Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.

GELOMBANG BUNYI FREKUENSI HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAWI BAKSO (Brassica rapa var. parachinensis L.)

PENGARUH GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN SAWI HIJAU ( Brassica rapa var. parachinensis L. )

PENGARUH GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN SAWI HIJAU ( Brassica rapa var. parachinensis L. )

PENGARUH GELOMBANG BUNYI PADA RANGE FREKUENSI 6000 Hz 9600 Hz TERHADAP PERTUMBUHAN SAWI PUTIH (Brassica chinensis L.)

Oleh, Tesar Aditya NIM: TUGAS AKHIR. Program Studi Pendidikan Fisika

STUDI PENGARUH AUDIO FARMING FREQUENCY TERHADAP PEMBUKAAN STOMATA DAN PERTUMBUHAN SAWI SENDOK (Brassica Juncea)

Perhitungan Luas Citra Stomata Daun Selada Merah (Lactuca sativa) Dalam Paparan Tehnologi Audio Farming Frequency (AFF)

STUDI PENGARUH MUSIK GAMELAN JAWA FREKUENSI HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SELADA HIJAU (LACTUCA SATIVA L)

PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI ( ) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea)

BAB I PENDAHULUAN. adalah pangan, sandang dan papan. Pangan dianggap sebagai kebutuhan yang

PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI ( ) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea)

Kajian Pengaruh Penggunaan Frekuensi Gelombang Bunyi terhadap Pertumbuhan Benih Kedelai

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

Yeni Widyawati, Nur Kadarisman, dan Agus Purwanto Prodi Fisika, Jurusan Pend. Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pengelolaan yang memperhatikan kendala yang ada. Beberapa kendala

PENGARUH PEMBERIAN URIN KELINCI DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea, L.) SKRIPSI

Desain Sumber Bunyi Titik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahu, es krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak,dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L) family Lilyceae yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JUPE, Volume 1 ISSN Desember PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L) BERDASARKAN VARIASI JARAK TANAM DAN VARIETAS

PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.

Pengaruh Pertumbuhan Pertunasan Benih Padi (Oryza sativa L.) Varietas Inpari-4 dengan Pemberian Frekuensi Gelombang Bunyi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

PENGARUH PEMAPARAN SUARA ANJING TANAH (ORONG-ORONG) TERMANIPULASI PADA PEAK FREQUENCY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan suatu peningkatan kualitas di masyarakat. Selain itu, perlu adanya

PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR. Laporan Praktikum Mikroteknik. OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031

HASIL DAN PEMBAHASAN

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Kata kunci :Audio Bio Harmonic (ABH), WT5001, Horn speaker, Garengpung, taraf intensitas bunyi,

BUDIDAYA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rapa var. Parachinensis L. ) DENGAN PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

Pengaruh variasi kadar pupuk daun terhadap pertumbuhan dan produktivitas beberapa jenis sayuran buah dengan pemaparan suara belalang termanipulasi

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bentuk gelombang suara asli jangkrik (Gryllus assimilis) yang

J. Sains Dasar (2)

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMBINASI PEMBERIAN LUMPUR MANGROVE DAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea)

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG PADA DINDING PENGHALANG TERHADAP PENGURANGAN SPL

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

Densitas Stomata 120 Menit

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan komoditas tanaman pangan, holtikultura, dan buah-buahan. Banyak lahan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

