BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini lebih didominasi oleh guru laki-laki jika ditilik dari jenis kelamin. Jumlah guru laki-laki mencapai 87 orang atau 54,38% dari seluruh responden. Sedangkan guru wanita yang menjadi responden pada penelitian ini sebanyak 45,63% dari total responden. Komposisi responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi % Laki-laki 87 54,38 Perempuan 73 45,63 Total 160 100 Jika ditinjau dari golongan, jumlah responden lebih didominasi oleh guru yang mempunyai golongan III, yaitu sebanyak 128 orang atau sebesar 80% dari keseluruhan responden. Responden yang berasal dari golongan II tercatat sebesar 26 orang atau 16,25% dari seluruh responden. Sedangkan responden yang ber- 63
golongan IV sebanyak 3,75% dari total responden. Komposisi responden golongan dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Distribusi Responden menurut Golongan Golongan Frekuensi % II 26 16,25 III 128 80 IV 6 3,75 Total 160 100 Berdasarkan data Tabel 4.2 diketahui bahwa responden sebagian besar mempunyai golongan III (80%), 4.2 Analisis Deskriptif 4.2.1 Gaya Kepemimpinan Melayani Kepala Sekolah Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Gaya Kepemimpinan Melayani Kepala Sekolah Kategori Interval Frekuensi % Sangat Rendah 44 79,2 - - Rendah 79,3 114,4 2 1,3 Sedang 114,5 149,6 3 1,9 Tinggi 149,7 184,4 148 92,5 Sangat Tinggi 184,9-220 7 4,4 Total 160 100 64
Berdasarkan Tabel 4.3 tampak bahwa sebagian besar guru menilai kepemimpinan melayani dari kepala sekolah berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 148 responden (92,5%). Ini berarti bahwa sebagian besar guru menganggap bahwa kepala sekolah mereka mempunyai kepedulian terhadap partumbuhan dan dinamika kehidupan para guru sehingga ia mendahulukan hal-hal tersebut dibandingkan dengan pencapaian ambisi pribadi atau pola dan kesukaannya saja. 4.2.2 Kepuasan Kerja Guru Sebagian besar guru telah merasa puas sehubungan dengan pekerjaan mereka. Hal ini terlihat dari 48,8% guru tingkat kepuasan kerjanya berada pada kategori tinggi dan 16,9% guru lainnya yang tingkat kepuasan kerjanya berada pada kategori sangat tinggi. Sedangkan 33,1% guru lainnya yang berarti mereka belum merasa puas akan pekerjaannya. Selengkapnya mengenai kategori kepuasan kerja guru dapat disimak pada Tabel 4.5 di bawah ini. 65
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Kepuasan Kerja Guru Kategori Interval Frekuensi % Sangat Tinggi 323,5-385 27 16,9 Tinggi 261,9 323,4 78 48,8 Sedang 200,3 261,8 2 1,3 Rendah 138,7 200,2 53 33,1 Sangat Rendah 77 138,6 - - Total 160 100 4.2.3 Kinerja Mengajar Guru Berdasar Tabel 4.6 terlihat bahwa kinerja mengajar para guru tergolong bagus. Ini terlihat dari 45% guru yang kategori kinerja mengajarnya tergolong tinggi dan 36,9% guru lainnya yang kinerja mengajarnya tergolong sangat tinggi. Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Kinerja Mengajar Guru Kategori Interval Frekuensi % Sangat Tinggi 71,5-85 59 36,9 Tinggi 57,9 71,4 72 45,0 Sedang 44,3 57,8 13 8,1 Rendah 30,7 44,2 16 10,0 Sangat Rendah 17 30,6 - - Total 160 100 66
4.3 Pengujian Normalitas Data Variabel Penelitian Sebelum melakukan analisis korelasi dengan Pearson Product Moment, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi normalitas sebaran datanya agar nantinya dapat menentukan pilihan analisis korelasi yang parametrik atau non parametrik. Pengujian terhadap normalitas data variabel penelitian menggunakan One Sample-Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil pengujian normalitas terhadap variabel kepemimpinan melayani kepala sekolah, kepuasan kerja guru dan kinerja mengajar guru ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Variabel Penelitian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kepemimpin an Melayani Kepuasan Kinerja Mengajar KepSek Kerja Guru Guru 160 160 160 158.6500 246.8125 62.7250 11.86889 70.70705 12.97649.135.230.181.107.193.103 -.135 -.230 -.181 1.703 2.915 2.287.006.000.000 Berdasarkan Tabel 4.7 di atas tampak bahwa untuk variabel kepemimpinan melayani kepala sekolah diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 67
1,703 dengan angka signifikan sebesar 0,006 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data variabel kepemimpinan melayani kepala sekolah tidak berdistribusi normal. Untuk variabel kepuasan kerja guru diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 2,915 dengan angka signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data variabel kepuasan kerja guru tidak berdistribusi normal. Untuk variabel kinerja mengajar guru diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 2,287 dengan angka signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data variabel kinerja mengajar gurutidak berdistribusi normal. Dengan tidak terdistribusi secara normal ketiga variabel penelitian maka hal itu berarti pengujian hubungan antara kepemimpinan melayani kepala sekolah dan kepuasan kerja guru dengan kinerja mengajar guru menggunakan uji korelasi yang non parametrik dalam hal ini uji korelasi spearman (Jogiyanto, 2004). 4.4 Pengujian Hubungan Kepemimpinan Melayani Kepala Sekolah dan Kepuasan Kerja Guru dengan Kinerja Mengajar Guru Hubungan antara kepemimpinan melayani kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru serta hubungan antara kepuasan kerja guru dengan kinerja 68
mengajar guru dapat diketahui dari hasil uji korelasi spearman sebagaimana ditampilkan pada Tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Uji Korelasi Spearman Correlations Spearman's rho Kepemimpinan Melayani KepSek Kepuasan Kerja Guru Kinerja Mengajar Guru **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Kepemimpin an Melayani Kepuasan Kinerja Mengajar KepSek Kerja Guru Guru 1.000.126.268**..056.000 160 160 160.126 1.000.229**.056..002 160 160 160.268**.229** 1.000.000.002. 160 160 160 Berdasarkan Tabel 4.8. di atas menunjukkan nilai korelasi Spearman (rs) antarakepemimpinan melayani kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru sebesar 0,268 dengan tingkat signifikan p 0,000< 0,05 yang berarti antara kepemimpinan melayani kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru terdapat hubungan positif yang signifikan. Nilai korelasi Spearman (rs) antara kepuasan kerja guru dengan kinerja mengajar guru sebesar 0,229 dengan tingkat signifikan p 0,002< 0,05 yang berarti antara kepuasan kerja guru dengan kinerja mengajar guru terdapat hubungan positif yang signifikan. Sementara itu, untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan melayani kepala sekolah dan 69
kepuasan kerja guru dengan kinerja mengajar secara bersama-sama dapat dilihat dari nilai korelasi ganda pada analisis regresi khususnya pada bagian model summary-nya. Adapun hasil analisisnya ditunjukkan pada Tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Uji Korelasi Ganda Model Summary Model 1 Change Statistics Adjusted Std. Error of R Square R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change.383 a.147.136 12.06245.147 13.505 2 157.000 a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja Guru, Kepemimpinan Melayani KepSek Berdasarkan Tabel 4.9 di atas menunjukkan nilai korelasi ganda (R) sebesar 0,383 dengan nilai probabilitas (sig F Change) < 0,05 yang berarti antara kepemimpinan melayani kepala sekolah dan kepuasan kerja guru secara bersama-sama terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kinerja mengajar guru. 4.5 Pembahasan 4.5.1 Hubungan antara Kepemimpinan Melayani Kepala Sekolah dengan Kinerja Mengajar Guru Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepe- 70
mimpinan melayani kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru, ditunjukkan dengan nilai korelasi spearman (rs) sebesar 0,268 denganp < 0,05. Oleh karena itu maka hipotesis yang diajukan sebelumnya dapat diterima. Hal ini berarti semakin tinggi (baik) kepemimpinan melayani kepala sekolah maka semakin tinggi juga kinerja mengajar guru, sebaliknya semakin rendah (buruk) kepemimpinan melayani kepala sekolah maka semakin rendah juga kinerja mengajar guru. Hasil penelitian diatas mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hsu (2007) dan Metzcar (2008) dan sekaligus menolak hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cunningham (2008). Seorang pemimpin dapat melakukan berbagai cara dalam kegiatan mempengaruhi atau memberi motivasi orang lain atau bawahan agar melakukan tindakan-tindakan yang selalu terarah terhadap pencapaian tujuan organisasi. Cara ini mencerminkan sikap dan pandangan pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya, dan merupakan gambaran kepemimpinannya. Kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah, bertanggung jawab atas tercapainya tujuan, peran, dan mutu pendidikan di sekolah. Dengan demikian agar tujuan sekolah dapat tercapai, maka kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memerlukan suatu gaya dalam memimpin, yang mana dalam penelitian ini kepala sekolah dipandang menerapkan model kepemimpinan melayani. 71
Kepemimpinan melayani kepala sekolah pada sekolah yang diteliti ternyata mampu mendorong para guru untuk memiliki kinerja mengajar yang baik. Beberapa bentuk kepemimpinan melayani kepala sekolah tampak dalam wujud dimana kepala sekolah menggunakan kuasanya untuk melayani para guru dan murid (bukan sebaliknya menuntut untuk dilayani), kepala sekolah kerapkali memberikan pengertian yang kuat kepada para guru mengenai pentingnya kebersamaan guna kemajuan sekolah, kepala sekolah juga memiliki ide-ide yang kreatif untuk kemajuan sekolah. Beberapa perilaku kepemimpinan kepala sekolah tersebut pada gilirannya membuat para guru terpacu untuk meningkatkan kinerja mengajar mereka. Hal ini tentunya mendukung pendapat Musakabe (2009) bahwa dengan adanya kepemimpinan yang melayani maka para pengikut memiliki komitmen penuh dalam bekerja untuk mencapai tujuan organisasi dan keberhasilan pemimpin. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hsu (2007) yang menemukan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan melayani dan efisiensi mengajar guru sekolah dasar. Demikian halnya dengan temuan Metzcar (2008) yang menemukan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan melayani dan efektivitas mengajar di ruang kelas. 72
4.5.2 Hubungan antara Kepuasan Kerja Guru dengan Kinerja Mengajar Guru Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepuasan kerja guru dengan kinerja mengajar guru, ditunjukkan dengan nilai korelasi spearman (rs) sebesar 0,229 dengan p<0,05. Oleh karena itu maka hipotesis yang diajukan sebelumnya dapat diterima. Hal ini berarti semakin tinggi kepuasan kerja guru maka semakin tinggi juga kinerja mengajar guru, sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja guru maka semakin rendah juga kinerja mengajar guru. Temuan ini sekaligus mendukung temuan Haryono (2008) dan sebaliknya bertolak belakang dengan temuan Suseno (2005). Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilainilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasaan yang dirasakannya dan sebaliknya. Tujuan utama seorang guru bekerja adalah memenuhi kebutuhannya dan memperoleh kepuasan hidup agar tercapai kebahagiaan hidup, sehingga dengan adanya kepuasan maksimal yang dirasakan oleh seorang guru maka guru tersebut dapat meningkatkan kinerja mengajarnya, guru akan 73
menjadi lebih rajin bekerja dan dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa para guru di sekolah yang diteliti menyatakan bahwa mereka mempunyai kepuasan kerja yang tinggi. Hal ini tercermin dari beberapa hal seperti rekan guru mendukung apa yang dikerjakan oleh guru, kepala sekolah menyediakan berbagai bahan pengajaran guna menunjang kerja para guru, adanya jaminan bahwa guru tidak akan kehilangan pekerjaan di sekolah tempatnya mengajar, guru merasa mendapatkan kemajuan dalam karirnya sebagai pengajar. Berbagai penghargaan yang layak diterima guru tentunya akan memberikan kepuasan bagi para guru dan secara tidak langsung berdampak pula pada kinerja mengajar mereka. Guru yang merasa tidak puas dapat saja mengurangi usaha untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Sebagaimana dikemukakan oleh Sutanto (2002) bahwa individu yang tidak puas akan lebih memilih mengurangi usaha untuk menyelesaikan pekerjaan agar sebanding dengan hasil yang mereka peroleh. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Haryono (2008) menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan dengan derajad sedang dan arah positif antara kepuasan kerja dan kinerja mengajar guru SMK Bantul. 74
4.5.3 Hubungan antara Kepemimpinan Melayani Kepala Sekolah dan Kepuasan Kerja Guru dengan Kinerja Mengajar Guru Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan melayani kepala sekolah dan kepuasan kerja guru dengan kinerja mengajar guru secara bersama-sama, ditunjukkan dengan nilai nilai korelasi ganda (R) sebesar 0,383 dengan nilai probabilitas (sig F Change) P 0,000 < 0,05. Hal ini berarti semakin tinggi skor kepemimpinan melayani kepala sekolah dan skor kepuasan kerja guru maka semakin tinggi juga skor kinerja mengajar guru, sebaliknya semakin rendah skor kepemimpinan melayani kepala sekolah dan skor kepuasan kerja guru maka semakin rendah juga skor kinerja mengajar guru. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan melayani kepala sekolah dan kepuasan kerja guru dengan kinerja mengajar guru secara bersama-sama memperlihatkan bahwa tinggi rendahnya kinerja mengajar seorang guru tidak saja ditentukan oleh satu faktor semata tetapi secara simultan atau bersama-sama ditentukan oleh beberapa faktor, dan dalam penelitian ini tampak bahwa kepemimpinan melayani kepala sekolah dan kepuasan kerja guru berhubungan dengan kinerja mengajar guru. 75
Selaku pemimpin, terlebih dahulu kepala sekolah dituntut untuk memiliki hasrat dan motivasi yang besar untuk memenuhi kebutuhan para guru dalam hal ini kepala sekolah harus mampu mendorong para guru untuk mencapai potensi optimalnya. Selain itu, para guru yang masuk dan berkarir pada sebuah sekolah tentunya mempunyai seperangkat keinginan, kebutuhan, dan hasrat yang menyatu dan membentuk suatu harapan yang diharapkan dapat dipenuhi di tempatnya bekerja. Apabila ada kesesuaian antara harapan guru dengan kenyataan yang ditemui dan didapatkannya dari tempatnya bekerja maka tentu kepuasan kerja akan dicapai. Model kepemimpinan melayani kepala sekolah yang dinilai baik oleh para guru serta adanya kepuasan kerja dari para guru pada akhirnya akan mendorong mereka untuk meningkatkan kinerja mengajarnya. 76