mm,u 101 Rancang Bangun sistem Insentif untuk Meningkatkan pendapatan petani, Efisiensi Penggunaan Air dan Ketahanan pangan. Bambang ruanda 108

dokumen-dokumen yang mirip
PENDUGAAN PAMMETER DEMOGRAFI DAN BENTUK SEBARAN SPASIAL BIAWAK KOMODO (Varanus komodoensis Ouwens 1912) DI PULAU RINCA,, TAMAN NASIONAL KOMODO

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

IV. METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat

III. METODE PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

POLA SEBARAN KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii, Engl.) DI ARBORETUM FAKULTAS KEHUTANAN IPB RIZKI KURNIA TOHIR E

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB IV TRIP GENERATION

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

3 METODE. Metode dan Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

3. METODE PENELITIAN

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

(kontak person: 2 World Wildlife Fund for Nature-Indonesia Programme. Diterima 28 Februari 2013/Disetujui 13 Oktober 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

Transkripsi:

'Y {.9--r {'A/ A t t. } mm,u SSN:0853-4217 P.-{f,ff* trmdoxlesfla Volume 77 No, 2 Agustus 2O2 Analss Efsens Energ Bahan Bakar Sekam dan Kayu pada proses Sterlsas Meda Tumbuh Jamur Ttram puth. Abdul Djaml lusn, rzaman, Jajang Juansah, T. Umrh, K.P. Hendratno, E. Rahmadan, s, Effendy...:...- 87 Analss Raso Energ Daur Ulang Panas pada Produks Bodsel Secara Nonkatltk. Armansyah H. Tambunan, Furqon, Joelanngsh, Tetsuya Arak, Hrosh Nabetan 93 Pengembangan dan Aplkas Geonformatka Bayesan pada Data Kemsknan d ndonesa (stud Kasus Jawa Jjmur). Asep saefuddn, Aj Hamm wgena, Nunung Nuryartono 101 Rancang Bangun sstem nsentf untuk Menngkatkan pendapatan petan, Efsens Penggunaan Ar dan Ketahanan pangan. Bambang ruanda 108 Pengembangan Pupuk Car Ntrogen Berskala Nanometer (Nanoferttzer) untuk Menngkatkan Efsens Pemupukan. Deden saprudn, Munf Gulamahd, Wwk Hartatk, lfa Nurasyah...,... LL Karaktersas Morfolog dan Fsolog untuk Mendapatkan Marka Morfolog dan Fsolog Pad Sawah Tahan Kekerngan (-30 kpa) dan Produktvtas Tngg (>B t/ha). Eko Sulstyono, Suwarno, kandar Lubs 124 Desan Kelembagaan Usaha Hutan Rakyat untuk Mewujudkan Kelestaran Hutan Masyarakat Pedesaan. Hardjanto, Yulus Hero, Son Trson.,... 132 Speses Nematoda Puru Akar (Melodogyne spp.) yang Berasosas dengan penyakt umb Bercabang pada wortel: penyakt Baru ndonela. Supramana, Gede Suastka 138 Pengelolaan Penggunaan Lahan untuk Stablsas Tepan Hutan Trops Menggunakan Agent-based Land-use Modellng. Sura Darma Targan, Kerstn Wegand 143 dentfkas Perubahan Mutu selama penympanan Buah Manggs Menggunakan Near nfra Red spectroscopy; sutrsno, Ars purwantor- Emmy Darmawat, Enrco Syaefullah 152 Pendugaan Parameter Demograf dan Bentuk Sebaran Spasal Bawak Komodo (Varanus komodoenss Ouwens 1912) d Pulau Rnca, Taman Nasonal Komodo. Yanto santosa, R. Yos Zanal Muhammad, Dede Aula Rahman 159 dan Kelestaran Usaha dalam upaya pengentasan Kemsknan d y.

)urmax nxnmu Per'famam nmdomesf,a Jurnal llmu Peftanan ndonesa (JP) dterbtkan tga kal setahun pada bulan Aprl, Agustus, dan Desember oleh nsttut Pertanan Bogor (PB). Harga langganan per eksemplar adalah Rp.40.0,untuk dosen dan masyarakat umum, Rp.25.0,- untuk mahasswa dan $6. bag pembaca d luar ndonesa (dtambah $4. untuk pengrman melalu pos laut). Permntaan langganan dkrmkan kepada Dewan Edtor Jurnal JP d/a Lembaga Feneltan dan PengaMan kepada Masyarakat (LPPM) PB, Gedung Rektorat PB And Hakm Nasoeton, t.3, Kampus PB Darmaga, Bogor 16680; telpon 0251.8622323 dan 0251.8622093; atau ke emal: pb.lppm@yahoo.com. Pembayaran d muka, ke bank BN Cabang Bogor R/C No. 03893091 a.n rekenng Rektor PB c/q LPW Artkel yang dmuat melput hasl-hasl peneltan, analss kebjakan, dan opn-opn yang berhubungan dengan pertanan dalam art luas, sepert agronom, lmu tanah, hama dan penyakt tanaman, lmu kehewanan, kedokteran veterner, keteknkan pertanan. teknolog ndustr, teknolog pangan, lmu gz, keluarga dan konsumen, bometr, bolog, klmatolog, peternakan, perkanan, kelautan, kehutanan, dan sosal-ekonom pertanan yang telah dpertmbangkan dan dsetuju oleh Dewan Edtor. Keterangan mengene peralatan, pengamatan, dan teknk percobaan akan dterma sebaga artkel CATATAN. Pedoman penulsa* dcantumkan pada tap penerbtan. ndeks penuls dan subjek serh dafar pakar penelaah (mlha beffr) dcantumkan d trp nomor temkhr pada Uap rclume. PENANGGUNG AWAB Bambang Pramudya Prastowo DEWAN EDTOR lgbta Had Suslo Arfn Budlndra Setawan Ahmad Fauze Ahmad Sulaeman Al Komsan Bambang Hero SaharJo Anggff Agk Suprayog Danel Murdyarso Ar Purbayanto Cece Sumantr EDTOR TEKNS At Dw Nurhayat Muhamad Tholbn SEKRETARAT Eus Sartka Endang Sugand Sumardjo HadS. Alkodra Sumnar S. Achrnad Alex Hartana SupandSabhan

Jurnal llmu Pertanan lndonesa, Agustus 2012, hlm. tssn 0853-4217 1 59-165 Vol. 1 7 No.2 PENDUGAAN PAMMETER DEMOGRAF DAN BENTUK SEBARAN SPASAL BAWAK KOMODO (Varanus komodoenss Ouwens 1912) D PULAU RNCA,, TAMAN NASONAL KOMODO (ESTMATON OF DEMOGRAPHTC PARAMETTnS A]UO SPATTAL DTSTRTBUTTON PATTERN OF KOMODO ( Varanus komodoenss Ouwens 1912) [N RNCA SLAND, KOMODO NATTONAL PARK) Yanto Santosar), R. Yos Zanal Muhammad2), Dede Aula Rahmanr*) ABSTRACT Komodo s one of the protected rare reptles that can only be found wthn the Komodo Natonal Park and the northern sland of Flores. Ths study was amed to determne the speces poputaton parameters and spatal dstrbuton. Data collecton on populaton and spatal dstrbuton of komodo were conducted usng 2O transects wth four repettons, of whch 5 transects were placed n the decduous forcst and 15 n the savannah wth a total samplng anea of 2 ha. The form of spatal dstrbuton was obtaned usng the methods of varance rato, dsperson ndex, green ndex, clumpng ndex and ch-square, n addton, vegetaton analyss was carred out on a 4 ha samplng plot. Results of the observatons ndcated that the sze of the komodo populaton on Rnca sland was 698 ndvduals wth a densty of 3.15 ndvduals/kmz comprsed of: adults wth 1,7 ndvduals/km2; sub-adults wth 0.65 ndvduals/km2; juvenles wth 0.8 ndvduals/kmz and nfants wth 0.4 ndvduals/kmr. The densty of komodo n the decduous forest (8.4 ndvduals/km2) was much hgher than n the savannah (O.64 ndvduals/km2). The brth rate of komodo (LL.27o/o) was hgher than the mortalty rate (4.23ort), The sex rato was 3:1. Wthn the study area, komodo dstrbuted wthn clusters as ndcated by the rato of mean value ot?,77; dsperson ndex 3.72 green ndex O.O8; clumpng ndex 2.72 and ch-square 167,059.6, Chance of encounters wth Komodo n both types of habtat was much hgher n the mornng (80o/o) than durng the day (20o/o). Keywords: Demographc parameter, spatal dstrbuton, komodo. ABSTRAK Komodo merupakan salah satu reptl langka, dlndung dan hanya dapat dtemukan d Taman Nasonal Komodo serta bagan utara Pulau Flores. Oleh karena tu peneltan n yang beftujuan untuk mengetahu perkembangan parameter populas maupun sebaran spasalnya perlu dlakukan. Pengamblan data populas komodo dan penyebaran spasal berlangsung pada 20 transek dengan 4 kal pengulangan dmana 5 transek d hutan musm gugur dan t5 transek d savana dengan luas total pengamblan contoh 2OO ha. Bentuk sebaran spasal dperoleh dengan metode varan raso, ndeks dspers, ndeks green, ndeks clumpng, dan ch-square. Selan tu, dlakukan juga analss vegetas pada plot contoh seluas 4 ha. Hasl pengamatan menunjukkan bahwa ukuran poputas komodo d Pulau Rnca mencapa 698 ndvdu dengan kepadatan 3115 ndvdu/km2 yang terdr atas: dewasa = 1,7 ekor/km2, remaja - 0165 ndvduat/km2, anak = 0F ekor/kmz dan bay = 0r4 nd/km1 Kepadatan komodo d hutan musm gugur (44 nd/km2) jauh lebh tngg dbandngkan d savana yang hanya 0,64 nd/kmz. Nataltas dar komodo (lt,27o/o) lebh tngg dbandnglan dengan kematan yang mlncapa 4,23o/o' Raso jens kelamn komodo jantan dan betna komodo adalah 3: 1. D areal stud, komodo menyebar secara mengelompok sebagamana dtunjukkan oleh nla raso ragam-nla tengah sebesar 3,77;ndekc- dspers 3,72; ndel<s green 0,08; ndeks clumpng 2,72, dan ch-kuadrat 167.05%6. Peluang perjumpaan dengan komodo bak d savana maupun hutan musm gugur jauh lebh tngg pada pag har (80o/o) dbandngkan sang har (2Oo/o). Kata kunc: Parameter demograf, sebaran spasal, komodo. 1)Dep. Konservas Sumberdaya Hutan dan Ekowsata, Fakuhas Kehutanan, nsttut Pertanan Bogor. -. ') Program Sarjana, Dep. Konservas Sumberdaya Hutan dan Ekowsata, Fakultas Kehutanan, nsttut Peftanan Bogor. x Penu s korespondens : dede_fa hutan pb@ mal. com PENDAHULUAN Komodo merupakan salah satu fauna ssa pennggalan zaman purba yang mash hdup hngga

160 Vol. 17 No. 2 J.lmu Peft. ndonesa sekarang. Satwa n merupakan satwa endemk dan keberadaannya hanya tersebar d Pulau Komodo, P. Rnca, P. Gl Motang (Jessop et al, 27), dan sebagan kecl d utara dan barat Pulau Flores (Erdmann, 24). Reptl berukuran besar, langka dan terancam punah n dlndung oleh Undang- Undang Perburuan dan Perlndungan Bnatang Lar tahun 1931. Menurut Mulyana dan Rdwan (1992), selan banyak menark perhatan dan mengundang kekaguman masyarakat umum, komodo juga banyak menark perhatan para lmuwan. Beberapa aspek lmah mengena komodo telah dtelt. Namun, aspek parameter demograf belum seluruhnya terungkap. Padahal perkembangan parameter demograf dar waktu ke waktu sangat dperlukan bag analss kelestarannya d masa yang akan datng. Sehungan dengan tu, peneltan n bertujuan untuk mengetahu parameter demograf komodo terbaru. Melalu data dasar yang dperoleh dar peneltan n dharapkan dapat dgunakan untuk menduga populas hpotetk komodo dalam beberapa tahun ke depan. Selan tu, peneltan juga dtujukan untuk mengetahu pola sebaran spasal komodo yang tdak saja pentng bag penyusunan metoda nventarsas juga akan berguna bag pengelolaan kawasan bak untuk tujuan ekowsata maupun upaya perlndungan dan pelestaran secara n-stu dan ex-stu speses n. METODE PENELTAN Peneltan n berlangsung pada bulan Februar s/d Jun 28 d Pulau Rnca, SPTN 1 Rnca, Taman Nasonal Komodo, Nusa Tenggara Tmur. Alat yang dgunakan dalam peneltan antara lan adalah peta kawasan, bnokuler, kompas, pta meteran, tambang plastk, kamera foto, Global Postonng System (GPS), phband, dan tally sheat. Adapun objek peneltan n adalah populas komodo dalam berbaga kelas umur, yakn tetasan, anak, muda, dan dewasa. Pengenalan lapang dlakukan selama *2 mnggu sebelum pengumpulan data. Hal n dperlukan untuk mengetahu konds umum lokas peneltan, mencocokan peta kerja dengan konds lapangan, menentukan jalur dan ttk pengamatan serta mengetah u ka ra kterstk habtat komodo. Pengumpulan data parameter demograf dan bentuk sebaran spaslal dlakukan dengan menggunakan metode kombnas antara transek jalur (stnp transek) dan ttk pengamatan (pont of abundance). Pengamatan dlakukan pada 2 tpe habtat yatu savana (sebanyak 15 jalur/transect) dan hutan mush gugur (sebanyak 5 jalur) dengan pengulangan 4 kal setap jalurnya. Panjang masngmasng jalur *1 km dengan lebar jalur kanan kr *5p m dan berhent pada setap ttk pengamatan selama *10 ment jarak antar ttk pengamatan t1, m. Ttk-ttk pengamatan dtetapkan sedemkan rupa sehngga tdak bersfat tumpang tndh. Jarak antar jalur pengamatan *1 km untuk menghndar perhtungan ganda. Sedangkan untuk mengetahu komposs jens dan struktur vegetas dlakukan analss vegetas d hutan gugur sebanyak jalur dengan panjang 2 m (Soeranegara and ndrawan, 25). Jalur-jalur contoh dbuat memotong gars kontur, msalnya dar tep laut pedalaman, memotong sunga, dan nak atau turun lereng pegunungan. Analss Data 1. Parameter Demograf Pengolahan data parameter demograf menggunakan persamaan-persamaan sebaga berkut (Tarumngkeng, 1994): a. Populas (Caughley, 1977) Populas Dugaan "r P=ff"A Besarnya Ksaran Populas r- P x SE se=./s; " tr-, *-,=h:4' V r " N Dr- n-1 b. Kelahran (Natahtas) (Tarumngkeng, 1994).B L,t -- N B * jumlah ndvdu yang dlahrkan, N = jumlah seluruh anggota populas. c. Kematan (Mortaltas) -D L,r, - - N D = jumlah yang matdarsemua sebab dalam waktu satu tahun. N = jumlah seluruh anggota populas. d. Nsbah Kelamn (Sex Rato) fd s.t? = " BP Jp = jumlah jantan potensal reproduks. gp = jumlah betna potensal reproduks.

Vol. 17 No. 2 2. Bentuk Sebaran Spasal Bentuk sebaran spasal dtentukan dengan menggunakan penghtungan beberapa ndek ytu raso nla tengah (fr) dan ragam (su),ndeks Dsperson (D), ndeks of Clumpng (C), ndek Green (G), dan ChFSquare 17;. Uasng-masng ndek tersebut dhtung dengan rumus-rumus sebaga berkut: a. Metode raso ragam dan nla tengah o pola sebaran acak, o* : p. Pola sebaran mengelompo( ert F lr. pola sebaran merata, r, { U b. ndek Dsperse o2 1D=L X,S2 = keragaman contoh X = rata-rata contoh lka: D = 1, maka satwa menyebar acak D < 1, maka satwa menyebar homogen D > 1, maka satwa menyebar kelompo(agregat c. ndek of Clumpng C = D*l Keterangan: D = ndeks dsperse C = ndeks of clumpng Jka: C = 0, maka satwa menyebar cak C = -1, maka satwa menyebar homogen C = n-1, maka satwa menyebar kelompok d. ndek Green G= JC n-l Keterangan: G = ndeks green C = ndek of clumpng Jka:G = 0, maka satwa menyebaracak G = 1, maka satwa menyebar kelompok e. ChFSquare T =rd(ar-r) Keterangan: try' = jumlah kontak dengan satwa. [lt"l': uj yang dgunakan untuk N<30, sebaga berkut: a) Jka X' S X.r* maka pola sebaran seragam (unform) b) J,l<a X.rr, < X2 < X o* maka pola sebaran aak(nndom) J.lmu Pert. ndonesa 161 c) Jka X'z X.*, maka pola sebaran (clumpedl 3.*Analss Vegetas. Dar hasl pengukuran dapat dhtung besaran sebaga berkut : K= Znd Luas eontoh K dar suatu ens K seluruh jens DR= F- Jumlah.bdang dasar Luas petak contoh D dar suatu jens _;_;_..-_ xt0do/o u seturuk Jen$ 2 plot dtemukan suatu jens Luas seluruh plot F dar suatu ens FR= xl}oyo r seturun.len$ = ndeks Nla Pentng = KR + DR+ FR kelompok besaran- Keterangan: K (Kerapatan); KR (Kerapatan Relatfl; D (Domnans); DR (Dornnans Relatfl; F (Frekuens); FR (Frekuens Relatf); NP (ndek Nla pentng). HASL DAN PEMBAHASAN A. Parameter Demograf Ukuran dan Kepadatan populas. Pendugaan populas komodo d areal peneltan dtentukan berdasarkan jumlah ndvdu yang dtemukan pada beberapa jalur contoh. Luas total P. Rnca-TNK adalah 196,25 km2, dengan tuas area peneltan 2 km2 (S C,99o/o). Berdsarkan hasl pengamatan dtemukan sebanyak 142 rdvdu antara lan 16 ndvdu tetasan, 32 ndvdu anakan, 26 ndvdu muda, dan 68 ndvdu dewasa. Untuk ndvdu tetasan hanya dtemukan pada satu srang 9*oa9 d Loh Buaya, yatu pada jalur 10 seuagj jalur wsata. Data tebh lengkap tersaj pada Tabel 1. Jalur pengamatan yang palng banyak dtemukan populas kornodo ytu 'pad lalur '10 (L,Bya - Hutan) dbandngkan dengan jlur-jatur lannya. Jalur n merupakan 3alu yang 6Asa dgunakan oleh para pengunjung, dmjna petuang untuk melhat komodo sangat besar. Hal nl dkarenakan potens pakan komodq palon mangst t

162 Vol. 17 No. 2 J.lmu Pert. ndonesla komodo, maupun potens ar bag mangsa komodo d jalur n dan d sektarnya cukup banyak. DbuKkan selama pengamatan banyak dtemukan satwa mangsa komodo sepert rusa tmor, kerbau ar, dan monyet ekor panjang, Tabel 1. Sebaran jumlah ndvdu komodo berdasarkan kelas umur dan tpe habtat. ralur,l". 1 HGl 2 HG2 3 Svnl 4 HG3 5 Svn2 6 HG4 7 Svn3 B Svn4 9 Svn5 10 HG5 11 Svn 6 12 Svn 7 13 Svn 8 14 Svn 9 15 Svn 10 16 Svn 11 17 Svn 12 18 Svn 13 19 Svn 14 20 Svn 15 Lokas Ttsn Ank Md Dws Ttl L.Bya 0 L.Km 0 L.Km 0 L.Bya x 16 WWX O WWO WW-LG O WW-LG O LGO LGO L.Bya 0 L.Km 0 L.Km 0 L.Km 0 11 23 4L 11 41 31 T2 02 t29 2A L2 01 11 01 46 3B 16 57 05 610 36 13 22 s9 99 22 24 t4 34 46 23 Keterangan: x) Jalur wsata; L.Bar: Loh Baru; L.Bya: Loh Buaya; L.Km: Loh Kma; WW: Wae Waso; LG: Lengkong Gurung; Ttsn: Tetasan; Ank: Anakan; Md: Muda; Dws: Dewasa. Untuk jalur-jalur yang tdak dtemukan komodo terdapat 5 jalur, yatu L.Bar - Savana 1, LG - Savana 10, L.Km - Savana 13, L.Km - Savana 14, dan L.Km - Savana 15. Walaupun djalur n banyak dtemukan satwa mangs komodo, tetap konds alam yang terlalu terbuka sehngga menyultkan komodo untuk mendapatkan mangsanya dan satwa mangsa lebh mudah untuk menghndar komodo, Komodo d P, Rnca memlk dugaan populas sebesar 698 ndvdu dengan kepadatan 3,15 nd/km2, Hasl peneltan lan yang dlakukan oleh BTNK (27) mengena populas komodo d p. Rnca menyatakan bahwa jumlah populas komodo dduga sebanyak 1329 ndvdu. Tabel 2. Dugaan populas dan kepadatan komodo d P. Rnca berdasarkan kelas umur. Duoaan.- [u od,r.s,r?*? se Ksaran Populas (nd) Ttsn_ 79 0,4 0,82 78,L8-79,82 Ank L57 0r8 0,62 156,38 - L57.62 Md 128 0,65 0,45 L27,55 - L28,45 Dws 334 L,7 1,18 332,82-335,18 Keterangan: Ttsn: Tetasan; Ank: Anakan; Md: Muda; Dws: Dewasa. Kepadatan komodo pada berbaga kelas umur d tap tpe habtat memlk nla yang berbeda (Tabel 3). Pada hutan gugur memlk kepadatan lebh tngg dar pada d savana. Tabel 3. Kepadatan populas komodo berdasarkan KU terhadap tpe habtat. Tetasan Anakan Muda Dewasa Kelas Umur Kepadatan (nd/km2) Hutan Gugur 1r6 2,3 1r5 3 Savana 0 0r1 0,L2 0,42 otal 8,4 0,64 nventarsas komodo setap tahun dlakukan untuk menduga kelestaran populas komodo dan pendukung dalam kegatan ekowsata d TNK. Kegatan n dlakukan oleh phak BTNK, LSM, maupun penelt-penelt lannya, Beberapa penelt melakukannya dengan metode-metode yang berbeda, sepert fedng (pengumpanan), jalur, atau co n se n tra to n co u n t (T abel 4). Tabel4. Perkembangan populas komodo d P. Rnca. Tahun Populas (nd) Metode Keterangan 21 22 23 24 25 26 1110 1265 t346 L29B Feedng Feedng Feedng Feedng 27 L329 Feedng Tdak dlakukan peneltan Tdak dlakukan peneltan

Vol. 17 No^ 2 J.lmu Pert. ndonesa 163 nventarsas yang dlakukan dengan menggunakan pengumpanan (feedng) oleh phak BTNK menggunakan dagng kambng yang dpasang dbeberapa plot yang sama selama bertahun-tahun. Hasl analss dar metode feedng selama 6 tahun ke belakang bahwa populas komodo mengalam penngkatan sebesar t3,960/o dar 11 ndvdu pada tahun 21 menjad 1265 ndvdu pada tahun 23. Pada tahun 24 mengalam penngkatan sebesar 6,40/o dbandngkan menjad 1346 ndvdu. Untuk tahun 25 mengalam penurunan populas sebesar 3,57o/o dar 1346 ndvdu pada tahun 24 menjad 1298 ndvdu pada tahun 25 dan pada tahun 27 mengalam kenakan sebesar 2,33o/o. tahun 23 Struktur Umur StruKur umur dapat dgunakan untuk menla keberhaslan perkembangbakan satwalar sehngga dapat menduga prospek kelestarannya. Pengklasfkasan struktur umur komodo, yatu berdasarkan kelas umur tetasan, anakan, muda, dan dewasa (Gambar 1). Nla tetasan tersebut ddapatkan dar hasl hatclng bulan Februar 28 pada satu sarang komodo yang dpagar yang beftujuan untuk menghndar predator terhadap telur maupun tetasan komodo dan juga sebaga pemantauan hasl tetasan pada sarang komodo. Untuk kelas umur anakan dan muda nrasng-masng sebesar (22,49o/o dan 18,34olo). Nsbah Kelamn (Sex RatQ Berdasarkan peneltan-peneltan sebelumnya mengena sex rato komodo n, menurut Fakhruddn (1998), bahwa sex nto komodo sebesar 4,2: L dan Auffenberg (1981) sebesar 3,4 : L. Nla n tdak begtu jauh dengan hasl yang ddapat sejama pengamatan. Berdasarkan hasl pengamatan bahwa perbandngan jumlah jantan potensal reproduks terhadap jumlah betna potensal reproduks pada komodo selama pengamatan dtemukan 51 ndvdu komodo jantan dan 17 ndvdu komodo betna dar kelas umur dewasa dengan perbandngan sebesar 3 : 1. Sehngga dpastkan akan terjad persangan yang cukup tngg dalam memperebutkan ndvdu betna oleh ndvdu jantan pada saat musm kawn. Hal n merupakan konds alam yang tefad pada komodo untuk menghndar ledakan populas sehngga populasnya dapat stabl. Kelahran (Nataltas) dan Kematan (Moftaltas) Berdasarkan hasl pengamatan terhadap kelahran komodo yang ddapat dar data penetasan (hatclng) Februar 28 yatu sebesar 16 ndvdu. Untuk angka kelahran dar jumlah tetasan terhadap total ndvdu sebesar LL,Z7o/o. Nla tersebut menyatakan bahwa tngkat kelahran komodo cukup tngg. Hal n dkarenakan sudah adanya pengelolaan terhadap sarang komodo dengan melakukan pemagaran terhadap sarang komodo. Sedangkan angka kematan komodo sebesar 4,23o/o yang dtemukan pada tetasan komodo sebanyak 6 ndvdu. Bentuk Sebaran Spasal Bentuk sebaran spasal pada (c) Gambar 1. (d) Komodo berdasarkan kelas umur: a) dewasa, b) muda, c) anakan, dan d) tetasan. t l t komodo dtentukan berdasarkan kontak dengan masng- Berdasarkan analss data untuk struktur umur komodo dperoleh nla kelas umur dewasa memlk jumlah terbesar 47,85o/o dbandngkan dengan kelas umur yang lan. Sedangkan untuk nla yang terkecl yatu pada kelas umur tetasan sebesar LL,3to/o, masng ndvdu komodo. Hasl analss data dengan menggunakan beberapa metode yang tersaj pada Tabel 5. Bentuk sebaran komodo dar kedua tpe habtat (hutan gugur dan savana) adalah mengelompok. Hal n besar kemungknan dsebabkan oleh beberapa faktor, antara lan: a) Komodo lebh serng berkumpul d daerah dekat pemukman atau pos-pos jaga yang lokasnya berada d hutan.

164 Vol. 17 No. 2 J.lmu Peft. ndonesa b) Penyebaran pakan pada saat musm kemarau cenderung lebh banyak d daerah hutan karena mash terdapat sumber ar, sehngga komodo perburuan lar n dapat menghambat kelestaran ekosstem d TNK. Kepadatan populas rusa berdasarkan peneltan Djuanda (28) mencapa serng berkumpul d hutan. Komodo lebh serng dtemukan d daerah savana yang terdapat pohon-pohon yang dgunakan komodo untuk strahat. 1,3 nd/ha. Populas mangsa komodo (rusa) tergolong berdatangan ancaman terhadap kelangsungan hdupnya, sehngga dapat mengalam penurunan secara drasts dan populas yang terssa sekarang dalam keadaan terpencar d habtat-habtat yang daya dukungnya juga sudah semakn menurun. c) Tabel 5. Pola sebaran spasal komodo. Metode Anass Data y2htung Nla tt X2tabel (q=11,o=0.05) Raso NlaTengah dan Ragam D (ndeks Dspers) c (tnaeks ctumpng) G (ndeks Green) H];: Bentuk Sebaran Berkerompok 3,722 Berkelompok 3,72 ^ Berkelompok,z 0,08 Berkelompok B. Konds Vegetas Hasl analss vegetas menunjukkan bahwa d hutan musm gugur terdapat 11 jens tumbuhan tngkat dmana jens Alstona scholars memlk ndeks nla pentng (NP) terbesar yatu 58,Z4o/o sedangkan yang terendah yatu jens Fcus sp. 6,420/o. Dar semua jens pohon n yang serng dgunakan komodo untuk berteduh dan berstrahat adalah Tamarndus ndca. Untuk tngkat tang, Np terbesar adalah jens Alstona scholars 74,BZo/o dan terendah Schoutena ouata 36,790/o. pada tngkat pancang, NP terbesar adalah Phtecelobum umbeltum 9O,2Bo/o dan terendah Voacangan grandtoltb sebesar 18,060/o. Sedangkan tngkat sema, NP terbesar adalah Voacangan grandtola dan jens Alstona scholars sebesar 36,360lo dan terendah yatu Rhzophora sp., Calophylum n op h yl u m dan Pte rospe rm u m dve rs fo u m 1 B, 1 Bolo. Penutupan tajuk d hutan gugur dapat melndung komodo dar cahaya matahar sekalgus memudahkan berburu mangs. pada kerapatan vegetas tngkat sema 27,5 nd/ha, pancang 20 nd/ha, tang 20 nd/ha, dan pohon L22,5 nd/ha, komodo akan mash merasa mudah untuk melhat dan berburu mangsa. C. Faktor-faktor yang mempengaruh populas komodo Perburuan satwa mangsa komodo Rusa tmor sebaga pakan utama komodo menjad sasaran perburuan lar yang dlakukan oleh masyarakat dl luar kawasan, bak secara langsung maupun menggunakan anjng. Dampak dar mqngkhawatrkan karena terus Perubahan Habtat Perubahan habtat non alam mempengaruh kemampuan komodo untuk melangsungkan hdupnya. Perubahan n dapat berupa fragmentas, kerusakan, dan kehlangan habtat yang masngmasng atau secara bersama memlk efek negatf terhadap satwalar (Alkodra, 22), dan memberkan efek yang sama buruknya dengan perburuan terhadap populas komodo. Ancaman terhadap habtat komodo akan sangat mempengaruh kemampuannya untuk melakukan reproduks yang akhrnya akan menyebabkan populas komodo menurun. Daerah savana menjad bagan pentng bag kehdupan komodo. Berbaga akvtas serng dlakukan komodo d savana, sepert berjemur (baskng). Sehngga ancaman dar kebakaran hutan dapat mengurang pergerakan komodo. Pengumpanan (Feedng) Komodo menjad perhatan duna n menjad daya tark dar meda elektronk (stasun televs), Berbaga atraks komodo serng dlakukan untuk membuat flm dokumenter dengan cara pengumpan an (feedng) mengg u na kan kambng, bak hdup maupun mat. Hal n dlakukan untuk menark perhatan komodo yang begtu tajam pencumannya terhadap dagng dan darah, sehngga mempermudah dalam melakukan atraks komodo yang dngnkan. Komodo merupakan satwa yang mempunya kemampuan berburu dar berbaga kelas umur berbeda-beda, semakn dewasa kemampuannya menjad semakn menurun. Selama peneltan, dtemukan komodo berburu rusa maupun kerbau, terbukt bahwa komodo muda yang melakukan perburuan dan menyebabkan luka pada mangsa, kemudan komodo-komodo lannya (khususnya dewasa) berdatangan untuk melakukan aktvtas makan pada rusa tersebut. Dengan adanya kegatan feedng dalam jangka pendek tdak akan menmbulkan dampak yang besar, namun dalam jangka panjang lambat-laun akan menyebabkan perubahan perlaku dan genetk komodo. Hal n

Vol. 17 No. 2 J.lmu Peft. ndonesa 165 menjad salah satu fakor yang dapat menyebabkan kepunahan terhadap komodo. D. Hubungan Waktu perjumpaan dengan Tpe Habtat Peluang perjumpaan d savana pada pag har sebesar 88o/o, sedangkan pada sore har hanyjl2o/o. Pada huhn gugur, peluang perjumpaan pada pag har sebesar 86 dan sore har sebesar 2O%. nal n dkarenakan komodo lebh mudah djumpa pada waktu pag har pada saat aktvtas baskng. Menjelang sang har komodo melakukan akvtas d pohon sepert strahat, tdur, atau menghndar serangan dar predator maupun komodo lannya. Hal n menjad rekomendas dalam pengelolaan ekowsata d TNK. Wsatawan yang datang ke TNK untuk melhat komodo dapat dlakukan pada pag har _Qrena peluang untuk melhat komodo leuh tngg dbandngkan dengan sang maupun sore har. KESMPULAN Nla dugaan akhr populas komodo d p. Rnca sebesar 698 ndvdu dengan kepadatan 3,15 nd/km2. Untuk KU tetasan mempunya populas sebesar 79 ndvdu dengan kepadatan 0,4 ndlkmz, anakan 157 ndvdu dengan kepadatan 0,8 nd/km2, remaja 128 ndvdu dengan kepadatan 0,65 nd/kmr, dn dewasa 334 ndvdu dengan kepadatan L,7 nd/km2. Angka kelahran komodo sebesar LL,27o/o dan angka kematan sebesar 4,23o/o, serta sex-nto komodo sebesar 3 : 1. Bentuk sebaran spasal komodo adalah mengelompok, dengan peluang perjumpaan d savana pada pag har sebesar BBo/o, sedangkan pada sore har hanya l2o/o. Pada hutan gugur, peluang perjumpaan pada pag har sebesar 80o/o dan sore har sebesar 20olo. Djuanda, T.D,.28. Potens Mamala Besar Sebaga Mangsa Kornodo (Varanus komodoenss) D Pulau Rnca Taman Nasonal Komodo Nusa Tenggara T'mur. Skrps. Departemen * Konservas Sumberdaya Hutan dan Ekowsata. Fahutan PB. Bogor. Erdmann, A.M. 24. panduan Sejarah Ekolog Taman Nasonal Komodo. Buku 1 : Darat. The Nature Conservancy-ndonesa Coastal and Marne Program. Fakhruddn. 1998. Pendugaan parameter Demograf Populas Komodo (Varanus komodoensr$ d Pulau Komodo Taman Nasonal Komodo Nusa Tenggara Tmur. Skrps. Jurusan Konservas Sumberdaya Huhn. Fahutan pb. Bogor. Jessop, et a.2q07. Ekolog populas, reproduks, dan spasal bawak komodo (Varanus komodoenss) d Taman Nasonal Komodq ndonesa. BTNKCRESS-ZSSD/TNC. Mulyana, A & W. Rdwan. 1992. Bodata dan perlaku reproduks komodo (Varanus komodoenss perkembangan nformas sampa tahun 1992. Asul No. 5. B Peneltan KehutaRan Kupang. Kupang. Peraturan Perlndungan Bnatang-bnatang Lar (Derenbeschermngsordonante 1931, Staasblad 1931: 134). Soeranegara, & A. ndrawan, Z0AS. Ekologt Hubn ndonesrb. Laboratorum Ekolog Hutan Fakultas Kehutanan pb. Tarumngkeng, R.C. 1994. Dnamka populas: Kajan ekolog kuanttatf. Pustaka Snar Harapan bekerja sama dengan Unverstas Krsten Krda Wacana. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Alkodra, H.S. 22. pengelolaan Satwalar Jld. Yayasan Penerbt Fakultas Kehutanan pb. Bogor. Auffenberg, W. 1981. Behavoral Ecology of the Komodo Montor. Florda State Museum. Unversty of Florda. Ganessvlle. Florda. BTNK. Z@7. Statstk Taman Nasonal Komodo. Taman Nasonal Komodo. Labuan Bajo. Caughley, G. L977. Analyss of Vertebrate populaton. Jotrr $rky and Sons. London.