HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

Transkripsi

1 HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG Arika Fitri, Linda Fitria Universitas Putra Indonesia YPTK Padang linda.fitria81@gmail.com, ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesiapan belajar mengadapi Ujian Nasional terhadap kecerdasan emosional siswa kelas XII semester ganjil SMA N 16 Padang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA N 16 Padang sebanyak 195 orang dan sampel 131 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket yang disusun dengan skala likert. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji lineritas serta uji hipotesis. Berdasarkan pengolahan data hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh r hitung = > r tabel = 0.172, maka H 0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan kecerdasan emosional dalam menghadapi ujian nasional. Kata Kunci : Kesiapan Belajar, Kecerdasan Emosional, Ujian Nasional 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan proses panjang yang berlangsung seumur hidup. Tiap orang tanpa beda usia dan latar belakang berhak merasakan pendidikan. Karena pendidikan melingkup berbagai lapisan masyarakat dari tingkat usia dini hingga usia lanjut. Menurut UU No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembang potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan tujuan diatas dapat diwujudkan dalam suatu kegiatan formal yang dikenal dengan proses belajar. Proses belajar yang baik akan menghasilkan perubahan positif pada diri orang yang belajar, baik pada aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif. Aspek kognitif dipengaruhi oleh kesiapan belajar siswa. Kondisi siswa yang siap saat menerima pelajaran akan mampu merespon pertanyaan guru dengan baik. Untuk menghadapi hal itu, tentunya siswa telah membaca buku diktat yang relevan dengan acuan belajar. Menurut penelitian Daniel Goleman telah menunjukan bahwa manusia memiliki suatu jenis potensi dasar yang lainnya, yaitu Kecerdasan Emosional (EQ : Emotional Question), menurut pendapatnya IQ hanya 20 % akan bekerja secara aktif apabila seseorang mampu memfungsikan EQ-nya (EQ dan faktor lainnya memperoleh 80%. Kecerdasan emosional dapat didefinisikan sebagai kemampuan mengatur perasaan dan emosi sendiri, membedakan dan mengarahkan informasi ini [1]. Ujian yang diberikan kepada siswa tentu menuntut pengendalian emosi dan kesiapan belajar yang matang. Baik itu pengendalian rasa cemas, takut serta tidak percaya diri atas apa yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tidak lupa pula kesiapan mental, fisik maupun materil. 115

