ARAH ROTASI PADA ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER-SIRKULAR

dokumen-dokumen yang mirip
Forum Statistika dan Komputasi, April 2011 p : ISSN :

Abdul Aziz Nurussadad 1, Made Sumertajaya 2, Ahmad Ansori Mattjik 2 1 Mahasiswa Departemen Statistika, FMIPA IPB 2 Departemen Statistika, FMIPA-IPB

Tabel 1 Sudut terjadinya jarak terdekat dan terjauh pada berbagai kombinasi pemilihan arah acuan 0 o dan arah rotasi HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembahasan pada bab selanjutnya. Pembahasan teori meliputi pengertian data

TINJAUAN PUSTAKA. (statistik) dinamakan galat baku statistik, yang dinotasikan dengan

ANALISIS REGRESI SIRKULAR(2)-LINIER BERPANGKAT m MUHAMAD IRPAN NURHAB

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran terhadap data yang bersatuan waktu atau derajat arah yang nilainilainya

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA

ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA

STATISTIKA SIRKULAR DALAM PEMODELAN WAKTU TIDUR DAN FAKTOR LAIN TERHADAP NILAI UJIAN MAHASISWA (Studi Kasus : Mahasiswa Statistika IPB Angkatan 50)

KAJIAN PERBANDINGAN ARAH RATA-RATA DATA SIRKULAR (STUDI KASUS: DATA WAKTU KEDATANGAN PASIEN IGD)

ANALISIS MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SIRKULAR-LINEAR BERGANDA

ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU. Oleh : Heru Novriyadi G

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan.

PENERAPAN ANALISIS REGRESI SIRKULAR PADA PEMODELAN DATA IKLIM ROHAZIM

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G

TINJAUAN PUSTAKA. Hujan dan Curah Hujan

III. METODE PENELITIAN

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jika t = π, maka P setengah C P(x,y) jalan mengelilingi ligkaran, t y. P(-1,0). t = 3/2π, maka P(0,-1) t>2π, perlu lebih 1 putaran t<2π, maka = t

PERSIAPAN TES SKL KELAS X, MATEMATIKA IPS Page 1

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

Trigonometri. Trigonometri

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR)

ANALISIS MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SIRKULAR-LINEAR BERGANDA KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

Resume Regresi Linear dan Korelasi

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO

III HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan

DESKRIPSI PEMELAJARAN - MATEMATIKA

ESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI SPASIAL MENGGUNAKAN SUHU PERMUKAAN DARAT (LST) DARI DATA MODIS TERRA/AQUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERINGAN WAHYU ARIYADI

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA

PEMODELAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL DENGAN METODE SUR PAULUS BASUKI KUWAT SANTOSO

Ukuran Sudut. Perbandingan trigonometri. 1 putaran = 360 derajat (360 ) = 2π radian. Catatan:

BAB III REGRESI PADA DATA SIRKULAR

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

Dimana : a = konstanta b = koefisien regresi Y = Variabel dependen ( variabel tak bebas ) X = Variabel independen ( variabel bebas ) Untuk mencari rum

GAMBARAN UMUM SMA/MA. Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS 1

(Studi kasus : Taman Nasional Lore-Lindu, Sulawesi Tengah) MOCHAMMAD TAUFIQURROCHMAN ABDUL AZIZ ZEIN

ESTIMASI NILAI TPW (TOTAL PRECIPITABLE WATER) DI ATAS DAERAH PADANG DAN BIAK BERDASARKAN HASIL ANALISIS DATA RADIOSONDE IRE PRATIWI

Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI

Regresi Linier Sederhana dan Korelasi. Pertemuan ke 4

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

STK 511 Analisis statistika. Materi 7 Analisis Korelasi dan Regresi

TINJAUAN PUSTAKA. Gunung Merapi

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

KARTU SOAL UJIAN NASIONAL MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKALPINANG

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

ANALISIS PERIODISITAS SUHU DAN TEKANAN PARAS MUKA LAUT DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS MATAHARI R. HIKMAT KURNIAWAN

BAB IV ANALISIS 4.1 Vektor Pergeseran Titik Pengamatan Gunungapi Papandayan

MODUL REGRESI LINIER SEDERHANA

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG. Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

ANALISIS EFEKTIVITAS KELOMPOK USAHA BERSAMA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN RAKYAT MISKIN PERKOTAAN

TRIGONOMETRI 1. E. Grafik Fungsi Trigonometri 11/13/ Peta Konsep. E. Grafik Fungsi Trigonometri

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN

HUBUNGAN ANTARA KEPADATAN KUTU PUTIH DI AKAR DENGAN KEPADATAN KUTU PUTIH DAN SEMUT DI TAJUK TANAMAN NANAS (Ananas comosus (Linn.) Merr.

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa

Matematika Semester IV

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti *

. x. d. 100 =... e. y = x 2 x 4

MATEMATIKA WAJIB MATERI DAN PENJELASAN TENTANG TRIGONOMETRI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTANADI MEDAN SKRIPSI YUNI MASDAYANI HARAHAP

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PERIKANAN LAUT KABUPATEN LANGKAT MENGGUNAKAN REGRESI LINIER BERGANDA HARIYANTO SYAHPUTRA

Matematika EBTANAS Tahun 1991

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Tanggal Ujian: 01 Juni 2011

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

Matematika EBTANAS Tahun 1986

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011

PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

PRA-PEMPROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transformasi Geometri Sederhana

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO

DESKRIPSI PEMELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016

STATISTIK PENDIDIKAN

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI

Transkripsi:

PENGARUH PEMILIHAN ARAH ACUAN o DAN ARAH ROTASI PADA ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER-SIRKULAR (Kajian Kasus : Peta Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api Merapi 21) ABDUL AZIZ NURUSSADAD DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 211

RINGKASAN ABDUL AZIZ NURUSSADAD. Pengaruh Pemilihan Arah Acuan o dan Arah Rotasi pada Analisis Korelasi dan Regresi Linier Sirkular (Kajian Kasus : Peta Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api Merapi 21). Dibimbing oleh I MADE SUMERTAJAYA dan AHMAD ANSORI MATTJIK. Hasil pengukuran tidak hanya menghasilkan data dengan atribut linier, melainkan juga data dengan atribut sirkular. Data sirkular memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh data linier, di mana data sirkular bersifat unik, yaitu data sirkular bergantung pada pemilihan arah acuan o dan arah rotasi. Keunikan data sirkular diuji dalam analisis korelasi dan regresi linier sirkular. Hasil analisis korelasi ini membuktikan bahwa pemilihan arah acuan o bisa dilakukan secara subyektif karena hasil korelasi linier sirkular menunjukkan nilai yang sama,899 untuk semua kemungkinan pemilihan arah acuan o dan arah rotasi dari data arah dan jarak yang ada. Untuk analisis regresi linier sirkular diketahui bahwa model yang dibangun memiliki koefisien determinasi dan b yang sama yaitu,88 dan,231 untuk semua kemungkinan pemilihan arah acuan o dan arah rotasi dari data arah yang ada (tidak unik). Begitu pula dengan statistik lima serangkai dari sisaan pendugaan dengan analisis regresi linier sirkular memiliki nilai sama yaitu minimum = -2,693, quartil 1 = -,83, median = -,171, quartil 3 =,48, maksimum = 8,421. parameter regresi linier sirkular, yaitu b 1 dan b 2, membentuk siklus yang masing-masing memiliki persamaan b 1 = -1,226E-7-2,728 cos (α) - 2,6 sin (α) dan b 2 = 3,61E-7-2,6 cos (α) + 2,728 sin (α) dimana α adalah posisi arah acuan o dalam derajat pada masing-masing model. Kata kunci : Directional Statistics, Statistika Sirkular, Regresi Linier Sirkular, Korelasi Linier Sirkular, Persamaan Parameter Regresi Linier Sirkular.

PENGARUH PEMILIHAN ARAH ACUAN o DAN ARAH ROTASI PADA ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER-SIRKULAR (Kajian Kasus : Peta Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api Merapi 21) ABDUL AZIZ NURUSSADAD Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 211

Judul Skripsi Nama NIM : Pengaruh Pemilihan Arah Acuan o dan Arah Rotasi pada Analisis Korelasi dan Regresi Linier-Sirkular (Kajian Kasus : Peta Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api Merapi 21) : Abdul Aziz Nurussadad : G1472 Menyetujui : Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si Prof. Dr. Ir. A. A. Mattjik, M.Sc NIP : 1968721994211 NIP : 1946626197812 Mengetahui : Ketua Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si NIP : 196421199211 Tanggal Lulus :

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul Pengaruh Pemilihan Arah Acuan o dan Arah Rotasi pada Analisis Korelasi dan Regresi Linier Sirkular (Kajian Kasus : Peta Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api Merapi 21). Karya ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si dan Bapak Prof. Dr. Ir. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan arahan selama penulisan karya ilmiah ini. Kepada Ayah, Ibu, Kakak Luthfi, Mbak Uma, dan Nuna tidak lupa penulis haturkan banyak terima kasih atas dukungan semangat dan doa yang tiada putus. Ucapan terimakasih tidak lupa penulis ucapkan pada seluruh pihak yang membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu. Bogor, Agustus 211 Abdul Aziz Nurussadad

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Barito Utara pada tanggal 21 April 1989 sebagai putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Dani Ahmad Djuraimy dan Ibu St. Aminah. Tahun 21 penulis lulus dari Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Cepoko Ngrambe dan tahun 24 penulis lulus dari Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngrambe. Pada tahun 27 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Al-Islam 1 Surakarta dan pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor di Mayor Statistika, Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan pada tahun 28 penulis mengambil Minor Ekonomi Pembangunan, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Penulis aktif sebagai pengurus dan kepanitiaan di Himpunan Keprofesian Gamma Sigma Beta diantaranya sebagai staf Departemen Database Centre pada tahun 29/21 serta kepanitiaan Statistika Ria 28, Statistika Ria 29, dan Lomba Jajak Pendapat Statistika 21. Penulis melaksanakan Praktek Lapang di Center for International Forestry Research (CIFOR) Bogor pada bulan Februari-April 211.

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 Kawasan Rawan Bencana III Gunung Api Merapi... 1 Data Linier... 1 Data Sirkular... 1 Ukuran pemusatan data sirkular... 1 Ukuran penyebaran data sirkular... 1 Korelasi... 1 Korelasi linier sirkular... 2 Analisis Regresi... 2 Regresi linier sirkular... 2 METODOLOGI... 2 Data... 2 Metode... 2 HASIL DAN PEMBAHASAN... 3 Eksplorasi Data... 3 Analisis Korelasi... 3 Analisis korelasi linier... 3 Analisis korelasi linier sirkular... 4 Analisis Regresi... 4 Analisis regresi linier... 4 Analisis regresi linier sirkular... Perubahan Nilai Parameter regresi Linier Sirkular Menurut Pemilihan Titik Acuan o 6 KESIMPULAN... 7 SARAN... 7 DAFTAR PUSTAKA... 8 LAMPIRAN... 9

