Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

an SDN Giyanti Kelompok Kontrol SDN 01 Mungseng Kelompok Eksperimen Jumlah sampel penelitaian 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 3 Camba Kabupaten Maros. Data-data yang dianalisis adalah data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

Tabel 6 Hasil Uji Coba validitas Butir Soal Posttest

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso, Propinsi Sulawesi Tengah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A1 yang terdiri dari 21 siswa dan kelas VIII A2 yang terdiri dari 21 siswa. Kelas VIII A1 terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan, untuk kelas VIII A2 terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Kelas VIII A1 sebagai kelas kontrol dimana pembelajaran berlangsung dengan metode konvensional, sedangkan kelas VIII A2 sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan dengan metode PBL. B. Deskripsi Data Awal Penelitian yang dilakukan pada bulan Januari 2014, yang dimulai dengan memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas. Perhitungan untuk mengetahui uji independen t test dan uji prasayarat (uji normalitas dan uji homogenitas) dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0. Deskripsi hasil belajar matematika digunakan untuk melihat hasil belajar sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas. Adapun siswa di kelas kontrol berjumlah 21 siswa dan kelas eksperimen berjumlah 21 siswa. Hasil analisis deskripsi data tes awal dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean prestest Kontrol 21 71,43 10,188 2,223 Ekperimen 21 74,70 11,605 2,532 Berdasarkan Tabel 18 terlihat bahwa hasil rata-rata kedua kelas adalah 71,43 pada kelas kontrol dan pada kelas eksperimen sebesar 74,70. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki rata-rata yang sama sehingga kemampuan kedua kelas sama. 36

37 1. Uji Normalitas Cara untuk mengetahui apakah hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05. Uji ini menggunakan uji Shapiro-Wilk. hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Nomalitas Data Tes Awal Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Pretest_Kelas_Kontrol VIII A1 0,935 21 0,173 Pretest_Kelas_Eksperimen VIII A2 0,974 21 0,810 Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat hasil uji Shapiro-Wilk bahwa nilai signifikansi dari kelas eksperimen sebesar 0,810 dan nilai signifikansi kelas kontrol sebesar 0,173. Nilai signifikan kelas kontrol dan kelas eksperimen > 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan kriteria nilai signifikansi > 0.05, Rincian hasilnya disajikan dalam Tabel 20. Tabel 20 Hasil Analisis Uji Homogenitas Skor Data Tes Awal Levene Statistic df1 df2 Sig. 0,002 1 40 0,968 Pada Tabel 20, dapat dilihat bahawa uji homogenitas varians, diperoleh nilai probabilitas 0,968 > 0,05 sehingga varians data dinyatakan homogen.

38 3. Uji Banding Dua Sampel Analisis uji banding dua sampel dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai atau hasil belajar pada kedua kelas. Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang sama jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil olah data uji banding dua sampel dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 Hasil Analisis Uji t Data Tes Awal Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Equal variances assumed F 0,068 Sig. 0,795 Prestest Equal variances not assumed T -0,972-0,972 Df 40 39,340 Sig. (2-0,337 0,337 tailed) Mean -3,274-3,274 Difference Std. Error Difference 3,370 3,370 Lower -10,084-10,088 Upper 3,537 3,540 Berdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi sebesar 0,337 yang berarti lebih besar dari 0,05 (0,337 > 0,05). Berdasarkan pada nilai signifikansi/probabilitas yaitu jika signifikansi > 0,05, dapat disimpulkan bahwa rataan kedua kelas adalah sama, maka kedua kelas mempunyai kondisi yang sama. Oleh karena itu kelas kontrol diberi perlakuan secara konvensional dan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan metode PBL.

39 C. Analisis Data a. Hasil Belajar Matematika (Posttest) Variabel penelitian ini adalah pembelajaran matematika yang menggunakan metode PBL dengan memanfaatkan hasil belajar Matematika. Subjek penelitian terdiri dari kelas kontrol sebagai pembanding, dan kelas eksperimen yang menggunakan metode PBL. Hasil penelitian ini memperlihatkan skor hasil belajar atau posttest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen yang didistribusikan sesuai dengan interval perolehan skor minimum ke skor maksimum dengan Tabel 22 sebagai berikut : Tabel 22 Skor Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Posttest Kelas Eksperimen & Kontrol 42 53 100 75,52 12,250 42 1 2 1,50 0,506 Valid N (listwise) 42 Hasil posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat didefinisikan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 yang dapat dilihat pada Tabel 23 sebagai berikut : Tabel 23 Deskripsi Data Tes Akhir Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Posttest Kontrol 21 76,00 10,271 2,241 Eksperimen 21 79,29 9,451 2,062 Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa kelas eksperimen berjumlah 21 siswa. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah adalah 100 dan nilai terendah adalah 60. Rata-rata kelas adalah 79,29 dan standar deviasinya 9,451. Kelas kontrol berjumlah 21 siswa, dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 60. Rata-rata kelas kontrol adalah 76,00 dan standar

40 deviasinya 10,271. Hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori dengan batas-batas sebagai berikut : Batas 1 Batas 2 = Mean + 0,5SD = 75,52 + 0,5 x 12,250 = 81,645 dibulatkan menjadi 82 = Mean - 0,5SD = 75,52-0,5 x 12,250 = 69,395 dibulatkan menjadi 69 Pengukuran hasil belajar matematika berdasarkan kategori menurut Sudijono (2012) terlihat pada Tabel 24. Tabel 24 Distribusi Data Tes Akhir Interval Hasil Belajar 83 < x 100 Tinggi 70 < x 82 Sedang 57 x 69 Rendah Kelas Kontrol Eksperimen 4 7 19% 33% 7 9 33% 43% 10 5 48% 24% Berdasarkan Tabel 24 rata-rata kelas eksperimen memiliki hasil belajar sedang, dengan jumlah 9 siswa dari 21 siswa atau 43%. Hasil belajar dengan kategori tinggi untuk kelas eksperimen 7 siswa dengan persentase 33% dan 5 siswa hasil belajarnya rendah dengan persentase 24%. Hasil belajar untuk kelas kontrol sebagian besar rendah, yaitu sebanyak 10 siswa dengan persentase 48%. Siswa yang memiliki hasil belajar sedang sebanyak 7 siswa dengan persentase 33% dan 4 siswa untuk hasil belajar tinggi dengan persentase 19%. 1. Uji Normalitas Cara untuk mengetahui apakah hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05. Uji ini menggunakan uji Shapiro-Wilk. hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 25.

41 Tabel 25 Normalitas Data Tes Akhir Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Posttest_Kelas_Kontrol VIII A1 0,942 21 0,244 Postest_Kelas_Eksperimen VIII A2 0,944 21 0,266 Berdasarkan Tabel 25 nilai signifikan kelas kontrol 0,244 dan kelas eksperimen 0,266. Nilai signifikasi kedua kelas > 0,05. Hal ini berarti populasi berasal dari distribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data setara atau tidak. Uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan kriteria nilai signifikansi > 0,05 yang artinya data berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama atau homogen. Rincian hasil dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir Levene Statistic df1 df2 Sig. 0,019 1 40 0,892 Dari Tabel 26 dapat dilihat bahwa berdasarkan uji Levene didapatkan nilai signifikansi 0,892 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data skor hasil belajar berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama atau homogen. Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan terbukti bahwa data skor hasil belajar sebagai data yang terdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu untuk melihat perbedaan ratarata skor hasil belajar dapat menggunakan uji t independet sample test. 3. Uji Banding dua sampel Analisis uji banding dua sampel dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai atau hasil belajar pada kedua kelas. Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang sama jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil olah data uji banding dua sampel dapat dilihat pada Tabel 27.

42 Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Tabel 27 Hasil Analisis Uji t Tes Akhir 95% Confidence Interval of the Difference Equal variances assumed F 0,019 Sig. 0,892 posttest Equal variances not assumed T -2,097-2,097 df 40 39.984 Sig. (2-0,042 0,042 tailed) Mean -7,619-7,619 Difference Std. Error Difference 3,633 3,633 Lower -14,961-14,961 Upper -0,277-0,277 Berdasarkan Tabel 27 skor koefisien t sebesar -2,097 dengan nilai signifikansi sebesar 0,042 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (0,042 < 0,05). Pegujian Hipotesis 1, dapat dilakukan berdasarkan nilai signifikansi yaitu jika nilai signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima. Hasil uji independent samples t test Equal variances assumed tersebut, maka H 1 diterima yang berarti bahwa ada pengaruh metode PBL terhadap hasil belajar kelas VIII SMP Negeri 1 Pamona Utara. b. Analisis Motivasi Belajar Matematika Hasil motivasi belajar matematika siswa dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Menurut Sudijono (2009), jika data dikategorikan menjadi tiga bagian, maka batas interval ditentukan dengan cara mean + 0,5SD dan mean 0,5SD. Hasil penelitian ini memperlihatkan skor motivasi belajar dari kelas kontrol dan kelas eksperimen yang didistribusikan sesuai dengan interval perolehan skor minimum ke skor maksimum dengan Tabel 28 sebagai berikut :

43 Tabel 28 Skor Motivasi Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Motivasi Belajar Kelas Eksperimen & Kontrol 42 54 93 70,48 8,379 Valid N (listwise) 42 42 1 2 1,50 0,506 Berdasarkan data motivasi belajar dari kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh statistik deskriptif seperti yang ditunjukkan pada Tabel 29. B Tabel 29 Deskripsi Motivasi Belajar Kondisi Akhir Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Motivasi Kontrol 21 67,43 8,908 1,944 Eksperimen 21 73,52 6,713 1,465 Berdasarkan Tabel 29 dapat terlihat bahwa dari 21 siswa pada kelas eksperimen mempunyai skor maksimal 93, skor minimal 65, standar deviasi 6,713 dan rata-rata skor 73,52. Sedangkan pada kelas kontrol yang berjumlah 21 siswa mempunyai skor maksimal 91, skor minimal 54, standar deviasi 8,908 dan rata-rata 67,43. Hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori dengan batasbatas sebagai berikut : Batas 1 Batas 2 = Mean + 0,5SD = 70,48 + 0,5 X 8,379 = 74,6695 dibulatkan menjadi 75 = Mean - 0,5SD = 70,48-0,5 x 8,379 = 66,2905 dibulatkan menjadi 66 Frekuensi dan persentase hasil pengukuran variabel motivasi belajar berdasarkan kategori menurut Sudijono (2012) terlihat pada Tabel 30.

44 Interval Tabel 30 Distribusi Motivasi Belajar Motivasi Belajar 76 < x 93 Tinggi 67 < x 75 Sedang 54 x 66 Rendah Kelas Kontrol Eksperimen 3 8 14,28% 38,09% 7 11 33,33% 52,38% 11 2 52,38% 9,52% Berdasarkan Tabel 30 rata-rata kelas kontrol memiliki hasil motivasi rendah, dengan jumlah 11 siswa dari 21 siswa atau 52,38%, 7 siswa atau 33,33% mempunyai motivasi belajar matematika sedang, dan 3 siswa atau 14,28% memiliki motivasi belajar matematika tinggi. Kelas eksperimen sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar matematika tinggi yakni 11 siswa atau sebesar 52,38%, 8 siswa atau 38,09% mempunyai motivasi belajar tinggi sementara sisanya 2 siswa atau 9,52% memiliki motivasi belajar matematika rendah. 1. Uji Normalitas Cara untuk mengetahui apakah hasil motivasi belajar matematika dan kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05. Uji ini menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasil pengujian normalitas motivasi belajar matematika dilihat pada Tabel 31. Tabel 31 Normalitas Motivasi Belajar Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Motivasi_Kelas_Kontrol VIII A1 0,953 21 0,395 Motivasi_Kelas_Eksperimen VIII A2 0,897 21 0,031 Berdasarkan Tabel 31 terlihat nilai signifikan pada kolom Shapiro- Wilk 0,031 untuk kelas eksperimen dan 0,395 untuk kelas kontrol, Signifikan kelas eksperimen < 0,05, untuk kelas kontrol variabel berdistribusi normal.

45 2. Uji homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data setara atau tidak. Uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan kriteria nilai signifikansi > 0,05 yang artinya data berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama atau homogen. Rincian hasilnya dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32 Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar Levene Statistic df1 df2 Sig. 1,060 1 40 0,309 Berdasarkan Tabel 32 dapat dilihat bahwa berdasarkan uji Levene didapatkan nilai signifikansi 0,309 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data skor hasil belajar berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama atau homogen. 3. Uji Banding dua sampel Uji analisis menggunakan statistik non parametrik karena data tidak normal. Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33 Uji Banding Dua Sampel Motivasi Belajar Nilai Mann-Whitney U 118,500 Wilcoxon W 349,500 Z -2,569 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,010 a. Grouping Variable: kelas