STUDI PENGARUH FREKUENSI 6000 9600 HZ PADA MUSIK GAMELAN JAWA TERHADAP PERTUMBUHAN SAWI HIJAU JENIS Brassica rapa var. parachinensis L dan Brassica Juncea Tesar Aditya 1, Made Rai Suci Shanti 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Progam Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika 2 Progam Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jln. Diponegoro No. 52-60 Salatiga * ) Alamat korespondensi : Email: adita@staff.uksw.edu ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh frekuensi 6000 Hz - 9600 Hz pada musik gamelan jawa terhadap pertumbuhan sawi hijau jenis Brassica rapa var. parachinensis L. dan Brassica Juncea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pada range frekuensi tersebut dapat memberikan pengaruh positif pada semua jenis sawi atau pada jenis sawi tertentu. Frekuensi yang dipakai dalam perlakuan terhadap tanaman didasarkan pada spektrum suara garengpung ( cryptotymphana acuta ). Parameter yang diukur adalah panjang daun, lebar daun, serta berat dari hasil panen. Variabel yang dikontrol adalah ph, suhu, dan kelembaban. Perlakuan pada tanaman dilakukan dengan memberi musik selama 2 jam setiap hari. Hasil akhir menunjukkan bahwa hasil panen dengan perlakuan menunjukkan kemajuan yang lebih baik dengan melihat berturut-turut berat, panjang daun dan lebar daun sawi hijau jenis Brassica Juncea berturut-turut 50.80 gram, 127,1 ± 0.11 mm, 91.8 ± 0.12 mm, sedangkan sawi hijau jenis Brassica Juncea tanpa perlakuan berturut-turut 35.38 gram, 90.7 ± 0.04 mm, 70.2 ± 0.05 mm. Pada sawi hijau jenis Brassica rapa var. parachinensis L juga menunjukan hasil yang baik ditunjukan dari panjang daun, lebar daun berturut turut, 148.3 ± 0.23 mm, 111.2 ± 0.15 mm, sedangkan sawi hijau Brassica rapa var. parachinensis L tanpa perlakuan berturut-turut 110.7 ± 0.14 mm, 84.2 ± 0.12 mm. Dari hasil panjang dan lebar daun kedua jenis sawi, frekuensi 6000 Hz 9600 Hz memberikan pengaruh positif terhadap semua jenis sawi hijau. Jika dilihat dari buka stomata, pada sawi hijau yang di diberi perlakuan mengalami pembukaan yang lebih lebar di banding dengan sawi hijau tanpa perlakuan. Kata kunci: Sawi hijau, Sonic Bloom, Frekuensi garengpung ( cryptotymphana acuta ), Stomata PENDAHULUAN Sawi hijau jenis Brassica rapa var. parachinensis L. atau yang dikenal dengan sawi bakso dan Brassica Juncea yang dikenal dengan nama sawi sendok merupakan tanaman sayuran yang dapat beradaptasi di iklim sub-tropis maupun pada iklim tropis. Sawi hijau pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah, namun dapat pula di dataran tinggi. Sawi hijau tergolong tanaman yang toleran terhadap suhu tinggi (panas). Sawi hijau mengandung berbagai khasiat bagi kesehatan diantaranya sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kepala, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Kandungan yang terdapat pada sawi hijau adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Saat ini kebutuhan akan sawi hijau semakin lama semakin meningkat seiring dengan peningkatan populasi manusia dan manfaat [2] [3] mengkonsumsi bagi kesehatan. Dengan permintaan sawi hijau yang semakin meningkat, maka untuk memenuhi kebutuhan konsumen baik dalam segi kualitas maupun kuantitas perlu dilakukan peningkatan produksi pertanian. Salah satu upaya peningkatan hasil produksi pertanian adalah dengan menggunakan teknologi Sonic bloom. [6] Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah pada range frekuensi 6000 Hz 9600 Hz dapat memberikan pengaruh positif pada semua jenis sawi atau 293

