BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Perencanaan Pada tahap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. adalah 39 siswa yang terdiri dari 24 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini 39 siswa. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Pra Siklus Kondisi sebelum tindakan merupakan kondisi awal sebelum di gunakan model pembelajaran Group Investigation dalam pelajaran IPA materi pokok Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu. Pada kondisi sebelum tindakan, diketahui bahwa dari total siswa yaitu 39 siswa, 22 siswa dinyatakan belum lulus KKM (65) yang ditetapkan sekolah, sementara yang tuntas hanya 17 siswa. Hasilnya disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus Skor Kriteria Hasil Pra Siklus Belajar Jumlah Siswa (%) 65 Tuntas 17 44% 65 Tidak Tuntas 22 56% Jumlah 39 100% Berdasarkan tabel 4.1. Ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan wujud benda yang tuntas sebanyak 17 siswa (44%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 22 siswa (56%). Hasil perolehan dari tabel tersebut disajikan dalam diagram batang berikut ini: 38

39 Pra Siklus 60% 50% 40% 30% 20% Pra Siklus 10% 0% Tuntas Belum Tuntas Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus Berdasarkan data yang diperoleh, maka diperlukan upaya untuk menindak lanjuti melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini telah disetujui oleh guru kelas dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation yang dilaksanakan dalam dua siklus (tiap siklus dua pertemuan). 4.2.2. Siklus I Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu. Dalam siklus I ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut: A. Perencanaan Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 27 dan 28 Juli 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti telah melakukan kerja kelompok dengan teman sejawatnya untuk menentukan model yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran (RPP) siklus 1 untuk mata pelajaran IPA materi. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menggunakan model

40 pembelajaran group investigation, adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir. Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer. Dan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan, peneliti merancang alat evaluasi berupa soal tes tertulis yang akan menguji siswa berkaitan dengan materi tersebut. Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. B. Tindakan 1. Pertemuan pertama Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2016 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Kegiatan awal Sebelum pelajaran dimulai berdo a terlebih dahulu, kemudian mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa Coba sebutkan benda apa saja yang ada di dalam kelas?. Setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. b. Kegiatan inti Guru menjelaskan materi wujud benda padat, cair dan gas dengan menggunakan alat peraga, menjelaskan sifat-sifat benda padat, cair dan gas, menyebutkan contoh-contoh benda padat, cair dan gas, menentukan benda sesuai dengan sifatnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas, guru menjelaskan materi secara singkat, guru membagi

41 siswa dalam beberapa kelompok, Siswa bersama kelompoknya mulai mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh dari kegiatan membaca materi, Guru bertanya jawab kepada siswa tentang materi sifat-sifat benda padat, cair dan gas yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari hari. Membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa. Siswa bersama kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan, agar menemukan jawaban yang dianggap paling tepat, Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan, Guru memberi pengarahan kepada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. c. Kegiatan akhir Di kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan, tanya jawab, dan tindak lanjut. Guru menjelaskan pada siswa bahwa dalam pertemuan berikutnya akan menggunakan model pembelajaran group investigation. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pesan moral. 2. Pertemuan kedua Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2016 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Kegiatan awal Sebelum masuk pada materi guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Guru memberikan salam kepada siswa Guru mengkondisikan kelas Guru mengabsensi siswa, Sebagai apersepsi guru meminta siswa untuk membangun pandangan awal tentang perubahan wujud benda Guru bertanya kepada siswa Coba sebutkan benda apa saja yang ada di dalam kelas? Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membagi siswa dalam kelompok masingmasing 4-5 orang sesuai dengan tingkat kemampuan akademik siswa

42 (tinggi, sedang, rendah). Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya. b. Kegiatan inti Guru mengajak siswa untuk menggali pengetahuan siswa materi IPA tentang sifat-sifat benda padat, cair dan gas. Guru bertanya jawab kepada siswa tentang materi sifat-sifat bangun datar persegi dan trapesium yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk menentukan sifat-sifat benda padat, cair dan gas melalui media yang telah di siapkan oleh guru. Guru membagikan lembar kerja kelompok, Siswa bersama kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan, agar menemukan jawaban yang dianggap paling tepat. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan. Masing masing kelompok mempresetasikan hasil diskusi. Guru memanggil salah satu nomor kelompok secara acak. Kelompok yang ditunjuk nomornya mengangkat tangan dan mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil dari kelompok yang presentasi. Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap kerja siswa. c. Kegiatan akhir Dalam kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang sifat-sifat benda padat, cair dan gas, setelah itu guru bersama siswa merefleksi proses pembelajaran. Tindak lanjut guru melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan Salam penutup. C. Observasi Aktivitas guru atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas yang menjadi fokus pengamatannya adalah bagaimana penggunaan model pembelajaran group investigation dalam pembelajaran IPA, serta implikasi dari

43 model pembelajaran group investigation pada hasil belajar matematika. Selama mengajar, observer merekam jalanya pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah keseluruhan selama proses pembelajaran berlangsung. hal-hal yang menjadi pengamatan adalah aktivitas guru, maka instrumen pengamatan yang digunakan adalah lembar observasi dalam penggunaan model pembelajaran group investigation pada pembelajaran IPA materi Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu. Dari pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi dari siklus I adalah pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi masih ada sedikit hambatan yaitu sebagai berikut: 1. Ada beberapa siswa yang masih ramai selama proses pembelajaran berlangsung sehingga mengganggu teman yang lain. 2. Ada beberapa siswa yang sangat antusias dalam pembelajaran, siswa tersebut ingin cepat-cepat bekerja dalam kelompok sehingga tidak mendengarkan petunjuk dan arahan dari guru dan hal ini menyebabkan suasan kelas menjadi gaduh. 3. Siswa agak kebingungan dalam menerima materi pembelajaran dan kurang bersemangat. 4. Ada beberapa siswa yang malu saat bekerja dalam kelompok dan menjelaskan materi kepada anggota kelompok lain. 5. Beberapa siswa juga sering menertawakan anggota kelompok saat menjelaskan materi, sehingga suasana menjadi gaduh. 6. Guru belum mengkoordinir dengan baik, baik dalam pembentukan kelompok, diskusi kelompok maupun presentasi tiap-tiap anggota kelompok 7. Waktu pembelajaran yang terbatas, menjadikan proses pembelajaran belum dilaksanakan maksimal. D. Refleksi Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara:

44 a. Untuk mengatasi kekurangan dari tiap pertemuan yang telah dilakukan, maka peneliti melakukan kegiatan perbaikan pada rencana pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya. b. Untuk mengatasi siswa yang kurang semangat dengan cara memotivasi siswa dengan memberi pujian misalnya dengan kata-kata: kamu pasti bisa, fokus ayo anak-anak. c. Memberi pengarahan pada siswa agar dalam melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru dan bersikap lebih tegas. d. Memberi arahan dan motvasi agar siswa tidak malu menjelaskan materi kepada anggota kelompoknya dan juga memberikan semangat. e. Memberikan pengertian pada siswa bahwa saat teman berbicara atau menjelaskan materi harus kita hargai. f. Dari berbagai kekurangan yang ada pada siklus I maka, untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II. 4.2.3. Siklus II Praktek pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan sifat-sifat perubahan wujud benda Menjelaskan perubahan wujud benda yang dapat kembali ke wujud Semula, menjelaskan faktor yang mempengaruhi perubahan wujud benda, mendemonstrasikan proses perubahan wujud benda, menyimpulkan hasil demonstrasi. Siklus II ini dilakukan melalui dua pertemuan dengan rincian sebagai berikut: A. Perencanaan Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus II dilaksanakan, peneliti telah melakukan kerja kelompok dengan teman sejawatnya untuk menentukan model yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus II untuk mata pelajaran IPA materi mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair ke padat ke cair; cair ke gas ke cair; padat ke gas.. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran group investigation, adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir.

45 Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer. Dan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan, peneliti merancang alat evaluasi berupa soal tes tertulis yang akan menguji siswa berkaitan dengan mteri tersebut. Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pada siklus II ini adalah dengan mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar efektifitas pembelajaran dapat meningkat dibanding pada siklus I. B. Tindakan 1. Pertemuan Pertama Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2016 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Kegiatan awal Sebelum pelajaran guru mengucapkan salam kemudian dimulai berdoa terlebih dahulu, kemudian mengabsen siswa. Guru dan siswa mempersiapkan materi yang akan dipelajari. Untuk mengawali pemelajaran guru bertanya pada siswa: Coba sebutkan contoh benda padat, cair dan gas? setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akn dilakukan. b. Kegiatan inti Pada kegiatan inti: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas tentang penjelasan materi memahami perubahan wujud benda padat ke cair ke padat, cair ke gas dan padat ke gas dan menentukan faktor yang mempengaruhi perubahan wujud benda., guru menjelaskan materi secara singkat, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, guru membagi lembar kerja kelompok untuk di pelajari dan di diskusikan dalam anggota kelompok, guru meminta setiap anggota kelompok membacakan hasil

