BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Yulia Kurnia
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil Pengujian Instrumen Penelitian Instrumen yang berupa butir-butir pernyataan (kuesioner) yang digunakan untuk mengukur variabel, perlu diuji validitas dan reliabilitasnya untuk menjamin kualitas dari alat ukur tersebut. Pengujian dilakukan terhadap kuesioner yang telah diisi oleh responden dengan menggunakan software SPSS Versi 20 for Windows adalah sebagai berikut. 1. Uji Validitas Pengujian validitas butir-butir pernyataan yang ada dalam kuesioner penelitian dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson. Instrumen penelitian berupa butir-butir pernyataan yang ada dalam kuesioner dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Nilai r tabel ditentukan berdasarkan jumlah sampel penelitian, maka dengan jumlah sampel try out atau ujicoba sebanyak 30 responden, diperoleh nilai r tabel pada taraf signifikansi ( ) = 0,05 sebesar 0,361. Hal tersebut berarti butir pernyataan yang ada dalam kuesioner dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari 0,361 (r tabel). Sebaliknya jika nilai r hitung lebih kecil dari 0,361, maka butir pernyataan dinyatakan tidak valid. 37

2 Hasil uji validitas variabel religiusitas pada penelitian ini memperlihatkan bahwa ada 3 butir pernyataan pada variabel religiusitas yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai r hitung lebih kecil dari r tabel (0,361) yaitu butir pernyataan RG3, RG7, dan RG34, sedangkan sisanya sebanyak 35 butir pernyataan lainnya dinyatakan valid karena mempunyai nilai r hitung lebih besar dari 0,361, sehingga 35 butir pernyataan yang dinyatakan valid tersebut layak digunakan sebagai instrumen atau alat bantu untuk mengambil data penelitian mengenai religiusitas. Hasil uji validitas variabel penerimaan diri menunjukkan bahwa ada 4 butir pernyataan pada variabel penerimaan diri yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai r hitung lebih kecil dari r tabel (0,361) yaitu butir pernyataan PD6, PD11, PD15, dan PD36, sedangkan sisanya sebanyak 36 butir pernyataan lainnya dinyatakan valid karena mempunyai nilai r hitung lebih besar dari 0,361, sehingga 36 butir pernyataan yang valid tersebut layak digunakan sebagai instrumen atau alat bantu untuk mengambil data penelitian mengenai penerimaan diri. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas memperlihatkan stabilitas atau konsistensi hasil pengukuran. Kuesioner sebagai alat ukur dinyatakan reliabel atau dapat diandalkan jika jawaban responden terhadap butir-butir pernyataan yang ada dalam kuesioner adalah konsisten dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach s Alpha. Kuesioner 38

3 disebut reliabel apabila memiliki nilai Cronbach s Alpha lebih besar dari 0,60. Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Variabel Penelitian Nilai Cronbach s Alpha Keterangan Religiusitas (X) 0,914 Reliabel Penerimaan Diri (Y) 0,952 Reliabel Hasil uji reliabilitas yang terlihat menunjukkan bahwa nilai Cronbach s Alpha dari seluruh variabel penelitian yang meliputi variabel religiusitas (X), dan variabel penerimaan diri (Y) lebih besar dari 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir-butir pernyataan yang telah dinyatakan valid pada variabel religiusitas (X), dan penerimaan diri (Y) dinyatakan seluruhnya reliabel Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi sederhana, yang ditujukan untuk mengetahui hubungan variabel religiusitas (X) dengan variabel penerimaan diri (Y). Nilai koefisien spearman rho diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,688 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima ialah ada hubungan positif dan signifikan antara variabel religiusitas (X) dengan variabel penerimaan diri (Y). Hal ini berarti semakin tinggi 39

4 religiusitas yang dimiliki responden, maka semakin tinggi pula penerimaan dirinya, sebaliknya semakin rendah religiusitas responden, maka semakin rendah pula penerimaan dirinya. Berdasarkan nilai koefisiennya sebesar 0,688 dapat diketahui bahwa hubungan antara religiusitas dengan penerimaan diri termasuk dalam kategori hubungan yang kuat. Berdasarkan hasil uji korelasi antar dimensi variabel religiusitas dengan variabel penerimaan diri menggunakan korelasi Spearman rho diperoleh bahwa dimensi variabel religiusitas yang paling dominan berhubungan dengan penerimaan diri adalah dimensi keyakinan/iman, karena mempunyai koefisien korelasi spearman rho paling besar yaitu 0,539 dibandingkan dimensi religiusitas yang lainnya. Selain itu, berdasarkan nilai koefisien korelasi Spearman rho sebesar 0,688 maka dapat diketahui bahwa hubungan religiusitas (X) dengan penerimaan diri (Y) termasuk dalam kategori hubungan kuat. Nilai koefisien Spearman rho sebesar 0,688 dapat diartikan juga bahwa sumbangan efektif dari variabel religiusitas terhadap variabel penerimaan diri sebesar 68,8%, sedangkan sisanya sebesar 31,2% disumbang oleh variabel-variabel lain di luar variabel yang diteliti dalam penelitian ini seperti misalnya pola asuh orang tua, konsep diri, body image dan sebagainya. 4.2 Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel religiusitas memiliki nilai koefisien Spearman rho sebesar 0,688 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 (5%). Hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara religiusitas 40

5 dengan penerimaan diri, yang artinya jika religiusitas responden meningkat, maka penerimaan dirinya semakin baik, sebaliknya apabila religiusitas responden menurun, maka penerimaan diri juga semakin jelek. Selain itu, berdasarkan nilai koefisien Spearman rho sebesar 0,688 maka dapat diketahui bahwa hubungan religiusitas dengan penerimaan diri termasuk dalam kategori hubungan kuat. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Subandi (1997), seseorang mampu untuk menerima kodratnya dengan segala kekurangan dan kelemahannya secara tawakal untuk menumbuhkan sikap penerimaan terhadap sesuatu, untuk itu seseorang harus mempunyai bekal pengetahuan agama dan suatu keyakinan bahwa di luar dirinya ada suatu ketakutan yang oleh para ahli psikologi agama disebut religion instinct atau naluri keberagaman. Agama menunjukan aspek formal, yang berkaitan dengan aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu di dalam hati. Aturan-aturan dan normanorma yang terdapat dalam agama dapat menjadi pegangan dalam hidup, aturan dan norma tersebut akan membawa hal positif dalam kehidupan sehingga seseorang dapat lebih menghargai dan menerima dirinya sendiri (Ulina, dkk, 2013). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian dari oleh Badaria dan Astuti (2004) menunjukan adanya hubungan antara religiusitas dan penerimaan diri pada penderita diabetes melitus. Artinya semakin tinggi 41

6 tingkat religiusitas maka akan semakin tinggi penerimaan diri pada penderita diabetes melitus. Begitu pula sebaliknya semakin rendah religiusitas maka akan semakin rendah penerimaan diri penderita diabetes melitus. Sumbangan efektif dari variabel religiusitas terhadap variabel penerimaan diri sebesar 68,8%, sedangkan sisanya sebesar 31,2% disumbang oleh variabel-variabel lain di luar variabel yang diteliti dalam penelitian ini seperti misalnya variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spriritual, konsep diri, body image dan sebagainya. 42

dokumen-dokumen yang mirip

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan