PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA LINE POUCH PT.XYZ

Analisis Perhitungan Nilai Overall Equipment Effectivness Pada Mesin Gang Rip Saw. (Studi Kasus CV Cipta Usaha Mandiri)

ANALISIS PERHITUNGAN EFEKTIFITAS MESIN FILLER LINE LAB MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus di PT.

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada. perusahaan tersebut seperti man, machine, material, methode serta

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Efektivitas Mesin Batching Plant 1 dan Mesin Batching Plant 2 dengan Overall Equipment Effectiveness Pada PT. X

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan.

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

2.2.2 Keuntungan TPM Total Effectiveness (Keefektifan Total) Overall Equipment Effectiveness

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PENINGKATAN KINERJA MESIN DENGAN PENGUKURAN NILAI OEE PADA DEPARTEMEN FORGING DI PT. AAP

BAB III LANDASAN TEORI

HASBER F. H. SITANGGANG

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

AUTONOMOUS MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PILOT LINE FACTORY 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk BAGERPANG POM SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan. Kinerja ekspor

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

BAB III METODOLOGI.

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES MANUFAKTUR (Betrianis, et al.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KEEFEKTIFAN MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT BUKAKA TEKNIK UTAMA DIVISI BOARDING BRIDGE

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT.

PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) SEBAGAI DASAR OPTIMASI PRODUKTIVITAS (Studi Kasus di PT. Sweet Candy Indonesia)

ANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

STRATEGI PERAWATAN MESIN KAPAL TERHADAP EFEKTIVITAS OPERASIONAL MT. CITRA BINTANG GELADIKARYA. Oleh : SURYA DARMAWAN, ST NIM.

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)

PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. XYZ

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

BAB I PENDAHULUAN. peragian yang ada di Brew house depart hingga proses packaging PT. MBI. produktivitas yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.

USULAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN K413 BERDASARKAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS PADA DIVISI KNITTING DI PT MULIA KNITTING FACTORY

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN PRODUKSI PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI KABUPATEN ACEH TAMIANG

BAB V ANALISIS HASIL

ANALISIS PEMELIHARAAN PRODUKTIF TOTAL PADA PT. WAHANA EKA PARAMITRA GKD GROUP

USULAN PERBAIKAN TERHADAP MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT.

USULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN FIN FORMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT.

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era kompetisi global dan industrialisasi yang semakin canggih,

Transkripsi:

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA Meisarah Sabrina Arifianty (1) Rani Rumita (2) Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro JL. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239 Email: meisarahsabrina@gmail.com 1) ; ranirumita@gmail.com 2) ABSTRAK Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah salah satu indikator pengukur performa mesin yang banyak diterapkan para pelaku industri di dunia. Overall Equipment Ejéctiveness (OEE) merupakan metode pengukuran efektivitas penggunaan peralatan dalam penerapan program Total Productive Maintenance (TPM). Metode ini telah banyak diaplikasikan dalam proses manufaktur perusahaan yang berasal dari Negara Jepang, benua Eropa maupun Amerika. Kemampuan mengidentifikasikan secara jelas akar permasalahan dan faktor penyebabnya yang membuat usaha perbaikan menjadi terfokus merupakan faktor yang menjadikan metode ini diaplikasikan secara menyeluruh olch banyak perusahaan di dunia. Untuk mendapatkan nilai OEE maka diperlukan perhitugan tiga rasio, yaitu Availability Factor, Performance Factor, dan Quality Factor. Penelitian ini dilakukan pada Cylinder Head Line karena sering terjadi line stop akibat tingginya breakdown time. Faktor yang menyebabkan proses produksi pada Cylinder Head Line PT. TMMIN berjalan kurang maksimal adalah tingginya breakdown time yang menyebabkan line stop. Terjadinya breakdown pada mesin biasanya disebabkan oleh keausan part, kesalahan kontrol dari operator, sistem pendingin yang tidak berjalan normal, dll. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai OEE Cylinder Head Line PT. TMMIN adalah sebesar 94,03%.Nilai tersebut telah melampaui nilai standard OEE Internasional sebesar 85%. ABSTRACT Overall Equipment Effectiveness (OEE) is one of the measuring indicators of machine performance which widely applied by industry actors in the world. Overall Equipment Ejéctiveness (OEE) is a method of measuring the effectiveness of the use of equipment in implementation of Total Productive Maintenance (TPM). This method has been widely applied in the manufacturing process of companies originating from Japan, Europe and America. Ability clearly identifying root causes and contributing factors that make improvement efforts be focused are the factors that make this method was applied thoroughly by many companies in the world. The calculation of OEE value requires three ratio, Availability Factor, Performance Factor, and Quality Factor. The factors that led to the production process in the Cylinder Head Line PT. TMMIN less than the maximum run time is the high breakdown that led to the stop line. The occurrence of breakdown in the engine is usually caused by wear and tear of parts, error control of the operator, the cooling system is not running normally, etc. The results showed the value of OEE Cylinder Head Line PT. TMMIN amounted to 94.03%. The value has exceeded the value of International standard OEE of 85%.

1. Pendahuluan Pada saat ini dunia telah memasuki era globalisasi dimana tidak ada lagi penghalang antara seluruh negaranegara di dunia. Era globalisasi ini ditandai dengan berlangsungnya perdagangan bebas yang mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dunia bisnis. Untuk menyikapi hal tersebut, maka setiap perusahaan dituntut untuk selalu memperbaiki setiap departemen dan proses yang ada didalamnya. Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatanadalah dengan meningkatkan utilisasi peralatan (mesin) seoptimal mungkin. Suatu perusahaan manufaktur dituntut untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas terutama pada lantai produksi demi meningkatkan kinerja perusahaan.. Peningkatan produktivitas sangatlah penting bagi perusahaan untuk memperoleh keberhasilan pada proses produksi. Bila produktivitas tenaga ketja tinggi maka akan sangat menunjang kemajuan perusahaan dan juga dapat meningkatkan daya saing perusahaan terutama untuk menghadapi era pasar global sekarang ini.. Salah satu contoh peningkatan produktivitas adalah dengan mengevaluasi kinerja fasilitas produksi pada perusahaan. Pada umumnya, masalah yang ditimbulkan dari fasilitas produksi yang menyebabkan proses produksi terganggu atau terhenti sama sekali dapat dikategorikan menjadi 3, yakni faktor manusia, faktor lingkungan, dan faktor mesin. Ketiga hal tersebut saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya.. Dari hasil observasi, pada area Cylinder Head Line bulan Januari 2014 memiliki masalah waktu line stop yang paling tinggi dibandingkan dengan bulan lainnya. Hal ini disebabkan oleh tingginya breakdown duration pada mesin tersebut karena berbagai hal, Cylinder Head Line memiliki tingkat kerusakan tertinggi setiap tahunnya apabila dibandingkan dengan line yang lainnya. Sehingga pada Line Cylinder Head membutuhkan perhatian khusus agar mesin dan peralatan yang digunakan dapat bekerja secara efektif. 2. Studi Pustaka Sistem Perawatan Menurut Gasperz (1992), perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari

sistem itu dapat diharapkan menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki. Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi, dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka lebih intensif. Pada dasarnya terdapat dua prinsip utama sistem perawatan yaitu: 1. Menekan (memperpendek) periode kerusakan (breakdown period) sampai batas minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis. 2. Menghindari kerusakan (breakdown) tidak terencana kerusakan tiba-tiba. Menurut Gasperz (1992) terdapat dua kegiatan dalam sistem perawatan yang berkaitan dengan tindakan perawatan yaitu: 1. Perawatan yang bersifat preventif Perawatan ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan peralatan sebelum peralatan itu menjadi rusak. Pada dasarnya yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakankerusakan yang tidak diduga dan menentukan keandalan yang dapat menyebabkan fasilitas produk mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses operasi. Dengan demikian semua fasilitas operasi yang mendapat perawatan preventif akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi yang siap digunakan untuk setiap proses waktu, hal ini memerlukan suatu rencana dalam jadwal perawatan yang sangat cermat dan rencana yang lebih tepat. 2. Perawatan yang bersifat korektif Perawatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki perawatan yang rusak. Pada dasarnya aktivitas yang dilakukan adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan ataupun kelainan pada mesin tersebut. Perawatan korektif dapat didefinisikan perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi tidak dilakukan perawatan preventif tapi sampai pada waktu tertentu rusak. Jadi dalam hal ini kegiatan perawatan sifatnya harus menunggu sampai terjadi kerusakan. Total Productive Maintenance (TPM) Pengertian TPM menurut Roy Davis dalam buku Productivity Improvements Through TPM : The Philosophy and Application of Total Productive Maintenance adalah sebagai berikut. Total Productive Maintenance (TPM) adalah pendekatan yang dilakukan negara Jepang untuk memaksimalakan efektivitas mesin yang digunakan dalam

bisnis mereka. Hal ini tidak hanya melibatkan pemeliharaan, tetapi semua aspek dari operasi dan instalasi mesinmesin, dan motivasi untuk orang yang bekerja dalam perusahaan. (Davis, 1995) Seiichi Nakajima yag merupakan tokoh pembawa TPM ke Jepang berpendapat sebagai berikut. Tujuan TPM adalah untuk meningkatkan efektivitas peralatan sehingga setiap peralatan dapat dioperasikan secara maksimal dan dipertahankan pada tingkat itu. Manusia, pekerja, dan mesin harus berfungsi baik, di bawah kondisi optimal dengan kerusakan nol dan nol cacat. Meskipun sulit mendektai nol, percayalah bahwa tercapainya nol cacat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan dari TPM. TPM memaksimalkan efektivitas peralatan melalui dua jenis kegiatan, yaitu: 1. Kuantitatif: meningkatkan ketersediaan peralatan total dan meningkatkan produktivitas dalam jangka waktu operasi tertentu. 2. Kualitatif: mengurangi jumlah produk cacat, menstabilkan dan meningkatkan kualitas. Seiichi Nakajima mengungkapkan bahwa tujuan awal dari TPM yaitu terus memperbaiki semua kondisi operasional dalam sistem produksi; dengan menstimulasi kesadaran sehari-hari semua karyawan. Ini menjelaskan bahwa fokus TPM memang bukan hanya pada perlakuan terhadap mesin, namun juga operator dan kondisi kerja. TPM berfokus pada sistem manufaktur (meskipun manfaatnya berlaku untuk hampir semua proses ). Setelah konsep TPM melebar, hal ini yang terlibat yaitu pemasok dan pelanggan (Supply Chain). Metodologi berikutnya disebut dengan Lean Manufacture. (Nakajima, 1988) Overall Equipment Effectiveness (OEE) Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah sebuah metrik yang berfokus pada seberapa efektif suatu operasi produksi dijalankan. Hasil dinyatakan dalam bentuk yang bersifat umum sehingga memungkinkan perbandingan antara unit manufaktur di industri yang berbeda. Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan availability, performance efficiency dan rate of quality product. (Davis, 1995). OEE didapatkan melalui persamaan berikut:

Untuk lebih jelasnya perhitungan OEE dapat dilihat pada gambar berikut: Availability Factor (Faktor Ketersediaan) Total downtime selama 20 hari kerja pada bulan Januari 2014 adalah 26,17 jam. Jumlah valueable operating time dihitung dengan menjumlahkan total downtime dengan jumlah waktu operasi teoritis. Jumlah waktu operasi teoritis selama 20 hari dihitung dengan mengalikan kecepatan produksi teoritis dengan total produksi selama 20 hari adalah 436.025 jam ( Gambar 1 Prosedur Perhitungan OEE (Nakajima, 1988) ). Dengan begitu, jumlah valueable operating time adalah. Availibility Factor dapat dihitung dengan rumus berikut : 3. Metodologi Penelitian Gambar 1 Metodologi Penelitian 4. Hasil dan Pembahasan Maka dapat diketahui Availibility Factor Cylinder Head Line adalah sebesar 94.92% Performance Factor (Faktor Performansi) Untuk menghitung faktor performansi, diperlukan dua faktor utama yaitu kecepatan produksi teoritis sebesar 50 unit/jam atau 0.83 unit/menit dan total output produksi selama 20 hari sebesar 17441 unit 164 unit = 17277 unit.

Dengan menggunakan persamaan perfomansi, maka faktor performansi dapat diketahui, yaitu : Setelah mendapatkan nilai faktor ketersediaan, faktor performansi, dan faktor kualitas kita dapat menghitung nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) dengan rumus sebagai berikut: Maka dapat diketahui Performance Factor Cylinder Head Line adalah sebesar 100% OEE Dari perhitungan di atas maka diketahui nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) dari Cylinder Head Line PT. TMMIN sebesar 94.03%. Quality Factor (Faktor Kualitas) Untuk menghitung faktor kualitas dibutuhkan total jumlah scrap selama 20 hari. Berdasarkan tabel 4. Dapat diketahui total jumlah scrap selama 20 hari sebesar 164 ton dan total produksi sebesar 17441 unit, maka faktor kualitas dapat dihitung dengan rumus berikut : Maka dapat diketahui Quality Factor Cylinder Head Line adalah sebesar 99.06% Overall Equipment Effectiveness 5. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil perhitungan OEE yang telah dilakukan dapat diketahui tingkat Availability Factor Cylinder Head Line PT. TMMIN adalah sebesar 94,92%. Nilai tersebut telah melebihi standard dunia yaitu sebesar 90%. 2. Berdasarkan hasil perhitungan OEE yang telah dilakukan dapat diketahui tingkat Performance Factor Cylinder Head Line PT. TMMIN adalah sebesar 100%. Nilai tersebut merupakan nilai sempurna karena telah melebihi standard dunia yaitu sebesar 95%. 3. Berdasarkan hasil perhitungan OEE yang telah dilakukan dapat diketahui

tingkat Quality Factor Cylinder Head Line PT. TMMIN adalah sebesar 99,06%. Nilai tersebut telah melebihi standard dunia yaitu sebesar 99%. 4. Dengan mengetahui nilai Availability Factor, Performance Factor, dan Quality Factor Cylinder Head Line, dapat diketahui nilai OEE Cylinder Head Line PT. TMMIN adalah sebesar 94,03%. Nilai tersebut telah melampaui nilai standard OEE Internasional sebesar 85%. 5. Adapun faktor yang menyebabkan proses produksi pada Cylinder Head Line PT. TMMIN berjalan kurang maksimal adalah tingginya breakdown time yang menyebabkan line stop. Terjadinya breakdown pada mesin biasanya disebabkan oleh keausan part, kesalahan kontrol dari operator, sistem pendingin yang tidak berjalan normal, dll. Gaspersz, Vincent. 1992. Analisis Sistem Terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri. Bandung : Tarsito Daftar Pustaka Davis, R K. 1995. Productivity Improvement Through TPM. London : Prentice Hall Nakajima, S. 1988. Introduction to Total Productive Maintenance. Cambridge, MA : Productivity Press