2 Kesiapan siswa dalam menghadapi ujian dari hasil nilai siswa terbukti dari sedikitnya jumlah siswa yang mempunyai nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Ujian mid semester merupakan salah rentetan ujian menjelang menghadapi UN. Dari hasil ujian ini kita bisa menganalisa tentang kesiapan belajar siswa.. Sikap yang menunjukan ketidak pedulian terhadap tugas serta materi yang diajarkan, jelas menunjukan mereka sama sekali belum meyadari bahwa tantangan kedepan seperti apa. Oleh karenanya, pihak sekolah haruslah harus lebih giat dalam memberikan ide-ide yang kreatif agar minat dan motivasi belajar siswa dalam belajar dapat meningkat dan memperlihatkan antusias dalam belajar. Ujian memang selalu membawa sensasi yang tersendiri bagi peserta bukan hanya persiapannya yang menjadi perhatian namun sikap peserta dalam meghadapi ujian juga harus dipertimbangkan. Hal yang biasa terjadi jika saat ujian pesertanya terlihat sangat gelisah yang dikarenakan kurang percaya diri dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Siswanya dipersiapkan dan dibekali sedemikian rupa untuk menghadapi UN, walaupun tahun demi tahun pelaksanaan UN mengalami perubahan tetap saja atmosfer kecemasan yang dibawanya tidak berubah. Untuk melihat sejauh mana kesiapan siswa dan hubungannya dengan kecerdasan emosional siswa menghadapi ujian nasional, maka penelitian ini dilakukan. 2. LANDASAN TEORI 1. Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional adalah kecakapan emosi untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan merasa tidak cepat puas,mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak menganggu kemampuan berpikir serta mampu berempati dan berharap [2]. Penelitian Daniel Goleman sepakat mengatakan bahwa IQ hanya mendukung sekitar 20% faktor-faktor yang menentukan suatu keberhasilan, 80% sisanya berasal dari faktor lain, termasuk kecerdasan emosional. Model Goleman menggaris bawahi kontruk utama kecerdasan emosi [1] : a. Mengenali emosi diri / kesadaran diri (Self awareness) merupakan kemampuan untuk membaca emosi diri sendiri. b. Pengaturan diri (Self Regulation) merupakan kemampuan menangani perasaan sehingga perasaan dapat diungkapkan dengan tepat, kemampuan untuk menenangkan diri dan melepaskan dari kecemasan, kemurungan dan kemarahan. c. Motivasi diri (Self Motivation ) merupakan kemampuan untuk mengatur emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan, dan menunda kepuasan. d. Empati merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.. e. Membina hubungan sosial (Social Skill) merupakan kemampuan menangani emosi dengan baik ketika berinteraksi dengan orang lain, yaitu kemamapuan bagaimana memainkan strategi dalam bergaul. Kemampuan- kemampuan tersebut jika dapat dikendalikan dengan baik maka akan memberi efek atas tugas yang dilaksanakan baik kepada diri sendiri maupun kepemahaman terhadap orang lain. Setiap tugas atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang tidak terlepas dari pengaruh emosi, baik itu yang bernilai positif yang mampu menimbulkan semangat dan motivasi dalam menyelesaikannya maupun bernilai negatif yang dapat mengganggu dan menghambat penyelesaian tugas pekerjaan tersebut Kesiapan Belajar Kesiapan dalam belajar merupakan kondisi awal untuk belajar. Apabila kesiapan itu maksimal dan terpenuhi maka hasil akhir dari proses akan tercapai dan mendapatkan hasil yang memuaskan [3]. Berdasarkan teori tersebut kesiapan belajar merupakan bekal awal untuk melaksanakan proses pembelajaran. Hasil belajar yang baik nantinya akan berpengaruh 116

3 terhadap hasil belajar. Dengan kata lain, jika kesiapan belajarnya baik maka hasil belajarnya akan memuaskan dan begitu juga sebaliknya. Faktor- faktor kesiapan meliputi [4] : a. Kesiapan fisik ; kenyataan ini sering kita temui di kehidupan nyata. Keadaan fisik tentu sangat mempengaruhi kesiapan seorang siswa yang tentunya akan menurunkan prestasi belajar. b. Kesiapan psikis ; selain kondisi fisik, psikis atau kejiwaan juga memberikan pengaruh yang bearti. Hal itu meliputi hasrat untuk belajar, tingkat konsentrasi yang berkaitan langsung dengan ketenangan jiwa serta motivasi yang berasal dari dalam diri siswa tersebut. c. Kesiapan materill; misalnya bahan yang harus dipelajari atau yang dikerjakan dapat berupa buku bacaan, catatan, dan sebagainya. 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan kuantitatif yang berbentuk deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menemukan fakta yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. penelitian korelasi merupakan suatu tipe penelitian yang melihat hubungan antara satu atau beberapa ubahan dengan satu atau beberapa ubahan lain [5]. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kesiapan belajar dan kecerdasan emosional siswa kelas XII SMA N 16 Padang dalam menghadapi ujian nasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA N 16 Padang yang terdiri dari 7 kelas. Berdasarkan data jumlah siswa kelas XII SMA N 16 Padang sebanyak 195 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proposional Random Sampling. Instrumen yang digunakan dengan menggunakan angket yang berpedoman pada skala Likert. Uji Normalitas digunakan untuk menguji data setiap variabel yang akan dianalis berdistribusi normal, teknik yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. a. Uji Linearitas Pengujian linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) mempunyai hubungan yang linier dan signifikan terhadap variabel terikat (Y). b. Uji Hipotesis menggunakan dua langkah Korelasi Produk Moment dan Uji signifikansi Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan rumus uji t. c. Uji koefisien determinan ini dilakukan untuk mengetahui besar kecilnya kontribusi yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat ditentukan dengan rumus koefisien determinan. Penelitian ini merupakan kuantitatif yang berbentuk deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menemukan fakta yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. penelitian korelasi merupakan suatu tipe penelitian yang melihat hubungan antara satu atau beberapa ubahan dengan satu atau beberapa ubahan lain [5]. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kesiapan belajar dan kecerdasan emosional siswa kelas XII SMA N 16 Padang dalam menghadapi ujian nasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA N 16 Padang yang terdiri dari 7 kelas. Berdasarkan data jumlah siswa kelas XII SMA N 16 Padang sebanyak 195 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proposional Random Sampling. Instrumen yang digunakan dengan menggunakan angket yang berpedoman pada skala Likert. Uji Normalitas digunakan untuk menguji data setiap variabel yang akan dianalis berdistribusi normal, teknik yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. d. Uji Linearitas Pengujian linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) mempunyai hubungan yang linier dan signifikan terhadap variabel terikat (Y). e. Uji Hipotesis menggunakan dua langkah Korelasi Produk Moment dan Uji signifikansi Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan rumus uji t. 117