D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamona Utara Sulawesi Tengah menunjukan adanya hasil belajar matematika siswa kelas VIII A1 sebagian besar rendah, yaitu sebanyak 10 siswa dengan persentase 48%. Siswa yang memiliki hasil belajar sedang sebanyak 7 siswa dengan persentase 33% dan 4 siswa untuk hasil belajar tinggi dengan persentase 19%. Sebagaian besar hasil belajar matematika siswa kelas VIII A2 memiliki hasil belajar sedang, yaitu sebanyak 9 siswa dari 21 siswa atau 43%, hasil belajar dengan kategori tinggi sebanyak 7 siswa dengan persentase 33% dan 5 siswa hasil belajarnya rendah dengan persentase 24%. Dari 21 siswa dari kelas VIII A1, 14 siswa atau 67% telah mencapai tingkat ketuntasan 7 siswa atau 33% belum mencapai tingkat ketuntasan, sedangkan pada kelas VIII A2 dari 21 siswa, 20 siswa atau 95% telah mencapai tingkat ketuntasan dan 1 siswa atau 5% belum mencapai tingkat ketuntasan. Hasil analisis data motivasi belajar matematika, dapat dilihat bahwa motivasi belajar matematika siswa rata-rata kelas VIII A1 memiliki hasil motivasi rendah 11 siswa atau 52,38%, 7 siswa atau 33,33% mempunyai motivasi belajar matematika sedang, dan 3 siswa atau 14,28% memiliki motivasi belajar matematika tinggi. Hasil ini berbeda dengan kelas VIII A2 dimana sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar matematika tinggi yakni 11 siswa atau sebesar 52,38%, 8 siswa atau 38,09% mempunyai motivasi belajar tinggi sementara sisanya 2 siswa atau 9,52% memiliki motivasi belajar matematika rendah. Hasil belajar di kelas VIII A2 lebih baik, disebabkan penggunaan metode PBL. Proses pembelajaran yang otentik, dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri, keterampilan dan percaya diri menjadikan siswa mampu memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang materi yang saling berkaitan sehingga dapat memahami konsep materi yang diajarkan. Setiap siswa aktif berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, karena presentasi ditunjuk secara acak oleh guru. Siswa lebih berani berbicara di depan kelas karena dituntut untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hal tersebut bagus untuk siswa karena siswa berani mengungkapkan pendapatnya sehingga tidak hanya diam saat tidak paham tentang materi yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran dengan metode pembelajaran PBL mempermudah siswa untuk memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melakukan pengecekan kembali akan hasil jawaban saat presentasi, sehingga siswa diharapkan lebih terbiasa berpikir teratur, terarah, utuh, dan sistematik. Hal ini sependapat 46

47 dengan teori Arend (Trianto, 2009) yang mengemukakan bahwa salah satu kelebihan metode PBL adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Dengan demikian, hasil belajar yang diperoleh dapat optimal. Berdasarkan observasi diketahui bahwa metode PBL mampu membuat siswa belajar mandiri ketika diberi latihan soal pada materi lingkaran. Hal ini didukung oleh Anonim (2008) yaitu melalui metode PBL, siswa memiliki keterlibatan penuh dalam proses belajar mengajar dimana guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada siswa. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamona Utara Sulawesi Tengah juga mengalami kesulitan ketika belajar tentang konsep materi lingkaran yang dikaitkan dengan kehidupan nyata sehingga menyebabkan motivasi belajar yang rendah. Menurut Saryantono (2013) PBL dapat mengatasi kesulitan siswa dalam belajar dengan menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks belajar bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan ketrampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Metode PBL juga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam penyelesaikan soal. PBL juga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditandai dengan PBL menjadi metode pembelajaran yang cukup bagus bagi siswa dalam memahami materi pelajaran (Wijayanto 2009). Hal ini ditandai dengan kualitas proses pembelajaran oleh siswa dan kualitas kinerja guru (Rahmayanti, 2012). Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka diketahui temuantemuan dalam penelitian ini yaitu adanya perbedaan nilai rata-rata kelas yang tidak diberi perlakuan dan yang diberi perlakuan yaitu sebesar 6,09. Kelas kontrol dikategorikan rendah karena kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran belum maksimal dan belum sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga menyebabkan siswa malas belajar. Kelas eksperimen dikategorikan tinggi karena melalui metode PBL siswa mampu mengerjakan permasalahan melalui pengetahuan mereka sendiri, menantang siswa untuk berpikir serta memiliki kepercayaan diri dalam melakukan diskusi secara berkelompok. Motivasi belajar dan metode PBL juga memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamona Utara Sulawesi Tengah pada materi lingkaran. Pembelajaran dengan metode PBL membantu siswa dalam mentransfer ilmu pengetahuan yang siswa miliki kedalam kehidupan sehari-hari dan konsep yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Penggunaan PBL di kelas dapat memupuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan latihan soal bersama siswa lainnya, meningkatkan aktivitas kegiatan belajar mengajar di kelas, mengembangkan kemampuan siswa untuk

berpikir kritis, realistik dengan kehidupan siswa dan membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang baru. Proses belajar mengajar dengan metode PBL mengakibatkan siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, siswa menjadi lebih berani dalam bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami, siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar matematika, siswa selalu aktif dalam belajar di kelas serta siswa menjadi lebih senang belajar kembali tentang apa yang telah dipelajari sebelumnya. Timbulnya motivasi belajar pada siswa kelas VIII dikarenakan adanya dorongan dan keinginan untuk berhasil dalam belajar matematika. Motivasi yang dirasakan oleh siswa dipengaruhi oleh metode PBL karena metode ini baru pertama kali diaplikasikan di kelas VIII, SMP Negeri 1 Pamona Utara Sulawesi Tengah. 48