BAB 2 LANDASAN TEORI. budaya dan masyarakat yang bersangkutan. Keterkaitan ini tidak dapat dipisahkan satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 RINGKASAN. memanggil atau menyebut lawan bicara yang sudah kita kenal ataupun yang belum kita

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesama manusia baik dalam menyampaikan pesan, informasi,

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB 2. Landasan Teori

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. terdapat beberapa pronomina persona pertama dan kedua yang fungsinya berada di luar

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB 2. Tinjauan Pustaka

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa hormat dalam bahasa Jepang. Ragam bahasa hormat itu dikenal dengan sebutan keigo 敬語. Ragam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Bab 2. Landasan Teori. bahasa sopan di Jepang, yang dikenal dengan istilah keigo 敬語, yang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Bab 3. Analisis Data. terdapat dalam drama serial televisi Bara No Nai Hanaya episode 1-5 dan

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

BJ システムについて Mengenai BJ System

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

PENGGUNAAN KONJUNGSI SOSHITE, SOREKARA, DAN SORENI DALAM MAJALAH NIPPONIA SKRIPSI OLEH LINA SUSANTI NIM

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

POLA HONORIFIK UNDAK-USUK KEIGO BAHASA JEPANG YANG MENCERMINKAN NILAI UCHI-SOTO SEBAGAI WUJUD IDENTIFIKASI KELOMPOK

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 3. Analisis Data. diterima yang dihubungkan dengan teori yang ada pada bab 2. Dalam analisis

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang kelas kata disebut dengan hinshi ( 品詞 ). Menurut

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI Seperti yang kita ketahui, perkembangan bahasa tentunya tidak terlepas dari budaya dan masyarakat yang bersangkutan. Keterkaitan ini tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain. Dengan kata lain bahasa tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan diwariskan dari kurun waktu kewaktu. Begitu pula halnya dengan bahasa Jepang. Hal senada juga dipertegas oleh Akimoto (2002:160) dengan menyatakan, "Bahasa merupakan cerminan dari budaya dan masyarakat yang bersangkutan sebab bahasa mempengaruhi sifat budaya dan masyarakatnya. Untuk itulah, berikut ini saya akan memaparkan mengenai hubungan hirarki masyarakat Jepang yang melatarbelakangi dasar pembentukkan ninshoo daimeishi /pronomina persona dalam bahasa Jepang. 2.1 Teori Hirarki Masyarakat Jepang Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa hubungan hirarki masyarakat Jepang juga turut mempengaruhi tutur pemakaian bahasanya yang berlandaskan hubungan sosial antara manusia yang satu dengan yang lain. Hubungan hubungan tersebut meliputi : 1. Hubungan Atasan Bawahan ( 上下関係 ) Kesadaran hubungan ini masih sangat melekat dalam diri orang Jepang yaitu dengan ditandai dengan penggunaan bahasa keigo (bahasa sopan). Akimoto (2002:169) juga mengemukakan : じんぶつちょうしゅうぞくせい話して ( 書き手 ) は聞き手 ( 読み手 ) と問題の人物 聴衆の属性や年しんそそうご齢 地位などから見た下上関係やお互いの親疎関係や立場などの相互関たいぐうひょうげん係に応じてことばを使い分ける これを待遇表現というが これには丁 16

けいごつうじょうごひ寧な言い方の敬語と中立の言い方の通常語 ぞんざいな言う方の卑語ある ごが Dengan memperhatikan kedudukan, usia, atribut (status social) pendengar, tokoh yang dibicarakan, dan sebagainya dengan pendengar maka pembicara dapat mempergunakan bahasa sesuai dengan hubungan derajat keakraban, kedudukannya, hubungan antara atasan bawahan dan sebagainya. Ini dinamakan ungkapan perlakuan, tetapi ini ada cara pengucapan yang sopan yang disebut keigo, cara pengucapan yang bersifat netral disebut tsuujoogo dan terdapat pula bahasa slang dengan cara pengucapan yang kasar. Akimoto (2002:170) juga membagi bahasa keigo sebagai berikut : Tabel 2.1. Bahasa Keigo にんしょう人称 Persona) だいめいし代名詞 (Pronomina じぶつ事物 (Barang/hal) どうさじょうたい動作. 状態 (aktivitaskeadaan) 丁寧語 わたし わたくし あなた どなた こちら そちら あちら どちら お花 お金 ごはん お天気 行きます時間ですございます 尊敬語 あなたさま どなたさま こちらさま そちらさま あちらさま どちらさま お名前 ご住所 おほうめい宅 お車 芳名 いらっしゃる おっしゃる くださる なさる 逝去 せいきょほうぎょ 崩御 謙譲語 わたくしども わたくしめ せったくそしなすんし拙宅 粗品 寸志 はくしゃへいしゃ薄謝 弊社 申す 申し上げる まいうかが参る 伺う いたださく 差し上げる 承 はいけん る 拝見 2. Hubungan Laki-laki dan Wanita( 男女の関係 ) 17

Dalam bahasa Jepang hubungan jenis kelamin juga ikut menciptakan pemakaian ragam bahasa yang berbeda yaitu danseigo (ragam bahasa laki-laki) dan jooseigo(ragam bahasa wanita) yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Pada kedua ragam bahasa akan tampak jelas dalam percakapan sehari-hari pada situasi tidak formal. Perbedaaan kedua bahasa ini dapat diamati dari berbagai aspek kebahasaannya seperti pemakaian bahasa hormat (keigo), partikel pada akhir kalimat (shuujoshi), pronomina persona (ninshoo daimeishi), interjeksi (kandooshi),dan sebagainya ( Sudjianto, 2004:208). Penegasan serupa juga dikemukakan oleh Akimoto (2002:163) dalam kalimat sebagai berikut ini : こうぎ男性語. 女性語は広義には 男性 女性の用いるすべてのことばを指すきょうぎが 狭義には男性だけが用いる語を男性語 女性だけが用いる語を女性語という ここでは男性語 女性語を狭義の意味で用いる おうたいかんどう男性語. 女性語がはっきり応対しているものとして 人称代名詞 感動ししゅうじょしあ詞 終助詞を挙げることができる Ragam bahasa laki-laki dan wanita dalam pengertian secara luas menunjuk pada semua bahasa yang dipergunakan oleh laki-laki dan wanita, tetapi secara makna sempit ragam bahasa laki-laki merupakan kata yang hanya digunakan oleh lakilaki saja,dan yang khusus dipakai oleh wanita disebut ragam bahasa wanita. Di sini dipergunakan ragam bahasa laki-laki dan perempuan dalam arti sempit. Untuk menanggapi ragam bahasa laki-laki dan wanita secara jelas dapat dengan mengggunakan ninshoo daimeishi, kandooshi dan shuujoshi. Perbedaan pemakaian pronomina persona juga dikemukakan oleh 刘徳有 /Liu De You (1989:76-77) dalam buku Nihongo Ga Omoshirosa sebagai beikut : だんじょさ日本語の男女差は まず人称代名詞からして違うのである 普通 男性用はぼく< 第一人称 > きみ< 第二人称 >であり 女性用はあたし< 第一人称 > あなた< 第二人称 >である そして ぼく と きみ は ともようご 男性専用語である あなた わたし は男女共用語である このほ 18

せんようごはいかに 男性専用語として おれ 自分 わし わが輩 ( 以上第一人称 ) 貴様 てめえ ( 以下第二人称 ) などがあり 女性専用語に あたい あたくし うち ( 以上第一人称 ) などがある 第 とくてい 二人称の おまえ は男性にかぎらず 特定の場合には女性も使う ( 母親が子供に対して ) Perbedaan laki-laki dan perempuan dalam bahasa Jepang, pertama bisa dilihat dari perbedaan pronomina persona. Ada boku (kata ganti orang I) dan kimi (kata ganti orang II) yang dipakai oleh laki-laki, sedangkan wanita memakai atashi (kata ganti orang I) dan anata (kata ganti orang II). Boku dan kimi adalah ragam bahasa laki-laki; watashi, anata adalah termasuk ragam bahasa perempuan. Selain itu juga terdapat ore, jibun, washi, wagahai (kata ganti orang I) dan kisama, temee (kata ganti orang II) dan sebagainya.sedangkan pada ragam bahasa bahasa perempuan terdapat atai, atakushi, uchi (kata ganti orang I)dan sebagainya. Sementara itu, kata ganti orang kedua omae tidak hanya terbatas dipakai oleh laki-laki, pada situasi tertentu wanita dapat pula menggunakannya (misalnya dari ibu kepada anaknya). Namun belakangan ini perbedaan kedua ragam bahasa semakin berkurang terutama di kalangan remaja putri mulai meningkat pemakaian kosakata (goi) yang digunakan oleh laki-laki, begitu pula sebaliknya. 3. Hubungan Uchi dan Soto( 内外の関係 ) Salah satu faktor yang juga turut berperan dalam tingkat kesopanan bahasa Jepang adalah orang Jepang sangat memegang prinsip hubungan yang menandai uchi dan soto. Kedua istilah ini sudah menjadi bagian dari lingkungan kehidupan orang Jepang. Uchi adalah istilah yang dipergunakan untuk menunjuk pada lingkungan kelompoknya sendiri misalnya anggota keluarganya, orang-orang yang menjadi anggota dari lingkungan kerjanya atau sekolahnya maupun organisasinya. Sedangkan soto adalah kebalikan dari uchi yang menunjuk pada lingkungan luar selain kelompoknya sendiri. 19