4 f. Uji koefisien determinan ini dilakukan untuk mengetahui besar kecilnya kontribusi yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat ditentukan dengan rumus koefisien determinan. 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan olahan data maka hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Rangkuman Hasil Pengolahan data kesiapan belajar dan kecerdasan Emosional siswa Kelas XII di SMA N 16 Padang No Statistik Kesiapan Belajar (X) Kecerdasan Emosional (Y) 1 Jumlah data (N) Rata-rata Median Modus Standar Deviasi Varian Range Nilai Minimal Nilai Maksimal Berdasarkan deskripsi statistik tersebut menggunakan jumlah data (N) sebanyak 131, maka diperoleh rata-rata , (Median) 117, modus 118, standar deviasi 2.567, varian 6.591, range 11, nilai minimum 112, nilai maksimum 123 dan dengan total skor Ini menunjukkan bahwa variabel kesiapan belajar cenderung berdistribusi normal terlihat dari rata-rata, median dan modus yang tidak berbeda jauh. 1. Analisis Hasil Penelitian a. Uji Normalitas Hasil perhitungan uji normalitas berdasarkan pengolahan dengan IBM SPSS Statistics 21 dapat dilihat pada rangkuman tabel berikut : Tabel 16. Rangkuman Uji Normalitas Variabel K-S Asimp.Sign Alpha(α) Kesimpulan X Y Normal Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat data Asymp.sig = memiliki nilai yang lebih besar dari 0.05 sehingga data dikatakan normal. Karena probabilitas lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan data pada kesiapan belajar siswa (X) dan kecerdasan emosional terdistribusi dengan normal. b. Uji Linearitas Hasil uji linearitas data dapat dilihat pada tabel 17 sebagai berikut : Tabel 17. Tabel Uji Linearitas Variabel Sign fh ft df Kesimpulan X -Y Linear Berdasarkan tabel tersebut terlihat nilai signifikan sebesar dapat dilihat pada lampiran 13. Nilai signifikan < Maka dapat disimpulkan antara data kesiapan belajar (X) dan data kecerdasan emosional (Y) memiliki hubungan yang linear dan signifikan. Berdasarkan nilai F dari hasil pengolahan data dengan 131 responden didapatkan nilai F 0.05 dengan df1= sebesar Karena F hitung < F tabel maka 118