DAFTAR TABEL Halaman 1. Sudut di mana terjadi jarak terdekat dan terjauh pada berbagai kombinasi pemilihan arah acuan o dan arah rotasi... 3 2. Korelasi linier antara arah dan jarak pada berbagai kombinasi arah rotasi dan pemilihan arah acuan o... 4 3. Hasil pendugaan parameter regresi pada berbagai kombinasi arah rotasi dan pemilihan arah acuan o... 4 4. Nilai koefisien determinasi pada berbagai kombinasi arah rotasi dan pemilihan arah acuan o pada analisis regresi linier.... Hasil pemodelan terhadap parameter regresi linier sirkular... 6 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Diagram pencar antara arah dan jarak dengan arah acuan A dan arah rotasi searah jarum jam... 3 2. Plot jarak, nilai dugaan dan sisaan pada regresi linier dengan arah acuan A dan arah rotasi searah jarum jam... 4 3. Plot jarak, nilai dugaan dan sisaan pada regresi linier sirkular dengan arah acuan A dan arah rotasi searah jaum jam... 4. Plot dugaan parameter berdasarkan arah acuan o pada arah rotasi searah jarum jam... 6. Plot dugaan parameter berdasarkan arah acuan o pada arah rotasi berlawanan arah jarum jam... 6 6. Plot perubahan nilai dugaan parameter regresi linier sirkular menurut pemilihan titik acuan o..... 6 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Statistik lima serangkai dari sisaan analisis regresi linier antara jarak dan arah... 1 2. Statistik lima serangkai dari sisaan analisis regresi linier sirkular antara jarak dan arah. 1 3. Diagram pencar antara arah dan jarak dengan arah acuan A dan arah rotasi searah jarum jam.... 11 4. Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan untuk masing-masing arah o pada arah rotasi searah jarum jam... 12. Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan untuk masing-masing arah o pada arah rotasi berlawanan arah jarum jam... 1 6. Sintaks R... 18

PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam berbagai bidang ilmu sains, tidak dipungkiri akan pentingnya pengukuran. Seorang peneliti yang melakukan pengukuran terkadang tidak hanya mengukur peubah yang memiliki atribut linier saja melainkan juga peubah yang memiliki atribut sirkular. Seorang vulkanolog yang bertugas mengawasi Gunung Api Merapi tidak hanya perlu mengukur jarak terjauh daerah rawan bencana dari pusat gunung api saja, melainkan arah daerah kawasan rawan bencana terhadap titik yang dipilihnya dari gunung api tersebut. Menurut Jammalamadaka dan Sengupta (21), representasi numerik arah tidak perlu unik karena bergantung pada penentuan arah acuan o dan arah rotasinya, yaitu searah jarum jam (clockwise) atau berlawanan dengan arah jarum jam (counter-clockwise). Nilai terkecil yang mungkin dari suatu data sirkular adalah sama dengan nilai terbesar dari data sirkular yang hal ini tidak ditemukan pada data linier. Apakah yang akan terjadi terhadap suatu analisis regresi oleh perbedaan dari arah acuan o dan arah rotasi, sementara representasi numerik dari arah dalam statistika sirkular tidaklah unik. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Melihat pengaruh pemilihan arah o dan arah rotasi terhadap nilai korelasi dari analisis korelasi linier sirkular. 2. Melihat pengaruh pemilihan arah o dan arah rotasi terhadap nilai koefisien determinasi, statistik lima serangkai dari nilai sisaan regresi, dugaan parameter dari analisis regresi linier sirkular. 3. Melihat pola hasil pendugaan parameter pada analisis regresi linier sirkular. TINJAUAN PUSTAKA Kawasan Rawan Bencana III Gunung Api Merapi Gunung Api Merapi (2968m dpl) di Jawa Tengah adalah gunung api tipe Strato yang paling sering meletus di Indonesia. Kawasan rawan bencana III adalah daerah yang sering terlanda awan panas, aliran lava, guguran batu (pijar), gas racun dan lontaran batu (pijar) hingga radius 2 km BSN (1998) Data Linier Data linier adalah data yang hanya memiliki satu dimensi pengukuran. Ciri lain dari data linier adalah memiliki nilai minimum dan maksimum. Data Sirkular Data sirkular adalah data dengan pengukuran dua dimensi. Misalkan dari koordinat Cartesius (x,y) maka bisa diperoleh koordinat Polar (r,α), di mana r merupakan jarak terhadap titik asal (O) dan α merupakan arctan (x/y). Kumpulan dari α adalah data sirkular. Sebelum data sirkular diukur, perlu dilakukan penentuan arah o dan arah rotasinya, apakah searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Dalam statistika sirkular, besarnya vektor arah (r) tidak diperhatikan, oleh karena itu vektor arah dibuat menjadi satuan unit jarak (misal r = 1). Sehingga dalam pengukuran skalar didapat satu unit lingkaran dengan titik P (1, α). Ukuran pemusatan data sirkular Ukuran pemusatan data sirkular sering disebut dengan istilah rata-rata arah atau dikenal juga dengan istilah preferred direction. Rata-rata arah (α ) adalah tan, jika C > dan S, jika C = dan S > tan, jika C < tan 2, jika C dan S <, jika C = dan S = dengan cos, sin Ukuran penyebaran data sirkular Ukuran penyebaran data sirkular dilambangkan dengan, dengan 1, dengan D 1 di mana dengan n = banyaknya pengamatan. Nilai D semakin mendekati 1 menunjukkan penyebaran data semakin merata, dan sebaliknya semakin mendekati menunjukkan penyebaran data semakin terpusat ke salah satu titik. Korelasi Korelasi adalah nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linier antara dua peubah acak. Nilai korelasi antara peubah x dan y didapat melalui rumus 1

, Nilai korelasi positif menunjukkan bahwa nilai dua peubah tersebut memiliki hubungan linier positif dan begitu juga sebaliknya. Semakin dekat nilai korelasi dengan -1 atau +1, semakin kuat korelasi antara kedua peubah tersebut, sebaliknya jika nilai korelasinya mendekati, maka semakin lemah korelasi antara dua peubah tersebut (Juanda 29). Korelasi linier sirkular Dalam korelasi linier sirkular, salah satu peubah memiliki atribut linier misalkan x sedangkan peubah lainnya memiliki atribut sirkular misalkan α. Mardia (1976) dan Johnson dan Wehry (1977) dalam menghitung korelasi linier sirkular menyarankan untuk menggunakan korelasi berganda antara x terhadap nilai cos α dan sin α, yaitu : 2 1 dengan nilai korelasi antara x dan cos α, nilai korelasi antara x dan sin α, nilai korelasi antara cos α dan sin α. Nilai korelasi linier sirkular memiliki nilai antara dan 1, semakin mendekati maka korelasi linier sirkular semakin lemah sementara semakin mendekati 1 maka korelasi linier sirkular semakin kuat, tidak dikenal adanya korelasi positif dan korelasi negatif di korelasi linier sirkular. Analisis Regresi Analisis regresi digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua atau lebih peubah, yang salah satu peubahnya merupakan peubah tak bebas dan lainnya merupakan peubah bebas. Regresi linier sirkular Regresi linier sirkular adalah salah satu bentuk regresi sirkular dimana peubah responnya merupakan peubah dengan tipe data linier dan peubah penjelasnya adalah data dengan tipe data sirkular, sehingga terdapat pasangan data (α i, y i ). Menurut Mardia dan Sutton (1978) dalam Mardia dan Jupp (2), Model regresi linier sirkular adalah sebagai berikut : cos sin dengan : A = rataan umum. Sedangkan, menurut Jammaladaka dan SenGupta (21), model regresi dari regresi linier sirkular adalah cos dengan A = rataan umum, A 1 = amplitudo, = acrophase. Dua model regresi di atas adalah identik dimana, dan tan. METODOLOGI Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari Peta Kawasan Rawan Gunung Api Merapi tahun 21 yang dikeluarkan oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Peta berisi Kawasan Rawan Bencana I, II dan III. Untuk penelitian ini, hanya digunakan Kawasan Rawan Bencana III saja. Pengukuran secara manual sehingga diperoleh data yang terdiri dari 36 observasi dengan 2 peubah. Penjelasan dari peubah tersebut sebagai berikut : peubah arah jarak keterangan Arah letusan dari Gunung Api Merapi sebagai peubah penjelas dengan tipe sirkular terdapat 16 kombinasi antara pemilihan arah acuan o (8 arah mata angin) dan arah rotasi (2 arah rotasi). terluar Kawasan Rawan Bencana III yang diukur dari titik pusat yang dipilih, yaitu Solfatara (titik letusan) Gunung Api Merapi, sebagai peubah respon dengan tipe linier. Metode Prosedur prosedur yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian ini yaitu : 1. Melakukan pemilihan arah acuan o dari Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Merapi 21 yaitu 8 arah utama mata angin, utara (A), timur laut (A4), timur (A9), tenggara (A13), selatan (A18), barat daya (A22), barat (A27) dan barat laut (A31). 2. Menentukan arah rotasi apakah searah dengan jarum jam atau berlawanan dengan arah jarum. 3. Mengukur jarak terluar dari kawasan rawan bencana III dari titik pusat gunung Api Merapi pada Peta KRB Merapi 21 dengan berpegang pada 2

sudut pada langkah 3 sehingga diperoleh (α i, x i ). 4. Mentransformasi x i ke jarak sebenarnya melalui informasi jarak pada peta.. Melakukan analisis korelasi linier sirkular antara x dan α untuk masingmasing pasangan x dan α. 6. Melakukan analisis regresi linier sirkular dengan x sebagai peubah respon dan α sebagai peubah penjelas untuk masing-masing pasangan x dan α. 7. Melakukan langkah 2, 3, 4, 6 tapi dengan pemilihan arah acuan mulai dari A sampai dengan A39. 8. Melakukan analisis regresi linier sirkular terhadap 36 parameter b1 dan b2 yang didapat dari langkah 7. HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data KRB III ke Solfatara (km) 2 1 1 4 9 13 18 22 27 31 36 Gambar 1 Diagram pencar antara arah dan jarak dengan arah acuan A dan arah rotasi searah jarum jam. Gambar 1 adalah diagram pencar antara jarak terdekat antara KRB III dan solfatara terhadap arah dimana arah o -nya adalah arah utara (A) dan searah jarum jam. Secara keseluruhan, jarak terdekat KRB III dari titik pusat yang dipilih (Solfatara) adalah sejauh 2,11 km pada arah 4 o dengan putaran searah jarum jam dari utara. Sedangkan jarak terjauh KRB III adalah sejauh 1,88 km pada arah 169 o dengan putaran searah jarum jam dari utara (A). terdekat dan terjauh tetap sama, yaitu 2,11 km dan 1,88 km untuk semua kombinasi antara pemilihan arah acuan o dan arah rotasi. Namun, tentu saja untuk arah, dalam derajat, terjadinya jarak terjauh berbeda-beda sesuai dengan kombinasi yang dipilih. Misalkan untuk timur laut (A4) dengan arah rotasi ke kanan, maka karena arah o bergeser sejauh 4 o maka untuk jarak terdekat antara KRB III dan Solfatara adalah di arah (4-4) o = o sementara untuk jarak terjauh terjadi di (169-4) o = 124 o. Sedangkan untuk arah rotasi berlawanan arah jarum jam, jarak terdekat KRB III dari titik pusat yang dipilih (Solfatara) pada arah acuan o di arah utara terjadi pada sudut (36-4) o = 31 o dan jarak terjauh KRB III terjadi pada arah 191 o. Untuk lebih lengkapnya untuk pergeseran jarak terdekat dan jarak terjauh antara KRB III dan titik pusat yang dipilih (Solfatara) berdasarkan pemilihan arah o dan arah rotasi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Sudut terjadinya jarak terdekat dan terjauh pada berbagai kombinasi pemilihan arah acuan o dan arah rotasi Posisi KRB III- Arah Rotasi arah Solfatara acuan o terdekat Terjauh A 4 o 169 o Searah jarum jam Berlawanan arah jarum jam A4 o =36 o 124 o A9 31 o 79 o A13 27 o 34 o A18 22 o 349 o A22 18 o 34 o A27 13 o 29 o A31 9 o 214 o A 31 o 191 o A4 o =36 o 236 o A9 4 o 281 o A13 9 o 326 o A18 13 o 11 o A22 18 o 6 o A27 22 o 11 o A31 27 o 146 o Selisih sudut diantara jarak terdekat dan terjauh adalah 124 o dan 236 o. Namun menurut Jamalada dan SenGupta (21), jarak antara dua sudut didefinisikan sebagai jarak terkecil diantara keduanya, maka selisih sudut diantara jarak terdekat dan jarak terjauh adalah sejauh 124 o. Analisis Korelasi Analisis korelasi linier Korelasi linier yang digunakan adalah korelasi pearson yang mencari hubungan antara dua peubah yang sama-sama linier, sehingga dalam kasus ini peubah arah dianggap memiliki tipe data linier. 3

Tabel 2 Korelasi linier antara arah dan jarak pada berbagai kombinasi arah rotasi dan pemilihan arah acuan o Arah acuan o Searah jarum jam Berlawanan arah jarum jam A,42 -,42 A4 -,7,7 A9 -,434,434 A13 -,742,742 A18 -,41,41 A22 -,3,3 A27,2 -,2 A31,743 -,743 Nilai korelasi linier antara pasangan yang searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam memiliki nilai yang berbeda hanya pada tanda namun selalu memiliki besaran korelasi yang sama. Korelasi terkuat terjadi terjadi pada korelasi antara jarak dengan arah dengan A31, yaitu sebesar,742 untuk pemilihan arah rotasi searah jarum jam dan sebesar -,742 untuk pemilihan arah rotasi berlawanan dengan arah rotasi jarum jam. Sedangkan korelasi terlemah antara jarak dengan arah terjadi pada A4, yaitu sebesar -,7 untuk pemilihan arah rotasi searah jarum jam dan sebesar,7 untuk pemilihan arah rotasi berlawanan arah rotasi jarum jam. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan arah acuan o akan menyebabkan perbedaan nilai korelasi dalam analisis korelasi linier. Sedangkan perbedaan arah rotasi akan menyebabkan perbedaan arah korelasi apakah korelasi antara dua peubah positif atau negatif dalam korelasi linier. Analisis korelasi linier sirkular Rumus korelasi yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan Mardia (1976) yang menggunakan rumus korelasi berganda yang menghitung korelasi antara jarak terhadap nilai cos dari αrah dan nilai sin dari αrah. Hasil dari analisis korelasi menunjukkan bahwa nilai korelasi linier sirkular sama untuk semua kombinasi baik untuk yang searah jarum jam maupun berlawan arah jarum untuk semua kemungkinan arah acuan o yaitu sebesar,899. Hal ini menunjukkan bahwa arah acuan o dan arah rotasi tidak mempengaruhi nilai korelasi antara arah dan jarak dalam analisis korelasi linier sirkular. Keunikan lain dari nilai korelasi linier sirkular adalah nilai korelasi tetap sama walaupun arah rotasi dibalik, yang hal ini berbeda dengan hasil korelasi linier yang ketika dibalik terjadi perubahan tanda. Hal ini disebabkan karena korelasi linier sirkular tidak mengenal adanya nilai korelasi yang negatif. Analisis Regresi Analisis regresi linier Analisis Regresi Linier Sederhana dilakukan untuk melihat pengaruh pemilihan arah acuan o dan arah rotasi terhadap hasil dari regresi linier. 2 1 1-4 9 13 18 22 27 31 36-1 Arah ( o ) (km) Gambar 2 Plot jarak, nilai dugaan dan sisaan pada regresi linier dengan arah acuan A dan arah rotasi searah jarum jam. Dalam analisis regresi linier untuk data sirkular, tampak bahwa sebaran sisaan sama dengan sebaran nilai jarak, namun juga dapat dilihat bahwa nilai sisaan cenderung besar. Tabel 3 Hasil Pendugaan Parameter Regresi pada berbagai kombinasi arah rotasi dan pemilihan arah acuan o Arah Rotasi Searah jarum jam Berlawanan arah jarum jam Penduga Parameter Arah o b b 1 A 3,32,12 A4,269 -, A9 7,47 -,12 A13 9,7 -,21 A18 7,34 -,12 A22, -,2 A27 2,633,14 A31 1,39,21 A 3,32,12 A4,269 -, A9 7,47 -,12 A13 9,7 -,21 A18 7,34 -,12 A22, -,2 A27 2,633,14 A31 1,39,21 4

Nilai dugaan parameter b 1 cenderung sangat kecil untuk semua kombinasi antara arah o dan arah rotasi yang ada, hal ini menunjukkan bahwa perubahan arah cenderung tidak berpengaruh banyak pada hasil dugaan nilai jarak. Pada Tabel 4, tampak bahwa parameter regresi yang terbentuk sama sekali tidak dipengaruhi oleh pemilihan arah rotasi namun dipengaruhi oleh pemilihan arah o. Hal ini dapat juga dilihat pada Tabel 3, dari nilai b dan b 1 pada titik arah mata angin sama dengan pasangannya yang berbeda arah rotasinya. Tabel 4 Nilai koefisien determinasi pada berbagai kombinasi arah rotasi dan pemilihan arah acuan o pada analisis regresi linier Arah Rotasi Arah o Koefisien Determinasi Searah jarum jam Berlawanan arah jarum jam A,181 A4, A9,188 A13,1 A18,168 A22,3 A27,23 A31,2 A,181 A4, A9,188 A13,1 A18,168 A22,3 A27,23 A31,2 Nilai koefisien determinasi terbesar terjadi pada A31 yaitu sebesar,2 baik untuk yang arah rotasinya searah jarum jam maupun yang berlawanan arah jarum jam, sedangkan nilai koefisien determinasi terkecil terjadi pada A4 yaitu sebesar, baik untuk yang arah rotasinya searah jarum jam maupun yang berlawanan dengan arah jarum jam. Pemilihan arah rotasi tidak berpengaruh pada nilai koefisien determinasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi yang sama pada titik arah mata angin yang sama dengan pasangannya yang berbeda arah rotasinya. Untuk statistik lima serangkai dari sisaan untuk masing-masing model yang terdiri dari nilai minimum, quartil 1, median, quartil 3 dan nilai maksimum (Lampiran 1), karena dugaan parameter regresinya sama untuk titik arah mata angin yang sama dengan pasangannya yang berbeda arah rotasinya maka statistik lima serangkai dari titik arah mata angin akan selalu sama dengan pasangannya yang berbeda arah rotasinya. Analisis regresi linier sirkular Analisis Regresi Linier Sirkular dengan jarak sebagai peubah respon dan arah sebagai peubah penjelas. (km) 1 4 9 13 18 22 27 31 36 Arah (o) Gambar 3 Plot jarak, nilai dugaan dan sisaan pada regresi linier sirkular dengan arah acuan A dan arah rotasi searah jarum jam. Berbeda halnya dengan regresi linier, nilai dugaan dari regresi linier sirkular tidak berupa garis lurus, hal ini juga menyebabkan sebaran sisaan tidak sama dengan sebaran dari nilai amatan (jarak) seperti tampak pada Gambar 3. Arah ditransformasi ke linier melalui fungsi cosinus dan sinus kemudian dilakukan analisis regresi berganda dengan jarak sebagai peubah respon, dan sebagai peubah penjelas digunakan cosinus (αrah) dan sinus (αrah). Sehingga didapat persamaan regresi sebagai berikut jarak = b + b 1 cos(αrah) + b 2 sin (αrah) Hasil yang dilihat dari analisis regresi linier sirkular ini adalah koefisien determinasi, statistik lima serangkai dari sisaan, dan dugaan parameter.

6 4 3 2 1-1 -2-3 -4 - Gambar 4 Plot dugaan parameter berdasarkan arah acuan o pada arah rotasi searah jarum jam. Tampak pada Gambar 4 bahwa dugaan parameter untuk β 1 cenderung turun dari A kemudian naik ketika pada A4 sampai A22, kemudian terus turun. Sementara itu dugaan untuk parameter β 2 memiliki titik terendah ketika pada arah A4 kemudian terus naik dan mencapai titik puncak pada arah A22 kemudian terus turun sampai kembali ke titik terendah pada arah A4. Sementara itu dugaan parameter untuk β memiliki nilai yang konstan yaitu sebesar,231 tidak bergantung pada dimana arah o terletak atau tidak dipengaruhi oleh pemilihan arah acuan o. 6 4 3 2 1-1 -2-3 -4 -.1-2.728-2.6-2.6-3.86 3.86 3.86 2.728 2.728 2.6 2.6.1 -.1 -.1 4 9 13 18 22 27 31 36-2.728-2.6.1-3.86 Posisi Arah Acuan o ( ) 2.728-2.6 3.86.1 2.728 2.6 3.86 -.1.231-2.728-2.728-2.6-3.86 2.6 -.1 4 9 13 18 22 27 31 36 Posisi Arah Acuan o ( ) -2.728-3.86.231 Gambar Plot dugaan parameter berdasarkan arah acuan o pada arah rotasi berlawanan arah jarum jam. Tampak pada Gambar, bahwa pendugaan parameter sama sekali tidak dipengaruhi oleh arah rotasi. Sehingga secara keseluruhan didapatkan bahwa hasil pendugaan parameter tidak dipengaruhi oleh arah rotasi melainkan pemilihan arah o. Nilai koefisien determinasi dari semua persamaan regresi yang dilakukan analisis menunjukkan nilai yang sama, yaitu.88, sesuai dengan hasil korelasi berganda yang sama. b b1 b2 b b1 b2-2.728-2.6 Sementara itu, untuk statistik lima serangkai (Lampiran 2) dari sisaan seluruh model yang dilakukan analisis, memiliki nilai yang sama walaupun arah acuan dan arah rotasinya berbeda. Hal itu berlaku baik untuk nilai minimum, quartil 1, median, quartil 3 maupun nilai maksimum antar model yang diuji. Perubahan Nilai Parameter Regresi Linier Sirkular Menurut Pemilihan Arah Acuan o Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa nilai dugaan parameter regresi linier sirkular tidak dipengaruhi oleh arah rotasi. sehingga dalam melihat perubahan nilai dugaan parameter regresi linier sirkular hanya didasarkan pada perubahan pemilihan arah acuan o dari A sampai A39 (36 persamaan regresi). 6 4 3 2 1-1 -2-3 -4 Gambar 6 Plot perubahan nilai dugaan parameter regresi linier sirkular menurut pemilihan titik acuan o. Tabel Hasil pemodelan terhadap parameter regresi linier sirkular. Parameter 4 9 131822273136 Model 1 Model 2 minimum -,38E- -,332E-6 quartil 1-1,8E-6-2,18E-6 median 1,68E-7-2,22E-7 quartil 3 2,7E-6 1,929E-6 maksimum.862e-6 9,831E- a -1,34E-7 3,6E-7 a 1-2,728-2,6 a 2-2,6 2,728 Koefisien Determinasi 1 1 Model 1: b 1 = a + a 1 cos (acuan) + a 2 sin (acuan) Model 2: b 2 = a + a 1 cos (acuan) + a 2 sin (acuan) Dari Gambar dan Tabel, tampak bahwa analisis regresi linier sirkular antara dugaan parameter dan arah acuan membentuk suatu b b1 b2 6

persamaan dengan koefisien determinasi sama dengan 1 dan nilai sisaan yang mendekati nol. Dapat pula terlihat bahwa plot di atas membentuk suatu kurva sinus yang sempurna. Hal ini dapat dijelaskan melalui sifat trigonometri, ketika dipilih acuan berupa sudut α, maka model regresi linier sirkular adalah jarak = b + b 1 cos(α) + b 2 sin(α) + ε ketika arah acuan α ini digeser sejauh β ke kanan pada regresi linier sirkular dengan arah rotasi searah jarum jam, maka persamaan tersebut berubah menjadi jarak=b +b 1 cos(α+β)+b 2 sin(α+β) + ε dengan rumus penjumlahan dua sudut trigonometri maka didapat model regresi linier sirkular sebagai berikut jarak= b +[b 1 cos(β)+b 2 sin(β)]cos(α)+[b 2 cos(β)- b 1 sin(β)]sin(α)+ε dapat terlihat dengan jelas bahwa perubahan arah acuan sejauh β hanya akan merubah konstanta parameternya saja. Namun perlu diingat, dugaan parameter masih mengandung komponen trigonometri, yang mana hal ini menyebabkan plot dari dugaan parameter model membentuk kurva sinus sempurna. Berdasarkan persamaan yang ditunjukkan oleh Jammaladaka dan SenGupta (21) maka persamaan regresi di atas bisa dirubah dalam bentuk lain yaitu menjadi cos, secara umum persamaan regresi dari kawasan rawan bencana III Gunung Api Merapi 21 memiliki persamaan sebagai berikut,231 3,87 cos, dan perbedaan hanya pada acrophasenya saja yang terus bergeser seiring pergeseran titik acuan o yang dipilih. Sehingga pada akhirnya memudahkan interpretasi persamaan regresi linier sirkular untuk kawasan rawan bencana III Gunung Api Merapi 21, yaitu semakin besar nilai cos dari sudut minus acrophase maka akan semakin jauh jarak antara solfatara gunung api merapi dengan jarak terluas kawasan rawan bencana III Gunung Api Merapi 21 begitu pula sebaliknya. Nilai koefisien determinasi yang sama, yaitu sebesar 8,8%, dari seluruh persamaan regresi linier sirkular juga memudahkan interpretasi dari persamaan regresi linier sirkular ini, yaitu 8,8% keragaman dari jarak kawasan rawan bencana III dapat dijelaskan oleh nilai dari cos α dan sin α, sisanya dijelaskan faktor lain diluar model. KESIMPULAN Dalam analisis korelasi linier, perbedaan arah acuan o menyebabkan perbedaan nilai korelasi, sementara perbedaan arah rotasi akan menyebabkan perbedaan arah korelasi dari dua peubah apakah positif atau negatif. Sementara dalam analisis korelasi linier sirkular, perbedaan arah acuan o dan arah rotasi sama sekali tidak mempengaruhi nilai korelasi linier sirkular. Dalam analisis regresi linier, perbedaan arah acuan o akan menyebabkan perbedaan persamaan regresi yang dibentuk, baik dari sisi dugaan parameter, sisaan, maupun koefisien determinasi. Sedangkan perbedaan arah rotasi tidak berpengaruh terhadap persamaan regresi. Semantara itu dalam analisis regresi linear sirkular, perbedaan arah acuan o hanya menimbulkan perbedaan dugaan parameter persamaan regresi linier sirkular, sedangkan koefisien determinasi dan statistik lima serangkai dari sisaan adalah sama. Sedangkan perbedaan arah rotasi tidak berpengaruh terhadap persamaan regresi linier sirkular yang dibentuk. Perbedaan dugaan parameter dalam analisis regresi linier sirkular yang disebabkan perbedaan arah acuan o dengan pola teratur. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya persamaan regresi linier sirkular itu sama anatar satu dengan yang lainnya. Sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan pemilihan arah o dan arah rotasi pada korelasi linier sirkular dan regresi linier sirkular dapat dilakukan secara subyektif karena berbeda halnya dengan analisis linier, analisis data sirkular menghasilkan hasil yang selalu sama yang tidak bergantung pada arah acuan o dan arah rotasi. SARAN Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini hanyalah analisis regresi linier sirkular, untuk selanjutnya diharapkan dapat diteruskan untuk analisis regresi linier sirkular, kemudian dengan analisis regresi sirkular sirkular, dan analisis statistika sirkular lainnya. 7

DAFTAR PUSTAKA [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1998. Penyusunan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api. SNI-13-4689-1998. ICS 7.6 Batscheled E. 1981. Circular Statistics in Biology. Academic Press Chernov N. 211. Circular and Linier Regression Fitting Circles and Lines by Least Squares. Boca Raton : CRC Press. Jammalamadaka SR, Sarma YR. 1988. A Correlation Coefficient for Angular Variables. In Matusita, K. editor, Statistical Theory and Data Analysis II, pages 349 364. North Holland, Amsterdam. Jammalamadaka SR, SenGupta A. 21. Topics in Circular Statistics. Singapura : World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd Juanda B. 29. Permodelan dan Pendugaan. Bogor : IPB Press. Johnson RA, Wehrly TE. 1977. Measures and models for angular correlation and angular-linier correlation. Jurnal of Royal Statistics Society, 39, 222-229. Mardia KV. 1976. Linier-Circular Correlation Coefficients and rythmometry. Biometrika, 63, 43-4. Mardia KV, Jupp PE. 2. Directional Statistics. West Susset : John Wiley & Sons Ltd 8

LAMPIRAN

Lampiran 1 Statistik lima serangkai dari sisaan analisis regresi linier antara jarak dan arah. Arah Rotasi o Arah Minimum Quartil 1 Median Quartil 3 Maksimum A -.8-1.78 -.86 2.33 1.7 A4-3.14-2.78-1.116 2.646 1.6 A9-4.97-1.611 -.741 2.17 9.321 Searah jarum jam A13-4.9-1.4 -.28 1.481 7.46 A18-2.8-2.339 -.646 1.898 12.8 A22-3.116-2.78-1.118 2.781 1.767 A27-2.748-2.27 -.14 1.312 9.426 A31-4.919-1.446 -.82 1.186 9.838 A -.8-1.78 -.86 2.33 1.7 A4-3.14-2.78-1.116 2.646 1.6 A9-4.97-1.611 -.741 2.17 9.321 Berlawanan arah jarum jam A13-4.9-1.4 -.28 1.481 7.46 A18-2.8-2.339 -.646 1.898 12.8 A22-3.116-2.78-1.118 2.781 1.77 A27-2.748-2.27 -.14 1.312 9.426 A31-4.919-1.446 -.82 1.186 9.838 Lampiran 2 Statistik lima serangkai dari analisis regresi linier sirkular antara jarak dan arah. Arah Rotasi o Arah Minimum Quartil 1 Median Quartil 3 Maksimum A -2.693 -.83 -.171.48 8.421 A4-2.693 -.83 -.171.48 8.421 A9-2.693 -.83 -.171.48 8.421 Searah jarum jam A13-2.693 -.83 -.171.48 8.421 A18-2.693 -.83 -.171.48 8.421 A22-2.693 -.83 -.171.48 8.421 A27-2.693 -.83 -.171.48 8.421 A31-2.693 -.83 -.171.48 8.421 A -2.693 -.83 -.171.48 8.421 A4-2.693 -.83 -.171.48 8.421 A9-2.693 -.83 -.171.48 8.421 Berlawanan arah jarum jam A13-2.693 -.83 -.171.48 8.421 A18-2.693 -.83 -.171.48 8.421 A22-2.693 -.83 -.171.48 8.421 A27-2.693 -.83 -.171.48 8.421 A31-2.693 -.83 -.171.48 8.421 1

Lampiran 3 Diagram pencar antara arah dan jarak dengan arah acuan A. 18 KRB III ke Solfatara (km) 16 14 12 1 8 6 4 2 4 9 13 18 22 27 31 36 Arah ( o ) 3.1 Diagram pencar antara arah dan jarak dengan arah acuan A dan arah rotasi searah jarum jam. KRB III ke Solfatara (km) 18 16 14 12 1 8 6 4 2 4 9 13 18 22 27 31 36 Arah ( o ) 3.2 Diagram pencar antara arah dan jarak dengan arah acuan A dan arah rotasi berlawanan arah jarum jam. 11

Lampiran 4 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah untuk masing-masing arah acuan o pada arah rotasi searah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36 4.1 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A dan arah rotasi searah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36 4.2 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A4 dan arah rotasi searah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36 4.3 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A9 dan arah rotasi searah jarum jam. 12

2 1 1-9 18 27 36 4.4 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A13 dan arah rotasi searah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36 4. Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A18 dan arah rotasi searah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36 4.6 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A22 dan arah rotasi searah jarum jam. 13

2 1 1-9 18 27 36 4.7 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A27 dan arah rotasi searah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36 4.8 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A31 dan arah rotasi searah jarum jam. 14

Lampiran Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah untuk masing-masing arah acuan o pada arah rotasi berlawanan arah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36.1 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A dan arah rotasi berlawanan arah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36.2 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A4 dan arah rotasi berlawanan arah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36.3 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A9 dan arah rotasi berlawanan arah jarum jam. 1

2 1 1-9 18 27 36.4 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A13 dan arah rotasi berlawanan arah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36. Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A18 dan arah rotasi berlawanan arah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36.6 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A22 dan arah rotasi berlawanan arah jarum jam. 16

2 1 1-9 18 27 36.7 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A27 dan arah rotasi berlawanan arah jarum jam. 2 1 1-9 18 27 36.8 Plot-plot antara jarak, dugaan jarak dan sisaan terhadap arah pada arah acuan A31 dan arah rotasi berlawanan arah jarum jam. 17

Lampiran 6. Sintaks R #Membaca Data sirk<-read.csv(file="data.csv",head=true,sep=",") jarak<-sirk$jarak x<-sirk$x x1<-sirk$x1 x39<-sirka$x39 #Mengaktifkan package CircStats library(circstats) #Mengubah arah ke dalam Radian #Korelasi Linier r.x<-rad(x) r.x1<-rad(x1) r.x39<-rad(x39) r.lin.<-cor(x,jarak) r.lin.1<-cor(x1,jarak) r.lin.39<-cor(x39,jarak) #Korelasi Sirkular #Regresi Linier r.sirk.x<-sqrt((cor(x,cos(jarak))^2 + cor(x,sin(jarak))^2-2*cor(x,cos(jarak))*cor(x,sin(jarak))*cor(cos(jarak),sin(jarak)))/(1 - cor(cos(jarak),sin(jarak))^2)) reg.lin.x<-lm(jarak~x) reg.lin.x1<-lm(jarak~x1) reg.lin.x39<-lm(jarak~x39) #Regresi Sirkular reg.x<- lm(jarak ~ cos(r.x ) +sin(r.x )) reg.x1<- lm(jarak ~ cos(r.x1 ) +sin(r.x1 )) reg.x39<- lm(jarak ~ cos(r.x39 ) +sin(r.x39 )) 18