JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal MODUL FAKTOR YANG DIBENTUK DARI SUBMODUL Z 2. Ari Wardayani

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL FAKTOR DARI MODUL ENDOMORFISMA PADA HIMPUNAN BILANGAN BULAT ATAS GAUSSIAN INTEGER

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

MODUL ATAS RING MATRIKS ( ) Arindia Dwi Kurnia Universitas Jenderal Soedirman Ari Wardayani Universitas Jenderal Soedirman

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 5 No.1 Juni 2011: TES FORMAL MODUL PROJEKTIF DAN MODUL BEBAS ATAS RING OPERATOR DIFERENSIAL

RANK MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

Modul Perkalian. Oleh Samsul Arifin Jurusan Matematika FMIPA UGM Sekip Utara Yogyakarta 55281

GRUP ALJABAR DAN -MODUL REGULAR SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: FITRIA EKA PUSPITA

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Sifat-Sifat Ideal Utama dan Ideal Maksimal dalam Near-Ring

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

I. PENDAHULUAN. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara historis

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial Indramayanti Syam 1,*, Nur Erawaty 2, Muhammad Zakir 3

Teorema-Teorema Utama Isomorphisma pada Near-Ring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teorema Jacobson Density

STRUKTUR ALJABAR: RING

A 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian.

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN DAERAH DEDEKIND DENGAN GELANGGANG HNP

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

UNNES Journal of Mathematics

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

SOAL DAN PENYELESAIAN RING

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar

Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran Dan Terapannya

SUBMODUL PRIMA, SEMIPRIMA, DAN PRIMER DI MODUL DAN MODUL FRAKSI

Isomorfisma dari Gelanggang Polinom Miring Kompleks ke Gelanggang Quaternion Riil

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

KONSTRUKSI HOMOMORFISMA PADA GRUP BERHINGGA

Buku 1: RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester)

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK UNTUK MENGATASI KESULITAN MAHASISWA DALAM MEMAHAMI DEFINISI DAN TEOREMA PADA STRUKTUR ALJABAR LANJUT 1

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

SUBGRUP FUZZY ATAS SUATU GRUP

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN

Sifat Lapangan pada Bilangan Kompleks

KARAKTERISTIK G-HOMOMORFISMA SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH MEGA PARAMITASARI

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Syarat Cukup dan Perlu Elemen Gelanggang Merupakan Pembagi Nol Kiri maupun Kanan )(RMnn

SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH. Bambang Irawanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstact. Keywords : extension fields, elemen algebra

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

SYARAT PERLU DAN SYARAT CUKUP MATRIKS CLEAN PADA M 2 (Z) ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

ISOMORFISMA JUMLAH LANGSUNG DAN DARAP LANGSUNG DUA MODUL. (Skripsi) Oleh ALI ABDUL JABAR

SIFAT ARMENDARIZ P A D A BEBERAPA RING GRUP

PROSIDING ISBN : Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2)

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field.

Generalized Inverse Pada Matriks Atas

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FUNGTOR HOM DAN FUNGTOR TENSOR PADA HOMOMORFISMA MODUL. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 65-70, Agustus 2001, ISSN : SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH

SISTEM SCHREIER PADA FREE GROUP. Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Matematika

MODUL HASIL BAGI DARI SUATU MODUL DEDEKIND

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( )

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

PERAN TEOREMA COHEN DALAM TEOREMA BASIS HILBERT PADA RING DERET PANGKAT

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

BAB II KAJIAN TEORI. definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

HASIL KALI TENSOR: KONSTRUKSI, EKSISTENSI DAN KAITANNYA DENGAN BARISAN EKSAK

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL

POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

JMP : Volume 1 Nomor 1, April 2009 KETAKSAMAAN CAUCHY SCHWARZ PADA RUANG HASIL KALI DALAM-2

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi suatu Ring merupakan Sub Ring dan Ideal

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

Transkripsi:

JMP : Volume 4 Nomor, Desember 01, hal. 79-88 MODUL FAKTOR YANG DIBENTUK DARI SUBMODUL Z PADA MODUL R ATAS GAUSSIAN INTEGERS Ari Wardaani Universitas Jenderal Soedirman ariwardaani@ahoo.co.id ABSTRACT. We prove that R is module over Gaussian Intergers and the set of all coset of submodule Z in module R over Gaussian Integers is a quotient module. We find the proof b showing that R is both a right module and a left module over Gaussian Integers and showing that the set of all coset of submodule Z in module R is both a right module and a left module over Gaussian Integers. Ke word: module, submodule, coset, quotient module ABSTRAK. Pada makalah ini dibuktikan bahwa R adalah modul atas Gaussian Integers dan himpunan semua koset dari submodul Z pada modul R atas Gaussian Integers merupakan modul faktor. Bukti diperoleh dengan menunjukkan bahwa R adalah modul kiri sekaligus modul kanan atas Gaussian Integers dan menunjukkan bahwa himpunan semua koset dari submodul Z pada R merupakan modul kanan sekaligus modul kiri atas Gaussian Integers. Kata kunci: modul, submodul, koset, modul faktor 1. PENDAHULUAN Modul merupakan suatu struktur ang dibentuk dari suatu grup abel dan suatu ring dengan elemen satuan. Misalkan M adalah grup abel terhadap operasi penjumlahan dan R adalah ring dengan elemen satuan, modul kiri M atas ring R adalah struktur ang dibentuk oleh M dan R ang dilengkapi dengan operasi pergandaan skalar dan memenuhi aksioma: r R m M, r m M 1. R, M,., R M, r m m r m m rm rm 1 1 1 r r m r r m rm r m 1 1 1

80 Ari Wardaani 3. r1, r R m M, rr 1 m r1 r m 4. m M, 1m m dengan 1 adalah elemen satuan R. Definisi modul kanan M atas ring R analog dengan modul kiri, tetapi pada operasi pergandaan skalarna, elemen-elemen r di R dituliskan disebelah kanan (Hartle, dkk., 1970). Himpunan bagian tak kosong dari suatu modul disebut submodul jika himpunan bagian tersebut dilengkapi dengan operasi ang sama dengan operasi di modulna, juga membentuk modul (Adkins, 197). Sementara itu modul faktor adalah suatu modul ang dihasilkan oleh suatu submodul dari modul ang diberikan (Lang, 1995). Gaussian Integers merupakan himpunan bagian dari himpunan bilangan kompleks (Muchlisah, 008) dan dinotasikan dengan Z(i) = {a + bi a, b Z dan i = 1 } Menurut Fraleigh (000), Gaussian Integers Z(i) merupakan daerah integral, aitu ring komutatif dengan elemen satuan ang tidak memuat pembagi nol. Himpunan R adalah himpunan dari semua elemen ang berbentuk -tupel dengan setiap tupelna merupakan bilangan riil (Anton, 1993). Himpunan R dinotasikan dengan R = {[, R}. Menurut Jacob (1990), R merupakan ruang vektor atas lapangan himpunan bilangan riil R. Hal ini mengakibatkan bahwa R adalah grup abel terhadap operasi penjumlahanna.. PEMBENTUKAN MODUL R ATAS GAUSSIAN INTEGERS Z(i) Sebelum membuktikan R adalah modul atas Gaussian Integers Z(i), terlebih dahulu didefinisikan operasi pergandaan skalar antara Z(i) dan R akni:

Modul Faktor ang Dibentuk dari Submodul 81 (a + bi) [ 1 [ a 1 b a + b 1 dan [ 1 (a + bi) [ a 1 b a + b 1, untuk setiap (a + bi) Z(i), [ 1 R. Selanjutna ditunjukkan bahwa dengan operasi pergandaan skalar ang didefinisikan tersebut, R memenuhi aksiomaaksioma modul kiri dan modul kanan atas Gaussian Integers Z(i). Proposisi 1. Himpunan R adalah modul atas Gaussian Integers Z(i) dengan operasi pergandaan skalar (a + bi) [ 1 [ a 1 b a + b 1 dan [ 1 (a + bi) [ a 1 b a + b 1, untuk setiap (a + bi) Z(i), [ 1 R. Bukti. Pembuktian diawali dengan menunjukkan bahwa operasi ang didefinisikan tersebut adalah well-defined. Ambil sembarang (a + bi), (c + di) Z(i) dengan (a + bi) = (c + di), dan [ 1, [ 1 R dengan [ 1 = [ 1. Jika (a + bi) = (c + di) dan [ 1 = [ 1 maka (a + bi) [ 1 = [ a 1 b a + b 1 = [ c 1 d c + d 1 = (c + di) [ 1 dan [ 1 (a + bi) = [ a 1 b a + b 1 = [ c 1 d c + d 1 = [ 1 (c + di). Jadi operasi pergandaan skalar ang didefinisikan tersebut well-defined. Selanjutna ditunjukkan bahwa aksioma-aksioma modul kiri dipenuhi: (i). ((a + bi) + (c + di)) [ 1 = ((a + c) + (b + d)i) [ 1 = [ (a + c) 1 (b + d) (a + c) + (b + d) 1 = [ a 1 b a + b 1 + [ c 1 d c + bd 1

8 Ari Wardaani = (a + bi) [ 1 + (c + di) [ 1. (ii). (a + bi) ([ 1 + [ 1 ) = (a + bi) [ 1 + 1 + = [ a( 1 + 1 ) b( + ) a( + ) + b( 1 + 1 ) = [ a 1 b a + b 1 + [ a 1 b a + b 1 = (a + bi) [ 1 + (a + bi) [ 1 (iii). ((a + bi)(c + di)) [ 1 = ((ac bd) + (ad + bc)i) [ 1 = [ (ac bd) 1 (ad + bc) (ac bd) + (ad + bc) 1 = [ (ac 1 ad ) (bc + bd 1 ) (ac + ad 1 ) + (bc 1 bd ) = [ a(c 1 d ) b(c + d 1 ) a(c + d 1 ) + b(c 1 d ) = (a + bi) [ c 1 d c + d 1 = (a + bi) ((c + di) [ 1 ) (iv). 1[ 1 = (1 + 0i) [ 1 = [ 1 Karena R memenuhi aksioma-aksioma modul kiri atas Gaussian Integers Z(i), maka R adalah modul kiri atas Gaussian Integers Z(i). Secara analog diperoleh bahwa R adalah modul kanan atas Gaussian Integers Z(i). Kemudian karena R adalah modul kiri sekaligus modul kanan atas Gaussian Integers Z(i) maka R adalah modul atas Gaussian IntegersZ(i).

Modul Faktor ang Dibentuk dari Submodul 83 Selanjutna, struktur modul R atas Gaussian Integer Z(i) ini akan digunakan untuk membentuk submodul, koset, dan pada akhirna digunakan untuk membentuk modul faktor ang diinginkan. 3. PEMBENTUKAN MODUL FAKTOR DARI SUBMODUL Z Pada makalah ini, pembentukan modul faktor menggunakan Z aitu himpunan bagian dari R. Pembentukan modul faktor diawali dengan menunjukkan bahwa Z adalah submodul dari R. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut. Dengan pendefinisian Z {[ z 1 z z 1, z Z} jelas bahwa Z adalah himpunan bagian dari R ang tak kosong, sebab dengan mengambil z1, z sembarang elemen di Z selalu dapat ditentukan [ z 1 z Z. Kemudian, Z juga merupakan submodul dari modul R atas Z(i) karena untuk setiap [ z 1 z, [ 1 Z dan a + bi Z(i) berlaku: [ z 1 z [ 1 = [ z 1 1 z Z dan (a + bi) [ z 1 z = [ az 1 bz az + bz 1 Z. Selanjutna didefinisikan himpunan R Z {[ 1 + Z [ 1 R } aitu himpunan semua koset submodul Z pada modul R atas Z(i). Untuk penederhanaan penulisan, selanjutna [ 1 + Z R Z ditulis dengan [ 1. Proposisi. Himpunan R Z merupakan modul faktor ang dihasilkan oleh Z pada modul R atas Gaussian Integer Z(i) dengan operasi penjumlahan dan pergandaan skalar ang didefinisikan sebagai berikut: untuk setiap [ 1 1, [ R Z dan a + bi Z(i) berlaku [ 1 1 + [ = [ 1 + [ 1,

84 Ari Wardaani (a + bi) [ 1 = (a 1 1 + bi) [ dan [ (a 1 + bi) = [. (a + bi) Bukti. Terlebih dahulu ditunjukkan bahwa operasi penjumlahan koset ang didefinisikan tersebut adalah well-defined. Ambil sembarang [ 1 1, [, [ 1, [ 1 R Z dengan [ 1 1 = [ dan [ 1 = [ 1. Jika [ 1 1 1 = [ maka [ + Z = [ 1 + Z. Menurut sifat koset, jika [ 1 = [ 1 1 mengakibatkan [ [ 1 Z. Kemudian, jika [ 1 = [ 1 maka [ 1 + Z = [ 1 + Z. Dengan demikian juga diperoleh [ 1 [ 1 Z. Kemudian, ([ 1 + [ 1 ) ([ 1 + [ 1 ) = ([ 1 [ 1 ) + ([ 1 [ 1 ) Z. Sebagai akibatna ([ 1 + [ 1 ) + Z = ([ 1 + [ 1 ) + Z, ang mengimplikasikan bahwa [ 1 + [ 1 1 = [. + [ 1 1 Dengan kata lain, [ + [ 1 1 = [ + [ 1. Berikut ini ditunjukkan bahwa operasi pergandaan skalar ang didefinisikan tersebut juga well-defined. (a + bi) ([ 1 [ 1 ) = (a + bi) [ 1 1 = [ a( 1 1 ) b( ) a( ) + b( 1 1 ) = [ a 1 b a + b 1 [ a 1 b a + b 1 = (a + bi) [ 1 (a + bi) [ 1 Z. Hal ini mengakibatkan (a + bi) [ 1 + Z = (a + bi) [ 1 + Z, akni

Modul Faktor ang Dibentuk dari Submodul 85 (a + bi) [ 1 = (a 1. + bi) [ Dengan kata lain, (a + bi) [ 1 = (a 1 + bi) [. Secara analog diperoleh bahwa [ 1 (a 1 + bi) = [ (a + bi). Jadi operasi penjumlahan dan pergandaan skalar ang didefinisikan tersebut adalah well defined. Berikutna ditunjukkan bahwa R Z dengan operasi penjumlahan dan pergandaan skalar ang didefinisikan di atas merupakan modul atas Z(i). Langkah pertama adalah menunjukkan bahwa R Z terhadap operasi penjumlahanna merupakan grup abel. Untuk setiap [ 1 1, [ R Z, berlaku [ 1 1 + [ R Z. Hal ini berarti operasi penjumlahanna tertutup pada R Z. Selain itu, untuk setiap [ 1 1 s 1, [, [ s R Z berlaku ([ 1 1 s 1 + [ ) + [ s = ([ 1 + [ 1 s 1 1 ) + [ s = ([ + [ 1 ) + [ s 1 s = [ 1 + ([ 1 + [ s 1 1 1 s ) = [ + ([ + [ s 1 1 1 s 1 s ) = [ + ([ + [ ) s. Selanjutna, [ 1 1 1 + [ = [ + [ 1 1 = [ + [ 1 1 1 = [ + [. Jadi operasi penjumlahan pada R Z bersifat assosiatif dan komutatif. Eksistensi elemen netral pada R Z juga dipenuhi, karena terdapat [ 0 0 sedemikian sehingga untuk setiap [ 1 R Z berlaku [ 1 0 + [ 0 1 = [ + [ 0 0 1 = [. Selanjutna, eksistensi invers dari setiap elemen di R Z dipenuhi, karena untuk setiap [ 1