pada jenis sawi tertentu. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah Sonic bloom diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sehingga para petani bisa mendapatkan hasil yang meningkat dengan waktu yang tidak terlalu lama dan berkualitas baik. Selain itu juga memberikan wawasan kepada para petani tentang teknologi yang memanfaatkan efek gelombang suara. Informasi ini menjadi satu langkah pendukung untuk menyempurnakan teknologi sonic bloom sehingga lebih optimal dan lebih bermanfaat bagi para petani. TINJAUAN PUSTAKA a. Pengertian Sonic Bloom Sonic bloom adalah suatu teknologi penghasil suara akustik yang memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk meningkatkan produktivitas tanaman yaitu pada rentang frekuensi 200 12.000 Hz. [6] Teknologi ini memanfaatkan gelombang suara alami dengan frekuensi tinggi yang mampu merangsang mulut daun (stomata) tetap terbuka sehingga dapat meningkatkan laju dan efisiensi penyerapan pupuk daun yang bermanfaat bagi tanaman. Atau dengan kata lain teknologi ini sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis dan hasil akhir fotosintesis guna meningkatkan jumlah produksi dengan mutu yang baik. [5] b. Pengaruh Frekuensi akustik terhadap pembukaan stomata Frekuensi akustik dapat memperpanjang waktu pembukaan stomata yang dapat mengakibatkan proses transpirasi terus berlangsung, sehingga memperpanjang pula masa penyerapan unsur hara sebagai penyeimbang transpirasi. Pembukaan stomata karena pengaruh frekuensi akustik mampu meningkatkan tekanan osmotik pada protoplasma sel penjaga, dimana sel penjaga merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam stomata sehingga sel penjaga akan mengembung karena banyak menyerap air, akibat naiknya tekanan osmotik dan sel penjaga menggembung, stomata akan membuka lebih lebar. [4] penjaga ( guard Cell ) :stomata membuka (a), stomata menutup (b). [1] Membukanya stomata menyebabkan gas oksigen O 2 terdifusi keluar dan gas karbondioksida Co 2 masuk ke dalam sel sebagai bahan untuk melakukan proses fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari. Dari proses fotosintesis ini secara langsung akan berpengaruh terhadap proses respirasi, karena bahan utama proses respirasi adalah karbohidrat yang dihasilkan oleh proses fotosintesis. Proses respirasi inilah yang akan menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosin Tri Phospate). [8] METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan April tahun 2013, yang meliputi pembuatan rumah sawi, pengamatan pertumbuhan sawi dari penyemaian hingga panen. Variabel yang dikontrol adalah ph normal (ph 7), suhu (28 0 C 30 0 C), dan kelembaban yang sama untuk setiap tanaman. Perlakuan pada tanaman dilakukan dengan memberi musik selama 2 jam setiap hari yaitu pagi 1 jam dan sore 1 jam. Alat dan metode teknologi sonic bloom yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada paper aditya, dkk ( 2013 ). [7] Sebelum perlakuan tanaman, musik yang digunakan terlebih dahulu dianalisis dengan menggunakan software Adobe Audition 3.0, kemudian disimpan dalam bentuk MP3 file yang ditunjukan pada gambar 2 dan 3. Gambar 2. Karakteristik suara musik sebelum di analisis 43 Hz 14000 Hz. Gambar 1. Membuka menutupnya stomata diatur oleh sel Gambar 3. Pemotongan frekuensi 6000 Hz -9600 Hz 294

untuk perlakuan tananam. Pada gambar 2 merupakan Karakteristik musik gamelan jawa ( Lcr Kebogiro Penganten Nartosabdo) yang memiliki rentangan frekuensi (43 Hz 14.000 Hz), kemudian sebelum di paparkan ke tanaman frekuensi tersebut di potong dan di sesuaikan dengan salah satu frekuensi garengpung ( cryptotymphana acuta) yang memiliki frekuensi antara 6000 Hz 9600 Hz. Untuk dapat melihat dan menganalisis buka stomata antara sawi hijau perlakuan dan sawi hijau tanpa perlakuan maka pembukaan stomata langsung di kerjakan pada tempat perlakuan (Rumah sawi). Adapun metode pembukaan stomata diawali dengan mengoleskan kutek bening dengan sekali oles pada daun yang sedang di beri perlakuan. Sampel daun yang sudah di lapisi kutek bening didiamkan sampai sudah kering, kemudian dipotong dengan ukuran 1 cm x 0.5 cm dan kemudian diletakkan pada selotip transparan. Kemudian potongan daun yang menempel pada selotip tadi dikupas dengan menggunakan silet / pinset dan ditempelkan pada object glass. Kemudian setelah objek di beri label dan preparat siap untuk diamati (pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode pemotretan mikroskopis). Pada gambar 4 merupakan gambaran tentang sebaran bunyi pada tanaman. Gambar 4. Denah Tanaman Perlakuan. Dalam penelitian ini menggunakan 3 speaker yang dipasang secara menggantung, dengan posisi speaker yang ditunjukan seperti pada gambar 4. Rata rata intensitas bunyi di seluruh bedeng antara 70db 73db 97.69 gram, 148,3 ± 0.23 mm, 111.2 ± 0.15 mm, sedangkan sawi bakso ( Brassica rapa var. parachinensis L.) tanpa perlakuan berturut-turut 59.98 gram, 110.7 ± 0.14 mm, 84.2 ± 0.12 mm. [7] Sama halnya dengan sawi hijau jenis Brassica rapa var. parachinensis L, pengambilan data panjang dan lebar daun untuk sawi sendok ( Brassica Juncea) diambil setiap 2 hari sekali. Hasil pengambilan data panjang dan lebar daun dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 5. Grafik panjang daun antara sawi sendok ( Brassica Juncea) dengan perlakuan dan sawi sendok ( Brassica Juncea) tanpa perlakuan. Pada h 0 adalah masa penyemaian ( tabur benih), h 6 penanaman bibit ke bedeng, h 9 h 26 masa perlakuan, h 27 masa panen. Dari gambar 5 dapat dilihat pada hari ke 9 sampai 13 pertumbuhan panjang daun relatif sama, perbedaan mulai tampak pada hari ke 15 di mana tanaman perlakuan frekuensi 6000 Hz 9600 Hz mengalami penambahan panjang daun paling pesat dibandingkan dengan sawi hijau jenis Brassica Juncea tanpa perlakuan. Sedangkan pada sawi hijau jenis Brassica Juncea tanpa perlakuan terlihat relatif stabil jauh tertinggal di banding dengan tanaman perlakuan. Untuk panjang daun tanaman perlakuan yaitu 127,1 ± 0.11 mm dan panjang daun sawi hijau jenis Brassica Juncea tanpa perlakuan 90.7 ± 0.04 mm. Jika ditinjau dari umur rata rata umur sawi hijau jenis Brassica Juncea adalah 30 hari, tetapi dengan sistem sonic bloom frekuensi 6000 Hz 9600 Hz umur panen sawi hijau jenis Brassica Juncea menjadi 27 hari. HASIL DAN PEMBAHSAN Merujuk pada paper aditya, dkk ( 2013) [7] tentang panjang, lebar dan berat daun pada sawi bakso (Brassica rapa var. parachinensis L) dengan perlakuan lebih baik di banding dengan sawi bakso tanpa perlakuan, ditunjukan dari berat tanaman, panjang daun dan lebar daun berturut-turut 295

Gambar 6. Grafik lebar daun antara sawi sendok (Brassica Juncea) dengan perlakuan dan sawi sendok ( Brassica Juncea) tanpa perlakuan. Pada h 0 adalah masa penyemaian ( tabur benih), h 6 penanaman bibit ke bedeng, h 9 h 26 masa perlakuan, h 27 masa panen. Secara umum dapat dilihat dari Gambar 6 bahwa pada saat dipanen, perubahan lebar daun perlakuan sebanding dengan panjangnya. Lebar daun perlakuan mengalami pertambahan paling tinggi pada hari 17 sampai 27 di banding dengan sawi hijau jenis Brassica Juncea tanpa perlakuan. Pertambahan lebar daun pada sawi hijau jenis Brassica Juncea tanpa perlakuan sangat kecil dibandingkan dengan tanaman perlakuan. Sama seperti panjang daun, tanaman perlakuan frekuensi 6000 Hz 9600 Hz memiliki lebar daun paling besar dibandingkan sawi hijau jenis Brassica Juncea tanpa perlakuan, yaitu 91.8 ± 0.12 mm untuk tanaman perlakuan dan 70.2 ± 0.05 mm untuk sawi hijau tanpa perlakuan. Dilihat dari berat sawi setelah di panen dalam kondisi segar dapat dilihat pada Gambar 7 Tabel 1. Selisih antara sawi bakso dan sawi sendok. Selisih panjang dan lebar daun antara sawi bakso dengan perlakuan dan tanpa perlakuan, di banding selisih antara panjang dan lebar daun sawi sendok perlakuan dan tanpa perlakuan, menunjukan bahwa frekuensi 6000 Hz 9600 Hz memberikan peningkatan yang lebih signifikan pada panjang dan lebar daun sawi bakso, di banding dengan sawi sendok. Pada gambar 8 dan gambar 9 merupakan contoh hasil analisis buka stomata antara sawi sendok (Brassica Juncea) tanpa perlakuan dan sawi sendok (Brassica Juncea) perlakuan dengan frekuensi 6000 Hz 9600 Hz. Gambar 7. Berat hasil panen sawi sendok ( Brassica Juncea), sawi sendok perlakuan, sawi sendok tanpa perlakuan. Gambar 7 menunjukan rata-rata berat sampel paling besar adalah tanaman perlakuan dengan frekuensi 6000 Hz 9600 Hz diikuti sawi sendok ( Brassica Juncea) tanpa perlakuan. Berat tanaman perlakuan rata rata adalah 50.80 gram sedangkan sawi sendok ( Brassica Juncea) tanpa perlakuan 35.38 gram. Dalam penelitian ini kita mengetahui bahwa dengan penggunaan sonic bloom yang didasarkan pada spektrum suara garengpung (cryptotymphana acuta) yang memiliki frekuensi 6000 Hz 9600 Hz dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil produktivitas tanaman sawi hijau yang sangat signifikan, di bandingkan dengan sawi hijau tanpa perlakuan. Gambar. 8 Stomata sawi sendok ( Brassica Juncea) tanpa perlakuan. Gambar. 9 Stomata sawi sendok sendok ( Brassica Juncea) perlakuan dengan frekuensi 6000 Hz 9600 Hz. Pada gambar 8 dan 9 terlihat lingkaran merah yang menunjukan stomata daun pada tanaman sawi sendok ( Brassica Juncea). Dari hasil analisis buka stomata menunjukan bahwa dengan dengan pemberian perlakuan musik dengan frekuensi 6000 Hz 9600 Hz stomata sawi sendok membuka lebar dibanding dengan sawi sendok tanpa perlakuan. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini antara lain adalah 1. Hasil akhir menunjukkan bahwa hasil panen dengan perlakuan berfrekuensi (6000 Hz 9600 Hz) menunjukkan 296

