IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) UNTUK PENGACAKAN SOAL UJIAN BERKATEGORI

dokumen-dokumen yang mirip
4. BILANGAN ACAK dan Pembangkitannya

BILANGAN ACAK (RANDOM NUMBER)

Jurnal Ilmiah : MEDIA INFORMASI ANALISA DAN SISTEM (MEANS) ISSN :

BAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO. Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang

PERANCANGAN SIMULASI PENGACAKAN SOAL TRYOUT UNTUK MEMBENTUK PAKET SOAL UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan game mencocokkan gambar ini dibuat agar dapat berjalan

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Membangkitkan Bilangan Acak Menggunakan Matlab. Achmad Basuki

PERANCANGAN SISTEM APLIKASI UNDIAN BERHADIAH PADA PT. PS MAJU BERSAMA MENGGUNAKAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM)

MODIFIKASI METODE LINEAR CONGRUENTIAL GENERATOR UNTUK OPTIMALISASI HASIL ACAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. adalah linear congruent method (LCM). Bahasa Pemrograman yang digunakan

Membangkitkan Bilangan Acak Menggunakan Matlab

Percobaan Perancangan Fungsi Pembangkit Bilangan Acak Semu serta Analisisnya

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan membaca sangat diperlukan oleh semua orang yang

Pendiskritan Pembangkit Bilangan Acak Peta Logistik Menggunakan Fungsi Trigonometri Osilasi Tinggi

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

PEMBANGKIT BILANGAN ACAK (Random Number Generator)

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

PENERAPAN LEARNING DALAM PROSES UJIAN MENGGUNAKAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA SMP DARUL ARQAM MUHAMMADIYAH GOMBARA MAKASSAR

APLIKASI RANDOM BANK SOAL UJIAN NASIONAL SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE LINEAR CONGRUENTIAL GENERATORS (LCG)

Perbandingan dan Analisis True Random Number Generation terhadap Pseudorandom Number Generation dalam Berbagai Bidang

PEMODELAN BILANGAN ACAK DAN PEMBANGKITANNYA. Pemodelan & Simulasi

PEMBANGKIT BILANGAN ACAK

SISTEM UJIAN SELEKSI MASUK SEKOLAH MAN 2 MEDAN BERBASIS ONLINE MENGGUNAKAN METODE LINEAR CONGRUENTIAL GENERATORS (LCG)

PERANCANGAN APLIKASI KUIS WAWASAN KEBANGSAAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR CONGRUENT METHODS (LCM)

Aplikasi Pengacak Soal Ujian Untuk Type Soal Berbasis Microsoft Word Menggunakan Metode Linear Congruent Method (LCM)

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke kampus perguruan tinggi mana setelah lulus SMA nanti karena mereka

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelamar selanjutnya akan melakukan proses seleksi sampai perusahaan

PENERAPAN METODE LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) DALAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN GAME MONOPOLI EDUKASI UNTUK TOKOH PAHLAWAN NASIONAL

Penerapan Metode Adaptif Dalam Penyembunyian Pesan Pada Citra

PEMANFAATAN MOBILE DEVICE PADA UJIAN MATAKULIAH MENERAPKAN LINEAR CONGRUENT METHOD(LCM) BERBASIS ANDROID

Rancang Bangun Aplikasi Dengan Linear Congruent Method (LCM) Sebagai Pengacakan Soal

PERBANDINGAN ALGORITMA GREEDY DAN BRUTE FORCE DALAM SIMULASI PENCARIAN KOIN

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN. penulis melihat pada perkembangan zaman saat ini yang tidak terlepas dari

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN PINJAMAN TERHADAP NASABAH DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS: PT. BPR LAKSANA GUNA PERCUT

Aplikasi Teori Bilangan Bulat dalam Pembangkitan Bilangan Acak Semu

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

APLIKASI TEBAK GAMBAR PAHLAWAN DAN CANDI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM)

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Pembangkitan Bilangan Acak Dengan Metode Lantai Dan Modulus Bertingkat

APLIKASI PEMBELAJARAN DAN TEST TOEFL BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE MONTECARLO

PembangkitVariabelRandom

PENERAPAN FUNGSI TRANDUCER DALAM MERANCANG SIMULASI VENDING MACHINE

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

PENERAPAN ALGORITMA STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING DAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) DALAM GAME SLIDE PUZZLE PENGENALAN SEMBILAN SUNAN BERBASIS ANDROID

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

PERANCANGAN APLIKASI UJIAN PSIKOTES ONLINE MENGGUNAKAN METODE LINIER CONGRUENT METHODS (LCM)

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif

Aplikasi Komputer 2. Catatan Kuliah. Lusiana Prastiwi. Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Dr.

BAB III Algoritma Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super

Definisi Percabangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di era globalisasi ini semakin hari semakin

Muttaqin 1, Atthariq 2, Mursyidah 3

Perancangan Sistem Media Pembelajaran Balita (Game Akez) dengan Metode Linear Congruentials Generator (LCG)

PERBANDINGAN WAKTU AKSES ALGORITMA FISHER- YATES SHUFFEL DAN LINEAR CONGRUENT METHOD PADA SOAL TRY-OUT BERBASIS WEB

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan

Pertemuan6 Percabangan & Perulangan pada Ruby

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) PRIMA HUSADA merupakan

Andry Pujiriyanto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Snowball Drilling dalam strategi FIRE-UP, sedangkan kelas kontrol

REVIEW ARRAY. Institut Teknologi Sumatera

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 4, Tahun 2012, p 1-8

BAB III ANALISIS MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Husnul Hakim ( ) Pembimbing : Ahmad Saikhu, S.Si, MT

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya bermunculannya smartphone yang membantu pekerjaan manusia atau

PEMROGRAMAN DAN METODE NUMERIK Semester 2/ 2 sks/ MFF 1024

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

Pemodelan dan Simulasi Sistem : Teori, Aplikasi dan Contoh Program dalam Bahasa C

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik lebih mudah memahami konsep yang terkandung dalam setiap materi yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tes Potensi Akademik (TPA) adalah sebuah tes yang. bertujuan untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseorang

PENGUJIAN KRIPTOGRAFI KLASIK CAESAR CHIPPER MENGGUNAKAN MATLAB

PERANCANGAN APLIKASI PENGACAKAN CITRA MENGGUNAKAN M-SEQUENCE BERDASARKAN PARAMETER

Penggunaan Graf dalam Pemodelan Matematis Permainan Delapan Jari

PERANCANGAN SISTEM REKOMENDASI JURUSAN BERDASARKAN POTENSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam akan kecanggihan teknologi, salah satunya adalah komputer. Saat ini

PEMBANGKIT BILANGAN RANDOM RANDON NUMBER GENERATOR (RNG)

Lampiran 1 Matriks jarak antara simpul dengan depot dan antar simpul. Lampiran 2 Iterasi Clarke and Wright Savings pada hari Senin

PENGARUH PRESTASI TEORI TERHADAP PRESTASI PRAKTIK SISWA SMK N I ADIWERNA TEGAL TENTANG SERVIS SISTEM REM

Implementasi Algoritma Linear Congruentials Generator Untuk Menentukan Posisi Jabatan Kepanitiaan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri Pertanian Pembangunan Tanjungsari,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. digunakan sebagai penentu bagi calon mahasiswa dalam menentukan

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas.

OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa

UAS METODE KOMPUTASI

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

Transkripsi:

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) UNTUK PENGACAKAN SOAL UJIAN BERKATEGORI Tonni Limbong 1, Janner Simarmata 2 1 Program Studi S1-Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan 2 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Email : tonni.budidarma@gmail.com 1, jannersimarmata@gmail.com 2 ABSTRAK Ujian adalah tes yang bertujuan untuk menentukan kemampuan seorang murid, mahasiswa atau calon pekerja. Biasanya ujian tes bentuknya tertulis, walaupun beberapa mungkin praktek atau komponen praktis, dan sangat bervariasi dalam struktur, isi dan kesulitan tergantung pada subjek, kelompok usia orang yang diuji dan profesi. Soal ujian yang disajikan kepada para peserta ujian dan dalam pencapian hasil yang optimal maka perlu menyajikan soal ujian dalam bentuk pengelompokan/kategori seperti : Mudah, Sedang, Sulit dan dalam pelaksanaan ujian, tiap peserta ujian akan mapatkan soal ujian yang berbeda antara masing-masing peserta ujian tersebut. Maka dengan keterangan di atas ini maka sangat penting sekali dibuat sebuah sistem untuk mengacak soal-soal ujian tersebut dengan menggunakan metode-metode pengacakan yang tersedia. Linear Congruent Method (LCM) adalah sebuah metode pengacakan yang masih belum sempurna karena masih memunculkan angka yang sama sehingga dibutuhkan metode Resuffle dan Rejection Method. Kata kunci: Linear Congruent Method, LCM, Pengacakan Soal, Soal Ujian Berkategori PENDAHULUAN Ujian adalah tes yang bertujuan untuk menentukan kemampuan seorang murid, mahasiswa atau calon pekerja. Biasanya ujian tes bentuknya tertulis, walaupun beberapa mungkin praktek atau komponen praktis, dan sangat bervariasi dalam struktur, isi dan kesulitan tergantung pada subjek, kelompok usia orang yang diuji dan profesi. Seseorang yang melewati ujian menerima sertifikat atau ijazah, misalnya sebuah surat izin mengemudi, sertifikat TOEFL atau yang lain sejenisnya. Dapat juga sebuah Pemeriksaan kompetitif dianggap menjadi sebuah ujian di mana pelamar bersaing untuk sejumlah posisi, sebagai lawan hanya harus mencapai tingkat tertentu untuk lulus. UJIAN adalah kegiatan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan siswa. Menurut Suharsimi Arikunto (2003:33), ujian adalah kegiatan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Menurut Amir Daien Indrakusuma, dalam Arikunto (2002:32), Ujian adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh datadata atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Menurut Scarvia B. Anderson (1976:425), Ujian adalah penilaian yang komprehensif terhadap individu atau keseluruhan usaha evaluasi program. Dari beberapa kutipan di atas, dapat diketahui bahwa ujian/tes merupakan alat pengumpul informasi untuk mengukur keberhasilan program yang telah diajarkan kepada peserta didik. Sumber : https:// www.academia.edu/ 1785794 /FAKTA. Salah satu pertimbangan dalam menentukan kapasitas dan kapabelitas seseorang yang biasanya disyaratkan dalam kategori tertentu seperti penerimaan siswa atau mahasiswa baru, penerimaan karyawan, seleksi pegawai negeri hingga pengukur kecrungan pola pikir dan kemampuan intelektual anggota dewan. Bahkan akhir-akhir ini, tes / ujian menjadi bagian penting dan syarat kenaikan jabatan atau posisi-posisi tertentu pada perusahaan dan mulai merambah ke area tes kelayakan (proper test) untuk tugas-tugas tertentu dan sangat diharapkan mampu menjawab kebutuhan atas penggunaan tes bahkan digunakan untuk melakukan pengujian kemampuan bagi tujuan tertentu oleh lembaga, organisasi yang membutuhkan. Soal ujian yang disajikan kepada para peserta ujian dan dalam pencapian hasil yang optimal maka perlu menyajikan soal ujian dalam bentuk pengelompokan/kategori seperti : Mudah, Sedang, Sulit dan dalam pelaksanaan ujian, tiap peserta ujian akan mapatkan soal ujian yang berbeda antara masing-masing peserta ujian tersebut. Maka dengan keterangan di atas ini maka sangat penting sekali dibuat sebuah sistem untuk mengacak soal-soal ujian tersebut dengan menggunakan metode-metode pengacakan yang tersedia. Pelaksanaan ujian secara konvensional banyak dikenal di manapun dan merupakan sebuah cara yang telah lama digunakan. Secara teknis sangat sulit menemukan kekurangan dari sistem yang sedang berjalan. Hal ini disebabkan adanya penyempurnaan-penyempurnaan yang terus dilakukan terhadap sistem tersebut, sehingga sistem ujian konvensional yang dilaksanakan saat ini cukup memenuhi syarat sebagai ajang pengukuran terhadap keberhasilan penyerapan materi. Kajian terhadap kemungkinan diterapkannya perbaikan metode konvensional dengan penggabungan teknologi informasi demi mempercepat waktu 11

pengolahan dan menghemat sumber daya organisasi akan dapat memberikan gambaran bagaimana sistem dapat dikembangkan pada masa yang akan datang. Bilangan acak merupakan suatu besaran dasar dalam modeling dan teknik-teknik simulasi. Pada modeling dan simulasi banyak sekali memanfaatkan bilangan acak sebagai besaran untuk mapatkan penyelesaian suatu permasalahan simulasi. Untuk mapatkan bilangan yang benar-benar acak, secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan undian, arisan, atau pemakaian mesin roullete. Tetapi secara komputasi, hal ini sulit dilakukan. Hal ini disebabkan bahwa komputer merupakan mesin deterministik, sedangkan bilangan acak muncul sebagai kejadian yang probabilistic. Satusatunya cara untuk mapatkan bilangan acak adalah dengan meng-gunakan pseudo random generator (pembangkit bilangan acak semu), dimana bilangan acak diperoleh secara deterministik (aritmatik). Sumber : Bambang(2004) Metode Linear Congruent ini sangat banyak digunakan untuk membangkitkan bilangan acak r1, r2,, rn yang bernilai [0,m] dengan memanfaatkan nilai sebelumnya. Untuk membangkitkan bilangan acak ke n+1 (r n+1 ) dengan metode Linear Congruent, didefinisikan: rn + 1 = ( arn + c) modm.(1) dimana a,c dan m dinamakan nilai pembangkit, r0 dinamakan nilai awal, biasanya nilai ini yang di-gunakan dalam proses randomize (mengacak di awal atau state awal). Contoh : Misalkan ditentukan a=4, c=1 dan r1=3, maka bilangan acak 0 s/d 8 (m=9) dapat dihitung: r2=((4)(3)+1) mod 9 = 4 r3=((4)(4)+1) mod 9 = 8 r4=((4)(8)+1) mod 9 = 6 dan seterusnya. Sumber : http://pakhartono.wordpress.com/ METODE PENELITIAN Metode Penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan, dalam skope mulai dari awal penelitian seperti : Analisa Masalah, Pengumpulan Data, Implementasi dan Juga Pengujian yang semuanya ini tidak terlepas antara bagian yang satu dengan bagian yang lain, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 1 : Kerangka Konseptual Metode Penelitian a. Tahap Analisa Masalah Pada tahap ini peneliti menganalisa pentingnya sebuah soal ujian yang harus diacak, apakah bermanfaat jika soal ujian itu berbeda-beda antara perserta yang satu dengan peserta yang lainnya, dan apakah ada teori yang mukung untuk judul ini. b. Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini peneliti mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan judul penelitian seperti teori-teori yang berkatian dengan soal ujian, bilangan acak dan metode-metode yang ada menurut para pakar, dan setelah semua valid dan cukup maka akan dilanjutkan ke tahap implementasi jika belum maka perlu kembali lagi ke tahap pengumpulan data (kajian pustaka) c. Implementasi Pada tahap ini peneliti mesain sebuah sistem yang nantinya akan diselesaikan oleh Linear Congruent Method (LCM), dimana tahap ini akan menggambarkan level dan kategori soal, peserta yang lebih dari satu peserta dan juga jumlah soal yang kan muncul pada masing-masing peserta berapa soal. d. Pengujian Pada tahap ini peneliti menguji keadaan soal yang telah dibagi dalam beberapa kategori dan juga bagaimana menguji Linear Congruent Method (LCM) untuk mengacak soal ujian untuk tiap masing-masing peserta sehingga soal yang muncul untuk masingmasing peserta tidak ada yang sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Model paket soal yang berbeda bisa diterapkan dalam manajemen soal ujian dengan Istilahnya adalah Random Questions. Kadang dalam membuat Quiz/Ujian dengan soal yang 12

