PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI ( ) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI ( ) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea)"

Transkripsi

1 PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI (3-6) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea) Triana Susanti 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika 2 Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-6, Salatiga 5711, Jawa Tengah-Indonesia Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh musik pada pertumbuhan tanaman sawi (Brassica Juncea). Musik yang digunakan dalam perlakuan tanaman adalah jenis musik gamelam Jawa (Lcr Kebogiro Penganten- Nartosabdo) yang memiliki puncak frekuensi 3-6 Hz. Masing-masing tanaman diberi perlakuan secara berbeda- beda dengan durasi waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam dan tanpa perlakuan setiap hari antara pukul 9. sampai 12. pada saat penyemprotan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tanaman yang diberi perlakuan tumbuh lebih baik dibandingkan sampel yang tidak diberi perlakuan (control). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Jenis musik gamelan jawa (Lcr Kebogiro Penganten- Nartosabdo) pada rentang frekuensi 3-6 Hz memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produktivitas sawi ketika pemberian treatmennya dengan durasi yang berbeda- beda. Pada saat dipanen, sawi yang paling bagus yaitu tanaman yang diberikan perlakuan musik selama 3 jam dengan berat basah 19,3 gram per 2 tanaman. Kata kunci: akustik, musik, sonic bloom * Alamat kontak: adita@staff.uksw.edu LATAR BELAKANG Sawi hijau (Brassica Juncea) merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat. Dari tahun ke tahun, permintaan sawi hijau semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan komoditas sayuran, terutama sawi hijau, maka diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dan pendapatan petani sayuran. [1] Salah satu teknologi pertanian yang banyak dikembangkan untuk meningkatkan produksi pertanian adalah sonic bloom. Sonic bloom merupakan suatu teknologi organik yang memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk 1

2 meningkatkan produktivitas tanaman. Teknologi ini bekerja dengan mengoptimalkan pembukaan stomata pada frekuensi suara tertentu. Banyak petani yang mengkombinasikan sonic bloom dengan cara pemupukan daun (foliar) melalui pengabutan larutan pupuk yang mengandung trace mineral [8]. Sonic bloom telah banyak dikembangkan di berbagai negara di dunia. Banyak penelitian menyebutkan bahwa penggunaan gelombang suara alam dengan frekuensi tinggi dapat merangsang mulut daun (stomata) tetap terbuka sehingga meningkatkan laju dan efisiensi penyerapan pupuk yang bermanfaat bagi tanaman. Hasil penggunaan sonic bloom pada tanaman adalah mampu menstimulir metabolisme sel-sel tanaman, sehingga terjadi peningkatan penyerapan nutrisi dan uap air lewat daun. Di Indonesia pada tahun 1998 seorang pengusaha pertanian telah mengaplikasikan teknologi sonic bloom ini pada perkebunan miliknya. Teknologi yang diterapkannya tersebut membuahkan hasil pertumbuhan tanaman semakin cepat, subur dan produksinya mengalami peningkatan. Hasil yang tampak diantaranya adalah pohon durian mencapai diameter 16 cm pada usia 2 tahun. Tanpa menggunakan sonic bloom pada umur 2 tahun umumnya baru mencapai diameter 7 cm. Kopi dan coklat yang semula diduga tak mungkin berproduksi, ternyata mengalami peningkatan dan dapat berproduksi lagi. Selain itu, daun selada di lahan itu juga semakin renyah rasanya. Teknologi sonic bloom ditemukan oleh Dan Carlson dari Amerika. Hasil penelitian Carlson baru dikomersialkan pada 198. Alat sonic bloom dikatakan dapat bekerja secara efektif ketika suhu di lapangan antara 11 o hingga 3 o C. Bila suhu lebih rendah dan stomata tetap terbuka, tanaman bisa membeku. Sebaliknya bila suhu terlalu tinggi tanaman akan mengalami dehidrasi. [2] Penelitian yang lain yaitu tentang aplikasi sonic bloom pada tanaman kentang. Hasil yang diperolehnya menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman kentang dipacu dengan adanya pemberian nutrisi dan suara sonic bloom. Komponen produksi benih kentang per rumpun dan per hektar dicapai pada perlakuan nutrisi dan mengalami peningkatan sebesar 24% atau dari 15,8 ton/ha menjadi 19,6 ton/ha dengan memberikan perlakuan pada tanaman kentang yaitu pemberian suara sonic bloom dari pukul 6. hingga 14. setiap hari pada suhu kurang dari 3 o C [3]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lamanya pemberian perlakuan musik pada frekuensi 3. Hz sampai 6. Hz terhadap pertumbuhan sawi hijau, pembukaan stomata dan terhadap produktivitas sawi hijau (Brassica Juncea). Dari penelitian ini diharapkan dapat ditemukan lamanya pemberian perlakuan musik pada frekuensi 3. Hz sampai 6. Hz yang memberikan pengaruh pada produktivitas sawi hijau. 2

3 TINJAUAN PUSTAKA A.Gelombang Gelombang adalah getaran yang merambat melalui medium. Akan tetapi, tidak semua gelombang memerlukan medium perambatan. Berdasarkan medium perambatannya, gelombang dikelompokkan menjadi dua, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik yaitu gelombang yang memerlukan medium di dalam perambatannya. Contoh gelombang mekanik antara lain: gelombang bunyi, gelombang permukaan air, dan gelombang pada tali. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan medium dalam perambatannya. Contoh : cahaya, gelombang radio, gelombang TV, sinar X, dan sinar gamma. Telinga manusia peka terhadap gelombang dalam jangkauan frekuensi dari sekitar 2 sampai 2. Hz, gelombang tersebut dinamakan jangkauan dengar manusia (audible range), tetapi juga dikenal istilah bunyi untuk gelombang serupa dengan frekuensi di atas pendengaran manusia atau di atas 2. Hz dengan nama ultrasonik dan dibawah jangkauan manusia atau dibawah 2 Hz dengan nama infrasonik. Gelombang bunyi menjalar menyebar ke semua arah dari sumber bunyi dengan amplitudo yang bergantung pada arah dan jarak dari sumber itu.gelombang bunyi menjalar seperti gelombang menjalar lainnya, memindahkan energi dari satu daerah ruang ke daerah lainnya. B. Fisiologi daun sawi hijau Sawi hijau (Brassica rapa convar. parachinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae) merupakan jenis sayuran yang cukup populer. Jenis sayuran ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya). C.Stomata Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada. Peranan stomata dalam pertumbuhan sawi sangatlah penting. Walaupun tidak ada ketentuan umum tentang mekanisme membukanya stomata, akan tetapi kebanyakan teori menganggap bahwa mekanisme ini melibatkan mekanisme turgor [8].. Tekanan turgor adalah tekanan dinding sel oleh isi sel, banyak sedikitnya isi sel berhubungan dengan besar kecilnya tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi sel, semakin besar tekanan dinding sel. Tekanan turgor terbesar terjadi pada pukul Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. 3

4 Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan [8]. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Jl. Patimura Km. 2,8 Desa Blambangan, RT 2, RW 5, Kauman Kidul, Salatiga. Penelitian dilakukan selama kurang lebih 2 bulan dengan pengamatan pertumbuhan sawi dari penyemaian hingga panen kurang lebih 1,5 bulan. Alat dan bahan Bahan penelitian terdiri dari benih sawi hijau yang berasal dari Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) Salatiga. Alat-alat penelitian terdiri dari unit suara yang berasal dari jenis musik gamelan jawa (Lcr Kebogiro Penganten- Nartosabdo). Alat bantu penelitian lainnya diantaranya adalah alat penyemprot tanaman, jangka sorong, meteran, timbangan, soundlevel meter,thermometer,lux meter dan media tanam. Langkah-langkah penelitian Penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu penyemaian, pemeliharaan dan panen. Pada proses penyemaian, semua benih mendapatkan perlakuan yang sama yaitu ditebarkan pada media tanam yang sama. Penyemaian benih hingga tumbuh setinggi kurang lebih 5 cm membutuhkan waktu 1 minggu. Setelah benih tumbuh, diambil masing-masing 2 bibit dan dipisahkan menjadi 4 bagian untuk diberi perlakuan yang berbeda sesuai jenis musik yang sudah ditentukan. Tiga bagian diberi perlakuan jenis musik yang sama tetapi dengan durasi waktu yang berbeda yaitu 1 jam, 2 jam, dan 3 jam, sedangkan satu bagian dibiarkan tumbuh secara alami tanpa diberi perlakuan. Tanaman diletakkan di tempat yang sama dengan intensitas cahaya, suhu dan kelembaban yang relatif sama sebagai variabel yang dikontrol. Selama masa pemeliharaan, tanaman disiram dua kali sehari dengan diberi perlakuan rutin pada pagi hari yaitu pada pukul 9. sampai 12.. Masing-masing sampel diekspos pada musik selama 1 jam, 2 jam, 3 jam dengan penyemprotan air. Pada penelitian ini tanaman sawi juga diberi nutrisi tambahan yaitu pupuk urea pada setiap minggunya sebanyak 1 gram pada setiap tanaman sawi. Gambar 1,2,3, dan 4 adalah proses penyemaian, pembibitan, pemisahan dan desain penelitian. 4

