BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Ari Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya tidak diuji secara statistik. Pengamatan selintas ini digunakan untuk mendukung hasil pengamatan utama. Pada penelitian ini tanaman sawi ditanam di kebun percobaan Kartini Fakultas Pertanian Universitas Kristen Satya Wacana yang bertempat di kota Salatiga dengan ketinggian tempat ± 578 meter di atas permukaan laut (m dpl) (Google earth, 2016). Pada saat penanaman sawi, lahan disekitarnya ditanami dengan tanaman kacang tanah dan jagung. Menurut Wahyudi (2011), tanaman sawi varietas Tosakan dapat ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi ( mdpl). Hal ini berarti kondisi lingkungan tanam sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi. Hama yang dijumpai adalah tikus, belalang, ulat pemakan daun dan siput. Serangan hama tersebut terjadi pada saat awal penanaman bibit tanaman sawi dan pada saat tanaman sawi masih muda, sedangkan pada umur tanaman tujuh hari setelah pindah tanam (hst) serangan hama tergolong rendah dan tidak berpengaruh pada hasil tanaman sawi. Pengendalian hama hanya dilakukan pada awal pindah tanam bibit sawi. untuk mengusir tikus digunakan alat ultrasonik dan untuk mengendalikan ulat dan belalang dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, untuk mengganti tanaman yang mati dilakukan penyulaman. Tabel 4.1. Suhu maksimum, suhu minimum, rata-rata suhu dan kelembaban udara Suhu Suhu minimum Rata-rata Kelembaban Bulan maksimum ( o c) ( o c) suhu ( o c) udara (%) Maret 16 32,76 20,55 26,66 81,60 April 16 35,3 25,53 30,42 80,98 Mei 16 36,36 30,09 33,23 80,70 Sumber: Hasil pengukuran pengamatan selintas
2 Menurut Sastrahidrajad dan Soemarno (1996) kondisi iklim yang dikehendaki tanaman sawi adalah 15,6 o C - 21,1 o C. Pada Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa suhu maksimum dan suhu minimum selama penanaman 20,55 o C - 36,36 o C sehingga kondisi suhu kurang sesuai untuk penanaman sawi. Pada Tabel 4.1. kelembaban udara (RH) pada lingkungan penanaman sawi antara 80,70-81,60% sehingga RH lingkungan cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Haryanto (1994) yang mengemukakan bahwa tanaman sawi memerlukan udara yang sejuk, maka tanaman sawi akan lebih cepat berkembang jika ditanam pada daerah yang kelembabannya tinggi. Tabel 4.2. Curah hujan Bulan Curah hujan Hari hujan (hari) (mm/bulan) Maret ' April ' Mei ' Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air, kota Salatiga Pada saat penelitian ini tanaman sawi ditanam di greenhouse sederhana sehingga hujan tidak langsung berdampak pada tanaman. Curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban udara di dalam greenhouse sehingga pertumbuhan sawi akan cepat berkembang. Tabel 4.3. Tabel Klorofil daun, ph Media, kelembaban media, diameter batang dan luas daun Media tanam Derajat Diameter Klorofil Kelembaban Luas daun keasaman batang (%) media (%) (cm 2 ) (ph) Media (cm) P0 Tanah (Kontrol) 32,53 7,05 75,9 0,71 121,72 P1 Bata Halus 36,14 7,11 73,5 0,65 114,17 P2 Bata Kasar 35,95 7,59 22,9 0,76 114,97 P3 Cocopeat 33,96 7,07 75,8 0,79 127,41 P4 Pasir 35,04 7,56 32,7 0,66 72,91 P5 Arang Sekam 34,96 7,35 27,6 0,73 113,63 P6 Arang Kayu 30,36 7,80 15,9 0,68 111,50 P7 Floral foam 37,65 7,58 100,0 0,66 90,69 P8 Serbuk Gergaji 22,41 7,86 74,2 0,29 24,27 Sumber: Hasil pengukuran pengamatan selintas Keterangan: nilai-nilai kelembaban media berdasarkan pada alat ukur ph meter dan moisture meter lapangan. Nilai klorofil diukur menggunakan alat klorofil meter. 18
3 Klorofil adalah zat pewarna yang memberikan warna hijau pada daun dan berperan dalam proses fotosintesis pada tumbuhan untuk menghasilkan cadangan makanan. Pada tabel 4.3. nilai klorofil antara 22,41-36,14. Menurut Fransisca (2009) dalam Haryanto (2003) ph tanah dan media tanam lainnya yang baik untuk tanaman sawi adalah ph 6 - ph 7. Pada tabel 4.3. ph media antara 7,05-7,86. Hal Ini diduga ph pada media tanam dapat menghambat pertumbuhan tanaman karena dapat menghambat penyerapan unsur hara dalam media. Kelembaban media berpengaruh pada ketersediaan air pada media agar tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik. Pada tabel 4.3. kelembaban media tanam berkisar 15,9 % 100 %. Pada Tabel 4.3. diameter batang tanaman sawi antara 0,29 cm - 0,73 cm dan luas daun antara 24,27 cm 2 127,41 cm 2. Diameter batang dan luas daun dapat berpengaruh terhadap berat hasil tanaman karena pada tanaman sawi yang dipanen dan dimanfaatkan sebagai sayuran adalah batang dan daunnya Pengamatan Utama Pengamatan utama dipilah menjadi dua sub bab, yaitu komponen pertumbuhan dan komponen hasil. Komponen pertumbuhan yang diamati terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun dan umur panen tanaman. Komponen hasil yang diamati meliputi berat berangkasan basah tanaman, berat berangkasan kering tanaman, berat berangkasan basah akar dan berat berangkasan kering akar. Penampilan dari sebuah tanaman akan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: faktor lingkungan, faktor genetik dan interaksi faktor genetik terhadap lingkungan hidupnya (Allard dan Bardsaw, 1964). Dalam penelitian ini, ketiga faktor tersebut berpengaruh karena tanaman sawi ditanam pada media tanam yang berbeda beda dan materi genetik yang digunakan sama dan seragam, keseragaman genetik dapat dibuktikan bahwa uji F kelompok tinggi tanaman dan jumlah daun pada saat pindah tanam (15 hst) tidak signifikan berpengaruh. 19
4 Komponen Pertumbuhan Komponen pertumbuhan tanaman sawi diukur pada saat pindah tanam hingga tanaman sawi secara fisik siap di panen. Kriteria fisik tanaman sawi siap dipanen adalah tanaman tegak berdaun lebar dan belum memasuki fase pembungaan. Tinggi tanaman (cm) Tinggi Tanaman P0 tanah (kontrol) P1 bata Halus P2 bata Kasar P3 cocopeat P4 pasir P5 arang sekam P6 arang kayu P7 floral foam P8 serbuk gergaji Grafik 4.1. Grafik Tinggi Tanaman Pada grafik 4.1. dapat dilihat proses pertumbuhan tinggi tanaman selama 38 hst. Pada 0 hst hingga 25 hst pertumbuhan tinggi tanaman sawi masih terus meningkat akan tetapi pada perlakuan P3 tinggi tanaman terhenti pada 21 hst. Hal ini karena pada perlakuan P3 tanaman sawi mengalami pertumbuhan tanaman lebih cepat sehingga umur panen tanaman lebih singkat dibandingkan dengan perlakuan lainnya sedangkan pertumbuhan tinggi tanaman sawi pada perlakuan P8 mengalami peningkatan tinggi tanaman yang terbilang sangat lambat bahkan pada saat panen bentuk fisik tanaman masih terbilang kecil sehingga tanaman memiliki umur panen yang panjang. Hal ini diduga karena terdapat kandungan tanin pada media tanam serbuk gergaji kayu mahoni sehingga pertumbuhan tanaman sawi terhambat. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Prayitno dkk, (2013) yang mengatakan bahwa serbuk gergaji kayu mahoni banyak mengandung senyawa tanin. 20
5 10,00 Jumlah Daun 8,00 6,00 4,00 2,00 P0 tanah (kontrol) P1 bata Halus P2 bata Kasar P3 cocopeat P4 pasir P5 arang sekam P6 arang kayu P7 floralfoam P8 serbuk gergaji Grafik 4.2. Jumlah daun Pada grafik 4.2. menunjukkan penambahan jumlah daun pada tanaman sawi. Penambahan jumlah daun meningkat dengan signifikan pada 4 hst 18 hst dan pada perlakuan P3 memiliki jumlah daun yang cenderung lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada Tabel 4.4. menunjukkan data: tinggi tanaman, jumlah daun, dan umur panen. Tinggi tanaman dan jumlah daun merupakan variabel pertumbuhan vegetatif tanaman sawi. Tabel 4.4. Tinggi tanaman, jumlah daun pada saat panen, dan umur panen Variabel Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun Umur Panen (hari) P0 tanah (kontrol) 30,87 c 7,93 c 35,60 b P1 bata Halus 30,69 c 7,33 b 38,67 cd P2 bata Kasar 30,54 c 7,53 bc 38,40 cd P3 cocopeat 32,00 d 8,00 c 33,00 a P4 pasir 30,59 c 7,33 b 39,73 d P5 arang sekam 30,91 c 7,13 b 37,33 bc P6 arang kayu 29,39 b 7,27 b 39,73 d P7 floral foam 29,11 b 7,53 bc 39,73 d P8 serbuk gergaji 13,24 a 4,60 a 53,00 e Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan tidak beda nyata antar perlakuan sedangkan angka diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata antar perlakuan. 21
