METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Tehnik Pengambilan Contoh

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rumus dan margin error 0,1 diperoleh jumlah contoh sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. = = 95,34 ~ 96 orang

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh

Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1.

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. N Ne = 780. n = 780( = 106, N = Jumlah populasi mahasiswa S1 FEMA IPB Tahun e = error (9%)

Lampiran 1 Cara pengukuran variabel Tujuan Hidup dan Cita-cita : Variabel ini terdiri dari 10 butir pertanyaan dengan skala likert 1-5.

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

METODE PENELITIAN 1 N

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Jumlah Guru dan Siswa

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN, DAYA TARIK IKLAN, DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID SAMSUNG DI KOTA TANGERANG

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. dengan pendekatan crosssectional study (studi potong lintang) yang

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III. Metodologi. a. Jenis penelitian: asosiatif, yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

29 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study yaitu suatu penelitian yang dilakukan pada saat dan waktu tertentu. Penelitian dilakukan di dua Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bogor yaitu satu Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN), dan satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bogor (SMKN). Waktu pelaksanaan antara bulan Maret sampai Mei 2012. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Hibah Kompetensi yang berjudul Analisis Gender terhadap Pengasuhan, Proses Pembelajaran terhadap Keadaan mental / Emosional pada Siswa di Kota Bogor- Indonesia yang diketuai oleh Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc.,M.Sc pada tahun 2011. Tehnik Pengambilan Contoh Populasi pada penelitian ini adalah anak remaja yang duduk di kelas XI Sekolah Menengah Atas di Kota Bogor. Pengambilan contoh sekolah dilakukan secara purposive berdasar data dari Diknas Kota Bogor dengan kriteria SMU dan SMK sehingga terpilih satu SMUN sebagai contoh dari Sekolah Menengah Umum dan satu SMKN sebagai contoh dari Sekolah Kejuruan. Masing-masing sekolah tersebut diambil siswa kelas XI dengan pertimbangan siswa tersebut sudah dapat beradaptasi, baik dengan lingkungan sekolah maupun dengan sistem pembelajaran dibandingkan dengan kelas X serta tidak disibukkan dengan persiapan Ujian Nasional seperti kelas XII. Penarikan sampel dilakukan secara klaster acak sederhana (Cluster Random Sampling) yaitu penentuan sampel dengan memperhatikan cluster yang ada pada populasi yaitu cluster laki-laki dan perempuan. Urutan yang digunakan adalah terlebih dahulu membuat daftar siswa jumlah keseluruhan dengan membedakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan kelas XI di masing-masing sekolah, kemudian dengan menggunakan kertas kocok dengan syarat nama siswa yang keluar tidak dimasukkan dalam alternatif pilihan kembali sehingga populasi contoh memiliki peluang yang sama untuk menjadi contoh serta untuk menghindari bias penelitian, sehingga terpilih masing-masing

30 contoh sekolah dengan jumlah 35 laki-laki dan 35 perempuan sehingga jumlah keseluruhan 70 siswa untuk masing-masing sekolah sehingga keseluruhan contoh pada penelitian ini adalah 140 siswa. Secara lengkap kerangka penarikan contoh disajikan dalam Gambar 2. Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bogor SMUN Secara purposive SMKN Secara purposive Kelas XI Secara Cluster Random Sampling Kelas XI Secara Cluster RandomSampling L= 35 P= 35 L = 35 P = 35 n = 140 Gambar 2: Skema penarikan contoh konseptual pola asuh sosial-emosi, kecerdasan emosional, keterikatan teman sebaya dan perilaku bullying.

31 Rumus yang digunakan pada pengambilan sampel ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin dalam Riduan (2005) yaitu : N = n / N (d) 2 + 1 Keterangan: n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 90% atau sig. = 0.1 Jadi sampel yang diambil untuk mewakili SMU dan SMK adalah sebesar: 765 = n / 765 (0.1) 2 + 1 n = 765/765 (0.01) + 1 n = 88,44 atau dibulatkan 88 Ketentuan minimal sampel pada penelitian ini adalah 88 siswa kelas XI dan seperti dijelaskan di atas bahwa jumlah sampel pada penelitian ini adalah 140 siswa sehingga sudah sesuai dengan ketentuan dari rumus di atas. Jenis Dan Tehnik Pengambilan data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik keluarga (usia orangtua, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan pendapatan total keluarga), karakteristik contoh (usia, jenis kelamin dan urutan kelahiran), karakteristik teman (jumlah teman, usia teman, pendidikan teman dan alasan pertemanan), pola asuh sosial-emosi, kecerdasan emosional (mengenal emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, empati dan kemampuan membina hubungan), keterikatan teman sebaya dan perilaku bullying (verbal, fisik, sosial dan elektronik). Keseluruhan data primer tersebut dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner. Data sekunder meliputi karakteristik sekolah ( jenis sekolah, jumlah guru dan siswa, fasilitas sekolah, peraturan sekolah serta pembimbingan dan penilaian wali kelas/ guru). Secara lengkap jenis dan cara pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 2

32 Tabel 2: Jenis, cara pengumpulan data dan pengukuran variabel Variabel Jenis Data Respon den Alat Bantu Konsep Karakteristik Contoh Primer Siswa Kuesionr -Usia Dan -Jenis kelamin Wawancar -Urutan kelahiran a Karakteristik Primer Siswa kuesioner Orang Tua: -Usia -Pendidikan -Pekerjaan -Pendapatan Total Karakteristik Teman: Primer Siswa kuesioner -Jumlah -Usia -Pendidikan -Alasan pertemanan Karakteristik Sekolah: -Jenis Sekolah -Jumlah guru dan siswa -Fasilitas sekolah -Peraturan sekolah -Penilaian wali kelas/ guru Pola Asuh Sosial Emosi Keterikatan Sebaya Teman Kecerdasan Emosional -Mengenal emosi diri -Mengelola emosi diri -Motivasi diri -Empati -Membina hubungan Sekunder Guru, Kepala Sekolah dan TU kuesioner Primer Siswa kuesioner Merujuk pada Rohner 1986 dikembangkan oleh Lamria 2007 Primer Siswa kuesioner Merujuk pada Parker dan Gottman (1988) dikembang kan oleh Priatini 2006 Primer Siswa kuesioner Merujuk pada Golleman 2001 dikembangkan oleh Puspitawati 2011 Skala Nominal Nominal Interval Interval Interval Interval Interval Nominal Nominal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Perilaku Perundungan: -Verbal -Fisik -Sosial -Elektronik Primer Siswa kuesioner Merujuk pada Olweus 1994 dikembangkan oleh Coloroso 2006 Ordinal Menentukan kualitas data dalam penelitian perlu dilakukan uji reliabilitas. Kontrol kualitas data dilakukan dengan uji kuesioner dan uji reliabilitas untuk alat ukur pola asuh sosial-emosi, kecerdasan emosional, keterikatan teman sebaya dan

33 perilaku bullying dengan metode Cronbach s Alpha. disajikan dalam Tabel 3. Hasil uji reliabilitas Tabel 3: Hasil uji reliabilitas alat ukur variabel (nilai alpha cronbach) dengan n = 140 No Variabel Jumlah Pertanyaan ( item ) Nilai Alpha Cronbach Skala Likert 1. Pola Asuh Sosial-Emosi 10 item 0,710 1= tidak pernah 2= jarang 3= cukup sering 4= sering 2. Keterikatan Teman Sebaya 32 item 0,757 1= tidak setuju 2= kurang setuju 3= cukup setuju 4= setuju 3. Kecerdasan Emosional: -Mengenal emosi -Mengelola Emosi -Motivasi diri -Empati -Membina hubungan -Total Kecerdasan Emosional 4 Perilaku Bullying -Verbal -Fisik -Sosial -Elektronik -Total Perilaku Bullying 13 item 13 item 10 item 10 item 18 item 64 item 7 item 7 item 6 item 8 item 28 item 0,661 0,690 0,732 0,623 0,685 0,838 0,746 0,778 0,749 0,763 0,827 1= tidak pernah 2= jarang 3= cukup sering 4= sering 1= sering 2= cukup sering 3= kadang-kadang 4= tidak pernah Pengukuran, Pengolahan dan Analisis data Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scooring, entry data dan cleaning data. Data selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif dan statistik inferensial. Data yang dianalisis secara statistik deskriptif meliputi: 1. Data karakteristik contoh meliputi usia, jenis kelamin dan urutan kelahiran pada contoh. Data tentang karakteristik contoh diukur dengan satuan tahun pada usia anak dan keterangan laki-laki atau perempuan pada jenis kelamin. Urutan kelahiran diukur dengan keterangan mengenai urutan kelahiran dalam keluarga. 2. Data karakteristik orang tua meliputi usia, pendidikan dan pekerjaan orangtua serta total pendapatan keluarga. Data karakteristik orangtua dikategorikan berdasarkan usia orangtua yang diukur dengan satuan tahun, kemudian

34 dikelompokkan menjadi; (1) 33-45 tahun; (2) 46-57 tahun dan (3) 58-70 tahun. Pendidikan dikatagorikan menjadi (1) Lulus SD/Sederajat (6 tahun); (2) Lulus SMP/sederajat (9 tahun); (3) Lulus SMA/sederajat (12 tahun); (4) Lulus Diploma III (15 tahun); (5) Lulus Sarjana Strata 1(16 tahun); (6) Lulus Sarjana Strata 2(18 tahun) dan (7) Lulus Sarjana Strata 3 (21 tahun). Pekerjaan dikatagorikan menjadi: (1) PNS, (2) Swasta; (3) wiraswasta/dagang, (4) buruh/supir, (5) BUMN, (6) pensiunan, (7) TNI/Polri dan (8) IRT/Tidak Bekerja. Sementara pendapatan dikategorikan menjadi (1) < Rp.1.000.000 ; (2) Rp.1.000.001- Rp.2.000.000 ; (3) Rp.2.000.001-Rp.3.000.000 ; (4) Rp.3.000.001- Rp.4.000.000 ; (5) Rp.4.000.001- Rp.5.000.000 ; (6) Rp.5.000.001- Rp.6.000.000 ; (7) Rp.6.000.001- Rp.7.000.000 dan (8) > Rp. 7.000.001. 3. Data karakteristik teman meliputi jumlah teman, usia teman, pendidikan teman dan alasan pertemanan. Data karakteristik teman meliputi jumlah teman yang dikatagorikan menjadi (1) < 3 orang, (2) 4-7 orang, (3) 8-15 orang dan (4) > 16 orang. Usia teman dibedakan menjadi (1) < 14 tahun, (2) 15-18 tahun, (3) 19-22 tahun dan (4) > 23 tahun. Pendidikan teman yang dibedakan atas (1) SD- SMA, (2) SMP-SMA, (3) SMA-Perguruan Tinggi. Alasan pertemanan diukur dengan dikategorikan jawabannya kedalam (1) kesamaan hobi, (2) kesamaan cita-cita, (3) kesamaan kegiatan/aktifitas dan (4) dan lain-lain (tuliskan alasannya). 4. Data karakteristik sekolah meliputi jenis sekolah, jumlah guru dan siswa, fasilitas sekolah, peraturan sekolah dan pembimbingan atau penilaian guru/ wali kelas diukur. Data tentang karakteristik sekolah diukur dalam satuan angka yang meliputi jenis sekolah (0= SMUN X dan 1= SMKN Y), jumlah guru dan siswa. Fasilitas sekolah diukur dengan pengamatan secara langsung dan pemberian skor (1) tidak ada/tidak baik/tidak pernah, (2) sebagian ada/kurang baik/sedang dan (3) ada lengkap/baik sekali/tinggi. Peraturan sekolah diukur dengan pengamatan dan pemberian skor (1) tidak ada, (2) ada, tapi sedikit dan (3) ada dan banyak. Pembimbingan dan Penilaian guru/ wali kelas diukur dengan mengukur perilaku sosial siswa dalam bentuk kuesioner.

35 Skor yang diberikan adalah (1) sangat setuju, (2) cukup setuju, (3) kurang setuju dan (4) tidak setuju. Data yang dianalisis berdasarkan pengolahan variabel adalah sebagai berikut: 1. Data tentang pola asuh sosial-emosi berdasarkan perceived. Pernyataan dirangkum dalam item-item yang berjumlah 10 butir. Data tersebut diskoring. Untuk jawaban sering diberi skor 4, jawaban cukup sering diberi skor 3, jawaban jarang diberi skor 2 dan jawaban tidak pernah diberi skor 1. Data dikategorikan menjadi tinggi (3), sedang (2) dan rendah (1). Asumsi dari skor tersebut adalah bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi pola asuh sosial-emosi yang diterima oleh anak. Konsep kuesioner yang digunakan merujuk pada Rohner (1986) yang dikembangkan oleh Lamria (2007). 2. Data keterikatan teman sebaya diukur berdasarkan perceived anak yang dirangkum dalam pernyataan berjumlah 32 butir. Data tersebut diskoring. Untuk jawaban setuju diberi skor 4, jawaban cukup setuju diberi skor 3, jawaban kurang setuju diberi skor 2 dan jawaban tidak setuju diberi skor 1. Data dikategorikan menjadi tinggi (3), sedang (2) dan rendah (1). Asumsi dari skor tersebut adalah bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi keterikatan dengan teman sebaya. Konsep kuesioner yang digunakan merujuk pada Parker & Gottman (1988) yang dikembangkan oleh Priatini (2006). 3. Data kecerdasan emosional diukur berdasarkan perceived anak dan terdiri dari 5 aspek yaitu: mengenal emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan membina hubungan. Data tersebut diskoring. Jumlah total pernyataan adalah penjumlahan nilai skor dari pernyataan mengenal emosi (13 pernyataan), mengelola emosi (13 pernyataan), memotivasi diri ( 10 pernyataan), empati diri (10 pernyataan) dan kemampuan membina hubungan (18 pernyataan). Untuk jawaban sering diberi skor 4, jawaban cukup sering diberi skor 3, jawaban jarang diberi skor 2 dan jawaban tidak pernah diberi skor 1. Data dikategorikan menjadi tinggi (3), sedang (2) dan rendah (1). Asumsi dari skor tersebut adalah bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan tingkat kecerdasan emosional yang semakin baik yang dimiliki oleh anak.

36 Konsep kuesioner yang digunakan merujuk pada Golleman (2001) yang dikembangkan oleh Puspitawati (2011). 4. Data Perilaku bullying diukur berdasarkan perceived anak dan terdiri dari empat aspek yaitu: verbal (7 pernyataan), fisik (7 pernyataan), sosial (6 pernyataan dan elektronik (8 pernyataan). Data tersebut diskoring. Untuk jawaban sering diberi skor 4, jawaban cukup sering diberi skor 3, jawaban jarang diberi skor 2 dan jawaban tidak pernah diberi skor 1. Kemudian data dikategorikan menjadi tinggi (3), sedang (2) dan rendah (1). Asumsi dari skor tersebut adalah bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi perilaku bullying anak. Konsep kuesioner yang digunakan merujuk pada Olweus (1994) yang dikembangkan oleh Coloroso (2006). Tabel 4: Kategori pola asuh sosial-emosi, kecerdasan emosional, keterikatan teman sebaya dan perilaku bullying. No Variabel Kategori Rendah * Sedang * Tinggi * 1. Pola asuh sosial-emosi (10 20) (21 30) (31 40) 2. Keterikatan teman sebaya (32 64) (65 96) (97 128) 3. Kecerdasan emosional (64 128) (129 192) (193 256) Mengenal emosi (13 26) (27 39) (40 52) Mengelola emosi (13 26) (27 39) (40 52) Memotivasi diri (10 20) (21 30) (31 40) empati (10 20) (21 30) (31 40) Membina hubungan (18 36) (37 54) (55 72) 4. Perilaku bullying (total) (28 56) (57 84) (85 112) Verbal (7 14) (15 21) (22 28) Fisik (7 14) (15 21) (22 28) Sosial (6 12) (13 18) (19 24) elektronik (8 16) (17 24) (25 32) 5. Usia orang tua (33 45) (46 57) (58 70) Keterangan: * didasarkan pada nilai skor komposit Pada saat melakukan pengolahan data variabel pola asuh sosial-emosi, keterikatan teman sebaya, kecerdasan emosional dan perilaku bullying diubah ke dalam bentuk rasio dengan cara menjumlahkan setiap jawaban hingga

37 mendapatkan skor hasil komposit. Setelah mendapatkan skor setiap variabel, selanjutnya skor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi (Tabel 4). Selanjutnya perlu dicari interval kelas (Slamet 1993), dengan menggunakan rumus : Interval Kelas = (Skor Maksimum Skor minimum) Jumlah Kategori Statistik inferensial digunakan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian dari data sampel, yaitu: 1. Uji Beda Independent sample T-Test digunakan untuk menganalisis perbedaan jenis kelamin pada contoh mengenai karakteristik contoh, karakteristik keluarga, karakteristik teman, karakteristik sekolah, variabel pola asuh sosial-emosi, keterikatan teman sebaya, kecerdasan emosional dan perilaku bullying. 2. Uji Korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel jenis kelamin, jenis sekolah, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan total keluarga, pola asuh sosial-emosi, keterikatan teman sebaya, kecerdasan emosional dan perilaku bullying. 3. Uji Regresi Linier Berganda digunakan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional dan perilaku bullying. Model regresi adalah sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + ε Keterangan : Y = Perilaku bullying α = Konstanta β 1-3 X1 X2 X3 ε = Koefisien regresi = Pola asuh sosial-emosi = Keterikatan teman sebaya = Kecerdasan emosional = Galat

38 Definisi Operasional Keluarga adalah rumah tangga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak serta anggota keluarga yang lain yang tinggal bersama dan hidupnya tergantung dari pengelolaan sumber daya keluarga yang sama. Pendekatan Teori Struktural Fungsional adalah suatu pendekatan teori sosiologi yang diterapkan dalam institusi keluarga dan mempunyai prinsip-prinsip serupa yang terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat. Remaja adalah anak berusia 15-19 tahun yang duduk dibangku kelas XI. Pada masa ini remaja berada pada masa transisi, pencarian jati diri dan mengalami perubahan fisik, kognitif serta sosial. Pola Asuh Sosial merupakan suatu pola asuh yang mengacu pada pengasuhan dari orangtua agar anak memiliki kemampuan berhubungan sosial dan menjalin hubungan dengan orang lain serta memahami perasaan orang lain di sekitarnya. Pola Asuh Emosi adalah suatu pola asuh yang menggambarkan interaksi dan stimulasi yang diberikan orangtua untuk mencapai perkembangan sosial emosi yang sehat sehingga dapat menjadi individu yang peduli pada orang lain di sekitarnya. Teman Sebaya adalah teman yang tingkat umur dan kedewasaan yang kurang lebih sama dan memegang peranan unik dalam perkembangannya. Keterikatan Teman Sebaya adalah keadaan remaja yang saling pengaruh mempengaruhi terhadap teman sebaya. Kecerdasan Emosional adalah kemampuan individu dalam mengenal emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, berempati serta kemapuan dalam membina hubungan dengan orang lain. Kemampuan Mengenal Emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi dirinya. Kemampuan Mengelola Emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengelola emosinya agar dapat diungkapkan dengan tepat. Kemampuan Motivasi Diri adalah kemampuan seseorang dalam menata emosi untuk mencapai tujuan dengan memotivasi diri dan menguasai diri sendiri.

39 Kemampuan Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi orang lain, sehingga dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain. Kemampuan Membina Hubungan adalah kemampuan seseorang untuk membina hubungan dengan orang lain yang mendukung dalam pergaulan dengan orang lain. Bullying adalah suatu bentuk kekerasan pada teman sebaya yang biasa dialami oleh anak-anak dan remaja di sekolah maupun di lingkungannya. Bullying Verbal adalah menyakiti orang lain dengan kata-kata, seperti memanggil dengan nama yang bukan namanya yang bersifat menghina, mengolok, menghina, mempermalukan atau mengancam. Bullying Fisik adalah menyakiti orang lain secara fisik, seperti memukul, menampar, menendang, mencubit, menonjok dan lain-lain. Bullying Sosial adalah mengucilkan seseorang dari kelompok, menyebarkan isu, rumor atau gosip tentang seseorang atau membuat seseorang kelihatan bodoh di depan orang lain. Bullying Elektronik adalah menggunakan internet atau telepon genggam untuk mengancam atau menyakiti perasaan orang lain, menyebarkan isu tak sedap atau menyebarkan rahasia pribadi orang lain.