BAB III PENDEKATAN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran IPA, pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SDN Kutowinangun 08 yang terletak di Jl Canden No 3 Kota Salatiga dan berada di tengah pemukiman masyarakat dan dipinggiran kota dekat dari akses jalan raya. SDN Kutowinangun 08 adalah sekolah yang berada dalam satu wilayah dengan SDN Kutowinangun 09 Salatiga. Sekolah ini tidak terlalu jauh ketinggalan dengan sekolah lain yang ada di daerah perkotaan dalam hal kepemilikan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana di SDN Kutowinangun 08 masih terbatas (belum laboratorium sebagai penunjang dalam pembelajaran) dan penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik secara keseluruhan yang belum memenuhi target yang diharapakan dan terbukti dari hasil belajar peserta didik masih terdapat nilai di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Kutowinangun 08 sebanyak 16 peserta didik. Adapun jam efektif sekolah proses pembelajaran yang dimulai pada pukul 07.00 sampai pukul 12.30, kecuali pada hari jum at dan sabtu pembelajaran berakhir pada pukul 11.00. Tingkat kecerdasan peserta didik kelas V SD Negeri Kutowinangun 08 sangat beragam, ada sebagian yang cerdas dan aktif namun ada sebagian peserta didik yang pasif. Kondisi sosial ekonomi wali peserta didik sangat heterogen, yakni sebagian besar bekerja sebagai buruh tani, petani dan yang lainnya sebagai pedagang. 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini terdiri dari dua variabel yakni pendekatan pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran NHT dan hasil belajar. Pendekatan pembelajaran inkuiri 32

33 dengan model pembelajaran NHT adalah sebuah kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA dengan tema peristiwa alam melalui langkah-langkah pemberian rangsangan (stimulus), membentuk kelompok, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, mengolah data,kesimpulan, pemberian pertanyaan, pemanggilan nomor, menjawab pertanyaan, oemberian tanggapan dari anggota lain, kesimpulan. Hasil belajar adalah total skor dari skor tes formatif dan skor unjuk kerja (mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, mengolah data, kesimpulan, pemberian pertanyaan, pemanggilan nomor, menjawab pertanyaan, pemberian tanggapan dari anggota lain, kesimpulan). 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc.Taggart prosedur melalui 3 siklus. Dalam setiap siklus memiliki 3 tahap yakni perencanaan tindakan, implementasi tindakan dan observasi, dan refleksi (Hamzah. B. Uno, dkk. 2011:87). Prosedur pelaksanaan penelitian ditunjukkan melalui gambar 3.1 berikut : Gambar 3.1 PTK Model Spiral dari C. Kemmis & Mc Taggart Berdasarkan gambar prosedur pelaksanaan penelitian diatas dapat dijelaskan secara rinci berikut ini.

34 1. Siklus 1 Pada pelaksanaan siklus 1 kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut: Tahap Perencanaan. Kegiatan dalam tahap ini dimulai dengan penyusunan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni padatema peristiwa alam subtema gunung meletus dan tsunami (lampiran 4) dengan KI: Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan mencoba (mendengar, melihat, membaca) serta menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-bendayang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain, dengan indikator mengkomunikasikan aktifitas manusia terhahadap kenampakan alam. RPP disertai dengan perangkat pembelajaran yang terdiri dari materi peristiwa alam gunung meletus dan tsunami, media yang berupa gambar jenis peristiwa alam yang ada di Indonesia, sumber belajar berupa buku pelajaran paket IPA kelas 5, bahan-bahan untuk membuat simulasi gunung meletus berupa cuka, soda kue, sabun cair, pewarna makanan kuning dan merah, air, dan pasir. Perangkat evaluasi yang meliputi kisi-kisi evaluasi, rubrik penilaian, butir soal dan lembar observasi. Lembar observasi yang dipakai meliputi aktivitas yang terkait dengan pendekatan inkuiri dan model pembeajaran NHT. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi. Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan RPP yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi. Kegiatan inti dalam

35 pembelajaran dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dan dibantu oleh rekan sejawat di sekolah sebagai observer, bisa dilihat pada lampiran observasi. Refleksi. Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus 2. Siklus 2 akan dilaksanakan untuk memantapkan pembelajaran selanjutnya. 2. Siklus 2 Pelaksanaan siklus 2 dirancang apabila siklus 1 belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 merupakan perbaikan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan langkahlangkah berikut ini Tahap Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan siklus 2 yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dengan tema peristiwa alam dan subtema peristiwa alam tanah longsor dan banjir dengan KI: Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan mencoba (mendengar, melihat, membaca) serta menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-bendayang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain, dengan indikator mengkomunikasikan aktifitas manusia terhadap

36 kenampakan alam. RPP secara rinci disampaikan dalam lampiran 5 disertai dengan perangkat pembelajaran yang terdiri dari materi peristiwa alam tanah longsor dan banjir, media yang berupa gambar jenis peristiwa alam yang ada di Indonesia, sumber belajar berupa buku pelajaran paket IPA kelas 5. Perangkat evaluasi yang meliputi kisi-kisi evaluasi, rubrik penilaian, butir soal dan lembar observasi. Lembar observasi yang dipakai meliputi aktivitas yang terkait dengan pendekatan inkuiri dan model pembeajaran NHT. Perencanaan dalam siklus 2 ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus 1. Tindakan pada siklus 2 ini disertai dengan penambahan/ penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus 1 atau dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menerapkan RPP yang telah disusun dalam pembelajaran dikelas. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, dapat dilihat pada lampiran observasi. Refleksi. Kegiatan pada tahap ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus1. Refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatanhambatan yang dihadapi. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan

37 untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus 3. Siklus 3 akan dilaksanakan untuk memantapkan pembelajaran selanjutnya. 3. Siklus 3 Pelaksanaan siklus 3 dirancang apabila siklus 2 belum juga berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 3 merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus 3 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan langkahlangkah berikut ini Tahap Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan siklus 3 yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni tentang tema tema peristiwa alam dan subtema laporan peristiwa alam dengan KI: Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan mencoba (mendengar, melihat, membaca) serta menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain, dengan indikator membuat laporan peristiwa alam. RPP secara rinci disampaikan dalam lampiran 6 disertai dengan perangkat pembelajaran yang terdiri dari materi sistematika pembuatan laporan peristiwa alam, media yang berupa gambar jenis peristiwa alam yang ada di Indonesia beserta bacaannya, sumber belajar berupa buku pelajaran paket IPA kelas 5. Perangkat evaluasi yang meliputi kisi-kisi evaluasi, rubrik penilaian, butir soal dan lembar observasi. Lembar observasi yang dipakai meliputi aktivitas yang terkait dengan pendekatan inkuiri dan model pembeajaran NHT.

38 Perencanaan dalam siklus 3 ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus 2. Tindakan pada siklus 3 ini disertai dengan penambahan /penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menerapkan RPP yang telah disusun dalam pembelajaran dikelas. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Refleksi. Kegiatan pada tahap ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus 1 dan 2. Refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatanhambatan yang dihadapi. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan. 3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Jenis data dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif yang berupa hasil tes dan kualitatif melalui unjuk kerja. Teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dan teknik non tes. Pada teknik tes menggunakan instrumen butir soal yang berbentuk uraian singkat. Teknik non tes menggunakan instrumen rubrik penilaian unjuk kerja. 3.5 Indikator Kinerja Penelitian ini dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 90% dengan KKM 90.

39 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil penelitian antar siklus disertai diskripsi. 3.7 Uji Prasyarat Uj validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila dapat mengukur apa yang diinginkan dan apa dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2013:34) Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto 2013:34). Untuk menguji validitas menggunakan korelasi product moment yang dibantu dengan SPSS, adapun rumus korelasi product moment yakni r xy = Dimana: r xy x y n N Σ XY ΣX (ΣY) NΣX 2 ΣX )2 NΣY 2 (ΣY)2 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. = variabel bebas = variabel terikat = jumlah data Kriteria instrument menurut Saifuddin Azwar (Wardani Naniek Sulistya 2010) menyatakan bahwa suatu item instrument dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item coal correlation 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak. Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item coal correlation 0,20.

