PENINGKATAN KINERJA MESIN DENGAN PENGUKURAN NILAI OEE PADA DEPARTEMEN FORGING DI PT. AAP
|
|
- Hamdani Hendri Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2013), Vol. 1 No. 2, PENINGKATAN KINERJA MESIN DENGAN PENGUKURAN NILAI PADA DEPARTEMEN FORGING DI PT. AAP Ahmad 1), Iwan Soenandi 2) dan Christine Aprilia 3) 1,3) Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara 2) Program Studi Teknik Industri Universitas Kristen Krida Wacana qtine_29@yahoo.com ABSTRAK PT. AAP adalah perusahaan manufaktur yang menggunakan kuningan dan logam sebagai bahan baku utama dalam memproduksi produk. PT. AAP tidak dapat mengabaikan masalah yang berkaitan dengan efektivitas kinerja mesin atau peralatan. Penggunaan mesin dan peralatan produksi yang efektif dapat mempengaruhi kualitas produk, oleh karena itu, mesin dan peralatan memerlukan pemeliharaan menggunakan sistem pemeliharaan yang baik dan benar sehingga dapat meminimalkan kerugian yang disebabkan oleh penggunaan mesin dan peralatan. Langkah-langkah dalam meningkatkan kinerja atau efisiensi produksi menggunakan TPM (Total Productive Maintenance) dan (Overall Equipment Effectiveness) sebagai alat yang digunakan untuk mengukur dan menentukan kinerja mesin dan peralatan. Berdasarkan perhitungan, rata-rata nilai pada mesin forging I, trimming I, dan restrict I masih rendah, oleh karena itu dianalisis dengan menggunakan diagram sebab akibat untuk usulan perbaikan agar efisien dan efektif. Kata Kunci: KinerjaMesin, Pemeliharaan, (Overall Equipment Effectiveness) ABSTRACT PT. AAP is a manufacturing company that uses brass and metal as the main raw material in producing the product. PT. AAP can not ignore the issues related to the effectiveness of the perfor of the machine or equipment. The effective use of machine and production equipment can influence the quality of a product, thereforemachine and equipment require the maintenance of using a system of good and proper maintenance so it can minimize the harm caused by the machine and equipment used. The steps in improving the perfor or efficiency of production is made by TPM (Total Productive Maintenance) and using (Overall Equipment Effectiveness) as a tool used to measure and determine the perfor of machine and equipment. Based on the calculation of, machine perfor forgings I, I trimming machines, and machines restrict I still low, therefore the analyse using a causal diagram for the proposed improvement of appropriate and effective. Keywords:Machine, Maintenance, (Overall Equipment Effectiveness) PENDAHULUAN Kepuasan konsumen merupakan tujuan utama dari suatu perusahaan dalam menjalankan produksi.perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang berkualitas, murah, dan inovatif.selain itu, ketepatan waktu dalam memenuhi permintaan konsumen juga sangat perlu diperhatikan guna memenuhi kepuasan konsumen. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi sangat mempengaruhi hasil akhir dari suatu produk. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeliharaan secara rutin terhadap mesin dan peralatan yang digunakan. Usaha perbaikan yang dilakukan perusahaan terhadap mesin dan peralatannya seringkali tidak memberikan hasil optimal, melainkan hanya menyebabkan terjadinya pemborosan karena perbaikan yang telah dilakukan tidak menyelesaikan permasalahan yang sesungguhnya.hal ini terjadi karena tidak diketahuinya faktor penyebab dari masalah tersebut.dengan demikian, maka diperlukan suatu metode yang mampu mengungkapkan suatu masalah dengan jelas sehingga dapat dilakukan perbaikan dengan tepat dan meningkatkan kinerja mesin dan peralatan dengan optimal. Langkah yang dilakukan dalam usaha peningkatan kinerja atau efisiensi produksi dilakukan dengan TPM (Total Productive Maintenance) yang merupakan pengembangan ide dari productive maintenance dan menggunakan metode (Overall Equipment Effectiveness) sebagai alat yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui kinerja mesin dan peralatan. Dengan demikian penulisan ini 67
2 Peningkatan kinerja mesin dengan pengukuran nilai pada Departemen Forging di PT. AAP Ahmad, Iwan Soenandi dan Christine Aprilia akan memberikan usulan perbaikan kinerja mesin atau peralatan pada perusahaan dengan penerapan TPMuntuk dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Penelitian ini dilakukan di PT. AAP yang beralamat di Jalan Pajajaran No.10 Gandasari, Jatiuwung Tangerang.Produktivitas pada PT. AAP belum maksimal karena pekerja tidak mengetahui kinerja mesin dengan jelas.selain itu, tidak adanya informasi yang nyata mengenai performasi mesin sehingga perawatan mesin yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien yang dapat berakibat menurunnya kualitas produk. Penelitian dilakukan selama bulan 2012 sampai 2012 pada departemen forging yang terdiri dari proses forging, trimming, dan restrict.departemen forging dipilih karena merupakan proses pembentukan produk yang sangat mempengaruhi produk jadi dimana proses berikutnya tidak dapat dilanjutkan apabila terjadi kesalahan dalam proses pada departemen ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui nilai dari masing-masing mesin pada departemen forging sehingga dapat dianalisis penyebab dari rendahnya kinerja mesin yang ada kemudian dilakukan langakah perbaikan yang tepat.penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak perusahaan untuk dapat menjalankan produksinya dengan baik karena adanya informasi mengenai performansi mesin. TINJAUAN PUSTAKA Pemeliharaan (Maintenance) mesin yang baik dan tepat dapat mempengaruhi produktivitas suatu perusahaan dalam menjalankan produksinya.pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas dan peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan [1]. Peranan bagian pemeliharaan tidak hanya sekedar untuk menjaga agar pabrik tetap dapat beroperasi dan produk dapat diproduksi, diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi juga untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetankemacetan menjadi sekecil mungkin [2]. Pemeliharaan dibagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana. Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan pemeliharaan tak terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan seketika ketika mesin mengalami kerusakan yang tidak terdeteksi sebelumnya [1]. TPM (Total Productive Maintenance) bertujuan untuk meningkatkan efektivitas mesin dengan menghilangkan equipment loss (waste).dalam konsep TPM, hubungan kerjasama yang erat antara perawatan dan organisasi produksi secara menyeluruh sangatdiperlukan untuk meningkatkan kualitas produk, mengurangi waste, mengurangi biaya produksi, meningkatkan kemampuan peralatan dan pengembangan dari keseluruhan sistem perawatan pada perusahaan manufaktur. Metode yang digunakan sebagai alat ukur dalam penerapan program TPM salah satunya adalah. adalah indikator pengukuran yang dikembangkan oleh Seiichi Nakajima pada tahun 1988 yang mengevaluasi dan menunjukkan seberapa efektif peralatan operasi manufaktur yang digunakan [3]. Pengukuran didasarkan pada pengukuran tiga rasio utama, yaitu availability yang merupakan proporsi dari ukuran yang menunjukkan persentase waktu yang dijadwalkan untuk produksi atau operasi itu benar-benar tersedia untuk aktivitas produksi atau operasi, perforyang merupakan proporsi dari yang menunjukkan kecepatan aktual di mana pusat-pusat kerja beroperasi sebagai presentase dari kecepatan desainnya, dan quality yang merupakan proporsi dari yang menunjukkan unit berkualitas baik yang dihasilkan sebagai persentase dari unit total yang diproduksi. Ketiga rasio tersebut diperoleh dari rumus: bili ty Operating time = 100% Planned productiontime (1) 68
3 Jurnal Ilmiah Teknik Industri 1(2), 2013; Planned production time = Shift Length Breaks.(2) Operating time = Planned production time Down time.(3) = Actual output / Operating time 100%.(4) Idealrunrate Good output = Actual output Not good output quality Good output = 100%.(5) Actual output Berdasarkan tiga rasio di atas, maka perhitungan nilai adalah sebagai berikut: = bility x x.