kemajuan yang lebih baik dengan melihat berturut-turut berat, panjang daun dan lebar daun sawi hijau jenis Brassica Juncea berturut-turut 50.80 gram, 127,1 ± 0.11 mm, 91.8 ± 0.12 mm sedangkan sawi hijau jenis Brassica Juncea tanpa perlakuan berturut-turut 35.38 gram, 90.7 ± 0.04 mm, 70.2 ± 0.05 mm. Pada sawi hijau jenis Brassica rapa var. parachinensis L juga menunjukan hasil yang baik ditunjukan dari berat tanaman, panjang daun, lebar daun berturut turut 97.69 gram, 148.3 ± 0.23 mm, 111.2 ± 0.15 mm, sedangkan sawi hijau Brassica rapa var. parachinensis L tanpa perlakuan berturut-turut 59.98 gram, 110.7 ± 0.14 mm, 84.2 ± 0.12 mm. dari hasil panjang dan lebar daun kedua jenis sawi, frekuensi 6000 Hz 9600 Hz memberikan pengaruh positif terhadap semua jenis sawi hijau. 2. Hasil pemaparan suara musik yang didasarkan pada spektrum suara garengpung (cryptotymphana acuta) dengan frekuensi 6000 Hz 9600 Hz dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman sawi hijau terutama untuk jenis Brassica rapa var. parachinensis L. 3. Pemberian perlakuan musik dengan frekuensi 6000 Hz 9600 Hz dapat merangsang stomata daun sehingga stomata membuka lebar dibanding dengan sawi hijau tanpa perlakuan. 4. Dengan menggunakan sistem sonic bloom dapat mempersingkat umur panen sawi hijau jenis Brassica rapa var. parachinensis L. dan Brassica Juncea dari 30 hari menjadi 27 Hari UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih untuk Kelompok Tani Kopeng dan Kelompok Tani Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang yang mensponsori penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA (Brassica Juncea) Menggunakan Ekstrak Teh dan Pupuk Kascing, Skripsi Program S1 Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. [3.] I Ketut Kariada, I Made Sukadana. 2000. Sayuran Organik, No. Agdex : 253 dan 262/20 No. Seri : 14 [4.] Kadarisman Nur. 2011. Peningkatan Laju Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Melalui Spesifikasi Variable Fisis Gelombang Akustik Pada Pemupukan Daun ( Melalui Perlakuan Variasi Peak Frekuensi, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, UNY. [5.] Puji Kuswanti, Triana Susanti, Adita Sutresno. 2011. Pengaruh Berbagai Jenis Musik Pada Pertumbuhan Sawi Hijau (Brassica Juncea), Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VI, Vol 2, No. 1, ISSN:2087-0922. [6.] Tesar Aditya, Eko Yuli Kristianto, Kukuh Oktavianus, Adita Sutresno. 2002. Pengaruh Gelombang Akustik terhadap Pertumbuhan atau Perkembangan Sawi Hijau (Brassica Rapa Var. Parachinensis L), Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VII, Vol 3, No. 1, ISSN:2087-0922. [7.] Tesar Aditya, Made Rai Suci Shanti, Adita Sutresno. 2013. Gelombang Bunyi Frekuensi 6000 9600 HZ Untuk Meningkatkan Produktivitas Sawi Bakso(Brassica rapa var. parachinensis L.), Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, UNY, ISBN:978-979-96880-7-1 [8.] Triana Susanti. 2012. Pengaruh Musik Pada Range Frekuensi ( 3000 6000) Hz Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Sawi Hijau (Brassica Juncea ), Skripsi Program S1 Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana [1.] Dalimunthe Afifuddin. 2004. Stomata Biosintesis, Mekanisme Kerja dan Peranannya, Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. [2.] Fahrudin Fuat. 2009. Budidaya Caisim 297

Nama Penanya : Dwi Nugraheni R Instansi : Univ Sanata Dharma Pertanyaan : 1. Kenapa bunyi yang digunakan berasal dari Gamelan, tidak dari garengpung? 2. Apakah sudah ada hasil penelitian dengan menggunakan bunyi garengpung? Jawaban : 1. Garengpung semakin langka dan musiman, sehingga perlu adanya sintesis yaitu memakai suara musik gamelan Jawa (LCR kebagiro - Nartosabdo). Kemudian dipotong secara frekunsi garengpung (6000 Hz 9600 Hz). Hasil perlakuan frekuensi 6000 Hz 9600 Hz dapat mengoptimalkan pertumbuhan sawi hijau. Yang mempengaruhi adalah frekuensi bukan bunyinya 2. Sudah, dari penelitian Yeni Widyawati memakai suara garengpung Tetapi fokus dari penelitian ini adalah Frekuensi garengpung bukan suara garengpungnya Catatan : Frekuensi garengpung dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman 298