5 (a) (b) (c) (d) Gambar 1 adalah gambar desain lahan sampai benih yang siap untuk diberi perlakuan. (a) desain lahan, (b) penyemaian benih sawi, (c) benih sawi yang tumbuh dan siap dipindahkan, (d) benih sawi yang sudah dipindahkan sesuai perlakuan jenis musik HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Percobaan Penelitian ini menggunakan jenis music gamelan jawa (Lcr kebogiro pengantennartosabdo). Karakteristik musik tersebut dapat di lihat pada Gambar 2 yang menggambarkan rentang frekuensi dan intensitas suara yang belum termanipulasi, sedangkan gambar 3 menunjukkan spectrum bunyi yang sudah di analisis menggunakan adobe audition 3.. 5

6 Intensitas suara (db) Karakteristik suara musik Frekuensi (Hz) Gambar 2. Karakteristik Frekuensi Musik untuk perlakuan tanaman yang belum termanipulasi Intensitas suara (db) Karakteristik suara musik Frekuensi (Hz) Gambar 3. Karakteristik Frekuensi Musik untuk perlakuan tanaman Dari Gambar 2 dapat dilihat karakteristik musik gamelan Jawa memiliki rentang frekuensi Hz. Tetapi pada penelitian ini menggunakan range frekuensi 3-6 Hz. Hal tersebut dikarenakan pada penelitian sebelumnya hasil yang didapat menunjukkan bahwa treatmen keempat music yang berbeda berpengaruh pada pertumbuhan tanaman sawi. Keempat music tersebut yaitu musik klasik, rock, gamelan jawa dan gamelan bali. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil pertumbuhan yang optimal dengan menggunakan music gamelan jawa (Lcr kebogiro penganten- nartosabdo) dengan frekuensi Hz. Tetapi pada penelitian ini range frekuensi yang digunakan yaitu 3-6 Hz, dikarenakan 6

7 spectrum musik gamelan jawa (Lcr Kebogiro Penganten- Nartosabdo) lebih dominan 3-6 Hz. Sumber bunyi tersebut digunaka karena spectrum musik gamelan jawa sama dengan spectrum suara garengpung. Suara seranggga yang khas tersebut sering digunakan sebagai pertanda datangnya musim kemarau dan berbunyi pada pukul wib dianggap dapat mempengaruhi pembukaan stomata tanaman, karena pada waktu tersebut tanaman tengah melakukan proses asimilasi. 1. Pengaruh treatmen terhadap pertumbuhan panjang dan lebar daun tanaman sawi hijau Pertumbuhan panjang daun tanaman sawi dengan perlakuan treatmen music dengan durasi yang berbeda- beda menggunakan range fekuensi 3 Hz- 6 Hz dan penambahan nutrisi yang dilakukan membuat pertambahan panjang dari minggu ke minggu, pada minggu pertama sampai minggu ke enam menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel 1 dan 2. No Tanggal Rata-rata panjang music 1 jam (mm) Rata-rata panjang music 2 jam (mm) Rata-rata panjang music 3 jam (mm) Rata-rata panjang no treatmen (mm) 1 7-Mar Mar Mar Mar Mar Apr Apr Tabel 1 Tabel rata- rata panjang daun No Tanggal Rata- rata lebar music 1 jam (mm) Rata-rata lebar music 2 jam (mm) Rata-rata lebar music 3 jam (mm) Rata-rata lebar no treatmen (mm) 1 7-Mar-12 13,37 14,87 14,12 14, Mar-12 19,17 24,83 22,66 19, Mar-12 37,3 37,75 45,33 32, Mar-12 45,7 47,28 53,25 43,4 5 3-Mar-12 56,87 58,93 65,11 52, Apr-12 6,26 64,9 7,59 57, Apr-12 63,89 67,1 82,72 61,62 Tabel 2 Tabel rata- rata lebar daun 7

8 Pada penelitian ini perlakuan musik diberikan pada tanaman setiap hari pada pukul wib di mana tanaman biasanya sedang melakukan fotosintesis. Masing-masing sampel diberi perlakuan selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam secara bergantian. Speaker diletakkan di ujung tanaman seperti ditunjukkan pada gambar 1 (a). Pemeliharaan tanaman dilakukan selama 4 hari mulai dari penyemaian benih. Data lebar dan panjang daun diambil setiap 6 hari sekali. Hasil pengambilan data panjang daun dan lebar daun dapat dilihat pada gambar berikut: [ panjang daun (mm) hari ke- Gambar 4 grafik rata-rata panjang daun ( ) treatmen musik 3 jam, ( ) rata panjang daun no treatmen Panjang daun (mm) hari ke- Gambar 5 grafik rata-rata panjang daun ( ) treatmen musik 2 jam, ( ) rata panjang daun no treatmen 8

9 panjang daun (mm) hari ke- Gambar 6 Grafik rata-rata panjang daun ( ) treatmen musik 1 jam, ( ) rata panjang daun no treatmen Lebar daun (mm) hari ke- Gambar 7 grafik rata-rata lebar daun ( ) treatmen musik 3 jam, ( ) rata lebar daun no treatmen 9