6 Tinggi tanaman pada perlakuan P3 (Media Cocopeat) nyata paling tinggi dibanding perlakuan lainnya. Hal ini diduga disebabkan oleh ph media tanam yang optimum terjadi pada media cocopeat. Media cocopeat memiliki ph media sebesar 7,07 (Tabel 4.3.). Tanaman sawi untuk tumbuh secara optimal membutuhkan ph optimum antara ph 6 ph 7. Unsur hara akan mudah diserap tanaman pada ph media antara ph 6 ph 7 (Meina, 2016). Hal ini berarti serapan unsur hara tanaman pada media tanam cocopeat lebih baik dibandingkan dengan serapan unsur hara pada media tanam lainnya yang memiliki penyimpangan lebih jauh dari ph optimum untuk pertumbuhan tanaman sawi. Namun, pada perlakuan P0 (media tanah), tinggi tanaman yang lebih rendah dibanding media cocopeat diduga bukan karena ph yang jauh menyimpang dari ph optimum melainkan dari perkembangan akar tanaman. Data berat segar akar pada tabel 4.5. perlakuan media cocopeat nyata lebih baik pertumbuhan akarnya dibandingkan dengan pertumbuhan akar pada perlakuan media tanah. Fungsi akar pada tanaman untuk menyerap air dan unsur hara yang berada pada media tanam, sehingga penyerapan unsur hara pada cocopeat lebih baik dibandingkan dengan media tanah. Hasil pengamatan jumlah daun pada Tabel 4.4. menunjukkan perlakuan P8 serbuk gergaji memiliki rata rata jumlah daun yang nyata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya walaupun antar perlakuan memiliki koding berbeda tetapi rata rata perbedaan 1 daun dianggap kurang signifikan. Perlakuan P8 menghasilkan jumlah daun yang nyata paling sedikit. Hal ini diduga pada media serbuk gergaji kayu mahoni banyak mengandung tanin sehingga pertumbuhan daun terhambat. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Fahmi (2016) yang mengatakan bahwa zat tanin dapat menjadi zat penghambat pertumbuhan tanaman. Hasil pengamatan umur panen sangat bergantung pada varietas dari tanaman yang ditanam. Pada deskripsi label benih varietas tanaman sawi, varietas Tosakan memiliki umur panen hari setelah tanam. Hal ini dapat di wujudkan bila kondisi lingkungan optimum untuk pertumbuhan tanaman sawi varietas Tosakan. Dalam penelitian ini lingkungan yang dimodifikasi adalah media tanam dan nutrisi tanaman. Nutrisi tanaman antar perlakuan relatif sama sedangkan media antar perlakuan berbeda. Media tanam berpengaruh terhadap 22
7 ketersediaan air, unsur hara dan tempat perakaran tanaman, jika perumbuhan akar tanaman baik maka penyerapan air dan unsur hara tanaman akan berlangsung baik sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman yang baik. Umur panen pada penelitian ini menunjukan umur panen perlakuan P3 cocopeat nyata lebih cepat dibandingkan dengan P0 tanah (kontrol) dan perlakuan media lainnya hal ini di dukung dengan pertumbuhan akar tanaman perlakuan P3 (Tabel 4.5) nyata lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya Komponen Hasil Hasil pengamatan komponen hasil dari tanaman sawi disajikan pada Tabel 4.5. Beberapa hasil pengamatan yang tercantum pada tabel 4.5. antara lain berat segar tanaman, berat kering tanaman, berat segar akar dan berat kering akar. Tabel 4.5. Berat segar tanaman, berat kering tanaman, berat segar akar dan berat kering akar. Variabel Berat Berat segar Perlakuan Berat segar Berat tanaman kering akar tanaman akar (g) kering (g) (g) (g) P0 tanah (kontrol) 3,46 b 0,21 b 41,93 cd 4,19 cd P1 bata Halus 3,60 b 0,27 b 39,89 bc 3,69 bc P2 bata Kasar 3,56 b 0,29 b 39,56 bc 3,98 bc P3 cocopeat 4,67 c 0,30 b 47,79 d 4,54 d P4 pasir 3,33 b 0,31 b 38,15 bc 3,78 bc P5 arang sekam 