Elvri Teresia br Sembiring adalah Guru Matematika SMA Negeri 1 Berastagi

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI SIFAT-SIFAT GRUP JUMLAHAN MODULO 7 DALAM MENENTUKAN HARI. Pardomuan N. J. M. Sinambela. Abstrak

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

STRUKTUR ALJABAR: RING

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

APOTEMA: Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 2 Juli 2016 p ISSN BILANGAN SEMPURNA GENAP DAN KEPRIMAAN BI LANGAN MERSENNE

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

GRAF PANGKAT PADA SEMIGRUP. Nur Hidayatul Ilmiah. Dr. Agung Lukito, M.S.

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

I. PENDAHULUAN. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara historis

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

Sifat Lapangan pada Bilangan Kompleks

Jurnal Apotema Vol.2 No. 2 62

PERANAN SISTEM MODULO DALAM PENENTUAN HARI DAN PASARAN

FUNGSI-FUNGSI PADA TEORI BILANGAN DAN APLIKASINYA PADA PERHITUNGAN KALENDER. Sangadji *

GRUP PERMUTASI. Bambang Priyo Darminto Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Abstrak

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

SISTEM BILANGAN BULAT

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

PERAN TEOREMA COHEN DALAM TEOREMA BASIS HILBERT PADA RING DERET PANGKAT

KONGRUENSI PADA SUBHIMPUNAN BILANGAN BULAT

Diktat Kuliah. Oleh:

PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

Pardomuan N.J.M. Sinambela adalah dosen jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan

Jurusan Pendidikan Matematika

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Polinom

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

AUTOMORFISME GRAF LENGKAP DENGAN PENDEKATAN TEORI GRUP. Mulyono. Abstrak. ( ), dapat disimpulkan bahwa

DESKRIPSI MATA KULIAH : STRUKTUR ALJABAR I

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA FUZZY RING AND ITS PROPERTIES

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

MODUL FAKTOR DARI MODUL ENDOMORFISMA PADA HIMPUNAN BILANGAN BULAT ATAS GAUSSIAN INTEGER

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Contoh-contoh soal induksi matematika

BAB II TEORI DASAR. untuk setiap e G. 4. G mengandung balikan. Untuk setiap a G, terdapat b G sehingga a b =

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Konstruksi Matriks NonNegatif Simetri dengan Spektrum Bilangan Real

METODE SOLOVAY-STRASSEN UNTUK PENGUJIAN BILANGAN PRIMA

SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN

BAB II KAJIAN TEORI. definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang

DASAR-DASAR ALJABAR MODERN: TEORI GRUP & TEORI RING

SOLUSI BILANGAN BULAT SUATU PERSAMAAN DIOPHANTINE MELALUI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK DALAM PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR (The Logical Identification Approach on the Subject of Abstract Algebra)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK UNTUK MENGATASI KESULITAN MAHASISWA DALAM MEMAHAMI DEFINISI DAN TEOREMA PADA STRUKTUR ALJABAR LANJUT 1

SUATU BUKTI DARI WEDDERBURN S LITTLE THEOREM

SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN

Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi

Analisis Real. Johan Matheus Tuwankotta 1. December 3,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Grup Permutasi dan Grup Siklis. Winita Sulandari

JUMLAH GRUP BAGIAN DALAM DARAB LANGSUNG GRUP SIKLIS BERHINGGA

KONSTRUKSI HOMOMORFISMA PADA GRUP BERHINGGA

STRUKTUR ALJABAR: GRUP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

GRUP MONOTETIK TOPOLOGI DISKRIT BERHINGGA PADA DUALITAS PONTRYAGIN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan disajikan beberapa teori dasar yang digunakan sebagai

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

SOAL DAN PENYELESAIAN RING

SISTEM BILANGAN REAL

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

BAB II DASAR TEORI. membahas tentang penerapan skema tanda tangan Schnorr pada pembuatan tanda

bab 2 satuan pengukuran waktu tema makanan dan kesehatan

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

STRUKTUR ALJABAR 1. Kristiana Wijaya

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks

Aljabar Linear Elementer MA SKS. 07/03/ :21 MA-1223 Aljabar Linear 1

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL

Matriks Simplektik dan Hubungannya Pada Sistem Linier Hamiltonian. Simplectic Matrix and It Relations to Linear Hamiltonian System

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

RUANG VEKTOR BAGIAN RANK KONSTAN DARI BEBERAPA RUANG VEKTOR MATRIKS CONSTANT RANK VECTOR SUBSPACE OF SOME VECTOR SPACE MATRICES

MODUL STRUKTUR ALJABAR 1. Disusun oleh : Isah Aisah, Dra., MSi NIP

RUANG VEKTOR BAGIAN RANK KONSTAN DARI BEBERAPA RUANG VEKTOR MATRIKS

Bab1. Himpunan. Gajah Merpati. Burung Nuri Jerapah

SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan. mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika

Transkripsi:

PENERAPAN SIFAT-SIFAT GRUP PENJUMLAHAN MODULO 12 DAN 24 PADA JAM Elvri Teresia br Sembiring Abstrak Makalah ini membahas mengenai penerapan sifat-sifat grup penjumlahan modulo 12 (Z 12 ) dan modulo 24 (Z 24 ). Penerapan sifat-sifat grup penjumlahan modulo 12 (Z 12 ) terhadap operasi penjumlahan merupakan grup komutatif karena untuk setiap z 1, z 2 anggota Z 12 berlaku z 1 + z 2 = z 2 + z 1. Atau, kalau dilihat dari diagonal utamanya, maka bilangan-bilangan dalam tabel letaknya simetris terhadap diagonal utamanya. Modulo 12(Z 12 ) terhadap operasi penjumlahan juga merupakan grup siklik dengan elemen pembangkitnya adalah 1, 5, 7, 11. Penerapan sifat-sifat grup penjumlahan modulo 24 (Z 24 ) terhadap operasi penjumlahan modulo 24(Z 24 ) terhadap operasi penjumlahan merupakan grup komutatif karena untuk setiap z 1, z 2 anggota Z 24 berlaku z 1 + z 2 = z 2 + z 1. Atau, kalau dilihat dari diagonal utamanya, maka bilangan-bilangan dalam tabel letaknya simetris terhadap diagonal utamanya. Modulo 24(Z 24 ) terhadap operasi penjumlahan juga merupakan grup siklik dengan elemen pembangkitnya adalah 1, 7, 11, 13, 17, 19, 23 Kata Kunci : Sifat-sifat grup penjumlahan Z 12 dan Z 24, grup siklik PENDAHULUAN Jika diperhatikan setiap jam yang ada yaitu jam yang berbentuk analog maka akan didapati bahwa terdapat dua belas angka yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5,.12. Dua belas angka menunjukkan waktu yang didapati pada setiap keadaan tertentu. Jika jam analog dikonversikan menjadi sistem 24 jam, maka ketika jam menunjukkan angka 12 pada siang hari, maka jam tersebut menunjukkan pukul 12.00, setelah itu maka pasti jarum jam akan berputar menunjukkan angka 1. Angka 1 dalam hal ini menunjukkan bahwa dengan sistem 24 jam, maka angka 1 tersebut menunjukkan pukul 13.00 yang artinya keadaan itu terjadi pada jam 1 sore. Perputaran jarum jam ini akan berlanjut secara terus menerus sampai akhirnya jarum jam tersebut menunjuk angka 12. Angka 12 dalam hal ini menunjukkan bahwa dengan sistem 24 jam, maka angka 12 tersebut menunjukkan pukul 24.00 dan sama artinya dengan pukul 00.00 yang artinya keadaan itu terjadi pada jam 12 malam. Jika diperhatikan jam digital maka dapat diperoleh sistem 12 jam atau sistem 24 jam. Jika digunakan sistem 12 jam maka tidak 76

ada persoalan tentang penentuan jam. Sistem 12 jam terdiri dari 12 angka dengan angka 12 diganti dengan angka 0. Keseluruhan angka-angka yang tersedia adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 11. Dalam sistem 24 jam, jam digital hampir sama dengan jam analog, hanya saja angka-angka yang tersedia pada jam digital terdiri dari 24 angka, yang diantaranya adalah angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 23. Pada tulisan ini, akan dibahas mengenai penggunaan jam dengan sistem 12 jam dan sistem 24 jam yang disajikan dengan menerapkan sifat-sifat grup penjumlahan modulo 12 dan modulo 24. PEMBAHASAN Modulo 12 Jam yang sering dipakai dalam kehidupan keseharian dapat juga menggunakan modulo 12 dengan pembagian jenis waktu a.m (pukul 00.00 12.00) dan p.m (pukul 12.00 00.00). Bilangan yang digunakan dalam modulo 12 adalah 0 sampai 1 yaitu Z 12 = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11}. Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah penggunaan satuan waktu menit dan detik dimana 1 jam = 60 menit dan 1 menit = 60 detik. Jadi bilangan yang dipakai dapat dituliskan dari 00.00 sampai 11.59 Perhatikan tabel cayley di bawah ini: + 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 2 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 3 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 4 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 5 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 6 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5 7 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6 8 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6 7 9 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 10 11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dengan melihat tabel cayley di atas maka modulo 12(Z 12 ) terhadap operasi penjumlahan memenuhi sifat tertutup, memiliki elemen identitas yakni 0 (atau 00.00) dan setiap elemen mempunyai invers, 77

sedangkan sifat asosiatif diadopsi komutatif karena untuk setiap z 1, z 2 dari sifat asosiatif bilangan bulat anggota Z 12 berlaku z 1 + sehingga modulo 12(Z 12 ) terhadap z 2 = z 2 + z 1. Atau, kalau dilihat dari operasi penjumlahan memenuhi diagonal utamanya, maka bilanganbilangan keempat aksioma grup maka modulo dalam tabel letaknya 12(Z 12 ) terhadap operasi simetris terhadap diagonal utamanya. penjumlahan membentuk grup. Jika dikaji lebih jauh ternyata modulo 12 (Z 12 ) terhadap operasi Modulo 12(Z 12 ) terhadap operasi penjumlahan juga merupakan grup siklik dengan elemen pembangkitnya penjumlahan merupakan grup adalah 1, 5, 7, 11 Catatan: 1. Jika bilangan yang menunjukkan jam dibagi 12 hasil baginya ganjil maka jenis waktu berubah yakni dari a.m menjadi p.m dan sebaliknya. Jika hasil baginya genap maka jenis waktu tetap. 2. Untuk Menghitung bilangan yang besar digunakan sifat perkalian modulo, yaitu : a p (mod 12) b q (mod 12 maka ab pq (mod 12) Bukti : a p (mod 12) b q (mod 12) maka a p 12m a 12 m + p b q 12 n b 12 n + q sehingga a. b (12 m + p) (12n + q) 12(12 mn) + 12 mq + 12 np + pq ab - pq 12(12 mn + mq + np) ab pq (mod 12) Contoh : 1. Jika sekarang pukul 09.00 (a.m), maka pukul berapa 25000 jam kemudian? 78