10 Lebar daun(mm) hari ke- Gambar 8 grafik rata-rata lebar daun ( ) treatmen musik 2 jam, ( ) rata lebar daun no treatmen Lebar daun (mm) hari ke- Gambar 9 grafik rata-rata lebar daun ( ) treatmen musik 1 jam, ( ) rata lebar daun no treatmen Gambar 4 menunjukkan penambahan panjang daun rata-rata treatmen musik 3 jam dan no treatmen setiap sampel. Pada minggu pertama dan ke-2 pertumbuhan panjang daun relatif sama, perbedaan mulai tampak pada minggu ke-3 sampai masa panen, di mana sampel 3 mengalami penambahan panjang daun yang paling pesat. Gambar 5 menunjukkan penambahan rata-rata panjang daun untuk treatmen musik 2 jam dengan musik no treatmen, dari hasil penelitian pada minggu pertama dan minggu ke-2 pertumbuhan 1

11 panjang relatif sama,dan pada minggu ke- 3 hingga minggu ke-5 pertumbuhannya mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Tetapi dalam masa panen sampel yang diberi treatmen musik 2 jam mengalami pertumbuhan yang tidak relatif bagus dibandingkan sampel kontrol yang tidak diberi treatmen. Gambar 6 menunjukkan penambahan rata- rata panjang daun dengan treatmen musik 1 jam dan no treatmen, dalam penelitian tersebut pertumbuhan panjang daun pada minggu pertama sampai minggu ke-4 relatif sama, pertumbuhan panjang daun mulai ada perubahan pada minggu ke-5 samapai masa panen. Gambar 7 menunjukkan rata-rata lebar daun dengan treatmen musik 3 jam dan rata lebar daun no treatmen atau sampel kontrol, dalam penelitian tersebut pada minggu pertama pertumbuhan lebar daun cenderung sama pertumbuhannya. Pada minggu ke-2 sampai masa panen mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Gambar 8 menunjukkan ratarata lebar daun dengan treatmen musik 2 jam dan no treatmen atau sampel kontrol, pada hasil penelitiana ini perubahan lebar daun terlihat pada minggu ke-2 sampai masa panen, tetapi dalam hasil penelitian ini treatmen musik 2 jam tidak lebih baik dari treatmen musik 3 jam yang perubahan lebar daunnya sangat signifikan. Gambar 9 menunjukkan rata-rata lebar daun dengan treatmen musik 1 jam dan no treatmen, dalam penelitian ini pertumbuhan lebar daun baru terlihat pada minggu ke-3 sampai masa panen. Tetapi perubahan yang ditunjukkan relatif sama. Oleh karena itu pada pemberian treatmen musik pada durasi yang berbeda-beda menunjukkan perubahan pertumbuhan yang berbeda pula, dan dari hasil penelitian treatmen musik dengan durasi waktu 3 jam menunjukkan hasil pertumbuhan panjang dan lebar daun yang paling bagus. Dilihat dari berat sawi setelah dipanen dalam kondisi segar dapat dilihat pada gambar 1 : Berat 2 rata- rata berat (gram) no jam Gambar 1 Berat basah sawi 11

12 Gambar 1 menunjukkan rata- rata berat basah sawi yang sudah ditimbang. Dari hasil penelitian, rata- rata berat sampel yang paling besar adalah sampel 3 yang diberikan perlakuan treatmen music gending jawa dengan durasi waktu 3 jam. Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa panjang dan lebar daun sampel 3 memiliki masa yang lebih besar dibandingkan dengan sampel yang lain. Demikian pula dengan sampel 2 yang berada pada urutan kedua dari sampel 3, yang di ikuti dengan sampel 1 dan sampel kontrol. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa lamanya pemberian treatmen music memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada tanaman sawi. Dibandingkan dengan sampel kontrol, sampel 1, 2 dan sampel 3 mengalami pertumbuhan yang lebih baik. Hal ini dapat terjadi karena stomata sampel yang di beri treatmen musik selama 3 jam terbuka lebih lama sehingga penyerapan air pada saat penyiraman menjadi lebih efektif. Sampel kontrol,sampel 1,2 dan 3 diberi perlakuan dengan musik yang sama namun dengan pemberian durasi treatmen yang berbeda-beda tetapi memiliki rentang frekuensi dan intensitas yang sama. 2. Pengaruh Pemberian treatmen musik Terhadap Bukaan Stomata dan produktivitas sawi hijau. Pengamatan pembukaan stomata pada daun sawi menunjukkan bahwa stomata sebelum dan sesudah diberi treatmen membuka lebih lebar jika dibandingkan dengan tanaman control atau sawi yang tidak diberi treatmen. Hal ini juga berpengaruh terhadap produktivitas sawi hijau yang ditunjukkan dengan hasil berat basah sawi sejalan dengan kondisi pertumbuhan dan perkembangan jumlah daun. Jumlah daun yang disertai penampakan daun yang berwarna hijau menandakan adanya kandungan klorofil yang dapat menghasilkan fotosintat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang pada aakhirnya mempengaaruhi berat basah hasil panen [8]. Hasil panen untuk tanaman perlakuan atau diberi treatmen adalah untuk treatmen music 1 jam 12,29 gram per 2 tanaman, treatmen music 2 jam 14,1 gram per 2 tanaman, treatmen music 3 jam 19,3 gram per 2 tanaman, sedangkan tanaman sawi yang tidak mendapat perlakuan 9,49 gram per 2 tanaman. Sawi yang diberi treatmen menggunakan music memiliki daun yang segar dan pertumbuhan daunnya lebih banyak dibandingkan dengan sawi yang tidak diberi treatmen,walaupun sama-sama diberikan pupuk dan penyemprotan air secara rutin. Tetapi hal yang membedakan yaitu tanaman sawi hijau dengan treatmen music sehingga unsur hara yang terkandung didalam pupuk terserap secara lebih efektif. Untuk pembukaan stomata bisa dilihat pada gambar 11 : 12