5 dapat disimpulkan antara data kesiapan belajar (X) dan data kecerdasan emosional (Y) memiliki hubungan yang linear dan signifikan. c. Uji Hipotesis 1. Uji Korelasi Product Moment Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, H 0 ditolak jika r hitung > r tabel H 0 diterima jika r hitung < r tabel Hasil korelasi dengan 131 responden dan uji korelasi product moment dapat dilihat pada tabel 18: Tabel 18. Uji Korelasi Variabel rhitung dk= n-2 rtabel Kesimpulan X -Y H 0 ditolak Hasil pengolahan data didapatkan bahwa r hitung = > r tabel = maka H 0 ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel. 5.2 Uji Signifikan Setelah hasil uji korelasi dipenuhi, selanjutnya hasil pengolahan tersebut digunakan untuk uji signifikan. Dasar pengambilan keputusan adalah: H 0 diterima t hitung t tabel H 0 ditolak jika t hitung > t tabel Tabel 19. Uji T Variabel thitung dk= n-2 rtabel Kesimpulan X -Y H 0 ditolak berdasarkan hasil analisis diperoleh t hitung sebesar H 0 ditolak jika nilai t hitung > t tabel. Nilai t hitung > t tabel (3.55 > 1,65) oleh karena dapat di artikan bahwa terdapat hubungan secara positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan kecerdasan emosional. 4.2 Pembahasan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kesiapan belajar siswa memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kecerdasan emosional siswa dalam menghadapi ujian nasional. Dengan kata lain kecerdasan emosional siswa dapat ditingkatkan dengan kesiapan belajar yang matang. Setelah data diolah maka peneliti memperoleh kesimpulan berupa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar menghadapi ujian nasional dengan kecerdasan emosional kelas XII. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil uji prasyarat. Pada uji hipotesis didapatkan nilai t hitung > t tabel (3.55 > 1,65) dengan pengaruh yang diberikan oleh variabebas terhadap variabel terikat sesuai dengan hasil uji koefisien determinan sebesar 8.2 % dan 91.8% lainya dari faktor faktor lain. Seiring akan dilaksanakan ujian nantinya, tentu sebagai siswa tidak hanya Emotional Intellegensi (EQ) yang perlu di persiapkan. Karna menurut Goleman yang dikutip dalam Yatim Riyanto yang menyatakan bahwa IQ hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% lainnya berasal dari kekuatan kekuatan lain diantaranya kecerdasan emosional atau emotional question (EQ) yang meliputi mengenali diri sendiri, pengaturan diri, motivasi diri, empati dan membina hubungan dengan orang lain. Sehingga hal ini yang dapat diartikan kecerdasan emosional membantu dalam pelaksanaan ujian nasional. Jika kecerdsan emosional yang baik di dukung dengan kesiapan belajar yang baik pula maka pelaksanaan Ujian Nasional nantinya tidak akan memperoleh kendala yang berarti. 119

6 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka di simpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar siswa dan kecerdasan emosional dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional memiliki hubungan. Hubungan itu terlihat dari hasil pengujian hipotesis dengan nilai t hitung > t tabel (3.55 > 1,65). Dengan begitu Ho ditolak, sehingga berdasarkan data tersebut kita memperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar terhadap kecerdasan emosional kelas XII SMA Negeri 16 Padang. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: a. Guru sebagai pengajar hendaklah lebih memperhatikan kesiapan belajar siswa mengingat Ujian Nasional adalah masalah yang klasik tiap tahunnnya, pembenahan terhadap kesiapan belajar siswa baik fisik, psikis maupun materill hendaklah ditingkatkan. Karena berdasarkan penelitian tingkat kesiapan belajar siswa masih termasuk kategori sedang. b. Kecerdasan emosional siswa haruslah diasah hingga lebih optimal untuk memudahkan mereka dalam mempersiapkan fisik dan mental saat menghadapi suatu masalah yang ditemui nanti. Karena orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi cenderungan akan memberikan manfaat kepada diri mereka sendiri. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam melakukan penelitian sejenis pada penelitian yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA [1] Goleman, Daniel Kecerdasan Emosional: Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ, Terjemahan oleh T. Hermaya PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. [2] Uji Utami Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Objyektif Structural Clinical Assasment Pada Mahasiswa Semester VI A Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. [3] Kadek Sri Eka Hubungan kecerdasan Emosional dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar mata kuliah ASKEB IBU I Mahasiswa semester II di Akbid Mitra Husada Karanganyar. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. [4] Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta. [5] A Muri Yusuf Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. 120