BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA. Nourina Kartika Sakti, Sihkabuden, Susilaningsih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Deskripsi Siklus 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nabi Muhammad SAW, adapun guru yang mengajar mata pelajaran tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS yang peneliti

Lampiran 1 : Refleksi Pembelajaran Pra Siklus REFLEKSI PEMBELAJARAN PRA SIKLUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan formal yang berada di Desa Durungbanjar Kecamatan Candi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Sendangrejo yang beralamatkan di Jl. Lusi Medang no. 5 Rt.01 Rw. VI Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan Kode Pos 58193. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN 02 Sendangrejo tahun ajaran 2012/2013 sejumlah 36 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki 19 dan 17 siswa perempuan. Guru dan staf di SDN 02 Sendangrejo berjumlah 10 orang yang terdiri dari seorang kepala sekolah, 8 guru, dan seorang penjaga sekolah. Siswa berasal dari desa Medang, Sendangrejo dan Tanjungsari. Sedangkan guru dan staf berasal dari beberapa desa dalam kawasan kecamatan Ngaringan dan kecamatan Kradenan. SDN 02 Sendangrejo terletak kurang lebih 15 km dari kecamatan Ngaringan, dan berada di lintas pedesaan. Jalan menuju sekolah relatif mudah karena jalan telah beraspal, namun masih ada sebagian jalan yang telah mengalami kerusakan. Sebagian guru menggunakan sarana transportasi karena bertempat tinggal di luar desa Medang. Sarana pembelajaran di SDN 02 Sendangrejo terdapat satu bangungan utama yang terdiri dari kelas 1, 2, 3, kantor guru yang terhubung dengan UKS serta kelas 4, 5, dan 6. Selain itu, terdapat perpustakaan, lapangan, halaman parkir motor serta 3 buah WC dan kantin. Halaman sekolah cukup luas yang biasanya digunakan sebagai tempat anak-anak bermain, melaksanakan upacara serta kegiatan siswa lainnya. Pelaksanaan pembelajaran dimulai hari Senin sampai Sabtu. Siswa memulai pelajaran setelah melaksanakan acara kerohanian yaitu dengan membaca doa. Pelajaran dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan yakni pukul 07.00 WIB 12.30 WIB, kecuali hari Jum at dimana siswa pulang lebih awal pada pukul 11.00 WIB. 23

24 4.2 Deskripsi Kondisi Awal Hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia sebelum diadakannya upaya perbaikan pembelajaran diambil dari observasi hasil Ujian Kenaikan Kelas (UKK) atau Ujian Akhir Sekolah (UAS) semester 1 tahun ajaran 2012/2013. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sejumlah 19 dari 36 siswa atau 52,78 % Hal ini berarti persentase ketuntasan siswa lebih kecil daripada siswa yang belum tuntas. Sejumlah 19 dari 36 siswa mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yakni 64. Persentase ketuntasan hasil belajar baru mencapai 47,22% dan 57,78% siswa belum tuntas. Dari diskripsi di atas, dapat diturunkan menjadi tabel ketuntasan hasil belajar siswa sebelum tindakan. Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus No Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 <64 Belum tuntas 19 52,78 % 2 64 Tuntas 17 47,22% Jumlah 36 100% Dari tabel tersebut, dapat dituliskan bahwa persentase ketuntasan siswa sebesar 47,22% sedangkan persentase siswa yang belum tuntas sebesar 52,78%. Siswa dengan kategori belum tuntas sebanyak 19 anak yakni siswa yang mendapat nilai dibawah 64. Dalam kategori ini, jumlah siswa yang belum tuntas lebih besar dari pada siswa yang sudah tuntas. Persentase ketuntasan hasil belajar tersebut juga dapat digambarkan melalui diagram berikut.