46 diskusi kelompok yang ditugaskan dan bertanggung jawab atas hasilnya. Setelah selesai mempresentasikan hasil kerja kelompok, semua anggota kelompok kembali ke kursi masing-masing. c. Kegiatan akhir Kemudian guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. 2. Pertemuan kedua Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2016 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut : a. Kegiatan awal Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan proses perubahan wujud benda serta menyimpulkan hasil demonstrasi. b. Kegiatan inti Guru menjelaskan secara singkat materi perubahan wujud cair ke padat ke cair; cair ke gas ke cair; padat ke gas. Guru menjelaskan tahaptahap dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation. Kemudian setelah siswa paham dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan, Guru membagi kelas menjadi 4-5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Masingmasing anggota kelompok di beri media alat peraga untuk mendemonstrasikan proses terjadinya perubahan wujud benda padat menjadi cair (gelas berisi air dan es batu) yang telah di sediakan oleh guru. Kemudian setiap anggota kelompok harus memperhatikan setiap proses yang terjadi dalam perubahan wujud benda tersebut dan membuat kesimpulan dari hasil pengamatan peristiwa tersebut. Setelah selesai perwakilan dari masing-masing anggota kelompok mempresentasikan hasil yang telah di simpulkan.

47 c. Kegiatan akhir Guru bersama siswa membahas soal yang belum bisa dikerjakan oleh siswa dalam permainan dan bersama-sama membuat kesimpulan dari semua hasil kesimpulan kelompok terhadap peristiwa pengamatan perubahan wujud benda padat menjadi cair. Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran guru memberikan sola evaluasi kepada siswa. C. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah keseluruhan aktivitas guru atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Fokus pengamatannya adalah bagaimana penggunaan model pembelajaran group investigation dalam pembelajaran IPA, serta implikasi dari model pembelajaran group investigation pada hasil belajar IPA. Berkenaan dengan penelitian ini, maka hal-hal yang menjadi pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu mengamati aktivitas guru, maka instrumen pengamatan yang digunakan adalah lembar observasi dalam penggunaan model pembelajaran Group Investigation pada pembelajaran IPA materi perubahan wujud cair ke padat ke cair; cair ke gas ke cair; padat ke gas. Dalam penelitian ini guru kelas 5 bertindak sebagai observer jalannya kegiatan pembelajaran. Adapun hasil dari observasi guru kelas selama siklus II berlangsung adalah sebagai berikut: 1. Sebagian siswa sudah aktif dalam kegiatan pemahaman materi, siswa sudah mulai terbiasa bekerjasama untuk memecahkan masalah. 2. Di dalam pertemuan kedua ini dalam diri siswa telah tumbuh semangat dan kebernian untuk mengajarkan materi kepada taman. Sebagian besar siswa juga terlihat tidak ragu lagi untuk mengajukan pertanyaan untuk temannya. 3. Guru sudah mengkoordinir dengan baik, baik dalam pembentukan kelompok, diskusi kelompok maupun presentasi tiap-tiap anggota kelompok. 4. Proses pembelajaran sudah dilaksanakan maksimal.

48 5. Ketuntasan belajar siswa sudah mencapai kriteria yang ditetapkan sekolah (minimal 85% dari total siswa tuntas KKM). D. Refleksi Berdasarkan observasi siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation maka dilakukan refleksi yaitu berdiskusi dengan guru kelas, observer, atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran hasil refleksi diambil dari lembar observasi dan tes. Setelah tindakan pada siklus II dilaksanakan, perlu dilakukan refleksi tentang keseluruhan proses belajar mengajar. Refleksi didasarkan atas temuan baik temuan observer maupun temuan guru selama proses pembelajaran dilaksanakan. Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut : Hasil refleksi tersebut adalah pembelajaran dalam menggunakan model pembelajaran group investigation pada siklus II pertemuan pertama sudah baik sekali, untuk pertemuan berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar hasilnya lebih baik lagi. Pada pertemuan pertama siklus II siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation sehingga pembelajaran dilakukan dengan aktif dan siswa tidak ramai sendiri. Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah dapat dikatakan berhasil, yang dapat ditunjukan dari meningktanya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 39 siswa atau 92% siswa tuntas. Dapat disimpulkan pembelajaran yang dilakukan dalam penggunaan model pembelajaran group investigation pada siklus II. Dari uraian diatas peneliti dan guru kelas 4 SD Negeri Tlogo menyimpulkan hasil refleksi pada siklus II, bahwa pembelajaran IPA. dengan menggunakan model pembelajaran group investigation pada siklus II sudah terlaksana secara optimal. Penggunaan model pembelajaran group investigation dapat menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran. Berdasarkan hasil dari refleksi siklus II ini, maka peneliti dan guru yang bersangkutan membuat kesepatan untuk menghentikan tindakan pada siklus II.