Dengan begitu bahasa yang akan dipergunakan terhadap orang dalam dan orang luar akan berbeda pula, kepada orang dalam akan digunakan bahasa akrab dan bahasa sopan untuk orang luar. Seperti yang diungkapkan oleh Hirabayashi dan Hama (1988:5) dalam kalimat berikut ini : けいいあらわ丁寧体 ( デス. マスの形 ) というのは 聞き手に対する敬意を表す形でしたある したがって 親しくない人や 外 の人と話すときに使う またそんけいごけんじょうごたか丁寧体を尊敬語や謙譲語といっしょに使うことにより さらに敬意を高ふつうたいめることもできる 普通体 ( タの形 ) というのは 敬意を表さない形で 親しい人 ( 家族や友達など ) と話すとき使う Yang dimaksud dengan teineitai/bentuk sopan (bentuk desu&masu) adalah bentuk yang menunjukkan perasaan hormat kepada pendengar yang dipergunakan ketika berbicara dengan orang luar (soto) dan orang yang tidak dikenal. Apabila dipakai bersama sonkeigo (bahasa menghormati) dan kenjoogo (bahasa merendahkan diri) akan lebih lagi meninggikan rasa hormat kepada lawan bicara. Sedangkan futsuutai/bentuk biasa (bentuk ta) merupakan bentuk yang tidak menunjukkan perasaan hormat, digunakan pada saat berbicara dengan orang yang akrab (misalnya kepada keluarga, teman dan sebagainya). 人称代名詞 ( わたし あなた ) など人の呼び方 Tabel 2.2. Ninshoo Daimeishi 普通の言葉 わたし あたし 僕 俺 わたしたち 丁寧な言葉 わたくし わたくしども あなた きみ おまえ あなた ( さま ) おたく ( さま ) この人 この人達 先生達 この方 こちら方 この方々 こちら方々 先生方 20

2.2 Kata Benda Dalam Bahasa Jepang Kata benda dalam gramatika bahasa Jepang disebut dengan meishi. Menurut Iori,et.al (2001:514) menyatakan bahwa : ちょくせつものや人を直接指すことばを名詞と言います Yang disebut dengan meishi adalah kata yang menunjuk pada benda dan orang secara langsung. Sementara itu dalam buku Goi Kyouiku oleh Suzuki, et.al (1985:55) dijabarkan sebagai berikut: きほん名詞はものごとをあらわし 基本の形に主として が を に から で と へ まで より の... は も... だ です... などをつけじゅつごれんようしゅうしょくごたいしょうごきていごじょうたいごた 述語 連用修飾語 ( 対象語. 連用規定語. 状態語 ) 連体修飾語 ( 連他規定語 ) などになることのできる品詞 ひんし Nomina (kata benda) adalah sejenis kata yang sebagian besar bentuk dasarnya diikuti oleh ga, wo, ni, kara, de, to, e, made, yori, no..., wa, mo...da, desu dan sebagainya, dapat menjadi subyek, predikat, modifikator (obyek, renyoketeigo, keterangan), Rentaishushokugo (Rentaiketeigo) dan sebagainya. Nomina dibagi menjadi nomina konkret yang digunakan untuk menunjukkan barang dan orang. Dan nomina abstrak yang menyatakan hubungan sifat dan aktivitas. macam : Menurut Terada dalam Sudjianto dan Dahidi (2004) membagi meishi menjadi 5 1. Futsuu meishi yaitu nomima yang menyatakan nama-nama benda, barang, peristiwa, dan sebagainya yang bersifat umum. Contoh : hon, yama, gakko, jinsei, sekai dan lain-lain 2. Koyuu meishi yaitu nomina yang menyatakan nama-nama yang menunjukkan benda secara khusus seperti nama daerah, nama negara, nama orang, nama buku, dan sebagainya. Contoh : Yamato, taiheiyoo, Chuugoku, Murasaki Shikibu dan lain-lain. 3. Suushi meishi yaitu nomina yang menyatakan bilangan, jumlah, kuantitas,urutan dan sebagainya. Contoh : ichi, mitsu, sangoo, niban, shchinin, ikutsu dan lain-lain. 21

4. Keishiki meishi yaitu nomina yang menunjukkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina.contoh : hazu, mama, toori, wake, tame dan koto. 5. Daimeishi yaitu kata-kata yang menunjukkan sesuatu secara langsung tanpa menyebutkan nama orang, benda, barang, perkara, arah, tempat dan sebagainya. Daimeishi sendiri terbagi atas dua : o Ninshoo daimeishi (pronomina persona) yaitu kata-kata yang dipakai untuk menyebutkan orang. Misalnya : boku, watashi, kimi, omae dan sebagainya. o Shiji daimeishi (pronomina penunjuk) yaitu kata-kata yang dipakai untuk menunjukkan barang, benda, perkara, arah dan tempat. Contoh : koko, sore, achira, dochira dan sebagainya. 2.3 Ninshoo Daimeishi ( 人称代名詞 ) Berbeda dengan bahasa Indonesia, dalam bahasa Jepang kata ganti orang termasuk bagian dari daimeishi yang merupakan jenis dari kelas kata nomina (meishi). Hal tersebut diperjelas oleh Yamaguchi, et.al ( 1976:157) dalam kalimat sebagai berikut ini : だいめいし普通, 代名詞の分類しじだいめいしおこな指示代名詞との二分類が行われている ぶんるいにんしょうとしては 人間を指す人称 じぶつ代名詞と 事物を指す Umumnya pembagian daimeshi dibagi atas ninshoo daimeshi yang digunakan untuk menunjukkan orang dan shijidaimeishi untuk menunjukkan benda dan barang. Jadi, ninshoo daimeshi adalah kata yang dipergunakan untuk menunjukkan orang sekaligus menggantikan nama orang tersebut atau disebut kata ganti orang. Sementara itu, menurut Iori,et.al (2001) ninshoo daimeishi dapat dikelompokkan menjadi: 1. Jisho / Daiichi Ninshoo Daimeishi (Pronomina Persona Pertama) 22

Merupakan pronomina persona yang dipergunakan untuk menunjukkan diri sendiri, dalam bahasa Indonesia disebut pronomina persona pertama/ kata ganti orang pertama/ si pembicara. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata yang dapat dipakai untuk menunjukkan diri sendiri seperti : watashi, watakushi, atashi, washi, boku, ore dan sebagainya yang masing-masingnya memiliki fungsi tersendiri. Sedangkan bentuk jamaknya adalah dengan menambahkan tachi di belakangnya, hanya untuk kata watakushi umumnya adalah dengan cara menambahkan domo. Sementara pada kata boku dan ore dapat dengan menambahkan ra di belakangnya kecuali untuk kata watakushi dan hissha, sedangkan atashira dan watashira merupakan bentuk bahasa daerah/dialek (hoogenkei). Tetapi di sini hendaknya seorang penutur diharuskan mampu memilih ninshoo daimeishi secara tepat sesuai dengan status/identitas diri sendiri dan memperhatikan hubungan jabatan/kedudukan antara si pembicara dengan lawan bicara. ( Kindaichi,1991:160). 2. Taishoo / Daini Ninshoo Daimeishi (Pronomina Persona Kedua) Merupakan pronomina persona yang digunakan untuk menunjukkan orang yang diajak bicara atau disebut kata ganti orang kedua/lawan bicara/pendengar. Sama halnya dengan jisho, pemakaian dainininshoo daimeishi juga didasarkan atas status diri si pembicara, jenis kelamin, dan hubungannya dengan lawan bicara (Kindaichi,1991:165). Contoh anata, anta, kimi, omae, kisama, anatasama dan sebagainya. Sedangkan bentuk jamaknya sama dengan pronomina persona pertama yaitu dengan membubuhi kata tachi di belakangnya tetapi kecuali untuk kata anata. 23

Bentuk jamak anata adalah anatagata yang pemakainnya akan lebih sopan dari pada kata anatatachi. Namun kata ganti orang kedua dalam bahasa Jepang tidak boleh dipergunakan kepada orang yang lebih tinggi derajat dari kita, akan tetapi pada situasi seperti ini untuk menunjukkan perasaan hormat kepada lawan bicara dapat dengan memakai nama orang yang bersangkutan, nama jabatan atau dengan kata sapaan hormat seperti sensei. Hal senada juga ditegaskan oleh Hirabayashi dan Hama (1988:8) dalam kalimat dibawah ini : ににんしょう二人称 さんにんしょう ( あなた おたく ) 三人称 ( 彼 彼女 彼ら ) は目上の人には使わない やむをえず あなた など使うことがあるが できるだしめいやくしょくけ その人の氏名 役職で呼びかけるようにする 女性が上司に呼びかやくしょくける時には役職に さん をつけることが多いが つけなくても敬意はそんけいご表されている かた は尊敬語なので 内 のものを指す時には使えない Pronomina persona kedua (anata, otaku) dan ketiga (kare, kanojo, karera) tidak dapat dipergunakan kepada orang yang lebih tinggi derajatnya, tetapi sedapat mungkin dipanggil dengan nama orang yang bersangkutan atau berdasarkan jabatannya. Kaum wanita ketika memanggil atasannya kebanyakan dengan menambahkan san pada jabatannya, namun tanpa san juga menunjukkan perasaan hormat. Sedangkan kata adalah bahasa sonkeigo (bahasa menghormati) jadi tidak bisa dipergunakan untuk menunjuk uchi. Selain itu, pronomina persona kedua juga tidak boleh dipergunakan untuk menunjuk anggota keluarga yang lebih tua seperti oya, ani,ane,oji,oba tetapi cukup dengan membubuhi san dibelakang kata panggilan menjadi ojisan. 3. Tashoo 24

Merupakan pronomina persona yang dipergunakan untuk menunjukkan orang yang menjadi pokok pembicaraan selain persona pertama dan kedua atau disebut kata ganti orang ketiga/ orang yang dibicarakan. Contohnya kare, kanojo (bentuk tunggal) dan karera, konojora, kanojotachi (bentuk jamaknya). Menurut 鈴木 dan 林 (1972)serta Makino dan Tsutsui (1986) pemakaian dari daiichi ninshoo daimeishi dan daini ninshoo daimeishi adalah sebagai berikut ini : 1. Daiichi Ninshoo Daimeishi( 第一人称代名詞 ) A. Watakushi ( わたくし ) Adalah kata ganti yang menyatakan diri sendiri, merupakan kata ganti orang pertama yang sangat formal/sopan, terutama dipakai oleh perempuan dan hanya dipakai oleh laki-laki pada situasi formal. Bentuk jamaknya adalah watakushidomo. B. Watashi( 私 ) Kata yang standar untuk menunjukkan diri sendiri, bersifat netral dan formal. Dapat dipakai oleh siapa saja terhadap orang yang lebih tinggi kedudukannya, sebaliknya bila dipakai oleh orang yang kedudukannya lebih tinggi kepada orang yang lebih rendah derajatnya tidak menimbulkan kesan menurunkan derajatnya. Kata ini setaraf dengan atakushi (tergolong ragam bahasa perempuan yang bersifat formal) Bentuk jamaknya adalah watashitachi, watakushitachi. C. Atashi( あたし ) 25

Sama halnya dengan atakushi termasuk ragam bahasa wanita, namun tingkat kesopanannya masih dibawah atakushi, bersifat informal dan dapat dipakai pada situasi akrab oleh wanita. Bentuk jamaknya adalah atashitachi, atashira. D. Boku( 僕 ) Sering dipakai pada ragam bahasa laki-laki yang dipergunakan pada situasi akrab dan informal, terhadap orang yang sederajat atau orang yang lebih rendah derajatnya dari si pembicara. Namun tidak boleh ditujukan terhadap orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya. Sedangkan dalam situasi tidak resmi/ diantara teman akrab akan menjadikan suasana terasa lebih intim. Bentuk jamaknya adalah bokutachi, bokura. E. Ore( 俺 ) Pemakaiannya sama dengan boku yang juga merupakan ragam bahasa lakilaki,tapi hanya lebih kasar daripada boku dan bersifat sangat informal. Bentuk jamaknya adalah oretachi. 2. Daini Ninshoo Daimeishi( 第二人称代名詞 ) 1. Anata ( あなた ) Kata ganti kedua yang dapat dipakai baik oleh perempuan dan laki-laki, menunjukkan perasaan hormat ataupun formal terhadap orang yang sederajat tapi tidak akrab ataupun pada saat pertama kali bertemu. Dalam bahasa Indonesia berarti anda, saudara, tuan, nona, nyonya, bapak/ibu. Kata anata ini bersifat lebih halus/formal dibandingkan dengan kimi,omae dan kisama. 2. Kimi( 君 ) 26

Bersifat informal umumnya tidak lazim dipakai oleh wanita. Dipergunakan terhadap orang yang sama derajatnya maupun terhadap orang yang lebih muda umurnya/ lebih rendah kedudukannya seperti oleh orang tua kepada anaknya, guru kepada muridnya, majikan kepada bawahannya. Tetapi dalam hubungan yang akrab pemakaian kata-kata ini tidak terasa kasar bahkan suasana tampak lebih intim. Bentuk jamaknya adalah kimitachi, kimira, antatachi (baik laki-laki maupun wanita). 3. Omae( お前 ) Termasuk ragam bahasa laki-laki, bersifat sangat informal. Kata ini juga jarang digunakan oleh wanita, dapat dipergunakan pada situasi yang menyatakan rasa benci ataupun menghina/merendahkan terhadap orang yang derajatnya lebih rendah atau sederajat, dan dapat pula kepada orang yang lebih rendah atau sederajat untuk menunjukkan rasa akrab. Omae setaraf dengan anta (dipakai oleh laki-laki ataupun wanita). Bentuk jamaknya adalah omaetachi, omaera, antatara, antara. Untuk mengetahui lebih jelas tingkat kesopanan dari masing-masing pronomina persona, berikut ini akan dipaparkan oleh Ide dalam Shibamoto (1985:50-51) dalam tabel di bawah ini : Tabel 2.3. Pronomina Persona Pertama dan Jenis Kelamin Pembicara Degree of Most formal Informal formality 1 0 Female speaker watakushi atakushi watashi atashi 27

Male speaker watakushi watashi boku ore Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kesopanan pronomina persona pertama juga bergantung dari jenis kelamin si pembicara dan pemilihan dari kata pronomina personanya seperti kata watakushi yang hampir sama dipakai oleh laki-laki dan wanita pada situasi sangat formal, ada kata atakushi yang hanya khusus dipakai oleh wanita saja, memiliki fungsi yang setaraf dengan watashi apabila dipergunakan oleh laki-laki. Sedangkan watashi jika dipakai oleh wanita akan memiliki tingkat kesopanan yang berbeda-beda bergantung dari situasinya apakah situasi formal atau situasi santai yang bersifat informal. Kemudian ada kata atashi yang merupakan ragam bahasa wanita yang bersifat informal. Sedangkan untuk laki-laki ada kata boku dan ore yang juga bersifat informal hanya saja boku juga dapat dipakai dalam situasi formal sampai informal. Tabel 2.4. Pronomina Persona Kedua dan Jenis kelamin Pembicara Degree of Most formal Informal Formality 1 0 Female Speaker anata anta Male Speaker anata anta Kimi Omae kisama 28

Sama halnya dengan penjelasan di atas, pronomina persona kedua juga memiliki tingkat kesopanan yang berbeda-beda juga. Misalnya kata anata apabila dipakai oleh wanita akan mempunyai level kesopanannya dari tingkat yang sangat formal sampai tingkat informal bergantung dari situasi dan status/kedudukan/usia orang yang diajak bicara, sedangkan untuk laki-laki bersifat sangat formal. Kata anta apabila dipakai oleh laki-laki memiliki fungsi yang sangat formal dan hal ini sangat bertolak belakang dengan anta yang dipergunakan oleh wanita yang bersifat informal. Sedangkan kata ganti orang kedua yang lain adalah kimi, omae dan kisama yang hanya dipergunakan oleh laki-laki saja. Kata kimi juga dapat dipakai dari tingkat formal sampai informal, sementara omae dan kisama bersifat informal. 29