BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Information Economics (IE) IE merupakan suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat investasi suatu rencana proyek SI/TI. Metodologi tersebut diperkenalkan oleh Marylin M. Parker pada tahun 1988 (Parker, 1988). Proses analisis dengan menggunakan metodologi IE dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut. TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 2A - Financial Approach Analysis of Tangible Values Simple ROI-1 TCBA Analysis of Quasi Tangible Values Simple ROI-2 VL Simple ROI-3 VA Simple ROI-4 VR Simple ROI-5 IV Weighted According to Corporate Value IS / IT PROJECT OR INNIATIVES Analysis of Intangible Values Business Domain Assessment Technology Domain Assessment IE SCORES SM CA MI SA DU CR MICSF OR TU IR EQ SQ ALE SR TIR MC BSR CT SDR 2B - Non-Financial Approach AREA YANG DIBAHAS Gambar 2.1 Proses Analisis Biaya dan Manfaat dengan Menggunakan IE Metodologi IE (Ranti, 2001) Proses evaluasi dalam metodologi IE dimulai dari adanya suatu rencana investasi di bidang SI/TI yang akan dilakukan, umumnya disebut sebagai proyek SI/TI.
Tahapan pertama dari evaluasi yaitu melakukan analisis nilai manfaat dari proyek SI/TI tersebut. Analisis ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: analisis nilai manfaat yang akan didapat secara tangible (berhubungan langsung dengan profitabilitas perusahaan), analisis nilai manfaat yang akan didapat secara quasi tangible (berhubungan dengan efisiensi), dan terakhir akan dilakukan analisis nilai manfaat secara intangible (berhubungan dengan efektifitas). Pada tahap kedua, proses perhitungan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: perhitungan finansial dan perhitungan non finansial. Perhitungan finansial bertujuan mengestimasi ROI untuk proyek SI/TI tersebut. Perhitungan ini terdiri dari lima bagian, yaitu: ROI 1 Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA), ROI 2 Value Linking (VL), ROI 3 Value Acceleration (VA), ROI 4 Value Restructuring (VR) dan ROI 5 Innovation Value (IV). Sedangkan perhitungan non finansial bertujuan untuk mengukur kesesuaian proyek dari segi domain bisnis dan teknologi. Perhitungan ini sendiri masih terbagi menjadi beberapa bagian. Dari sisi domain bisnis, yaitu: Strategic Match (SM), Competitive Advantage (CA), Management Information (MI), Competitive Response (CR), dan Organizational Risk (OR). Dari sisi domain teknologi, yaitu: Strategic Information Architecture (SA), Definitional Uncertainty (DU), Technical Uncertainty (TU) dan Information Infrastructure Risk (IR). Pada IE versi kedua (Parker, 1996), nilai dibagi menjadi lima kategori, yaitu: Financial Value (FV), Strategic Value (SV), Stakeholder Value, Competitive Strategy Risk dan Organizational Risk and Uncertainties. Masing-masing nilai terdiri dari beberapa komponen, komponen-komponen tersebut ada yang merupakan bagian dari domain bisnis
maupun domain teknologi. Tabel 2.1 di bawah ini akan memperlihatkan lima kategori dari pembagian nilai tersebut. Tabel 2.1 Kategori Nilai dan Resiko (Parker, 1996) Business Domain Technology Domain Financial Value Business Based Financial Values IT Based Financial Values Strategic Values Stakeholder Value Competitive Strategy Risk Organizational Risk and Uncertainty Strategic Match Competitive Advantage Competitive Response Management Information for CSF Service and Quality Environmental Quality Agility, Learning and Empowerment Cycle time Mass Customization Strategic IT Architecture Business Strategy Risk IT Strategy Risk Business Organizational Risk IT Definitional Uncertainty Technical and Implementation Risk IT Service delivery risk Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa kategori nilai beserta komponennya yang digunakan oleh IE versi kedua (Parker, 1996): 1. Financial Values Manfaat-manfaat yang dapat diukur dengan menggunakan aplikasi akuntansi yang biasa digunakan. a. Business-Based Financial Value