(6) Berdasarkan uraian di atas, hierarki faktor-faktor yang mempengaruhi nilai dijelaskan pada Gambar 1. Setelah melakukan perhitungan, dilakukan analisis dari hasil perhitungan tersebut dengan menggunakan diagram sebab akibat. Diagram sebab akibat adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan untuk dilakukannya suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebabpenyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada [5]. Bentuk umum diagram sebab akibat akibat dapat dilihat pada Gambar 2. MANUSIA PENGUKURAN METODE MATERIAL MESIN LINGKUNGAN PERTANYAAN MASALAH Gambar 2. Bentuk Umum Diagram Sebab Akibat METODOLOGI PENELITIAN Mulai Observasi Awal Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data Target output Actual output Not good output Downtime Ideal Run Rate Tidak Uji Kesesuaian Gambar 1. Hierarki Faktor-faktor Kinerja mesin/peralatan perusahaan kelas dunia dapat dilihat pada Tabel 1.yang digunakan sebagai standar nilai. Tabel 1. Kinerja Mesin/Peralatan Perusahaan Kelas Dunia [4] Factor Lean-Sigma Enterprise (World Class) bility 90,0% 95,0% 99,9% Overall 85,4% Perhitungan bility Rate Uji Keseragaman Data seragam? Ya Perhitungan Rate Perhitungan Analisis Hasil dan Usulan Perbaikan Kesimpulan dan Saran Perhitungan Rate Selesai Gambar 3. Diagram Alir Penelitian 69
4 Peningkatan kinerja mesin dengan pengukuran nilai pada Departemen Forging di PT. AAP Ahmad, Iwan Soenandi dan Christine Aprilia HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan perhitungan, dilakukan uji keseragaman data actual outputdari setiap mesin pada departemen forging. Pengujian data yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diamati sudah seragam atau berada dalam batas kontrol yaitu batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Dalam pengujian ini, data dibagi menjadi delapan sub grup dan dilakukan perhitungan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Berdasarkan pengujian yang sudah dilakukan, data actual output pada masing-masing mesin berada dalam batas kontrol. Data-data yang dibutuhkan dalam perhitungan adalah target output, actual output, not good output, downtime, dan ideal run rate dengan jam kerja yang tersedia adalah 16 jam untuk setiap mesin. Waktu ini terdiri dari 8 jam kerja pada shift pertama, dan 8 jam kerja pada shift kedua dengan waktu kegiatan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Data produksi dari mesin forging I, trimming I, dan restrict I pada departemen forging untuk perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2 sampai Tabel 4. Pada mesin trimming I, output target memiliki jumlah yang berbeda-beda setiap harinya. Hal ini dikarenakan prosestrimming merupakan proses lanjutan dari proses forging, sehingga good output yang telah dihasilkan dari mesin forging I menjadi output target untuk mesin trimming I. Sama halnya dengan mesin trimming I, output target untuk mesin restrict I dipengaruhi oleh good output dari proses sebelumnya yaitu proses trimming. Pada proses ini, tidak ada produk cacat yang dihasilkan karena proses yang dilakukan hanya meratakan bagian produk yang belum flat. Ideal run ratemerupakan jumlah produk yang dihasilkan dalam satu waktu oleh mesin/peralatan secara teoritis atau sesuai dengan standar mesin/peralatan. Ideal run rateuntuk mesin forging I, mesin trimming I, dan mesin restrict I dapat dilihat pada Tabel 5. Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka dilakukan perhitungan tiga rasio utama dalam yaitu availability, perfor, dan quality sehingga bisa didapatkan nilai dari mesin-mesin pada departemen forging. Tabel 2. Data Produksi Mesin Forging I untuk Perhitungan Actual Not good Downtime Output output Down- (jam) (Pcs) time (jam) Actual Output Not good output 1 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,
5 Jurnal Ilmiah Teknik Industri 1(2), 2013; Tabel 3. Data Produksi Mesin Trimming I untuk Perhitungan Down Ouput Actual Not good Down Ouput time Target Output output Time Target (jam) (jam) Actual Output Not good output 1 4, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Tabel 4. Data Produksi Mesin Restrict Iuntuk Perhitungan Actual Not good Downtime Output output Down- (jam) time (jam) Actual Output Not good output 1 4, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Tabel 5. Data Ideal Run Rate No. Mesin Ideal Run Rate (pcs/jam) 1. Forging I Trimming I Restrict I 357 Hasil perhitungan yang dilakukan pada mesin forging I, trimming I, dan restrict I berdasarkan persamaan (1) hingga persamaan (6) dapat dilihat pada Tabel 6 sampai Tabel 8. Hasil perhitungan pada mesin forging I menunjukkan bahwa hanya nilai dari perfor yang memenuhi standar perusahaan kelas dunia dengan rata-rata nilai 98,14%, sedangkan nilai dari availability dan quality masih di bawah standar. Hal ini memyebabkan nilai mesin forging I berada di bawah standar dengan rata-rata nilai sebesar 74,82%. 71