R Z mempunai invers aitu [ 1 1 = [ sedemikian sehingga [ 1 1 0 +[ = [. 0 Karena R Z terhadap operasi penjumlahanna memenuhi aksioma-aksioma grup dan bersifat komutatif, maka R Z adalah grup abel. Untuk membuktikan bahwa R Z adalah modul kiri atas Z(i), haruslah dibuktikan bahwa dengan operasi pergandaan skalar ang didefinisikan, R Z memenuhi aksioma-aksioma modul. Ambil sembarang a + bi, c + di Z(i) dan [ 1 1, [ R Z. Kemudian (i) ((a + bi) + (c + di)) [ 1 = ((a + c) + (b 1 + d)i) [ = ((a + c) + (b + d)i) [ 1 = [ (a + c) 1 (b + d) a = [ 1 b + [ c 1 d (a + c) + (b + d) 1 a + b 1 c + d 1 = (a + bi) [ 1 + (c + di) [ 1 = (a 1 + bi) [ + (c 1 + di) [ (ii) (a + bi) ([ 1 1 + [ ) = (a 1 + bi) ([ + [ 1 ) = (a + bi) ([ 1 + ) 1 + Modul Faktor ang Dibentuk dari Submodul 87 = [ a( 1 + 1 ) b( + ) a( + ) + b( 1 + 1 ) a = [ 1 b + [ a 1 b a + b 1 a + b 1 = (a + bi) [ 1 + (a 1 + bi) [. (iii) ((a + bi). (c + di)) [ 1 = ((ac + bd) + (ad 1 + bc)i) [

(iv) 1[ 1 = (1 1 1 + 0i) [ = [ = [ (ac + bd) 1 (ad + bc) (ac + bd) + (ad + bc) 1 = (a + bi) [ c 1 d c + d 1 = (a + bi) [ c 1 d = (a 1 + bi)(c + di) [ c + d 1 Karena R Z memenuhi aksioma-aksioma modul kiri atas Z(i), maka R Z adalah modul kiri atas Gaussian Integers Z(i). Secara analog diperoleh bahwa R Z adalah modul kanan atas Gaussian Integesr Z(i). Karena R Z adalah modul kiri dan modul kanan atas Gaussian Integers Z(i), maka R Z adalah modul atas Gaussian Integers Z(i). Untuk selanjutna R Z dinamakan modul faktor atas Gaussian Integers Z(i). 88 Ari Wardaani 4. KESIMPULAN Himpunan R Z dengan operasi penjumlahan dan pergandaan skalar ang didefinisikan tersebut memenuhi aksioma-aksioma modul atas Gaussian Integers Z(i). Modul R Z atas Gaussian Integers Z(i) adalah modul faktor ang dihasilkan oleh Z pada modul R atas Gaussian Integers Z(i).

5. DAFTAR PUSTAKA Anton, H. (1993). Aljabar Linier Elementer. Jakarta: Penerbit Erlangga. Adkins, W. (197). Algebra: an Approach Via Module Theor. New York: Springer-Velberg. Fraleigh, J.B. (000). A First Course in Abstract Algebra. New York: Addison- Wesle Publising Compan, Inc. Hartle, B. dan Hawkes, T.O. (1970). Rings, Modules and Linear Algebra. London: Chapman and Hall, Ltd. Jacob, B. (1990). Linear Algebra. New York: W. H. Freeman and Compan. Lang, S. (1995). Algebra. New York: Addison-Wesle Publishing Compan. Muchlisah, N. (008). Teori Gelanggang dan Lapangan. Surakarta: LPP UNS.