Ada dua tipe dari biaya dan manfaat, yaitu tangible dan intangible. Beberapa pendekatan yang biasa digunakan antara lain: Simple ROI, Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), Profitability Index, Payback Period, Present Worth dan Probability of Attainment. Pendekatan-pendekatan tersebut di atas mempunyai masalah yang sangat signifikan karena tidak dipertimbangkannya bahwa resiko terdiri dari beberapa tipe. Salah satu contohnya yaitu definitional uncertainty. Faktor lain yang sebetulnya merupakan manfaat dari proyek tersebut terabaikan, karena tidak terdeteksi ketika menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut di atas. b. I/T-Based Financial Value Aplikasi SI/TI terbagi menjadi tiga, yaitu: aplikasi pengganti, pelengkap dan inovasi. Aplikasi pengganti paling mudah untuk diukur karena aplikasi ini hanya menggantikan fungsi manusia. Aplikasi tersebut pada saat ini mempunyai manfaat yang kecil bagi sebuah perusahaan. Aplikasi pelengkap mempunyai kontribusi untuk mengimprovisasi kinerja bisnis sebuah perusahaan sedangkan untuk aplikasi inovasi ditujukan untuk mengimprovisasi posisi bersaing sebuah perusahaan. Manfaat dari aplikasi inovasi ini cenderung spekulatif. 2. Strategic Values Nilai ini fokus kepada manfaat dari dilaksanakannya proyek SI/TI yang berupa suatu nilai strategis yang dimiliki oleh perusahaan dibanding dengan para pesaingnya.
a. Strategic Match Menilai sejauh mana suatu proyek SI/TI sejalan dan mendukung strategi perusahaan yang sudah ditetapkan. b. Competitive Advantage Penilaian ini mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang dapat dilakukan sebuah perusahaan dengan dilaksanakannya proyek SI/TI yang sedang dievaluasi. c. Competitive Response Mengukur sejauh mana kegagalan atau penundaan suatu sistem dapat mempengaruhi pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan disebabkan karena perubahan daya saing perusahaan tersebut. d. Management Information for CSF s Menilai seberapa jauh suatu proyek SI/TI yang sedang dievaluasi mendukung Core Activity (Aktivitas Inti) sebuah perusahaan. 3. Stakeholder Values Merupakan gambaran dari strategi yang terfokus pada sebuah perusahaan sebagai faktor internal mendukung faktor eksternal seperti kustomer. a. Service and Quality Service and Quality yang diharapkan oleh kustomer secara sinergi dan kumulatif mempunyai suatu efek terhadap kesuksesan suatu strategi pada sebuah perusahaan. b. Agility, Learning and Empowerment
Fokus dalam membuat para pegawai dan proses bisnis menjadi lebih fleksibel dan dengan cepat dapat beradaptasi dengan suatu perubahan. 4. Business Organizational Risk Business Organizational Risk fokus kepada resiko jangka pendek yang timbul akibat dari perencanaan ulang sebuah proses bisnis dan restrukturisasi sebuah perusahaan. 5. I/T Risk (R(I/T)) I/T Risk terdiri dari tiga resiko, yaitu: a. I/T Definitional Uncertainty Mengevaluasi tingkat kejelasan suatu tujuan yang diharapkan pemakai dan perusahaan yang telah dikomunikasikan dengan personil yang menangani proyek SI/TI. b. Technical and Implementation Risk Fokus kepada resiko jangka pendek dalam sebuah perusahaan yang mencakup sumber daya manusia, ketergantungan dari piranti perangkat keras maupun lunak, ketergantungan aplikasi dan implementasi. c. Service Delivery Risk Seperti halnya Technical and Implementation Risk, Service Delivery Risk juga fokus kepada resiko jangka pendek yang menyangkut dengan waktu dalam mengimplementasikan proyek SI/TI yang sedang dievaluasi.