4,28 c 0,31 b 41,28 bcd 4,06 bcd P6 arang kayu 3,02 b 0,23 b 34,92 b 3,46 b P7 floral foam 3,66 bc 0,27 b 38,85 bc 3,85 bc P8 serbuk gergaji 1,01 a 0,05 a 4,93 a 0,46 a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan tidak beda nyata antar perlakuan sedangkan angka diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata antar perlakuan. Pengamatan berat segar akar bertujuan untuk mengetahui apakah akar tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik pada media tanam. Pertumbuhan tanaman memerlukan air dan unsur hara yang terkandung di dalam media tanam yang telah diberikan unsur hara lewat larutan nurtisi sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pengamatan berat segar akar pada perlakuan media P3 cocopeat dan P5 arang sekam nyata lebih berat dibandingkan dengan perlakuan 23
8 P1, P2, P4, P6, dan P8 tetapi tidak beda nyata dengan P7 floral foam. Selanjutnya hasil berat kering akar antara P3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P0, P1, P2, P4, P5, P6, dan P7. Hal ini menunjukkan bahwa hasil asimilat neto yang ditimbun dalam perakaran adalah sama. Dengan kata lain, semua media hidroponik yang dipilih mampu menghasilkan berat kering akar yang sama dengan media tanah, kecuali media serbuk gergaji. Fahmi (2016) mengatakan bahwa media tanam cocopeat dan arang sekam berstruktur gembur, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan akar tanaman. akar akan berkembang dengan baik pada struktur media yang gembur karena akar tidak kesulitan untuk berkembang di dalam media tanam. Agoes (1994) mengatakan bahwa media tanam Floral foam terbuat dari material yang empuk sehingga akar pada tanaman tidak kesulitan untuk menembus media sehingga perkembangan akar tanaman baik. Pengamatan berat kering akar menunjukkan perlakuan media P8 serbuk gergaji nyata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena serbuk gergaji kayu yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu mahoni yang diduga masih banyak mengandung zat tanin. Zat ini diduga merupakan zat penghambat pertumbuhan tanaman. Fahmi (2016) yang mengatakan bahwa zat tanin dapat menjadi zat penghambat pertumbuhan tanaman Pengamatan berat segar tanaman pada perlakuan media P3 cocopeat nyata lebih berat dibandingkan dengan media yang lain tetapi tidak beda nyata terhadap perlakuan media P0 tanah (kontrol) dan P5 arang sekam. Berdasarkan nilai korelasi pada tabel 4.6., maka dapat dinyatakan bahwa berat segar tanaman berkorelasi erat dengan tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering tanaman, berat segar akar, dan berat kering akar. Dengan kata lain, berat segar tanaman sangat dipengaruhi oleh dengan tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering tanaman, berat segar akar, dan berat kering akar. Tinggi tanaman dan jumlah daun berpengaruh pada berat segar tanaman karena produk hasil tanaman sawi berupa batang dan daunnya sehingga semakin tinggi (panjang) batangnya dan semakin banyak daunnya akan meningkatkan bobot dari hasil panen tanaman. Berat segar tanaman yang dihasilkan pada penelitian ini rata - rata berkisar 4,93 gram - 47,79 gram sedangkan berat tanaman yang dijual di pasar 24
9 berkisar 25 gram - 78 gram. Hal ini berarti perlakuan media yang produksi tanamannya memenuhi syarat penjualan di pasar adalah media perlakuan P0 P7. Media cocopeat (P3) menghasilkan berat kering yang nyata lebih berat dibandingkan dengan media yang lain tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan media tanah (P0) dan arang sekam (P5). Berat kering tanaman diduga berkaitan erat dengan berat segar tanaman, kadar air tanaman, dan hasil asimilat netto. Hasil analisis berat segar tanaman dan berat kering tanaman (Tabel 4.5.) menunjukkan hasil uji BNJ yang sinkron pada perlakuan yang sama. Hal ini diduga kadar air pada tanaman sawi di semua media relatif sama, yaitu berkisar 89,95% 90,76%. Nilai