13 (a) (b) (c) (d) Gambar 11 adalah gambar pembukaan stomata. (a) gambar pembukaan stomata 1 jam, (b) gambar pembukaan stomata 2 jam, (c) gambar pembukaan stomata no treatmen, (d) gambar pembukaan stomata 3 jam 13

14 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Jenis music gamelan jawa (Lcr kebogiro penganten- nartosabdo) pada rentang frekuensi 3 Hz- 6 Hz memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas sawi ketika pemberian treatmennya dengan durasi yang berbedabeda. 2. Pada saat dipanen, music gamelan jawa (Lcr kebogiro penganten- nartosabdo) dengan frekuensi antara 3 Hz sampai 6. Hz menghasilkan sawi dengan panjang dan lebar yang paling tinggi dibandingkan dengan sampel lain dan sampel kontrol. Berat sawi yang paling besar juga dihasilkan oleh sampel 3 yang diberi perlakuan music selama 3 jam. Saran 1. Bagi penelitian mendatang disarankan untuk lebih teliti terhadap faktor luar lahan tanam yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang intensitas suara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman 3. Dalam mengamati pembukaan stomata perlu menggunakan mikroskop dengan perbesaran yang lebih besar supaya bukaan stomata bisa diamaati secara lebih jelas. 14

15 DAFTAR PUSTAKA [1] I Ketut Kariada dan I Made Sukadana No. Agdex : 253 dan 262/2 No. Seri : 14/Sayuran/2/Nopember 2. [2] Irianti, Endang, Abdul Choliq, Yulianto, Tri Reni P, Aris M. (25) Kaji Terap Teknologi Sonic Bloom pada Tanaman Kentang untuk Produksi Benih. Buletin Pertanian dan Peternakan. Vol. 6 No Hal [3] Yulianto. (26). Sonic Bloom Sebagai Alternatif Teknologi Terobosan untuk Meningkatkan Produktivitas Padi. Agribisnis Vol. 8 No Hal [4] Ekici, Nuran, Feruzan Dane, Leyla Mamedova, Isin Metin, and Murad Huseyinov. (27). The Effects of Different Musical Elements of Root Growth and Mitosis in Onion (Allum cepa) Root Apical Meristem (Musical and Biological Experimental Study). Asian Journal of Plant Sciences 6 (2): [5] Sam Guss. 27. Science Exhibiton Investigation Rubric. [6] Yeni Widyawati, Nur Kadarisman, dan Agus Purwanto.Pengaruh Suara Garengpung (Dundubia manifera) Termanipulasi pada peak frekuensi (6,7±,4) 13 Hz Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kacang Dieng (Vicia faba Linn), Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 211 [7] Resnick, Halliday Fisika Jilid 1, 2 (terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga. [8] Afifuddin Dalimunthe. Stomata Biosintesis, Mekanisme Kerja dan Peranannya, Program Study Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara 15

PENGARUH GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN SAWI HIJAU ( Brassica rapa var. parachinensis L. )

PENGARUH GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN SAWI HIJAU ( Brassica rapa var. parachinensis L. ) PENGARUH GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN SAWI HIJAU ( Brassica rapa var. parachinensis L. ) Tesar Aditya 1, Eko Yuli Kristianto 1, Kukuh Oktavianus 1, Adita Sutresno 1,2,* 1 Progam

Lebih terperinci

PENGARUH GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN SAWI HIJAU ( Brassica rapa var. parachinensis L. )

PENGARUH GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN SAWI HIJAU ( Brassica rapa var. parachinensis L. ) PENGARUH GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN SAWI HIJAU ( Brassica rapa var. parachinensis L. ) Tesar Aditya 1, Eko Yuli Kristianto 1, Kukuh Oktavianus 1, Adita Sutresno 1,2,* 1 Progam

Lebih terperinci

GELOMBANG BUNYI FREKUENSI HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAWI BAKSO (Brassica rapa var. parachinensis L.)

