MENTIEM ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL FEPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 051 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN PEDOMAN lzln USAHA NIAGA BAHAN BAKAR NABATI (BIOFLIEL) SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, Menmbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Dktum Pertama angka 2 lnstruks Presden Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyedaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabat (Bofuel) Sebaga Bahan Bakar Lan, perlu menetapkan pengaturan tatanaga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan; b. bahwa berdasarkan pertmbangan sebagamana dmaksud dalam huruf a dan untuk percepatan penyedaan dan pemanfaatan Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga bahan Bakar Lan, perlu menetapkan Persyaratan dan Pedoman lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) Sebaga Bahan Bakar Lan dalam suatu Peraturan Menter Energ dan Sumber Daya Mneral; Mengngat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Mnyak dan Gas Bum (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 41 52) sebagamana telah berubah dengan Putusan Mahkamah Konsttus Nomor 002lPUU-112003 pada tanggal 21 Desember 2004 (Berta Negara RI Nomor 1 Tahun 2005); 2. Peraturan Pemerntah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegatan Usaha Hlr Mnyak dan Gas Bum (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4436); 3. Keputusan Presden Nomor 187lM Tahun 2004 tanggal 20 Oktober 2004 sebagamana telah beberapa kal dubah terakhr dengan Keputusan Presden Nomor 20lP Tahun 2005 tanggal 5 Desember 2005; 4. Peraturan Presden Nomor 5 Tahun 2006 tanggal 25 Januar 2005 tentang Kebjakarl Energ Nasonal; 5. Peraturan Menter Energ dan Sumber Daya Mneral Nomor 0007 Tahun 2005 tanggal 21 Aprl 2005 tentang Persyaratan dan Pedoman Pelaksanaan lzn Usaha Dalam Kegatan Usaha Hlr Mnyak dan Gas Bum;
6. Peraturan Menter Energ dan Sumber Daya Mneral Nomor 0030 Tahun 2005 tanggal 20 Jul 2005 tentang Organsas dan Tata Kerja Departemen Energ dan Sumber Daya Mneral; 7. Peraturan Menter Energ dan Sumber Daya Mneral Nomor 0048 Tahun 2005 tanggal30 Desember 2005 tentang Standar dan Mutu (Spesfkas) Serta Pengawasan Bahan Bakar Mnyak, Bahan Bakar Gas, Bahan Bakar Lan, LPG, LNG dan Hasl Olahan yang Dpasarkan d Dalam Neger; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PERSYARATAN DAN PEDOMAN lzln USAHA NIAGA BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL) SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalarn Peraturan Menter n yany dmaksud dengan : 1. Bahan Bakar Lan adalah bahan bakar yang berbentuk car atau gas yang berasal dar selan Mnyak Bum, Gas Bum dan Hasl Oahan. 2. Bahan Bakar Nabat (Bofuel) adalah bahan bakar yang berasal I 1 dar bahan-bahan nabat. 3. lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan yang selanjutnya dsebut lzn Usaha Naga Bahan 1 Bakar Nabat (Bofuel) adalah zn yang dberkan kepada Badan I Usaha untuk melakukan kegatan usaha naga Bahan Bakar 1 Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan. I 4. Kegatan Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan adalah kegatan usaha untuk menyedakan Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan rnalput kegatan produks, pembelan, penjualan, ekspor, danlatau rnpor, 1 serta pengangkutan dan penympanannya sampa dengan pemasaran Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar 1 Lan ke konsumen akhr dengan menggunakan merek dagang I tertentu. 5. Badan Usaha adalah Perusahaan berbentuk badan hukum yang q I 1 menjalankan jens usaha yarg besfat tetap, terus-menerus dan ddrkan sesua dengan peraturan perundang-undangan yang I 8 berlaku serta bekerja dan berkedudukan dalam wlayah Negara Kesatuan Republk Indonesa. J
6. Pengguna langsung adalah perorangan maupun Badan Usaha yang menggunakan Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan untuk kepentngan sendr dan tdak untuk tujuan komersal. 7. tvlentsr adalah Menter yang bdang tugas dan tanggung jawabnya melput kegatan usaha Mnyak darl Gas Bum. 8. Drektur Jenderal adalah Drektur Jenderal yang tugas dan tanggungjawabnya melput kegatan usaha Mnyak dan Gas Bum. 9. Gubernur adalah Gubernur selaku wakl Pemerntah d daerah. BAB II PERSYARATAN DANTATACARA lzln USAHA NlAGA BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL) Pasal 2 Badan Usaha yang melaksanakan Kegatan Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofusl) sebaga Bahan Bakar Lan wajb memlk lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) dar Menter. Pasal 3 (1) llntuk mendapatkan Dzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebagamana dmaksud dalam Pasal 2, Badan Usaha menyarnpakan permohonan kepada Menter melalu Drektur Jenderal dengan melamprkan data admnstratf dan data tekns. (2) Data admnstratf sebagamana dmaksud pada ayat (1) terdr dar: a. Akta Pendran Badan Usaha dan perubahannya yang telah mendapatkan pengesahan dar nstans yang berwenang; b. Bodata Badan Usaha (Company Profle); c. Nomor Pokok Wajb Pajak (NPWP); d. Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP); e. Surat Kelerangan Dornsl Badan Usaha; f. Surat pernyataan tertuls d atas matera mengena kesanggupan memenuh ketentuan peraturan perundangundangan; dan g. Surat parnyataan tertuls d atas matera mengena kesedaan dakukan nspeks lapangan oleh Drektorat Jenderal. (3) Data tekns sebagamana dmaksud pada ayat (1) terdr dar: a. sumber peroleharl bahan bakubahan Bakar Nabat (Bofuel) * sebaga Rahan Bakar Lan yang dusahakan; b. data standar dan mutu (spesfkas) Bahan'Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan yang akan dnagakan;
c. nama dan merek dagang Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan untuk retal; d. nformas kelayakan usaha; % e. surat pernyataan tertuls d atas matera mengena kemampuan penyedaan Bahan Bakar Nabat (Bofrel) sebaga Bahan Bakar Lan; dan f. surat pernyataan secara tertlls d atas matera kesanggupan untuk memenuh aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lngkungan hdup. (1) Drektur Jenderal melakukan peneltan dan evaluas terhadap data admnstratf dan data tekns atas pernohonan sebagarnana dmaksud dalam Pasal 3 dalam jangka waktu palng lama 10 (sepuluh) har kerja. (2) Badan Usaha wajb melenykap data admnstratf dan data tekns atas permohonan sebagamana dmaksud dalam Pasal 3 dalam jangka waktu palng lama 10 (sepuluh) har kerja sejak dterrnanya pembertahuan. (3) Dalam rangka klarfkas terhadap data admnstratf dan data tekns sebagarnana dmaksud dalam Pasal 3, Drektur Jenderal dapat memnta Badan Usaha untuk mengadakan presentas, (4) Dalam ha1 data admnstratf dan data tekns sebagamana dmaksud pada ayat (2) telah lengkap dan benar, untuk pemerksaan kesesuaan data dan nformas mengena rencana Badan Usaha, dapat dlakukan pennjauan lokas. (5) DIrektur Jenderal"wajb menyelesakan peneltan dan evaluas palng lama 10 (sepuluh) har kerja setelah dlaksanakannya presentas darl dtermanya persyaratan secara lengkap dan benar danlatau pennjauan lokas. Pasal 5 (1) Dalam ha1 permohonan sebagamana dmaksud dalam Pasal 3 telah memenuh persyaratan, Drektur Jenderal atas nama Menter memberlkan lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) kepada Badan Usaha. (2) Dalam ha1 permohonan sebagamana dmaksud dalam Pasal 3 tdak memenuh persyaratan, Drektur Jenderal atas nama Menter menolak permohonan Badan Usaha dengan menyampakan alasan-alasan penolakannya. (1) lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebagamana drnaksud dalam Pasal 5 dbarkan dalam jangka waktu palng lama 20 (dua puluh) tahun.