Pada tahap ketiga, nilai-nilai yang didapat dari evaluasi pada tahap kedua kemudian dikalikan dengan bobot yang sesuai dengan posisi perusahaan. Posisi perusahaan ditentukan berdasarkan dua parameter, yaitu: Line of Business (Lini Bisnis) dan IS/IT Support (Dukungan SI/TI). Kemudian keseluruhan hasil perkalian tersebut dijumlahkan. Jumlah terakhir inilah yang nantinya akan menentukan prioritas dari sebuah proyek SI/TI yang sedang dievaluasi. Semakin tinggi nilai akhir tersebut menandakan bahwa proyek SI/TI tersebut sebaiknya direalisasikan terlebih dahulu. Pembahasan tesis ini dipusatkan pada pengembangan penentuan posisi perusahaan. 2.1.1. Corporate Value Berdasarkan kamus (Echols, 2000)(Hornby, 1987), Corporate Value dapat diartikan sebagai nilai perusahaan. Nilai perusahaan tersebut banyak mempunyai pengertian tergantung dari mana seseorang memandangnya. Ada yang menghubungkan nilai perusahaan sebagai sejumlah aset yang dipunyai oleh perusahaan dan ada juga yang menghubungkannya dengan nilai saham perusahaan tersebut dalam bursa saham. Untuk mendapatkan suatu kesimpulan apa yang dimaksud dengan kalimat Corporate Value maka arti yang berdasarkan dari kedua kamus tersebut disesuaikan dengan konteks kalimat tersebut pada metodologi IE. Corporate Value menurut konteks metodologi IE adalah nilai dari suatu perusahaan yang tidak berhubungan dengan uang melainkan menunjukkan letak atau posisi sebuah perusahaan yang ditentukan dengan menggunakan dua parameter pengukuran yaitu lini bisnis dan dukungan SI/TI.
Penentuan posisi perusahaan sebaiknya diserahkan kepada pihak manajemen atas, alasannya karena merekalah yang lebih mengetahui keadaan sebenarnya dari perusahaan. Menentukan posisi perusahaan merupakan suatu hal yang penting sekali karena posisi perusahaan menentukan seberapa besar bobot nilai yang diberikan. Tingkat keuntungan, kemampuan bersaing, kesehatan dan kekuatan bisnis suatu perusahaan termasuk dalam parameter lini bisnis sedangkan yang termasuk dalam dukungan SI/TI yaitu tingkat efektifitas dan kekuatan dukungan SI/TI pada perusahaan tersebut. Tabel 2.2 merupakan kombinasi dari kedua hal tersebut di atas. Tabel 2.2 Penentuan Posisi Perusahaan (Parker, 1988) Lini Bisnis Kuat Lemah Quadrant A Investment Quadrant B Strategic Quadrant C Quadrant D Infrastructure Breakthru Lemah Kuat Dukungan SI/TI Keterangan dari masing-masing kuadran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kuadran A (Investment) Lini bisnis perusahaan mempunyai dasar yang kuat serta waktu dan kesempatan untuk melakukan investasi pada masa depan. Perusahaan seperti ini memerlukan pengembangan infrastruktur yang sesuai dengan pertumbuhan bisnisnya pada masa depan.
2. Kuadran B (Strategic) Yang menjadi isu utama pada kuadran ini adalah kontribusi sistem komputer pada perusahaan. Kontribusi ini membuat perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang istimewa dibandingkan dengan para pesaingnya. 3. Kuadran C (Infrastructure) Isu pokok pada kuadran ini adalah kemampuan bertahan hidup sebuah perusahaan. SI/TI dapat membantu perusahaan tersebut dengan efesiensi dan peningkatan efektifitas. Infrastruktur pada back-office merupakan investasi yang tepat pada kuadran ini. 4. Kuadran D (Breakthru or Management) Bisnis pada perusahaan pada kuadran ini bertujuan untuk mempertahankan hidup. Hampir serupa dengan perusahaan pada kuadran C, tetapi dengan dukungan SI/TI yang kuat kesempatan untuk membuka suatu peluang investasi dan pengembangan bisnis dapat secara signifikan memperkuat bisnisnya yaitu dengan cara memberdayagunakan secara maksimal potensi bisnis yang masih ada. Setiap kuadran mempunyai acuan bobot nilai yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, tabel 2.3 adalah salah satu contoh acuan bobot nilai pada kuadran investasi.
Tabel 2.3 Bobot Nilai Perusahaan pada Kuadran Investment (Parker, 1988) Resulting Weight Business Domain 1. Return on Investment 2 2. Strategic Match 0 3. Competitive Advantage 0 4. Management Information 2 5. Competitive Response 8 6. Project Organization Risk -2 Technology Domain 1. Definitional Uncertainty -4 2. Technical Uncertainty -4 3. Strategic IS Architecture 8 4. IS Infrastructure Risk 0 Total Value 20 Total Risk & uncertainty -10 2.2. Business Pressures Penggunaan SI/TI oleh perusahaan pada saat ini tidak saja bertujuan untuk menjadikan perusahaan tersebut mempunyai suatu kelebihan dibanding dengan para pesaingnya. Banyak juga dijumpai sebuah perusahaan menggunakan SI/TI tujuannya hanya supaya perusahaan tersebut bisa survive (bertahan hidup). Hal tersebut disebabkan
oleh tekanan yang berasal dari lingkungan bisnis yang memaksanya harus menggunakan SI/TI untuk menjalankan atau mengoperasikan bisnisnya. Contohnya adalah sebagai berikut, sebuah perusahaan berskala internasional yang bergerak dalam bidang ekspedisi. Perusahaan tersebut menggunakan SI/TI untuk mendukung pelayanannya terhadap para pelanggannya yang terdiri dari para eksportir maupun importir. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan tersebut dan sejenisnya sangat kompleks karena menyangkut pihak eksportir, importir, kepabeanan (bea dan cukai), pelabuhan, perusahaan pergudangan dan perusahaan transportasi. Di antara pihakpihak yang terkait tersebut dibutuhkan suatu pengaturan yang tepat karena menyangkut dengan jadwal kedatangan maupun pengiriman barang. Kesalahan yang terjadi walaupun kecil akan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan ekspedisi tersebut, hal itu disebabkan oleh ketatnya persaingan dalam bisnis ekspedisi sehingga keuntungan yang diperoleh juga kecil. SI/TI diperlukan untuk mengatur informasi di antara pihak-pihak yang terkait supaya bisa menjadi lebih efektif. Informasi tersebut berupa pemesanan, penawaran, dan sebagainya. Gambar 2.2 berikut memperlihatkan peranan SI/TI dalam mendukung sebuah organisasi untuk menindaklanjuti tekanan-tekanan dari lingkungan bisnis.
Business Drivers Pressures Organizations And Their Responses Support Support Information Technology Gambar 2.2 Dukungan SI/TI Terhadap Perusahaan (Turban, 1996) Pada gambar 2.2 tersebut digambarkan SI/TI memberikan dukungan terhadap perusahaan dari tekanan-tekanan yang datangnya dari lingkungan bisnis. Sehingga perusahaan tersebut mempunyai suatu kekuatan untuk mempertahankan keberadaannya. Sedangkan gambar 2.3 menampilkan beberapa tekanan yang pada umumnya berada dalam lingkungan bisnis. Tekanan-tekanan tersebut mempunyai kemungkinan saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Seperti yang telah dijelaskan dalam ruang lingkup pembahasan, dengan alasan untuk menjaga cakupan tesis ini supaya tidak terlalu luas maka tekanan bisnis yang diambil adalah tekanan bisnis yang berasal dari Technology Pressures (Tekanan Teknologi). Selain alasan tersebut, tekanan teknologi dipilih karena perkembangan teknologi saat ini sangat cepat sekali terutama SI/TI. Dengan perkembangan yang cepat ini maka sebuah perusahaan senantiasa dituntut untuk memutakhirkan SI/TI yang dimilikinya. Perkembangan SI/TI inilah yang mempunyai pengaruh besar terhadap investasi SI/TI pada sebuah perusahaan.
Technology Innovations Obsolescence Electronic Commerce Information Overload Market Global Competitive Changing Workforce Powerful-Consumers Organization Society Social Responsibility Government Regulations Deregulation Shrinking Budget Subsidies Ethics Gambar 2.3 Beberapa Tekanan dalam Lingkungan Bisnis (Turban, 1996) 2.2.1. Tekanan Teknologi 1. Technology Innovation and Obsolescence Teknologi mempunyai peranan penting dalam manufakturing dan jasa pelayanan. Baik teknologi baru maupun teknologi lama yang telah di improvisasi sehingga menciptakan dan mendukung suatu produk pengganti, alternatif pelayanan jasa dan kualitas yang handal. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat sekali, teknologi yang tercanggih pada saat ini bisa berubah seketika menjadi suatu teknologi yang sudah usang pada keesokan hari. Teknologi yang digunakan oleh sebuah perusahaan berpengaruh terhadap daya saing yang dimiliki perusahaan tersebut. Jenis teknologi yang digunakan dalam dunia bisnis sangat banyak sekali, dari teknologi genetika sampai dengan teknologi makanan olahan. Dari semua itu,
SI/TI merupakan sebuah teknologi yang dipercaya mempunyai pengaruh yang sangat besar. 2. Information Overload Internet dan jaringan telekomunikasi lainnya membuat jumlah informasi yang tersedia bagi perusahaan dan individu meningkat. Jumlah informasi yang tersedia di Internet meningkat dua kali lipat setiap tahun dan kebanyakan dari informasi yang tersedia tersebut diberikan secara gratis. Sehingga informasi, pengetahuan dan penyimpanan data pada perusahaan meningkat secara eksponensial. Oleh sebab itu kemudahaan untuk log-in (masuk), navigasi, pengaturan data, informasi dan pengetahuan sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk suatu pengambilan keputusan yang sangat kritikal. 2.3. Tahapan Pengerjaan Dalam mengembangkan metodologi IE ini terdapat beberapa tahapan yang akan dilakukan. Hal tersebut akan digambarkan secara keseluruhan pada sebuah diagram dimana dalam diagram tersebut akan dicantumkan tujuan, masukan (input), metode yang digunakan dan keluaran (output) dari sebuah tahapan. Tahapan pengerjaan ini terdiri dari empat tahap, yaitu: tahap persiapan, identifikasi, analisis dan tahap yang terakhir yaitu tahap penggabungan. Sedangkan untuk tahap analisis dibagi menjadi dua, yaitu: analisis serta pemberian bobot nilai dan analisis serta pengembangan parameter. Tahap tahap tersebut digambarkan pada gambar 2.4.
2.3.1. Tahap Persiapan Tujuan pada tahap pertama yaitu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai metodologi IE sehingga didapat suatu pengertian yang mendalam mengenai metodologi tersebut. Pengertian di sini mencakup bagaimana cara menggunkan IE dalam mengevaluasi suatu proyek SI/TI pada tahap perencanaan dan dasar-dasar asumsi yang digunakan dalam metodologi tersebut. Tujuan tersebut disebabkan oleh adanya masukan berupa sebuah informasi mengenai metodologi IE yang merupakan salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk menganalisis investasi SI/TI. Ada beberapa metode yang digunakan dalam tahap persiapan ini seperti studi literatur dan diskusi. Studi literatur diambil dari bahan kuliah (Ranti, 2001), buku (Parker, 1988) dan (Parker, 1996), sedangkan diskusi dilakukan dengan Bapak Ir. Benny Ranti, MSc. sebagai dosen pembimbing dan juga dengan rekan-rekan yang sedang menyusun tesis dengan topik yang sama. Keluaran yang dihasilkan pada tahap persiapan ini berupa pengertian yang mendalam mengenai IE. Hal ini akan sangat bermanfaat sekali dalam mengerjakan tahaptahap selanjutnya. 2.3.2. Tahap Identifikasi Yang menjadi masukan pada tahap identifikasi ini adalah pengertian terhadap metodologi IE yang merupakan keluaran dari tahap sebelumnya.