25 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus 52.78% 47.22% Tuntas Belum Tuntas Diagram 4.1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus 4.3 Hasil Penelitian Dalam sub bab ini akan membahas tentang hasil penelitian mulai dari siklus pertama hingga siklus II. 4.3.1 Siklus I Dalam paparan berikut akan dijelaskan tentang rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. 4.3.1.1 Rencana Tindakan Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran di dalam silabus bahasa Indonesia kelas V semester 2. RPP siklus I dirancang dalam 3 pertemuan dimana pertemuan pertama penyampaian materi, dan pertemuan kedua adalah pemantapan materi dan pertemuan ketiga adalah pemberian tes formatif untuk siswa. Tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa juga dibuat berpedoman pada indikator-indikator pembelajaran dalam kompetensi dasar yang diambil peneliti. Selain itu, tahapan perencanaan yang dilakukan adalah menyiapkan materi ajar yang diadaptasi dari buku pegangan siswa dan guru. Dan alat bantu tongkat untuk

26 Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan metode talking stick. Untuk mengetahui penerapannya di kelas, yang dilakukan peneliti yakni menyiapkan lembar observasi penerapan metode talking stick. Kesesuaian tindakan di kelas dengan langkah yang harus dilakukan bisa lebih jelas diamati. Terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di isi yakni Ya jika peneliti telah melaksanakan langkah pembelajaran yang sesuai dengan metode, serta Tidak jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di dalam kelas. 4.3.1.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran dalam siklus I dilakukan sejumlah 3 kali pertemuan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 1. Pertemuan Pertama Pertemuan I pada siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 23 Maret 2013. Pada pertemuan ini terdapat seorang siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit. Materi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah cerita anak yang termuat dalam kompetensi dasar 7.3. yakni Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat. Pelaksanaan tindakan menggunakan langkah-langkah pembelajaran metode talking stick 1) Kegiatan Awal Sesuai dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan, kegiatan awal pada pertemuan I yakni guru menyiapkan tongkat, melakukan pemeriksanaan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, absensi siswa, penyampaian apersepsi serta tujuan pembelajaran hari ini. Siswa diajak guru untuk mengingat kembali unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah cerita. 2) Kegiatan Inti Eksplorasi Kegiatan pembelajaran pada tahap eksplorasi meliputi tanya jawab yang dilakukan guru mengenai unsur-unsur cerita dan apa definisinya. Siswa menjawab secara bergantian apa saja yang termasuk unsur-unsur sebuah cerita anak. Selain

27 itu, siswa yang lupa akan materi, mencari sumber informasi sendiri yaitu dengan membuka catatan maupun buku pegangan siswa. Penyampaian materi terkait indikator mengidentifikasi cerita anak dilakukan dengan demonstrasi dari guru. Guru memberi contoh apa yang bisa disebut dengan tema, latar, tokoh serta amanat. Siswa yang belum jelas selalu diingatkan guru untuk bertanya tentang hal yang belum mereka pahami. Kegiatan selanjutnya yaitu siswa membaca cerita anak berjudul Berani Berkata Jujur selama 8-10 menit. Guru meyakinkan siswa bahwa mereka mengetahui isi cerita tersebut. Siswa diminta menutup semua buku mereka. Elaborasi Kegiatan elaborasi dalam perbaikan pembelajaran diawali dengan mengajak siswa melakukan permainan talking stick. Guru menyampaikan aturan permainan yaitu siswa yang memegang tongkat akan mendapatkan pertanyaan sesuai dengan cerita tersebut. Guru memberikan tongkat kepada siswa yang duduk di bagian depan paling kanan dan menggulirkan tongkat itu ketemanya yang lain. Ketika tongkat itu bergulir siswa juga diajak menyanyikan lagu Ampar ampar pisang Di tengah tengah atau di akhir lagu guru memberi tanda dengan menepukkan tangannya yang berarti siswa harus berhenti bernyanyi dan siswa yang memegang tongkat mendapatkan pertanyaan. Siswa lain mendengarkan dan mencatat pertanyaan yang diberikan. Konfirmasi Kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan koreksi dari tiap soal yang di berikan guru kepada siswa mengenai cerita tersebut. 3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya hal-hal yang belum mereka pahami dan membuat kesimpulan. Kemudian guru memberi pekerjaan rumah untuk menceritakan kembali cerita berani berkata jujur dengan kata- kata mereka sendiri.

28 2. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dari siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Maret 2013. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah pemantapan materi sebelumnya menggunakan metode talking stick. 1) Kegiatan Awal Guru menyiapkan tongkat, memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada saat guru mengecek apakah pekerjaan rumah siswa telah dikerjakan, masih terdapat siswa yang lupa tidak mengerjakan. Apersepsi yang dilakukan adalah mengingatkan kembali unsur cerita anak yang telah dibahas serta kesimpulan cerita yang berjudul Berani Berkata Jujur. Guru memberi penjelasan bahwa tujuan pembelajaran masih seperti pembelajaran sebelumnya yakni tentang cerita anak. 2) Kegiatan Inti Eksplorasi Pelaksanaan kegiatan inti telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Siswa secara bergantian menyebutkan kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya. Dan menyebutkan kembali kesimpulan cerita Berani Berkata Jujur. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya materi yang belum dipahami. Siswa diberikan cerita rakyat dari Sumatra Utara yang berjudul Pedagang yang tidak jujur. Siswa diberi kesempatan membaca cerita tersebut selama 8-10 menit. Guru meyakinkan siswa bahwa mereka mengetahui isi cerita tersebut. Siswa diminta menutup semua buku mereka. Elaborasi mengajak siswa melakukan permainan talking stick. Guru menyampaikan aturan permainan yaitu siswa yang memegang tongkat akan mendapatkan pertanyaan sesuai dengan cerita tersebut. Guru memberikan tongkat kepada siswa yang duduk di bagian depan paling kanan dan menggulirkan tongkat itu ketemanya yang lain. Ketika tongkat itu bergulir siswa memberikan usul kepada guru untuk menyanyikan lagu Gundul gundul Pacul Di tengah tengah atau di akhir lagu guru memberi tanda dengan menepukkan tangannya yang berarti siswa harus berhenti bernyanyi dan siswa

29 yang memegang tongkat mendapatkan pertanyaan. Siswa lain mendengarkan dan mencatat pertanyaan yang diberikan. Begitu seterusnya hingga sebagian besar siswa mendapat pertanyaan. Konfirmasi Kegiatan yang telah dilaksanakan siswa bersama guru mengoreksi pertanyaan yang diberikan saat permainan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. 3) Kegiatan Penutup Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari cerita rakyat tersebut. 3. Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dari siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Maret 2013. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah mengadakan tes formatif mengenai cerita anak. Materi tes yang digunakan telah disesuaikan dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai serta berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 1) Kegiatan Awal Guru memeriksa kesiapan dan mengabsen siswa dan menyampaikan bahwa hari ini akan diadakan tes. 2) Kegiatan Inti Eksplorasi Siswa diingatkan kembali tentang cerita anak yang berjudul Berani Berkata Jujur dan Pedagang yang Tidak Jujur. Elaborasi Siswa diberi kesempatan untuk bertanya materi yang belum dipahami. Konfirmasi Siswa bersama guru menyimpulkan kembali kesimpulan dari dua cerita yang telah dipelajari sebelumnya. 3) Kegiatan Penutup Siswa diberi lembar tes formatif setelah mengerjakan tes siswa dan guru mengoreksi jawaban tes bersama-sama. Siswa menilai hasil tes sesuai petunjuk

30 guru. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM mendapat tugas perbaikan, sedangkan siswa yang sudah tuntas mendapat tugas pengayaan. 4.3.1.3 Pengamatan Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selama siklus I berlangsung, pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan pembelajaran yang disajikan di kelas. Hal tersebut diamati berdasarkan lembar penerapan metode pembelajaran talking stick yang sudah disiapkan peneliti. Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran metode pembelajaran talking stick. Namun pada pertemuan kedua guru tidak memberikan pekerjaan rumah untuk siswa. 4.3.1.4 Hasil Tindakan Siklus I Hasil belajar siswa diperoleh setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Pada akhir pertemuan ketiga, siswa mengerjakan tes formatif (ulangan harian) terkait dengan materi yang sudah disampaikan guru. Siswa mengerjakan tes sejumlah 10 soal sesuai dengan indikator pembelajaran. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran bahasa Indonesia di SDN 02 Sendangrejo sebesar 64. Siswa yang sudah mencapai ketuntasan KKM sebanyak 23 orang, sedangkan 13 orang masih mendapat nilai di bawah KKM. Tabel hasil belajar siklus I pada halaman berikut ini akan menunjukkan nilai dan kategori ketuntasan siswa. Tabel 4. 2 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Nilai Tindakan Siklus 1 Jumlah siswa Keterangan 50-60 10 Belum tuntas 65 70 7 Tuntas 75 80 11 Tuntas 85 90 8 Tuntas Jumlah 36 Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 50 Berdasarkan Hasil Belajar siswa Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 90. Sedangkan nilai terendah 50. Persentase

31 ketuntasan belajar sebesar 72,22% yang berarti 26 orang siswa memperoleh nilai di atas KKM (64). Persentase ketuntasan hasil belajar siswa terlihat pula dalam tabel yang disajikan berikut. Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I No Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 <64 Belum tuntas 10 27,28% 2 64 Tuntas 26 72,22% Jumlah 36 100% Dari tabel tersebut dapat diketahui sebanyak 10 orang siswa yang belum tuntas, sedangkan 26 siswa sudah memperoleh nilai lebih besar sama dengan 64. Diagram berikut menampilkan persentase ketuntasan siswa pada siklus I. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I 27,78% 72.22% Tuntas Belum Tuntas Diagram 4.2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Hasil belajar yang diperoleh setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I selama 3 pertemuan mengalami peningkatan dari hasil belajar yang didapat siswa pada kondisi awal. Hasil belajar yang dimaksud, disajikan dalam tabel berikut.

32 Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I Kondisi Awal (Pra Siklus) Siklus I Persentase Ketuntasan 52,78 % 72,22% Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari jumlah persentase siswa yang tuntas (lulus KKM) sebesar 52,78% menjadi 72,22%. 80% 70% 60% 50% 40% 30% Pra Siklus Siklus I 20% 10% 0% Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I Diagram 4.3 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I 4.3.1.5 Refleksi Setelah perbaikan pembelajaran berlangsung, peneliti bersama guru kelas melakukan refleksi. Dalam refleksi yang dilaksanakan ditemukan kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran talking stick. Kelebihannya adalah suasana kelas menjadi ramai namun terkendali. Hal ini disebabkan saat siswa bersamasama menyanyikan lagu yang mereka sukai dan ketika siswa satu mendapat pertanyaan siswa yang lain juga ikut mencatat pertanyaan tersebut. Siswa juga diberi kesempatan untuk menentukan lagu yang mereka inginkan untuk

33 mengiringi permainan. Seperti yang jadi di pertemuan kedua siswa menyepakati untuk menyanyikan lagu Gundul- gundul pacul. Kelebihan selanjutnya adalah keterlibatan siswa dalam proses koreksi jawaban bisa melatih tanggung jawab siswa. Selain kelebihan, ditemukan pula kekurangan dalam penggunaan metode pembelajaran talking stick siswa menjadi membuat sisiwa tegang, ketakutan akan pertanyaan yang akan di berikan oleh guru. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan I sudah 100% terlaksana sesuai dengan metode talking stick.. Merujuk pada indikator kinerja atau keberhasilan, pada siklus I belum menunjukkan keberhasilan tindakan. Hal ini dikarenakan persentase ketuntasan belajar belum mencapai 80% (lihat indikator kinerja) yaitu hanya 72,22%. Dari refleksi yang telah dilaksanakan, peneliti dan guru bersepakat untuk mengadakan siklus II dengan mengambil materi pada Kompetensi Dasar 8.1. meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan. 4.3.2 Siklus II Dalam paparan berikut akan dijelaskan tentang rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, hasil tindakan dan refleksi pada siklus II. 4.3.2.1 Rencana Tindakan Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran di dalam silabus bahasa Indonesia kelas V semester 2. RPP siklus II dirancang dalam 3 pertemuan dimana pertemuan pertama penyampaian materi, dan pertemuan kedua adalah pemantapan materi sedangkan pertemuan ketiga diadakannya tes formatif untuk siswa. Tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa juga dibuat berpedoman pada indikator-indikator pembelajaran dalam kompetensi dasar yang diambil peneliti. Selain itu, tahapan perencanaan yang dilakukan adalah menyiapkan materi ajar yang diadaptasi dari buku pegangan siswa dan guru. Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan metode talking stick untuk mengetahui penerapannya di kelas, yang dilakukan

34 peneliti yakni menyiapkan lembar observasi penerapan metode talking stick. Kesesuaian tindakan di kelas dengan langkah yang harus dilakukan bisa lebih jelas diamati. Terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di isi yakni Ya jika peneliti telah melaksanakan langkah pembelajaran yang sesuai dengan model, serta Tidak jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di dalam kelas. 4.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran dalam siklus II dilakukan sejumlah 3 kali pertemuan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 1. Pertemuan Pertama Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 6 April 2013. Materi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah meringkas isi buku atau bacaan yang termuat dalam kompetensi dasar 8.1. yakni meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Pelaksanaan tindakan menggunakan langkah-langkah pembelajaran metode talking stick. 1) Kegiatan Awal Sesuai dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan, kegiatan awal pada pertemuan I yakni guru menyiapkan tongkat, melakukan pemeriksanaan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, absensi siswa, penyampaian apersepsi serta tujuan pembelajaran hari ini. Siswa diberi pertanyaan tentang buku atau bacaan yang mereka sukai. 2) Kegiatan Inti Eksplorasi Pada tahap ini secara bergantian siswa menyebutkan buku atau judul bacaaan yang mereka sukai. Siswa diajak ke perpustakaan untuk membaca buku cerita yang mereka sukai. Siswa diminta membawa buku catatannya masing masing untuk mencatat hal hal pokok yang ada pada buku cerita yang mereka pilih. Siswa membaca dalam hati cerita anak selama 10-15 menit. Elaborasi Kegiatan elaborasi dalam perbaikan pembelajaran Siswa diajak kembali kekelas dan menata kursi berbentuk melingkar lalu diajak memainkan talking

35 stick guru menyampaikan aturan permainan yaitu guru memberikan tongkat kepada siswa lalu menggulirkannya kesiswa lain. Selama tongkat bergulir siswa diminta menyanyikan lagu sorak -sorak bergembira. Diakhir lagu siswa yang terakhir memegang tongkat harus maju menceritakan cerita anak yang mereka sukai. Setelah beberapa siswa mendapatkan giliran. Siswa diminta membuat ringkasan tentang buku cerita yang dibaca. Siswa diberikan contoh langkah - langkah bagaimana membuat ringkasan buku. Masing masing siswa membuat ringkasan buku sesuai yang mereka baca. Konfirmasi Beberapa siswa yang belum mendapat giliran pada saat permainan diminta maju membacakan ringkasan cerita yang telah dibuat. Siswa diminta mengumpulkan ringkasan cerita yang mereka buat. 3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya hal-hal yang belum mereka pahami. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan. Siswa diberikan pekerjaan rumah untuk mencari bacaan singkat tentang binatang dan harus dibawa dipertemuan selanjutnya 2. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dari siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 11 April 2013. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah pemantapan materi sebelumnya menggunakan model talking stick dan akan dilanjutkan dengan tes formatif pada pertemuan ketiga. 1) Kegiatan Awal Guru memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Apersepsi yang dilakukan adalah guru menyiapkan tongkat untuk melakukan permainan seperti pertemuan sebelumnya. Guru memberi penjelasan bahwa tujuan pembelajaran masih seperti pembelajaran sebelumnya yakni tentang meringkas isi buku atau bacaan. Guru bertanya kepada siswa apakah sudah membawa bacaan singkat yang guru minta pada pertemuan sebelumnya 2) Kegiatan Inti Eksplorasi

36 Pelaksanaan kegiatan inti yang telah dilaksanakan adalah dengan siswa menyiapkan bacaan yang mereka bawa. Siswa dengan dibimbing guru menyebutkan kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya materi yang belum dipahami. Dilanjutkan dengan memberi kesempatan siswa untuk membaca selama 5 8 menit wacana singkat yang telah dibawa. Elaborasi Setelah selesai membaca bacaan yang mereka baca siswa diajak memainkan talking stick. Peraturannya yaitu siswa yang memegang tongkat akan maju kedepan dan membacakan cerita singkat tentang bacaan yang telah mereka bawa. Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada siswa paling depan dan memutar tongkat tersebut kebelakang. Guru mengiringi siswa dengan lagu Tokecang saat tongkat tersebut bergulir. Diakhir lagu atau ditengah tengah lagu guru memotong lagu tersebut dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus maju membacakan cerita singkat wacana yang telah mereka bawa dan guru memberi pertanyaan tentang pokok pokok isi bacaan yang mereka bawa, begitu seterusnya dalam kegiatan tersebut siswa banyak yang membawa cerita pendek yang mereka sukai dari majalah Bobo seperti bacaan yang berjudul Kerbau dan Kambing, Pemerah Susu dan Embernya, Anjing dan Bayangannya dan lain lain. Setelah permainan selesai siswa diminta menuliskan ringkasan bacaan yang mereka bawa. Konfirmasi Pada bagian ini beberapa siswa yang belum mendapatkan giliran membacakan hasil ringkasan wacana yang mereka buat. Guru memberikan penguatan langkah langkah pembuatan ringkasan. Siswa juga diberi kesempatan bertanya materi yang belum dipahami. 3) Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan dilanjutkan dengan pengumpulan hasil ringkasan bacaan mereka masing - masing.

37 3. Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dari siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 April 2013. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah mengadakan tes formatif tentang meringkas isi bacaan. Materi tes yang digunakan telah disesuaikan dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai serta berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 1) Kegiatan Awal Guru memeriksa kesiapan dan mengabsen siswa dan menyampaikan bahwa hari ini akan diadakan tes. Guru mengingatkan kembali langkah langkah membuat ringkasan bacaan atau buku 2) Kegiatan Inti Eksplorasi Pada kegiatan ini siswa secara bergantian menjawab pertanyaan guru tentang langkah langkah membuat ringkasan bacaan atau buku. Elaborasi Masing masing siswa dibagikan hasil ringkasan pertemuan sebelumnya. Siswa bersama guru mengoreksi dan melengkapi ringkasan yang salah dan belumlengkap. Konfirmasi Siswa diberi kesempatan untuk bertanya materi yang belum dipahami. 3) Kegiatan Penutup Siswa diberi lembar tes formatif setelah mengerjakan tes siswa dan guru mengoreksi jawaban tes bersama-sama. Siswa menilai hasil tes sesuai petunjuk guru. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM mendapat tugas perbaikan, sedangkan siswa yang sudah tuntas mendapat tugas pengayaan 4.3.2.3 Pengamatan Selama siklus II berlangsung, pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan pembelajaran yang disajikan di kelas. Hal tersebut diamati berdasarkan lembar penerapan metode pembelajaran talking stick yang sudah disiapkan peneliti. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

38 Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran metode pembelajaran talking stick. Hal ini terlihat dari lembar observasi metode pembelajaran talking stick. 4.3.2.4 Hasil Tindakan Siklus II Hasil belajar siswa diperoleh setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Pada akhir pertemuan ketiga, siswa mengerjakan tes formatif (ulangan harian) terkait dengan materi yang sudah disampaikan guru. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran bahasa Indonesia di SDN 02 Sendangrejo sebesar 64. Pada siklus ini 30 siswa sudah mencapai KKM. Tabel hasil belajar siklus II pada halaman berikut ini akan menunjukkan nilai dan kategori ketuntasan siswa. Tabel 4. 5 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Nilai Tindakan Siklus 1 Jumlah siswa Keterangan 55-60 6 Belum tuntas 70 80 20 tuntas 85 90 8 Tuntas 95-100 2 Tuntas Jumlah 36 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 55 Berdasarkan pada tabel Hasil Belajar siswa Siklus II, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 100. Sedangkan nilai terendah 55. Persentase ketuntasan belajar sebesar 83,33%. Sebanyak 30 siswa telah mencapai KKM. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa terlihat pula dalam tabel yang disajikan di bawah ini

39 Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II No Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 <64 Belum tuntas 6 16,67% 2 64 Tuntas 30 83,33% Jumlah 36 100% Dari tabel tersebut dapat diketahui sebanyak 30 orang siswa atau 83,33% siswa sudah mencapai KKM yakni 64 dan 6 orang siswa atau 16,67 % belum mencapai KKM. Diagram berikut menampilkan persentase ketuntasan siswa pada siklus II. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II 16,67% 83.33 % Tuntas Belum Tuntas Diagram 4.4 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Hasil belajar yang diperoleh setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II selama 3 pertemuan mengalami peningkatan dari hasil belajar yang didapat siswa pada siklus I. Hasil belajar yang dimaksud, disajikan dalam tabel berikut.

40 Tabel 4.7 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Persentase Ketuntasan 72,22% 83,33% Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yakni sebesar 72,22% menjadi 83,33%. Berikut ini diagram batang yang menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. 86% 84% 82% 80% 78% 76% 74% 72% 70% 68% 66% Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Diagram 4.5 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II 4.3.2.5 Refleksi Dalam refleksi yang dilaksanakan diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran di kelas, peneliti dan guru kelas mendapatkan hasil yang telah memenuhi indikator kinerja. Hal ini dapat dilihat dari setelah dilaksanaan tes formatif siklus II yang menunjukkan bahwa sebanyak 30 siswa telah mencapai ketuntasan. Atau Persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh yaitu sebesar 83,33%.

41 Berdasarkan pada indikator kinerja, persentase ketuntasan variabel dependen (terikat) sudah menunjukkan keberhasilan tindakan. Guru dan peneliti melakukan kesepakatan tentang akhir dari tindakan perbaikan pembelajaran. Siklus yang dilaksanakan sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka tidak diadakan siklus selanjutnya. 4.4 Analisis Data Rekapitulasi Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II Hasil belajar siswa dari sebelum tindakan, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Berikut ini merupakan rekapitulasi data hasil belajar siswa sebelum tindakan, siklus I dan siklus II pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SDN 02 Sendangrejo. Hasil belajar pada kondisi awal diperoleh dari observasi pada hasil Ujian Akhir Sekolah (UAS) semester 1 tahun ajaran 2012/2013. Setelah dilaksanakannya siklus I dan siklus II siswa mengalami peningkatan. Berikut ini tabel perbandingan hasil belajar siswa dari kondisi awal (pra siklus), siklus I dan siklus II. Kategori Nilai* Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Kondisi Awal (Pra Siklus) Siklus I Siklus II Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Tuntas (<64) 17 47,22% 20 72,22% 30 83,33% Belum Tuntas ( 64) 19 52,78% 16 27,78% 6 16,67% *Kriteria Ketuntasan Minimal = 64 Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dibuat oleh peneliti telah terjawab yaitu dengan meningkat hasil belajar dari pra siklus, siklus I sampai siklus II. Tabel berikut menunjukkan ketuntasan hasil belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

42 Tabel 4.9 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Persentase Ketuntasan Kondisi Awal (Pra Siklus) Siklus I Siklus II 47,72% 72,32% 83,33% Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dari kondisi awal, dan setelah dilaksanakannya siklus I dan II. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal sebesar 47,22% sedangkan pada siklus I 72,22%. Di akhir pembelajaran siklus II, diperoleh peningkatan pada ketuntasan hasil belajar siswa yakni sebanyak 83,33% siswa telah mencapai KKM. Untuk memperjelas peningkatan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia dapat juga dilihat diagram batang berikut. 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II Diagram 4.6 Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

43 4.5 Penerapan Metode talking stick Dalam penelitian ini, guru kelas V telah melaksanakan metode pembelajaran talking stick sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan sebelumnya. peneliti mengobservasi pelaksanaa metodel tersebut. Berikut ini tabel rekapitulasi lembar observasi penerapan metode talking stick selama siklus I pertemuan I dan II, serta siklus II pertemuan I. Tabel 4.10 Rekapitulasi Penerapan Metode Talking Stick No Tahap Indikator (Aspek observasi) Siklus I Siklus II I II I II 1 Kegiatan 1. Guru menyiapkan tongkat awal 2. Guru memeriksa kesiapan siswa 3. Guru mengabsen siswa 4. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran 2 Kegiatan inti 5. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi. 6. Siswa membaca/ mempelajari materi 7. Siswa dibacakan aturan permainan. 8.Siswa menggulirkan tongkat 9. Siswa bernyanyi / guru mengiringi dengan musik 10.Siswa diberi pertanyaan tentang materi yang dipelajari 11. Siswa bersama guru mengoreksi jawaban 3 Kegiatan penutup 12. Kesimpulan 13. Penutup 14. siswa diberi pekerjaan rumah TOTAL 27 27 PERSENTASE 96,43% 96,43% - -

44 Berdasarkan pada tabel di atas, pelaksanaan metode pembelajaran talking stick pada siklus I dan siklus II belum terlaksana 100%. Ini dikarenakan peniadaan pekerjaan rumah pada akhir pertemuan yakni untuk persiapan siswa dalam tes formatif di pertemuan ketiga. Namun, langkah langkah pokok pada tahapan yang lain sudah dilaksanakan seperti Siswa membaca/ mempelajari materi secara mandiri sehingga siswa lebih memahami dan mengkonstrusksi pengetahuan mereka sendiri. Siswa dibacakan aturan permainan.ini bertujuan agar siswa benar benar mengetahui dan melaksanakan permainan talking stick yaitu dengsn menggulirkan tongkat ke temannya yang lain dan berhenti menggulirkan tongkat jika iringan lagu atau musik berhenti. Siswa bernyanyi atau guru mengiringi dengan musik hal ini untuk menciptakan pembelajaran yang menyengkan dan tidak membosan kan sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Memberikan pertanyaan tentang materi yang dipelajari ini untuk menguji kes sejauh mana mereka mengetahui materi yang mereka pelajari secara mandiri langkah langkah tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 4.6 Pembahasan dan Implikasi Berdasarkan pada paparan hasil belajar terhadap siswa kelas V SDN 02 Sendangrejo pada mata pelajaran bahasa Indonesia tahun ajaran 2012/2013 diketahui bahwa terjadi peningkatan dari kondisi awal siswa hingga akhir siklus II. Peningkatan tersebut terlihat pada saat siswa aktif memberikan jawaban terhadap pertanyaan dari guru, mengemukakan pendapat, berani menceritakan apa yang mereka baca. Siswa juga terlihat senang dengan pembelajaran yang dirancang peneliti karena selama pembelajaran belangsung siswa menyanyikan lagu maupun diiringi oleh guru. Hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan dari pelaksanaan siklus I dan II juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Darlia (2010) dan Septiyani (2011) yang menyimpulkan bahwa metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, peneliti meringkas peningkatan yang terjadi selama siklus berlangsung. Persentase hasil

45 belajar pra sikus sebesar 47,72% meningkat pada siklus I yakni menjadi 72,22%. Pada akhir siklus II hasil belajar siswa naik menjadi 83,33% Penerapan metode talking stick berhasil meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 02 Sendangrejo kecamatan Ngaringan, kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012/2013. Implikasi praktis yang terjadi setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yakni guru menemukan alternatif penggunaan metode pembelajaran yang inovatif untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Selain itu, pengetahuan dan keterampilan mengajar guru berkembang menjadi lebih baik. Guru juga dapat menerapkan tindakan perbaikan pembelajaran sebagai usaha meningkatkan profesionalisme kerja. Bagi siswa adalah menumbuhkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar, meningkatkan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia serta membantu siswa menguasai materi pembelajaran secara mandiri.