kadar air diperoleh dari berat segar dikurangi berat kering dibagi berat segar dikalikan 100%. Jika kadar air relatif sama, maka selisih berat kering dengan berat segar tanaman relatif sama. Hasil asimilat neto berkaitan dengan luas daun dan jumlah daun tanaman. Pada Tabel 4.3. Perlakuan P3 cocopeat dan P0 tanah memiliki luas daun terluas secara berurutan. Jumlah daun dari media cocopeat dan tanah relatif sama dan terbanyak diantara semua perlakuan, sehingga asimilat neto yang paling banyak dihasilkan tanaman dari media cocopeat dan media tanah. Perlakuan arang sekam P5 menghasilkan berat kering tanaman yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3 dan P0. Padahal luas daun dari dari P5 lebih kecil dibanding P3 dan P0. Hal ini diduga daun dari P5 lebih tebal daripada P3 dan P0. Perlakuan P7 floral foam memiliki hasil berat segar dan berat kering yang nyata lebih rendah dibandingkan dengan P3 cocopeat (Tabel 4.5). Hal ini diduga karena ketersediaan oksigen pada sistem perakaran media cocopeat lebih baik dibandingkan dengan media floral foam. Hal ini didukung oleh data kelembaban media cocopeat 75,8 % dan floral foam yang mencapai 100 % (Tabel 4.3), sehingga berdampak pada hasil dari berat segar tanaman. 25
10 Tabel 4.6. Nilai Korelasi Terhadap Berat Segar Tanaman Variabel Nilai Korelasi Terhadap Berat Segar Tanaman Berat segar tanaman 1,0000 Tinggi Tanaman 0,9840 Jumlah Daun 0,9758 Umur Panen -0,9798 Berat kering tanaman 0,9961 Berat segar akar 0,9597 Berat kering akar 0,
Ulangan F Tabel DB JK KT F hitung ragam
lampiran 1. Analisis tinggi tanaman Data tinggi tanaman saat panen P0 tanah (kontrol) 30,5 30,7 31,42 92,62 30,87 P1 bata Halus 29,9 31,04 31,12 92,06 30,69 P2 bata Kasar 29,68 30,8 31,14 91,62 30,54 P3
Lebih terperinciJumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya tidak diuji
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini antara lain pengamatan selintas dan pengamatan Utama 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya
Lebih terperinciBAB 2. KERANGKA TEORITIS
BAB 2. KERANGKA TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tanaman sawi Sawi adalah tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem
14 4.1 Tinggi Tanaman Caisim BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada lampiran 1a sampai dengan lampiran 1d perlakuan media tanam hidroponik berbeda nyata pada semua waktu
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik
38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang ditampilkan pada bab ini terdiri dari hasil pengamatan selintas dan pengamatan utama. Pengamatan selintas terdiri dari curah hujan, suhu udara, serangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengamatan Selintas 4.1.1. Keadaan Cuaca Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sebagai faktor eksternal dan faktor internalnya yaitu genetika
Lebih terperinciPengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,
PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September Oktober 2012. Tempat penelitian di Kebun Kartini Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bulan Februari 230 Sumber : Balai Dinas Pertanian, Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. Pengamatan selintas adalah pengamatan yang digunakan untuk mendukung hasil pengamatan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat adalah satu diantara produk hortikultura yang mempunyai beragam manfaat, yaitu bisa dimanfaatkan dalam bentuk segar sebagai sayur, buah dan olahan berupa makanan,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada periode Juli 2015 sampai dengan Januari 2016, bertempat di Screen House B, Rumah Kaca B, dan Laboratorium Ekologi
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama
13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama spesies Brassica juncea (L.) Czern. Jenis sawi dikenal juga dengan nama caisim atau sawi bakso.