6 Peningkatan kinerja mesin dengan pengukuran nilai pada Departemen Forging di PT. AAP Ahmad, Iwan Soenandi dan Christine Aprilia Tabel 6. Hasil Perhitungan Mesin Forging I 1 100,00 100,00 99,24 99, ,39 99,17 99,32 82, ,54 99,45 98,82 41, ,80 97,09 99,35 59, ,43 99,86 99,06 90, ,33 98,64 98,78 63, ,63 99,25 98,98 81, ,34 100,00 99,23 98, ,16 98,84 97,91 75, ,34 99,95 98,35 96, ,00 100,00 97,25 97, ,00 100,00 98,92 98, ,00 100,00 99,02 99, ,00 100,00 99,22 99, ,20 98,14 98,74 82, ,98 98,25 100,00 39, ,00 100,00 100,00 70, ,38 100,00 100,00 48, ,94 100,00 100,00 51, ,51 99,81 100,00 64, ,78 100,00 100,00 33, ,23 100,00 99,90 35, ,77 99,36 100,00 29, ,26 100,00 99,88 28, ,00 92,47 100,00 29, ,28 100,00 100,00 33, ,18 98,17 100,00 46, ,00 100,00 100,00 89, ,60 100,00 100,00 23, ,28 100,00 100,00 68, ,18 100,00 100,00 37, ,09 100,00 99,96 49,77 Rata-rata 77,01 99,50 99,97 50,66 Tabel 7. Hasil Perhitungan Mesin Trimming I 1 70,89 100,00 100,00 70, ,67 100,00 100,00 58, ,38 100,00 100,00 29, ,58 100,00 100,00 42, ,54 99,65 100,00 60, ,74 100,00 100,00 45, ,98 100,00 100,00 57, ,76 99,45 100,00 57, ,03 100,00 100,00 54, ,32 98,81 99,31 55, ,47 100,00 100,00 69, ,20 99,37 100,00 59, ,76 99,04 100,00 58, ,08 99,55 100,00 62, ,10 100,00 100,00 59,10 Lanjutan 3 40,27 98,25 100,00 39, ,89 100,00 100,00 70, ,14 100,00 100,00 48, ,09 100,00 100,00 51, ,74 99,81 100,00 64, ,86 100,00 100,00 33, ,84 100,00 99,90 33, ,18 99,36 100,00 29, ,71 100,00 99,88 28, ,64 92,47 100,00 29, ,70 100,00 100,00 33, ,01 98,17 100,00 46, ,15 100,00 100,00 89, ,30 100,00 100,00 23, ,52 100,00 100,00 68,52 Rata-rata 50,88 99,50 99,97 50,66 Pada mesin trimming I, hampir seluruh nilai perfor dan quality sudah memenuhi standar dengan rata-rata nilai sebesar 99,50% dan 99,97%. Rasio availability untuk mesin ini masih berada jauh di bawah standar karena besarnya waktu menganggur, hal ini dipengaruhi oleh proses forging yang tidak menghasilkan good output dengan optimal sehingga produk yang diproses di mesin trimming menjadi lebih sedikit dari jumlah produk maksimal yang bisa diproses oleh mesin tersebut. Dengan rendahnya nilai availability pada mesin ini, maka nilai manjadi tidak memenuhi standar yang ada dengan rata-rata nilai sebesar 50,66%. Tabel 8. Hasil Perhitungan Mesin Restrict I 1 70,89 100,00 100,00 70, ,67 100,00 100,00 58, ,38 100,00 100,00 29, ,13 99,58 100,00 37, ,04 98,26 100,00 43, ,93 99,48 100,00 56, ,87 100,00 100,00 63, ,44 100,00 100,00 57, ,03 100,00 100,00 54, ,27 100,00 100,00 55, ,47 100,00 100,00 69, ,82 100,00 100,00 59, ,19 100,00 100,00 58, ,80 100,00 100,00 62, ,10 100,00 100,00 59,10 72
7 Jurnal Ilmiah Teknik Industri 1(2), 2013; Lanjutan Tabel ,57 100,00 100,00 39, ,71 97,10 100,00 44, ,88 100,00 41, ,30 96,96 100,00 49, ,38 98,22 100,00 46, ,86 100,00 100,00 33, ,84 100,00 100,00 35, ,99 100,00 100,00 29, ,68 100,00 100,00 28, ,25 100,00 100,00 29, ,70 100,00 100,00 33, ,15 100,00 100,00 46, ,15 100,00 100,00 89, ,30 100,00 100,00 23, ,52 100,00 100,00 68, ,18 100,00 100,00 37, ,79 100,00 100,00 49,79 Rata-rata 48,94 99,58 100,00 48,86 Pada mesin restrict I, hampir seluruh nilai perfor sudah memenuhi standar dengan rata-rata nilai sebesar 99,58% dan seluruh nilai quality mencapai nilai optimal yaitu 100%, sedangkan rasio availability untuk mesin ini masih berada jauh di bawah standar dengan rata-rata nilai 49,94%. Sama halnya dengan mesin trimming I, rasio availability menjadi lebih kecil karena pengaruh dari proses sebelumnya yaitu proses forging dan proses trimming. Maka nilai pada mesin ini tidak memenuhi standar yang ada dengan rata-rata nilai sebesar 48,86%. Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata nilai pada mesin forgingi, mesin trimming I, dan mesin restrict I pada PT. AAP belum memenuhi standar kinerja mesin kelas dunia. Untuk dapat mengetahui penyebab dari rendahnya kinerja mesin, maka dilakukan analisis dengan bantuan diagram sebab akibat yang dapat dilihat pada Gambar 4. KESIMPULAN Pemeliharaan mesin dan peralatan merupakan salah satu hal yang penting dalam aktivitas produksi. Sistem pemeliharaan yang baik dan tepat mampu meminimalisasi kerugian-kerugian yang disebabkan oleh mesin dan peralatan dan meningkatkan kinerja dari mesin tersebut. Peningkatan kinerja mesin/ peralatan dapat dibantu dengan pengukuran yang didasarkan pada pengukuran tiga rasio utama yaitu availability, perfor, dan quality. Rata-rata nilai pada mesin forging I, trimming I, dan restrict I berturut-turut adalah 74,82%, 50,66%, dan 48,86%. Nilai-nilai tersebut belum mencapai kondisi yang ideal ( 85,4%), hal ini menyatakan bahwa mesin/ peralatan yang digunakan pada PT. AAP membutuhkan pemeliharaan yang lebih baik lagi. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan diagram sebab akibat, mesin merupakan faktor yang paling banyak memberikan pengaruh pada rendahnya kinerja mesin. Penyebab-penyebab yang ada dalam faktor Gambar 4. Diagram Sebab Akibat Low Machine 73
8 Peningkatan kinerja mesin dengan pengukuran nilai pada Departemen Forging di PT. AAP Ahmad, Iwan Soenandi dan Christine Aprilia mesin yaitu umur mesin yang sudah tua, cetakan yang mudah retak atau pecah, tidak tersedianya cetakan cadangan, dan suhu oven yang tidak konsisten. DAFTAR PUSTAKA [1]. Corder, Anthony S Teknik Manajemen Pemeliharaan. Erlangga. Jakarta. [2]. Assauri, Sofyan Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia. Jakarta. [3]. Nakajima, Seiichi Introduction to TPM: Total Productive Maintenance. Productivity Press, Cambridge, MA [4]. Gaspersz, Vincent All-in-one Management Tool book. Tri Al Bros Publishing. [5]. Gaspersz, Vincent Manajemen Produktivitas Total. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 74
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap industri manufaktur berusaha untuk efektif, dan dapat berproduksi dengan biaya produksi yang rendah untuk meningkatkan produktivitas. Usaha ini diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian
Lebih terperinciAnalisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia
Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia Heru Winarno 1) dan Setiyawan 2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya Banten
Lebih terperinciNia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
PERHITUNGAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS MESIN MIXER BANBURY 270 L DAN MESIN BIAS CUTTING LINE 2 (STUDI KASUS PT. SURYARAYA RUBBERINDO INDUSTRIES) Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program
Lebih terperinciProsiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 ANALISIS PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) MENGGUNAKAN OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA MESIN CAVITEC DI
Lebih terperinciJl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK
Penerapan Metode Total Productive Maintenance (TPM) untuk Mengatasi Masalah Six-Big Losess dalam Mencapai Efisiensi Proses Produksi (Studi Kasus pada PT. Itokoh Ceperindo) Aldila Samudro Mukti 1, Hudaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang didukung oleh sumber daya alam dalam pembangunan sektor pertanian. Sektor pertanian
Lebih terperinciPERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA
PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA Meisarah Sabrina Arifianty (1) Rani Rumita (2) Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan macam-macam langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. 3.1 Studi Literatur Studi literatur merupakan tahapan penyusunan landasan
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Performansi Pengukuran performansi sering disalah artikan oleh kebanyakan perusahaan saat ini. Indikator performansi hanya dianggap sebagai indikator yang menunjukkan
Lebih terperinciPERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA
PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA 39410112 LATAR BELAKANG Peningkatan Produktivitas Overall Equipment Effectiveness
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
48 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian perlu dibuat urut-urutan proses pengerjaan yang dilakukan. Urut-urutan proses pengerjaan tersebut disebut Metodologi Penelitian. Hal ini
Lebih terperinciPENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI
PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI Ian Ivan Langi 1, Felecia 2, Abstract: PT Prima Waru Industry is a company that produce nails. This research was intended to help the company
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian pengeringan di PT. XYZ yaitu pada mesin Dryer Twind. Karena mesin ini bersifat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Usaha Kecil Dan Menengah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UKM adalah sebuah perusahaan yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif
Lebih terperinciAnalisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban Tofiq Dwiki Darmawan *1) dan Bambang Suhardi 2) 1,2) Program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk Disusun Oleh : Nama : Gabriella Aningtyas Varianggi NPM : 33412072 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan efektivitas mesin/peralatan yang ada seoptimal mungkin. Pada
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN EFEKTIFITAS MESIN FILLER LINE LAB MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus di PT.
ANALISIS PERHITUNGAN EFEKTIFITAS MESIN FILLER LINE LAB MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus di PT. X) Lutfan Edison Abdullah, Dr. Bambang Purwanggono* Program Studi Teknik
Lebih terperinciPERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA LINE POUCH PT.XYZ
PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA LINE POUCH PT.XYZ Debby Anastasya, Bambang Purwanggono. *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciAnalisis Perhitungan Nilai Overall Equipment Effectivness Pada Mesin Gang Rip Saw. (Studi Kasus CV Cipta Usaha Mandiri)
Analisis Perhitungan Nilai Overall Equipment Effectivness Pada Mesin Gang Rip Saw (Studi Kasus CV Cipta Usaha Mandiri) Yusuf Kurniawan W, Nia Budi Puspitasari, ST.MT Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Kakao Mas Gemilang dan pengambilan data dilakukan pada department teknik dan produksi. 3.2. Pelaksanaan Penelitian
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ
ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ *Ni Made Sudri, Amalia Mareti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Indonesia *msud_iti@yahoo.com
Lebih terperinciAnalisis Efektivitas Mesin Batching Plant 1 dan Mesin Batching Plant 2 dengan Overall Equipment Effectiveness Pada PT. X
Performa (2015) Vol. 14, No.2: 117-124 Analisis Efektivitas Mesin Batching Plant 1 dan Mesin Batching Plant 2 dengan Overall Equipment Effectiveness Pada PT. X Nia Budi Puspitasari * dan Eldinda Sazida
Lebih terperinciEvaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)
Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Melani Anggraini *1), Rawan Utara *2), dan Heri Wibowo
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu paradigma untuk memecahkan masalah yang terjadi agar penelitian ini lebih sistematis dan terarah. Bab ini berisi langkahlangkah pembahasan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram yang dilakukan untuk melakukan pemecahan permasalahan yang terjadi dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : Mulai Studi Pendahuluan Studi Kepustakaan
Lebih terperinciAnalisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang
Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Yustine Intan Dwi Wijaya1), Ilham Priadythama2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas
Lebih terperinciSTUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)
Seminar Nasional Teknik IV STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS () MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Didik Wahjudi, Soejono Tjitro, Rhismawati Soeyono Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terhentinya suatu proses pada lantai produksi sering kali di sebabkan adanya masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI.