acak. Dengan soal acak ini maka setiap peserta Quiz akan mapatkan soal yang berbeda. Caranya : saat memilih soal maka di bagian bawah ada random questions, dapat menentukan jumlah soal sebagai random questions. Misalnya kita memilih 4 soal dari kategori A yang terdiri dari 10 soal, maka nantinya LCM akan menampilkan 4 soal yang diambil secara acak dari 10 soal yang ada di kategori A. Berikutnya dalam memilih lagi sekian soal dari Kategori B, dan seterusnya. Tentunya harus membuat bank soal yang cukup banyak, disamping juga perlu membuat kategory soal. Di dalam kategori ini diharapkan setiap soal memiliki bobot yang sama. Dengan random questions ini maka setiap peserta quiz/ujian akan diberikan soal yang berbeda-beda. Gambar 2. Proses Penerapan Linear Congruent Method dalam Pengacakan Soal Metode Linear Congruent ini sangat banyak digunakan untuk membangkitkan bilangan acak r1, r2,, rn yang bernilai [0,m] dengan memanfaatkan nilai sebelumnya. Untuk membangkitkan bilangan acak ke n+1 (r n+1 ) dengan metode Linear Congruent, didefinisikan: rn + 1 = ( arn + c) modm n=a; j=1; while j<=a for i=1:c x=mod(a*n+c,m); % menghindari muncul soal index 0 % nilai x dirubah menjadi soal yang terakhir % soal yang terakhir tidak akan muncul soal proses mod dengan dirinya siri x=m; fprintf('peserta ke %d --> Nomor Soal - %d : %d % ',j,i,x,'\n'); % Menghindari soal sama muncul ke peserta berikutnya j=j+1; if x==m n=n+j; else n=j else n=j*n+x; adapun hasil tampilan dari source code di atas adalah sebagai berikut : Adapun bentuk sourcode untuk penerapan metode LCM menggunakan bahasa pemorgraman Matlab Versi R2010a, sebagai berikut : clc; clear all; disp('menu PILIHAN SOAL'); disp('1 [Level Mudah]'); disp('2 [Level Sedang]'); disp('3 [Level Sulit]'); m =input('jumlah Soal yang Tersedia a=input('jumlah Peserta c=input('jumlah Soal Tiap Peserta Gambar 3. Proses Pengacakan LCM dengan Matlab (di gabungkan) Bentuk source code yang dibagi berdasarkan level dan jumlah soal ujian untuk tiap-tiap peserta ujian sebagai berikut: clc; clear all; disp('menu PENGACAKAN SOAL'); 13

m1 =input('jumlah Soal Level 1 m2 =input('jumlah Soal Level 2 m3 =input('jumlah Soal Level 3 k=input('jumlah Peserta j=1; a1=input('untuk Peserta disp('soal Untuk Level 1 (mudah)'); disp (' '); r1=m1+1; while j<=k c1=input('jumlah Soal Tiap Peserta n=a1; for i=1:c1 x=mod(a1*n+c1,r1); x=m1; fprintf('soal : %d Nomor --> %d % ',i,x,'\n'); disp (' '); disp('soal Untuk Level 2 (sedang)'); r2=m2+1; c2=input('jumlah Soal Tiap Peserta n=a1; for i=1:c2 x=mod(a1*n+c2,r2); x=m2; fprintf('soal : %d Nomor --> %d % ',i,x,'\n'); j=j+1; adapun bentuk tampilannya sebagai berikut: KESIMPULAN Berdasarkan hasil uraian dan pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Linear Congruent Method (LCM) adalah sebuah metode pengacakan yang masih belum sempurna karena masih memunculkan angka yang sama dalam iterasi pengacakan yang sama sehingga dibutuhkan metode Resuffle dan Rejection Method. 2. Jumlah soal (bank soal) sebaiknya memiki jumlah minimal 2 (dua) kali lipat dari jumlah peserta ujian dan jumlah soal untuk masingmasing peserta agar tidak terjadi nilai awal pembangkit yang sama sehingga masingmasing peserta akan mapatkan nomor soal yang sama setelah terjadi pengacakan 3. Pengalian index dibuat dari 1 (satu) bukan dari index 0 (nol) untuk data soal yang ada di bank soal agar tidak terjadi kemunculan index 0 (nol) sehingga soal yang muncul apabila terjadi angka mod angka (angka sama) hasil 0 (nol) maka nilai harus dirobah menjadi angka terakhir dalam bank soal. DAFTAR PUSTAKA [1] Bambang, Membangkitkan Bilangan Acak Menggunakan Matlab,2004. [2] Bambang Sridadi, Pemodelan dan Simulasi Sistem, Penerbit: Informatika, Bandung, Februari 2009. [3] http://wahyupur.blogspot.co.id/2011 /04/ quizujian-dengan-soal- acak- di- moodle html [4] http://globalonlinebook1.blogspot.com / 2013/05 / metode-linear- congruent - method. html, diakses: 10 Agustus 2015 [5] https://www.academia.edu/1785794 /FAKTA [6] http://hikmahuniversity.ac.id /matematika/index.php/2015/08/27/untukapa-ujian/ [7] http://basuki.lecturer.pens.ac.id/ lecture/bilacak2.pdf [8] http://ilmukomputer.org/2014/06/15/ simulasi-dengan-linear-congruet-method/ Gambar 4. Proses Pengacakan LCM dengan Matlab (Berkategori) 14