GELOMBANG BUNYI FREKUENSI HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAWI BAKSO (Brassica rapa var. parachinensis L.) Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 18 Mei 2013 GELOMBANG BUNYI FREKUENSI 6000-9600 HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAWI

Lebih terperinci

PENGARUH GELOMBANG BUNYI PADA RANGE FREKUENSI 6000 Hz 9600 Hz TERHADAP PERTUMBUHAN SAWI PUTIH (Brassica chinensis L.)

PENGARUH GELOMBANG BUNYI PADA RANGE FREKUENSI 6000 Hz 9600 Hz TERHADAP PERTUMBUHAN SAWI PUTIH (Brassica chinensis L.) PENGARUH GELOMBANG BUNYI PADA RANGE FREKUENSI 6000 Hz 9600 Hz TERHADAP PERTUMBUHAN SAWI PUTIH (Brassica chinensis L.) Eko Yuli Kristianto 1, Suryasatrya Trihandaru 1,2, Adita sutresno 1,2 * 1 Program Studi

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No. STUDI PENGARUH FREKUENSI 6000 9600 HZ PADA MUSIK GAMELAN JAWA TERHADAP PERTUMBUHAN SAWI HIJAU JENIS Brassica rapa var. parachinensis L dan Brassica Juncea Tesar Aditya 1, Made Rai Suci Shanti 1,2, Adita

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No. STUDI PENGARUH FREKUENSI 6000 9600 HZ PADA MUSIK GAMELAN JAWA TERHADAP PERTUMBUHAN SAWI HIJAU JENIS Brassica rapa var. parachinensis L dan Brassica Juncea Tesar Aditya 1, Made Rai Suci Shanti 1,2, Adita

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH AUDIO FARMING FREQUENCY TERHADAP PEMBUKAAN STOMATA DAN PERTUMBUHAN SAWI SENDOK (Brassica Juncea)

STUDI PENGARUH AUDIO FARMING FREQUENCY TERHADAP PEMBUKAAN STOMATA DAN PERTUMBUHAN SAWI SENDOK (Brassica Juncea) STUDI PENGARUH AUDIO FARMING FREQUENCY TERHADAP PEMBUKAAN STOMATA DAN PERTUMBUHAN SAWI SENDOK (Brassica Juncea) Novi Triyono 1, Made Rai Suci Shanti 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program studi PendidikanFisika,

Lebih terperinci

Oleh, Tesar Aditya NIM: TUGAS AKHIR. Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh, Tesar Aditya NIM: TUGAS AKHIR. Program Studi Pendidikan Fisika SPEKTRUM GARENGPUNG ( cryptotymphana acuta) FREKUENSI 6000 9600 HZ UNTUK PERTUMBUHAN SAWI HIJAU JENIS Brassica rapa var. parachinensis L dan Brassica Juncea Oleh, Tesar Aditya NIM: 192009005 TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH MUSIK GAMELAN JAWA FREKUENSI HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SELADA HIJAU (LACTUCA SATIVA L)

STUDI PENGARUH MUSIK GAMELAN JAWA FREKUENSI HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SELADA HIJAU (LACTUCA SATIVA L) STUDI PENGARUH MUSIK GAMELAN JAWA FREKUENSI 6000 9600 HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SELADA HIJAU (LACTUCA SATIVA L) Oleh: Kukuh Oktavianus NIM: 192010007 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi

Lebih terperinci

Kajian Pengaruh Penggunaan Frekuensi Gelombang Bunyi terhadap Pertumbuhan Benih Kedelai

Kajian Pengaruh Penggunaan Frekuensi Gelombang Bunyi terhadap Pertumbuhan Benih Kedelai Kajian Pengaruh Penggunaan Frekuensi Gelombang Bunyi terhadap Pertumbuhan Benih Kedelai Suwardi Abstrak: Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan frekuensi gelombang

Lebih terperinci

PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI ( ) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea)

PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI ( ) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea) PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI (3000-6000) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea) Oleh, Triana Susanti NIM : 192007003 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Perhitungan Luas Citra Stomata Daun Selada Merah (Lactuca sativa) Dalam Paparan Tehnologi Audio Farming Frequency (AFF)

Perhitungan Luas Citra Stomata Daun Selada Merah (Lactuca sativa) Dalam Paparan Tehnologi Audio Farming Frequency (AFF) Perhitungan Luas Citra Stomata Daun Selada Merah (Lactuca sativa) Dalam Paparan Tehnologi Audio Farming Frequency (AFF) Made Rai Suci Shanti 1,2,a), Dwi Kristiyanto 1,b), Alvama Pattiserlihun 2,c), dan

Lebih terperinci

Yeni Widyawati, Nur Kadarisman, dan Agus Purwanto Prodi Fisika, Jurusan Pend. Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

Yeni Widyawati, Nur Kadarisman, dan Agus Purwanto Prodi Fisika, Jurusan Pend. Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 011 PENGARUH SUARA GARENGPUNG (Dundubia manifera) TERMANIPULASI PADA PEAK FREKUENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pangan, sandang dan papan. Pangan dianggap sebagai kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pangan, sandang dan papan. Pangan dianggap sebagai kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiga kebutuhan yang paling mendasar untuk kelangsungan hidup manusia adalah pangan, sandang dan papan. Pangan dianggap sebagai kebutuhan yang paling utama karena

Lebih terperinci

Pengaruh Pertumbuhan Pertunasan Benih Padi (Oryza sativa L.) Varietas Inpari-4 dengan Pemberian Frekuensi Gelombang Bunyi

Pengaruh Pertumbuhan Pertunasan Benih Padi (Oryza sativa L.) Varietas Inpari-4 dengan Pemberian Frekuensi Gelombang Bunyi Pengaruh Pertumbuhan Pertunasan Benih Padi (Oryza sativa L.) Varietas Inpari-4 dengan Pemberian 53 NATURAL B, Vol. 3, No. 1, April 215 Pengaruh Pertumbuhan Pertunasan Benih Padi (Oryza sativa L.) Varietas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, tanaman selada belum dikelola dengan baik sebagai sayuran komersial. Daerah yang banyak ditanami selada masih terbatas di pusat-pusat produsen sayuran

Lebih terperinci

J. Sains Dasar (2)

J. Sains Dasar (2) J. Sains Dasar 14 3 (2) 5-2 Dampak pemberian frekuensi stimulator belalang kecek (Orthoptera) 00 Hz padapembibitan jati (Tectona grandis) dan penanaman kacang tanah (Arachis hypogeae, L) [The effects of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahu, es krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak,dan

BAB I PENDAHULUAN. tahu, es krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak,dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merr) menjadi komoditas pangan yang telah lama dibudidayakan di Indonesia, yang saat ini tidak hanya diposisikan sebagai bahan baku industri

Lebih terperinci

Desain Sumber Bunyi Titik

Desain Sumber Bunyi Titik Desain Sumber Bunyi Titik Yogo Widi Prakoso 1, Made Rai Suci Santi 1,2, Adita Sutresno 1,2* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika 2 Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN Agus Martono 1, Nur Aji Wibowo 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan suatu peningkatan kualitas di masyarakat. Selain itu, perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan suatu peningkatan kualitas di masyarakat. Selain itu, perlu adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, keberlanjutan pertanian menjadi salah satu aspek terpenting sebagai tolok ukur kesejahteraan masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan guna menjaga keberlangsungan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan ini terdiri dari 6 perlakuan, dan masing-masing

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR. Laporan Praktikum Mikroteknik. OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031

PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR. Laporan Praktikum Mikroteknik. OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031 PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR Laporan Praktikum Mikroteknik Nama NIM Kelompok Asisten OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031 : II (dua) : Ana Fatmasari PROGRAM

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman 29 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelompokan tanaman Hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap sampel daun untuk mengetahui ukuran stomata/mulut daun, dapat dilihat pada tabel 3. Pada tabel 3 ditunjukkan

Lebih terperinci

Efek Paparan Musik dan Noise pada Karakteristik Morfologi dan Produktivitas Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea)

Efek Paparan Musik dan Noise pada Karakteristik Morfologi dan Produktivitas Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea) Technical Paper Efek Paparan Musik dan Noise pada Karakteristik Morfologi dan Produktivitas Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea) Effect of music and noise stimulations to the morphology characteristic

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun 16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor I: Dosis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bentuk gelombang suara asli jangkrik (Gryllus assimilis) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bentuk gelombang suara asli jangkrik (Gryllus assimilis) yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Analisis Bunyi dan Manipulasi Frekuensi 1. Analisis Bunyi Bentuk gelombang suara asli jangkrik (Gryllus assimilis) yang direkam menggunakan program Sound Forge 10.0 dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas

Lebih terperinci

PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL

PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL Aska 1, Andreas Setiawan 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair Responses Growth and Production of Mustard Greens (Brassica juncea L.) to the Addition of Liquid Fertilizer Muhammad

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Pengaruh variasi kadar pupuk daun terhadap pertumbuhan dan produktivitas beberapa jenis sayuran buah dengan pemaparan suara belalang termanipulasi