-5- (2) lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) yang habs masa berlakunya sebagamana dmaksud pada ayat (1) dapat dperpanjang dengan mengajukan permohonan palng lama 60 (enam puluh) har sebelum lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) berakhr. (3) Perpanjangan lzn Usaha Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebagamana dmaksud pada ayat (2) dapat dberkan berdasarkan knerja perusahaan dan evaluas tahunan. BAB III PEDOMAN PELAKSANAAN IZIN USAHA NIAGA BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL) Pasal 7 Badan Usaha pemegang lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) wajb memlk dan/atau menguasa fasltas dan sarana Kegatan Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan. Pasal 8 Dalam melaksanakan pembangunan fasltas dan sarana Kegatan Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuet) sebaga Bahan Bakar Lan, Badan Usaha wajb : a. menggunakan barang dan peralatan yang memenuh standar sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. menggunakan kadah keteknkan yang bak; c. mengutamakan pemanfaatan barang, peralatan, jasa, teknolog serta kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam neger; d. mengutarnakan penggunaan tenaga kerja Warga Negara lndonesa dengan memperhatkan pemanfaatan tenaga kerja setempat sesua dengan standar kompetens yang dpersyaratkan; e. menjamn keselamatan dan kesehatan kerja dan lngkungan hdup; f. membantupengembanganmasyarakatsetempat. Pasal 9 Dalam melaksanakan Kegatan Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuef) sebaga Bahan Bakar Lan, Badan Usaha wajb : a. menjamn ketersedaan Bahan Bakar Nabat (Bofuet) sebaga Bahan Bakar Lan secara berkesnambungan dan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam neger; b. menjamn dan bertanggung jawab sampa ke tngkat penyalur/konsumen akhr atas standar dan mutu Bahan Bakar Nabat (Bofuet) sebaga Bahan Bakar Lan yang dnagakan sesua standar dan mutu (spesfkas) yang dtetapkan Menter;
c. menjamn harga. jual Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan pada tngkat yang wajar; d. menjamn penyedaan fasltas dan sarana Kegatan Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bafuel) sebaga Bahan Bakar Lan yang memada; e. menjamn dan bertanggung jawab atas penggunaan peralatan, lteakuratan dan sstem alat ukur yang dgunakan yang memenuh star~dar sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; f. mempunya dan menggunakan nama dan rnerek dayang tertentu Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan rntuk retal; g. menyampakan laporan kepada Drektur Jenderal rnengena pelaksanaan Kegatan Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan setap 3 (tga) bulan sekal atau sewaktu-waktcr apabla dperlukan. Dalam ha1 Badan Usaha pernegang lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) akan melaksanakan ekspor danlatau mpor Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan, wajb mendapatkan rekomendas dar Menter. Pasal 11 (1) Pengguna langsung Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan dapat melakukan mpor Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan secara langsung untuk penggunaan sendr setelah mendapatkan rekomendas dar Menter. (2) Pengguna langsung dlarang memasarkan danlatau msmperjual belkan Bahan Bakar Nabat (Bafuel) sebaga Bahan Bakar Lan. (3) Terhadap pengguna langsung yang memasarkan danlatau memperjualhelkan Bahan Bakar Nabat (Rofuel) sebaga Bahan Bakar Lan dkenakan sanks sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (1) Badan Usaha pemeyang lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) dapat menagakan Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan kepada konsumen akhr. (2) Terhadap Bahan Bakar Mnyak yang dcampur dengan Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar lan hanya dapat dnagakan oleh Badan Usaha Pemegang lzn Usaha Naga Umun Bahan Bakar Mnyak.