25000 n (mod 12) 25000 = 25 x 25 x 40 25 1 (mod 12) 40 4 (mod 12) sehingga 25000 1 x 1 x 4 (mod 12) 4 (mod 12) jadi 9 + 4 = 13 1(mod 12) karena hasil bagi bulat 13 : 12 = 1 (ganjil) maka jenis waktu berubah. Jadi jika sekarang pukul 09.00 maka 25000 jam kemudian pukul 01.00 (p.m) 2. Jika sekarang pukul 05.30 a.m, pukul berapakah 14 jam kemudian? 5 + 14 = 19 7 (mod 12). Hasil bagi bulat 19 : 12 adalah 1 (ganjil) jika sekarang pukul 05.30 a.m maka 14 jam kemudian pukul 07.30 p.m 3. Jika sekarang pukul 10.30 p.m, pukul berapakah 20 jam 45 menit kemudian? 10.30 + 20.45 = 30.75 = 31.15 7 (mod 12) Hasil bagi bulat 31 : 12 = 2 (genap) jika sekarang pukul 10.30 p.m maka 20 jam 45 menit kemudian adalah pukul 07.15 p.m. 4. Seorang pengeliling Indonesia berangkat dari Bandung pada hari Minggu 11 April 2004 pukul 06.00. a.m. Setelah melakukan perjalanan (termasuk istirahat) selama 70 jam 12 menit ia memasuki kota Semarang. Pada pukul berapa dan hari apa ia memasuki kota Semarang? 79

Hasil bagi bulat 70 : 12 = 5 (ganjil) 06.00 + 70.12 = 76.12 04.12 p.m untuk melihat banyaknya hari yang dilalui kita cari hasil bagi bulat dari 5 :2 yaitu 2. Jadi 2 hari kemudian tiba di Semarang. Pengeliling tiba di Semarang pada hari Selasa 13 April 2004 pukul 04.12 p.m. Modulo 24 Dalam kehidupan sehari-hari sering digunakan hitungan jam yang dimulai dari jam 00.01 sampai jam 24.00, hal ini didasarkan pada perhitungan waktu 1 hari yang terdiri dari 24 jam. Karena itu Alat penunjuk waktu (jam) dapat direalisasikan kedalam residu modulo 24. Bilangan yang digunakan dalam modulo 24 adalah 0 sampai 23 Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah penggunaan satuan waktu menit dan detik dimana 1 jam = 60 menit dan 1 menit = 60 detik. Jadi bilangan yang dipakai dapat dituliskan dari 00.00 sampai 23.59. Dalam tulisan ini yang diperhatikan adalah bilangan yang menunjukkan jam dan bukan bilangan yang menunjukkan menit dan detik Perhatikan tabel cayley di bawah ini: yaitu Z 24 = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,..., 23}. + 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 2 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 3 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 4 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 5 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 6 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 7 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 8 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 9 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 17 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 18 18 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 80

19 19 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 20 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 21 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 23 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Dengan melihat tabel cayley di atas maka modulo 24 (Z 24 ) terhadap operasi penjumlahan memenuhi sifat tertutup, memiliki elemen identitas yakni 0 (atau 00.00) dan setiap elemen mempunyai invers, sedangkan sifat asosiatif diadopsi dari sifat asosiatif bilangan bulat sehingga modulo 24(Z 24 ) terhadap operasi penjumlahan memenuhi keempat aksioma grup maka modulo 24(Z 24 ) terhadap operasi penjumlahan membentuk grup. Catatan : Jika dikaji lebih jauh ternyata modulo 24(Z 24 ) terhadap operasi penjumlahan merupakan grup komutatif karena untuk setiap z 1, z 2 anggota Z 24 berlaku z 1 + z 2 = z 2 + z 1. Atau, kalau dilihat dari diagonal utamanya, maka bilangan-bilangan dalam tabel letaknya simetris terhadap diagonal utamanya. Modulo 24(Z 24 ) terhadap operasi penjumlahan juga merupakan grup siklik dengan elemen pembangkitnya adalah 1, 7, 11, 13, 17, 19, 23 Untuk menghitung bilangan besar yang bukan bilangan prima digunakan teorema perkalian modulo, yaitu : Jika a p (mod 24) dan b q (mod 24) maka ab pq (mod 24) Bukti : a p (mod 24) b q (mod 24) maka a p 24 m a 24 m + p b q 24 n b 24 n + q sehingga a. b (24 m + p) (24 n + q) 24(24 mn) + 24 mq + 24 np + pq ab - pq 24(24 mn + mq + np) ab pq (mod 24) 81

Contoh 1. Jika sekarang pukul 10.00, maka pukul berapa 10000 jam kemudian? 10000 n (mod 24) 10000 = 100 x 100 100 4 (mod 24) sehingga 10000 4. 4 (mod 24) 16 (mod 24) jadi 10 + 16 = 26 2(mod 24) Jadi jika sekarang pukul 10.00 maka 10000 jam lagi pukul 02.00 2. Toni melakukan perjalanan dengan mobil menuju kota Jakarta. Ia berangkat dari rumah pukul 09.00, setelah melakukan perjalanan selama 18 jam ia tiba di Jakarta. Pada pukul berapa Toni tiba di Jakarta? Cara I 09.00 + 18.00 = 27.00 03.00 (mod 24) Jadi Toni tiba di Jakarta pada pukul 03.00 keesokan harinya Cara II 09.00 + 18.00 = 27.00 = 1 27 = 1 24 + 1 3 = 0 + 3 = 03.00 jadi Toni tiba di Jakarta pada pukul 03.00 keesokan harinya 3. Jika sekarang pukul 16.00, maka pukul berapa 500 jam kemudian? Cara I 500 20 (mod 24) jadi 16 + 20 = 36 12(mod 24) atau 500 + 16 = 516 12(mod 24) 82

Jadi jika sekarang pukul 16.00 maka 500 jam lagi pukul 12.00 Cara II 500 = 1 500 = 1 480 + 1 20 = 1 (2) 20 + 1 20 = (0) 20 + 1 20 = 0 + 20 = 20, sehingga 500 + 16 = 20 + 16 = 36 = 1 24 + 12 = (0) + 12 = 12 Jadi jika sekarang pukul 16.00 maka 500 jam lagi pukul 12.00 4. Butet berangkat dari Surabaya ke Medan dengan menggunakan kapal motor Kerinci. Setelah berlayar selama 57 jam 35 menit kapal tiba di Medan. Jika kapal tiba di Medan hari Sabtu tanggal 26 Juni 2004 pukul 16.05, pukul berapa dan hari apa kapal bertolak dari Surabaya? Cara I 57 9 (mod 24) Jadi 57 jam 35 menit 9 jam 35 menit (mod 24) 16.05 09.35 = 06.30 Hasil bagi bulat 57 : 24 = 2 Jadi kapal berangkat dari Surabaya hari Kamis tanggal 24 Juni 2004 pukul 06.30. Cara II 57 = 1 57 = 1 48 + 1 9 = 1 (24) 2 + 1 9 = (0) 2 + 9 = 0 + 9 = 9, sehingga 57 jam 35 menit 9 jam 35 menit 83

16.05 09.35 = 06.30, berdasarkan perhitungan di atas maka kapal berangkat dari Surabaya hari Kamis tanggal 24 Juni 2004 pukul 06.30. KESIMPULAN Penerapan sifat jumlahan grup modulo 12 (Z 12 ) dan modulo 24 (Z 24 ) pada menunjukkan bahwa secara matematika, khususnya aljabar dapat diterapkan dalam kehidupan keseharian untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada. DAFTAR PUSTAKA Gallian, A. Joseph. (1990), Contemporary Abstract Algebra, Toronto : D.C Heath and Company. Herstein, I. N. (2000), Topics in Algebra, 2 nd Edition. Singapore: John Wiley & Sons (Asia) Pte. Ltd. Niven, I dan H. S. Zuckerman, (1980). An Introduction to the Theory of Numbers, 4 th Edition. New York: John Wiley & Sons. 84