Tujuan tahap identifikasi yaitu mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan pengembangan metodologi IE. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam metodologi IE. Metode yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan IE yaitu berupa studi literatur, diskusi dan evaluasi pribadi. Studi literatur pada tahap ini diambil dari internet (home page dan white paper) dan buku-buku yang membahas evaluasi investasi SI/TI (Strassman, 1997)(Mahmood, 1999). Sedangkan untuk metode diskusi, dilakukan dengan cara yang sama seperti pada pada tahap persiapan. Tahap ini menghasilkan suatu kemungkinan pengembangan parameter pengukuran Corporate Value serta bobot nilainya. 2.3.3. Tahap Analisis dan Pengembangan Pada tahap analisis ini tahapan pengerjaan terbagi menjadi dua bagian. Dua bagian ini dapat dikerjakan secara pararel dan penggabungan dari hasil keduanya nanti merupakan pengembangan dari metodologi IE. 2.3.3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Masukan pada sub tahap pengerjaan ini berupa kemungkinan pengembangan bobot nilai yang didapat dari tahap sebelumnya. Tujuan sub tahap analisis ini yaitu memberikan bobot nilai pada IE versi kedua (Parker, 1996). Pada IE versi tersebut pengembangan dilakukan pada komponen-
komponen nilai tetapi sayangnya pengembangan tersebut tidak dilengkapi dengan pemberian bobot nilai untuk komponen-komponen tersebut. Metode yang digunakan yaitu dengan menganalisis pemberian bobot nilai pada IE versi pertama (Parker, 1988) selain itu juga dilakukan diskusi dengan dosen pembimbing. Yang dihasilkan pada sub tahap analisis ini yaitu berupa bobot nilai yang diharapkan sesuai dengan pengembangan yang terjadi pada IE versi kedua (Parker, 1996). 2.3.3.2. Analisis dan Pengembangan Parameter Seperti halnya pada sub tahap analisis dan pemberian bobot nilai. Masukan untuk sub tahap pengerjaan ini berupa keluaran pada tahap identifikasi. Tujuan sub tahap analisis ini yaitu mengembangkan parameter penentuan posisi perusahaan dimana posisi perusahaan tersebut nantinya akan menentukan bobot nilai yang akan diberikan. Metode yang digunakan untuk mencari parameter yang tepat untuk ditambahkan pada parameter yang sudah ada yaitu berupa studi literatur (Turban, 1996), diskusi dan evaluasi pribadi. Diskusi sama seperti sebelumnya yaitu dilakukan dengan dosen pembimbing. Yang dihasilkan pada sub tahap analisis ini yaitu berupa penambahan parameter penentuan posisi perusahaan.
2.3.4. Tahap Penggabungan Tidak seperti tahap-tahap sebelumnya, tahap penggabungan ini mempunyai dua masukan. Masukan tersebut yaitu berupa bobot nilai perusahaan yang baru dan parameter penentuan posisi perusahaan yang telah dikembangkan. Tujuan dari tahap penggabungan ini yaitu memberikan bobot nilai yang diharapkan sesuai dengan penambahan parameter penentuan posisi perusahaan yang telah dikembangkan. Pemberian bobot nilai ini berdasarkan bobot nilai yang merupakan keluaran dari sub tahap analisis dan pemberian bobot nilai. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut berupa diskusi dan evaluasi pribadi. Evaluasi dilakukan dengan menganalisis komponen-komponen nilai mana yang terpengaruh secara langsung dengan parameter penentuan posisi perusahaan yang baru tersebut. Keluaran dari tahap ini merupakan sebuah pengembangan dari metodologi IE.
P E R S I A P A N Masukan Tujuan Metode Keluaran Informasi mengenai metodologi IE. Mengumpulkan informasi dan mempelajari metodologi IE. Studi literatur dan diskusi. Pengertian metodologi IE. I D E N T I F I K A S I Masukan Tujuan Metode Keluaran Pengertian metodologi IE. Mengidentifikasikan bagian IE yang akan dikembangkan. Studi literatur (Internet dan buku), diskusi dan evaluasi pribadi. Kemungkinan pengembangan corporate value dan bobot nilai. ANALISIS DAN PEMBERIAN BOBOT NILAI ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PARAMETER Masukan Kemungkinan pengembangan bobot nilai. Masukan Kemungkinan pengembangan corporate value. Tujuan Memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996). Tujuan Mengembangkan parameter penentuan posisi perusahaan. Metode Studi literatur (Parker, 1988), diskusi dan evaluasi pribadi. Metode Studi literatur (Turban, 1996), diskusi dan evaluasi pribadi. Keluaran Bobot nilai yang sesuai dengan pengembangan yang dilakukan pada IE versi kedua (Parker, 1996). Keluaran Penambahan parameter baru di dalam menentukan posisi perusahaan. P E N G G A B U N G A N Masukan Parameter baru dan bobot nilai IE versi II (Parker, 1996) Tujuan Metode Keluaran Membuat bobot nilai sesuai parameter baru.. Studi literatur, diskusi dan evaluasi pribadi. IE baru Gambar 2.4 Tahapan Pengerjaan