-7- (3) Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan sebagamana dmaksud pada ayat (1) dan Bahan Bakar Mnyak yang dcampur sebagamana dmaksud pada ayat (21 wajb memenuh standar dan mutu (spesfkas) yang dtetapkan Menter. (4) Badan Usaha pemegang lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) dalam melaksanakan Kegatan Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan dapat menunjuk penyalur dengan mengutamakan koperas, usaha kecl dan/atau badan usaha swasta nasonal melalu seleks. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 13 Drektur Jenderal melakukan pembnaan dan pengawasan atas Kegatan Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan. Drektur Jenderal melaksanakan pembnaan dan pengawasan atas standar dan mutu Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebaga Bahan Bakar Lan yang dnagakan oleh Badan Usaha d dalam neger. BAB V SANKSI ADMlNISTRATIF Pasal 14 (1) Drektur Jenderal atas nama Menter memberkan teguran tertuls terhadap Badan Usaha yang melakukan pelanggaran terhadap salah satu persyaratan dalam lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofue. (2) Dalam jangka waktu 30 (tga puluh) har setelah dberkan teguran tertuls sebagamana dmaksud pada ayat (1), apabla Badan Usaha tetap melakukan pelanggaran atau pengulangan pelanggaran, Drektur Jenderal atas nama Menter dapat menangguhkan Kegatan Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuet) sebaga Bahan Bakar Lan untuk jangka waktu palng lama 3 (tga) bulan. (3) Dalam hal Badan Usaha tdak menaat persyaratan yang dtetapkan oleh Menter selama masa penangguhan sebagamana dmaksud pada ayat (2), Drektur Jenderal atas nama Menter dapat membekukan Kegatan Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuet) sebaga Bahan Bakar Lan untuk jangka waktu palng lama 3 (tga) bulan. (4) Dalam hal setelah dberkannya teguran tertuls, penangguhan, dan pembekuan kegatan sebagamana dmaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), kepada Badan Usaha dberkan kesempatan untuk menadakan pelanggaran yang dlakukan atau memenuh persyaratan yang dtetapkan dalam jangka waktu palng lama 60 (enam puluh) har sejak dtetapkannya pembekuan.
-8- (5) Dalam hal setelah berakhrnya jangka waktu 60 (enam puluh) har sebagamana dmaksud pada ayat (4), Badan Usaha tdak melaksanakan upaya penadaan pelanggaran dan memenuh persyaratan yang dtetapkan, Drektur Jenderal atas nama Menter dapat mencabut lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (B ofuel) ya ng bersangkutan. Pasal 15 Dalam hal dketahu bahwa Badan Usaha menyampakan data admnstratf dan data tekns sebagamana dmaksudalam Pasal 3 tdak benar, Drektur Jenderal atas nama Menter mencabut lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) yang bersangkutan. Pasal 16 Segala kerugan yang tmbul sebaga akbat dberkannya teguran tertuls, penangguhan, dan pembekuan serta pencabutan lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebagamana dmaksudalam Pasal 14 dan Pasal 15 rnenjad beban Badan Usaha yang bersangkutan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 (1) Menter melmpahkan kewenangan kepada Gubernur pemberan lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuet) dengan kapastas produks sampa dengan 10.000 (sepuluh rbu) ton pertahun. (2) Gubernur dalam meaksanakan pemberan lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebagamana dmaksud pada ayat (1) wajb n'lengacu pada ketentuan Peraturan Menter n. (3) Gubernur wajb menyampakan laporan kepada Menter mengena pelaksanaan pemberan lzn Usaha Naga Bahan Bakar Nabat (Bofuel) sebagamana dmaksud pada ayat (1) setap 6 (enam) bulan sekal dan/atau sewaktu-waktu apabla dperlukan. Pasal 18 Peraturan Menter n mula berlaku pada tanggal dtetapkan. Dtetapkan d Jakarta a tanggal l0 Oktober 2006 RI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,