49 4.3 Hasil Analisis Data Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil belajar siswa. 4.3.1 Analisis Hasil Belajar Siklus I A. Analisis Deskriftif Hasil Penelitian Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Hasil tes siklus I mengalami peningkatan dari hasil tes pada data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data awal pra siklus, diketahui nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 62% meningkat menjadi 71% pada siklus I. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Skor Kriteria Hasil Sebelum Tindakan Belajar Jumlah Siswa (%) 65 Tidak Tuntas 14 36% 65 Tuntas 25 64% Jumlah 39 100% Berdasarkan tabel 4.2 Ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan wujud benda yang tuntas sebanyak 25 siswa (64%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa (36%). Hasil perolehan dari tabel tersebut disajikan dalam diagram batang berikut ini:

50 Siklus I 80% 60% 40% 20% Siklus I 0% Tuntas Belum Tuntas Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan Tabel 4.2, Gambar 4.2 diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar dengan perolehan nilai 65 pada siklus I adalah 25 siswa (64%), dan siswa yang belum tuntas belajar dengan perolehan nilai <65 pada siklus I adalah 14 siswa (36%). 4.3.2 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan Dengan Siklus I Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan setelah tindakan pada siklus I dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan model pembelajaran group investigation, memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan wujud benda padat,cair dan gas. Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.3 perbandingan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Tabel 4.3 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dengan Siklus I No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Jumlah siswa % Jumlah siswa % 1 Belum Tuntas 22 56 14 36 2 Tuntas 17 44 25 64 Total 39 100 35 100

51 Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.3 perbandingan jumlah ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus I. 70% 60% 50% 40% 30% 20% Pra Siklus Siklus I 10% 0% Tuntas Belum Tuntas Gambar 4.3 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus dengan Siklus I Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.3 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika sebelum tindakan, siswa yang tuntas belajar adalah 17 siswa (44%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas menjadi 25 siswa (64%) dari total jumlah siswa. Jumlah siswa yang belum tuntas sebelum tindakan adalah 22 siswa (56%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 14 siswa (36%). Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan hasil yang diharapkan yaitu minimal 85% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan sekolah =65. Dengan kata lain, dengan hasil ini diperlukan lagi tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II. 4.3.3 Analisis Hasil Belajar Siklus II A. Analisis Deskriftif Hasil Penelitian Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus II. Hasil tes siklus II mengalami

52 peningkatan dari hasil tes pada data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data awal pra siklus, diketahui nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 62% meningkat menjadi 83% pada siklus II. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Siklus II Skor Kriteria Hasil Siklus II Belajar Jumlah Siswa (%) 65 Tidak Tuntas 3 8 65 Tuntas 36 92 Jumlah 39 100% Berdasarkan tabel 4.4 Ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan wujud benda yang tuntas sebanyak 36 siswa (92%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 3 siswa (8%). Hasil perolehan dari tabel tersebut disajikan dalam diagram batang berikut ini: 100% 80% 60% Siklus II 40% Siklus II 20% 0% Tuntas Belum Tuntas Gambar 4.4 Diagram Batang Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan Tabel 4.4 Gambar 4.4 Ketuntasan jumlah siswa yang tuntas belajar dengan perolehan nilai 65 pada siklus II adalah 36 siswa (92%), dan

53 Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan setelah tindakan pada siklus II dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan model group investigation, memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan wujud benda. Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.5 perbandingan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus II. siswa yang belum tuntas belajar dengan perolehan nilai <65 pada siklus II adalah 3 siswa (8%). Tabel 4.1 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Tuntas 17 44 25 64 36 92 Belum Tuntas 22 56 14 36 3 8 Jumlah 39 100 39 100 39 100 Nilai Tertinggi 90 100 100 Nilai Terendah 40 50 60 Rata-Rata 60 66 81 Dari Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar adalah 17 siswa (44%), pada siklus I menjadi 25 siswa (64%) dan pada siklus II menjadi 36 siswa (92%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 22 siswa (56%) belum tuntas, pada siklus I masih 14 siswa (36%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 3 siswa (8%). Nilai tertinggi siswa meningkat yaitu pada pra siklus 90, siklus I nilai tertinggi yaitu 100 dan pada siklus II nilai tertinggi yaitu 100. Nilai terendah pra siklus 40, siklus I 50 dan siklus II nilai terendah 60. Rata-rata nilai siswa dari pra siklus ke siklus II juga mengalami peningkatan dari pra siklus 62% menjadi 71% ke siklus I atau naik sebesar 9% dan pada siklus II menjadi 83 atau naik sebesar 12%. Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai dengan Siklus II. Berikut ini disajikan dalam

54 Gambar 4.5 perbandingan jumlah ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus II. Pra Siklus Siklus I Siklus II 90 100 100 40 50 60 62 71 83 Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Gambar 4.5 Perbandingan Nilai Tertinggi, Terendah dan Nilai Rata Rata Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.6 perbandingan jumlah ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus II. Pra Siklus Siklus I Siklus II 62 71 83 17 25 36 22 14 3 Tuntas Tidak Tuntas Nilai rata-rata Gambar 4.6 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II Berdasarkan Tabel 4.5 dan Gambar 4.6 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk

55 klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 17 siswa atau 44% Jika siklus I, siswa yang tuntas belajar adalah 25 siswa (64%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus II, dimana siswa yang tuntas menjadi 36 siswa (92%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 8 siswa (21%). Jumlah siswa yang belum tuntas siklus I adalah 14 siswa (36%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus II menjadi 3 siswa (8%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 11 siswa (28%). Peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa ketuntasan belajar sudah memberikan hasil yang diharapkan yaitu minimal 85% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan sekolah =65. 4.4 Pembahasan Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo dengan menggunakan model pembelajaran group investigation. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian sehingga mengajak siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan mengembangkan sikap rasa percaya diri siswa untuk menjawab pertanyaan. Sehingga Tugas guru dalam pembelajaran ini bukan sebagai pentransfer pengetahuan tetapi hanya sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran pembelajaran ini siswa belajar secara berkelompok sehingga akan dapat mengoptimalkan kerjasama siswa dalam kelompok kecil. Setelah itu, siswa juga diminta untuk mempresentasikan hasil penyelesaiannya di depan kelas dan kelompok lain memberikan komentar atau tanggapan. Dominasi guru dalam penggunaan model pembelajaran group investigation menjadi kurang sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha mengoptimalkan

56 interaksi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa siswa yang tuntas pra siklus adalah 17 siswa (44%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 25 siswa (64%). Setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 36 siswa (92%). Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 2 siswa (56%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 14 siswa (36%). Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 3 siswa (8%) yang belum tuntas. Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika pembelajaran maka dapat diketahui bahwa tiga siswa tersebut dalam pembelajaran sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran dibandingkan dengan teman-temannya. Terhadap 3 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal disebabkan karena anak tersebut kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal maupun tugas yang diberikan oleh guru rendah sekali, Siswa tersebut diminta untuk mengerjakan soal yang sama dengan soal tes untuk dikerjakan dirumah dengan bimbingan orang tua, teman, ataupun orang yang dianggap dapat memberikan bimbingan. Nilai hasil soal yang dikerjakan di rumah tersebut digunakan untuk memperbaiki Nilai tes formatif setara dengan standar Nilai kriteria ketuntasan minimal. Dengan kata lain, bahwa upaya peningkatan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran group investigation materi perubahan wujud benda pada siswa kelas 4 SDN Tlogo, berhasil dilakukan. Selain meningkatkan ketuntasan belajar, menggunakan model pembelajaran group investigation dalam pembelajaran IPA materi perubahan wujud benda, juga meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa. Pada siklus I, kinerja guru masuk dalam kategori cukup baik. Setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus II, kinerja guru meningkat menjadi baik sekali. Setelah dilaksanakan perbaikan tindakan pada siklus II, aktivitas siswa

57 dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran group investigation masuk dalam kategori baik sekali. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Vera Sandria (2012) yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 147 Palembang. Subjek Penelitian adalah siswa kelas IVA SD Negeri 147 Palembang semester genap tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 orang siswa, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 21 siswi perempuan. Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas, disimpulkan bahwa Model Pembelajaran group investigation, dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 147 Palembang. Selain itu, penelitian tindakan yang dilakukan oleh Sutanto (2012) yang berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran group investigation (GI) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Gejayan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar dari tiap siklus dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan model group investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Semester II SD Negeri Gejayan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012. Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini juga mendukung pernyataan teoritis tentang model pembelajaran menurut Menurut Isjoni (2013:68) model group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Model ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam

58 gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahan siswa materi perubahan wujud benda pada siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Keunggulan dari penelitian yang telah dilaksanakan di SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten semarang ini yaitu dalam penelitian ini siswa lebih aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran, siswa lebih mendominasi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pada penelitian ini mengalami peningkatan, selain dari proses pembelajaran keunggulan penelitian ini dapat dilihat dari hubungan interpersonal dan komunikasi antar siswa, model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk aktif berkomunikasi antara siswa dan siswa guru dan gurunya.