KAJIAN DISKRETISASI DENGAN METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP EFISIENSI SOLUSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SUKU KONVEKSI

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK DISKRITASI METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP AKURASI DARI SOLUSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SUKU KONVEKSI

Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial

METODE NUMERIK SEMESTER 3 2 JAM / 2 SKS. Metode Numerik 1

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN :

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

METODE FINITEDIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR METODE NUMERIK. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Metode Numerik

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

PENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT

Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT

SOLUSI PENYEBARAN PANAS PADA BATANG KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICHOLSON

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3

METODE PSEUDOSPEKTRAL CHEBYSHEV PADA APROKSIMASI TURUNAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

APLIKASI METODE BEDA HINGGA SKEMA EKSPLISIT PADA PERSAMAAN KONDUKSI PANAS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bakteri, sedangkan dalam bidang teknik yaitu pemodelan

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL FUZZY ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON ORDE TIGA

PENYELESAIAN MASALAH NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE NUMEROV

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA

Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel

MODIFIKASI METODE CAUCHY DENGAN ORDE KONVERGENSI EMPAT. Masnida Esra Elisabet ABSTRACT

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

METODE ORDE-TINGGI UNTUK MENENTUKAN AKAR DARI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK ABSTRACT

PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK SOLUSI PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE

KONSTRUKSI SEDERHANA METODE ITERASI BARU ORDE TIGA ABSTRACT

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA-FREDHOLM NONLINEAR MENGGUNAKAN FUNGSI BASIS BARU ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN SOFTWARE MATLAB DALAM PEMBELAJARAN METODE NUMERIK POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN

PENERAPAN METODE ADAMS-BASHFORTH-MOULTON ORDE EMPAT UNTUK MENENTUKAN SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN ORDE TIGA KOEFISIEN KONSTAN

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB

BAB I PENDAHULUAN. pedoman untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari dan juga untuk

PENERAPAN SKEMA JACOBI DAN GAUSS SEIDEL PADA PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN POISSON

METODE GENERALISASI SIMPSON-NEWTON UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN KONVERGENSI KUBIK. Resdianti Marny 1 ABSTRACT

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS

MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI. Disusun Oleh:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Karena penyelesaian partikular tidak diketahui, maka diadakan subtitusi: = = +

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi

Model Kerusakan Inventori dan Backlog Parsial

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Persamaan Diferensial Stokastik (PDS) telah memegang peranan yang

ANALISA NUMERIK DISTRIBUSI PANAS TAK TUNAK PADA HEATSINK MENGGUNAKAN METODA FINITE DIFFERENT

PENYELESAIAN PERSAMAAN PANAS BALIK (BACKWARD HEAT EQUATION) Oleh: RICHA AGUSTININGSIH

... Difference equation dapat diselesaikan menggunakan proses iterasi. Didefinisikan fungsi

METODE BERTIPE STEFFENSEN SATU LANGKAH DENGAN KONVERGENSI SUPER KUBIK UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Neng Ipa Patimatuzzaroh 1 ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan. Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam

METODE ITERASI BEBAS TURUNAN BERDASARKAN KOMBINASI KOEFISIEN TAK TENTU DAN FORWARD DIFFERENCE UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

APROKSIMASI DISTRIBUSI PANAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD-BACKWARD DIFFERENCE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

BAB-4. METODE PENELITIAN

METODE GAUSS-SEIDEL PREKONDISI DENGAN MENGGUNAKAN EKSPANSI NEUMANN ABSTRACT

METODE BEDA HINGGA PADA KESTABILAN PERSAMA- AN DIFUSI KOMPLEKS DIMENSI SATU

PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG SOLITON DENGAN DERET FOURIER ORDE DUA SECARA NUMERIK

METODE MODIFIKASI NEWTON DENGAN ORDE KONVERGENSI Lely Jusnita 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKEMA NUMERIK UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN BURGERS MENGGUNAKAN METODE CUBIC B-SPLINE QUASI- INTERPOLANT DAN MULTI-NODE HIGHER ORDER EXPANSIONS

METODE BEDA HINGGA UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA LINEAR DENGAN SYARAT BATAS DIRICHLET GALUH MAHARANI

SKEMA NUMERIK UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN BURGERS MENGGUNAKAN METODE CUBIC B-SPLINE QUASI-INTERPOLANT DAN MULTI-NODE HIGHER ORDER EXPANSIONS

BAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK

METODE STEEPEST DESCENT

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. perumusan persamaan integral tidak memerlukan syarat awal dan syarat batas.

MODIFIKASI METODE NEWTON DENGAN KEKONVERGENAN ORDE EMPAT. Yenni May Sovia 1, Agusni 2 ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

OPTIMASI FUNGSI MULTI VARIABEL DENGAN METODE UNIVARIATE. Dwi Suraningsih (M ), Marifatun (M ), Nisa Karunia (M )

SEBUAH VARIASI BARU METODE NEWTON BERDASARKAN TRAPESIUM KOMPOSIT ABSTRACT

Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA

METODE PSEUDO ARC-LENGTH DAN PENERAPANNYA PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN NONLINIER TERPARAMETERISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJIAN AKHIR SEMESTER METODE NUMERIS I

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral

APLIKASI METODE BEDA HINGGA PADA PERSAMAAN SCHRöDINGER MENGGUNAKAN MATLAB ABSTRAK

PENENTUAN HARGA OPSI SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA CRANK-NICHOLSON (C-N)

Syarif Abdullah (G ) Matematika Terapan FMIPA Institut Pertanian Bogor.

Syarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN PANAS DIMENSI SATU SECARA ANALITIK

METODE BENTUK NORMAL PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN RAYLEIGH

Oleh Dr. Fahrudin Nugroho Dr. Iman Santosa

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT

KARAKTERISTIK KINERJA ALGORITMA RECURSIVE DECOUPLING PADA SISTEM MULTIPROSESOR BERBASIS PVM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Pertemuan Kesatu. Matematika III. Oleh Mohammad Edy Nurtamam, S.Pd., M.Si. Page 1.

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

Transkripsi:

KAJIAN DISKRETISASI DENGAN METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP EFISIENSI SOLUSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SUKU KONVEKSI Suhartono dan Solikhin Zaki Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Penelitian ini bertujuan menyelidiki efek diskretisasi dengan metode Galerkin Semi Diskret terhadap efisiensi solusi model rambatan panas tanpa suku konveksi. Indikator efisiensi yang diukur dalam penelitian ini adalah lama waktu proses komputasi dan lama waktu proses komputasi perlangkah. Sebagai pembanding digunakan metode Beda Hingga. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana mentranformasikan model rambatan panas tanpa suku konveksi kebentuk sistem persamaan diferensial ordiner dengan melakukan diskretisasi pada peubah ruang dengan menggunakan metode Galerkin Semi Diskret. Selanjutnya sistem persamaan diferensial biasa yang diperoleh dari diskretisasi tersebut diintegrasikan dengan menggunakan metode Runge Kutta Implisit Diagonal (RKID). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa solusi model rambatan panas tanpa suku konveksi yang diperoleh berdasarkan diskretisasi perubah ruang menggunakan metode Galerkin Semi Diskret kurang efisien jika dibandingkan dengan solusi model rambatan panas tanpa suku konveksi yang diperoleh dengan diskretisasi perubah ruang menggunakan metode Beda Hingga. Hal tersebut dapat ditunjukkan berdasarkan lama waktu proses komputasi dan lama waktu proses komputasi perlangkah. Kata Kunci : Diskretisasi, Metode Galerkin Semi Diskret, model rambatan panas 1. PENDAHULUAN Model rambatan panas secara matematis dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan diferensial parsial. Model tersebut sering digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, misalnya : fisika, kimia, biologi dan lain sebagainya. Penyelesaian model rambatan panas dapat dilakukan baik secara analitik maupun secara numerik dengan bantuan komputer. Penyelesaian secara analitik sering lebih sulit dari pada penyelesaian secara numerik. Oleh karena itu, penyelesaian model rambatan panas ini dilakukan secara numerik. Secara numerik, salah satu metode untuk menyelesaian model rambatan panas tanpa suku konveksi yang ingin digunakan dalam kajian ini adalah dengan diskretisasi peubah ruang, yang dilanjutkan dengan integrasi terhadap waktu. Salah satu metode diskretisasi perubah ruang yang digunakan dalam kajian ini adalah metode Galerkin Semi diskret (Mitchell A.R,1985), sedangkan untuk integrasi hasil diskretisasi digunakan metode Runge Kutta Implisit Diagonal (disingkat dengan RKID), dengan perubahan ukuran langkah ( step-size). Ukuran langkah adalah panjang langkah yang digunakan oleh suatu program untuk melakukan suatu komputasi. Permasalahan yang akan diteliti di sini adalah bagaimana mentranformasikan model

rambatan panas dalam bentuk persamaan parabolik ke bentuk sistem persamaan diferensial ordiner dengan melakukan diskretisasi peubah ruang dengan metode Galerkin Semi Diskret. Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap indikator efisiensi dengan melakukan integrasi sistem persamaan diferensial ordiner yang diperoleh dari diskretisasi model rambatan panas tanpa suku konveksi menggunakan metode RKID dengan perubahan ukuran langkah. Tujuan penelitian adalah menyelidiki efek dari diskretisasi dengan metode Galerkin Semi Diskret terhadap efisiensi solusi model rambatan panas tanpa suku konveksi. Indikator efisiensi yang diuji dalam penelitian ini adalah waktu proses (waktu yang digunakan oleh komputer untuk menjalankan suatu program) dan waktu proses perlangkah.. 2. LANDASAN TEORI METODE GALERKIN SEMI DISKRET Metode Galerkin Semi Diskret adalah suatu metode diskretisasi peubah ruang dari suatu persamaan diferensial parsial, yang dalam kajian ini berupa persamaan parabolik. Dengan metode Galerkin Semi Diskret maka persamaan parabolik dapat ditransformasikan ke sistem persamaan diferensial biasa. Dalam penelitian ini dikaji salah satu model rambatan panas tanpa suku konveksi yang disajikan dalam bentuk persamaan parabolik. Berikut akan dibahas mengenai diskretisasi model rambatan panas tanpa suku konveksi dengan menggunakan metode Galerkin Semi Diskret: Pandang model rambatan panas tanpa suku konveksi dalam bentuk:..(1) dengan syarat batas, Dirichlet (Farlow,1982). Persamaan (1) terdefinisi pada interval [0,1]. Jika h adalah ukuran langkah ruang yang membagi interval [0,1] menjadi (n+1)/2 sub-interval bagian yang sama dengan h = 2/ (n+1) dan jika setiap sub-interval dibagi 2 dan titik ini diberi indeks tengahan maka dalam interval [0,1] terdapat n titik interior. ½ 1 3/2 2 n/2 < ----- indeks Gambar 1: n titik interior dalam interval [0,1] dengan indeks tengahan dan indeks bilangan bulat Jika U(x,t) adalah pendekatan Galerkin untuk u(x,t), u(x,t) adalah solusi sebenarnya dari model rambatan panas maka U(x,t) dapat ditulis sebagai : U(x,t) =..(2)

Dengan merupakan fungsi basis dalam bentuk kuadratik. (Mitchell A.R,1985) Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:.(3) dengan adalah inner product dari dan adalah turunan terhadap perubah x adalah turunan dari U terhadap peubah t. Jika M dan S adalah matriks yang elemen ke ij nya masing- masing adalah dan maka persamaan (3) dapat dinyatakan sebagai.(4) dengan ] ] adalah vektor yang memuat syarat batas Jika diberikan 3 fungsi basis kuadratik yaitu Q 1 = X(X-1)/2, Q 2 =-X 2 + 1, Q 3 = X(X+1)/2 Maka diperoleh:

METODE RUNGE KUTTA IMPLISIT DIAGONAL Persamaan (4) yang merupakan sistem persamaan diferensial ordiner dapat diselesaikan dengan RKID yang memiliki notasi Butcher berikut: ½ ½ 1 0 1 ½ 3/2-3/2 ½ 0-3 2 0 1/6 1/3 1/6 1/3 Dengan perhitungan : h Untuk mencari solusi adalah solusi pada t ke m+1 (Conte SD,1980) Untuk menyelesaikan persamaan (4) dapat digunakan algoritma berikut:

1. Inisialisasi 2. Panggil RKID 4 tahap untuk mendapatkan solusi dengan langkah h, namakan 3. Panggil RKID 4 tahap untuk mendapatkan solusi dengan langkah h/2, namakan 4. Jika (( ((> tol Jika h > 2* h min maka h baru = h lama / 2 Kembali ke langkah 2 dengan h baru sampai t tertentu tercapai Jika h < 2* h min maka program dihentikan 5. Jika (( ((> tolmin Jika 2* h< h min maka h baru = h lama * 2 Kembali ke langkah 2 dengan h baru sampai t tertentu tercapai 6. Jika tolmin < (( (( < tol, maka kembali ke langkah 2 dengan h baru = h lama sampai t tertentu tercapai. 7. Stop jika t akhir tercapai Algoritma tersebut diatas diimplementasikan menggunakan perangkat lunak Matlab dan perangkat keras pentium 166 mmx. 3. HASIL PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini dikaji efisiensi solusi model rambatan panas tanpa suku konveksi, yang diperoleh dengan melakukan integrasi sistem persamaan diferensisl ordiner yang diperoleh dari diskretisasi perubah ruang metode Galerkin Semi Diskret terhadap model rambatan panas tanpa suku konveksi, dengan syarat awal U(x,0) = exp(x/) dan syarat batas Dirichlet, yaitu: Efisiensi solusi model rambatan panas yang diperoleh berdasarkan diskretisasi perubah ruang dengan Metode Galerkin Semi Diskret dapat ditunjukkan dengan memperbandingkan antara hasil pengukuran yang diperoleh berdasarkan diskretisasi dengan metode Galerkin Semi Diskret terhadap hasil yang diperoleh berdasarkan diskretisasi dengan metode Beda Hingga. Pengukuran dilakukan dengan mengambil banyak diskretisasi yaitu n= 39 dengan toleransi 10-6. Pengamatan dilakukan pada t = 1,2,3,,7. Hasil pengukuran dapat ditunjukkan pada tabel

1 dan tabel 2 berikut: Tabel 1: Hasil pengukuran untuk n=39 dan tol 10-6 pada t =1, 2, 3,., 7 Dengan J adalah banyak langkah yang diterima oleh program, t = panjang langkah yang harus dilakukan oleh program. tsatuan hmaksimum Hminimum hmaksimum / J (dalam %) hminimum/j (dalam %) Galerkin Beda Hingga Galerkin Beda Hingga 1 0,0269 0,0269 0,0135 0,0135 7.68 7.68 0,21 0,21 2 0,0269 0,0269 0,0135 0,0135 7.68 7.68 15,56 15,56 3 0,0269 0,0269 0,0135 0,0135 7.68 7.68 30,91 30,91 4 0,0269 0,0269 0,0135 0,0135 7.68 7.68 46,27 46,27 5 0,0269 0,0269 0,0135 0,0135 7.68 7.68 61,62 61,62 6 0,0269 0,0269 0,0135 0,0135 7.68 7.68 76,97 76,97 7 0,0269 0,0269 0,0135 0,0135 7.68 7.68 92,32 92,32 Hasil pengukuran data pada tabel 1 menunjukkann bahwa : o Ukuran langkah maksimum dan ratio h maksimum terhadap banyak langkah yang diterima oleh program untuk menyelesaikan model rambatan panas tanpa suku konveksi menunjukkan tidak ada beda nyata ( atau mempunyai langkah yang sama) dalam setiap langkahnya dari t = 1,2,3,4,,7 baik dilakukan dengan menggunakan metode Beda Hingga maupun menggunakan metode Galerkin Semi Diskret. Dari tabel terlihat bahwa h maksimum yang digunakan selalu tetap. o Untuk h minimum yang dipergunakan untuk menyelesaikan model rambatan panas tanpa suku konveksi menunjukkan tidak ada beda nyata ( atau mempunyai langkah yang sama) dalam setiap langkahnya dari t = 1,2,3,4,,7 baik dilakukan dengan menggunakan metode Beda Hingga maupun menggunakan metode Galerkin Semi Diskret. o Ratio h minimum terhadap jumlah langkah yang diterima menunjukkan makin bertambah untuk setiap pertambahan t, baik menggunakan metode Galerkin Semi Diskret maupun metode Beda Hingga. o Pada tabel 2 dapat ditunjukkan mengenai hasil pengukuran yang dilakukan terhadap banyak langkah yang diterima, banyak langkah yang ditolak serta waktu proses (running time) Tabel 2: hasil pengukuran banyak langkah yang diterima, banyak langkah yang ditolak serta waktu proses Banyak Metode yang Banyak Banyak Waktu proses diskretis digunakan langkah yang langkah yang asi diterima ditolak (dalam detik) 39 Galerkin 482 4 4450 Semi Diskret Beda Hingga 482 4 1015

Waktu proses yang digunakan untuk menyelesaikan model rambatan panas tanpa suku konveksi dilakukan dengan metode Galerkin Semi Diskret dan metode Beda Hingga menunjukkan beda yang cukup nyata. Dari tabel 2 terlihat bahwa solusi rambatan panas tanpa suku konveksi yang diperoleh akibat diskretisasi dengan menggunakan metode Galerkin Semi Diskret kurang efisien jika dibandingkan dengan menggunakan metode Beda Hingga Selanjutnya untuk menguji Efek efisiensi dari solusi model rambatan panas tanpa suku konveksi juga dapat dikaji menggunakan waktu proses perlangkah yang disajikan pada gambar 1 berikut : Gambar 1: Diagram batang untuk lama waktu proses perlangkah. Dari gambar dapat ditunjukkan bahwa lama waktu proses perlangkah menggunakan diskretisasi metode Galerkin Semi Diskret lebih besar (dengan perbandingan 9,16 : 2,09) dari pada waktu proses perlangkah menggunakan diskretisasi metode beda hingga. Lama waktu proses perlangkah diperoleh dari lama waktu proses dibagi dengan banyaknya langkah yang digunakan untuk menyelesaikan program. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa solusi rambatan panas tanpa suku konveksi dengan diskretisasi peubah ruang menggunakan metode Galerkin Semi Diskret kurang efisien, jika dibandingkan dengan menggunakan diskretisasi peubah ruang metode Beda Hingga. 4. KESIMPULAN Dari hasil pengukuran dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa solusi model rambatan panas tanpa suku konveksi yang diperoleh berdasarkan diskretisasi perubah ruang menggunakan metode Galerkin Semi Diskret kurang efisien jika dibandingkan dengan solusi model rambatan panas tanpa suku konveksi yang diperoleh dengan diskretisasi perubah ruang menggunakan metode Beda Hingga. Hal tersebut dapat ditunjukkan berdasarkan waktu proses dan waktu proses perlangkah. DAFTAR PUSTAKA 1. Conte S. D, Carl D. B, Elementary Numerical Analysis, Third edition, Mc Graw Hill, 1980. 2. Farlow S J, Partial Differential Equations, John Wiley & Sons, New York,1982. 3. Mitchell A.R, Griffiths DF, The Finite Difference Methods in Partial Differential Equation, John Wiley and Sons, New York, 1985. ------------------------------------