BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan suatu peningkatan kualitas di masyarakat. Selain itu, perlu adanya

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, keberlanjutan pertanian menjadi salah satu aspek terpenting sebagai tolok ukur kesejahteraan masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan guna menjaga keberlangsungan berbagai bidang yang berhubungan dengan keberlanjutan industri pertanian, seperti bidang sains, teknologi, pendidikan, dan kebijakan, yang menjanjikan suatu peningkatan kualitas di masyarakat. Selain itu, perlu adanya perhatian lebih akan keamanan pangan dan nutrisinya, disamping diperlukannya kesadaran untuk senantiasa menjaga kondisi lingkungan. Dan yang paling penting adalah bagaimana meningkatkan nilai produksi yang profitable sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Sadras & Calderini, 2009). Beriringan dengan hal itu, di Indonesia, trend mengenai budidaya hortikultura menjadi sangat mendominasi sistem pertanian industri di berbagai regional. Tak hanya melulu soal sistem industri, budidaya hortikultura bahkan menjadi kegemaran bagi beberapa orang, mulai dari kalangan menengah hingga kalangan birokrat. Namun demikian, peningkatan jumlah residensial yang kian padat, mengakibatkan turunnya jumlah lahan pertanian. Ini merupakan sebuah tantangan besar bagi para praktisi hortikultura. Di satu sisi, pembangunan dari segi infrastruktur sangat diperlukan. Namun di sisi lain, penyempitan lahan akan sangat mempengaruhi produktivitas tanaman pangan, khususnya pada tanaman selada (Lactuca sativa L). 1

2 Selada merupakan satu dari sekian jenis tanaman sayur yang banyak dikonsumsi di berbagai penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Berdasarkan data dari FAO, negara dengan produksi selada terbesar adalah China, yakni mencapai 53% dari total produksi selada dunia, kemudian disusul oleh Amerika Serikat dengan produksi mencapai 17 % dan India yang mencapai 4%. Di Indonesia, perkembangan tanaman selada diawali dengan diimpornya jenis selada hijau pada tahun Setidaknya ton selada hijau diimpor guna memenuhi permintaan selada dalam negeri, mengingat angka pertumbuhan hotel dan penunjang sektor wisata lainnya tengah tinggi pada masa itu (Pracaya, 2002). Berkaitan dengan hal itu, usaha-usaha pembudidayaan selada seperti hidroponik dan vertikultur menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas tanaman selada di areal yang sempit. Selain itu, usaha dalam kaitannya dengan modifikasi iklim tumbuh tanaman selada juga menjadi hal penting. Bahkan, dewasa ini, pemberian asupan energi berupa getaran bunyi atau lebih dikenal dengan istilah sonic bloom juga menjadi trend dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Pada tahun 2001, Margaret E. Collins memperkenalkan metode sonic bloom dengan nama Growing Corn to Music, dimana dilakukan kombinasi dari dua rekayasa, yakni frekuensi dan iklim mikro, sebagai usaha peningkatan produksi kacang tanah. (Collins & Foreman, 2001). Metode sonic bloom di Indonesia, telah dipergunakan oleh beberapa peneliti, salah satunya Yulianto (2008) yang menunjukkan hasil akhir yakni peningkatan produksi bawang hingga 2 ton per hektare pada tanaman yang diberi perlakuan metode sonic bloom. 2

3 Teknologi sonic bloom mampu meningkatkan lebar pembukaan stomata sehingga tekanan turgor tanaman akan meningkat, beriringan dengan intake reaktan berupa CO2 dan memperlancar metabolisme air dalam sel untuk proses evapotranspirasi, respirasi, dan fotosintesis. Dengan demikian, diharapkan laju pertumbuhan dari tanaman dan biomassa yang dihasilkan dapat mengalami peningkatan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan analisis penerapan teknologi sonic bloom pada budidaya tanaman selada dengan variasi genre musik, yakni classic, jazz, dan trailer yang dibedakan menjadi dua jenis intensitas pemaparan yang berbeda, yakni antara 90 db hingga 110 db (tinggi) dan antara 70 db hingga 85 db (rendah). Hal yang dikaji dalam penelitian ini meliputi pengaruh dari masing-masing perlakuan, perbedaan antar perlakuan, serta perlakuan mana yang paling memberikan pengaruh terhadap selada. 1.2 Rumusan Masalah a. Apakah terdapat perbedaan aspek morfologis dan fisiologis tanaman selada (Lactuca sativa L) pada setiap perlakuan pemaparan musik? b. Apakah terdapat pengaruh pemberian pemaparan musik terhadap aspek morfologis dan fisiologis tanaman selada (Lactuca sativa L)? 3

4 1.3 Tujuan a. Tujuan umum: Tujuan umum penelitian adalah menganalisis pengaruh penerapan teknologi sonic bloom pada budidaya tanaman selada dengan variasi genre dan intensitas pemaparan musik terhadap fisiologi dan morfologi tanaman selada (Lactuca sativa L.) b. Tujuan khusus: 1. Mengetahui perbedaan karakteristik morfologi dan fisiologi tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada tiap perlakuan. 2. Menganalisis pengaruh genre dan intensitas bunyi musik terhadap karakteristik morfologi yang meliputi laju pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman selada (Lactuca sativa L.). 3. Menganalisis pengaruh genre dan intensitas bunyi musik terhadap karakteristik fisiologi yang meliputi densitas stomata (kerapatan stomata), persentase pembukaan stomata, lebar pembukaan stomata, dan laju konsumsi CO2 per daun pada tanaman selada (Lactuca sativa L.). 4. Menganalisis genre musik dan internsitas bunyi yang optimal untuk budidaya tanaman selada (Lactuca sativa L.) dengan penerapan teknologi sonic bloom 4

5 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan model rekayasa lingkungan yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman pangan, khususnya tanaman selada, pada industri pertanian di Indonesia. Model rekayasa ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para petani Indonesia untuk lebih gencar meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman pangan, khususnya selada. Selain itu diharapkan mampu menambah wawasan baru bagi para akademisi di bidang teknologi pertanian dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian lanjutan mengenai sonic bloom. 5