BAB III METODOLOGI Metodologi penelitian merupakan gambaran langkah langkah secara sistematis yang dilakukan penulis dari awal hingga akhir penelitian sehingga pelaksanaan penelitian menjadi jelas dan
Lebih terperinciKata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses
PERANCANGAN KEBIJAKAN MAINTENANCE PADA MESIN KOMORI LS440 DENGAN MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE COST (LCC) DAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus : PT ABC) Chairun Nisa 1, Judi Alhilman
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)
TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS) DENGAN MULTIPLE REGRESI SEBAGAI METODE UNTUK MENGETAHUI LOSSES YANG PALING BERPENGARUH (Studi kasus: CV. Mediatama) Diajukan Sebagai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way
15 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way Berulu Pesawaran jenis Karet Remah (Crumb Rubber) dari bulan Desember
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip
Lebih terperinciImplementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper
Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper Melani Anggraini* 1), Marcelly Widya W 2), Kujol Edy F.B. 3) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri
Lebih terperinciAnalisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode
Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) Achmad Nur Fauzi Program
Lebih terperinciANALISA KEEFEKTIFAN MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT BUKAKA TEKNIK UTAMA DIVISI BOARDING BRIDGE
ANALISA KEEFEKTIFAN MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT BUKAKA TEKNIK UTAMA DIVISI BOARDING BRIDGE Badik Yuda Asgara, Gunawarman Hartono Badik Yuda Asgara (badik_yuda_asg@yahoo.com),
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan Overall Equipment Effectiveness di PT. Gramedia Printing Group dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)
BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret
Lebih terperinciSunaryo dan Eko Ardi Nugroho
KALKULASI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS MESIN KOMATZU 80T (Studi Kasus pada PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri) Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Industri dalam bidang kesehatan mengalami perkembangan yang sangat baik, pasar farmasi pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 12% serta perkiraan perkembangan
Lebih terperinciPENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) SEBAGAI DASAR PERBAIKAN EFEKTIFITAS MESIN PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) Hendra Fasla Silalahi Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Effektivitas dari pada mesin mesin m/c.cr.shaft yaitu mesin : Grinding,Fine Boring,dan Gun drilling. Sebagai langkah di dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai
Lebih terperinci1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall
1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses sesuai dengan prinsip TPM (Total Produktive Maintenance) untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Oleh : MOCHAMAD ROMADHANI NBI : 411306085 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciEFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran penting di sektor pertanian, khususnya sub sektor perkebunan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN FIN FORMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT.
USULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN FIN FORMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT. XYZ PROPOSED IMPROVEMENTS TO INCREASE EFFICIENCY FIN FORMING
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PRODUKSI HOT STRIP MILL DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus pada Industri Baja di Cilegon, Banten)
Pengukuran Kinerja Produksi Hot Strip Mill Dengan Metode OEE (Nasrullah Setiawan, Mauvina Annisa) PENGUKURAN KINERJA PRODUKSI HOT STRIP MILL DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. BTU, DIVISI BOARDING BRIDGE
ANALISIS EFEKTIFITAS MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. BTU, DIVISI BOARDING BRIDGE Badik Yuda Asgara; Gunawarman Hartono Industrial Engineering Department,
Lebih terperinciUniversitas Widyatama I -1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah pabrik atau manufaktur selalu menginginkan target produksi yang direncanakan dapat terpenuhi dengan baik. Akan tetapi karena berbagai faktor baik secara
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL
BAB V ANALISIS HASIL 5.1.Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan OEE di PT. XYZ dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesi reaktor R-102
Lebih terperinciUniversitas Widyatama
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Tujuan Maintenance 2.1.1 Definisi Maintenance Perawatan atau yang lebih dikenal dengan kata Maintenance dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang diperlukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)
8 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan merupakan kegiatan pengembalian setiap peralatan dan mesin pada kondisi siap beroperasi. Presepsi
Lebih terperinciPengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)
Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo) Maulita Farah Zevilla*, Wahyunanto Agung Nugroho, Gunomo Djojowasito
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sinurat dkk (2015) melakukan penelitian di suatu perusahaan manufaktur yang dalam proses produksinya menggunakan mesin bubut. Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses operasional kapal laut yang berlangsung dalam suatu industri pelayaran semuanya menggunakan mesin dan peralatan. Menurut Siringoringo dan Sudiyantoro (2004)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dibentuk dengan tujuan ekonomi dalam melakukan kegiatan usahanya. Untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut maka perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia industri semakin meningkat, efisiensi produksi semakin menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindarkan. Jika hal ini tidak diperhitungkan
Lebih terperincidalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Tahap identifikasi masalah adalah tahap dimana peneliti ingin menemukan masalah yang akan menjadi fokus penelitian. Tahap ini merupakan penggabungan dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan. Kinerja ekspor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan. Kinerja ekspor komoditas pertanian menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan.