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Panjang Tongkol Berkelobot Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan umur panen memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tongkol berkelobot. Berikut
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertumbuhan dan perkembangan stek pada awal penanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti air, suhu, kelembaban dan tingkat pencahayaan di area penanaman stek.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Juni 2015-September 2015. Yang dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman akar wangi termasuk keluarga Gramineae, berumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah tua. Rumpun tanaman akar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) berpengaruh nyata pada jumlah akar primer bibit tanaman nanas, tetapi tidak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari
Lebih terperinci3. METODE DAN PENELITIAN
3. METODE DAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada awal bulan September sampai dengan akhir Desember 2012. Tempat pelaksanaan penelitian di Dusun Plalar, Desa Kopeng,
Lebih terperinci4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian
4. HASIL PENELITIAN Hasil pengamatan yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari dua sumber data pengamatan, yaitu pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sejauh ini, budidaya gandum di Indonesia terbatasi oleh musim hujan karena tanaman tersebut tidak tahan terhadap genangan air (Simanjuntak, 2002). Untuk mengetahui genotip gandum
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
13 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisa sidik ragam untuk parameter tinggi tanaman pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah tanam (MST) yang disajikan pada Lampiran 3a, 3b, 3c dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di
1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di Greenhouse dan Ruang Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim
15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo
3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah
TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Pemadatan tanah adalah penyusunan partikel-partikel padatan di dalam tanah karena ada gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi sempit. Pemadatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)
26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Sidik Ragam Hasil analisis sidik ragam pengaruh konsentrasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)
Lebih terperinciJurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN
PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas cahaya dan penutupan tajuk Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciMenurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili
Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2013. Pada awal penanaman sudah memasuki musim penghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 Juni 2015 di Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 Juni 2015 di Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung. 3.2
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR
16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 6 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Hasil analisis tanah sebelum perlakuan dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lahan IPB. Lahan penelitian tergolong masam dengan ph H O
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan
18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengamatan penelitian terdiri atas pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang dilakukan di luar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan ini terdiri dari 6 perlakuan, dan masing-masing
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Diskripsi Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu anggota famili Cucurbitaceae genus Cucumis. Melon berasal dari Afrika Timur dan Afrika Timur-Laut. Melon
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian UMY. B. Bahan dan Alat Penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan
Lebih terperinci0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk urea dan KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
Lebih terperinciDaun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan
Lebih terperinciHIDROPONIK SUBSTRAT TOMAT DENGAN BERAGAM UKURAN DAN KOMPOSISI SERAT BATANG AREN. Dwi Harjoko Retno Bandriyati Arniputri Warry Dian Santika
HIDROPONIK SUBSTRAT TOMAT DENGAN BERAGAM UKURAN DAN KOMPOSISI SERAT BATANG AREN Dwi Harjoko Retno Bandriyati Arniputri Warry Dian Santika LIMBAH SERAT BATANG AREN SEBAGAI SUBSTRAT ORGANIK PADA HIDROPONIK
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan
49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2015 sampai bulan Januari 2016 bertempat di Screen House B, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan
Lebih terperinciKARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM
KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya peningkatan produksi ubi kayu seringkali terhambat karena bibit bermutu kurang tersedia atau tingginya biaya pembelian bibit karena untuk suatu luasan lahan, bibit yang dibutuhkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya
Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Electrical Conductivity (EC) Menurut Sutiyoso (2009) untuk sayuran daun digunakan EC 1,5-2,0 ms/cm.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Electrical Conductivity (EC) Nilai EC pada berbagai perlakuan mengalami perubahan dari awal pemberian dan setelah aplikasi. Nilai EC menunjukkan konsentrasi ion didalam air,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinci