METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

Bagan Kerangka Pemikiran "##

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. n =

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

METODE PENELITIAN. Disain dan Tempat Penelitian. Teknik Penarikan Contoh. di = di/d x 100

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

STATUS GIZI, ANGKA KECUKUPAN GIZI, DAN PENILAIAN KONSUMSI PANGAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN 1 N

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. kalsium, frekuensi konsumsi sumber kalsium anak, frekuensi konsumsi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan di Yayasan Keluarga Istimewa Indonesia (YKII), Cimanggu, dan SDN Perwira Kota Bogor. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan pertimbangan (1) belum ada penelitian sebelumnya di tempat tersebut, (2) kemudahan akses, dan (3) ibu bersedia untuk diwawancarai. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Populasi penelitian adalah anak penyandang autis yang terdaftar di dua lokasi penelitian yang berjumlah 60 orang. Contoh dalam penelitian ini adalah anak yang memenuhi kriteria. Kriteria contoh dalam penelitian ini adalah (1) anak penderita autis, (2) terdaftar di dua lokasi penelitian, (3) bersedia ikut serta dalam penelitian, dan (4) ibu bersedia untuk diwawancarai. Ibu adalah responden yang merupakan sumber informasi untuk menambah data. Penarikan contoh dilakukan secara purposive. Calon contoh sebanyak 36 orang diperoleh berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Contoh sebanyak 30 orang adalah yang memiliki data lengkap. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer meliputi (1) karakteristik anak (usia, jenis kelamin, klasifikasi autis, berat badan, dan tinggi badan), (2) karakteristik orang tua (pendapatan, pendidikan, besar keluarga, dan usia), (3) pola konsumsi (frekuensi konsumsi pangan sumber gluten dan kasein, konsumsi suplemen, konsumsi selama tiga hari, makanan yang sering dikonsumsi, makanan yang disukai, dan alergi. Karakteristik orang tua diperoleh dengan cara pengisian kuesioner. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh ibu dan data sekunder diperoleh dari yayasan atau sekolah. Pola konsumsi dan konsumsi pangan anak dinilai dengan menggunakan Food Frequency Questionares (FFQ) dan Food Record, wawancara, serta pengamatan langsung. Food record diisi selama tiga hari. Data status gizi diperoleh dengan metode antropometri dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan anak. Data sekunder meliputi keadaan umum dan profil yayasan dan sekolah. Jenis data,variabel data dan cara pengumpulannya ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2 Jenis, variabel dan cara pengumpulan data No Jenis data Variabel Cara Pengumpulan 1 Data Primer Karakteristik anak : Pengisian kuesioner, Usia wawancara Jenis kelamin Klasifikasi Autis 2. Data Primer Karakteristik keluarga : Pengisian kuesioner, Pendidikan orang tua wawancara Pendapatan orang tua Besar keluarga Usia orang tua 3. Data Primer Pengetahuan ibu Pengisian kuesioner (20 pertanyaan tentang autis, diet GFCF, dan gizi), wawancara 4. Data Primer Akses terhadap informasi pangan Pengisian kuesioner (8 dan gizi pertanyaan mengenai pelayanan kesehatan dan akses informasi), wawancara 5. Data Primer Pola konsumsi pangan : Pengisian kuesioner, Konsumsi pangan Metode FFQ, food frekuensi konsumsi pangan record 3x24jam, dan kebiasaan makan pangan wawancara sumber gluten dan kasein 6. Data Primer Tingkat kecukupan energi dan zat gizi Isian tertulis, konversi URT ke dalam gram sesuai dengan yang disajikan (Food Record 3x24 jam) 7. Data Primer Status gizi Pengukuran secara langsung dengan menggunakan timbangan injak dan microtoise 8. Data Sekunder Informasi yayasan dan sekolah Data yayasan dan sekolah Pengolahan dan Analisis Data Data diolah secara manual maupun dengan menggunakan komputer Microsoft excel, SPSS versi 16, Software Nutrisurvey, dan Anthroplus WHO 2007. Pengolahan data meliputi beberapa tahap yaitu, pengeditan, pengkodean, pengentrian dan analisis. Pengetahuan gizi diolah dari jawaban contoh terhadap pertanyaan dalam kuesioner. Bentuk pertanyaan berupa kalimat positif dan negatif. Skor untuk jawaban benar pada pernyataan positif adalah 1 dan salah 0. Skor untuk pernyataan negatif sebaliknya. Total nilai apabila semua jawaban benar adalah 20. Nilai yang diperoleh kemudian dijumlahkan dan selanjutnya dikategorikan berdasarkan cut off point >80% baik, 60-80% sedang dan <60% kurang (Khomsan 2000). Data akses terhadap informasi diperoleh dengan memberikan delapan pertanyaan terkait jenis pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan dan frekuensi kunjungan, informasi diet untuk anak autis, sumber informasi yang biasa diakses, serta bagaimana ibu menerapkan informasi tersebut. Pola konsumsi pangan sumber gluten dan kasein yang juga menunjukkan perilaku makan anak dilihat dari pengisian FFQ yang dikumpulkan dengan cara mencatat jenis dan frekuensi pemberian pangan sumber gluten dan kasein yang dikonsumsi oleh contoh. Jumlah contoh yang mengonsumsi pangan sumber gluten maupun kasein dengan frekuensi tertentu kemudian dirataratakan serta dianalisis secara deskriptif. Selain itu dilihat juga konsumsi suplemen, siklus menu, makanan yang sering dikonsumsi, makanan kesukaan, alergi, dan penggunaan suplemen. Data konsumsi pangan diperoleh dari hasil food record selama tiga hari. Jumlah makanan yang dikonsumsi dituliskan dengan menggunakan satuan URT (Ukuran Rumah Tangga). Selanjutnya dilakukan konversi URT ke dalam gram sesuai dengan yang disajikan. Kandungan zat gizi dalam seluruh bahan pangan yang dikonsumsi dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk mendapatkan rata-rata konsumsi contoh per tiga hari. Selanjutnya rata-rata konsumsi pangan tersebut digunakan untuk menghitung tingkat kecukupan rata-rata anak berdasarkan angka kecukupan rata-rata contoh. Kecukupan energi dan zat gizi diacu berdasarkan angka kecukupan energi dan zat gizi dari WKNPG tahun 2004. Kandungan zat gizi dari makanan yang dihitung adalah energi, protein, kalsium, zinc, magnesium, vitamin A, dan vitamin C. Kandungan zat gizi dari makanan dihitung dengan menggunakan Daftar Kandungan Bahan Makanan (DKBM) dengan rumus sebagai berikut : Kgij = (Bj/100)x Gij x (BDD/100) Keterangan : Kgij = kandungan gizi i dalam bahan makanan j Bj = berat makanan j yang dikonsumsi (g) Gij = kandungan zat gizi dalam 100 g BDD bahan makanan j BDDj = bagian bahan makanan j yang dapat dimakan Perhitungannya untuk menentukan Angka Kecukupan energi dan protein anak adalah sebagai berikut : Angka kecukupan = BB aktual/bb ideal x AKG yang dianjurkan Angka kecukupan vitamin dan mineral dihitung langsung dengan angka kecukupan tanpa perlu menggunakan angka kecukupan zat gizi yang dicari.

Tingkat kecukupan energi dan zat gizi diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi dengan kecukupannya yaitu menggunakan rumus tingkat kecukupan zat gizi dibawah ini : TKG = (K/AKGI) x 100% Keterangan : TKG = tingkat kecukupan zat gizi K = konsumsi AKGI = angka kecukupan zat gizi contoh yang dicari Tingkat kecukupan energi dan protein dikategorikan dengan menggunakan cutt of point Depkes (1996) yang dibedakan menjadi defisit tingkat berat (<70% AKE), defisit tingkat sedang (70-79% AKE), defisit tingkat ringan (80-89% AKE), normal (90-119% AKE), dan berlebihan ( 120% AKE). Sementara tingkat kecukupan untuk vitamin dan mineral dikategorikan menjadi dua yaitu kurang (<77% angka kecukupan) dan cukup ( 77% angka kecukupan) (Gibson 2005). Status gizi dihitung berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dan indeks TB/U yang dikategorikan berdasarkan WHO (2007). Pengkategorian status gizi menurut indeks IMT/U yaitu sangat kurus (<-3 SD), kurus (<-2 SD s/d -3 SD), normal (-2 SD s/d 1 SD), overweight (1 SD s/d 2 SD), dan obese (>2 SD). Sementara pengkategorian status gizi berdasarkan indeks TB/U yaitu sangat pendek (<-3 SD), pendek ( -3 SD s/d <-2 SD), dan normal ( - 2 SD). Status gizi berdasarkan indeks BB/U dikategorikan berdasarkan CDC (2000) menjadi gizi kurang (<-2 SD), gizi baik (-2 SD s/d 2 SD), dan gizi lebih (>2 SD). Hubungan antara pengetahuan ibu dengan tingkat kecukupan energi dan zat gizi serta status gizi contoh dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi contoh menggunakan uji korelasi Pearson. Jenis uji korelasi yang digunakan ditentukan berdasarkan pada skala pengukuran dan normalitas data. Hubungan antara pengetahuan ibu dengan konsumsi pangan sumber gluten dan kasein dianalisis menggunakan uji epidemiologi dengan menghitung nilai Odds Ratio (OR). Uji Signifikasi dilakukan dengan mencari nilai X dan Confidence Interval (CI). Hubungan antar variabel dikatakan signifikan apabila nilai OR berada diantara selang lower-upper, nilai OR tidak sama dengan satu, dan nilai satu tidak ada diantara selang Confidence Interval (CI).

Definisi Operasional Autis adalah gangguan perkembangan pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial. Gangguan ini mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, melakukan aktivitas sosial ataupun keterampilan penggunaan komunikasi yang mencakup kemampuan bicara, berimajinasi, dan komunikasi. Autis dan Spektrumnya adalah anak penderita autis dan atau anak dengan gangguan perkembangan dengan gejala yang tampak seperti autis. Misalnya hiperaktif, melakukan gerakan dan ucapan yang berulang-ulang, dan ketertarikan pada satu hal atau minat tertentu. Contoh adalah anak penyandang autis yang bersekolah atau bimbel di Yayasan Keluarga Istimewa Indonesia, Cimanggu, atau SDN Perwira Kota Bogor yang bersedia ikut serta dalam penelitian. Karakterisitik Contoh adalah ciri-ciri dan keadaan umum anak penyandang autis yang meliputi umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan. Karakteristik Keluarga adalah kondisi keluarga anak penyandang autis yang mencakup pendapatan, pendidikan keluarga, besar keluarga, serta usia orang tua Usia Orang Tua adalah usia ayah dan ibu contoh yang dikelompokkan menjadi dewasa awal (18-40 tahun), dewasa madya (40-60 tahun), dan dewasa lanjut (>60 tahun). Pendidikan Orang Tua adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh ayah dan ibu contoh yang ditandai dengan adanya tanda tamat ijazah yang dikelompokkan menjadi tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak tamat SMP, tamat SMP, tidak Tamat SMA, tamat SMA, diploma : 1/2/3, S1, dan S2/S3. Pendapatan Orang Tua adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan ayah dan ibu dalam satu bulan yang dinilai dalam bentuk rupiah (uang) yang dihasilkan dari pekerjaan utama dan penghasilan tambahan. Besar Keluarga adalah jumlah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, adik, atau anggota keluarga lain yang tinggal satu rumah dengan contoh. Besar keluarga dikategorikan menjadi 3 yaitu keluarga kecil ( 4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga besar ( 7 orang).

Akses terhadap Informasi adalah sumber informasi ibu terkait autis meliputi artikel koran atau majalah, konsultasi dengan dokter atau tenaga profesional lain, dari sekolah atau tempat terapi anak autis, atau panutan (orang tua, teman) serta penerapan dari informasi yang diperoleh. Pengetahuan Ibu adalah hal-hal yang diketahui oleh ibu mengenai autis, gizi dan pilihan makanan, serta diet GFCF yang diukur dari skor jawaban pertanyaan. Tingkat pengetahuan dihitung dalam persentase serta dikategorikan menjadi baik, sedang, dan kurang. Pola Konsumsi Gluten dan Kasein adalah jumlah dan frekuensi bahan pangan yang mengandung gluten dan kasein yang dikonsumsi anak selama sehari, minggu, atau bulan, dinilai dengan menggunakan FFQ. Diet GFCF (Gluten Free Casein Free) adalah pengaturan atau pemberian makanan bagi anak autis dengan tidak memberikan makanan yang mengandung gluten dan kasein. Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi adalah perbandingan antara konsumsi dengan angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan menurut umur, jenis kelamin, berta badan, tinggi badan anak berdasarkan WKNPG VIII (2004) dan dinyatakan dalam persen. Status Gizi adalah keadaan tubuh anak yang ditentukan berdasarkan perhitungan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) (dikategorikan menjadi lima kategori, yaitu sangat kurus (<-3 SD), kurus (<-2 SD s/d -3 SD), normal (-2 SD s/d 1 SD), overweight (1 SD s/d 2 SD), obese (>2 SD), indeks TB/U (dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu sangat pendek (<-3 SD), pendek ( -3 SD s/d <-2 SD), dan normal ( -2 SD)) mengacu pada WHO (2007) serta indeks BB/U (dikategorikan menjadi gizi kurang (<-2 SD), gizi baik (-2 SD s/d 2 SD), dan gizi lebih (>2 SD)) mengacu pada CDC (2000).