Pengaruh variasi kadar pupuk daun terhadap pertumbuhan dan produktivitas beberapa jenis sayuran buah dengan pemaparan suara belalang termanipulasi Ratnawati dkk./j. Sains Dasar 2014 3(1) 69-78 Pengaruh variasi kadar pupuk daun terhadap pertumbuhan dan produktivitas beberapa jenis sayuran buah dengan pemaparan suara belalang termanipulasi (The effect

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. XI No. 1 : (2005)

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. XI No. 1 : (2005) Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. XI No. 1 : 67-75 (2005) Artikel (Article) PENGARUH TEKNOLOGI PEMUPUKAN BERSAMA GELOMBANG SUARA (SONIC BLOOM) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN SEMAI ACACIA MANGIUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L) family Lilyceae yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L) family Lilyceae yang berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L) family Lilyceae yang berasal dari Asia Tengah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sering digunakan sebagai penyedap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan

Lebih terperinci

K094. Universitas Negeri Yogyakarta - ABSTRAK

K094. Universitas Negeri Yogyakarta   - ABSTRAK K094 PENGARUH FREKUENSI SUARA GARENGPUNG (Dundubia manifera) TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKTIVITAS, DAN PATOGEN "Phytophthora infestans" TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) DENGAN SISTEM GREENHOUSE Riza

Lebih terperinci

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Volume 11 Nomor 2 September 2014 Volume 11 Nomor 2 September 2014 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 11 2 Hal. 103-200 Tabanan September 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 HASIL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Objek penelitian ini menggunakan tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) yang telah diberi pemaparan gelombang suara Garengpung (Dundubia manifera) termanipulasi

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA Roganda Panagaman Opusunggu 1), Nerty Soverda 2), dan Elly Indra Swari 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1) Alumni Program

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Kata kunci :Audio Bio Harmonic (ABH), WT5001, Horn speaker, Garengpung, taraf intensitas bunyi,

Kata kunci :Audio Bio Harmonic (ABH), WT5001, Horn speaker, Garengpung, taraf intensitas bunyi, Profil Distribusi Taraf Intensitas Bunyi. (Anisa Dali Darto) 295 Profil Distribusi Taraf Intensitas... (Anisa Dali Darto) 1 PROFIL DISTRIBUSI TARAF INTENSITAS BUNYI TEKNOLOGI TEPAT GUNA AUDIO BIO HARMONIK

Lebih terperinci

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK 864. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pengembangan pertanian selayaknya dilakukan secara optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha tersebut, maka produktivitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun,

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Pertumbuhan Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, bobot segar akar, dan bobot

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

KARYA ILMIAH TENTANG. BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL Oleh : Rinda Dewi Lestari NPM 10712032 POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L. PROPOSAL PENELITIAN PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) Oleh Diah Azhari 0910480211 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG PADA DINDING PENGHALANG TERHADAP PENGURANGAN SPL

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG PADA DINDING PENGHALANG TERHADAP PENGURANGAN SPL STUDI TENTANG ENGARUH ROSENTASE LUBANG ADA DINDING ENGHALANG TERHADA ENGURANGAN SL Efrom Susanti 1, Suryasatriya Trihandaru 1,, Adita Sutresno 1,,* 1 rogram studi endidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: PEMANFAATAN KOTORAN KERBAU SEBAGAI PUPUK ORGANIK PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) Baso Amir Email: bas_amt@yahoo.com Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Padi sawah dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu : padi sawah (lahan yang cukup memperoleh air, digenangi waktu-waktu tertentu terutama musim tanam sampai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L) PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L) Eka Rastiyanto A, Sutirman, Ani Pullaila Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 di lahan percobaan Fakulas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA Zuchrotus Salamah 1. Suci Tri Wahyuni 1, Listiatie Budi Utami 2 1 =

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan 3.3.2 Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari dua tahap, yaitu pendugaan data suhu Cikajang dengan menggunakan persamaan Braak (Djaenuddin, 1997) dan penentuan evapotranspirasi dengan persamaan Thornthwaite

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di 12 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di Laboraturium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga bulan Mei 2010 di rumah kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Kampus Dramaga, Bogor dan Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

Lebih terperinci

Tata Cara penelitian

Tata Cara penelitian III. Tata Cara penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Percobaan, Labaratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di III. TATA CARA PENELITIAN A. Rencana Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di Laboratorium Penelitian, Lahan Percobaan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Secara umumm planlet anggrek Dendrobium lasianthera tumbuh dengan baik dalam green house, walaupun terdapat planlet yang terserang hama kutu putih Pseudococcus spp pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai

Lebih terperinci

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Vegetatif Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman. 1. Tinggi tanaman (cm) Hasil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan, diantaranya tanaman buah, tanaman hias dan tanaman sayur-sayuran. Keadaan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian di Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia) Bio-site. Vol. 03 No. 1, Mei 2017 : 39 46 ISSN: 2502-6178 PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia) GROWTH OF MUSTAR

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.

PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L. PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan

Lebih terperinci