40 Hasil Uji Validitas Instrumen butir soal yang akan diberikan pada siswa kelas V SDN Kutowinangun 08 Salatiga pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 berupa soal objektif dan uraian, terlebih dulu di uji validitasnya. Soal objektif diuji validitasnya dengan menggunakan korelasi product moment dengan bantuan SPSS 16.0 dan soal uraian di lakukan uji pakar. Hasil uji validitas butir soal tes objektif secara rinci disajikan melalui tabel 3.1 berikut ini Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Butir Soal pada Siklus 1 No Keterangan R(0,02) Item Valid Tidak Valid 1-0.08 2 0.197 3 0.379 4 0.504 5 0.295 6 0.044 7 0.351 8 0.151 9 0.488 10 0.352 11 0.036 12 0.565 13 0.481 14 0.455 15 0.575 16 0.696 17-0.045 18-0.089 19 0.238 20 0.238 Jumlah 13 7

41 Tabel 3.1 nampak bahwa dari jumlah soal sebanyak 20 terdapat 13 item soal yang valid yaitu soal no 3, 4, 5, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20 sedangkan soal yang tidak valid soal no 1, 2, 6, 8, 11, 17, 18. Selanjutnya dalam siklus 2 juga dilakukan pengujian butir soal. Hasil uji validitas butir soal tes objektif pada siklus 2 secara rinci disajikan melalui tabel 3.2 berikut ini Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal pada Siklus 2 No Item R(0,02) Keterangan Valid Tidak Valid 1 0.486 2 0.516 3 0.362 4 0.089 5 0.098 6 0.195 7 0.348 8 0.406 9 0.361 10 0.15 11-0.11 12 0.279 13 0.178 14-0.025 15 0.653 16 0.456 17 0.554 18 0.424 19 0.17 20 0.14 Jumlah 11 9

42 Tabel 3.2 nampak bahwa dari jumlah soal sebanyak 20 terdapat 11 butir soal yang valid yaitu soal no 1, 2, 3, 7,8, 9, 12, 15, 16, 17, 18, sedangkan soal yang tidak validterdapat 9 butir soal no 4, 5, 6, 10, 11, 13, 14, 19, 20. Selanjutnya dalam siklus 3 juga dilakukan pengujian butir soal. Hasil uji validitas butir soal tes pilihan ganda pada siklus 3 secara rinci disajikan melalui tabel 3.3 berikut ini Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas pada Siklus 3 No Keterangan R(0,02) Item Valid Tidak Valid 1-0.158 2 0.241 3 0.017 4 0.398 5 0.384 6 0.514 7-0.104 8 0.194 9 0.276 10 0.047 11 0.309 12 0.018 13 0.844 14 0.614 15 0.216 16 0.346 17 0.126 18 0.657 19 0.119 20 0.18 Jumlah 11 9 Tabel 3.3 nampak bahwa dari jumlah soal sebanyak 20 terdapat 11 butir soal yang valid yakni soal no 2, 4, 5, 6, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 18, sedangkan soal yang

43 tidak valid ada 9 butir soal yakni no 1, 3, 7, 8, 10, 12, 17, 19, 20. Selanjutnya dalam soal uraian juga dilakukan pengujian butir soal yakni dengan uji pakar. Soal uraian dikonsultasikan kepada pakar 1 yaitu pakar Bahasa Indonesia dan pakar kedua pakar yaitu pakar evaluasi. Pakar 1 a. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti, jadi siswa tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan soal. b. Gunakan tanda baca yang tepat dalam membuat soal Pakar 2 a. Soal jangan terlalu panjang, karena sisiwa akan merasa kesulitan dalam memahami soal b. Soal jangan memuat kata kerja ganda, karena siswa akan merasa kesulitan dalam mengerjakan. Uji Reliabilitas Menurut Arikunto (2013:100) reliabilitas adalah instrumen/alat penilaian yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Artinya, kapan pun instrumen/alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Wardani Naniek Sulistya dkk (2012) sebagai berikut : Tabel 3.4 Rentang Indeks Reliabilitas No Indeks Interpretasi 1 0,80 100 Sangat reliabel 2 < 0,80 0, 60 Reliabel 3 < 0,60 0,40 Cukup relabel 4 < 0,40 0, 20 Agak reliabel 5 < 0,20 Kurang reliabel

44 Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16,0 dan untuk menghitung koefisen reliabilitas tes menurut Arikunto (2013) dapat dirumuskan sebagai berikut. r 11 = R 11 n n n 1 Keterangan: s t 2 p i Q i s t 2 : koefisien reliabilitas alpha : jumlah siswa 1 : konstanta p i Q i s t 2 : proporsi tes yang menjawab benar : proporsi tes yang menjawab salah : varians total Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas instrumen soal objektif yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 menunjukkan hasil. Hasil uji reliabelitas siklus 1 secara rinci disajikan pada tabel 3.5 berikut ini Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas Siklus 1 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.805 13 Tabel 3.5 hasil uji reabilitas soal pada siklus 1 memiliki nilai 0,805 sehingga dinyatakan reliabelitas pada soal dapat dikategorikan soal yang reliabelitas bagus. Selanjutnya dalam siklus 2 juga dilakukan pengujian butir soal. Secara rinci disajikan pada tabel 3.6 pada halaman berikutnya

45 Tabel 3.6 Hasil Uji Reabilitas Siklus 2 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.787 11 Tabel 3.6 hasil uji reabilitas soal pada siklus 2 sebesar 0,787 sehingga dinyatakan reliabelitas pada soal dapat dikategorikan soal yang reliabelitas dapat diterima. Selanjutnya dalam siklus 3 juga dilakukan pengujian butir soal. Secara rinci disajikan pada tabel 3.7 dibawah ini Tabel 3.7 Hasil Uji Reabilitas Siklus 3 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.800 11 Tabel 3.7 hasil uji reabilitas soal pada siklus 1 sebesar 0,800 sehingga dinyatakan reliabelitas pada soal dikategorikan soal yang reliabelitas dapat diterima. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal menurut Slameto (Wardani Naniek Sulistya dkk, 2012:338). Semakin besar tingkat kesukaran berati soal semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya di nyatakan dalam bentuk indeks. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran 0,0

46 menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar dan sebaliknya indeks kesukaran 1,0 menunjukan bahwa soal terlalu mudah. Semakin mudah soal itu maka semakin besar pula indeks keuskarannya dan juga sebaliknya semakin sukar soal maka semakin kecil indeks kesukarannya. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini. P = B JS Dimana: P = Indek kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Tingkat kesukaran butir soal dapat diketahui menggunakan rentang nilai berikut ini Tabel 3.8 Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Rentang Nilai 0,00 0,39 0,40 0,80 0,81 1,00 Tingkat Kesukaran Tinggi Sedang Rendah Tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas diambil 20 butir soal pilihan ganda pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus 1 disajikan pada tabel 3.9 berikut ini. Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1 Tingkat Kesukaran No Butir Soal Jumlah Rendah 9, 10 2 Sedang 3, 4, 5, 7, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20 11

47 Tabel 3.9 nampak bahwa tingkat kesukaran pada soal siklus 1 menunjukkan soal dengan tingkat kesukaran rendah sebanyak 2 butir soal yaitu soal no 9 dan 10, untuk soal dengan tingkat kesukaran sedang ada 11 butir soal yaitu soal no 3, 4, 5, 7, 12, 13, 14, 15, 16, 19, dan no 20, sedangkan untuk tingkat kesukaran tinggi tidak ada. Tingkat kesukaran butir soal pada siklus 2 secara rinci disajikan melalui tabel 3.10 berikut ini Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2 Tingkat Kesukaran No Butir Soal Jumlah Sedang 1, 2, 3, 7,8,9, 12, 15, 16, 17, 18 11 Tabel 3.10 nampak bahwa tingkat kesukaran pada soal siklus 2 menunjukkan soal dengan tingkat kesukaran rendah tidak ada, untuk soal dengan tingkat kesukaran sedang sebanyak 11 butir soal yaitu soal no 1, 2, 3, 7, 8, 12, 15, 16, 17, 18 dan untuk soal dengan tingkat kesukaran tinggi tidak ada. Tingkat kesukaran butir soal pada siklus 3 secara rinci disajikan melalui tabel 3.11 berikut ini Tabel 3.11 Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 3 Tingkat Kesukaran No Butir Soal Jumlah Rendah 5, 16 2 Sedang 2, 4, 6, 9, 11, 13, 15, 18 8 Tabel 3.11 nampak bahwa tingkat kesukaran pada soal siklus 3 yang menunjukkan soal dengan tingkat kesukaran tinggi tidak ada, untuk soal dengan tingkat kesukaran sedang sebanyak 8 butir soal yaitu soal no 2, 4, 6, 9, 11, 13, 15, dan 18, sedangkan untuk soal dengan tingkat kesukaran rendah ada 2 butir soal yaitu soal no 5, dan 16.