Lebih terperinciSKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
SKRIPSI USULAN PERBAIKAN UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA MESIN CRUSHER DI INCINERATOR 2 DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (STUDI KASUS PADA PT. FAJAR SURYA WISESA TBK) Disusun oleh :
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodelogi penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapatahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PABRIK TEH HITAM PAHIT MADU
ANALISIS KINERJA PABRIK TEH HITAM PAHIT MADU 1 Djarwadi, 2 Yustiar Gunawan Kedeputian Pengkajian Kebijakan Teknologi BPPT Jl. MH Thamrin No.8 Jakarta E-mail : djarwadi@bppt.go.id Abstract The business
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam dunia industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam dunia industri manufaktur adalah kelancaran dalam proses produksi.suatu proses produksi dapat dikatakan lancar,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Tujuan Maintenance 2.1.1. Pengertian Maintenance Maintenance merupakan suatu fungsi dalam suatu industri manufaktur yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) 1 adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk memperbaikinya
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Rancangan program preventive maintenance dengan pendekatan Total
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN PRODUKSI PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI KABUPATEN ACEH TAMIANG
ANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN PRODUKSI PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI KABUPATEN ACEH TAMIANG Dewi Mulyati Jurusan Teknik Manajemen Industri, Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga persaingan antar perusahaan pun semakin ketat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjaga kondisi mesin/peralatan tersebut agar tidak mengalami kerusakan maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada lantai pabrik, kondisi dari mesin/peralatan yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk sangatlah menentukan. Oleh karena itu, untuk menjaga
Lebih terperinciAUTONOMOUS MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PILOT LINE FACTORY 4
AUTONOMOUS MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PILOT LINE FACTORY 4 Iwan Budihardjo 1 ; Dian Marisa 2 1 Praktisi Industri, ibudihar@yahoo.com 2 Staf Produksi Industri Manufaktur, PT
Lebih terperinciANALISIS PEMELIHARAAN PRODUKTIF TOTAL PADA PT. WAHANA EKA PARAMITRA GKD GROUP
ANALISIS PEMELIHARAAN PRODUKTIF TOTAL PADA PT. WAHANA EKA PARAMITRA GKD GROUP Hotniar Siringoringo Sudiyantoro Jurusan Teknik, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100
Lebih terperinciANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN
ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN Achmad Said, Joko Susetyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya perusahaan. Semakin berkembangnya industri semakin banyak pula teknologi yang dikembangkan. Salah satu
Lebih terperinciPRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September
PRESENTASI SIDANG SKRIPSI 1 ANALISIS KINERJA DAN KAPABILITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. X Disusun oleh Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciMutmainah, Febriana Dewi Fakultas Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH NILAI AVAILABILITY DAN WAKTU DOWNTIME TERHADAP PRODUKTIVITAS MESIN PADA AUTOMATIC AMPOULE FILLING DAN SEALING MACHINE DI PT. INDOFARMA,TBK Mutmainah, Febriana Dewi Fakultas Teknik Industri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN....iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi HALAMAN
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)
48 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisis perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Inkoasku dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan
Lebih terperinciKARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN
PERHITUNGAN TINGKAT EFEKTIFITAS MESIN CANE MILL DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA
Lebih terperinciHASBER F. H. SITANGGANG
KAJIAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP BLOK I ST 1.0 SICANANG BELAWAN DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinci3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017
TUGAS AKHIR ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MESIN WRAPPING HIGH SPEED DI PT. TORABIKA EKA SEMESTA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern membuat seluruh kalangan masyarakat kini sudah merubah gaya hidupnya mengikuti perkembangan zaman juga, dari mulai mengikuti
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN PACKING UNTUK MENINGKATKAN NILAI AVAILABILITY MESIN
NLISIS PERHITUNGN OVERLL EQUIPMENT EFFETIVENESS (OEE) PD MESIN PKING UNTUK MENINGKTKN NILI VILILITY MESIN Ida Nursanti 1 dan Yoko Susanto 2 bstract: PT. XYZ is a food and beverage company in Indonesia
Lebih terperinciPenerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness
Penerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness Friendy Negarawan 1, Ja far Salim 2, Wahyu Susihono 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%
BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan dalam Bab V, bisa disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja mesin high pressure die casting
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT.
SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SIOEN INDONESIA Disusun Oleh: ACHMAD ROSID 2012.10.215.319 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.
PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk. Sidoarjo) Oleh Ferry Wicaksono, Enny Aryani, Dwi Sukma Prodi TeknikIndustri,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 1, JUNI 001: 18-5 IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA Tanti Octavia Ronald E. Stok Dosen Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinci