BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa kelas 7 D sebagai kelas validitas, kelas 7

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akan dibahas secara khusus keempat bagian-bagian tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

an SDN Giyanti Kelompok Kontrol SDN 01 Mungseng Kelompok Eksperimen Jumlah sampel penelitaian 50

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

Perbedaan Peningkatan Kemampuan Vertical Jump Setelah Pemberian Latihan Plyometric Jump To Box Dibanding Dengan Penambahan Passive Stretching

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peserta Didik Kelas VIII MTs Bawan, Kabupaten Agam yang terdiri. dari gambaran hasil belajar dan pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Tuntang, suatu sekolah yang berlokasi di kampung Beran, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas VIIB untuk kelas eksperimen dan kelas VIIC untuk kelas kontrol. Kelas eksperimen terdapat 30 siswa yaitu sebanyak 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan, sementara itu pada kelas kontrol terdapat 30 siswa yaitu sebanyak 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Data kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Data Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelas Eksperimen 18 12 30 (Kelas VIIB) Kelas Kontrol (Kelas VIIC) 19 11 30 Jumlah Seluruhnya 60 B. Deskripsi Nilai Pretest 1. Analisis Deskripsi Nilai Pretest Penelitian ini menggunakan Pretest untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas, yaitu kelas VIIB sebangai kelas eksperimen dan kelas VIIC sebagai kelas kontrol tahun ajaran 2013/2014. Deskripsi nilai pretest dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum kontrol 30 60.33 16.481 37 90 eksperimen 30 58.77 13.602 30 90 33

34 Berdasarkan Tabel 10. dapat dilihat bahwa 30 siswa pada kelas eksperimen mempunyai skor maksimal 90, minimal 30 dan rata-rata sebesar 58,77 standar deviasi 13,602. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai skor maksimal 90, minimal 37 dan rata-rata sebesar 60,33 standar deviasi 16,481. Penggambaran distribusi skor tes hasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan berdasarkan perolehan tes hasil belajar matematika siswa. Sebelum menampilkan skor tes hasil belajar matematika siswa dalam bentuk interval harus menentukan interval yang akan digunakan. Interval dalam distribusi skor tes hasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan rumus interval menurut Sudijono (2009), sebagai berikut: Batas 1 = mean + 0,5SD => Batas atas Batas 2 = mean - 0,5SD => Batas bawah Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapatkan tiga kelas interval yang dikategorikan menjadi tiga ketegori yaitu rendah, cukup, dan tinggi. Berikut adalah Tabel 11 yang akan menunjukkan deskriptif statistik skor tes hasil belajar matematika siswa. Tabel 11. Deskriptif Gabungan Nilai Pretest N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai 30 30.00 90.00 59.71 14.951 Valid N (listwise) 30 Berdasarkan Tabel 11 dapat ditentukan interval skor tes hasil belajar matematika siswa sebagai berikut: Batas 1 Batas 2 67

35 Tabel 12. Kategori Nilai Pretest No Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval 1 Tinggi 67 90 2 Sedang 52 67 3 Rendah 30 52 Batas kategori tes terlihat pada Tabel 12 untuk kategori rendah antara 30 sampai dengan 52, sedang antara 52 sampai dengan 67 dan tinggi antara 67 sampai dengan 90. Frekuensi dan persentase hasil tes berdasarkan kategori menurut Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 13. Tabel 13. Distribusi Nilai Pretest Kategori Interval Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Tinggi 10 33,33% 9 30% Sedang 9 30% 11 36,67% Rendah 11 36,67% 10 33,33% Dilihat pada Tabel 13 untuk kelas eksperimen sebanyak 9 siswa memiliki hasil belajar matematika tinggi, 11 siswa memiliki hasil belajar matematika sedang dan 10 siswa hasil belajar matematika rendah, sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 10 siswa memiliki hasil belajar matematika tinggi, 9 siswa memiliki hasil belajar matematika sedang dan 11 siswa hasil belajar matematika rendah. 2. Uji Normalitas Nilai Pretest Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data nilai pretest tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan program SPSS 16 for windows. Untuk mengetahui hasil uji normalitas pada penelitian ini dengan melihat taraf signifikasi 5%. Data nilai pretest dikatakan normal jika nilai signifikan > 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 14.

36 Tabel 14. Normalitas Data Awal (Pretest) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. kontrol.101 30.200 *.934 30.064 eksperimen.115 30.200 *.979 30.786 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Setelah dilakukan uji normalitas pretest, diperoleh bahwa nilai signifikan kelas eksperimen sebesar 0,786 dan untuk kelas kontrol sebesar 0,64 maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal karena lebih besar dari taraf signifikasi yaitu sebesar 0,05. Nilai pretest berdistribusi normal ini juga dapat dilihat dari gambar penyebaran data di bawah ini. Gambar 2 Grafik distribusi normal Nilai Pretest Hasil Belajar kelas Eksperimen

37 Gambar 3 Grafik distribusi normal Nilai Pretest Hasil Belajar kelas Kontrol 3. Uji Homogenitas Nilai Pretest Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kedua kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut memiliki variansi yang homogen ataukah tidak, jika kedua kelas tersebut sama (homogen) maka kedua kelas tersebut dapat dilanjutkan sebagai subjek penelitian. Menentukan homogenitas dari kedua kelas dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS, berdasarkan Priyanto (2010) menyatakan bahwa jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama. Uji homogenitas nilai pretest dapat dilihat pada Tabel 15. Nilai Tabel 15. Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.338 1 58.132

38 Setelah dilakukan uji homogenitas diperoleh bahwa nilai signifikasi pada tabel Test of Homogeneity of Variances adalah lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,132, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas tersebut (kelas eksperimen dan kelas kontrol) memiliki varian yang sama atau kedua kelas tersebut homogen. 4. Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar Pretest Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 menggunakan independent sample t-test bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Perhitungan uji beda rata-rata ini menggunakan hasil nilai posttest. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 16. Levene's Test for Equality of Tabel 16. Independent Samples Test Variances t-test for Equality of Means 95% Std. Confidence Sig. Mean Error Interval of the (2- Differ Differen Difference F Sig. t df tailed) ence ce Lower Upper Equal variances assumed 2.338.132.402 58.689 1.567 3.901-6.243 9.376 Equal variances not assumed.402 55.986.690 1.567 3.901-6.249 9.382 Berdasarkan tabel 16 diatas, diperoleh nilai signifikan dari uji F hitung levene test sebesar 0,132 dimana 0,132 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau homogen. Uji t test diperoleh nilai signifikan sebesar 0,689

dimana 0,689 > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 39 C. Deskripsi Nilai Posttest 1. Analisis Deskripsi Nilai Posttest Hasil nilai posttest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan tipe Talking Stick dengan bantuan program SPSS versi 16.0 yang dapat dilihat pada tabel 17. Tabel 17. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum kontrol 30 70.00 20.758 30 100 eksperimen 30 84.93 16.254 50 100 Berdasarkan tabel 17 dapat dilihat bahwa 30 siswa kelas kontrol mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 30, dan rata-rata sebesar 70,00, standar deviasi 20,758. Sedangkan kelas eksperimen sebanyak 30 siswa mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 50 dan rata-rata sebesar 84,93 serta standar deviasi 16,254. Penggambaran distribusi skor tes hasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan berdasarkan perolehan tes hasil belajar matematika siswa. Sebelum menampilkan skor tes hasil belajar matematika siswa dalam bentuk interval harus menentukan interval yang akan digunakan. Interval dalam distribusi skor tes hasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan rumus interval menurut Sudijono (2009), sebagai berikut: Batas 1 = mean + 0,5SD => Batas atas Batas 2 = mean - 0,5SD => Batas bawah Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapatkan tiga kelas interval yang dikategorikan menjadi tiga ketegori yaitu rendah, cukup, dan tinggi. Berikut adalah Tabel 18 yang akan menunjukkan deskriptif statistik skor tes hasil belajar matematika siswa.

40 Tabel 18. Deskripif Gabungan Nilai Posttest N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai 30 30.00 100.00 77.47 19.958 Valid N (listwise) 30 Berdasarkan Tabel 18 dapat ditentukan interval skor tes hasil belajar matematika siswa sebagai berikut: Batas 1 Batas 2 87 Tabel 19. Kategori Nilai Posttest No Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval 1 Tinggi 87 100 2 Sedang 67 87 3 Rendah 30 67 Batas kategori tes terlihat pada Tabel 19 untuk kategori rendah antara 30 sampai dengan 52, sedang antara 52 sampai dengan 67 dan tinggi antara 67 sampai dengan 90. Frekuensi dan persentase hasil tes berdasarkan kategori menurut Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 20. Tabel 20. Distribusi Nilai Posttest Kategori Interval Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Tinggi 6 20% 18 60% Sedang 11 36,67% 6 20% Rendah 13 43,33% 6 20% Dilihat pada Tabel 20 untuk kelas eksperimen sebanyak 18 siswa memiliki hasil belajar matematika tinggi, 6 siswa memiliki hasil belajar matematika sedang dan 6 siswa hasil belajar matematika rendah, sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 6 siswa memiliki hasil belajar matematika

tinggi, 11 siswa memiliki hasil belajar matematika sedang dan 13 siswa hasil belajar matematika rendah. 41 2. Uji Normalitas Nilai Posstest Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data nilai posstest berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan program SPSS 16 for windows. Untuk mengetahui hasil uji normalitas pada penelitian ini dengan melihat taraf signifikasi 5%. Data nilai posttest dikatakan normal jika nilai signifikan > 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Normalitas Data Akhir (Postest) Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. eksperimen.177 30.017.839 30.000 kontrol.114 30.200 *.953 30.209 Setelah dilakukan uji normalitas posttest, diperoleh bahwa nilai signifikan untuk kelas eksperimen sebesar 0,000 dan untuk kelas kontrol sebesar 0,209. Nilai signifikan kelas eksperimen 0,000 < 0,05. Hal ini berarti populasi tidak berasal dari distribusi normal. Uji beda rata-rata dilakukan adalah dengan uji nonparametric karena kedua data tersebut tidak normal. Analisis uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen dan kontrol juga dapat ditunjukkan dengan histogram. Gambar 4 Grafik distribusi normal Nilai Posstest Hasil Belajar kelas Eksperimen

42 Gambar 5 Grafik distribusi normal Nilai Posstest Hasil Belajar kelas Kontrol 3. Uji Rata-Rata Hasil Belajar Posttest Perhitungan rata-rata hasil belajar dilakukan dengan analisis uji nonparametric karena kedua data tersebut tidak normal. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 yang bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Perhitungan uji beda rata-rata ini menggunakan hasil nilai posttest. Hasil perhitungan uji rata-rata hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar Posttest nilai Mann-Whitney U 3.000 Wilcoxon W 468.000 Z -6.641 Asymp. Sig. (2-tailed).000 a. Grouping Variable: kelas

Berdasarkan Tabel 22 diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya ada perbedaan nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen, artinya hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa Terdapat Perbedaan Pengaruh Penggunaaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Tipe Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang. 43 D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan tipe Talking Stick terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang Semester II Tahun Ajaran 2013/2014. Pembelajaran matematika di kelas VII B sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Pembelajaran ini memberikan konsep pemahaman materi yang sulit bagi siswa serta dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut. Siswa dibagi 5 kelompok secara heterogen dan masingmasing kelompok terdiri dari 6 siswa. Masing-masing kelompok diwakili seorang ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru dan setiap siswa membuat satu pertanyaaan di selembar kertas yang dibentuk seperti bola lalu dilempar kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaan. Analisis nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen diperoleh rata-rata 84,93. Pembelajaran matematika di kelas VII C sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Pembelajaran ini menguji kesiapan siswa, memahami materi pelajaran dengan cepat, dan mengajak siswa terus siap dalam situasi apapun. Model model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick ini guru membagi kelas menjadi kelompokkelompok dengan anggota 6 siswa yang heterogen dan guru sebagai fasilitator menggunakan stick atau tongkat sebagai alat untuk menentukan salah satu siswa dalam kelompok, dimana bagi siswa yang mendapat tongkat tersebut wajib menjawab pertanyaan dari guru. Analisis nilai hasil belajar siswa kelas kontrol diperoleh rata-rata sebesar 70,00. Hasil belajar matematika siswa sebelum diberi perlakuan diperoleh nilai rata-rata 58,77 untuk kelas eksperimen dengan standar deviasi sebesar 13,602 dan rata-rata untuk kelas kontrol sebesar 60,33 dengan standar deviasi

44 sebesar 16,481. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk kelas eksperimen sebesar 0,786 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,67maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal, karena taraf signifikan yang diperoleh lebih dari 0,05. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut homogen (memiliki varian yang sama) hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikasi pada tabel Test of Homogeneity of Variances adalah lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,132. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas mempunyai hasil belajar yang sama sebelum diberi perlakuan atau dapat dikatakan homogen. Hasil belajar matematika siswa setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan tipe Talking Stick diperoleh nilai rata-rata 84,93 untuk kelas eksperimen dengan standar deviasi sebesar 16,254 dan rata-rata untuk kelas kontrol sebesar 70,00 dengan standar deviasi sebesar 20,758. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk kelas eksperimen sebesar 0,000 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,209. Nilai signifikan kelas eksperimen 0,000 < 0,05. Hal ini berarti populasi tidak berasal dari distribusi normal. Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan Terdapat Perbedaan Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Tipe Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang diterima. Hal ini terlihat pada hasil posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, disini didapatkan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 84,93 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata sebesar 70,00. Selain dapat dilihat dari hasil nilai posttest siswa dapat juga dilihat pada uji beda rata-rata hasil belajar siswa. Perhitungan uji rata-rata hasil belajar posttest dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 dengan menggunakan analisis uji nonparametric karena kedua data tersebut tidak normal bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan tipe Talking Stick. Berdasarkan analisis uji nonparametric diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 yaitu kurang dari 0,05 maka tabel analisis uji nonparametric dapat disimpulkan bahwa Terdapat Perbedaan Pengaruh yang Signifikan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Tipe Talking Stick Terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang Semester II Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran matematika pokok bahasan segitiga membuat siswa terlatih dalam menguasai materi, hal ini terlihat ketika siswa membuat soal dan terampil mengerjakan soal. Selama proses pembelajaran berlangsung saat siswa terbiasa membuat soal dan menjawab soal dari siswa lain, siswa lebih memahami materi yang berdampak terhadap hasil belajar siswa yang lebih baik. Terbukti rata-rata hasil belajar siswa yaitu 84,93. Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran matematika pokok bahasan segitiga yaitu siswa cenderung takut dan menghindari untuk mendapatkan tongkat tersebut agar tidak menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa yang sering mendapatkan tongkat akan lebih terasah kemampuannya karena sering mendapatkan kesempatan menjawab soal yang diberikan oleh guru sedangkan siswa yang jarang dan bahkan tidak mendapatkan kesempatan memegang tongkat, siswa cenderung kurang menguasai materi dikarenakan siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk berlatih atau mencoba menjawab pertanyaan dari guru yang berdampak terhadap hasil belajar siswa tersebut kurang maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa yaitu 70,00. Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing lebih baik dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Artinya Terdapat Perbedaan Pengaruh yang Signifikan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Tipe Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang Semester II Tahun Ajaran 2013/2014. 45