu 3. Orang Tua Penulis menyarankan agar lebih mendorong atau memotivasi putra-putrinya yang sedang menyusun skripsi, agar mampu menyelesaikan skripsi dengan baik dan mampu menghadapi tantangan atau hambatan-hambatan dalam penyelsaian skripsi 4. Peneliti Lain Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisa lebih jauh bagaimana kecerdasan emosional dan prokrastinasi dikaitkan dengan variabel lainnya, seperti hubungan kecerdasan intelegensi dengan prokrastiansi. Daftar Pustaka Armiyanti, E.O. (2008). Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kecenderungan perilaku delinkuen pada remaja. Psikovidya, 12(1), 1-10. Azwar, S. (2005). Tes prestasi : Fungsi dan pengembangan

pengukuran prestasi belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Goleman, D. (2005). Working with emotional intelligence: Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Goleman, D. (2007). Kecerdasan emosional : Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Terjemahan: Hermaya, T. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jerry, N., & Newcombe, K.(2005). Saya akan melakukannya... besok!. Jakarta: Metanoia. Kail, R., & Cavanaugh, C. (2000). Human Development: a lifespan view (2 nd ed). USA: Woodswoth Publishing, CO. Kartadinata, I., & Tjunding, S. (2008). I love tomorrow: Prokrastinasi akademik dan manajemen waktu. Anima, Indonesian Psychological Journal, 23(2), 109-119. Letham, S.J. (2007). http://www.theprocrastinationpro blem.successconciousness: guestarticleprocrastination. Tanggal akses 28 Oktober 2010. Melianawati, F.X., Prihanto, S., & Tjahjoanggoro, A.J. (2001). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan. Anima, 17 (1). 57-62. Mutadin, Z. (2002). Kesulitan menulis skripsi. http://www.epsikologi.com/epsi/pendidikan_det ail.asp?id=226. Tanggal akses 29 Maret 2011. Sudarman, P. (2004). Belajar efektif di perguruan tinggi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Surijah & Tjundjing. (2007). Mahasiswa versus tugas: Prokrastinasi akademik dan concientiousness. Anima, Indonesian Psychological Journal, 22(4), 352-374. Tondok, Ristyadi, Kartika. 2008. Prokrastinasi akademik dan niat membeli skripsi. Anima, Indonesian Psychological Journal, 24(1), 76-87.